Skala
No Jenis Variabel Definisi Operasional
Nilai 0 Nilai 4 Nilai 7 Nilai 10
11 Pelaksanaan proses identifikasi, evaluasi, Tidak melakukan Melakukan identifikasi Melakukan identifikasi Melakukan identifikasi
manajemen risiko di pengendalian dan meminimalkan proses manajemen risiko, tidak ada upaya risiko, ada upaya risiko, ada upaya
Puskesmas risiko di Puskesms risiko dan tidak ada pencegahan dan pencegahan dan pencegahan dan
dokumen register penanganan risiko, penanganan risiko, ada penanganan risiko, ada
risiko tidak ada dokumen dokumen register risiko dokumen register risiko
register risiko tidak lengkap lengkap
12 Pengelolaan Pengelolaan pengaduan meliputi tidak ada media Media dan data tidak Media dan data ata Media dan data ada,
Pengaduan menyediakan media pengaduan, pengaduan, data lengkap, ada analisa , lengkap,analisa analisa lengkap dengan
Pelanggan mencatat pengaduan (dari Kotak ada, analisa lengkap rencana tindak sebagian ada , rencana rencana tindak lanjut,
saran, sms, email, wa, telpon dengan rencana lanjut , tindak lanjut tindak lanjut, tindak tindak lanjut dan
dll), melakukan analisa, tindak lanjut, tindak dan evaluasi belum lanjut dan evaluasi evaluasi
membuat rencana tindak lanjut, lanjut dan evaluasi ada belum ada .
tindak lanjut dan evaluasi
13 Survei Kepuasan Survei Kepuasan adalah kegiatan Tidak ada data Data tidak Data lengkap,analisa Data ada, analisa
Masyarakat yang dilakukan untuk lengkap,analisa , sebagian ada , rencana lengkap dengan rencana
mengetahui kepuasan rencana tindak lanjut, tindak lanjut, tindak tindak lanjut, tindak
masyarakat terhadap tindak lanjut dan lanjut dan evaluasi lanjut dan evaluasi serta
kegiatan/pelayanan yang telah evaluasi serta serta publikasi belum telah dipublikasikan
dilakukan Puskesmas publikasi belum ada ada
14 Audit internal Pemantauan mutu layanan Tidak dilakukan Dilakukan, dokumen Dilakukan, dokumen Dilakukan, dokumen
sepanjang tahun, meliputi audit audit internal lengkap, tidak ada lengkap, ada analisa, lengkap, ada analisa,
input, proses (PDCA) dan output analisa, rencana rencana tindak lanjut, rencana tindak lanjut,
pelayanan, ada jadwal selama tindak lanjut, tindak tidak ada tindak lanjut tindak lanjut dan
setahun, instrumen, hasil dan lanjut dan evaluasi dan evaluasi evaluasi
laporan audit internal
15 Rapat Tinjauan Rapat Tinjauan Manajemen Tidak ada RTM, Dilakukan 1 kali Dilakukan 2 kali Dilakukan > 2 kali
Manajemen (RTM) dilakukan minimal dokumen dan setahun, dokumen setahun, ada notulen, setahun, ada notulen,
2x/tahun untuk meninjau kinerja rencana notulen, daftar hadir daftar hadir, ada daftar hadir, analisa,
sistem manajemen mutu, dan pelaksanaan lengkap, ada analisa, analisa, rencana tindak rencana tindak lanjut
kinerja pelayanan/ upaya kegiatan perbaikan rencana tindak lanjut lanjut (perbaikan/peningkatan
Puskesmas untuk memastikan dan peningkatan (perbaikan/peningkata (perbaikan/peningkata mutu), tindak lanjut dan
kelanjutan, kesesuaian, mutu n mutu),belum ada n mutu), tindak lanjut evaluasi
kecukupan, dan efektifitas tindak lanjut dan dan belum dilakukan
sistem manajemen mutu dan evaluasi evaluasi
sistem pelayanan, menghasilkan
luaran rencana perbaikan serta
16 Penyajian/updating peningkatan mutu data dan
Penyajian/updating Tidak ada data dan Kelengkapan data Kelengkapan data75% Lengkap pencatatan
data dan informasi informasi tentang : capaian pelaporan 50% dan pelaporan, benar
program (PKP), KS, hasil survei
SMD, IKM,data dasar, data
kematian ibu dan anak, status
gizi , Kesehatan lingkungan,
SPM, Pemantauan Standar
1.2. Manajemen Peralatan dan Sarana Prasarana
1 Kelengkapan dan Nilai data kumulatif SPA >60 % Nilai data kumulatif Nilai data kumulatif Nilai data kumulatif Nilai data kumulatif SPA
Updating data dan >50% berdasarkan data SPA < 60 % dan SPA <60 % dan SPA >60 % dan >60 % dan
Aplikasi Sarana, ASPAK yang telah diupdate kelengkapan alat kelengkapan alat kelengkapan alat kelengkapan alat
Prasarana, Alat secara berkala ( minimal 2 kali kesehatan <50 % kesehatan <50 % kesehatan <50 % kesehatan > 50%
Kesehatan (ASPAK) dalam setahun, tgl 30 Juni dan dan data ASPAK berdasarkan data berdasarkan data berdasarkan data
31 Desember tahun berjalan ) belum diupdate dan ASPAK yang sudah ASPAK yang sudah ASPAK yang sudah
dan telah divalidasi Dinkes divalidasi Dinkes diupdate dan diupdate dan divalidasi diupdate dan divalidasi
Kab/Kota. Kab/Kota divalidasi Dinkes Dinkes Kab/Kota Dinkes Kab/Kota
Kab/Kota
2 Analisis data ASPAK Analisis data ASPAK berisi Tidak ada analisis Ada analisis data, Ada analisis data SPA , Ada analisis data
dan rencana tindak ketersediaan Sarana , Prasarana data rencana tindak lanjut, rencana tindak lanjut, lengkap dengan rencana
lanjut dan alkes (SPA) di masing- tindak lanjut dan tidak ada tindak lanjut tindak lanjut, tindak
masing ruangan dan kebutuhan evaluasi belum ada dan evaluasi lanjut dan evaluasi
SPA yang belum
terpenuhi.Tindak lanjut berisi
upaya yang akan dilakukan
3 Pemeliharaan Pemeliharaan prasarana Tidak ada jadwal Ada jadwal Ada jadwal Ada jadwal
prasarana terjadwal serta dilakukan, pemeliharaan pemeliharaan dan pemeliharaan dan pemeliharaan dan
Puskesmas dilengkapi dengan jadwal dan prasarana dan tidak tidak dilakukan dilakukan dilakukan pemeliharaan.
bukti pelaksanaan dilakukan pemeliharaan pemeliharaan. Tidak Ada bukti pelaksanaan.
pemeliharaan ada bukti pelaksanaan.
4 Kalibrasi alat Kalibrasi alkes dilakukan sesuai Tidak ada jadwal Ada jadwal kalibrasi Ada jadwal kalibrasi Ada jadwal kalibrasi dan
kesehatan dengan daftar peralatan yang kalibrasi dan tidak dan tidak dilakukan dan dilakukan dilakukan kalibrasi Ada
perlu dikalibrasi, ada jadwal, dan dilakukan kalibrasi kalibrasi kalibrasiTidak ada bukti bukti pelaksanaan.
bukti pelaksanaan kalibrasi. pelaksanaan.
5 Perbaikan dan Perbaikan dan pemeliharaan Tidak ada jadwal Ada jadwal Ada jadwal Ada jadwal
pemeliharaan peralatan medis dan non medis pemeliharaan pemeliharaan dan pemeliharaan dan pemeliharaan dan
peralatan medis dan terjadwal dan sudah dilakukan peralatan dan tidak tidak dilakukan dilakukan dilakukan pemeliharaan.
non medis yang dibuktikan dengan adanya dilakukan pemeliharaan pemeliharaan. Tidak Ada bukti pelaksanaan.
jadwal dan bukti pelaksanaan pemeliharaan ada bukti pelaksanaan.
1.5 SK, uraian tugas Surat Keputusan Penanggung Tidak ada SK Ada SK Penanggung Ada SK Penanggung Ada SK Penanggung
pokok (tanggung Jawab dengan uraian tugas tentang SO dan Jawab dan uraian Jawab dan uraian Jawab dan uraian tugas
jawab dan pokok dan tugas integrasi uraian tugas tugas 50% karyawan tugas 75% karyawan seluruh karyawan
wewenang ) serta jabatan karyawan
uraian tugas
integrasi
3 Data kepegawaian Data kepegawaian meliputi Tidak ada data Data tidak lengkap, Data lengkap,analisa Data lengkap, analisa
dokumentasi tidak ada analisa , sebagian ada , rencana lengkap dengan rencana
STR/SIP/SIPP/SIB/SIK/SIPA dan rencana tindak lanjut, tindak lanjut, tindak tindak lanjut, tindak
hasil pengembangan SDM tindak lanjut dan lanjut dan evaluasi lanjut dan evaluasi
(sertifikat,Pelatihan, seminar, evaluasi belum ada
workshop, dll),analisa
pemenuhan standar jumlah dan
kompetensi SDM di Puskesmas,
rencana tindak lanjut, tindak
lanjut dan evaluasi nya
1.5. Manajemen Pelayanan Kefarmasian (Pengelolaan obat, vaksin, reagen dan bahan habis pakai)
1. SOP Pelayanan SOP pengelolaan sediaan farmasi Tidak ada SOP Ada SOP, tidak Ada SOP, lengkap Ada SOP, lengkap, ada
Kefarmasian (perencanaan, permintaan/ lengkap dokumentasi
pengadaan, penerimaan, pelaksanaan SOP.
penyimpanan, distribusi, Dokumen pelaksanaan :
pencatatan dan pelaporan, dll) (perencanaan (RKO),
dan pelayanan farmasi klinik permintaan/
(Pengkajian Dan Pelayanan pengadaan(LPLPO/SP),
Resep , penyiapan obat, penerimaan( BAST),
penyerahan obat, pemberian penyimpanan(kartu
informasi obat, konseling, stok), distribusi(LPLPO
evaluasi penggunaan obat unit/SBBK), pencatatan
(EPO), Visite pemantauan terapi dan pelaporan( LPLPO,
obat (PTO) khusus untuk Ketersediaan 40 item
Puskesmas rawat inap , obat dan 5 item vaksin,
pengelolan obat emergensi dll) laporan narkotika
psikotropika) dan
pelayanan farmasi klinik
(Pengkajian Dan
Pelayanan Resep
(skrining resep),
penyiapan obat,
penyerahan obat,
pemberian informasi
obat ( lembar
pemberian informasi
obat), konseling( form
konseling), evaluasi
penggunaan obat (EPO)
2. Sarana Prasarana Sarana prasarana yang Tidak ada sarana Ada sarana prasarana, Ada sarana prasarana, Ada sarana prasarana,
Pelayanan terstandar dalam pengelolaan prasarana tidak lengkap sesuai lengkap sesuai lengkap sesuai
Kefarmasian sediaan farmasi (adanya pallet, kebutuhan kebutuhan kebutuhan, penggunaan
rak obat, lemari obat, lemari sesuai SOP (kondisi
narkotika psikotropika, lemari es terawat, bersih)
untuk menyimpan obat, APAR,
pengatur suhu,
thermohigrometer, kartu stok)
dan sarana pendukung farmasi
klinik ( alat peracikan obat,
perkamen, etiket)
3. Data dan informasi Data dan informasi terkait Tidak ada Data tidak lengkap, Data lengkap, terarsip Data ada, terarsip
Pelayanan pengelolaan sediaan farmasi data/dokumen tidak ada dokumen dengan baik, tidak ada dengan baik, analisa
Kefarmasian (pencatatan kartu stok/sistem hasil pelaksanaan, analisa, tidak ada lengkap dengan rencana
informasi data stok obat, laporan Monitoring evaluasi, tindak lanjut dan tindak lanjut dan
narkotika/psikotropika, LPLPO, tidak terarsip dengan evaluasi evaluasi
laporan ketersediaan obat) baik, rencana tindak
maupun pelayanan farmasi klinik lanjut dan evaluasi
(dokumentasi Verifikasi Resep, belum ada
PIO, Konseling, EPO, PTO, Visite
(khusus untuk puskesmas rawat
inap) , MESO, laporan POR,
kesesuaian obat dengan Fornas)
secara lengkap, rutin dan tepat
waktu,serta adanya Dokumen
kegiatan UKM mulai dari
perencanaan (Rencana Usulan
Kegiatan dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan), Hasil
pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi kegiatan gema cermat
Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKM Esensial Puskesmas
3. Pondok Pesantren (Ponpes)Pondok Pesantren yang dikaji/dilaksanakan survey PHBS tatanan Jumlah Pondok Pesantren yang dikaji PHBS dibagi 70%
Pondok Pesantren di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu jumlah Ponpes dikali 100%
tahun. Pelaksanaan pengkajian pada masa pandemi dengan
memperhatikan protokol kesehatan
2.1.1.2.Tatanan Sehat
1. Rumah Tangga Sehat Rumah Tangga (minimal yang dikaji adalah 20% dari Total Rumah Jumlah Rumah Tangga yang memenuhi 10 indikator 55%
yang memenuhi 10 Tangga) yang memenuhi 10 indikator PHBS rumah tangga (persalinan PHBS rumah tangga dibagi jumlah sasaran rumah
indikator PHBS ditolong oleh nakes, bayi diberi ASI eksklusif, menimbang bayi/balita, tangga yang dikaji dikali 100%
menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah, makan
buah dan sayur tiap hari, aktivitas fisik tiap hari, tidak merokok) di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
2. Institusi Pendidikan yang Institusi Pendidikan (minimal yang dikaji adalah 50% dari institusi Jumlah Institusi Pendidikan yang memenuhi 7- 9 74%
memenuhi 7 - 9 indikator pendidikan yang ada ) yang memenuhi 7 -9 indikator PHBS Institusi Indikator PHBS Institusi Pendidikan dibagi jumlah
PHBS (klasifikasi IV) Pendidikan (mencuci tangan dengan air yang mengalir & sasaran Institusi Pendidikan yang dikaji dikali 100%
menggunakan sabun, menggunakan jamban bersih dan sehat,
menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak, melakukan
desinfektan ruang belajar, melakukan cek suhu, membawa peralatan
pribadi dan bekal makan sendiri, pengaturan sirkulasi udara,
memberantas jentik, tidak merokok di sekolah, mengukur BB dan TB
tiap 6 (enam) bulan sekali, membuang sampah pada tempatnya) di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
3. Pondok Pesantren yang Pondok Pesantren (minimal yang dikaji adalah 70 % dari Ponpes yang Jumlah Ponpes yang memenuhi 13 - 15 indikator PHBS 50%
memenuhi 13-15 ada) yang memenuhi 13 - 15 indikator PHBS Pondok Pesantren Ponpes dibagi jumlah Pondok Pesantren yang dikaji
indikator PHBS Pondok (kebersihan perorangan, penggunaan air minum dan air bersih, dikali 100%
Pesantren (Klasifikasi IV) kebersihan tempat wudhu, menggunakan kamar mandi dan jamban Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada
sehat, kebersihan asrama, kebersihan ruang belajar, kebersihan Ponpes
halaman, tempat penampungan air dan barang bekas bebas jentik,
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, pemanfaatan Poskestren
dan sarana yankes, tidak merokok, mengetahui informasi kesehatan
prioritas, menjadi peserta dana sehat, membuang sampah di tempat
sampah, kebersihan dapur) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu satu tahun.
