Teori Imunitas
jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan
lemak
pada otot mengakibatkan efek negatif.
f. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan fasia
mengalami penuaan elastisitas.
2. Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi
Perubahan sistem kardiovaskuler dan respirasi mencakup:
a. Sistem kardiovaskuler
Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami hipertropi dan kemampuan
peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan
penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa nudedan jaringan konduksi berubah
menjadi jaringan ikat.
b. Sistem respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru tetap,
tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang
rugi paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago
dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dankemampuan
peregangan toraks berkurang.
c. Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi
sebagai kemunduran fungsi yang nyata :
1) Kehilangan gigi,
2) Indra pengecap menurun,
3) Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun),
4) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
d. Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi yang
mengalami kemunduran, contohnya lajufiltrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh
ginjal.
e. Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang progresif
pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan
kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. f. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary dan uterus.
Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi
spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
3. Perubahan Kognitif
1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
2) IQ (Intellegent Quocient)
3) Kemampuan Belajar (Learning)
4) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6) Pengambilan Keputusan (Decission Making)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi
2.5 Faktor-Faktor Perubahan Proses Menua
Faktor-faktor perubahan proses menua dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal pada perubahan proses menua.
1. Faktor internal
Pengaruh faktor-faktor internal seperti terjadinya penurunan anatomik, fisiologik
dan perubahan psikososial pada proses menua makin besar, penurunan ini akan
menyebabkan lebih mudah timbulnya penyakit dimana batas antara penurunan
tersebut dengan penyakit seringkali tidak begitu nyata. Penurunan anatomik dan
fisiologik dapat meliputi sistem saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan,
metabolisme, ekskresi, musculoskeletal serta kondisi psikososial.
Kondisi psikososial itu sendiri meliputi perubahan kepribadian yang menjadi
faktor predisposisi yaitu gangguan memori, cemas, gangguan tidur, perasaan
kurang percaya diri, merasa diri menjadi beban orang lain, merasa rendah diri,
putus asa dan dukungan sosial yang kurang. Faktor sosial meliputi perceraian,
kematian, berkabung, kemiskinan, berkurangnya interaksi sosial dalam kelompok
lansia mempengaruhi terjadinya depresi. Respon perilaku seseorang mempunyai
hubungan dengan kontrol sosial yang berkaitan dengan kesehatan. Frekuensi
kontak sosial dan tingginya integrasi dan keterikatan sosial dapat mengurangi atau
memperberat efek stress pada hipotalamus dan sistim saraf pusat. Hubungan
sosial ini dapat
mengurangi kerusakan otak dan efek penuaan. Makin banyaknya jumlah jaringan
sosial padausialanjut mempunyai hubungan dengan fungsi kognitifatau
mengurangi rata-rata penurunan kognitif 39%.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh pada percepatan proses menua antara lain gaya
hidup, faktor lingkungan dan pekerjaan. Gaya hidup yang mempercepat proses
penuaan adalah jarang beraktifitas fisik, perokok, kurang tidur dan nutrisi yang
tidak teratur. Hal tersebut dapat diatasi dengan strategi pencegahan yang
diterapkan secara individual pada usia lanjut yaitudengan menghentikan merokok.
Serta faktor lingkungan, dimana lansia manjalani kehidupannya merupakan faktor
yang secara langsung dapat berpengaruh pada proses menua karena penurunan
kemampuan
3.1 Kesimpulan
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan.
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia
permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses
menurunya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh.
Teori penuaan secara umummenurut Lilik Ma'rifatul (2011)dapat dibedakan
menjadidua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial. Teori biologis
mencoba untuk
menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktur,
pengembangan,
panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk
perubahan
molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk
berfungsi
secara adekuat dan melawan penyakit.
Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku
yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada
kerusakan anatomis. Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan sosiologis atau
nonfisik dikombinasikan dengan perubahan psikologis.
Faktor-faktor perubahan proses menua dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal pada perubahan proses menua.
2.2 Saran
Semoga makalah ini, menjadi sumber referensi, baik acuan sebagai pembelajan,
maupun sebagai pedoman dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan kepada
lanjut usia.