TIM PENYUSUN
Pengarah:
Ahmad Munawir (Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi )
Ketua :
Toni Anwar
Anggota:
Bambang S. Jati
Djudjuk Wijono
Tintin Retno Pramesti
Marionni Arline Hanoum
Dhian Eko Prastiwi
Drajad Listiyawan
Tonny Wuryanto
Hanifa Rakhmawati
Nur Anita Gusnia
Penyunting :
Toto Indraswanto
Indra Dirhamsyah
Diterbitkan Oleh
Direktorat Perencanaan Kawasan Konservasi
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
P
uji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberi-
kan rahmat dan hidayah, serta limpahan karunia, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan petunjuk pelaksanaan kerja sama penye-
lenggaraan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
Pengelolaan KSA dan KPA serta upaya konservasi keanekaragaman hayati di
Indonesia merupakan sebuah amanah mulia yang diemban oleh Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementeri-
an Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Pengelolaan KSA dan KPA berupa
Cagar Alam (CA), Suaka Margasatwa (SM), Taman Nasional (TN), Taman Wisata
Alam (TWA), Taman Hutan Raya (TAHURA), dan Taman Buru (TB) yang dikelo-
la oleh Ditjen KSDAE membutuhkan peran serta dan dukungan dari berbagai
pihak, satunya melalui mekanisme kerja sama penyelenggaraan KSA dan KPA.
Kerja sama penyelenggaraan KSA dan KPA didasarkan pada Pasal 43, Pera-
turan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan KSA
dan KPA, serta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.85/Menhut-II/2014
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri LHK Nomor P.44/MEN-
LHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 tentang Tata Cara Kerja Sama Penyelenggaraan
KSA dan KPA.
Petunjuk pelaksanaan ini merupakan petunjuk pelaksanaan praktis yang dap-
at digunakan para pihak dalam kerja sama penyelenggaran KSA dan KPA, un-
tuk menjamin kerja sama penyelenggaran dapat berjalan secara tertib dan
sesuai ketentuan, dalam rangka optimalisasi tata kelola kerja sama penye-
lenggaran KSA dan KPA.
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................iv
PENGANTAR UMUM......................................................................................................v
Konsep dan Ruang Lingkup....................................................................................v
Cara Penggunaan Petunjuk Pelaksanaan..............................................................vi
I. PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................... 2
II. DASAR HUKUM DAN ARAHAN TEKNIS .................................................................... 5
A. Dasar Hukum.................................................................................................... 5
B. Arahan Teknis................................................................................................... 6
C. Surat Edaran Arahan Teknis Kerja Sama........................................................... 8
D. Pedoman Infrastruktur Strategis di Kawasan Hutan......................................... 9
III. TATA CARA PERMOHONAN KERJA SAMA............................................................... 11
A. Kerja Sama Penguatan Fungsi ....................................................................... 11
B. Kerja Sama Pembangunan Strategis di Kawasan Konservasi.......................... 22
IV. PENYUSUNAN PKS, RPP, RKL/RKT........................................................................ 35
A. Perjanjian Kerja Sama..................................................................................... 35
B. Rencana Pelaksanaan Program....................................................................... 37
C. Rencana Kerja Lima Tahunan.......................................................................... 40
D. Rencana Kerja Tahunan.................................................................................. 43
E. Mekanisme Pelaksanaan Kerja Sama ............................................................. 47
V. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN......................................................... 49
A. Monitoring..................................................................................................... 49
B. Evaluasi........................................................................................................... 52
C. Pelaporan ....................................................................................................... 57
VI. PENGAKHIRAN KERJA SAMA..................................................................... 65
LAMPIRAN...................................................................................................... 71
K
erja sama penyelenggaraan KSA dan KPA merupakan salah satu tugas
Direktorat Perencanaan Kawasan Konservasi yang dilakukan untuk pen-
guatan fungsi KSA dan KPA serta kepentingan pembangunan strategis
yang tidak dapat dielakkan. Penyelenggaraan KSA dan KPA dapat dikerjasama-
kan dengan badan usaha, lembaga internasional, atau pihak lainnya. Kegiatan
kerja sama ini harus dilakukan dengan prosedur tata kelola kerja sama di KSA
dan KPA seuai dengan peraturan yang berlaku mulai dari proses permohonan
kerja sama oleh calon mitra sampai dengan pengakhiran kerja sama. Lebih
lanjut, para pihak yang terlibat dalam kerja sama penyelenggaraan KSA dan
KPA harus melakukan selalu mempertimbangkan pada pembangunan yang
barbasis pada ekosistem konservasi
Pelaksanaan kegiatan kerja sama penyelenggaraan KSA dan KPA memiliki kel-
uaran yang akan dicapai yaitu terlaksananya tata kelola kerja sama yang baik.