2.1.1.3.Intervensi/ Penyuluhan
1. Kegiatan intervensi pada Kelompok RT di Posyandu Balita yang telah diintervensi minimal 4 kali Jumlah kegiatan penyuluhan kelompok /bentuk 100%
Kelompok Rumah Tangga per Posyandu terkait 10 indikator PHBS bisa dengan penyuluhan intervensi lain terkait 10 indikator PHBS pada rumah
kelompok langsung atau memberikan informasi kesehatan melalui WA tangga melalui Posyandu Balita yang ada di wilayah
grub dan atau bentuk intervensi lain (dengan metode apapun) oleh Puskesmas selama 1 tahun dibagi (4 kali jumlah
petugas Puskemas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu posyandu Balita yang ada di wilayah kerja puskesmas)
tahun dikali 100 %
2. Kegiatan intervensi pada Institusi Pendidikan (SD / MI ; SLTP / MTs, SLTA/MA ) yang telah Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk intervensi lain 100%
Institusi Pendidikan diintervensi minimal 2 kali per institusi pendidikan baik dengan pada institusi pendidikan yang dikaji PHBS selama 1
penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya (dengan metode tahun dibagi (2 kali jumlah institusi pendidikan yang
apapun) oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada dikaji PHBS) dikali 100 %
kurun waktu satu tahun
3. Kegiatan intervensi pada Pondok Pesantren yang telah diintervensi minimal 2 kali tiap ponpes Jumlah kegiatan penyuluhan/bentuk intervensi lain 100%
Pondok Pesantren baik dengan penyuluhan kelompok langsung atau memberikan pada pondok pesantren yang dikaji PHBS selama 1
informasi kesehatan melalui WA grub dan atau bentuk intervensi tahun dibagi (2 kali jumlah pondok pesantren yang
lainnya ( dengan metode apapun ) oleh petugas Puskesmas di wilayah dikaji PHBS) dikali 100 %
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
2.1.1.4.Pengembangan UKBM
1. Posyandu Balita PURI Posyandu Balita yang berstrata Purnama dan Mandiri di wilayah kerja Jumlah Posyandu Balita Purnama dan Mandiri dibagi 76%
(Purnama Mandiri) Puskesmas dalam waktu 1 tahun jumlah Posyandu Balita dikali 100%
2. Poskesdes/ Poskeskel Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, Purnama dan Mandiri di Jumlah Poskesdes/Poskeskel yang berstrata Madya, 78%
Aktif wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun Purnama dan Mandiri dibagi jumlah
Poskesdes/Poskeskel yang ada dikali 100%
3. Pembinaan Pembinaan Desa/Kelurahan Siaga oleh petugas Puskesmas minimal 2 Jumlah Desa/Kelurahan Siaga yang dibina 2 kali per 100%
Desa/Kelurahan Siaga (dua) kali dalam satu tahun di wilayah kerja Puskesmas tahun dibagi jumlah total desa/Kelurahan Siaga dikali
Aktif 100 %
2. Sarana Air Minum (SAM) yang Sarana Air Minum (SAM) dimana hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan Jumlah SAM yang di IKL dengan hasil rendah dan 90%
telah di IKL (IKL) secara teknis dalam kategori resiko rendah dan sedang, sedang dibagi jumlah SAM yang di IKL dikali 100 %
sehingga aman untuk dipakai kebutuhan sehari-hari (termasuk untuk
kebutuhan makan dan minum) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3. Sarana Air Minum (SAM) yang Sarana Air Minum (SAM) yang beresiko rendah dan sedang di uji Jumlah SAM yang di uji kualitas airnya dibagi jumlah 72%
diperiksa kualitas airnya kualitas airnya (laboratorium/sanitarian kit) di wilayah kerja SAM resiko rendah dan sedang dikali 100%
Puskesmas selama kurun waktu tertentu
4. Sarana Air Minum (SAM) yang Sarana Air Minum (SAM) yang sudah diuji kualitas secara fisik, kimia, Jumlah SAM yang uji kulitas airnya memenuhi syarat 15%
memenuhi syarat dan mikrobiologi (laboratorium/sanitarian kit) memenuhi syarat dibagi jumlah SAM yang diuji kualitas airnya
kesehatan
2.1.2.2.Penyehatan Tempat Pengelolaan Pangan (TPP)
1. Pembinaan Tempat Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Tempat Jumlah TPP yang di IKL dibagi jumlah TPP yang ada 68%
Pengelolaan Pangan (TPP) Pengelolaan Makanan (TPP) dengan sasaran: dikali 100 %
1. Jasa Boga / Katering (Gol A, B, dan C)
2. Restoran
3. DAM (Depot Air Minum)
4. TPP Tertentu (Makanan yang tahan hingga 7 hari)
5. Rumah Makan (Gol A1 dan A2)
6. Penyediaan Makanan Keliling Tempat Tidak Tetap (Gerai Pangan
Jajanan Keliling Gol A1, A2, dan B)
7. Restoran dan Penyediaan Makanan Keliling Lainnya (Sentra Pangan
Jajanan/Kantin, Gerai Pangan Jajanan, dan Dapur Gerai Pangan
Jajanan) pada kurun waktu tertentu
2. TPP yang memenuhi syarat TPP yang dari segi fisik (sanitasi), penjamah, kualitas makanan Jumlah TPP yang memenuhi syarat kesehatan dibagi 55%
kesehatan memenuhi syarat tidak berpotensi menimbulkan kontaminasi atau jumlah TPP yang dibina dikali 100 %
dampak negatif kesehatan, dengan bukti hasil Inspeksi Kesehatan
Lingkungan (IKL) yang memenuhi syarat kesehatan selama di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap sarana pasien PBL yang Jumlah IKL sarana pasien PBL yang dikonseling dibagi 20%
PBL telah dikonseling dengan jumlah pasien yang dikonseling dikali 100%
3. Intervensi terhadap pasien PBL Pasien PBL menindaklanjuti hasil inspeksi Jumlah pasien PBL yang menindaklanjuti hasil inspeksi 40%
yang di IKL dibagi jumlah pasien PBL yang di IKL dikali 100%
1. Desa/kelurahan yang Stop Desa/Kelurahan yang masyarakatnya sudah tidak ada yang Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah Stop Buang Air 90%
Buang Air Besar Sembarangan berperilaku buang air besar di sembarangan tempat tetapi sudah Besar Sembarangan (SBS) dibagi jumlah
(SBS) buang air besar di tempat yang terpusat/jamban sehat pada kurun desa/kelurahan yang ada dikali 100 %
waktu tertentu.
2. Desa/ Kelurahan Implementasi Desa/Kelurahan yang : Jumlah Desa/Kelurahan implementasi STBM 5 Pilar 30%
STBM 5 Pilar 1. Minimal ada intervensi pemicuan 5 Pilar STBM; dibagi jumlah desa/kelurahan yang ada dikali 100%
2. Ada Natural Leader terlatih 5 Pilar STBM;
3. Ada rencana aksi kegiatan menuju 5 Pilar STBM.
3. Desa/ Kelurahan ber STBM 5 Desa/Kelurahan yang masyarakatnya : Jumlah Desa/ Kelurahan STBM 5 Pilar dibagi jumlah 15%
Pilar 1. Pilar pertama/ Stop BABS 100%; Desa/ Kelurahan yang ada dikali 100 %
2. Keempat pilar lainnya (cuci tangan pakai sabun, Mengelola air
minum dan makanan yang aman, Mengelola sampah dengan benar,
Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman) telah mencapai
50% dari total KK.
dan dibuktikan dengan Berita Acara Verifikasi
2 Pelayanan Persalinan oleh Adalah Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan yang 100%
tenaga kesehatan di fasilitas standar di fasilitas pelayanan kesehatan kompeten di fasilitas pelayanan kesehatan dibagi
kesehatan (Pf) -SPM jumlah sasaran ibu bersalin dikali 100%
3 Pelayanan Nifas oleh tenaga Adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam Jumlah ibu nifas yang memperoleh 4 kali pelayanan 92%
kesehatan (KF) sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan, dengan nifas sesuai standar dibagi sasaran ibu bersalin dikali
distribusi waktu; 1 kali pada 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7 hari, 1 kali 100%
pada 8 - 28 hari dan 1 kali pada 29 - 42 hari
4 Penanganan komplikasi Adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun Jumlah ibu hamil,bersalin dan nifas dengan komplikasi 80%
kebidanan (PK) tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif
bersalin dan nifas oleh tenaga kesehatan yang mempunyai (sampai selesai) dibagi 20% sasaran ibu hamil dikali
kompetensiabortus, antara lain: perdarahan, Pre eklamsi/ eklamsi, 100%
persalinan macet, infeksi, abortus, malaria, HIV/AIDS, Sifilis, Hepatitis,
TB, hipertensi, diabetes melitus, anemia gizi besi dan Kurang Energi
Kronis (KEK)
5 Ibu hamil yang diperiksa HIV Adalah Ibu hamil diperiksa Human Imuno Deficiency Virus (HIV) Jumlah ibu hamil yang diperiksa HIV dibagi ibu hamil 95%
K1 dikali 100 %
2. Pelayanan Kesehatan Neonatus Neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh pelayanan kesehatan Jumlah neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh 100%
0 - 28 hari (KN lengkap) -SPM sesuai standar paling sedikit 3 (tiga) kali dengan distribusi waktu : minimal 3 kali pelayanan sesuai standar dibagi sasaran
lahir hidup dikali 100%
1 (satu) kali pada 6 – 48 jam setelah lahir;
1 (satu) kali pada hari ke 3 – 7;
1 (satu) kali pada hari ke 8 – 28
3. Penanganan komplikasi Neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan sesuai Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat 80%
neonatus standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan penanganan sesuai standar dibagi 15% sasaran lahir
dasar dan rujukan tertentu.Neonatal dengan komplikasi adalah hidup kali 100%
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan dan/kematian, dan neonatus dengan komplikasi
meliputi trauma lahir, asfiksia, ikterus, hipotermi,Tetanus Neonatorum,
sepsis, Bayi Berat Badan Lahir (BBLR) kurang dari 2500 gr, kelainan
kongenital, sindrom gangguan pernafasan maupun termasuk
klasifikasi kuning dan merah pada MTBM .
4. Pelayanan kesehatan bayi 29 Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna sesuai standar minimal 4 Jumlah bayi usia 29 hari- 11 bulan yang telah 92%
hari - 11 bulan (empat) kali yaitu 1 (satu) kali pada umur 29 hari – 2 bulan; 1 (satu) memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai standar
kali pada umur 3-5 bulan, 1 (satu) kali pada umur 6-8 bulan dan dibagi sasaran bayi dikali 100%
1( satu) kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar dan telah lulus KN
lengkap pada kurun waktu tertentu. Pelayanan kesehatan tersebut
meliputi , pemberian Vitamin A 1 (satu) kali, imunisasi dasar lengkap,
SDIDTK 4 kali bila sakit di MTBS.
