Anda di halaman 1dari 61

BUKU PANDUAN

MUSYAWARAH KOMISARIAT I
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BISYRON MUHTAR
AKADEMI KESEHATAN MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG
2024

Tim Penyusun:

1. Tim Task Force IMM Bisyron Muhtar


2. Mahasiswa AKMT Tahun Akademik 2023/2024

Dicetak Oleh:
Tim Task Force IMM Bisyron Muhtar 2023/2024
“sosial peradaban berkemajuan”

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam. Dengan
cinta, kasih dan sayang serta limpahan karunia-Nya, kita semua dapat berkumpul dalam forum yang
berbahagia ini. Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi akhir zaman
Muhammad SAW yang menginspirasi kita semua untuk senantiasa menjadi pengikut terbaiknya.
Buku panduan ini disusun untuk memberikan informasi kepada peserta Musyawarah Komisariat.
Buku panduan ini secara sistematis berisi sebagai berikut:

1. Kata Pengantar
2. Pepatah Kata Tim Task Force Bisyron Muhtar
3. Sambutan Direktur Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung
4. Draft Tata Tertib Musyawarah Komisariat
5. Draft Tata Tertib Pemilihan Formatur
6. Materi Musyawarah Komisariat 2024

Semoga buku panduan ini dapat menjadi pegangan dalam mengikuti Musyawarah
Komisariat dengan tertib serta bermanfaat bagi peserta. Selamat mengikuti Musyawarah
Komisariat, semoga menghasilkan keputusan – keputusan strategis yang bermakna untuk kemajuan
ikatan serta kemajuan ummat Islam dan bangsa Indonesia.

IMM JAYA........
Hidup Mahasiswa!!!
Billahi Fisabililhaq Fastabiqul Khairat.

Hormat Kami,

Tim Materi

“sosial peradaban berkemajuan”


“sosial peradaban berkemajuan”

SEPATAH KATA TIM TASK FORCE


BISYRON MUHTAR 2024

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang
lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya” (QS. An-Nisa : 9)

Hamdalah, puji syukur kepada Allah SWT yang masih mencurahkan segala nikmat yang
diterima, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang sampai saat ini kita merasakan
perubahan yang dilakukan, dari zaman kedzoliman menuju zaman penuh kedamaian.
IMM adalah organisasi perkaderan yang harus mengkaderisasi secara berkelanjutan. Maka
pergantian kepemimpinan tidak semata-mata memilih siapa, tetapi apa, apa yang harus dilakukan
untuk masa yang akan datang. Seperti halnya yang terkandung dari surat Q.S An-Nisa: 9 yang
mengingatkan kepada kita bahwa tugas dan tanggung jawab pimpinan ialah mereka yang harus
takut, takut akan bagaimana nasib generasi selanjutnya. Dengan demikian, dalam momentum
Musyawarah Komisariat IMM Bisyron Muhtar 2024 yang merupakan momen pergantian panglima
tempur (kepemimpinan) untuk satu periode yang akan datang. Dengan harapan dapat menghasilkan
gagasan-gagasan yang lebih baik dan keputusan-keputusan yang terbaik, sehingga kedepan IMM
tidak hanya menjawab tantangan zaman yang akan datang, tapi IMM juga harus menggoreskan
warna pada zaman tersebut.
Last but not least, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pimpinan AKMT, Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Temanggung, Ortom Muhammadiyah di Kabupaten Temanggung dan
seluruh unsur terkait yang telah membersamai langkah untuk menjalankan amanah dakwah ikatan
ini. Dan kepada kader-kader yang kami cintai sayangi terimakasih untuk semangatnya sampai detik
ini dan mohon maaf bilamana dalam pembentukan IMM Bisyron Muhtar terdapat kekhilafan kami
dalam memimpin. Karena pada hakikatnya sebaik apapun medan kepemimpinan tidak ada yang
sempurna. Besar harapan kedepan IMM Bisyron Muhtar dapat lebih baik lagi dan dapat
memunculkan kader-kader yang berkeadaban sesuai dengan apa yang menjadi maksud tema
MUSYKOM tahun ini.

Abadi Perjuangan!!! IMM JAYA !!!


Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat

Temanggung, 30 Januari 2024

Tim Task Force


IMM Bisyron Muhtar

“sosial peradaban berkemajuan” | [Document subtitle]


“sosial peradaban berkemajuan”

RUNDOWN ACARA
MUSYAWARAH KOMISARIAT BISYRON MUHTAR
2023/2024

Sabtu, 17 Februari 2024


WAKTU KEGIATAN PJ
07.00 -08.00 Registrasi All
08.00-10.00 Pembukaan Sie Acara
- Pembacaan ayat suci Al-Qur’an
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya,
Sang Surya, dan Mars IMM
- Sambutan Tim Task Force
- Sambutan Pimpinan Cabang
- Sambutan Direktur/PDM
membuka acara
- Penutup

10.00-11.00 Sidang Pleno 1 Presidium


- Pembahasan tata tertib sidang sementara
- Pemilihan presidium sidang
11.00-12.00 Sidang Pleno 2 Presidium
- Pembahasan AD ART sidang tetap
12.00-13.00 ISHOMA All

13.00-13.30 Sidang Pleno 3 Presidium sidang


- Pandangan umum tetap
13.30-14.30 Sidang Komisi Presidium sidang
- Komisi A : AD ART komisi
- Komisi B : GBHK
- Komisi C : MKO dan Rekomendasi
14.30-15.30 Sidang Pleno 4 Presidium
- Penyampaian hasil Sidang Komisi sidang tetap
15.30-16.00 ISHO All
16.00-17.30 Sidang Pleno 5 Presidium
- Pembacaan tata tertib pemilihan sidang tetap
formatur
- Pengumuman calon formatur
- Pemilihan formatur
Penetapan hasil pemilihan formatur
17.30-19.00 ISHOMA All
19.00-19.30 Penyerahan jabatan Acara
19.30-selesai Penetapan dan Penutupan Acara

“sosial peradaban berkemajuan” | [Document subtitle]


“sosial peradaban berkemajuan”

DAFTAR ISI

v
“sosial peradaban berkemajuan”

RANCANGAN TATA TERTIB PERSIDANGAN MUSYAWARAH KOMISARIAT


IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BISYRON MUHTAR

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
a. Musyawarah Komisariat ialah permusyawaratan tertinggi dalam organisasi tingkat komisariat
yang diikuti oleh seluruh anggota dan Pimpinan Komisariat diadakan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) periode
b. Musyawarah Komisariat diadakan atas undangan Pimpinan Komisariat
c. Tata tertib pelaksanaan Musyawarah Komisariat ditetapkan oleh Pimpinan Komisariat dan
disahkan oleh Musyawirin
d. Materi dan serangkaian kegiatan Musyawarah Komisariat ditetapkan oleh Pimpinan Komisariat
dan disahkan oleh Musyawirin

Pasal 2
WAKTU DAN TEMPAT
Musyawarah Komisariat I Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bisyron Muhtar Periode 2022-2023
diselenggarakan pada tanggal 7 Sya’ban 1445 H atau bertepatan dengan tanggal 17 Februari 2024
di Kampus Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung.

Pasal 3
MAKSUD DAN TUJUAN
Musyawarah Komisariat I Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bisyron Muhtar dilaksanakan dengan
maksud dan tujuan untuk memenuhi tuntunan Anggaran Dasar Pasal (18) ayat (1) dan Anggaran
Rumah Tangga Pasal (20) ayat (1) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Pasal 4
KUORUM
Musyawarah Komisariat I Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bisyron Muhtar dinyatakan sah dan
berhak mengambil keputusan dengan tidak memandang jumlah yang hadir asalkan Pimpinan
Komisariat telah menyampaikan undangan sah kepada anggota MUSYKOM IMM BISYRON
MUHTAR I.

Pasal 5
PESERTA
Peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR terdiri dari:
1. Pimpinan IMM Komisariat Bisyron Muhtar
2. Anggota IMM Komiasariat Bisyron Muhtar
“sosial peradaban berkemajuan”

Pasal 6
PENINJAU
Peninjau MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR terdiri dari:
1. Undangan Pimpinan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Bisyron Muhtar

Pasal 7
HAK BICARA DAN HAK SUARA
1. Peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR memiliki hak bicara dan hak suara
2. Peninjau MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR mempunyai hak bicara

Pasal 8
ACARA
Materi pokok MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR:
1. Sidang pleno, terdiri dari:
a. Tata tertib persidangan dan pemilihan presidium sidang
b. Laporan pertanggungjawaban dan pandangan umum
c. Penyampaian hasil sidang komisi
d. Pemilihan dan penetapan formatur
2. Sidang komisi, terdiri dari:
a. Komisi A AD/ART
b. Komisi B GBHO
c. Komisi C Mekanisme Kerja dan Rekomendasi
3. Penetapan peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR
4. Pemilihan formatur PK IMM BISYRON MUHTAR Periode 2024-2025.

Pasal 9
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Keputusan MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR diusahakan dengan musyawarah untuk
mufakat
2. Apabila pengambilan suara dilakukan dengan pemungutan suara, keputusan diambil dengan
suara terbanyak
3. Pemungutan suara mengenai sesuatu yang dianggap penting dapat dilakukan tertulis, rahasia,
dan tertutup
4. Apabila satu keputusan diambil dengan pemungutan suara secara tertulis, Pimpinan Sidang
dapat menunjuk beberapa orang peserta untuk menjadi saksi
5. Apabila dalam suatu pemungutan suara terdapat jumlah suara yang sama, pemungutan suara
dapat diulangi dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan pada masing-masing pihak
untuk mendapatkan penjelasan
6. Apabila tiga kali pemungutan suara belum menghasilkan suatu keputusan, maka pembicaraan
dihentikan dan selanjutnya diserahkan kepada PK IMM BISYRON MUHTAR.
“sosial peradaban berkemajuan”

Pasal 10
PIMPINAN SIDANG
1. PK IMM BISYRON MUHTAR melalui Steering Commite (SC) mengatur jadwal
sidang-sidang MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR dan tata tertib acara serta
menetapkan Pimpinan Sidang
2. Pimpinan Sidang memimpin sidang dan bertanggungjawab atas ketertiban jalannya
sidang
3. Pimpinan Sidang mempersilahkan pembicara untuk menyampaikan pokok-pokok
pembicaraan sesuai dengan waktu yang ditentukan
4. Pimpinan Sidang mengatur waktu pemberian tanggapan dari peserta atas pokok
pembicaraan yang disampaikan dalam sidang pleno dan atau sidang komisi
5. Pimpinan Sidang berhak menegur pembicara atau peserta yang tidak mentaati
ketentuan yang telah ditetapkan, menyimpang dari pokok pembicaraan, melebihi waktu
yang disediakan, dan membuat situasi tidak tertib selama sidang berlangsung
6. Apabila setelah diberi peringatan pembicara atau peserta tidak mengindahkan,
presidium sidang berhak menghentikan hak bicara yang bersangkutan

Pasal 11
PERSIDANGAN
Persidangan yang digelar dalam MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR terdiri dari:
1. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR
2. Sidang Komisi :
a. Sidang komisi dihadiri oleh seluruh peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR
b. Sidang komisi membahas materi MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR sesuai bidang
masing-masing
c. Sidang komisi MUYKOM IMM BISYRON MUHTAR terdiri atas :
1) Komisi A – GBHO (Bab I, II, dan III)
2) Komisi B – GBHK IMM Bisyron Muhtar (Bab IV, V dan VI)
3) Komisi C – Rekomendasi

Pasal 12
KEPUTUSAN MUSYKOM
Keputusan MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR mulai berlaku setelah ditetapkan
oleh peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR yang dipimpin oleh Pimpinan
Sidang dan tetap berlaku sampai diubah dan dibatalkan oleh MUSYKOM selanjutnya.