Atas dasar hal tersebut, kegiatan kerja sama harus direncanakan dengan baik
dan dilaksanakan dengan komitmen secara sungguh-sungguh. Setiap proses
dalam kerja sama penyelenggaraan KSA dan KPA menentukan hasil pengelo-
laan KSA dan KPA.
K
erja sama penyelenggaraan KSA dan KPA diawali dengan permohonan
kerja sama oleh mitra, yang kemudian dilakukan penelaahan oleh direk-
torat jenderal KSDAE yang kemudian akan mendapatkan persetujuan
kerja sama oleh menteri. Persetujuan tersebut kemudian akan ditindak lanjuti
dengan perjanjian kerja sama antara mitra dan unit pengelola. Setelah dilaku-
kan penandatanganan perjanjian kerja sama kemudian dilaksanakan kegiatan
kerja sama. Selama proses pelaksanaan kerja sama dilakukan pula monitoring
dan evaluasi secara periodik yang dilakukan bersama antara mitra, unit pen-
gelola, dan juga direktorat teknis.
Sesuai dengan alur di atas, petunjuk pelaksanaan ini dibagi menjadi 6 BAB
yaitu BAB I: Pendahuluan, BAB II: dasar hukum dan arahan teknis, BAB III:
Permohonan Kerja sama, BAB IV: PKS, RPP, RKL, dan RKT, BAB V: Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan, BAB VI: pengakhiran kerja sama. Penjelasan isi setiap
BAB sebagai berikut:
BAB I yaitu Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan dan maksud disusunnya
petunjuk pelaksanaan ini.
BAB II yaitu dasar hukum dan arahan teknis berisikan dasar-dasar hukum yang
mendasari kegiatan kerja sama penyelenggaraan KSA dan KPA antara lain UU,
PP,dan Peraturan Menteri. Arahan teknis memuat arahan dari menteri LHK
tentang arahan secara teknis mengenai kerja sama.
BAB III yaitu Permohonan kerja sama yang menjelaskan tata cara permohonan
kerja sama penguatan fungsi dan pembangunan strategis yang tidak dapat
dielakkan. Pada Permohonan kerja sama penguatan fungsi menjelaskan ten-
tang pengajuan permohonan baru, perpanjangan kerja sama, dan perubahan
kerja sama. Pada permohonan baru kerja sama penguatan fungsi dijelaskan
sesuai dengan kebijakan dan secara regulasi. Permohonan baru kerja sama
penguatan fungsi ini dibagi atas permohonan untuk kerja sama yang lokasin-
ya lebih dari 1 Unit pengelola dan 1 unit pengelola. Pada permohonan kerja
sama pembangunan strategis yang tidak dapat dielakkan menjelaskan alur
dan matriks komponen-komponen yang harus terkandung dalam dokumen
A. Latar Belakang
Kerja sama penyelenggaraan KSA dan KPA merupakan kegiatan bersama para
pihak yang dibangun atas kepentingan bersama dengan berpegang pada prin-
sip 3M (mutual respect, mutual trust, mutual benefit) untuk optimalisasi dan
efektivitas penyelenggaraan KSA dan KPA, atau karena adanya pertimbangan
khusus bagi penguatan ketahanan nasional. Kerja sama ini bertujuan untuk
mewujudkan penguatan tata kelola penyelenggaraan KSA dan KPA dan kon-
servasi keanekaragaman hayati. Selain itu juga menjadi salah satu kebutuhan
penting dalam upaya pengelolaan KSA dan KPA di Indonesia.