5. Pelayanan kesehatan remaja Remaja usia 10 – 18 tahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan Jumlah remaja usia 10 - 18 tahun yang mendapat 100%
remaja berupa skrining kesehatan sesuai standar, Komunikasi, pelayanan kesehatan remaja berupa skrining
Informasi dan Edukasi (KIE) , konseling dan pelayanan medis di kesehatan sesuai standar, KIE, konseling dan
wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun . pelayanan medis di wilayah kerja tertentu dalam
Skrining kesehatan sesuai standar meliputi : kurun waktu satu tahun dibagi jumlah semua remaja
a. pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut, usia 10 - 18 tahun di wilayah kerja tertentu dalam
b. pengukuran tekanan darah, kurun waktu tahun yang sama dikali 100%
c. anamnesis perilaku berisiko.
2. Peserta KB baru Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan Jumlah peserta KB baru dibagi jumlah PUS dikali 100% 10%
metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah
melahirkan, atau pasca istirahat minimal 3 (tiga) bulan pada kurun
waktu tertentu .
3. Akseptor KB Drop Out Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi (drop out) Jumlah peserta KB aktif yang drop out dibagi jumlah < 10 %
dalam 1 (satu) tahun kalender diwilayah kerja Puskesmas pada kurun KB aktif dikali 100% Jumlah peserta KB yang drop out
waktu tertentu .Kasus drop out tidak termasuk mereka yang ganti dibagi jumlah peserta KB aktif dikali 100 %.
cara.
Catatan untuk kinerja Puskesmas :
< 10% = 100%;
10 - 12,5% = 75%;
>12,5-15% =50%;
>15 -17,5% =25%
>17,5% = 0%
4. Peserta KB mengalami Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan dan Jumlah peserta KB yang mengalami komplikasi dibagi < 3 ,5 %
komplikasi mengarah pada keadaan patologis sebagai akibat dari proses jumlah KB aktif dikali 100% .
tindakan/ pemberian/ pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan
seperti perdarahan, infeksi/ abses, flour albus patologis, perforasi,
translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat, perubahan Catatan untuk kinerja Puskesmas:
Hemoglobin, edikalipusi. Komplikasi yang terjadi dalam periode 1 < 3,5% = 100%;
(satu) tahun kalender dihitung 1 (satu) kali serta dihitung per metode 3,5 - 4,5% = 75%;
(IUD, implant, suntik, pil, MOP dan MOW) di wilayah kerja Puskesmas > 4,5-7,5% = 50%;
pada kurun waktu tertentu > 7,5 -10% = 25%
> 10% = 0%
5. PUS dengan 4 T ber KB PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria “4T” yaitu : 1) berusia Jumlah PUS 4T ber KB dibagi jumlah PUS dengan 4T 80%
kurang dari 20 tahun; dikali 100 %
2) berusia lebih 35 tahun;
3) telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau
4) jarak kelahiran antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2
tahun.
1. Sekolah setingkat SD/MI/SDLB Sekolah setingkat SD/MI/SDLB yang mendapatkan pemeriksaan Jumlah sekolah setingkat SD/ MI/ SDLB yang 100%
yang melaksanakan penjaringan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun melaksanakan pemeriksaan penjaringan kesehatan di
pemeriksaan penjaringan waktu satu tahun ajaran pendidikan (contoh: data PKP 2020 wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu satu tahun
kesehatan menggunakan data Juli 2019 sd Juni 2020) ajaran pendidikan dibagi jumlah seluruh sekolah
setingkat SD/MI/ SDLB di wilayah kerja tertentu dalam
kurun waktu satu tahun ajaran pendidikan yang sama
dikali 100%
6. KB pasca persalinan Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah jumlah ibu paska persalinan ber KB dibagi Jumlah 60%
melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). sasaran ibu bersalin x 100%
7. CPW dilayanan kespro catin calon pengantin perempuan yang telah mendapat pelayanan Jumlah calon pengantin perempuan yang telah 65%
kesehatan reproduksi calon pengantin di Puskesmas dalam kurun mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon
waktu 1 tahun pengantin, dibagi jumlah calon pengantin perempuan
yang terdaftar di KUA/lembaga agama lain di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun dikali
100%
2.1.4.Pelayanan Gizi
1. Pemberian kapsul vitamin A Bayi umur 6 - 11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A berwarna Jumlah balita 6 - 59 bulan yang mendapat kapsul Vit. A 89%
dosis tinggi pada balita (6-59 biru dengan kandungan vitamin A sebesar 100.000 Satuan di bagi Jumlah balita 6 - 59 bulan di kali 100 %.
bulan ) Internasional (SI) dan anak umur 12 sampai 59 bulan yang mendapat
kapsul vitamin A berwarna merah dengan kandungan vitamin A
sebesar 200.000 SI .
2 Pemberian 90 tablet Besi pada Ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) jumlah ibu hamil yang mendapat minimal 90 Tablet 83%
ibu hamil sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi Tambah darah di bagi Jumlah ibu hamil yang ada di
elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah kali 100 %.
minimal 90 tablet selama masa kehamilan .
3 Pemberian Tablet Tambah Remaja perempuan berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SMP/SMA Jumlah remaja putri mendapat TTD di bagi Jumlah 56%
Darah pada Remaja Putri atau sederajat mendapat Tablet tambah darah (TTD) seminggu sekali seluruh remaja puteri 12-18 tahun di sekolah di kali
yang sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi 100 %.
elemental dan 0,4 mg asam folat .
2 Pemberian makanan Ibu hamil dengan risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang di Jumlah ibu hamil KEK yang mendapat makanan 80%
tambahan pada ibu hamil tandai dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 tambahan di bagi Jumlah sasaran ibu hamil KEK yang
Kurang Energi Kronik (KEK ) cm. Yang mendapat makanan tambahan asupan zat gizi di luar ada di kali 100 % .
makanan utama.
3 Balita gizi buruk mendapat Anak usia 0 - 59 bulan yang memiliki tanda klinis gizi buruk dan atau Jumlah gizi buruk pada bayi 0-5 bulan + balita 6 - 59 88%
perawatan sesuai standar indeks Berat Badan menurut panjang Badan (BB/Pb) atau Berat badan bulan yang mendapat perawatan di bagi Jumlah
tatalaksana gizi buruk menurut Tinggi badan (BB/TB) dengan nilai Z-score kurang dari -3 SD seluruh gizi buruk pada balita 0-59 bulan di kali 100
atau LILA <11,5 cm pada balita usia 6 - 59 bulan yang di hrawat inap %.
maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat
sesuai dengan tata laksana gizi buruk .
4 Pemberian Proses Asuhan Gizi proses asuhan gizi pada (bayi,balita,remaja,bumil,busui, lansia ) jumlah kasus yang di tangani (12 kasus ) di bagi 12 dokumen
di Puskesmas (sesuai buku yang mempunyai masalah gizi seperti : pemantauan jumlah dokumen yang di buat (12 dokumen ) ( 100 % )
pedoman asuhan gizi tahun pertumbuhan,status gizi dan PTM serta PMBA
2018 warna kuning )
2. Balita ditimbang yang naik Anak yang berusia 0 bulan sampai 59 bulan yang memiliki grafik Jumlah balita naik berat badannya (N) di bagi Jumlah 86%
berat badannya (N/D) berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan seluruh balita yang di timbang (D ) di kali 100 %
pada bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya sesuai standar.
3 Balita stunting ( pendek dan Anak umur 0 - 59 bulan dengan kategori status gizi berdasarkan Jumlah balita pendek di bagi Jumlah balita yang diukur 16.00%
sangat pendek ) indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan panjang /tinggi badan di kali 100 % .
menurut Umur (TB/U) memiliki Z-score kurang dari -2SD
4 Bayi usia 6 (enam) bulan Bayi yang sampai usia 6 bulan yang hanya diberi ASI saja tanpa Jumlah bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif di 50%
mendapat ASI Eksklusif makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral sejak lahir. bagi jumlah bayi usia 6 bulan di kali 100 %
5 Bayi yang baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD ) adalah Proses menyusu di mulai segera Jumlah bayi baru lahir hidup yang mendapat IMD di 66%
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bagi Jumlah seluruh bayi baru lahir hidup di kali 100 %
bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan berlangsung minimal 1
(satu) jam .
3 Pelaksanaan kegiatan Layanan LROA aktif bila melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 kegiatan LRO, yaitu Layanan kegiatan LROA secara terus menerus dalam 100%
Rehidrasi Oral Aktif (LROA) 3 bulan dengan periode pelaporan per tribulan.
1. Layanan konseling rehidrasi diare/promosi upaya rehidrasi oral dan Dalam 1 tribulan, laporan bulanan harus ada dan
pemberian Zinc lengkap` Kalau dalam 1 tribulan hanya ada laporan 1
2. Tata laksana diare bulan, maka dianggap tidak ada LROA.
3. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan Kalau dalam 1 tahun hanya lapor tribulan 4 saja,
upaya pencegahan dan penanggulangannya 4. Pemberian dianggap kinerja mencapai 25%. (Yang dihitung
pelayanan penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang adalah jumlah layanan)
5.Observasi penderita diare dengan
dehidrasi ringan sampai sedang paling sedikit 3 ( tiga) jam
6.Mengajarkan cara penyiapan oralit dan berapa
banyak oralit yang harus diminum kepada orang tua/pengasuh/
keluarganya
2. Tatalaksana bu Hamil dengan Semua ibu hamil dengan Hepatitis B Reaktif dirujuk ke Rumah Sakit Jumlah ibu hamil dengan HBsAg Reaktif dirujuk dalam 100%
Hepatitis B Reaktiif yang mampu tatalaksana Hepatitis B dalam kurun waktu tertentu kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah total ibu
hamil dengan HBsAg Reaktif dalam kurun waktu yang
sama dikali 100%
2 Penderita kasus pneumonia Kasus Pneumonia balita yang ditemukan dan diberikan pengobatan Jumlah kasus balitaTarget balitayang
Pnemonia = 4,45 % pengobatan
diberi x jml balita 70%
yang diobati sesuai standart antibiotik di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu. antibiotik dibagi seluruh kasus pneumonia pada balita
yang berkunjung ke fasyankes di kali 100%
2.1.5.4.Kusta
1. Pemeriksaan kontak dari kasus Pemeriksaan kontak serumah dan tetangga sejumlah lebih kurang 10 Jumlah kontak dari kasus Kusta baru yang diperiksa lebih dari 80%
Kusta baru (sepuluh) rumah disekitar penderita Kusta baru yang diperiksa. dalam 1 (satu) tahun dibagi jumlah kontak dari kasus
Dengan asumsi jumlah kontak yang ada disekitar penderita sejumlah Kusta baru seluruhnya dikali 100%
25 (dua puluh lima) orang di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
2. RFT penderita Kusta Release From Treatment (RFT) bila penderita baru tipe PB 1 (satu) Jumlah penderita baru PB 1 (satu) tahun sebelumnya lebih dari 90%
tahun sebelumnya dan tipe MB 2 (dua) tahun sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun sebelumnya yang menyelesaikan
menyelesaikan pengobatan tepat waktu di wilayah kerja Puskesmas pengobatan dibagi jumlah penderita baru PB 1 (satu)
pada kurun waktu tertentu tahun sebelumnya dan MB 2 (dua) tahun sebelumnya
yang seharusnya menyelesaikan pengobatan dikali
100%,
3 Proporsi tenaga kesehatan Prosentase tenaga kesehatan yang ada telah tersosialisasi Program Jumlah tenaga kesehatan telah mendapat sosialisasi lebih dari 95%
Kusta tersosialisasi P2 Kusta dari seluruh tenaga kesehatan yang ada kusta dibagi jumlah seluruh tenaga kesehatan dikali
100%
4. Kader Posyandu yang telah Kader Posyandu yang telah tersosialisasi Program P2 Kusta terutama Jumlah kader Posyandu telah mendapat sosialisasi lebih dari 95%
mendapat sosialisasi kusta untuk membantu penemuan suspek kusta di wilayah kerja Puskesmas kusta dibagi jumlah seluruh kader Posyandu dikali
pada kurun waktu tertentu 100%
5. SD/ MI telah dilakukan SD/ MI yang telah dilakukan screening Kusta pada kurun waktu Jumlah SD / MI telah dilakukan screening Kusta dibagi 100%
screening Kusta tertentu jumlah seluruh SD / MI dikali 100%
2.1.5.5.TBC
1. Kasus TBC yang ditemukan Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku dan Jumlah kasus TBC yang ditemukan, diobati secara baku LIHAT LAMPIRAN
dan diobati dilaporkan dan dilaporkan dibagi jumlah kasus TBC yang (BERDASARKAN
ditemukan dan diobati dikali 100%. SURAT DIR P2PM
DITJEN P2P
KEMENKES RI
TANGGAL 28
FEBRUARI 2023
NOMOR :
PM.01.01/C.III/2004
/2023 PERIHAL:
SURAT
PEMBERITAHUAN
2. Persentase Pelayanan orang Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang terduga TBC Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan 100%
terduga TBC mendapatkan meliputi : pelayanan TBC sesuai standar di fasyankes dalam
pelayanan TBC sesuai standar 1. Pemeriksaan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali setahun, kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah target orang
(Standar Pelayanan Minimal ke adalah pemeriksaan gejala seseorang dengan batuk lebih dari 2 terduga TBC yang ada di wilayah kerja pada kurun
11) minggu disertai dengan gejala dan tanda lainnya waktu satu tahun yang sama dikali 100% (Jumlah
orang terduga TBC yang ada di wilayah kerja pada
2. Pemeriksaan penunjang , adalah pemeriksaan dahak dan/atau kurun waktu satu tahun ditentukan oleh Dinas
bakteriologis dan/atau radiologis Kesehatan Kab/Kota masing-masing)
3. Edukasi perilaku beresiko dan pencegahan penularan
4. Melakukan rujukan jika diperlukan
5. Edukasi Etika Batuk
3. Angka Keberhasilan Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap dari Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan >90%
pengobatan kasus TBC semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan, berdasarkan lengkap dibagi jumlah semua kasus TBC yang diobati,
(Success Rate/SR) data kohort 1 tahun sebelumnya dicatat dan dilaporkan dikali 100%
4 Persentase pasien TBC Jumlah pasien TBC yang dilakukan investigasi kontak dari semua Jumlah TBC yang dilakukan investigasi kontak dibagi >90%
dilakukan Investigasi Kontak pasien TBC yang diobati, dicatat dan dilaporkan jumlah semua pasien TBC yang diobati, dicatat dan
dilaporkan dikali 100%
2. Penderita DBD ditangani Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan berdasarkan Jumlah kasus DBD yang ditangani sesuai standar 100%
kriteria World Health Organization (WHO) dan ditangani sesuai standar Tatalaksana Pengobatan DBD dibagi dengan jumlah
Tatalaksana Pengobatan DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun seluruh DBD yang terlaporkan di wilayah Puskesmas
waktu tertentu dikali 100%
Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada
kasus
3. PE kasus DBD Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi kegiatan pemeriksaan jentik, Jumlah kasus DBD yang dilakukan PE dibagi jumlah 100%
pencarian kasus DBD yang lain serta menentukan tindakan seluruh kasus DBD di wilayah Puskesmas dikali 100%.