Pasal 13
PERATURAN MENGIKUTI PERSIDANGAN
1. Berbusana yang rapi dan sopan, berbusana muslimah bagi IMMawati
2. Mengisi daftar hadir sebelum sidang dimulai
3. Berada di ruang, hadir tepat waktu yang telah ditentukan
4. Setiap pembicaraan harus melalui izin pimpinan sidang
“sosial peradaban berkemajuan”

5. Mengajukan pendapat dan tanggapan dengan menyebut nama diri


6. Menjaga ketertiban selama sidang berlangsung
7. Meninggalkan sidang dengan seizin pimpinan sidang

Pasal 14
Lain-lain
1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditetapkan peserta MUSYKOM I
IMM BISYRON MUHTAR
2. Tata tertib ini berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di :
Pada tanggal : H
M

Pimpinan Sidang Sementara

Ketua

(……………………)

Sekretaris Anggota

(………………….) (………………...)
“sosial peradaban berkemajuan”

RANCANGAN TATA TERTIB PEMILIHAN PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH


KOMISARIAT IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BISYRON MUHTAR

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1. Pimpinan sidang Musyawarah Komisariat I IMM Bisyron Muhtar terdiri dari tiga
orang
2. Pimpinan sidang Musyawarah Komisariat I IMM Bisyron Muhtar dipilih dari dan oleh
peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR
3. Pemilihan pimpinan sidang MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR dipilih
melalui 2 tahap, yaitu:
a. Tahap pencalonan
b. Tahap pemilihan

Pasal 2
TAHAP PENCALONAN
1. Setiap peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR dapat mencalonkan dirinya sendiri
2. Apabila poin 1 tidak terpenuhi, maka peserta MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR
berhak mengajukan nama sebagai pimpinan sidang
3. Apabila calon pimpinan sidang yang diajukan kurang dari tiga orang, maka dilakukan
pencalonan kembali
4. Apabila terdapat tiga calon pimpinan sidang, maka dapat langsung dinyatakan sebagai pimpinan
sidang MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR
5. Apabila poin 3 tidak terpenuhi atau lebih dari tiga calon pimpinan sidang, maka dilakukan
pemilihan
Pasal 3
TAHAP PEMILIHAN
1. Setiap peserta sidang MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR memiliki satu hak suara
2. Setiap peserta sidang MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR berhak memilih salah satu
dari calon pimpinan sidang yang ada
3. Tigan ama yang memperoleh suata terbanyak, maka langsung ditetapkan sebagai pimpinan
sidang MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR
4. Apabila terdapat dua suara yang sama jumlahnya, maka dilakukan pemilihan ulang sampai
terdapat tiga perolehan suara terbanyak
“sosial peradaban berkemajuan”

Ditetapkan di :
Pada tanggal : 1445 H
2024 M

Pimpinan Sidang Sementara

Ketua

(……………………)

Sekretaris Anggota

(………………….) (………………...)
“sosial peradaban berkemajuan”

KONSIDERAN SIDANG
MUSYAWARAH KOMISARIAT I
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BISYRON MUHTAR
Nomor: 01/MUSYAWARAH KOMISARIAT/IMM-BISYRON MUHTAR/XII/2024
Tentang Pengesahan Tata Tertib dan Pimpinan Sidang
MUSYKOM IMM BISYRON MUHTAR I

Musyawarah Komisariat I Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bisyron Muhtar yang


berlangsung pada tanggal 17 Februari 2024 di Temanggung, setelah:
Menimbang : Bahwa MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR perlu dilaksanakan
secara baik dan sistematis serta menghasilkan keputusan yang dapat
dijadikan pedoman pokok dalam pelaksanaan organisasi
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IMM pasal (18) ayat 4
2. Anggaran Rumah Tangga IMM Pasal (23)
Memperhatikan : Usulan dari peserta tentang pentingnya tata tertib pemilihan
persidangan, tata tertib pemilihan pimpinan persidangan, dan perlunya
ditunjuk pimpinan sidang yang berjumlah tiga orang untuk memimpin
sidang dari awal hingga akhir

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN
Pertama : Menetapkan tata tertib sidang, tata tertib pemilihan pimpinan sidang,
dan pimpinan sidang MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR
Kedua : Menyetujui rancangan tata tertib sidang menjadi tata tertib sidang dan
rancangan tata tertib pemilihan pimpinan sidang menjadi tata tertib
pemilihan pimpinan sidang
Ketiga : Menetapkan
1)
2)
3)
Sebagai Pimpinan Sidang Tetap MUSYKOM I IMM BISYRON
MUHTAR

Ditetapkan di :
Pada tanggal : H
M
Pimpinan Sidang Sementara

Ketua

(……………………)
Sekretaris Anggota

(………………….) (………………...)
“sosial peradaban berkemajuan”
“sosial peradaban berkemajuan”

RANCANGAN
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KOMISARIAT BISYRON MUHTAR
AKADEMI KESEHATAN MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

MUQADDIMAH

“Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang
mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada engkau kami
menyembah dan hanya kepada engkau kami memohon pertolongan. Tunjukanlah kami jalan yang
lurus yakni jalan orang-orang yangtelah engkau beri kenikmatan atas mereka, bukan jalan orang-
orang yang engkau murkai atas mereka dan bukan jalan orang-orang yang sesat”.
Bahwa sesungguhnya Islam adalah satu-satunya agama tauhid yang haq di sisi Allah dengan
berprinsip pada aqidah tauhid dan membawa misi sebagai hudan rahmatan lil’alamin (petunjuk
dan rahmat bagi sekalian alam). Oleh sebab itu, Islam harus ditegakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan bersama ditengah- tengah masyarakat. Hal tersebut merupakan sunnatullah bagi
manusia,khususnya umat islam sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi ini.
Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
dan tajdid adalah salah satu kreasi manusia Muslim dalam upaya menggerakan dan membimbing
umat agar mampu melaksanakan fungsi dan perannya. Dalam rangka kelangsungan hakikat dan
misinya, Muhammadiyah memerlukan tumbuhnya kader pelopor, pelangsung, dan penyempurna
cita-cita sekaligus sebagai stabilisator, dinamisator, dan gerakan perjuangannya.
Maka pada 29 Syawal 1384 H. bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M. didirikan
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah,
yang merupakan wadah perjuangan untuk menghimpun, menggerakkan dan membina potensi
mahasiswa Islam guna meningkatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan,
kader umat dan kader bangsa, sehingga tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka berpikir
ilmu amaliyah dan kader amal ilmiah sesuai dengan Kepribadian Muhammadiyah. Semuanya itu
dilaksanakan secara bersama dengan menjunjung tinggi musyawarah atas dasar iman dan taqwa
serta hanya mengharap ridha Allah SWT.
Dengan dilandasi semangat ketaqwaan kepada Allah SWT, maka penyelenggaraan
organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berpedoman kepada Anggaran Dasar
sebagai berikut.
“sosial peradaban berkemajuan”

BAB I
NAMA WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Bisyron Muhtar Akademi
Kesehatan Muhammadiyah Temanggung adalah gerakan mahasiswa Islam yang berakidah Islam
bersumber al-Qur’an dan As-Sunnah yang berada di tingkat Akademi.
Pasal 2
IMM didirikan pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di
Yogyakarta untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 3
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Bisyron Muhtar berada di tingkat Akademi
Kesehatan Muhammadiyah Temanggung.

BAB II
ASAS, GERAKAN, DAN LAMBANG
Pasal 4
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berasas Islam.
Pasal 5
IMM adalah gerakan mahasiswa Islam yang bergerak dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan,
dan kemahasiswaan.
Pasal 6
Lambang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah pena yang berlapis dengan tiga warna di
tengah tertuliskan IMM, bunga melati dan pita yang tercantum tulisan arab “fastabiqulkhairat” serta
dengan 5 sinar matahari.

BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 7
Tujuan IMM adalah mengusahakan terwujudnya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Pasal 8
Usaha IMM yaitu:
1. Membina para anggotanya untuk selalu tertib dalam ibadah, tekun dalam studi, dan
“sosial peradaban berkemajuan”

mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk melaksanakan ketaqwaan dan pengabdiannya


kepada Allah SWT.
2. Membina para anggotanya menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah, kader umat, dan
kader bangsa yang senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya.
3. Mempergiat, mengefektifkan, dan mengoptimalkan dakwah amar ma’ruf nahi munkar kepada
masyarakat, terutama mahasiswa.

BAB IV
ORGANISASI
Pasal 9
Keanggotaan
1. Anggota IMM terdiri dari:
a. Anggota Biasa, ialah mahasiswa Islam yang menyetujui asas dan tujuan IMM.
b. Anggota Luar Biasa, ialah alumni IMM yang tetap setia kepada IMM dan Muhammadiyah.
c. Anggota Kehormatan, ialah orang-orang yang dipandang berjasa mengembangkan dan
melestarikan IMM.
2. Hak dan Kewajiban serta peraturan lainnya tentang keanggotaandiatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 10
Susunan Organisasi
1. Susunan Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yaitu:
a. Komisariat, ialah kesatuan anggota dalam suatu Kampus, Fakultas atau Akademi dan atau
tempat tertentu.
2. Syarat dan Ketentuan pembentukan organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB V
PIMPINAN
Pasal 11
Pimpinan Komisariat
1. Pimpinan Komisariat adalah pimpinan tertinggi dalam komisariatnya yang memimpin dan
melaksanakan kepemimpinan, peraturan-peraturan, dan keputusan organisasi dalam
lingkungannya.
2. Ketua umum Pimpinan Komisariat karena jabatannya menjadi wakil Pimpinan Komisariat di
“sosial peradaban berkemajuan”

komisariat.
Pasal 12
Pergantian dan Pemiliihan Pimpinan
1. Pergantian Pimpinan dilaksanakan pada setiap musyawarah tertinggi di masing-masing tingkat
pimpinan.
2. Pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 13
Unsur Pembantu Pimpinan
1. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya pimpinan dapat membentuk unsur pembantu
pimpinan yang diserahi tugas-tugas khusus.
2. Syarat dan ketentuan pembentukan unsur Pembantu Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB VI
MASA JABATAN
Pasal 14
Masa Jabatan Kepengurusan
Badan Pimpinan Harian (BPH) Pimpinan Komisariat dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun
dalam 1 (satu) periode.

BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 15
Permusyawaratan
Permusyawaratan terdiri dari :
1. MUSYAWARAT KOMISARIAT, ialah permusyawaratan tertinggi dalam komisariat yang
diikuti oleh Pimpinan Komisariat dan seluruh anggota, diadakan 1 (satu) tahun sekali.
2. MUSYAWARAH LUAR BIASA, ialah permusyawaratan yang dilaksanakan apabila
organisasi dihadapkan pada situasi kepemimpinan yyang tidak mendukung untuk berlanjutnya
kepemimpinan karena hal-hal yang mendesak dan tidak bisa ditangguhkan dengan disepakati
dalam rapat pleno yang dihadiri oleh ¾ oleh pimpinan dibawahnya.
Pasal 16
Keputusan
“sosial peradaban berkemajuan”

1. Musyawarah dapat berlangsung dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asal yang
berkepentingan telah diundang secara sah.
2. Keputusan musyawarah diusahakan dengan secara bulat. Apabila tidak sah dilaksanakan
dengan lobying dan apabila tidak sah terpaksa diadakan pemungutan suara, maka keputusan
diambil dengan suara terbanyak mutlak.
3. Keputusan Musyawarah Komisariat berlaku setelah disahkan oleh Pimpinan Komisariat IMM,
dan ditanfidzkan Pimpinan Komisariat IMM.
4. Mekanisme pengesahan keputusan musyawarah ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 17
Keuangan
Keuangan organisasi diperoleh dari:
1. Uang Pangkal dan Iuran Anggota.
2. Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.

BAB IX
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 18
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Anggaran Rumah Tangga dapat diubah oleh Dewan Pimpinan Komisariat dengan tidak
menyalahi Anggaran Dasar, kemudian disahkan dalam forum MUSYKOM.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 19
Anggaran Dasar hanya dapat diubah dalam forum MUSYKOM dan perubahannya sah apabila
diputuskan suara terbanyak sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Musyawarah yang hadir.

BAB XI
PEMBUBARAN
Pasal 20
“sosial peradaban berkemajuan”

1. Pembubaran IMM Komisariat Bisyron Muhtar menjadi wewenang kedaulatan MUSYKOM,


berdasarkan kesepakatan bersama.
2. Setelah IMM Komisariat Bisyron Muhtar dibubarkan segala kewajiban dan aset menjadi
tanggung jawab Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 21
Anggaran Dasar ini menjadi pengganti Anggaran Dasar sebelumnya, dan telah disahkan oleh forum
Musyawarah Komisariat Bisyron Muhtar I di Temanggung dan mulai berlaku sejak disahkannya
oleh Pimpinan Komisariat IMM, dan ditanfidzkan Pimpinan Komisariat IMM.

Ditetapkan di :
Tanggal :

Pimpinan Sidang
Ketua

(.......................................)

Sekretaris Anggota

(.......................................) (.......................................)
“sosial peradaban berkemajuan”
“sosial peradaban berkemajuan”

ANGGARAN RUMAH TANGGA


IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KOMISARIAT BISYRON MUHTAR
AKADEMI KESEHATAN MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

BAB I
WAKTU DAN LAMBANG
Pasal 1
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Temanggung didirikan pada tanggal 29 Syawal 1384 H
bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964.
Pasal 2
1. Lambang IMM sebagaimana tersebut di dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai berikut:
dengan ukuran 1 berbanding 2,5

2. Penjelasan tentang lambang IMM diatur dalam pedoman organisasi

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Anggota Biasa
1. Yang dapat diterima menjadi anggota biasa adalah:
a. Mahasiswa yang sedang menempuh Pendidikan di Akademi Kesehatan Muhammadiyah
Temanggung Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
2. Prosedur menjadi anggota biasa:
a. Calon anggota harus mengikuti dan dinyatakan lulus perkaderan utama Darul Arqam Dasar
(DAD).
b. Permintaan menjadi anggota biasa diajukan menjadi secara tertulis oleh Pimpinan
Komisariat kepada Dewan Perwakilan Daerah melalui Pimpinan Komisariat.
c. Apabila permintaan menjadi anggota diterima, kepadanya diberikan Kartu Tanda Anggota
oleh Dewan Perwakilan Daerah atas nama DPP IMM

Pasal 4
Anggota Luar Biasa
Anggota Luar Biasa adalah alumni IMM yang telah memenuhi kriteria seperti anggota biasa
sebagaimana pasal 3 dan mendukung gerakan dakwah Muhammadiyah
“sosial peradaban berkemajuan”

Pasal 5
Anggota Kehormatan
1. Anggota kehormatan adalah orang yang berasal dari luar kalangan IMM yang telah
memberikan kontribusi luar biasa pada ikatan.
2. Anggota kehormatan dapat diusulkan oleh pimpinan IMM pada tingkat dimana yang
bersangkutan berada setelah dipertimbangkan dan ditetapkan PK IMM Komisariat Bisyron
Muhtar.

Pasal 6
Hak dan Kewajiban
1. Anggota biasa berhak menyatakan pendapat, suara, memilih, dan dipilih.
2. Kewajiban anggota biasa adalah:
a. Mempelajari dan mengamalkan kepribadian dan khittah perjuangan Muhammadiyah
b. Menjadi tauladan utama bagi Mahasiswa
c. Tunduk dan taat kepada keputusan organisasi, peraturan-peraturan dan menjaga nama baik
IMM
d. Turut melaksanakan dan mendukung usaha-usaha organisasi
e. Membayar uang pangkal atau iuran yang besarnya disepakati pimpinan setempat

Pasal 7
Pemberhentian Anggota
Keanggotaan berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Permintaan sendiri dengan dibuktikan surat pernyataan
3. Keputusan Pimpinan Komisariat Bisyron Muhtar terhadap aturan dan ketentuan organisasi
4. Keputusan Pimpinan Komisariat Bisyron Muhtar tentang pemberhentian anggota sesuai pasal
(7) ayat 3 hanya dapat dilaksanakan setelah:
a. Diadakan penelitian oleh Pimpinan Komisariat
b. Diberikan peringat oleh Pimpinan Komisariat secara tertulis
c. Dilakukan seorsing oleh Pimpinan Komisariat apabila peringatan tersebut pada pasal (7)
ayat 4 huruf (b) tidak diindahkan
d. Anggota yang diberhentikan oleh Pimpinan Komisariat Bisyron Muhtar diberi kesempatan
membela diri dalam musyawarah yang diadakan oleh Pimpinan Komisariat Bisyron Muhtar
e. Permintaan sendiri dengan melampirkan surat pengunduran diri
“sosial peradaban berkemajuan”

BAB III
SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 8

Komisariat

1. Pembentukan dan pengesahan serta ketentuan luas teritorial komisariat ditetapkan dengan
surat keputusan Dewan Pimpinan Daerah atas usul Pimpinan Komisariat yang bersangkutan

2. Komisariat berkewajiban melaksanakan usaha-usaha organisasi untuk menghimpun,


membina, dan meningkatkan kualitas serta menyalurkan bakat dan minat anggotanya untuk
kepentingan organisasi, minimal melaksanakan kegiatan perkaderan

BAB IV
PIMPINAN
Pasal 9
Syarat-syarat Pimpinan
Syarat-syarat untuk dapat dicalonkan dan dipilih sebagai Pimpinan Ikatan:
1. Syarat Umum
a. Telah menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
b. Setia kepada asas, tujuan, dan perjuangan ikatan dan persyarikatan
c. Taat kepada garis kebijaksanaan pimpinan ikatan dan pimpinan persyarikatan
d. Mampu membaca Al-Qur’an secara tartil
e. Mampu dan cakap melaksanakan tugas
f. Dapat menjadi tauladan utama dalam organisasi terutama dalam bidang akhlaq dan
beribadahnya
g. Tidak merangkap dengan pimpinan organisasi politik dan anggota organisasi politik.
h. Berpengalaman dalam memimpin ikatan dan setingkat dibawahnya
i. Bersedia berdomisili di kota, dimana sekretariat berkedudukan jika terpilih menjadi
pimpinan

2. Syarat Khusus bagi Pimpinan Komisariat


a. Telah menjadi anggota biasa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dibuktikan dengan
syahadah
b. Telah lulus Darul Arqam Dasar
c. Terdaftar sebagai mahasiswa di Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung

Pasal 10
Pemberhentian Pimpinan
“sosial peradaban berkemajuan”

Berhentinya pimpinan karena:


1. Berhentinya status masa jabatan
2. Berhalangan tetap
3. Permintaan sendiri
4. Melanggar konstitusi ikatan dan persyarikatan

Pasal 10 A
Pemberhentian Ketua Umum
1. Berhentinya ketua umum karena:
a. Berakhirnya masa jabatan
b. Berhalangan tetap
c. Permintaan sendiri
d. Melanggar konstitusi ikatan dan persyarikatan
2. Apabila ketua umum berhenti dalam kondisi a, b, c, dan d maka diadakan rapat pleno
diperluas yaitu melibatkan pimpinan setingkat di bawahnya yang diselenggarakan khusus
untuk itu.
3. Rapat pleno diperluas sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diikuti oleh: pimpinan harian yang
ketua umumnya mengundurkan diri dan melanggar konstitusi ikatan dan persyarikatan,
kecuali pimpinan komisariat yang dapat mengadakan rapat pleno pimpinan dihadiri pimpinan
setingkat di atasnya.

