Teks Drama Habibie - Ainun
Teks Drama Habibie - Ainun
http://cdn.klimg.com/kapanlagi.com/p/headline/476x238/warga-batam-kecewa-habibie-38-ainun-
7873a8.jpg
Kisah hidup habibie yang dituangkan ke dalam buku yang berjudul habibie dan ainun. Buku tersebut
beliau persembahkan untuk istrinya yang meninggal dunia akibat menderita kanker ganas. Sang penulis
buku tersebut tidak lain tak bukan adalah habibie sendiri. Buku tersebut diangkat kedalam sebuah film
layar lebar dengan judul yang sama. Reza Rahardia yang berperan sebagai habibie dan Bunga Citra
Lestari berperan sebagai ainun.
Film ini dimulai Alur dimulai saat Ainun remaja, ia bermain kasti, trus Habibie digeret gurunya masuk
kelas. Sampai kelas, gurunya mencari Ainun, tiba-tiba Ainun datang. Kemudian gurunya
bertanya ke Ainun.
Guru : ada satu orang lagi yang bisa jawab pertanyaann itu selain kamu (mengeret
habibie)
Ainun : cahaya itu gelombang, merah kuning orange itu gelombang panjang biru itu
gelombang pendek sedangkan atmosfer itu satu frekuensi dengan gelombang pendek
terutama warna biru jadi atmosfer menahan dan menghamburkan warna biru dilangit,
itu mengapa langit warnanya biru pak.
Habibie bercerita masa sekolah. Saat Habibie ngejek Ainun. Waktu itu Ainun lagi ngobrol sama teman-
temannya, Habibie datang dan bilang.
Nah, saat tiba dirumah ainun Habibie awalnya tidak mau masuk ke rumah Ainun (setelah lama tak
berjumpa). Waktu itu Ainun sedang menjahit, Habibie memanggilnya. Ainun menengokkan kepala,
Habibie bilang.
Paman : yakin !
Habibie : YA
Habibie : Haloo
Habibie : ANIUN cantiknya, Gila rupanya gula jawa sudah berubah jadi gula pasir.
Ibu ainun : buka puasa disini saja sekalian, ibu sudah siapkan kok.
Habibie : gitu ya, saya ketinggalan obat dirumah saya harus ambil!
Saat jalan-jalan Ainun cerita, kenapa dia pengen jadi dokter. Terus Habibie nanya?
Ainun : waktu itu aku umur 7 tahun, kita lagi mengungsi karena perang kan ! terus
ibuku dipanggil penduduk desa untuk membantu istrinya yang melahirkan pas ibuku pulang
bajunya ada darah aku nangis ketakutan tapi ibu bilang ibu habis menggendong bayi laki laki
dan dia kelihatan bahagia sekali, karena itu aku ingin jadi dokter.
Ainun : ya
Habibie : Ainun, apa ainun sudah punya teman dekat yang khusus?
Habibie cerita tentang janjinya membangun Indonesia. Saat dia sakit di Jerman dan berfikir hampir mati,
Habibie membuat sumpah.
Ainun : Nanti setelah lulus kuliah, kamu tetap tinggal di jerman atau pulang ?
Habibie : "Ikut sama saya, kawanin saya, mendampingi, menjadi istri, lalu kita
bangun keluarga, hanya boleh kita berdua.. tanpa campur tangan dari keluarga
besar. Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Ntah kamu bisa menjadi dokter
atau tidak, ntah kita bisa hidup mudah disana, tapi yang
Ainun : "Aku tak bisa janji.. Aku tidak bisa janji menjadi istri yang baik, tapi aku
Kemudian mereka menikah dengan adat Jawa. Setelah itu naik pesawat ke Jerman. Di pesawat, Ainun
gelisah karena pesawat berguncang.
Habibie : "Tenang, kalau pesawat berguncang, itu tandanya bagus, tidak ada
Habibie : "Nanti, aku buatkan truk terbang paling aman buat kamu.."