penanggulangan fokus selanjutnya. yang dilakukan terhadap setiap
kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu Catatan: tidak dihitung sebagai pembagi bila tidak ada
kasus DBD
2.1.5.8. Malaria
1. Penderita Malaria yang Kasus klinis malaria yang diperiksa Sediaan Darah (SD) nya secara Jumlah kasus klinis Malaria yang diperiksa SD nya 100%
dilakukan pemeriksaan SD laboratorium di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu secara laboratorium dibagi jumlah suspect kasus
Malaria dikali 100%
2. Penderita positif Malaria yang Penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, yang Jumlah penderita Malaria yang mendapat pengobatan 100%
diobati sesuai pengobatan dalam sediaan darahnya terdapat Plasmodium baik Plasmodium ACT sesuai jenis Plasmodium dibagi jumlah kasus
standar Falciparum, Vivax atau campuran yang mendapat pengobatan Malaria dikali 100 %
standart ((Artesunat Combination Therapi (ACT)/DHP dan primaquin)
dengan dosis pengobatan sesuai jenis Plasmodium di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
3. Penderita positif Malaria yang Kasus malaria yang dilakukan follow up pengobatannya pada hari ke Jumlah kasus malaria yang telah dilakukan follow up 100%
di follow up 3, 7, 14 dan 28 sampai hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif di pengobatannya pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 sampai
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu hasil pemeriksaan laboratoriumnya negatif dibagi
jumlah kasus malaria dikali 100 %
2.1.5.9. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies
1. Cuci luka terhadap kasus Kasus gigitan HPR (Hewan Penular Rabies) yang dilakukan cuci luka di Jumlah kasus gigitan HPR yang dilakukan cuci luka 100%
gigitan HPR wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah kasus gigitan HPR dikali 100 %
2. Vaksinasi terhadap kasus Kasus gigitan HPR terindikasi yang mendapatkan vaksinasi di wilayah Jumlah kasus gigitan HPR terindikasi yang 100%
gigitan HPR yang berindikasi kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu mendapatkan vaksinasi dibagi jumlah kasus gigitan
HPR terindikasi dikali 100%
2.1.5.10. Pelayanan Imunisasi
1. Persentase bayi usia Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi 100%
0-11 bulan yang dasar lengkap meliputi 1 dosis Hepatitis B pada usia 0-7 dasar lengkap yang terdiri dari: satu dosis Imunisasi
mendapat Imunisasi hari, 1 dosis BCG, 4 dosis Polio tetes (bOPV), 1 dosis Polio Hepatitis B, satu dosis imunisasi BCG, empat dosis
Dasar Lengkap (IDL) suntik (IPV), 3 dosis DPT-HB-Hib, serta 1 dosis Campak imunisasi Polio oral, satu dosis imunisasi IPV, tiga dosis
Rubela (MR) di satu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun imunisasi DPT-HB-Hib, dan satu dosis imunisasi
Campak Rubella dalam kurun waktu satu tahun dibagi
95% jumlah bayi yang diperkirakan hidup usia 0-11
bulan (Surviving Infant ) selama kurun waktu yang
sama, dikali 100.
2. UCI desa Jumlah desa yang tercapai UCI (Universal Child Immunization) Jumlah Desa UCI dibagi jumlah Desa di wilayah 100%
adalah suatu desa/kelurahan telah tercapai minimal 80 % bayi yang Puskesmas dikali 100 %
ada di desa tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah
kerja Puskesmas selama kurun waktu 1 tahun.
3. Persentase bayi usia 0-11 Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi 100%
bulan yang mendapat antigen dasar antigen baru, meliputi imunisasi PCV dan imunisasi dasar PCV dosis terakhir dalam kurun waktu satu
baru rotavirus sesuai dosis jenis vaksin yang digunakan dalam tahun, dan jumlah bayi usia 0-11 bulan yang mendapat
kurun waktu 1 tahun imunisasi dasar rotavirus dosis
terakhir dalam kurun waktu satu tahun, dibagi 80%
jumlah bayi yang diperkirakan hidup usia 0-11 bulan
(Surviving Infant)
dalam kurun waktu yang sama dikali 100
4. Persentase anak usia 12-24 Persentase anak usia 12-24 bulan yang sudah mendapat imunisasi Jumlah anak usia 12-24 bulan yang mendapat 100%
bulan yang mendapat lanjutan baduta (bayi usia di bawah 2 tahun) meliputi 1 dosis imunisasi lanjutan baduta (bayi usia di bawah 2 tahun)
imunisasi lanjutan baduta imunisasi DPT-HB-HiB serta 1 dosis imunisasi Campak Rubela di satu meliputi 1 dosis imunisasi DPT HB-HiB serta 1 dosis
wilayah dalam kurun waktu 1 tahun imunisasi Campak Rubela di satu wilayah dalam
kurun waktu 1 tahun, dibagi 90% jumlah anak usia 18-
24 bulan (Surviving Infant tahun lalu ) dalam kurun
waktu yang sama, dikali 100
5. Persentase anak yang Persentase anak usia kelas 6 Sekolah Dasar (SD)/MI/sederajat yang Jumlah anak usia kelas 6 SD yang mendapat imunisasi 80%
mendapatkan imunisasi sudah mendapat imunisasi lanjutan lengkap meliputi: 1 dosis imunisasi lanjutan lengkap yaitu: satu dosis imunisasi DT, satu
lanjutan lengkap di usia Difteri Tetanus (DT), 1 dosis imunisasi Campak Rubela (MR), 2 dosis dosis imunisasi MR, dua dosis Td dalam kurun waktu
sekolah dasar imunisasi Td di satu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun satu tahun dibagi jumlah anak usia kelas 6
SD/MI/Sederajat selama kurun waktu yang sama dikali
100
6. Persentase wanita usia subur TT2+ : Ibu hamil yang telah mempunyai status T2 sampai dengan T5. Jumlah ibu hamil yang sudah memiliki status imunisasi 80%
yang memiliki status imunisasi Persentase ibu hamil yang sudah memiliki status imunisasi T2+ di satu T2+ (berdasarkan hasil skrining maupun pemberian
T2+ wilayah dalam kurun waktu 1 tahun selama masa kehamilan) dalam kurun waktu
satutahun, dibagi jumlah ibu hamil
selama kurun waktu yang sama, dikali 100
7. Pemantauan suhu, VVM, serta Pencatatan suhu, Kondisi Vial Vaccine Monitor (VVM) (A/B/C/D) serta Jumlah bulan pemantauan (grafik) suhu lemari es pagi 100%
Alarm Dingin pada lemari es Kondisi alarm dingin (V) dengan freeze tag/ freeze alert/ fride tag 2 di dan sore tiap hari (lengkap harinya,VVM dan alarm
penyimpan vaksin lemari es penyimpanan vaksin 2 (dua) kali sehari pagi dan siang pada dingin) dibagi jumlah bulan dalam setahun (12) dikali
buku grafik suhu di Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun 100 %
8. Ketersediaan buku catatan stok Ketersediaan buku catatan stok vaksin sesuai jumlah vaksin dan Jumlah buku stok vaksin dan pelarut yg telah diisi 100%
vaksin sesuai dengan jumlah pelarut serta terisi lengkap sesuai penerimaan dan pengeluarannya lengkap dibagi 12 bulan dikali 100 %
vaksin program imunisasi serta ditunjukkan dengan pengisian buku stok vaksin di wilayah kerja
pelarutnya Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun
9. Laporan KIPI Zero reporting / Laporan zero reporting KIPI / KIPI ( Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) Jumlah laporan KIPI non serius dibagi jumlah laporan 90%
KIPI Non serius non serius yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada kurun 12 bulan dikali 100 %
waktu 1 tahun
2.1.5.11.Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)
1. Laporan STP yang tepat waktu Laporan STP (SurveilansTerpadu Penyakit) yang tepat waktu sampai Jumlah laporan STP tepat waktu (Ketepatan waktu) >80%
dengan tanggal 5 ( lima) setiap bulan. dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %
2. Kelengkapan laporan STP Laporan STP yang lengkap 12 ( dua belas) bulan di wilayah kerja Jumlah laporan STP yang lengkap (kelengkapan > 90%
Puskesmas pada kurun waktu tertentu laporan) dibagi jumlah laporan (12 bulan) dikali 100 %
3. Laporan MR01 tepat waktu Laporan MR01 (Campak) yang tepat waktu setiap minggu Jumlah laporan MR01 tepat waktu dibagi jumlah >80%
laporan (12 bulan) dikali 100 %
4. Kelengkapan laporan MR01 Laporan MR01 yang lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada kurun Jumlah laporan MR01 lengkap dibagi jumlah laporan > 90%
waktu tertentu (12 bulan) dikali 100 %
5. Ketepatan Laporan W2 (format Laporan W2 (KLB/Wabah Mingguan) dari unit pelapor (Puskesmas, Jumlah laporan W2 (format SKDR) yang masuk dari >80%
SKDR) Rumah Sakit) yang masuk dengan tepat waktu kedalam sistem unit pelapor puskesmas, rumah sakit) secara tepat
(SKDR) pada hari senin atau selasa pada minggu epidemiologi waktu dibagi jumlah unit pelapor (puskesmas, rumah
berikutnya. Minggu epidemiologi adalah dimulai dari hari senin - sakit dikali 100 %
minggu
6. Kelengkapan laporan W2 Laporan W2 yang lengkap (52 minggu)di wilayah kerja Puskesmas Jumlah laporan W2 (format SKDR) yang masuk dari > 90 %
(format SKDR) pada kurun waktu tertentu unit pelapor puskesmas, rumah sakit) dibagi jumlah
laporan yang harus masuk dari unit pelapor
(puskesmas, rumah sakit dikali 100 %
7. Persentase Jumlah Alert direspon ≥ 80% Jumlah Alert yang direspons ≥ 80% dibagi jumlah > 90 %
Alert yang dibandingkan dengan seluruh Alert di Puskesmas dalam kurun waktu seluruh alert di Puskesmas dalam kurun waktu tertentu
direspon peringatan ini tertentu dikali 100%
KLB/Wabah (alert systems)
minimal 80% di Puskesmas
8. Desa/ Kelurahan yang Desa/ Kelurahan yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB dan 100%
mengalami KLB ditanggulangi laporan Wabah (W1) nya diselidiki dan ditanggulangi dalam waktu ditanggulangi dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh
dalam waktu kurang dari 24 kurang dari 24 (dua puluh empat) jam oleh Puskesmas dan atau empat) jam dibagi jumlah desa/kelurahan yang
(dua puluh empat) jam Kabupaten/Kota dan atau Provinsi. mengalami KLB dikali 100 %
2.1.5.12.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
1 Fasyankes yang ada di wilayah Semua sarana atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan Jumlah fasyankes (RS, Puskesmas, klinik) yang ada di 100%
Puskesmas melaksanakan KTR upaya pelayanan kesehatan, yang ada di wilayah Puskesmas wilayah Puskesmas melaksanakan KTR dibagi jumlah
melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (100% bebas asap fasyankes (RS, Puskesmas, klinik) di wilayah
rokok), yaitu Puskesmas dikali 100%
1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung
3. Tidak tercium bau Rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
2 Sekolah yang ada di wilayah Semua sekolah yang ada di wilayah Puskesmas melaksanakan Jumlah sekolah yang ada di wilayah Puskesmas 100%
Puskesmas melaksanakan KTR Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (100% bebas asap rokok), yaitu melaksanakan KTR dibagi jumlah sekolah di wilayah
Puskesmas dikali 100% (SD, SMP, SMA dan yang
1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung sederajat)
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung
3. Tidak tercium bau rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
3 Tempat Anak Bermain yang Semua tempat atau arena yang diperuntukkan untuk kegiatan anak- Jumlah Tempat Anak Bermain (PAUD, TK, taman kota) 100%