Berdasarkan Pasal 43, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 se-
bagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan KSA dan KPA, kegiatan kerja sama tersebut
berupa pembangunan strategis yang tidak dapat dielakkan; dan penguatan
fungsi KSA/KPA serta konservasi keanekaragaman hayati.
Dalam hal terdapat pihak yang ingin bekerja sama dalam memanfaatkan KSA
dan KPA, terdapat persyaratan teknis dan administrasi yang harus dipenuhi
sebagaimana tertera pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.85/Men-
hut-II/2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri LHK Nomor
P.44/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 tentang Tata Cara Kerja Sama Penye-
lenggaraan KSA dan KPA. Akan tetapi, seringkali persyaratan teknis dan ad-
ministrasi yang diajukan calon mitra dalam permohonan kerja sama tidak ses-
uai dengan ketentuan dan tidak memuat informasi yang dibutuhkan, sehingga
menyulitkan dalam proses tindak lanjut kerja sama.
D
alam pelaksanaan kerja sama penyelenggaran KSA dan KPA tentunya
harus sesuai dengan peraturan atau kebijakan. Dasar hukum pelak-
sanaan kegiatan kerja sama berasal dari Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain
itu juga arahan teknis dari Menteri sebagai petunjuk pelaksanaan kerja sama
agar berjalan secara optimal
A. Dasar Hukum
Dasar peraturan yang mengatur pelaksanaan kerja sama penyelenggaran KSA
dan KPA sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaima-
na telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Un-
dang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Un-
dang-Undang;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 sebagaimana diubah den-
gan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015 tentang Pengelolaan
KSA dan KPA;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Kehutanan;
B. Arahan Teknis
Beberapa arahan teknis terkait penyelenggaraan kerja sama lingkup Ditjen
KSDAE:
K
erja Sama Penyelenggaraan KSA dan KPA telah diatur secara khusus tata
cara pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No-
mor P.85/MENHUT-II/2014 sebagaimana telah diubah dengan Peratur-
an Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.44/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/6/ 2017. Tata cara tersebut mengatur kerja sama kerja sama pemban-
gunan strategis yang tidak dapat dielakkan dan penguatan fungsi serta keane-
karagaman hayati, dengan rincian:
a. Permohonan baru;
b. Permohonan perpanjangan;
c. Permohonan perubahan (adendum/amendemen).
1. Permohonan Baru
a. Mitra bukan lembaga internasional, lokasi berada >1 unit pengelola
1) Alur permohonan baru
Peta Citra Satelit : Peta Citra Satelit terbaru lokasi objek kerja
sama dan hasil penafsirannya yang ditan-
datangani pemohon dalam bentuk digital
dan hardcopy.
P
Penyusunan dokumen Perjanjian Kerja Sama (PKS), Rencana Pelaksan-
aan Program (RPP), Rencana Kerja Lima Tahunan (RKL), dan Rencana Ker-
ja Tahunan (RKT) merupakan tindak lanjut dari persetujuan Menteri LHK
atas permohonan kerja sama yang diajukan oleh pemohon. Kegiatan tersebut
dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-un-
dangan.
