Anda di halaman 1dari 29

Ari Putriani

Lafkespri.org
Regulatory Framework

▪ Undang-undang RI no 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran


▪ Undang-undang RI no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
▪ Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
▪ Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang PPI
▪ Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasyankes
▪ Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 tahun 2022 tentang Standar
Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Tranfusi
Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi
HEALTHCARE IS NOT SAFE
Harus menjaga mutu layanan untuk menunjang Keselamatan Pasien
To Err is human : Building a safer health system

USA: 98.000 kematian karena medical error


> 1 juta orang cedera karena medical error

Kesalahan Pengobatan adalah penyebab utama


cedera dan bahaya yang dapat dihindari dalam system
pelayanan Kesehatan, secara global biaya yang terkait
dengan kesalahan pengobatan diperkirakan mencapai
USD 42 Miliar/tahun.

Infeksi terkait perawatan Kesehatan terjadi pada 7-10


dari setiap 100 pasien yang dirawat fasilitas
Kesehatan.

Praktek suntikan yang tidak aman dalam tatanan


pelayanan kesehatan dapat menularkan infeksi,
termasuk HIV, HBV, HCV, dan menimbulkan bahaya
langsung bagi pasien dan petugas kesehatan, sekitar
9,2 juta kehidupan yang hilang karena cacat dan
kematian di seluruh dunia (Disability Adjusted Life
Years DALYs)
7 Standar Keselamatan Pasien

1. Hak Pasien
Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD
2. Mendidik Pasien dan Keluarga
Fasyankes harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawabnya dalam asuhan pasien
3. Keselamatan Pasien dalam Kesinambungan Pelayanan
Fasyankes harus menjamin kesinambungan pelayanan dan koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan
4. Penggunaan Metode Peningkatan Kinerja Untuk Melakukan Evaluasi dan
Program Peningkatan Keselamatan Pasien
Fasyankes harus mendisain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif terjadinya KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja dan keselamatan pasien
7 Standar Keselamatan Pasien

5. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien

• Pimpinan menetapkan PJ/tim Keselamatan Pasien


• Pimpinan menjamin adanya regulasi dan kegiatan yang proaktif dan reaktif
dalam lingkup keselamatan pasien:
• Apakah regulasinya jelas?
• Apakah protokolnya jelas?
• Apakah semua terlibat?
• Apakah ada mekanisme pelaporan?
• Pimpinan menjamin adanya regulasi penanganan kasus sentinel
• Pimpinan mendukung dengan sumber daya yang mencukupi
• Pimpinan menjamin adanya sasaran yang terukur
7 Standar Keselamatan Pasien

6. Mendidik Staf tentang Keselamatan Pasien


• Fasyankes memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi terkait jabatan
dan tupoksi staf dengan keselamatan pasien secara jelas.
• Fasyankes menyelenggarakan diklat berkelanjutan untuk meningkatkan dan
memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin
dalam pelayanan pasien.
• Fasyankes memfasilitasi PJ/tim Keselamatan Pasien untuk menyusun FMEA,
RCA dan pelaporan IKP

7. Komunikasi Merupakan Kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan


Pasien
Fasyankes harus mrencanakan dan mendesain manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan internal maupun eksternal.
Bagaimana Mewujudkan Keselamatan Pasien?

1. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien : menciptakan


kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
2. Memimpin dan mendukung staf : membangun komitmen dan fokus yang
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien
3. mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko : mengembangkan sistem
dan proses pengelolaan risiko serta melakukan identifikasi dan kajian hal
yang potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan : pastikan staf dapat dengan mudah
melaporkan kejadian/insiden, serta mekanisme pelaporan eksternal.
5. Melibatkan dan komunikasi dengan pasien : kembangkan cara-cara
komunikasi terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien : dorong
staf untuk melakukan investigasi, RCA untuk belajar bagaimana, mengapa
untuk mendapatkan solusi dari masalah yang timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi Keselamatan Pasien: gunakan
informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk memperbaiki sistem
pelayanan Kesehatan.
• Sentinel : kejadian yang tidak diinginkan yang
menyebabkan kematian atau cedera
permanen, atau cedera berat yang temporer
Insiden dan membutuhkan intervensi untuk
Keselamatan mempertahankan kehidupan, baik fisik maupun
Pasien psikis yang tidak terkait dengan perjalanan
penyakit atau keadaan pasien.
• KTD : Kejadian Tidak Diinginkan
• KNC : Kejadian Nyaris Cedera
• KTC : Kejadian Tidak Cedera
• KPCS : Kejadian Potensial Cedera Signifikan
Alur Pelaporan
IKP
RISIKO RENDAH RISIKO SEDANG RISIKO TINGGI DILAKUKAN RCA RISIKO EKSTRIM,
INVESTIGASI PALING LAMBAT DILAKUKAN PALING LAMBAT 45 HARI Dilakukan rca paling lambat 45
PALING LAMBAT 1 INVESTIGASI SEDERHANA DALAM Perlu Tindakan segera, dilaporkan hari.Perlu tindakan segera,
MINGGU WAKTU PALING LAMBAT 2 MINGGU kepada top manajer dilaponrka kepada Kepala
PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO
Sudah terjadi IKP Belum terjadi/
kemungkinan terjadi
Lakukan severity assessment
Sumber Daya (5M+E)
Probabilitas Dampak

