Anda di halaman 1dari 11

RESOLUSI

KONFLIK
Kelompok 5
1. Een Hanida
2. Sinta Yulihayati
3. Noval rafli maulana
4. Afif Ma'ruf
5. Keni nurasih
MATERI!!
1. Tahapan Resolusi Konflik
2. Metode Resolusi Konflik
3. Keuntungan Resolusi Konflik
4. Pelaksanaan Resolusi Konflik
TAHAPAN RESOLUSI KONFLIK

•Tahap I: mencari deeskalasi konflik Terlebih dahulu harus diupayakan menemukan waktu
yang tepat untuk memulai (entrypoint) proses resolusi
konflik.
Contohnya bisa dengan berkomunikasi secara terbuka, mendengarkan pandangan pihak
terlibat, dan mencari solusi bersama untuk menghindari
eskalasi konflik.

•Tahap II: intervensi kemanusiaan dan negosiasi politik ketika deeskalasi konflik telah
ditemukan, maka negosiasi politik dapat dimulai bersamaan dengan penerapan intervensi
kemanusiaan.
Contohnya adalah perundingan antar negara atau antar pihak yang terlibat dalam konflik,
dengan tujuan mencapai kesepakatan damai atau solusi politik yang dapat mengakhiri
konflik tersebut.
TAHAPAN RESOLUSI KONFLIK

•Tahap III: problem solving approach tahap ketiga dari proses resolusi
konflik, yaitu problem solving approach cenderung memfokuskan pada
orientasi sosial.
Contohnya adalah "Jika masalahnya adalah keterlambatan dalam proyek,
implementasi dapat melibatkan penjadwalan ulang tugas-
tugas atau penambahan sumberdaya."
•Tahap IV: peace building semboyan utama yang ingin ditegaskan dalam
tahap keempat proses resolusi sosial adalah "quo desiderat pacem, bellum
praeparat."
Contohnya adalah pembentukan pemerintahan yang inklusif, program
rekonsiliasi antar kelompok, serta proyek pembangunan ekonomi untuk
mendukung pemulihan sosial dan ekonomi pasca konflik.
METODE RESOLUSI KONFLIK

Resolusi Konflik juga bisa diartikan sebagai usaha untuk mencapai keluaran konflik dengan
menggunakan metode resolusi konflik. Didalam buku konflik dan manajemen konflik karya
Wirawan, dijelaskan beberapa metode resolusi konflik, yaitu sebagai berikut.
a. Pengaturan sendiri oleh pihak pihak yanh terlibat konflik
Dalam metode ini, pihak-pihak yang terlibat dalam konflik menyusun sendiri strategi konflik
dan menggunakan taktik konflik untuk mencapai tujuan terlibat konfliknya.
b. Intervensi pihak ketiga
Ada tiga resolusi konflik berdasarkan intervensi pihak ketiga, yaitu sebagai berikut.
1) Resolusi konflik melalui proses pengadilan salah satu nya dilakukan melalui pengadilan
perdata.
2) Resolusi konflik melalui proses administrasi merupakan resolusi konflik melalui pihak
ketiga yang dilakukan oleh lembaga negara.
3) Resolusi perselisihan alternatif merupakan metode resolusi konflik melalui pihak ketiga,
proses resolusi perselisihan alternatif sendiri terdiri atas dua jenis, yaitu mediasi dan arbitase.
Keuntungan Resolusi Konflik

Resolusi konflik dapat menjadi program alternatif yang menginformasikan para pihak.
Bahkan resolusi konflik sangat berguna untuk memulihkan hubungan yang sebelumnya
berbahaya atau bermasalah. Selain keuntungan tersebut, resolusi dalam konflik
menawarkan manfaat lain ketika dapat dipilih untuk menyelesaikan masalah, diantaranya
sebagai berikut.
1. Pihak yang berkonflik dan pihak ketiga dapat mengendalikan emosinya dengan lebih
baik.
2. Menciptakan dalam suatu iklim yang telah menguntungkan.
3. Dapat memperkirakan dengan lebih banyak dalam perbedaan.
4. Mempunyai suatu keterampilan dalam menyelesaikan konflik dimasa depan.
5. Toleransi terhadap varietas akan meningkat.
6. Dapat membangun kerjasama.
7. Berdamai terhadap satu sama lain.
8. Adanya suatu rasa hormat, perhatian, pengertian, dan toleransi satu sama lain.
Pelaksanaan Resolusi Konflik