Waktu dan : Hari, tanggal, dan tempat pada saat dilakukan penan-
Tempat datanganan naskah PKS
Tanda Tangan : Meterai, tanda tangan Unit Pengelola dan mitra, dan
cap dinas
3. Format RPP
Cover : 1. Logo Unit pengelola dan Logo mitra
2. Judul RPP beserta Tahun Periode
3. Judul PKS
3. Format RKL
3. Format RKT
Cover : 1. Logo PIHAK KESATU dan Logo PIHAK KEDUA
2. Judul RKT beserta periode tahun kerja sama
3. Judul PKS
M
onitoring, evaluasi, dan palaporan merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan dalam kerja sama penyelenggaran KSA dan KPA. Pelaksa-
naan ini untuk memastikan kegiatan kerja sama yang berada dalam
KSA dan KPA berjalan dengan baik sesuai rencana dan tidak menimbulkan
dampak atau kerugiatan terhadap KSA dan KPA.
A. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka memastikan pelaksanaan kerja
sama sesuai dengan perjanjian atau rencana pelaksanaan program/ke-
giatan. Monitoring dilakukan secara berkala paling sedikit dilakukan 1
(satu) tahun sekali diakhir tahun. Hasil monitoring dituangkan dalam
berita acara hasil monitoring. Hasil tersebut digunakan sebagai dasar
penyusunan RKT tahun berikutnya dan penyusunan laporan tahunan.
B. Evaluasi
Kegiatan evaluasi kerja sama penyelenggaraan KSA dan KPA dilakukan paling
sedikit sekali dalam 5 (lima) tahun atau saat kerja sama akan berakhir atau
dalam hal-hal tertentu yang dianggap penting dilakukan kegiatan evaluasi
(insidental). Hasil evaluasi dituangkan dalam berita acara hasil evaluasi kerja
sama, sebagai sebagai dasar untuk dilakukan perpanjangan kerja sama atau
keputusan terkait pelaksanaan kerja sama.
1. Laporan Tahunan
Pelaksana : Unit Pengelola dan mitra yang bekerja sama
2. Laporan Akhir
Pelaksana : Bersama PARA PIHAK yang bekerja sama
Dokumen Tata Kelola Kerja Sama penyelenggaraan KSA dan KPA merupakan
laporan pelaksanaan tata kelola penyelenggaraan kerja sama yang memuat
informasi terkait pelaksanaan semua kerja sama penyelenggaraan KSA dan
KPA dengan mitra yang ada di UPT, siapa saja mitra kerja samanya, apa yang
dikerjasamakan, capaian kerja sama, hasil monitoring dan evaluasi selama
pelaksanaan kerja sama, permasalahan/kendala, alternatif solusi, hasil (out-
put), manfaat (outcome), dan dampak (impact) kerja sama dilengkapi matriks
realisasi serta dokumentasi kegiatan.
Prinsip-Prinsip Tata Kelola:
1. Transparansi: Transparansi dalam Tata Kelola Kerja Sama Penyelengga-
raan KSA dan KPA mencakup kejelasan, keterbacaan, dan keterbukaan
informasi terkait dengan tujuan, proses, dan aturan yang berkaitan den-
gan Kerja Sama tersebut. Dokumen yang transparan memberikan pema-
haman yang jelas kepada semua pihak yang terlibat tentang apa yang
diharapkan dari kerjasama tersebut, meminimalkan ketidakpastian, dan
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik.
2. Responsibilitas: Responsibilitas berkaitan erat dengan tanggung jawab
yang diemban oleh masing-masing pihak yang terikat dalam Perjanjian
Kerja Sama (PKS). PKS harus mencantumkan secara jelas tugas, kewajib-
an, dan komitmen yang harus dipenuhi oleh setiap pihak. Ini memastikan
bahwa setiap pihak bertanggung jawab atas kontribusinya terhadap kes-
uksesan atau kegagalan dari kerjasama tersebut.
3. Independensi: Independensi adalah kemampuan untuk bertindak tanpa
pengaruh eksternal yang tidak sesuai atau tidak diinginkan. Dalam kon-
teks Kerja Sama, independensi bisa berarti menetapkan aturan atau kebi-
jakan yang memastikan keputusan diambil secara objektif, tanpa tekanan
atau kepentingan dari pihak luar yang bisa mempengaruhi output yang
diharapkan dari Kerja Sama.