ada di wilayah Puskesmas anak baik yang ada di ruangan terbuka ataupun tertutup, yang ada di yang ada di wilayah Puskesmas melaksanakan KTR
melaksanakan KTR wilayah Puskesmas melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dibagi jumlah Taman Bermain Anak (PAUD, TK, Taman
(100% bebas asap rokok), yaitu Kota) di wilayah Puskesmas dikali 100%
1. Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung
2. Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung
3. Tidak tercium bau rokok
4. Tidak ditemukan puntung rokok
5. Tidak ditemukan penjualan rokok
6. Tidak ditemukan asbak atau korek api
7. Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok
8. Ada tanda dilarang merokok
4 Persentase merokok penduduk Jumlah penduduk usia 10-18 tahun yang merokok diwilayah kerja Jumlah penduduk usia 10-18 tahun yang merokok < 8,8 %
usia 10 - 18 tahun puskesmas diwilayah kerja puskesmas dibagi jumlah penduduk
usia 10-18 tahun di wilayah puskesmas dikali 100%
5 Puskesmas menyelenggarakan Puskesmas yang menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Merokok Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan layanan 100%
layanan Upaya Berhenti (UBM) dengan minimal terdapat 1 (satu) klien yang berkunjung setiap Upaya Berhenti Merokok (UBM) dibagi jumlah
Merokok (UBM) bulan puskesmas di wilayah puskesmas dikali 100%
6 Pelayanan Kesehatan Usia Skrining yang dilakukan minimal sekali setahun untuk penyakit Jumlah orang usia 15 - 59 tahun di puskesmas yang 100%
Produktif menular dan penyakit tidak menular meliputi : mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut dalam kurun waktu satu tahun dibagi jumlah orang
b. Pengukuran tekanan darah usia 15 - 59 tahun di wilayah kerja puskesmas dalam
c. Pemeriksaan gula darah kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%
d. Anamnesa perilaku beresiko
Keterangan : wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau
mempunyai riwayat berhubungan seksual berisiko dilakukan
pemeriksaan SADANIS dan cek IVA
(Standar Pelayanan Minimal Ke 6)
7 Deteksi Dini Penyakit Deteksi Dini penyakit Hipertensi yang dilakukan dengan pemeriksaan Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun yang 70%
Hipertensi tekanan darah minimal sekali setahun diperiksa tekanan darah dibagi Jumlah sasaran
penduduk usia ≥ 15 tahun
di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama dikali 100%
8 Deteksi Dini Obesitas Deteksi Dini Obesitas yang dilakukan dengan pemeriksaan 70%
IMT/Lingkar perut minimal sekali setahun. Klasifikasi IMT berdasarkan Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun yang diperiksa
Permenkes Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang Obesitas (IMT/Lingkar Perut) dibagi Jumlah sasaran
penduduk usia ≥ 15 tahun di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%
9 Deteksi Dini Penyakit Diabetes Deteksi Dini Penyakit Diabetes Melitus dilakukan dengan pemeriksaan Jumlah penduduk usia ≥ 40 tahun dan penduduk usia 70%
Melitus Gula darah Sewaktu (GDA) tes minimal sekali setahun 15-39 tahun dengan obesitas yang diperiksa Gula
Darah dibagi Jumlah sasaran penduduk usia ≥ 40
tahu dan penduduk usia 15-39 tahun dengan obesitas
di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama dikali 100% . Perhitungan penduduk
usia 15-39 tahun dengan obesitas adalah jumlah
penduduk usia 15-39 tahun x prevalensi obesitas per
wilayah (hasil Riskesdas 2018)
10 Deteksi Dini Stroke Deteksi Dini Penyakit Stroke dengan pemeriksaan profil lipid minimal Jumlah penderita Hipertensi dan DM usia ≥ 40 tahun 70%
sekali setahun bagi penderita DM adan atau HT usia ≥ 40 tahun yang diperiksa Profil Lipid dibagi Jumlah penderita
Hipertensi dan DM usia ≥ 40 tahun di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang sama
dikali 100%
11 Deteksi Dini Penyakit Jantung Deteksi Dini Penyakit Jantung dengan EKG minimal sekali setahun bagi Jumlah penderita Hipertensi dan DM usia ≥ 40 tahun 70%
penderita DM adan atau HT usia ≥ 40 tahun yang diperiksa EKG dibagi Jumlah penderita Hipertensi
dan DM usia ≥ 40 tahun di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%
12 Deteksi Dini Penyakit Paru Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) bagi perokok usia Jumlah perokok usia ≥ 40 tahun yang diperiksa PUMA 70%
Obstruksi Kronis (PPOK) ≥ 40 tahun dan atau mempunyai riwayat paparan: asap rokok, polusi dibagi Jumlah Perokok usia ≥ 40 di wilayah kerja
udara, lingkungan tempat kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang sama
dan atau Mempunyai gejala dan keluhan batuk berdahak, sesak dikali 100%. Jumlah Perokok usia ≥ 40 didapatkan dari
nafas, gejala berlangsung lama umumnya semakin memberat dengan jumlah penduduk usia 40 th+ pada KMK No HK.01.07/
Kuesioner PUMA MENKES/ 5675/ 2021 dikalikan proporsi merokok
(perokok setiap hari + perokok kadang-kadang) pada
Riskesdas 2018
13 Deteksi Dini Kanker Payudara Deteksi Dini Kanker Payudara dengan pemeriksaan SADANIS oleh Jumlah Wanita usia 30 – 50 tahun yang dideteksi dini 70%
tenaga kesehatan bagi Wanita Usia Subur (WUS) usia 30 - 50 tahun Kanker Payudara dalam 3 tahun terakhir dibagi Jumlah
sasaran dari penduduk Wanita usia 30 – 50 tahun di
wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun yang sama dikali 100%.
14 Deteksi Dini Kanker Leher Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan pemeriksaan IVA Tes atau Jumlah Wanita usia 30 – 50 tahun yang dideteksi dini 70%
Rahim pap smear bagi Wanita Usia Subur (WUS) usia 30 - 50 tahun Kanker Leher Rahim dalam 3 tahun terakhir dibagi
Jumlah sasaran dari penduduk Wanita usia 30 – 50
tahun di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun yang sama dikali 100%.
Deteksi Dini Gangguan Indera Deteksi Dini Gangguan Indera (Deteksi dini gangguan penglihatan Jumlah penduduk usia 7 keatas yang dilakukan deteksi 70%
dan atau gangguan pendengaran bagi penduduk usia 7 tahun keatas . Dini Indera (Gangguan Penglihatan dan atau
gangguan pendengaran) dibagi Jumlah penduduk usia
Cara Pemeriksaan : 7 ke atas di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
Deteksi Dini Kelainan Refraksi atau deteksi dini gangguan penglihatan: waktu satu tahun yang sama dikali 100%.
pemeriksaan tajam penglihatan yang dilakukan dengan metode hitung
jari, dan/atau e-tumbling, dan/atau snellen chart.
16 Prosentase Penderita TB yang Prosentase penderita TB yang diperiksa Gula Darah minimal 1 kali Jumlah Penderita TB diperiksa Gula darahnya dibagi 100%
diperiksa Gula darahnya dalam masa pengobatan TB di FKTP Jumlah penderita TB yang berobat di FKTP dalam
kurun waktu satu tahun yang sama dikali 100%.
1 Persentase penduduk usia ≥ ● Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah Jumlah penduduk usia ≥15 tahun dengan risiko 60 %
15 tahun dengan risiko kesehatan jiwa yang dilakukan skrining dengan menggunakan masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining,
masalah kesehatan jiwa yang instrumen SDQ (untuk usia 15-18 tahun) atau SRQ-20 (usia di atas 18 dibagi
mendapatkan skrining tahun) dan/atau ASSIST, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan Jumlah estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko
dan/atau kader kesehatan dan/atau guru terlatih. masalah kesehatan jiwa,
● Hasil estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko masalah dikali 100%
kesehatan jiwa diperoleh dari ¼ (data WHO yang menyatakan 1 dari
4 orang berisiko mengalami gangguan jiwa) dikalikan jumlah
penduduk usia ≥ 15 tahun di wilayah tersebut dalam kurun waktu
yang sama.
2 Persentase penyandang ● Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan campuran cemas Jumlah penderita gangguan jiwa (penyandang 60%
gangguan jiwa yang dan depresi serta skizofrenia) yang memperoleh layanan di Fasyankes gangguan campuran cemas dan depresi serta
memperoleh layanan di dengan kriteria: penyandang skizofrenia) yang dilayani di fasyankes,
Fasyankes 1) Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan dibagi
Jiwa Edisi III (1981) Jumlah estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang
2) Nakes (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan terlatih gangguan campuran cemas dan depresi berat dan
Membuat pencatatan dan pelaporan). penyandang skizofrenia) yang mendapatkan layanan di
● Estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan Fasyankes berdasarkan riskedas terbaru,
campuran cemas dan depresi berat dan penyandang skizofrenia) dikali 100%
diperoleh dengan menghitung :
Prevalensi komposit (provinsi) penderita skizofrenia & depresi yang
berobat (0,648) x Jumlah penduduk total di wilayah kerja
● Pelayanan kesehatan pada penyandang gangguan jiwa meliputi :
1) Pemeriksaan kesehatan jiwa
2) Edukasi
3) Rujukan jika diperlukan
3 Jumlah kunjungan pasien ● Pasien pasung adalah pasien yang mengalami tindakan berupa Jumlah pasien pasung yang dikunjungi petugas atau 100%
pasung pengikatan dan atau pengekangan mekanis/fisik lainnya dan/atau Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) dalam kurun waktu satu
penelantaran dan/atau pengisolasian sehingga merampas kebebasan tahun,
dan hak asasi seseorang, termasuk hak untuk mendapatkan dibagi
pelayanan kesehatan. Jumlah pasien pasung yang ada di wilayah kerja
● Jumlah kunjungan pasien pasung adalah jumlah/banyaknya pasien puskesmas
pasung yang dikunjungi petugas atau Kader Kesehatan Jiwa (KKJ), dikali 100%
minimal 12 kali dalam tahun berlangsung.
● Jumlah pasien pasung adalah jumlah riil temuan kasus pasung di
wilayah kerja, berdasarkan pendataan petugas & konfirmasi dengan Jika pada wilayah kerja tidak ditemukan kasus
data Dinas Sosial. pasung/nihil (setelah dikonfirmasi juga dengan data
dari Dinas Sosial), maka capaian dianggap telah
memenuhi target.
4 Persentase kasus pasung yang ● Pasien pasung adalah pasien yang mengalami tindakan berupa Jumlah pasien pasung yang dibebaskan dalam kurun 10 %
dilepaskan/dibebaskan pengikatan dan/atau pengekangan mekanis/fisik lainnya dan/atau waktu satu tahun,
penelantaran dan/atau pengisolasian sehingga merampas kebebasan dibagi
dan hak asasi seseorang, termasuk hak untuk mendapatkan Jumlah pasien pasung yang ada di wilayah kerja
pelayanan kesehatan. puskesmas,
● Pelepasan/pembebasan pasung adalah pembebasan pasien dari dikali 100%
tindakan-tindakan pengikatan dan/atau pengekangan mekanis/fisik
lainnya dan/atau penelantaran dan/atau pengisolasian, tanpa
mengalami re-pasung/ pemasungan kembali pada tahun berlangsung. Jika pada wilayah kerja tidak ditemukan kasus
● Jumlah pasien pasung adalah jumlah riil temuan kasus pasung di pasung/nihil (setelah dikonfirmasi juga dengan data
wilayah kerja, berdasarkan pendataan petugas & konfirmasi dengan dari Dinas Sosial), maka capaian dianggap telah
data Dinas Sosial). memenuhi target.