Pasal 11
Pimpinan Komisariat
1. Pimpinan Komisariat disusun oleh Ketua Formatur dan anggota formatur yang dipilih oleh
Musyawarah Komisariat dan disahkan oleh Pimpinan Komisariat
2. Pimpinan Komisariat adalah wakil pimpinan komisariat di fakultasnya
3. Pimpinan Komisariat dapat membentuk unsur pembantu pimpinan sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku
4. Pimpinan Komisariat memberikan laporan kepada Pimpinan Komisariat sekurang-kurangnya
3 (tiga) bulan sekali dan atau apabila ada hal-hal yang dipandang perlu
5. Struktur Pimpinan Komisariat terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Umum, 1 (satu) orang
Sekretaris Umum, 1 (satu) orang Bendahara Umum, 15 (lima belas) orang Ketua Bidang, 15
(lima belas) orang Sekretaris Bidang, 2 (dua) orang Wakil Sekretaris Umum, dan 3 (tiga)
orang Wakil Bendahara Umum.
6. Dalam keadaan tertentu struktur Pimpinan Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari 13
(tiga belas) orang Pimpinan Harian

Pasal 12
Unsur Pembantu Pimpinan
“sosial peradaban berkemajuan”

1. Unsur pembantu pimpinan terdiri dari Lembaga Semi Otonom (LSO) dan Lembaga Otonom
(LO)
2. Lembaga Semi Otonom adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian tugas
pokok IMM
3. Lembaga Otonom adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan sebagian tugas
pendukung IMM
4. Unsur pembantu pimpinan dibentuk dan disahkan oleh pimpinan yang bersangkutan
5. Ketentuan tentang pembentukan dan tugas unsur pembantu pimpinan diatur dalam pedoman
organisasi
Pasal 13
Pemilihan Pimpinan
1. Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
2. Pemilihan pimpinan dilakukan dengan menggunakan mekanisme pemilihan formatur
3. Pelaksanaan pemilihan pimpinan dilakukan oleh Panitia Pemilihan yang dibentuk dan
ditetapkan oleh pimpinan masing-masing melalui rapat pleno untuk satu kali pemilihan
4. Pelaksanaan pemilihan pimpinan diatur berdasarkan tata tertib pemilihan pimpinan yang
ditetapkan oleh Tanwir dan telah ditanfidzkan oleh Pimpinan Komisariat

Pasal 14
Pergantian dan Perubahan Pimpinan
1. Pimpinan IMM yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugasnya sampai
dilakukan serah terima jabatan dengan pimpinan yang baru.
2. Dalam satu masa jabatan, dapat dilakukan perubahan pimpinan.
3. Perubahan pimpinan diatur dalam peraturan khusus yang ditetapkan oleh Pimpinan Komisariat.
4. Setiap pergantian dan perubahan pimpinan IMM harus menjamin adanya peningkatan efisiensi
dan efektifitas jalannya kepemimpinan.
5. Setiap pergantian dan perubahan pimpinan IMM harus memenuhi syarat-syarat sesuai dengan
ketentuan.

BAB V
PERMUSYAWARATAN
Pasal 15
Musyawarah Komisariat
1. Musyawarah Komisariat disingkat MUSYKOM dilaksanakan oleh dan atas tanggung jawab
Pimpinan Komisariat
2. Musyawarah Komisariat dihadiri oleh:
“sosial peradaban berkemajuan”

a. Peserta
1) Pimpinan Harian Komisariat
2) Seluruh Aggota Komisariat
3) Wakil Pimpinan Komisariat 1 (satu) orang
b. Peninjau
Mereka yang diundang oleh Pimpinan Komisariat

3. Peserta Musykom berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih serta memiliki hak 1
(satu) suara. Peninjau Musykom berhak menyatakan pendapat.
4. Ketentuan tentang waktu dan tempat pelaksanaan serta agenda Musykom ditetapkan oleh
Rapat Pleno Pimpinan Komisariat.
5. Acara Pokok Musyawarah Komisariat :
a. Laporan Pimpinan Komisariat tentang:
1) Kebijakan Pimpinan Komisariat
2) Organisasi
3) Keuangan
4) Pelaksanaan keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang,
Musyawarah Komisariat serta instruksi dan ketentuan pimpinan di atasnya
b. Penyusunan program IMM periode berikutnya
c. Pemilihan Formatur (ketua dan anggota formatur) PimpinanKomisariat.
d. Musyawarah Formatur untuk menentukan Ketua Umum dan menyusun Pimpinan
Komisariat
e. Masalah-masalah umum IMM yang bersifat urgen dalamKomisariat.
f. Rekomendasi.
6. Ketentuan tentang tata tertib Musykom dibuat oleh Pimpinan Komisariat dan disahkan oleh
Musykom.
7. Pada waktu berlangsungnya Musykom dapat diselenggarakan acara atau kegiatan pendukung
yang tidak mengganggu jalannyaMusykom.
8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musykom, Pimpinan Komisariat harus
menyampaikan hasil keputusan tentang acara pokok Musykom kepada Pimpinan Komisariat
untuk mendapat pengesahan.
9. Apabila sampai 1 (satu) bulan sesudah penyerahan hasil keputusan Musykom belum ada
jawaban dari Pimpinan Komisariat, maka keputusan dianggap sah.
“sosial peradaban berkemajuan”

10. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musykom, keputusan Musykom harus ditanfidzkan
oleh Pimpinan Komisariat
11. Keputusan Musykom tetap berlaku sampai diubah atau dibatalkan oleh Musykom berikutnya
Pasal 16
Musyawarah Luar Biasa
1. Musyawarah Luar Biasa disingkat MUSYLUB dilaksanakan oleh dan atas tanggung jawab
pimpinan yang terkait.
2. Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan apabila terjadi kevakuman kepemimpinan selama
6 bulan untuk Dewan Pimpinan Pusat, 4 bulan untuk Dewan Pimpinan Daerah serta 3 bulan
Untuk Pimpinan Komisariat dan tidak bisa diselesaikan oleh Pimpinan Harian.
3. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib, susunan acara, dan peserta Musyawarah Luar Biasa,
sama dengan ketentuan musyawarah tiap jenjang pimpinan.
4. Tanggung jawab MUSYLUB bisa dilakukan oleh jenjang kepemimpinan di atasnya apabila
tidak bisa diselesaikan oleh Pimpinan Harian terpilih pada musyawarah
Pasal 17
Masa Jabatan
1. Masa jabatan Pimpinan disesuaikan dengan Anggaran Dasar BAB VI (Enam) pasal 17 (Tujuh
belas).
2. Pimpinan akan di karateker apabila melebihi masa jabatannya selebih-lebihnya 4 bulan
terhitung sesuai Surat Keputusan (SK).
Pasal 18
Keputusan Musyawarah
1. Keputusan Permusyawaratan diusahakan diambil dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila keputusan permusyawaratan terpaksa dilakukan dengan pemungutan suara, maka
keputusan diambil dengan suara terbanyak mutlak, yaitu setengah lebih satu dari jumlah
peserta yang memberikan hak suara.
3. Pemungutan suara atas seseorang atau masalah yang penting dapatdilakukan secara tertulis dan
rahasia, atau secara langsung.
4. Apabila dalam pemungutan suara terdapat jumlah suara yang sama banyak, maka pemungutan
suara diulangi dengan memberi kesempatan masing-masing pihak untuk menambah
penjelasan. Apabila setelah tiga kali pemungutan suara ternyata hasilnya tetap sama atau tidak
memenuhi syarat pengambilan keputusan pembicaraan dihentikan tanpa suatu keputusan, atau
“sosial peradaban berkemajuan”

diserahkan kepada pimpinan di atasnya, sedangkan untuk Muktamar atau Tanwir diserahkan
kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB VI
LAPORAN
Pasal 19
1. Setiap Pimpinan berkewajiban untuk membuat laporan tentang keadaan IMM yang meliputi
keorganisasian, gerakan, amal usaha,keuangan dan inventarisasi organisasi, termasuk pula
laporan bidang atau lembaga khusus.
2. Laporan seperti dimaksud pada ayat 1 disampaikan kepada pimpinan diatasnya, dengan
ketentuan; Komisariat setiap 3 (tiga) bulan.

BAB VII
KEUANGAN
Pasal 20
1. Keperluan IMM secara umum dibiayai bersama oleh Pimpinan Komisariat
2. Keperluan pimpinan IMM setempat dibiayai oleh Pimpinan yang bersangkutan berdasarkan
keputusan musyawarah masing- masing.
3. Uang Pangkal dan Iuran Anggota besarnya ditentukan oleh Pimpinan Komisariat.
4. Distribusi Uang Pangkal dan Iuran Anggota diatur sebagai berikut:
a. 50% untuk Pimpinan Komisariat.
5. Untuk memeriksa keabsahan laporan keuangan dan hartakekayaan, diatur sebagai berikut:
a. Pemeriksaan dilakukan oleh tim verifikasi yang dibentuksebelum permusyawaratan.
b. Tim verifikasi di bentuk dari perwakilan pimpinan tim independen.
c. Ketentuan tentang pemeriksaan di atur dengan peratruran khusus yang ditetapkan oleh Dewan
pimpinan pusat
d. Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam permusyawaratan.

BAB VIII
PERATURAN KHUSUS DAN PEDOMAN KERJA
Pasal 21
Setiap pimpinan dapat membuat peraturan khusus dan pedoman kerja asal tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan yang dibuat pimpinan di
“sosial peradaban berkemajuan”

atasnya.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
Anggaran Rumah Tangga ini dapat diubah oleh forum MUSYKOM, dan perubahannya sah apabila
disetujui oleh sedikitnya 2/3 (dua per tiga) dari peserta MUSYKOM yang hadir untuk
membicarakan hal tersebut.
BAB X
KETENTUAN LAIN
Pasal 23
1. Segala ketentuan yang ada masih tetap berlaku sebelum ada ketentuan atau peraturan baru
menurut Anggaran Rumah Tangga ini
2. Pedoman administrasi diatur oleh Pimpinan Komisariat.

BAB XI
PENUTUP
Pasal 24
1. Segala peraturan yang bertentangan dengan peraturan dalam Anggaran Rumah Tangga ini
dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur lebih lanjut dengan
peraturan yang dibuat oleh Pimpinan Komisariat.
Pasal 25
Anggaran Rumah Tangga ini menjadi pengganti Anggaran Rumah Tangga sebelumnya, dan telah
disahkan oleh forum Musyawarah Komisariat I Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bisyron Muhtar
di Temanggung dan mulai berlaku sejak disahkannya oleh Pimpinan Komisariat.

Ditetapkan di :
Tanggal :

Pimpinan Sidang
Ketua
“sosial peradaban berkemajuan”

(.......................................)

Sekretaris Anggota

(.......................................) (.......................................)
“sosial peradaban berkemajuan”

KONSIDERAN SIDANG
MUSYAWARAH KOMISARIAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BISYRON MUHTAR
AKADEMI KESEHATAN MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG
Nomor: 02/MUSYAWARAH KOMISARIAT/IMM-BISYRON MUHTAR/XII/2024
Tentang Pengesahan AD/ART IMM Komisariat Bisyron Muhtar

Musyawarah Komisariat I Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bisyron Muhtar Akademi Kesehatan


Muhammadiyah Temanggung yang berlangsung pada 17 Februari 2024 di Temanggung, setelah:
Menimbang : Bahwa MUSYKOM I IMM BISYRON MUHTAR perlu dilaksanakan secara baik
dan sistematis serta menghasilkan keputusan yang dapat dijadikan pedoman pokok
dalam pelaksanaan organisasi.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IMM Pasal 18 ayat 4.
2. Anggaran Rumah Tangga IMM Pasal 23.
Memperhatikan : Usulan dari peserta tentang pentingnya AD/ART IMM KOMISARIAT BISYRON
MUHTAR

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN
PERTAMA : Menetapkan AD/ART IMM KOMISARIAT BISYRON MUHTAR 2024/2025.
KEDUA : Menyetujui Rancangan AD/ART IMM KOMISARIAT BISYRON MUHTAR
menjadi AD/ART IMM KOMISARIAT BISYRON MUHTAR.
KETIGA : Menetapkan Rancangan AD/ART IMM KOMISARIAT BISYRON MUHTAR
menjadi AD/ART IMM KOMISARIAT BISYRON MUHTAR.
Ditetapkan di :
Tanggal :

Pimpinan Sidang
Ketua

(.......................................)
“sosial peradaban berkemajuan”