GRADING

RCA
Laporan Insiden → RCA

Bukan mencari siapa yang salah, tetapi :


1. Apa yang terjadi?
2. Mengapa hal tersebut terjadi?
3. Bagaimana kejadiannya?
4. Bagaimana penaganan kejadian tersebut?
5. Seberapa sering kejadian tersebut terjadi?
6. Bagaimana mencegah agar tidak terjadi lagi?
Keselamatan Pasien

Melindungi dari:
• Komplikasi • Biaya perawatan ↗
• Kesalahan (error)
• Perpanjangan pemulihan • Kredibilitas fasyankes ↘
• Cedera (injury)
• Meninggal • Tuntutan hukum
• Kecelakaan (accident)
• Infeksi (infection)

Penyebab tersering :
1. Masalah komunikasi
2. Informasi yang tidak adekuat
3. Kesalahan manusia
4. Permasalahan terkait pasien
5. Pendidikan dan Pelatihan
6. Pola ketenagaan
7. Kesalahan tehnis
8. Regulasi yang tidak adekuat
Kapasitas memori yang
terbatas
Memperbaiki Faktor Manusia :
Diperparah dengan:
1. Jangan mengandalkan
Kelelahan
memori
Faktor yang Stress 2. Upayakan agar segala
menyebabkan Lapar sesuatu tampak
terjadinya Penyakit 3. Review dan sederhanakan
proses
kesalahan Bahasa atau faktor budaya
4. Standarisasi proses dan
Perilaku yang tidak aman prosedur yang biasa
dilakukan
5. Gunakan ceklisit secara
Jangan lupa :
rutin
lapar 6. Kurangi ketergantungan
Marah Error pada kewaspadaan
Terlambat
Lelah
Tips Menjaga Keselamatan Pasien

1. Jika melihat hal yang potensial 6. Berilah perhatian khusus pada


tidak aman, benahi saat itu juga. pasien berisiko tinggi
2. Jika hal tersebut dirasa masih 7. Lakukanlah review pada hasil
kurang tepat, mintalah bantuan. pemeriksaan yang telah diorder
3. Jika tidak tahu apa yang sebelum pasien pulang
seharusnya dikerjakan, 8. Lakukanlah review pada semua
bertanyalah. informasi yang relevan terkait
4. Sebelum prosedur pemberian pasien.
obat, tindakan, pengambilan darah, 9. Gunakanlah pendekatan
lakukan cek apakah sudah benar komunikasi yang terstruktur,
pasien , benar dosis, tidak ada seperti SBAR
alergi, cek identitas pasien terlebih 10.Dengarkanlah pasien dan ajak
dahulu berpartisipasi dalam keselamatan
5. Berilah kepercayaan pada pasien pasien
dan keluarganya
KESIMPULAN

1. Untuk mewujudkan Keselamatan pasien, maka fasyankes harus terus


meningkatkan mutu pelayanan.

2. Pemahaman tentang penyebab kesalahan, dapat mengurangi kesalahan


dan dampak terhadap keselamatan pasien.

3. Membangun sistem yang terstruktur dapat meminimalisasi kesalahan

4. Memperbaiki komunikasi dapat memperkecil error.

5. Sasaran keselamatan pasien adalah upaya-upaya meminimalisasi


kesalahan terkait keselamatan pasien
THANK YOU

Lafkespri.org

Anda mungkin juga menyukai