4 Desa/kelurahan binaan yang Jumlah desa/kelurahan binaan baru dan lanjutan bulan ini yang Desa/kelurahan yang dibina dibagi desa/kelurahan 30%
mendapatkan asuhan mendapatkan asuhan keperawatan pada periode Januari - Desember yang ada, dikali 100 %
keperawatan
Sumber Data
Laporan Tahunan
Laporan Tahunan
Laporan Tahunan
Laporan Tahunan
Laporan Tahunan
Laporan Tahunan
Laporan Tribulanan
Laporan Semesteran
Laporan Semesteran
Laporan Tahunan
Laporan Tahunan
Laporan Tahunan
Laporan Tahunan
Laporan Semesteran
Laporan Bulanan
Profil Promkes
Laporan Bulanan
Laporan Bulanan
Laporan Bulanan
Laporan Bulanan
Laporan Tribulan
Laporan Tribulan
Laporan Tribulan
Laporan Tribulan
Laporan PWS-KIA
Laporan PWS-KIA
Laporan PWS-KIA
LAPORAN LB3KIA
Laporan PWS-KIA
Laporan PWS-KIA
PWS-KIA
Laporan PWS-KIA
Laporan PWS-KIA
Laporan Penjaringan
Kesehatan
Laporan skrining/penjaringan
kesehatan
Laporan skrining/penjaringan
kesehatan (dalam dan luar
sekolah)
LB3 USUB
LB3 USUB
LB3 USUB
LB3 USUB
LB3 USUB,
Laporan Penjaringan
Kesehatan
LB3 USUB
Laporan Bulanan Catin
Dokumen PAG
e-PPGBM
Register ISPA/Pneumonia
Daftar hadir
Daftar hadir
TB 06
Laporan Form PE
Laporan Bulanan
Kohort bayi
Kohort bayi
kohort bayi
Kohort baduta
Laporan imunisasi (BIAS)
Laporan KIPI
Laporan STP
Laporan STP
Laporan MR01
Laporan MR01
Laporan W2 (format SKDR)
Laporan KLB/ W1
Rekap Medis , TB 01
● Simkeswa puskesmas
● Simkeswa puskesmas
● Simkeswa puskesmas
● Simkeswa puskesmas
Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKM Pengembangan Puskesmas
2. Kunjungan ke Posyandu Kunjungan petugas Puskesmas terkait kesehatan gigi dan mulut ke Jumlah posyandu yang dikunjungi 30%
terkait kesehatan gigi dan Posyandu (Posyandu Balita dan Lansia) di wilayah kerja Puskesmas petugas Puskesmas terkait kesehatan
mulut dalam waktu 1 tahun gigi dan mulut ke Posyandu dibagi
jumlah Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100%
2.2.2 Penanganan Masalah Penyalahgunaan Napza
1. Persentase sekolah yang Sosialisasi/Penyuluhan tentang pencegahan & penanggulangan bahaya Jumlah sekolah (setingkat SD, SLTP & 10 %
mendapatkan penyalahgunaan NAPZA kepada siswa sekolah (setingkat SD, SLTP & SLTA) di wilayah kerja yang
sosialisasi/penyuluhan SLTA), dengan cakupan materi wajib : mendapatkan penyuluhan dalam kurun
tentang pencegahan - Definisi NAPZA waktu satu tahun,dibagi Jumlah total
& penanggulangan - Jenis-jenis dan contoh NAPZA sekolah (setingkat SD, SLTP & SLTA) di
bahaya penyalahgunaan - Bahaya penyalahgunaan NAPZA wilayah kerja,dikali 100%
NAPZA - Fasilitasi pertolongan/bantuan/perlindungan bagi korban
penyalahgunaan NAPZA
2.2.3. Kesehatan Matra
1. Hasil pemeriksaan Jemaah haji yang dilakukan pemeriksaan kesehatan yang di entry Jumlah hasil pemeriksaan jemaah haji 100%
kesehatan jamaah haji 3 dalam siskohat (Sistem Komputerisasi Kesehatan Terpadu) pada 3 yang dientry dalam siskohat pada 3
bulan sebelum (tiga) bulan sebelum operasional (tiga) bulan sebelum operasional dibagi
operasional terdata. dengan jumlah kuota jemaah haji pada
tahun berjalan dikali 100 %
2. Panti Sehat berkelompok Panti Sehat berkelompok yang berijin yang ada di wilayah Kerja Jumlah Panti Sehat berkelompok yang 15%
yang berijin Puskesmas.Panti Sehat adalah tempat yang digunakan untuk berijin dibagi jumlah Panti Sehat
melakukan perawatan kesehatan tradisional empiris yang berijin dan berkelompok yang ada di wilayah kerja
yang memberikan pelayanan lebih dari 1 (satu) orang penyehat Puskesmas dikali 100%
tradisional (Hattra)
3. Pembinaan Penyehat Penyehat Tradisional yang ada di wilayah kerja Puskesmas yang Jumlah Penyehat Tradisional yang 50%
Tradisional mendapat pembinaan (Sosialisasi dan Kunjungan Lapangan) oleh mendapat pembinaan oleh petugas
petugas kesehatan kesehatan di bagi jumlah Penyehat
Tradisional yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100%
4. Kelompok Asuhan Mandiri Desa/Kelurahan yang memiliki Kelompok Asuhan Mandiri dengan SK Jumlah Desa/Kelurahan yang memiliki 20%
yang terbentuk Kepala Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas. Kelompok Asuhan kelompok Asuhan Mandiri yang ber SK
Mandiri adalah kelompok masyarakat yang mampu memelihara dan dibagi dengan jumlah desa/kelurahan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi masalah yang ada di wilayah kerja Puskesmas
gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu dalam dikali 100%
keluarga, kelompok atau masyarakat dengan memanfaatkan Taman
Obat Keluarga/TOGA dan akupresur.
5. Kelompok Asuhan Mandiri Kelompok Asman yang berpartisipasi dalam kegiatan Posbindu PTM di Jumlah Kelompok Asman yang 1 kelompok
yang mendukung Wilayah Puskesmas berpartisipasi dalam kegiatan Posbindu
Program Prioritas PTM berupa edukasi (KIE) tentang
ramuan tradisional dan akupresur
terkait PTM sesuai dengan Buku Kader
Posbindu PTM di wilayah Puskesmas
2. Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Haji (CJH) yang dilakukan pengukuran kebugaran Jumlah CJH yang dilakukan Pengukuran 90%
Calon Jamaah Haji jasmani sesuai dengan pedoman yang ada. Kebugaran Jasmani oleh Puskesmas
pada tahun berjalan dibagi Jumlah CJH
yang terdaftar di Puskesmas pada tahun
berjalan dikali 100 %
3. Puskemas Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan olahraga internal Jumlah bulan yang mencapai minimal 30%
menyelenggarakan , yaitu : 1. perencanaan tahunan dan bulanan; 2. peregangan minimal 75 % dari 4 Indikator layanan
pelayanan kesehatan 2-5 kali dalam seminggu ; 3. senam bersama seminggu sekali; 4. kesehatan olahraga internal
Olahraga internal pengukuran kebugaran jasmani karyawan Puskesmas minimal 1 kali
per tahun)
4 Pengukuran kebugaran Sekolah Dasar/MI adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan Jumlah Sekolah Dasar/MI yang diukur 35%
Anak Sekolah program pendidikan enam tahun bagi anak usia 6-12 tahun. kebugaran jasmani dibagi jumlah SD/MI
Pengukuran Kebugaran Anak Sekolah /Madarasah adalah pengukuran yang ada di wilayah kerja x 100 %
kebugaran pada anak kelas 4-6 tahun yang berusia 10 - 12 tahun
2 Puskesmas Puskesmas menyelenggarakan pembinaan K3 adalah pembinaan setiap Jumlah kantor yang dibina (assement 50%
menyelenggarakan SDM di puskesmas yang melakukan assesment dengan menggunakan dengan minimal hasil cukup) K3
pembinaan K3 format assesment yang sudah ditetapkan. Perkantoran adalah kantor Perkantoran dibagi jumlah total
perkantoran kecamatan dan kantor kelurahan perkantoran (kelurahan dan kecamatan)
yang ada di wilayah kerja dikali 100%
3. Promotif dan preventif Salah satu atau seluruh kegiatan promosi (penyuluhan, konseling, Jumlah kelompok kerja informal (Pos 50%
yang dilakukan pada latihan olahraga dll) dan/ atau preventif (imunisasi, pemeriksaan UKK) yang dilakukan kegiatan promotif
kelompok kesehatan kerja kesehatan, APD, ergonomi, pengendalian bahaya lingkungan dll) yang dan/ atau preventif yang dilakukan
informal dilakukan minimal 1 (satu) kali tiap bulan selama 12 ( dua belas) bulan dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh
pada kelompok kesehatan kerja informal Pos UKK (kali 12) di wilayah binaan
dikali 100%
2.2.7 Kefarmasian
Edukasi dan Pemberdayaan masyarakat tentang obat pada Gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat
1. Kader aktif pada Jumlah kader kesehatan/ kader gema cermat yang telah % Kader aktif pada kegiatan Edukasi 25%
kegiatan Edukasi dan tersosialisasi gema cermat yang aktif menjadi fasilitator kegiatan gema dan Pemberdayaan masyarakat tentang
Pemberdayaan cermat kepada masyarakat diwilayah kerjanya. obat pada Gerakan masyrakat cerdas
masyarakat tentang obat menggunakan obat = Jumlah kader
pada Gerakan masyrakat kesehatan aktif yang telah
cerdas menggunakan tersosialisasikan gema cermat dibagi
obat jumlah kader yang mengikuti sosialisasi
x 100% .
Contoh :
Kader kesehatan dipuskesmas yang
disosialisasi sebanyak 100 orang
Kader kesehatan yang setelah sosialisasi
aktif sebagai fasilitator gema cermat di
wilayahnya sebanyak 20 orang.
Cara Perhitungan : 20/100 x 100% =
20% Tugas kader sebagai fasilitor
adalah memfasilitasi kegiatan gema
cermat ke masyarakat diwilayahnya.
Contoh Tugas sebagai fasilitator :
Membuat jadwal pertemuan,
Memfasilitasi pertemuan , Mengedarkan
daftar hadir, Mencatat pertanyaan
masyarakat selama kegiatan sosialisasi,
Mendokumentasikan kegiatan ,Membuat
laporan kegiatan gema cermat di
wilayah masing-masing.
2 Jumlah wilayah yang Jumlah desa/kelurahan di wilayah kerja puskesmas yang telah 25%
dilakukan Kegiatan tersosialisasi kegiatan gema cermat. % Jumlah wilayah yang dilakukan
Gerakan Masyarakat Kegiatan Gerakan Masyarakat Cerdas
Cerdas Menggunakan Menggunakan Obat = Jumlah desa atau
Obat kelurahan yang telah tersosialisasikan
gema cermat dibagi jumlah desa
kelurahan di wilayah kerja x 100%
Contoh : Puskesmas mempunyai 10
wilayah kerja (desa/kelurahan)
Yang tersosialisi : 5 desa/kelurahan
Cara perhitungan : 5/10 x100% = 50%
Catatan : Perhitungan capaian
kumulatif.
3 Jumlah masyarakat yang Jumlah masyarakat yang telah tersosialisasikan gema cermat Jumlah masyarakat yang telah 25%
telah tersosialisasikan = Jumlah masyarakat yang telah tersosialisasikan gema tersosialisasikan gema cermat = Jumlah
gema cermat cermat dibagi jumlah masyarakat (usia>15 tahun) yang masyarakat yang telah tersosialisasikan
ditargetkan di wilayah kerja dikali 100% dengan materi awal gema cermat dibagi jumlah masyarakat
Dagusibu 5O serta materi tematik ( TB, HT ,DM, Stunting, (usia>15 tahun) yang ditargetkan di
Jiwa) wilayah kerja dikali 100% dengan
materi awal Dagusibu 5O serta materi
tematik ( TB, HT ,DM, Stunting, Jiwa)
Contoh :
Jumlah penduduk diwilayah kerja
puskesmas>15 tahun : 5.000
Jumlah yang ditargetkan oleh
puskesmas per tahun : 1000
Jumlah penduduk yang tersosialisasi
tahun 2023 : 500 orang
Cara perhitungan : 500/1000x100% =
50%
Catatan : Perhitungan capaian
kumulatif.
Lampiran 4
Sumber Data
Lap puskesmas
Lap puskesmas
● Laporan
puskesmas
● Sipptimewa
Laporan online
Laporan Tribulan
PKT (Pelayanan
Kesehatan
Tradisional)
Laporan Tribulan
PKT
Laporan Tribulan
PKT
Laporan Tribulan
PKT
Laporan Tribulan
PKT
Data dasar,
Kementerian agama,
SITKO
Data Dasar/LBKO,
SITKO
Data dasar, SITKO.
LBKO
Dokumen
pelaksanaan
kegiatan K3
puskesmas, Data
dasar dan Buku
Regester Bantu
Kesehatan Kerja,
SITKO
Definisi Operasional, Cara Penghitungan dan Target Indikator Kinerja UKP Puskesmas
2. Rasio Rujukan Indikator untuk mengetahui kualitas pelayanan di Puskesmas Perbandingan antara jumlah rujukan kasus non ≤2% Register rujukan, P-Care.
