Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

dikemukakan kesimpulan sebagai berikut.

1. Gambaran bahwa penelitian empati dan kontrol diri berhubungan sebesar

terhadap perilaku agresif. Artinya, empati dan kontrol diri merupakan

faktor yang menyumbang dalam mengurangi serta menurunkan perilaku

agresif siswa di SMA Negeri 5 Padang. Artinya, empati, kontrol diri dan

perilaku agresif sangat menurun. Sedangkan, pada bahagian beberapa

aspek yang masih kategori sedang dalam setiap variabel penelitian perlu

dilakukan peningkatan melalui pelayanan bimbingan dan konseling.

2. Empati di SMA Negeri 5 Padang memberikan hubungan secara signifikan

dengan perilaku agresif. Artinya, empati ditingkatkan menjadi lebih

sangat tinggi untuk menurunkan perilaku agresif siswa menjadi lebih

baik.

3. Kontrol diri di SMA Negeri 5 Padang memberikan hubungan secara

signifikan dengan perilaku agresif. Artinya, kontrol diri ditingkatkan pada

hal yang positif setiap variabel menjadi lebih baik untuk menurunkan

perilaku agresif siswa menjadi lebih baik.

4. Empati dan kontrol diri di SMA Negeri 5 Padang secara bersama-sama

memberikan hubungan secara signifikan dengan perilaku agresif. Artinya,

tinggi dan rendahnya perilaku agresif siswa dipengaruhi oleh empati dan

112
113

kontrol diri. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

empati dan kontrol diri, maka semakin rendah perilaku agresif siswa. Hal

ini berarti variabel empati dan kontrol diri akan lebih efektif jika

dikombinasikan secara bersama-sama sebagai prediktor untuk menurukan

perilaku agresif siswa dari pada hanya satu variabel saja.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

saran yang dapat diberikan sebagai berikut.

1. Siswa SMA Negeri 5 Padang, agar mempertahankan serta lebih

meningkatkan kembali empati dan kontrol diri dalam menghindari

perilaku agresif.

2. Kepada guru bimbingan dan konseling, dengan adanya hubungan negatif

yang signifikan antara empati dan perilaku agresif. Disarankan guru

bimbingan dan konseling lebih menurunkan perilaku agresif melalui

layanan-layanan konseling.

3. Bagi sekolah sebagai salah satu pedoman dalam menyusun program

sekolah berikutnya khususnya dalam meningkatkan empati dan kontrol

diri serta mengatasi masalah perilaku agresif siswa.

4. Bagi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dan Dinas Pendidikan

khususnya kota Padang untuk dapat memberikan dukungan dan turut

berpartisipasi dalam mengatasi perilaku agresif, salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah selalu memberikan penyediaan sarana pendidikan

yang baik.
114

5. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain

yang diduga berkorelasi kuat dengan perilaku agresif, seperti konsep diri

dan kematangan emosi.

C. Implikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa empati dan kontrol diri

berhubungan dengan perilaku agresif siswa. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan masukan bagi guru bimbingan dan konseling dalam penyusunan

program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah terkait dengan materi

yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa khususnya terhadap siswa

yang sering berperilaku agresif. Selain itu, dapat pula sebagai masukan

kepada kepala sekolah untuk memberikan dukungan kepada pelaksanaan

kegiatan layanan bimbingan dan konseling serta berkolaborasi dengan

orangtua, siswa, guru dan staf pendukung untuk berfokus pada pencapaian

dengan maksimal potensi siswa. Adapun hasil penelitian ini yang menjadi

acuan bagi semua pihak untuk menurunkan perilaku agresif dengan lebih

meningkatkan empati dan kontrol diri. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

adanya hubungan langsung antara empati dan kontrol diri dengan perilaku

agresif, maka empati dan kontrol diri perlu untuk ditingkatkan.

Hal ini dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling

berkolaborasi dengan orangtua, siswa, guru dan staf pendukung lainnya

dalam memantau dan memberikan perhatian terhadap perkembangan anak

baik di rumah maupun di sekolah. Guru bimbingan dan konseling juga

bekerjasama dengan kepala sekolah untuk kontrol diri yang kondusif. Guru
115

bimbingan dan konseling memberikan layanan bimbingan dan konseling

untuk mencegah permasalahan terkait tinggi dan naiknya perilaku agresif, dan

dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok materi yang akan dibahas yaitu

empati dan kontrol diri yang dirasakan siswa. Guru Bimbingan dan

Konseling sebagai fasilitator dapat memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengemukakan permasalahan yang dialami responden dalam

lingkungan sosial dan di sekolah. Guru Bimbingan dan Konseling dapat

memberikan pemahaman-pemahaman pada diri siswa tentang hal yang

menyebabkan sesuatu terjadi pada dirinya.

2. Layanan Informasi

Layanan informasi diberikan kepada siswa dalam rangka

pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang dialami siswa, dalam

hal ini permasalahan yang terkait dengan kondisi berperilaku siswa akibat

kondisi yang dialaminya dalam keluarga dan lingkungan sekolah.

3. Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok dapat diberikan kepada kelompok

responden yang sama-sama mengalami tingginya perilaku agresif.

Melalui kegiatan konseling kelompok ini guru bimbingan dan konseling

memberikan wadah terhadap responden untuk berbagi cerita dan kondisi

yang dialaminya terkait dengan situasi di rumah dan sekolah yang sedang

dihadapinya.
116

Secara khusus, dari hasil penelitian ini ada beberapa hal yang dapat

dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah dalam

merencanakan, membuat, memberikan dan mengevaluasi program pelayanan

khususnya di bidang pengembangan belajar dan pribadi terkait perilaku

agresif siswa. Indikator terendah atau yang masuk pada kategori sedang bisa

dijadikan acuan untuk membuat program dan materi pelayanan bimbingan

dan konseling melalui penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.

Guru bimbingan dan konseling sebagai komponen utama kolaboratif

hendaknya mampu membantu sekolah dalam memberikan pemahaman

kepada orangtua dan personil sekolah yang berkenaan dengan tanggung

jawab terhadap pendidikan siswa.

Anda mungkin juga menyukai