Menurut Forsyth, ada beberapa metode untuk melakukan pelaksanaan resolusi konflik,
sehingga dapat mengubah anggota kelompok yang berselisih menjadi sebuah perdamaian dan
penyelesaian yang akur, di antaranya sebagai berikut.
1) Commitment to negotiation Konflik dapat muncul ketika anggota didalam kelompok merasa
yakin dengan posisinya dan tidak ada keinginan untuk mengalah satu sama lain.
Contoh: Sebuah komunitas yang berkomitmen untuk bernegosiasi dalam menentukan kebijakan
social gunamen capai keseimbangan dan keadilan bagi semua anggotanya.
2) Misperception to understanding
Konflik sering kali terjadi karena kesalah pahaman. Orang-orang sering menganggap bahwa
orang lain ingin berkompetisi dengan mereka namun pada kenyataannya orang lain tersebut
hanya ingin bekerja sama dengan mereka.
Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan pemahaman sosiologi mungkin terjadi
ketika seseorang menganggap bahwa semua kelompok social memiliki norma dan nilai yang
sama, tanpa memperhatikan keragaman budaya yang sebenarnya ada dimasyarakat.
Pelaksanaan Resolusi Konflik

3) Strong tactics to cooperative tactics


Taktik yang digunakan untuk menyelesaikan konflik pada dasarnya ada 4 kategori yaitu sebagai
berikut.
a. Avoiding pada dasarnya taktik ini adalah usaha untuk menghindari konflik tersebut dan
berharap konflik itu akan hilang dengan sendirinya.
b. Yielding anggota kelompok dalam menyelesaikan masalah yang besar maupun kecil dengan
menyerahkan keputusan kepada oranglain.
c. Fighting pada sejumlah orang, mereka ingin menyelesaikan konflik dengan memaksa anggota
lainnya untuk menerima pandangan mereka.
d. Cooperating anggota yang mengandalkan kerjasama dalam mengatasi konflik cenderung
mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.
Contoh: Strong Tactics To Cooperative Tactics Misalnya, dalam masyarakat, penerapan hokum
yang didapat dianggap sebagai cooperative tactic,
sementara penindasan atau dominasi oleh kelompok tertentu dapat dianggap sebagai strong
tactic.
Pelaksanaan Resolusi Konflik

4) Upward to down ward conflict spirals


Kerjasama yang konsisten diantara orang untuk jangka waktu yang panjang dapat meningkatkan rasa saling percaya.
Akan tetapi ketika anggota kelompok terus bersaing satu sama lain, rasa saling percayaakan menjadi lebih sukar
dipahami.
Contoh: Misalnya, kebijakan ekonomi yang merugikan kelompok tertentu dapat memicu protes massa, yang kemudian
bisa direspons oleh pemerintah dengan tindakan keras memperdalam ketidakpuasan dan konflik.
5) Many to one
Individu yang tidak terlibat dalam masalah tidak seharusnya memihak salah satu pihak melainkan harus menjadi
mediator dalam konflik tersebut. Pihak ketiga (netral) dapat membantu meredakan konflik dengan cara-cara sebagai
berikut.
a) Meredakan frustrasi dan kebencian dengan memberi kedua belah pihak sebuah kesempatan untuk mengungkapkan
perasaan mereka.
b. Jika komunikasi tidak lancar, pihak ketiga dapat membantu untuk meluruskan masalah.
c. Pihak ketiga dapat menyelamatkan "muka" dari yang berkonflik dengan membebankan kesalahan pada diri mereka
sendiri.
Contoh: many -to-one dalam konteks sosiologi dapat ditemukan dalam hubungan antara siswa dan guru disekolah.
Banyak siswa (many) memiliki satu guru (one) yang memainkan peran penting dalam memberikan bimbingan dan
pengajaran.
Pelaksanaan Resolusi Konflik

6) Anger to composure
Ketika keadaan "memanas", anggota kelompok yang bertentangan harus
mampu mengontrol emosi mereka. Metode yang efektif untuk mengontrol
emosi adalah dengan berhitung 1 sampai 10 atau menyampaikan humor
atau lelucon dikelompok.
Contoh: perubahan dari kemarahan (anger) keketenangan (composure)
dalam konteks sosiologi bisa terjadi saat sekelompok orang mengalami
konflik, tetapi kemudian menggunakan dialog dan pemahaman untuk
mencapai kesepakatan atau perdamaian.
TERIMAKASI!!

Anda mungkin juga menyukai