Sekretaris Anggota

(.......................................) (.......................................)
“sosial peradaban berkemajuan”

MATERI MUSYAWARAH KOMISARIAT I IMM BISYRON MUKHTAR


GARIS-GARIS HALUAN ORGANISASI (GBHO)
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PERIODE 2023-2024

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari Angkatan Muda
Muhammadiyah (AMM), memiliki posisi yang strategis dalam rangka membangun tradisi
pembaharuan Muhammadiyah. Dengan basis kekuatan yang berada di kampus-kampus
Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah (PTM/A), Perguruan Tinggi Negeri (PTN),
dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya, menjadikan IMM sebagai organisasi otonom
(Ortom) Muhammadiyah yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kader-kader
akademis Muhammadiyah masa depan. Posisi ini meniscayakan IMM untuk selalu
melakukan reorientasi serta teknik Gerakan. Dalam arti ini, IMM perlu melakukan
penguatan gerakan, baik dari segi landasan pemikiran maupun program aksinya.
2. Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda Islam perlu mengambil peran lebih besar
dalam gerakan kultural partisipatoris yang selalu terlibat dengan secara intensif dalam
mengambil peran-peran sosial, baik di wilayah infrastruktur maupun suprastruktural.
Populasi kuantitatif untuk umat yang masih belum diimbangi dengan pisisi kualitatif
menjadi tanggung jawab IMM bersama generasi muda islam lainnya untuk menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif.
3. Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda bangsa Indonesia tidak bisa mengelakkan
diri dari berbagai kejadian, kecenderungan, dan perubahan yang mewarnai kehidupan
bangsa Indonesia baik dalam kerangka pemenuhan kebutuhan nasional maupun
konsekuensi interaksi antar bangsa. Oleh karena itu, IMM dituntut untuk memiliki
kemampuan yang tepat dalam memberikan jawaban terhadap dinamika bangsa Indonesia
dalam berbagai sektor diantaranya; ekonomi, politik, sosial, hankam, hukum,
kemasyarakatan, lingkungan, teknologi, dan sebagainya. Peran ini merupakan keniscayaan
karena IMM bersama generasi muda lainnya adalan tumpuan harapan bangsa. Karena itu,
IMM perlu segera melakukan antisipasi dan perencanaan strategis yang tepat dalam
memainkan perannya untuk umat dan bangsa.
B. Pengertian
1. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) IMM adalah pernyataan kehendak IMM
yang ditetapkan oleh Muktamar. Di dalamnya merupakan rangkaian kebijakan dan
program yang menyeluruh, terarah, dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus
dalam rangka mewujudkan tujuan IMM yaitu mengusahakan terwujudnya akademisi
muslim yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

“sosial peradaban berkemajuan”


“sosial peradaban berkemajuan”

2. Pola Dasar Kebijakan, adalah dasar-dasar yang dijadikan landasan disusun dan
dilaksanakannya suatu kebijakan (program), sehingga pelaksanaannya mengarah pada
tercapainya tujuan IMM.
3. Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang, adalah pedoman kebijakan dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan atau program jangka pendek secara bertahap yang akan mengarah
pada tercapainya tujuan IMM.
4. Kebijakan yang dihasilkan dalam Muktamar digunakan sebagai pedoman yang dijadikan
pedoman sebagai arah pelaksanaan program.
5. Pelaksanaan Kebijakan dan Program adalah garis-garis pokok tindakan yang mengandung
alternatif rencana program dalam mencapai tujuannya.

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) IMM adalah
untuk memberikan arah bagi pelaksanaan usaha-usaha IMM yang pada pokoknya diwujudkan
dalam bentuk Kebijakan dan Program IMM. Sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan
IMM sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi menurut keberadaan dan kemampuan
IMM sendiri.

D. Landasan
Kebiajakan IMM berdasarkan pada:
1. Al-Qur’an dan As-Sunnah
2. Kaidah Organisasi Otonom Muhammadiyah
3. Keputusan dan program Muhammadiyah
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM
5. Keputusan Muktamar IMM yang masih berlaku
6. Keputusan Dewan Pimpinan Pusat IMM

E. Sistematika
Penyusunan Garis-Garis Haluan Organisasi IMM mengandung sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang memaparkan tentang Latar Belakang Permasalahan, Pengertian-
pengertian tentang Garis-Garis Besar Haluan Organisasi, Pola Dasar Kebijakan,
Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang, Kebijakan IMM Periode Muktamar, dan
Pelaksanaan Kebijkan dan Program serta memuat maksud dan tujuan Landasan
Kebijkan, dan Sistematika.
BAB II : Pola Dasar Kebijakan memaparkan tentang Makna dan Hakikat Kebijakan, Tujuan
Kebijakan, Prinsip-prinsip Kebijakan, Sasaran Kebijakan, serta Modal Dasar dan
Faktor Dominan.
BAB III : Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang memaparkan tentang Latar Belakang
Permasalahan, Arah Kebijakan Jangka Panjang dan Sasaran.
BAB IV : Kebijakan IMM Periode Musykom memaparkan tentang Sasaran Program,
Prioritas, dan Uraian.

“sosial peradaban berkemajuan”


“sosial peradaban berkemajuan”

BAB V : Memuat tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Program yang memaparkan


tentang Prinsip Pengorganisasian Program serta Pengorganisasian dan Pelaksanaan
Program di tingkat Komisariat.
BAB VI : Penutup

“sosial peradaban berkemajuan”


“sosial peradaban berkemajuan”

BAB II
POLA DASAR KEBIJAKAN

A. Makna dan Hakikat Kebijakan IMM


Pola Dasar Kebijakan IMM memberikan dasar-dasar kebijakan IMM dalam upaya
mewujudkan tujuan IMM. Pola dasar kebijakan memuat tentang tujuan kebijakan, prinsip-
prinsip kebijkan, sasaran kebijakan serta modal dasar dan faktor dominan. Oleh karena itu,
makna dan pola dasar kebijkan IMM adalah penegasan dari tujuan IMM dalam bentuk
penjabaran komponen-komponen yang mendasari serta berpengaruh bagi upaya pencapaian
tujuan IMM. Sedangkan hakikat pola dasar kebijakan IMM adalah wujud nyata dari upaya
yang dilakukan secara bersama-sama dalam suatu kerjasama anatara pimpinan dan anggota
IMM untuk mencapai tujuan IMM.

B. Tujuan Kebijakan IMM


Tujuan kebijakan IMM diarahkan pada tercapainya tujuan IMM yaitu mengusahakan
terwjudnya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.

C. Prinsip-prinsip Kebijakan IMM


Untuk mencapai tujuan IMM maka setiap kebijakan atau program yang dilaksanakan
hendaknya didasarkan atau prinsip-prinsip:
1. Prinsip Tujuan
Ialah bahawa segala usaha dan program senantiasa mengacu pada pencapaian tujuan IMM
yaitu mengusahakan terwujudnya akademisi islam yang berakhlak mulai dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah. Dengan demikian segala sesuatunya dilakukan bukan
secara spontanitas insidental, melainkan sebagai bagian dari upaya mendekati pencapaian
tujuan itu sendiri.
2. Prinsip Kekaderan
Ialah bahwa segala kegiatan yang dilakukan merupakan pencerminan dari arena didik diri
dalam mempersiapkan dan melatih kader-kader yang terlatih dan berkualitas yang
diproyeksikan sebagai kader pimpinan bagi persyarikatan, umat dan bangsa. Target
kualifikasi profil kader yang dituju dalam keseluruhan proses IMM adalah kader yang
memiliki kompetensi dasar keagamaan, intelektual, dan kemanusiaan.
3. Prinsip Dakwah
Ialah bahwa aktivitas IMM dalam memerankan dirinya di tengah-tengah masyarakat
adalah cerminan dari uapaya dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah adalah
landasan gerakan IMM dalam melakukan rekayasa kehidupan menuju pencerahan kualitas
hidup manusia di dunia dan akhirat.
4. Prinsip Kebersamaan
Ialah bahwa segala bentuk program dan pilihan kebijakan IMM merupakan hasil kehendak
dan orientasi cita-cita seluruh bagian warga ikatan. Kolektivitas dan kolegialitas

“sosial peradaban berkemajuan”


“sosial peradaban berkemajuan”

adalah watak ikatan dalam mengemban misi untuk mencapai tujuan bersama dalam model
“tim kerja” dan “kerja tim” bagi program kerja ikatan.
5. Prinsip Keseimbangan
Ialah bahwa kebijakan dan program kegiatan IMM adalah serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan yang relevan dengan sikap, watak,
dan kebutuhan warga ikatan yaitu mahasiswa.
6. Prinsip Relevansi
Ialah bahwa kebijakan dan program kegiatan IMM adalah serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan yang relevan dengan sikap, watak,
dan kebutuhan warga ikatan yaitu mahasiswa
7. Prinsip Keseimbangan
Ialah bahwa kegiatan-kegiatan IMM dalam setiap struktur pimpinan senantiasa
memperhatikan kebutuhan jangka panjang dan keseimbangan Gerakan.
8. Prinsip Kemajuan atau Progresifitas
Ialah bahwa segala bentuk program kegiatan, maupun pilihan kebijakan IMM senantiasa
diambil sebagai usaha IMM ke arah yang lebih baik, lebih progresif dan mencerahkan bagi
persyarikatan, umat, dan bangsa.

D. Sasaran Kebijakan IMM


1. Sasaran Personal
Yaitu sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan kepribadian serta sumber
daya mahasiswa, agar tercipta keteladanan baik secara bathiniyah maupun lahiriyah. Untuk
itu, pembinaan dan pengembangan aspek bathiniyah diarahkan pada:
a. Tercapainya kualitas kader dan pimpinan IMM yang siap menampilkan diri sebagai
seorang muslim uswatun hasanah dalam seluruh tindakannya.
b. Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang mampu mencerminkan akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-harinya.
c. Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang siap berjuang dan berani
menghadapi segala macam tantangan dalam kehidupannya, baik dalam rangka
pengambilan peran institusioanal maupun dalam pemenuhan kualifikasi personalnya.
d. Terciptanya kader dan pimpinan IMM yang memiliki tingkat pemahaman yang tepat
tentang fungsi dan perannya dalam membangun cita-cita ikatan dalam rangka menuju
Masyarakat utama adil dan makmu yang diridhoi Allah.
Adapun pembinaan dan pengembangan lahiriyah diarahkan pada:
a. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang terlatih dan terampil dalam
menjalankan perannya di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan spesifikasi program,
keahlian, dan pilihan kerjanya.
b. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang mampu menampilkan daya tarik
yang tepat bagi generasi muda, khususnya mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas
ikatan.