Kehidupan di Jerman, Ainun hamil. Habibie bekerja di perusahaan kereta api, merancang mesin Ada
kejadian saat lagi musim dingin, hujan salju, Habibie pulang kerja. Dia lihat dompet.. uangnya receh
tidak cukup buat naik angkutan kota, akhirnya malam-malam dia putuskan jalan kaki menuju rumah, dan
naasnya lagi sepatunya bolong, dia mengambil kertas coretan dari tas kerjanya, kertas dilipat dan
disumbatkan sepat yang bolong tadi. Ainun gelisah di rumah menunggu Habibie, dia sudah membuatkan
sayur sop untuk Habibie. Sampai rumah kaki Habibie lecet, Ainun mengompresnya sambil mengutarakan
isi hatinya.
Ainun : (sedih)
Ainun : aku ingin pulang, alau aku pulang aku bisa meringankan bebanmu disini aku
juga tidaktahan lagi dengan kehamilanku ini hidupku di indonesia hidupmu disini.
Habibie : kamu kuat ainun, kita ini ibarat gerbang yang masuk kedalam terowongan
gelap dan panjang bahkan kita tidak tahu terowangan ini mengarah kemana,
tapi setiap terowongan ujungnya ada cahaya, saya berjanji saya akan membawa kamu ke
cahaya itu.
Habibie sedang menangani proyek kereta api dan dia sukses, keadaan ekonomi berubah saat habibie
berhasil menemukan sebuah rancangan kereta api pengangkut beban yang baru. Tahun 1965 di
Hamburg, setelah menyelesaikan studi S3-nya di sekolah penerbangan, Habibie mengirim surat resmi ke
pemerintahan RI, dia ingin membuat pesawat terbang untuk Indonesia.keluarga mereka juga di
ramaikan dengan kedua putra ilham akbar dan thareq kemal.
Kemudian Habibie dan ainun mandapat cobaan saat ainun divonis mengidap kanker. Ainun disarankan
dokter untuk operasi. Saat ainun akan di operasi habibie sangat kuatir.
Ainun : gantengmu hilang kalau cemberut begitu. Gak usah kawatir, aku kan sudah
pernah operasi.
Ainun : pa, aku yang dokter kamu itu pembuat pesawat gak usah sok tau.
Ainun : Sebentar ya
Habibie : aku yang pembuat pesawat kamu yang dokter, jangan sok tau.
Setelah itu, Ainun menjadi dokter spesialis anak di Jerman.Sedangkan Habibie ke Indonesia
meninggalkan Ainun dan anak-anaknya di Jerman, meski berat tapi Ainun selalu mendukung, kata Ainun,
"Indonesia memanggilmu, bersyukurlah.." Di Indonesia Habibie mengungkapkan jika industri pesawat,
kereta api, kapal, bisa mendongkrak potensi anak muda dan hasilnya untuk rakyat Indonesia. Di tengah
rencananya itu ada juga pihak-pihak yang mencoba membujuk Habibie untuk bergabung ke tender
tertentu, dan Habibie menolaknya dengan sopan.
Rencana pembuatan pesawat terus berlanjut, Habibie menjalin kerja sama dengan banyak negara untuk
proyeknya ini, seperti negara Kanada, Jepang, Spanyol, dll. Tapi ternyata ada piha-pihak yang gak baik
juga, sampai nyogok jam tangan buat nyetujui kerja sama dengan pihak gak waras itu.
Habibie : Segera.
Tanggal 10 Agustus 1995, penerbangan perdana pesawat N250 buatan Indonesia dilaksanakan. Media
TV Presiden Soeharto dan istrinya Bu Tien serta wapres Tri Sutrisno menghadiri acara ini, MENYAKSIKAN
PENERBANGAN N250. Pesawatnya terbang dengan gagah Sekarang bangsa Indonesia bisa membuat
pesawat sendiri.