Rawat Jalan Kasus sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis spesialistik dengan jumlah seluruh rujukan oleh
Non Spesialistik dan kompetensinya. Kasus non spesialistik adalah Puskesmas dikali 100%
(RRNS) kasus terkait 144 diagnosa yang harus ditangani di Catatan kinerja Puskesmas:
Puskesmas serta kriteria Time-Age-Complication-Comorbidity ≤ 2% = 100%
(TACC). Kelayakan rujukan kasus tersebut berdasarkan > 2 - 2,5% = 75%
kesepakatan dalam bentuk perjanjian kerjasama antara BPJS > 2,5 - 3% = 50%
Kesehatan, Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota dan > 3 - 3,5% = 25%
organisasi profesi dengan memperhatikan kemampuan >3,5% = 0%
pelayanan Puskesmas serta progresifitas penyakit yang
merupakan keadaan khusus dan/atau kedaruratan medis
3. Rasio Peserta Indikator untuk mengetahui optimalisasi penatalaksanaan Capaian rasio peserta prolanis DM terkendali ≥ 5% Aplikasi P-Care, Laporan
Prolanis prolanis oleh Puskesmas dalam menjaga kadar gula darah ditambah capaian rasio peserta prolanis HT pelaksanaan Prolanis
Terkendali (RPPT) puasa bagi pasien diabetes tipe 2 (DM) atau tekanan darah terkendali dibagi 2
bagi pasien HT. Penyakit kronis masuk Prolanis yaitu Diabetes Catatan untuk kinerja Puskesmas:
Melitus dan Hipertensi. ≥ 5% = 100%;
Aktifitas Prolanis: 4 - < 5% = 75%
(1) Edukasi Klub 3 - < 4% = 50%
(2) Konsultasi Medis 2 - < 3% = 25%
(3) Pemantauan Kesehatan melalui pemeriksaan penunjang < 2% = 0%
(4)
Senam Prolanis
(5) Home visit/kunjungan rumah
(6) Pelayanan Obat secara rutin (obat PRB)
4. Pelayanan Pelayanan kesehatan sesuai standar meliputi : Jumlah penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun di 100% Register Pelayanan
Kesehatan a. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali wilayah kerjanya yang mendapatkan pelayanan
Penderita sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan sesuai standar dibagi jumlah estimasi
Hipertensi b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau kepatuhan penderita hipertensi usia ≥ 15 tahun yang
(Standar minum obat berada didalam wilayah kerjanya berdasarkan
Pelayanan c. Melakukan rujukan jika diperlukan. Tekanan Darah Sewaktu angka prevalensi Kab/Kota dalam kurun waktu
Minimal ke 8) (TDS) lebih dari 140 mmHg ditambahkan pelayanan terapi satu tahun yang sama dikali 100%.
farmakologi
5. Pelayanan Pelayanan kesehatan sesuai standar yang meliputi : Jumlah penderita Diabetes Mellitus usia > 15 100% Rekam Medik
Kesehatan a. Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan tahun di dalam wilayah kerjanya yang
Penderita di fasilitas pelayanan kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
Diabetes Mellitus b. Edukasi perubahan gaya hidup dan / atau nutrisi standar dalam kurun waktu satu tahun dibagi
(Standar c. Melakukan rujukan jika diperlukan.Gula darah Sewaktu jumlah estimasi penderita Diabetes Mellitus usia
Pelayanan (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan pelayanan terapi ≥15 tahun yang berada di dalam wilayah
Minimal ke 9) farmakologi kerjanya berdasarkan angka prevalensi kab/kota
dalam kurun waktu satu tahun yang sama dikali
100%.
6 Persentase Persentase penyandang hipertensi yang tekanan sistol dan Jumlah penyandang hipertensi yang tekanan 63% Rekam Medis
Penyandang diastol turun dari kurang dari 140/90 mmHg dalam kurun sistol dan diastol turun dari kurang dari 140/90
Hipertensi Yang waktu 1 tahun minimal 3 kali (3 bulan) dalam 1 tahun mmHg dalam kurun waktu 1 tahun minimal 3 kali
Tekanan (3 bulan) dalam 1 tahun dibagi jumlah seluruh
Darahnya penyandang hipertensi dalam kurun waktu satu
Terkendali tahun yang sama dikalikan 100 %
7. Persentase Persentase penyandang diabetes melitus yang gula darah Jumlah penyandang diabetes melitus yang gula 58% Rekam Medis
Penyandang puasa < 126 mg/dl atau gula darah 2 jam pp nya < 200 darah puasa < 126 mg/dl atau gula darah 2 jam
Diabetes Melitus mg/dl sebanyak minimal 3 kali (3 bulan) atau HbA1c <7% pp nya < 200 mg/dl sebanyak minimal 3 kali (3
Yang Gula minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun bulan) atau HbA1c <7% minimal 1 kali dalam
Darahnya kurun waktu 1 tahun dibagi jumlah seluruh
Terkendali penyandang diabetes mellitus dalam kurun
waktu satu tahun yang sama dikalikan 100 %
8. Rasio gigi tetap Pelayanan kuratif kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di Jumlah gigi tetap yang di tambal permanen >1 Register gigi
yang ditambal Puskesmas, dinilai dengan membandingkan perlakuan dibandingkan dengan gigi tetap yang dicabut.
terhadap gigi tambal/cabut gigi tetap Catatan kinerja Puskesmas:
tetap yang >1 = 100%
dicabut 0,75 - 1 = 75 %,
0,5 - < 0,75 = 50 %
0,25 - <0,5 = 25 %
< 0,25 =0%
9. Bumil yang Pelayanan kesehatan gigi ibu hamil minimal 1 kali selama Jumlah ibu hamil (minimal 1x selama kehamilan) 100% Register gigi
mendapat kehamilan di Puskesmas (konseling/ pemeriksaan/ yang mendapat pelayanan kesehatan gigi di
pelayanan perawatan) Puskesmas dibagi jumlah ibu hamil yang
kesehatan gigi berkunjung ke Puskesmas dikali 100%
10. Kelengkapan Rekam medik yang lengkap dalam 24 jam setelah selesai Jumlah rekam medik rawat jalan yang diisi 100% Rekam Medik Pelayanan
pengisian rekam pelayanan, diisi oleh tenaga medis dan atau paramedis lengkap dibagi jumlah rekam medik rawat jalan Rawat Jalan
medik (identitas, SOAP, KIE, askep, diagnosis, kode ICD X, kajian dikali 100%
sosial, pengobatan, tanda tangan) serta pengisian identitas
rekam medik lengkap oleh petugas rekam medik (nama,
nomor rekam medik, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, no
kartu BPJS)
2.3.2. Pelayanan Gawat Darurat
1 Kelengkapan Kelengkapan pengisian data informed consent meliputi Jumlah informed consent gawat darurat yang 100% Rekam Medik Pelayanan
pengisian identitas pasien, informasi (diagnosis dan tata cara tindakan diisi lengkap dibagi jumlah informed consent di Gawat Darurat
informed consent kedokteran, tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan, pelayanan gawat darurat dikali 100%
alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, prognosis dari tindakan yang akan
dilakukan serta perkiraan pembiayaan) dan tanda tangan
saksi serta pemberi layanan.
2.3.3. Pelayanan Kefarmasian
1. Kesesuaian item Evaluasi kesesuaian item obat yang tersedia di Puskesmas Jumlah item obat di Puskemas yang sesuai 80% Data stok obat
obat yang tersedia terhadap Fornas FKTP. Perhitungan evaluasi kesesuaian item dengan Fornas FKTP dibagi jumlah item obat
dalam Fornas obat yang tersedia dengan Fornas dilakukan setiap bulan. yang tersedia di Puskemas dikali 100 %.
Contoh: Jumlah obat Puskesmas yang sesuai
dengan fornas 297 item, yang tersedia 513 item,
maka % kesesuaian =297/513x 100 %= 57,89%
2 . Ketersediaan obat Tersedianya obat untuk pelayanan kesehatan dasar terhadap Bila obat tersedia untuk pelayanan di Puskesmas 85% Data stok obat/LPLPO, Data
40 obat indikator 40 item obat indikator (Albendazol /Pirantel Pamoat, maka diberi angka 1, bila obat tidak tersedia pelaporan SELENA
Alopurinol, Amlodipin/Kaptopril, Amoksisilin 500 mg, untuk pelayanan di Puskesmas maka diberi angka
Amoksisilin sirup, Antasida tablet kunyah/antasida suspensi, 0. Perhitungan diperoleh dengan cara = Jumlah
Amitriptilin tab, Asam Askorbat (Vitamin C), Asiklovir, kumulatif item obat indikator yang tersedia di
Betametason salep, Deksametason tablet/deksametason Puskesmas dibagi 40 dikali 100 %
injeksi, Diazepam injeksi 5 mg/ml, Diazepam,
Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan primaquin,
Difenhidramin Inj. 10 mg/ml, Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1
% (sebagai HCl), Fitomenadion (Vitamin K) injeksi, Furosemid
40 mg/Hidroklorotiazid (HCT), Garam Oralit serbuk,
Glibenklamid/Metformin, Hidrokortison krim/salep,
Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi tablet/Kotrimoksazol
suspensi, Ketoconazol tab, Klorfeniramin Maleat (CTM) tab,
Lidokain inj, Magnesium Sulfat injeksi, Metilergometrin Maleat
injeksi 0,200 mg-1 ml, Natrium Diklofenak, OAT FDC Kat 1,
Oksitosin injeksi, Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml,
Parasetamol 500 mg, Prednison 5 mg, Retinol
100.000/200.000 IU, Salbutamol, Salep Mata/Tetes Mata
Antibiotik, Simvastatin, Tablet Tambah Darah, Vitamin B6
(Piridoksin), Zinc 20 mg),.Pemilihan obat dan vaksin 45 item
tersebut adalah sesuai dengan Indikator Kinerja Kementerian
pada Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes Ditjen
Farmalkes Kemkes RI. Penilaian ketersediaan obat dan vaksin
dilakukan setiap bulan.
3. Ketersediaan 5 Tersedianya vaksin untuk pelayanan kesehatan dasar Bila obat tersedia untuk pelayanan di Puskesmas 100% Data stok obat/LPLPO, Data
item vaksin terhadap 5 item vaksin ndikator ( Vaksin Hepatitis B, Vaksin maka diberi angka 1, bila obat tidak tersedia pelaporan SELENA
indikator BCG, Vaksin DPT - Hb - HIB, Vaksin Polio, Vaksin untuk pelayanan di Puskesmas maka diberi angka
Campak/Vaksin Rubella) Pemilihan obat dan vaksin 45 item 0 Perhitungan diperoleh dengan cara = Jumlah
tersebut adalah sesuai dengan Indikator Kinerja Kementerian kumulatif item obat indikator yang tersedia di
pada Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes Ditjen Puskesmas dibagi 5 dikali 100 %
Farmalkes Kemkes RI. Penilaian ketersediaan obat dan vaksin
dilakukan setiap bulan.
4 Penggunaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus ISPA Jumlah Penggunaan Antibiotika pada ISPA non ≤ 20 % Resep, diagnosa pasien ,
antibiotika pada non pneumoni per lembar resep terhadap seluruh kasus Pneumonia dibagi Jumlah kasus ISPA non Laporan POR bulanan
penatalaksanaan tersebut. Penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan kasus Pneumonia dikali 100 %
ISPA non ISPA non-pneumonia memiliki batas toleransi maksimal Catatan kinerja Puskesmas :
pneumonia sebesar 20%. Data sampel diambil dari resep 1 kasus per hari ≤ 20% = 100%
dengan urutan pertama dengan diagnosa penyakit misal 21-40 % =75%
seperti ISPA ats (acute upper respiratory tract infection) 41-60 % = 50%
(diagnosa dokter/perawat tidak spesifik), pilek (common 61-80 % = 25%
cold), batuk-pilek, otitis media, sinusitis atau dalam kode ICD > 80 % = 0%
X berupa J00, J01, J04, J05, J06, J10, J11.