“sosial peradaban berkemajuan”


“sosial peradaban berkemajuan”

c. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang cakap menjalankan


organisasi sehingga memenuhi standar kualitas anggota dan pimpinan yang
memenuhi aturan konstitusi ikatan.
2. Sasaran Institusional
Yakni sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan organisasi, baik di dalam
(internal) maupun ke luar (eksternal). Pembinaan dan pengembangan yang bersifat internal
diarahkan pada penataan, pelaksanaan, serta pengawasan organisasi, sehingga bertahap
akan dicapai keadaan sebagai berikut:
a. Terbinanya mental pimpinan dan atau mekanisme kerja kepemimpinan sehingga secara
bertahap akan terwujud suasana tata kepemimpinan yang baik.
b. Terbinanya administrasi organisasi dan atau mekanisme keorganisasian sehingga secara
bertahap akan terwujud suasana tata keorganisasian yang baik.
c. Terbinanya program dan kegiatan sehingga secara bertahap akan terwujud suasana tata
kegiatan yang baik.
Pembinaan dan pengembangan organisasi yang bersifat eksternal diarahkan pada
pemantapan organisasi secara bertahap sehingga tercapai suasana sebagai berikut:
a. Terbinanya kepemimpinan IMM yang tertib, baik vertikal maupun horizontal dalam
rangka pelaksanaan program untuk mencapai tujuan IMM.
b. Terbinanya peran aktif IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah dalam
meningkatkan fungsinya sebagai pelopor, penerus, dan penyempurna cita-cita dan
gerakan Muhammadiyah serta dapat bekerja sama dengan AMM lainnya.
c. Terbinanya peran aktif IMM sebagai salah satu organisasi atau gerakan mahasiswa
muslim yang mampu menghimpun dan menyalurkan serta mengembangkan aspirasi,
minat, dan bakat mahasiswa muslim.
d. Terjalinnya komunikasi mutualistik IMM dengan pemerintah serta lembaga OKP-OKP
lainnya.

E. Modal dasar dan Faktor Dominan


1. Modal Dasar
Modal dasar merupakan potensi obyektif lingkungan IMM yang menjadi modal pertama
untuk menggerakkan dan berjuang untuk organisasi. Modal Dasar IMM dalam kiprahnya
adalah:
a. Para mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah tersebar di seluruh Indonesia
b. Para mahasiswa yang berada di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi lainnya
yang menyetujui maksud dan tujuan IMM.

“sosial peradaban berkemajuan”


“sosial peradaban berkemajuan”

c. Karakteristik umum mahasiswa sebagai generasi muda potensial yang memiliki potensi
dasar aqidah islam yang menjadi sumber motivasi, kompetensi dasar keagamaan,
intelektual dan kemanusiaan.
2. Faktor-faktor Dominan
a. Para mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia
b. Tersebarnya alumni dan jaringan IMM baik secara personal maupun institusional di
dalam tubuh persyarikatan maupun di luar persyarikatan.
c. Tersedianya sumber dana yang potensial dari anggota-anggotanya baik yang berada di
lingkungan perguruan tingi Muhammadiyah maupun perguruan tinggi lainnya.
d. Kerjasama dan dukungan dari berbagai organ-organ institusi lain di luar
Muhammadiyah.
“sosial peradaban berkemajuan”

BAB III
POLA UMUM KEBIJAKAN JANGKA PANJANG

Berdasarkan pada Pola Dasar Kebijakan, maka disusun Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang
yang meliputi 5 (lima) periode Muktamar sebagai upaya mengarahkan dan melaksanakan
pembinaan kader dalam pengertian seluas-luasnya menuju tercapainya tujuan IMM.
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin mengarah kepada terbentuknya budaya global
dalam berbagai sektor telah menarik sedemikian rupa seluruh komponen masyarakat untuk
terlibat di dalamnya. Kecenderungan globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan mambawa
dampak positif dan negatif dalam setiap muatan yang ditawarkannya.
Dalam keadaan demikian seluruh komponen masyarakat dan bangsa yang memiliki
kapabilitas tinggi akan mampu menjadi subyek penentu yang memenangkan seluruh
penawaran alternatif pemenuhan kebutuhan manusia dan orientasi hidupnya. Sebaliknya
institusi dan komponen masyarakat serta bangsa yang tidak memiliki kapabilitas tinggi akan
menjadi obyek sasaran pasar dunia dengan segala konsekuensinya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai institusi sosial-intelektual memiliki
tingkat kemungkinan yang sanagat besar untuk terlibat dalam kancah globalisasi yang terjadi.
IMM sebagai social movement dapat memainkan peran strategisnya dalam arena kehidupan
global. Diharapkan tingkat kemampuan IMM mampu memberikan penawaran serta tanggapan
terhadap setiap tantangan yang dihadapi.
Secara umum IMM akan semakin berperan bila ditopang oleh dua sisi kekuatan yang
berjalan secara stimultan dalam gerakannya. Kekuatan pertama merupakan daya tahan
institusional yang dibangun secara sistematik dalam keseluruhan perangkat internalnya.
Kekuatan kedua merupakan kemampuan ikatan dalam membangun citra diri memainkan
peranan di tengah-tengah persaingan yang sedang berlangsung.
Hal ini harus dijawab dengan pemilihan aktivitas yang secara progmatik dituangkan
dalam kebijakan dan programnya. Program yang sistematik akan memberikan visi dan arah
yang jelas terhadap perjalanan organisasi dalam setiap periode kepemimpinannya.
Maka disusunlah pola umum kebijakan jangka panjang yang akan menjadi panduan
kegiatan IMM selama 10 tahun ke depan yang diterjemahkan dalam pilihan (prioritas)
program jangka pendek per-Muktamar.
B. Arah Kebijakan Jangka Panjang
1. Program jangka panjang dilaksanakan dalam rangka terciptanya akademisi islam yang
menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran islam sehingga terwujud masyarakat islam yang
sebenar-benarnya
“sosial peradaban berkemajuan”

2. Program jangka panjang dilaksanakan secara bertahap, berencana, dan berkesinambungan


diarahkan untuk mencapai maksud dan tujuan IMM yang lebih progresif.
3. Program IMM jangka panjang ditetapkan selama 5 (lima) kali pelaksanaan Muktamar IMM
yang dilaksanakan secara bertahap, berencana, dan berkesinambungan melalui kebijakan
per-periode. Muktamar dari mulai periode Musykom XXVII. Masing-masing tahapan
memiliki sasaran khusus dalam kerangka mencapai sasaran program jangka panjang.
4. Dalam melaksanakan program jangka panjang, segala kemampuan dan potensi yang dimiliki
anggota dan organisasi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin disertai dengan kebijakan
dan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
potensi tersebut.
5. Pelaksanaan program jangka panjang mengandung prinsip keseimbangan antara pencapaian
target dan proses. Artinya harus senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan situasi
dan kondisi yang dihadapi oleh IMM di berbagai tingkatan.

C. Sasaran Kebijakan
1. Sasaran Utama
Sasaran uatama program jangka panjang IMM diarahkan pada upaya perumusan visi dan
peran sosial IMM di abad XXI. Hal ini ditetapkan dalam rangka memantapkan keberadaan
IMM demi tercapainya tujuan mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak
mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Rumusan program jangka panjang yang dimaksud merupakan strategi pembinaan dan
tahapan secara sistematis yang diantaranya meliputi; konsolidasi organisasi, pemantapan
institusi dan mekanisme organisasi, perluasan dan ekspansi organisasi, distribusi kader,
kristalisasi internal dan dinamisasi peran-peran eksternal.
Sasaran tersebut dilaksanakan secara bertahap, berencana, dan berkesinambungan selama
lima (5) periode Muktamar:
a. Periode Musykom I
Diarahkan pada pengukuhan jati diri ikatan demi kepentingan umum. Pemantapan kader-
kader berkualitas, khususnya juga mendorong peran aktif IMMawati menuju progesifitas
nyata dan struktur-struktur yang menjadi ujung tombak gerakan serta perkaderan yang
difokuskan pada penguatan manajemen gerakan terutama di semua level kepemimpinan.
Mengkuatkan posisi IMM sebagai lokomotif pendorong gerakan sosial kemasyarakatan
sehingga terciptanya keberlangsungan sosial masyarakat untuk secara mandiri membuka
akses atas hak-haknya.
b. Periode Musykom II
Diarahkan pada penguatan peran IMM dalam dinamika perkembangan persyarikatan dan
kehidupan bernegara, sehingga IMM dapat menjadi
“sosial peradaban berkemajuan”

organisasi yang mantap dalam mendorong perubahan kebijakan publik di tiap lini
bersama kelompok-kelompok lainnya.
c. Periode Musykom III
Era keemasan setengah abad IMM dengan indikator, soliditas organisasi yang kokoh,
dengan integrasi peran IMM terhadap isu-isu yang berkaitan dengan “krisis eksistensi
manusia”. Pada periode ini diprediksikan terjadinya perubahan besar atas kondisi di
dunia yang mempengaruhi eksistensi manusia. Peran IMM adalah melakukan penguatan
nilai dan mendorong kebijakan yang berbasis pada isu kritis, serta membuka jaringan
lebih luas ke dunia internasional.
d. Periode Musykom IV
Melakukan transformasi kader ke berbagai lini secara sistematik dengan memperteguh
Gerakan IMM pada isu-isu keislaman dan teknologi sehingga IMM menjadi bagian dunia
ynag lebih luas dan gerakan pemuda internasional dan memberikan konstribusi ide untuk
perubahan di tingkat global.
e. Periode Musykom V
Memperteguh gerakan IMM dalam struktur birokrasi pemerintahan, dalam rangka
mengembalikan fungsi dan nilai Negara sebagai paying demokrasi dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Sasaran Khusus
Sasaran khusus yang ingin dicapai dalam masing-masing bidang pelaksanaan kebijakan
bidang adalah:
a. Bidang Organisasi
Bidang organisasi diarahkan pada tercapainya struktur, fungsi dan stabilitas organisasi
serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dan mendukung gerakan ikatan dalam
mencapai tujuannya. Program konsolidasi gerakan IMM juga diarahkan terciptanya
kekuatan gerak IMM baik ke dalam maupun ke luar sebagai modal penggerak bagi
pengembangan gerakan IMM.
b. Bidang Kader
Bidang kader diarahkan pada penguatan tri kompetensi dasar (aqidah, intelektual, dan
humanitas) yang secara dinamis mampu menempatkan diri sebagai pelaku perubahan
sosial masyarakat dan ikatan.
c. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
Bidang riset dan pengembangan keilmuan diarahkan pada penguatan basis metodologi
riset dan pegembangan sinergitas keilmuan kader di semua disiplin ilmu.
d. Bidang Pengembangan Jaringan Perguruan Tinggi
Bidang pengembangan jaringan perguruan tinggi diarahkan pada optimalisasi san
sinergitas dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Negeri, dan
Perguruan Tinnggi Swasta di seluruh Indonesia. Khususnya dalam upaya meningkatkan
kuantitas dan kualitas kader IMM di Indonesia.
e. Bidang Media dan Komunikasi
“sosial peradaban berkemajuan”