Beberapa waktu kemudian, Habibie diambil sumpah sebagai seorang wakil presiden. krisis moneter yang
begitu parah, rupiah terpuruk, inflasi 80%, terjadilah REFORMASI. Lautan mahasiswa menuntut dan
Soeharto mundur menjadi presiden dan digantikan Habibie.
Ketika ada pertemuan tiba tiba ada telepon dari penjaga rumah.
Rubi : maaf
Rubi : katanya itu hasil dari uang bapak korupsi selama jadi menteri.
Moni : memangnya mereka ngak ngecek dulu rumah itukan dibangun tahun 72
bahkan bapak belum jadi menteri
Banyak pihak yang nyalahin. Habibie usaha keras bangun bangsa ini. Berkutat dengan banyak buku,
hanya tidur satu jam, buat analisa penting. Sampai Ainun bilang dengan sedih dan marah-marah
Ainun : pa pa pa
Habibie : tapi ini harus saya selesaikan, saya harus menemukan solusinya. Tidak bisa
ditunda.
Ainun : Kamu itu pemimpin negara. Kalau kamu nggak bisa mimpin tubuh kamu
sendiri. Bagaimana kamu bisa pimpin 200 juta orang!!"
Dan ceita selanjutnya, di media diberitakan, pertanggungjawaban Habibie ditolak, dan berita-berita
sentimen lainnya. Dan Habibie berkata kepada Ainun dan dua anaknya yang telah dewasa,
Habibie :So beginiya "Papa sudah memutuskan untuk tidak akan mencalonkan diri
sebagai presiden".
Berikutnya Habibie pergi ke tempat pembuatan pesawat sendirian. Dia mengelus tulisan
"krincingwesi" bergambar wayang di pesawat itu. Dari tadi Ainun mengikutinya dan berdiri di dekat
Tahun 2000, mereka pergi berjalan-jalan ke beberapa negara Eropa berdua. Kemudian Ainun sakit dan
dibawa langsung ke Jerman untuk berobat, dengan teknologi canggih. Ainun sholat sambil tidur,
ditemani dua anaknya dan diimami Habibie. Ainun sakit parah, tapi dia bilang ke sahabatnya.
Habibie, dua anaknya, dan sahabatnya setia menemani. Ainun sesekali bilang dengan terbata-bata ke
Habibie.
Ainun : "Jangan minta maaf, kamu sudah menepati janji. Kamu suami terbaik
untukku". Kemudian Ainun dioperasi...
Ketika lis duduk dan melihat habibie lewat di ruang tunggu berkata.
Arlis : rudy
Habibie : ya
Habibie : Seperlunya, sampai sembuh, saya melakukan apapun untuk ainun, saya
tidak akan menyerah.
Arlis : kau harus ikhlaskan ainun.
Habibie : tidak.
Ainun tersenyum, terpejam, beliau meninggal dunia di Jerman. Ditemani suami, anak-anak, dan
sahabatnya.
udul:Sahabat Selamanya
Tema:Persahabatan
Sinopsis Drama :
Pagi yang cerah di SMA Negeri 20 Bandar Lampung. Di lorong sekolah berbincanglah tiga orang sahabat
yakni Fadli, Dhani, dan Tantri. Mereka berbincang tentang banyak hal. Akan tetapi perbincangan mereka
mengerucut hingga ke satu topik penting. Topik tersebut adalah tentang keanehan yang terjadi pada
salah satu sahabat terbaik mereka yakni Eross. Kecurigaan ketiga sahabat tersebut terhadap keanehan
Eross bukannya tidak beralasan. Eross yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang periang dan ceria,
kini tiba-tiba menjadi pendiam dan pemurung. Hal ini yang menjadi topik perbincangan utama mereka di
lorong kelas 12 IPA 1 di pagi itu.