Daftar Isi : Merupakan daftar dari judul bab dan sub-bab ke-
giatan laporan tata kelola kerja sama, dan nomor
halaman
Pada hari ini, (Nama Hari) tanggal ….. bulan ….. tahun …… (xx-xx-xxxx), bertem-
pat di (Lokasi Penandatanganan PKS), kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : (Nama Pejabat PIHAK KESATU)
Jabatan : …………………………………
Berdasarkan : Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor ………………. tanggal ……….. tentang ……….
Alamat : …………………………..
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian LHK sesuai surat Direktur Jenderal KSDAE
nomor ……….. tanggal xx, bulan, 20XX, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalam perjanjian kerja sama ini selanjutnya secara
sendiri-sendiri disebut sebagai PIHAK, dan secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.
Pasal 1
TUJUAN
Tujuan perjanjian kerja sama ini adalah menjamin terwujudnya keutuhan, kelestarian, per-
lindungan sistem penyangga kehidupan (KSA/KPA lokasi kerja sama), serta meminimal-
kan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung akibat dari kegiatan … di (KSA/
KPA lokasi kerja sama), Kabupaten……., Provinsi …….. melalui peran serta PARA PIHAK.
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Pasal 3
LETAK DAN LUAS AREAL KERJA SAMA
(1) Areal kerja sama dimaksud Pasal 2 huruf (a) berada di Blok/Zona… (KSA/KPA lokasi kerja
sama) di wilayah kerja Resort… Seksi… Bidang… Balai …., dan secara administrasi terle-
tak di Desa.. Kecamatan… Kabupaten …………., Provinsi …………...
(2) Areal kerja sama dengan luas … ha (panjang …m, lebar …m), terdiri dari:
a. …
b. …
(4) Areal kegiatan (kegiatan yang disetujui Menteri LHK) disajikan dalam Peta yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerja sama ini.
Pasal 4
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN
(1) Pelaksanaan ruang lingkup kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 2 diuraikan dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Program (RPP), Rencana Kerja Lima Tahunan (RKL), dan
Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang disusun dan disepakati PARA PIHAK dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari perjanjian kerja sama ini.
(2) RPP, RKL, dan RKT wajib disusun dan disahkan PARA PIHAK paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah ditandatangani perjanjian kerja sama ini.
(3) Dalam hal RPP, RKL, dan RKT pada ayat (1) tidak tersusun, maka perjanjian kerja sama ini
dapat dibatalkan oleh PIHAK KESATU.
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Pasal 6
KODE ETIK KERJA SAMA
(1) Perjanjian kerja sama ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK berdasarkan asas saling meng-
hormati, saling menghargai, saling percaya dan saling memberikan manfaat serta berpedo-
man pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) PARA PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan segala data, informasi, dan keterangan
yang diperoleh berdasarkan pelaksanaan perjanjian ini, kecuali informasi yang sifatnya su-
dah diketahui umum atau sepatutnya diketahui oleh umum atau dikategorikan sebagai infor-
masi yang terbuka untuk umum berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Hasil kegiatan kerja sama dalam bentuk data, foto, video maupun sarana prasarana dapat
dimanfaatkan PARA PIHAK untuk kepentingan non-komersial dan tidak mengandung inter-
pretasi yang dapat mendiskreditkan Pemerintah/ aparat.
(4) Publikasi hasil-hasil kerja sama melalui jurnal, media elektronik, brosur/leaflet atau website
harus disertai logo dan/atau mencantumkan personil dari PARA PIHAK yang terlibat, ser-
ta dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari PIHAK KESATU yang menjadi lokasi
kerja sama, berpedoman pada surat Direktur Jenderal KSDAE nomor S.510/KSDAE/Set.3/
Ren3/6/2021 tanggal 25 Juni 2021 Hal: Diseminasi dan Publikasi Informasi oleh Mitra Ker-
ja.