5. Penggunaan Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan kasus diare Jumlah penggunaan Antibiotika pada diare non ≤8% Resep, diagnosa pasien ,
antibiotika pada non spesifik terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan spesifik dibagi jumlah kasus diare non spesifik Laporan POR bulanan
penatalaksanaan antibiotik pd penatalaksanaan kasus diare non-spesifik dikali 100 %
kasus diare non memiliki batas toleransi maksimal 8 %. Diare Non Spesifik Catatan kinerja Puskesmas :
spesifik meliputi Gastroenteritis, penyebab tidak jelas, virus, dll (non ≤8% = 100%
bakterial). Data sampel diambil dari resep 1 kasus per hari 9 - 20 % = 75%
dengan urutan pertama dengan diagnosa penyakit ditulis 21 - 40 % = 50%
diare mencret atau sejenisnya atau dalam kode ICD X berupa 41 - 60 % = 25%
A09 dan K52. > 60% = 0%
6. Penggunaan Penggunaan injeksi pada penatalaksanaan kasus myalgia Jumlah penggunaan injeksi pada myalgia dibagi ≤1% Resep, diagnosa pasien ,
Injeksi pada terhadap seluruh kasus tersebut. Penggunaan injeksi pada jumlah kasus myalgia dikali 100% Laporan POR bulanan
Myalgia penatalaksanaan kasus myalgia dengan batas toleransi Catatan kinerja Puskesmas:
maksinal 1%. Data sampel diambil dari resep 1 kasus per hari ≤ 1 % = 100%
dengan urutan pertama dengan diagnosa penyakit nyeri otot, 2 - 10 % =75%
pegal-pegal sakit pinggang, atau sejenisnya yang tidak 11 - 20 % = 50%
membutuhkan injeksi (misal vitamin B1) 21 - 30 % = 25%
> 30 % = 0%
7 Rerata item obat rerata item obat per lembar resep terhadap seluruh kasus Jumlah item obat per lembar resep dibagi jumlah ≤ 2,6 Resep, diagnosa pasien ,
yang diresepkan tersebut. Rerata item obat perlembar resep dengan batas resep Laporan POR bulanan
toleransi 2,6. ( perhitungan sesuai dengan laporan Catatan kinerja Puskesmas:
Penggunaan Obat Rasional bulanan puskesmas) ≤ 2,6 = 100%
2,7 - 4 =75%
5-7 = 50%
8-9 = 25%
>9 = 0%
8 Pengkajian Jumlah kegiatan pengkajian resep ,pelayanan resep dan Jumlah kegiatan pengkajian resep ,pelayanan 80% Resep, diagnosa pasien ,
resep,pelayanan pemberian informasi obat yang terdokumentasi. resep dan pemberian informasi obat yang dokumentasi pengkajian
resep dan terdokumentasi dibagi jumlah resep yang masuk resep dan pemberian
pemberian setiap bulan dikali 100%. informasi obat, Laporan
informasi obat Pelayanan Kefarmasian
9 Konseling Jumlah Konseling yang dilakukan pada pasien kronis Jumlah Konseling yang dilakukan pada pasien 5% Resep, diagnosa
( penderita DM, Hipertensi, TB, HIV/AIDS, ODGJ) yang kronis ( penderita DM, Hipertensi, TB, HIV/AIDS, pasien ,Dokumentasi
terdokumentasi. ODGJ) yang terdokumentasi dibagi jumlah pasien konseling, Laporan
kronis( penderita DM, Hipertensi, TB, HIV/AIDS, Pelayanan Kefarmasian
ODGJ) yang menerima resep setiap bulan dikali
100%
10 Pelayanan Jumlah pelayanan Informasi Obat yang terdokumentasi. Jumlah pelayanan informasi obat yang 80% Dokumentasi PIO, Laporan
Informasi Obat Pelayanan informasi obat adalah kegiatan pelayanan yang terdokumentasi di bagi jumlah kegiatan pelayann Pelayanan Kefarmasian,
dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara informasi obat ( pertanyaan nakes, Laporan Kegiatan Gema
akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, masyarakat, leaflet, brosur,penyuluhan) cermat.
profesi kesehatan lainnyaserta pasien serta pihak lain diluar setiap bulan dikali 100%
fasyankes.
2.3.4.Pelayanan laboratorium
2. Ketepatan waktu Waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima Jumlah pasien dengan waktu tunggu penyerahan 100% Survey, register
tunggu hasil yang sudah diekspertisi sesuai jenis pemeriksaan dan hasil pelayanan laboratorium sesuai jenis
penyerahan hasil kebijakan tentang waktu tunggu penyerahan hasil pemeriksaan dan kebijakan dibagi jumlah
pelayanan seluruh pemeriksaan dikali 100%
laboratorium
3. Kesesuaian hasil Pemeriksaan mutu pelayanan laboratorium oleh Tenaga Jumlah pemeriksaan mutu internal yang 100% Hasil Pemeriksaan Baku
pemeriksaan baku Puskesmas yang kompeten, dilakukan evaluasi, analisa dan memenuhi standar minimal 1 (satu) parameter Mutu Internal
mutu internal tindak lanjut dari hematologi, Kimia Klinik, serologi, dan
(PMI) bakteriologi dibagi jumlah pemeriksaan dalam 1
(satu) bulan dikali 100%
2.3.5.Pelayanan Rawat Inap
1. Bed Occupation Prosentase pemakaian tempat tidur rawat inap umum di Jumlah hari perawatan rawat inap umum dalam 10% - 60% Rekam Medik Pelayanan
Rate(BOR) Puskesmas rawat inap setiap bulan 1 bulan dibagi hasil kali jumlah tempat tidur Rawat Inap Umum
dengan jumlah hari dalam 1 bulan dikali 100 %
1. Kesesuaian jenis 50 Jenis pelayanan meliputi: Jumlah jenis pelayanan yang tersedia dibagi 60% Surat Keputusan Kepala
pelayanan a.Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitung trombosit, Jumlah standar jenis pelayanan (50) dikali 100% Puskesmas tentang Jenis
laboratorium Hitung lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, Masa perdarahan dan Layanan
dengan standar Masa pembekuan.
b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total,
Bilirubin direk, SGOT, SGPT, Alkali fosfatase, Asam
urat,Ureum/BUN, Kreatinin, Trigliserida, Kolesterol total,
Kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram
negatif, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Bacterial
vaginosis, Malaria, Microfilaria dan Jamur permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL,
HbsAg, Anti Hbs, Anti HIV dan Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume),
pH, Berat jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen,
Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.
31
186
0.166666666666667
16.6666666666667
Lampiran 6
No Jenis Variabel Definisi Operasional Cara Penghitungan Target Thn 2023 Sumber Data
target 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2.5.1 INDIKATOR NASIONAL MUTU PUSKESMAS
1 Kepatuhan Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan Jumlah tindakan kebersihan tangan yang > 85% Hasil observasi yang
Kebersihan Tangan menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak kotor dilakukan dibagi Jumlah total peluang dilakukan setiap bulan,
atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol ( alkohol- kebersihan tangan yang seharusnya minimal 200 peluang dalam 1
based handrubs) dengan kandungan alkohol 60-80% bila dilakukan dalam periode observasi dikali (satu) bulan.
tangan tidak tampak kotor. 100%
Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah
kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah kebersihan
tangan sesuai rekomendasi WHO.
Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan dilakukan.
Ada lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari;
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sesudah kontak dengan pasien
3. Sebelum melakukan prosedur aseptik
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
terpapar kuman. Tindakan kebersihan yang tangan dilakukan
sesuai peluang yang diindikasikan.
2 Kepatuhan Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam Jumlah petugas yang patuh menggunakan 100% Hasil observasi yang
Penggunaan Alat menggunakan APD dengan tepat sesuai indikasi ketika APD sesuai indikasi dalam periode observasi dilakukan setiap bulan,
Pelindung Diri (APD) melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh terkena cairan dibagi Jumlah seluruh petugas yang jumlah petugas yang
tubuh atau cairan infeksius lainnya. terindikasi menggunakan APD dalam periode diobservasi menggunakan
Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian observasi dikali 100% rumus Slovin.
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi
dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada
periode observasi.
3 Kepatuhan Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi yang Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan 100% Hasil observasi yang
Identifikasi Pasien dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan minimal identifikasi pasien secara benar dalam dilakukan setiap bulan,
dua penanda identitas seperti: nama lengkap, tanggal lahir, periode observasi dibagi Jumlah pemberi jumlah petugas yang
nomor rekam medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di pelayanan yang diobservasi dalam periode diobservasi menggunakan
Puskesmas. observasi dikali 100% rumus Slovin.
Identifikasi pasien secara benar dilakukan antara lain pada:
a. Pemberian pengobatan
b. Prosedur tindakan
c. Prosedur diagnostik
4 Keberhasilan Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh 90% Formulir TB/Sistem Informasi
Pengobatan Pasien menunjukkan persentase semua pasien TB yang sembuh dan dan pengobatan lengkap pada tahun berjalan TB (SITB). Dihitungsetiap
TB Semua Kasus pengobatan lengkap di antara semua pasien TB yang diobati di wilayah keja Puskesmas dibagi Jumlah bulan.
Sensitif Obat (SO) dan dilaporkan sesuai dengan periodisasi waktu pengobatan semua kasus TB SO yang diobati pada tahun Tidak dihitung bila: pasien TB
TB. Angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan berjalan di wilayah kerja dikali 100% pindahan tidak dilengkapi
semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua kasus TB.09 dan TB.09, hasil positif
yang menggambarkan kualitas pengobatan TB pada bulan 5 atau bulan 6,
dan meninggal sebelum
berakhir masa pengobatan.
5 Ibu Hamil Yang Ibu hamil yangmendapatkan pelayanan ANC sesuai standar Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan 100% Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS
Mendapatkan adalah ibu hamil yang telah bersalin serta mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar di KIA, Buku Register Ibu, e-
Pelayanan Ante Natal pelayanan ANC lengkap sesuai dengan standar kuantitas dan wilayah kerja Puskesmas pada tahun kohort. Dihitung setiap bulan.
Care (ANC) Sesuai standar kualitas selama periode kehamilan di wilayah kerja berjalan dibagi Jumlah seluruh ibu hamil Tidak dihitung bila: K1 bukan
Standar Puskesmas pada tahun berjalan. yang telah bersalin yang mendapatkan di trimester 1, pindah
Pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan paling sedikit 6 pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas domisili, abortus, pindahan
(enam) kali. 1 (satu) kali pada trimester pertama, 2 (dua) kali pada tahun berjalan dikali 100% tidak memiliki catatan riwayat
pada trimester kedua, 3 (tiga) kali pada trimester ketiga. Ibu kehamilan yang lengkap,
hamil paling sedikit kontak dengan dokter 2 (dua) kali yaitu 1 meninggal sebelum bersalin,
(satu) kali di trimester pertama dan 1 (satu) kali di trimester dan prematur.
ketiga. Pelayanan sesuai standar meliputi 10T yaitu:
1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)
4. Pengukuran tinggi fundus uteri
5. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Imunisasi
7. Pemberian tablet tambah darah
8. Laboratorium (Golongan darah, Hb, Gluko protein urin, HIV)
9. Tata laksana
10. Temu wicara
6 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian pasien Total nilai persepsi seluruh responden dibagi > 76.61 Hasil survei yang dilakukan
terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh fasilitas Total unsur yang terisi dari seluruh setiap semester.
pelayanan kesehatan. Pengukuran secara komprehensif responden dikali 25
tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas layanan
yang diberikan oleh fasyankes terhadap pasien dilakukan
dengan survei kepuasan pasien. Unsur survei kepuasan pasien
menurut Permenpan RB No 14 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik meliputi:
1. Persyaratan
2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
3. Waktu Penyelesaian
4. Biaya/Tarif
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
6. Kompetensi Pelaksana
7. Perilaku Pelaksana
8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
9. Sarana dan prasarana
2 Pengelolaan Obat Pengelolaan obat obat yang diwaspadai dilakukan dengan Jumlah prosentase kepatuhan petugas 100% Ceklis kepatuhan petugas
obat yang perlu pelabelan obat high alert (obat yang beresiko tinggi),misal : terhadap SOP dalam mengelola label obat terhadap SOP pengelolaan
diwaspadai insulin, narkotika, agonis adrenegik, antagonis adrenegik, high alert, LASA dan kadaluarsa) dihitung sediaan farmasi pada
anestesi (general, inhalasi, IV), antitrombotic, dextrose 20%, compliance rate petugas pelabelan obat high alert,
parenteral nutrisi, oral hipoglikemik), obat yang mempunyai LASA dan kadaluarsa)
nama, bunyi dan sediaan hampir sama (LASA/ Look Alike
Sound Alike) dan pelabelan kadaluarsa di ruang farmasi dan
gudang obat
3 Memastikan lokasi Untuk memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur Jumlah prosentase kepatuhan petugas dalam 100% Ceklis kepatuhan melakukan
pembedahan yang yang benar, pembedahan pada pasien yang benar dilakukan melakukan doubel check pada double check pada
benar, prosedur yang doubel check terhadap prosedur pembedahan untuk tindakan/bedah minor dibagi jumlah petugas tindakan/bedah minor
benar, pembedahan memastikan lokasi pembedahan yang benar dan pada pasien yang diamati kepatuhannya (UGD/ruang
pada pasien yang yang benar di UGD/tindakan, persalinan, KIA-KB dan poli gigi, tindakan, persalinan, KIA-KB dan poli gigi)
benar pada agar tidak terjadi kesalahan orang dan salah sisi
tindakan/bedah
minor
4 Mengurangi risiko Cedera pada pasien dapat terjadi karena jatuh di fasilitas Jumlah pentapisan (screening) pasien 100% Ceklis Kepatuhan prosedur
cedera pada pasien kesehatan.Untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat dengan risiko jatuh dibagi jumlah pasien pentapisan (screening)
akibat terjatuh terjatuh dilakukan pentapisan/screening. Kriteria untuk risiko jatuh dikali 100% pasien dengan risiko jatuh
melakukan pentapisan kemungkinan terjadinya risiko jatuh
harus ditetapkan, dan dilakukan upaya untuk mencegah atau
meminimalkan kejadian jatuh di fasilitas kesehatan.Pentapisan
dilakukan untuk meminimalkan terjadinya risiko jatuh di
Puskesmas.Upaya dan penandaan dilakukan untuk mengurangi
risiko jatuh pada pasien dari situasi dan lokasi yang dapat
mengakibatkan pasien jatuh
2.5.3 PELAPORAN INSIDEN
1 Pelaporan insiden Melakukan pelaporan insiden (KTD, Sentinel, KTC, KNC dan Jumlah dokumen pelaporan insiden 100% Form laporan insiden, Hasil
KPC signifikan) sesuai prosedur. dibanding insiden yang terjadi dikali 100% Investigasi Sederhana, RCA