Fadli:Iya aneh, tak biasa-biasanya Eross begini kan? Dua minggu terakhir ini kuperhatikan ia selalu saja
melamun, murung, dan cenderung pendiam. Padahal kan kalian tahu sendiri kalau dia itu anak yang
periang.
Tantri:Kamu benar Fadli. Aku juga merasakan ada yang aneh pada Eross. Aku khawatir kalau ia sedang
mengalami hal buruk.
Dhani:Benar juga ya. Eross akhir-akhir ini seringkali merespon kita seadanya saja. Ia juga cenderung
diam dan seringkali menghindar dari kita. Jangan-jangan ada kesalahan yang telah kita perbuat kepada
Eross? Atau mungkin saja ia marah pada salah satu diantara kita?
Fadli:Hmmm, kita tidak akan tahu apa penyebab keanehan yang terjadi pada Eross, kecuali kita tanyakan
langsung padanya.
Tantri:Jangan dulu Fadli! Aku rasa menanyakan langsung padanya bukanlah solusi yang tepat. Bisa jadi
saat ini dirinya sedang dirundung masalah yang cukup rumit yang bersifat personal. Sehingga sangat
tidak memungkinkan bagi kita untuk mendengar pengakuan jujur darinya.
Beberapa saat kemudian, lewatlah Eross di hadapan Fadli, Dhani, dan Tantri.
Eross:Hei Dhan, Fadli, Tantri. Aku baru saja ada keperluan. Maaf, tidak bisa berangkat ke sekolah
bersama-sama. Ya sudah, aku ke ruangan BK dulu ya.
Fadli:Persis seperti apa yang aku pikirkan Dhan. Tapi masalah apa ya?
Fadli:begini saja, bagaimana kalau kita tanyakan langsung perihal masalah yang sedang dihadapi oleh
Eross kepada Ibu Rosidah, guru BK kita!
Tantri:Aku setuju. Pada jam istirahat kedua, kita akan tanyakan langsung kepada bu Rosidah di ruang BK.
Fadli:sewaktu aku dan Dhani bergegas meninggalkan mushala, ia terlihat masih khusyuk berdoa. Ia
terlihat sangat serius meminta sesuatu pada Tuhan.
Sesampainya di ruang BK
Tantri:Aku jadi makin penasaran. Jawabannya ada di ruangan ini. (sambil menunjuk ruang BK yang
tertera nama ibu Rosidah, S.Pd. di pintu ruangan)
Ibu Rosidah:Ada yang bisa ibu bantu? Kalian sampai ke ruangan ibu di jam istirahat begini.
Tantri:Begini bu, langsung saja ke topik pembicaraan yang ingin kami utarakan. Saya ingin bertanya soal
Eross. Akhir-akhir ini ia berubah menjadi lebih pendiam, pemurung, dan seringkali menghindar dari
kami, padahal kami ini sahabatnya.
Bu Rosidah :Hmm, sebenarnya ibu sudah menangkap maksud kalian menemui ibu sebelum kalian
mengutarakannya. Sebenarnya Eross meminta ibu untuk merahasiakan ini kepada siapapun, termasuk
kalian. Tapi ya sudahlah, ibu percaya karena kalian ini adalah sahabat terdekat Eross.
Bu Rosidah :Saat ini Eross tengah dirundung masalah perekonomian keluarga yang cukup pelik. Sudah
hampir setahun ayahnya tidak bekerja. Karena perusahaan di tempat ayah Eross bekerja gulung tikar.
Sementara kebutuhan hidup semakin bertambah dan menuntut agar bisa terpenuhi. Kesulitan
perekonomian tersebut berimbas pada masalah lain diantaranya adalah sulitanya keluarga Eross untuk
membayar uang sekolahnya dan juga adik-adiknya.
Tantri:Hmm, begitu ya bu? Sudah berapa bulan Eross tidak membayar uang sekolahnya bu?