Pasal 7
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
(1) Setiap Kekayaan Intelektual (KI) milik masing-masing pihak yang dibawa dan digunakan
dalam perjanjian kerja sama ini tetap menjadi milik masing-masing pihak, dan pemilik KI ber-
tanggung jawab atas semua gugatan yang diajukan oleh pihak manapun terhadap kepemi-
likan dan keabsahan KI tersebut.
(2) Sepanjang menghasilkan nilai tambah baik, dalam bentuk materiel maupun imateriel seperti
Hak Kekayaan Intelektual, Royalti, barang, dan jasa akan menjadi milik PARA PIHAK dan
akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian tersendiri dengan didasarkan pada kontribusi mas-
ing-masing pihak dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
STATUS ASET DAN SERAH TERIMA HASIL KERJA SAMA
(1) Dalam hal perjanjian kerja sama berakhir, seluruh hasil kegiatan kerja sama yang berupa ba-
rang bergerak dan tidak bergerak yang bermanfaat bagi pengelolaan konservasi alam men-
jadi milik negara dan diserahkan kepada PIHAK KESATU yang akan dimanfaatkan untuk
kepentingan konservasi alam sesuai peraturan perundang-undangan dengan jenis barang
ditetapkan oleh PIHAK KESATU.
(2) Pemilahan aset sarana prasarana yang bermanfaat bagi konservasi alam yang akan
diserahkan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU dilakukan oleh PARA PIHAK.
(3) Dalam hal kerja sama tidak diperpanjang, aset yang tidak dapat dimanfaatkan untuk pen-
gelolaan konservasi sebagaimana ayat (2) maka PIHAK KEDUA wajib mengeluarkan dari
dalam kawasan dan dilakukan rehabilitasi bekas areal terdampak kerja sama.
(4) Penyerahan aset dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 9
JANGKA WAKTU DAN PERPANJANGAN
(1) Jangka waktu perjanjian kerja sama ini berlaku selama....... (.....) tahun sejak ditandatangani
perjanjian kerja sama ini dan dapat diperpanjang berdasarkan persetujuan PARA PIHAK
dan hasil evaluasi tim Direktorat Jenderal KSDAE (Pembangunan Startegis)/ Unit Pengelola
(Penguatan Fungsi) dan persetujuan Menteri LHK.
(2) Perpanjangan perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan selam-
bat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum perjanjian kerja sama berakhir dengan pengajuan
secara tertulis oleh PIHAK KEDUA.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada realisasi ke-
giatan sebagaimana yang telah disepakati PARA PIHAK, maka perjanjian kerja sama ini
batal demi hukum.
Pasal 10
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA SAMA
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan PARA PIHAK atau force majeure, dapat diper-
timbangkan kemungkinan adanya perubahan lokasi kegiatan dan waktu pelaksanaan kerja
sama dengan persetujuan PARA PIHAK.
(2) Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi keadaan:
a. Bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.
b. Tindakan pemerintah dibidang fiskal dan moneter.
c. Keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(3) Dalam hal terjadi force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PIHAK yang terkena
force majeure harus memberitahukan kepada PIHAK lainnya secara tertulis paling lambat
dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya force majeure.
(4) Dalam hal force majeure terjadi terus menerus melebihi 30 (tiga puluh) hari yang berdampak
pada kemampuan salah satu PIHAK dalam melaksanakan kewajiban berdasarkan perjanji-
an kerja sama ini, maka PIHAK yang terkena dampak force majeure tersebut dapat menga-
jukan pengakhiran perjanjian kerja sama.
Pasal 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila dikemudian hari terdapat perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama
ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah mufakat.
(2) Apabila upaya penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mem-
bawa hasil yang diharapkan, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara mediasi,
dimana masing-masing pihak menunjuk seorang wakilnya dan seorang yang ditunjuk bersa-
ma PARA PIHAK.