Bidang media dan komunikasi diarahkan pada terbangunnya sistem komunikasi internal
dan eksternal IMM, pembangunan image IMM, media komunitas yang mumpuni,
meningkatnya bargaining position dengan media dan menjadikan komunikasi sebagai
bagian integral dari pengembangan IMM.
f. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
Bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat diarahkan pada kemampuan institusi IMM
melakukan kerja-kerja pemberdayaan masyarakat di akar rumput sebagai terjemahan
humanitas kader. Aktivitas pemberdayaan masyarakat yang dilakukan IMM harus sejalan
dengan aktivitas basis Muhammadiyah dan terintegrasi dengan dakwah Muhammadiyah.
g. Bidang Immawati
Bidang immawati diarahkan pada upaya penguatan jati diri dan peran aktif potensi
sumber daya putri dalam transformasi sosial menuju masyarakat utama. Peran-peran ini
berbasis pada paradigma. Dakwah dan berkeadilan gender sesuai nilai-nilai Ke-
Muhammadiyahan.
h. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman
Bidang tabligh dan kajian keislaman diarahkan pada gerakan dakwah islam bernuansa
pencerahan dan memakmurkan masjid kampus sebagai basis gerakan dakwah IMM.
i. Bidang Seni, Bidaya dan Olahraga
Bidang seni, budaya dan olahraga diarahkan pada pembentukan paradigma multikultural
sesuai nilai-nilai Ke-Muhammadiyahan dan melakukan upaya penggalian dan aktualisasi
kreatifitas seni, budaya dan olahraga sebagai bagian dari gerakan dakwah islam dan citra
rasa masyarakat Islam.
“sosial peradaban berkemajuan”

BAB IV
KEBIJAKAN IMM
PERIODE MUSYAWARAH KOMISARIAT BISYRON MUHTAR I

A. Sasaran dan Prioritas


Kebijkan prioritas pada periode Musyawarah Komisariat Bisyron Muhtar I diarahkan
pada gerakan IMM dengan memaksimalkan kualitas pimpinan untuk menguatkan
Profesionalisme dalam berorganisasi. Sebagai langkah penguatan, maka kompetensi kader
dan sistem keorganisasian perlu diperbaiki sehingga mampu lebih baik. Gerakan ini diarahkan
pada penguatan input dan proses yang ada sehingga output kebijakan pimpinan mampu
menghasilkan kualitas kader yang professional. Harapannya mampu menguatkan
profesionalisme yang sudah dibangun dengan pembenahan dalam aspek-aspek pelatihan atau
kegiatan yang diusahakan oleh pimpinan IMM Komisariat Keguruan dan Pendidikan
sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kader, ikatan, dan masyarakat.

B. Uraian Kebijakan Program


1. Bidang Kepemimpinan
a. Mengawal tujuan dan masifikasi orientasi ikatan
b. Memaksimalkan kinerja dan partisipasi ikatan
c. Memaksimalkan peran lembaga kepemimpinan
d. Membangun komunikasi dan koordinasi di lingkup IMM
e. Membangun komunikasi dan kerjasama bersama persyarikatan
Muhammadiyah beserta Ortom dalam lingkup Fakultas
f. Memperkuat komunikasi bersama pihak enternal
Parameter keberhasilan:
a. Mampu memassifikasi ikatan
b. Terjalin kinerja ikatan yang progresif
c. Terjalin komunikasi pihak Perguruan Tinggi

2. Bidang Administrasi
a. Memaksimalkan sosialisasi dan implementasi sistem administrasi IMM
b. Memaksimalkan dan menjaga kebutuhan administrasi organisasi
c. Menyaring dan menjaga informasi dan komunikasi IMM
d. Membangun kesadaran untuk tertib administrasi dah memudahkan kinerja organisasi
Parameter keberhasilan:
a. Terbentuk administrasi ikatan yang sistematik dan sederhana
b. Terbentuk sistem administrasi yang baik di lingkup internal IMM
“sosial peradaban berkemajuan”

3. Bidang Keuangan
a. Pengontrolan administrasi keuangan IMM
b. Optimalisasi penggalian, pengelolaan, dan pemenuhan kebutuhan administrasi
organisasi
c. Terjalin komunikasi terhadap pihak-pihak yang dapat membantu dalam kinerja ikatan
d. Transparansi administrasi keuangan IMM
Parameter keberhasilan:
a. Terbangun administrasi keuangan yang baik dan rapi
b. Adanya laporan bulanan dalam pemasukan dan pengeluaran
c. Terdapat data donator dari persyarikatan, lembaga dan alumni
d. Terciptanya administrasi keuangan yang transparan

4. Bidang Organisasi
a. Meningkatkan kapasitas manajemen dan tertib organisasi
b. Menguatkan kemampuan dokumentasi organisasi, penelusuran dan penjagaan
dokumen-dokumen penting organisasi
c. Bersama bidang lain yang terkait, menciptakan sistem data base kader berbasis
teknologi
d. Menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang mengancam organisasi
e. Memaksimalkan pembuatan KTA IMM dengan sistem baru dan terintegrasi
f. Memberikan pemahaman AD/ART pada pimpinan dan kader
Parameter keberhasilan:
a. Terciptanya administrasi dan agenda organisasi
b. Menyelenggarakan Latihan Administrasi Manajemen Organisasi (LAMO) tingkat
komisariat
c. Tercetak dan terdistribusinya KTA dengan tepat waktu
d. Terdistribusinya Jas IMM
e. Terciptanya kesepahaman AD/ART

5. Bidang Kaderisasi
a. Membentuk grand desain perkaderan yang mengarah pada Profil Kader Ikatan, Tri
Kompetensi Dasar dan Trilogi untuk mencapai visi ikatan
b. Membangun paradigma perkaderan IMM Bisyron Muhtar guna
menciptakan kepemimpinan profetik
c. Mensosialisasikan SOP perkaderan IMM Magelang
d. Membangun kemandirian perkaderan PK dalam upaya optimalisasi potensi pimpinan
dan kader
e. Menyempurnakan perangkat perkaderan yang meliputi sistem penilaian, indikator
perkaderan utama, khusus, dan pendukung tingkat komisariat
f. Implementasi segala bentuk perkaderan yang terstruktur, terukur, terarah, kultural, dan
berkelanjutan
“sosial peradaban berkemajuan”

g. Mengarahkan paradigma kader kepada sistem perkaderan berbasis realitas sesuai


nilai-nilai Ke-Muhammadiyahan melalui pembacaan dan pemetaan kondisi
pengkaderan di komisariat
Parameter keberhasilan:
a. Kualitas dan sistem materi perkaderan di semua jenis perkaderan meningkat dan tepat
sasaran
b. Memiliki korps instruktur dengan jumlah yang proporsional
c. Terus melaksanakan DAD
d. Terpenuhinya persyaratan administrasi perkaderan
e. Memiliki pemetaan kaderisasi yang jelas dan terarah
f. Merencanakan dan melaksanakan bersama bidang lain unruk merumuskan bentuk
kegiatan sistematis dan komprehensif
g. Terpenuhinya kegiatan Follow Up DAD

6. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan (RPK)


a. Menggairahkan tradisi keilmuan dan intelektual di ikatan
b. Membangun kesadaran keilmuan pada kader ikatan di setiap lini pimpinan
c. Menguatkan kapasitas metodologi riset dan pengembangan keilmuan
d. Mendorong terciptanya wadah integrasi antara disiplin ilmu akademis dengan gerakan
IMM
e. Menciptakan kultur positif dalam inisiasi gerakan keilmuan
f. Membangun komunitas ilmiah yang saling terintegrasi dalam ikatan
g. Penguatan kapasitas keilmuan kader melalui perkaderan pendukung
h. Membudayakan kajian keilmuan di setiap lini pimpinan
Parameter keberhasilan:
a. IMM memiliki media sebagai sarana menyuarakan visi perubahan
b. Terciptanya diskusi, bedah buku, ajang kompetensi untuk menambah khasanah
keilmuan kader
c. Membentuk wadah diskusi kader yang sistematis dan komprehensif
d. Terselenggarannya perkaderan pendukung yang bersinergi dengan setiap lini
pimpinan
e. Bersama bidang kader merumuskan materi perkaderan yang sesuai dengan latar
belakang akademis kader

7. Bidang Media dan Komunikasi


a. Mengembangkan skill jurnalistik kader
b. Membangun citra positif IMM di tengah ruang publik
c. Bersama bidang organisasi mengupayakan terintegrasinya database kader
d. Memaksimalkan pemanfaatan media sosial sebagai sarana informasi PK IMM
Bisyron Muhtar
e. Menciptakan iklim komunikasi di internal dan eksternal IMM
“sosial peradaban berkemajuan”

Parameter keberhasilan:
a. Mampu meningkatkan kualitas media elektronik yang telah ada (media cetak/koran,
website/blog, bulletin, dll)
b. Cepat tanggap dalam menyuarakan dan merespon isu-isu global di media
c. Menyelenggarakan perkaderan pendukung bertema media
d. Mempublikasi setiap kegiatan perkaderan IMM Bisyron Muhtar
8. Bidang IMMawati
a. Implementasi dan penyempurnaan grand design gerakan IMMawati yang sesuai dengan
kultur kedaerahan (maksudnya Local Wisdom) di PK IMM Bisyron Muhtar
b. Merespon isu-isu kemanusiaan dengan basis paradigma pemberdayaan kaum perempuan
sesuai nilai-nilai islam dan kemuhammadiyahan
c. Menciptakan mekanisme transfer kader yang efektif dari IMMawati ke lambaga- lembaga
berbasis perempuan, terutama ortom maupun pemerintah melalui pelaksanaan pendidikan
khusus IMMawati secara spesifik untuk memberikan pembekalan terhadap gerakan
perempuan
d. Penguatan jati diri, peran arah dan gerak dengan membentuk komunitas IMMawati
kreatif
Parameter keberhasilan:
a. Meningkatnya partisipasi IMMawati dalam diskurus internal di IMM
b. Terselenggaranya SERUMPUN yang menghasilkan rasa kepedulian sosial

9. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman (TKK)


a. Menyusun konsep gerakan dakwah IMM
b. Melakukan penguatan dan masifikasi gerakan jamaah dakwah jamaah (GDJ) di
kampus dan masyarakat
c. Melakukan pemetaan potensi dan penggalangan munculnya da’i ikatan guna
memenuhi tuntutan akan hadirnya aktor-aktor gerakan dakwah IMM di kampus-
kampus
Parameter keberhasilan:
a. Terciptanya praksis gerakan dakwah jamaah (GDJ)
b. Terselenggranya pelatihan dakwah tingkat komisariat

10. Bidang Seni, Budaya dan Olahraga


a. Melakukan kajian atas isu-isu multikultural dan memfasilitasi komunitas seni di IMM
Bisyron Muhtar sesuai nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan
b. Penguatan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan yang lahir dari pengamalan agama
islam
c. Melakukan apresiasi seni dan budaya yang relevan dengan nilai-nilai
kemuhammadiyahan dalam rangka mensosialisasikan budaya islam di tengah- tengah
masyarakat
d. Melakukan pembentukan komunitas kreatif
“sosial peradaban berkemajuan”