Bu Rosidah:8 bulan Tantri. Sekolah sudah memberikan keringanan batas waktu pembayaran berkali-kali.
Akan tetapi untuk saat ini, sulit bagi kami untuk mempertimbangkan keberlangsungan stidi Eross di
sekolah ini.
Fadli:Apa tidak ada solusi lain bu, seperti misalnya beasiswa dan lain sebagainya?
Bu Rosidah:Ibu rasa sangat sulit Fadli, Sekolah di tahun ini tidak menganggarkan beasiswa seperti yang
kamu maksudkan.
Tantri:Begini bu, saya ada usulan. Bagaimana kalau sekolah menerapkan sistem subsidi silang. Besaran
SPP disesuaikan dengan pendapatan orang tua wali. Masalah teknis saya serahkan kepada pihak
sekolah.
Bu Rosidah :Masya Allah, ide mu cemerlang sekali Tantri. Kalau soal itu ibu bisa membawa ide mu ke
pihak komite sekolah.
Dhani:Kalau bisa secepatnya bu. Eross tidak bisa menunggu lebih lama lagi kan?
Bu Rosidah: Ibu janji akan membantu kalian dan juga Eross, sesegera mungkin.
Fadli:Dhani, Tantri, dan Eross. Kita semua dipanggil untuk menghadap ibu Rosidah di ruangannya.
Keempat sahabat itu berjalan cepat menuju ke ruang BK. Sesampainya di ruangan Bu Rosidah Dhani pun
mengetuk pintu ruangan.
Bu Rosidah:Ya Tantri, silahkan duduk. Ada yang ingin ibu sampaikan kepada kalian, terutama pada Eross.
Eross:Menyangkut saya bu? Oh iya, mengenai SPP sekolah. Ayah saya berjanji akan segera melunasinya
begitu dapat uang pinjaman. Saya mohon izinkan saya untuk tetap bersekolah di sini bu!
Bu Rosidah:Tenang dulu Eross. Ibu akan menyampaikan kabar gembira kepada kamu dan teman-
temanmu. Begini, dua minggu lalu Tantri mengusulkan sebuah ide cemerlang yakni suatu konsep subsidi
silang pembayaran SPP. Pembayaran SPP tersebut besarannya disesuaikan dengan pendapatan orang
tua / wali murid. Hal ini memungkinkan siswa tidak mampu untuk tetap bisa bersekolah. Bahkan
diantara mereka ada beberapa yang tidak diwajibkan membayar uang SPP. Nah, salah satu siswa
tersebut adalah Eross. Kamu juga tidak perlu membayar SPP beberapa bulan lalu yang menunggak. Pihak
sekolah telah membebaskan tunggakan SPP-mu selama delapan bulan itu.
Bu Rosida :Ya, bersyukurlah pada Allah dan berterima kasihlah pada sahabat-sahabatmu yang peduli
kepadamu. Fadli, Dhani, dan Tantri telah berupaya membantu kamu sejauh ini.
Eross:Terima kasih Dhan, Fadli. Maaf selama ini aku tidak menceritakan hal ini kepada kalian. Aku malah
menghindar dari kalian. (sembari memeluk Fadli dan Dhani)
Dhani:Sudahlah kawan, jangan dipikirkan! Bukankah kita ini teman? (menangis haru)
Fadli:(menangis haru sambil menepuk-nepuk pundak Eross, tidak berbicara sepatah kata pun)
Tantri :(menangis sambil terus menerus mengusapkan lembaran tisu untuk menyeka air mata harunya).
Setelah urusan keempat sahabat itu selesai, mereka meninggalkan ruang BK dengan mata berkaca-kaca.
Mereka pun kembali ke kelas dengan perasaan lega karena permasalahan telah diselesaikan dengan
baik.
Baca Juga:
NO RESPONSES
LEAVE A REPLY
Comment Text*
Name*
Email*
Website