Pasal 13
PEMBIAYAAN
(1) Seluruh biaya dalam rangka pelaksanaan kegiatan kerja sama bersumber dari PIHAK
KEDUA dan sumber lain yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
KORESPONDENSI
Pasal 15
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
(1) Monitoring pelaksanaan kerja sama dilakukan secara berkala dalam rangka memastikan
pelaksanaan RPP, RKL, dan RKT sedikitnya 1 (satu) kali dalam setahun oleh PARA PIHAK.
(2) Evaluasi dilakukan secara periodik paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dan/atau
pada saat-saat tertentu sesuai dengan kebutuhan oleh Tim Direktorat Jenderal KSDAE Ke-
menterian LHK.
(3) Pelaporan disusun bersama oleh PARA PIHAK secara periodik (tahunan) mencakup has-
il-hasil kegiatan beserta perkembangannya, kendala dan permasalahan lain yang dihadapi.
Pasal 16
PERUBAHAN/ PENAMBAHAN (AMENDEMEN/ ADENDUM)
(1) Setiap perubahan (amendemen) dan/atau penambahan (adendum) terhadap isi perjanjian
kerja sama ini dapat dilakukan atas kesepakatan PARA PIHAK secara tertulis yang meru-
pakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian kerja sama ini.
(2) Setiap perubahan (amendemen) dan/atau penambahan (adendum) sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) hanya berlaku dan mengikat jika telah disepakati oleh PARA PIHAK dibuat
dalam satu adendum atau amandemen dan ditandatangani PARA PIHAK yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian kerja sama ini.
Pasal 17
PENUTUP
(1) PARA PIHAK dalam perjanjian kerja sama ini menyatakan dan menjamin bahwa mas-
ing-masing telah melakukan seluruh tindakan yang diperlukan berdasarkan peraturan pe-
rundang-undangan dalam rangka menandatangani perjanjian kerja sama ini.
(2) Setiap PIHAK dalam perjanjian kerja sama ini menyatakan dan menjamin kepada PIHAK
lainnya bahwa penandatangan dari perjanjian kerja sama ini adalah benar merupakan pi-
hak-pihak yang berwenang untuk bertindak dan atas nama PIHAK tersebut.
(3) Perjanjian kerja sama ini berlaku sejak tanggal, bulan, tahun tersebut di atas yang dibuat
dalam 2 (dua) rangkap serta bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
Demikian perjanjian kerja sama ini dibuat dengan itikad baik, untuk dilaksanakan oleh PARA
PIHAK.
Nama Nama
LOGO UNIT
PENGELOLA
DISAHKAN,
Kepala UPT/Dinas
……………………..
Nama………………………
NIP…………………..
Dokumen Tata Kelola Kerja Sama Penyelenggaraan KSA dan KPA Tahun …. ini disusun sebagai
bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Kerja Sama yang dilaksanakan oleh Nama Unit
Pengelola bersama Mitra, yang mencakup :
Demikian Dokumen Tata Kelola Kerja Sama Penyelenggaraan KSA dan KPA ini disusun, …
........................,
Tanggal ...................20…
Berisikan ringkasan isi laporan, khususnya kinerja Kerja Sama, dapat ditambahkan infografis
1. Peraturan Nomor…
2. Peraturan Nomor…
3. dst
B. Pembangunan Strategis
Deskripsi singkat capaian outcome
Tabel Capaian Outcome kegiatan
No No PKS Mitra Ruang Outcome Tercapai/
Lingkup belum
Cth 123ABC PT • Tersedianya Akses Tercapai
Abc bagi Masyarakat
Desa A, B dan C
• Terjaganya Ekosis-
tem KK khususnya Tercapai
Area Bidwil II
Rangkuman dari PKS - PKS yang sudah dievaluasi di tahun berjalan dan hasil evaluasinya (BAB
ini dihilangkan apabila pada tahun berjalan tidak ada PKS yang evaluasi)
• RKL 1 • Baik = 76 -
• RKL 2/ Per- 100%,
panjangan/ • Cukup = 56
Berakhir - 75%,
• Kurang =
<56%