Parameter keberhasilan:
a. Terselenggaranya kegiatan olahraga, seni dan budaya di kalangan mahasiswa
b. Terlaksananya pekan intelektual dan kreativitas ilmiah (PIKK) kader IMM
c. Bersama bidang bidang lain mensukseskan terlaksananya parade MILAD IMM

11. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat


a. Mendorong munculnya lembaga pemberdayaan masyarakat yang menjadi buffer gerakan
pemberdayaan masyarakat oleh IMM secara berkelanjutan
b. Menciptakan kantong pemberdayaan masyarakat berbasis potensi daerah
c. Pemetaan masyarakat rentan sosial berbasis regional
d. Penguatan kapasitas analisis dan teknikalitas pemberdayaan masyarakat sebagai
modal gerakan pemberdayaan IMM dalam memberdayakan kelompok-
kelompok masyarakat marjinal
Parameter keberhasilan:
a. Terbentuknya lembaga pemberdayaan masyarakat
b. Diadakannya pendampingan masyarakat rentan sosial atau mustadh’afin
c. Adanya kajian-kajian analisis sosial masyarakat di Temanggung dan
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat mustadh’afin di wilayah Temanggung
d. Terselenggaranya kegiatan Sekolah Rakyat Umum dengan sasaran masyarakat
di Temanggung.
“sosial peradaban berkemajuan”

BAB V
PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM
(Strategi Pengembangan dan Implementasi Program Tingkat Komisariat)

Kebijakan program IMM merupakan perincian dari pola dasar kebijakan dan pola umum
kebijakan jangka panjang IMM yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh tingkatan pimpinan
dan kader IMM. Ketertiban seluruh bagian sumber daya ikatan dalam rangka merealisasikan
kebijakan program merupakan modal uatama terwujudnya aktifitas organisasi mandiri, kompeten
dan sistematis. Orientasi pelaksanaan program tidak terlepas dari muatan-muatan prinsip-prinsip
seperti yang telah ditetapkan di muka. Apresiasi pimpinan terhadap pelaksanaan program menjadi
hal yang penting yang harus diperhatikan.

A. Pengorganisasian dan pelaksanaan program di tingkat komisariat


1. Rumusan program IMM di tingkat komisariat diputuskan dalam musyawarah komisariat
yaitu, berupa program komisariat IMM periode yang materinya bersifat kebijakan umum
sebagai pelaksanaan kenijakan program nasional dan daerah serta cabang masing-masing di
komisariat yang disesuaikan dengan kewenangan, kreativitas, kepentingan dan kondisi
setempat
2. Pimpinan komisariat bertanggungjawab dalam memonitor pengorganisasian dan
pelaksanaan program di komisariat sesuai dengan mekanisme organisasi
3. Program tingkat komisariat disusun dengan mengacu program IMM nasional, daerah dan
cabang yang lebih diarahkan pada hal-hal berikut:
a. Relevansi program dengan potensi dan permasalahan di tingkat komisariat yang
bersangkutan
b. Pembinaan dan pengembangan intelektual kader di tingkat komisariat. Dalam hal ini
diharapkan hasil yang diperoleh dari seorang yang mempunyai ilmu yang sudah
ditransformasikan dalam tataran sosial dapat menambah keilmuan dan intelektual kader
c. Mencantumkan target yang akan dicapai selama satu periode dan target tri atau catur wulan

BAB VI PENUTUP
Garis-garis Besar Haluan Organisasi ini disusun untuk menjadi acuan dan pedoman gerakan
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Magelang di segala struktur kepemimpinan dalam menjalankan
organisasinya. Dengan adanya panduan (GBHO) ini, diharapkan gerakan IMM Temanggung
bersama koridor PC IMM Magelang dapat selaras dan saling mendukung sehingga dapat
mendorong percepatan pelaksanaan program dan agenda organisasi guna mencapai tujuan dari
organisasi yakni mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah
“sosial peradaban berkemajuan”

REKOMENDASI
MUSYAWARAH KOMISARIAT I IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOMISARIAT BISYRON MUHTAR

A. Kepada Pimpinan
1. Memastikan bahwa keputusan pada Musyawarah Komisariat dijalankan oleh Pimpinan
Komisariat dan Pimpinan Komisariat yang menjabat, agar nantinya kebijakan yang sudah
diputuskan di MUSYKOM IMM Bisyron Muhtar dapat diketahui dan dijalankan sampai
ke tingkat Pimpinan Komisariat dalam waktu 1 tahun (1 periode)
2. Materi MUSYKOM yang telah dikaji ulang dan ditetapkan dijadikan sebagai landasan atau
bahan kajian untuk penentuan Renstra (Rencana Strategis) dan Raker (Rapat Kerja) di
awal kepemimpinan baru
3. Sosialisasi Sistem Perkaderan (SPI) IMM sampai ke tingkat Pimpinan Komisariat IMM
dan khususnya bidang perkaderan dalam waktu maksimal 1 bulan setelah pelantikan
4. Membuat inovasi program kerja yang bermanfaat bagi kader dan atau organisasi serta
dapat diukur dengan jelas keberhasilannya
5. Memberikan dukungan dan pendampingan terhadap Komisariat IMM yang kurang aktif
atau pasif secara sistematis
6. Sosialisasi Panduan Administrasi dan Keuangan kepada pimpinan Komisariat IMM dalam
waktu maksimal 3 bulan setelah MUSYKOM yakni pada saat Lamo
7. Aktif mengunggah ke media sosial dan media masa berkaitan dengan IMM agar dapat
meningkatkan eksistensi organisasi
8. Membangun mitra dan jaringan ke semua pihak untuk mengembangkan eksistensi IMM di
Akademi
9. Responsif terhadap isu sosial, politik, dan ekonomi dan atau lainnya di berbagai tingkat
agar dapat mendorong kebijakan-kebijakan pimpinan baik pemerintah maupun non
pemerintah yang membela kepentingan mahasiswa dan masyarakat
10. Berakhlakul Karimah dan mengeratkan tali persaudaraan antar anggota IMM Bisyron
Muhtar.

B. Internal IMM
1. Mendorong kerja cerdas dan kerjasama semua kader dan pimpinan IMM untuk
mengembalikan ghirah ber-IMM sesuai dengan tri kompetensi dasar ikatan
2. Mewadahi lahirnya cendekiawan muslim untuk pemenuhan kebutuhan kader utama di
Muhammadiyah
3. IMM bersifat inklusif yang membuka komunikasi dan menjalin kerjasama kepada siapa
saja selama tidak melanggar ketentuan organisasi
4. Memetakan dan memaksimalkan potensi kader
5. Pengelolaan organisasi (keuangan dan non keuangan) yang akuntabel, transparan, beretika
dan antikorupsi
6. Tidak turut serta dalam politik praktis tetapi memahami kondisi politik baik daerah
maupun nasional
“sosial peradaban berkemajuan”

ALUR STRATEGI GERAKAN

Penyusunan alur strategi Gerakan Musyawarah Komisariat IMM Komisariat Bisyron Muhtar
Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung memiliki tujuan untuk menjadi sebuah acuan
Gerakan di periode 2024-2025. Yang mana strategi ini berangkat dari analisis yang telah tim materi
lakukan sehingga besar harapan program kerja IMM Bisyron Muhtar kedepan dapat selaras dengan
strategi Gerakan yang telah dicanangkan. Adapun alur strategi Gerakan ini kami menggunakan AI
(Apreciative Inquiry) sebagai alat analisis, yakni sebagai berikut:

Analisis Apreciative Inquiry


Discovery (Kekuatan yang ditemukan di IMM Bisyron Muhtar)
Kekuatan yang dimiliki dan dianalisa serta ditemukan dalam IMM Bisyron Muhtar adalah
adanya Sumber Daya Manusia dari kader IMM Bisyron Muhtar yang mampu menjalankan strategi
sesuai dengan tujuan IMM untuk beramar ma’ruf nahi munkar dan juga merealisasikan tujuan
Muhammadiyah. Selain itu kekuatan eksternal kolaborasi IMM Pimpinan Cabang Magelang,
dukungan dari Akademi Kesehatan Muhammadiyah Temanggung, Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Kabupaten Temanggung serta Organisasi Otonom lainnya, yang segala
mendukung dari segi kegiatan menjadi kekuatan besar IMM Bisyron Muhtar kedepan.

Dream (Langkah yang dibangun oleh IMM Bisyron Muhtar)


Suatu Organisasi memiliki peran penting seorang kader di dalamnya, untuk itu membangun
kader yang memiliki jiwa beradab, serta maju dalam segala hal, melewati langkah yang dapat
“sosial peradaban berkemajuan”

menciptakan nalar kritis, solidaritas, membangun kolaborasi serta intelektual yang tinggi adalah
Impian IMM Bisyron Muhtar.

Design (Hal-hal yang harus di rancang oleh IMM Bisyron Muhtar)


Organisasi berjalan dengan adanya perancangan perencanaan untuk direalisasikan, yang
merupakan langkah yang dilakukan IMM Bisyron Muhtar menjaga hubungan dan berkolaborasi
dengan banyak pihak terkait, merealisasikan trikompetensi dasar IMM, membangun rasa tanggung
jawab dalam berorganisasi, serta tertib adsministrasi organisasi.

Destiny (Strategi yang dilakukan IMM Bisyron Muhtar)


Strategi yang dilakukan IMM Bisyron Muhtar untuk mewujudkan impian dan segala hal yang
dirancang adalah dapat menetapkan langkah-langkah konkrit untuk merealisasikan langkah dan
tujuan, seperti penyelenggaraan diskusi kritis di kampus dan memperkuat solidaritas serta integritas
di dalam organisasi, mengoptimalkan dukungan akademik dan sumber daya manusia, terutama
melalui pembinaan kader-kader yang berkualitas. Berfokus pada hubungan dan kolaborasi dengan
pihak eksternal seperti PDM, PDA dan organisasi otonom, organisasi eksternal lain serta instansi
lainnya, untuk memperluas jaringan dan mendukung keberlangsungan IMM Bisyron Muhtar.
Implementasi Trikompetensi IMM sebagai panduan dalam menjalankan aktivitas organisasi,
memastikan tanggung jawab dan komitmen terjaga dalam setiap langkah yang diambil.
“sosial peradaban berkemajuan”
“sosial peradaban berkemajuan”

BEDAH TEMA MUSYKOM


“Sosial Peradaban Berkemajuan”

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan mahasiswa Islam dan salah satu
organisasi otonom Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta pada 14 Maret 1964 M atau 29
Syawal 1384 H. IMM bertujuan untuk mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang
berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah, yakni menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
IMM saat ini sedang menghadapi tantangan zaman berupa degradasi moral, sepinya jalan
intelektual, serta jauhnya kader dalam kepekaan sosial. Ditambah Post Pandemic era mulai
memperkenalkan apa itu era disrupsi. Era tidak jelasan.

Disrupsi sebagai bahan bakar Fastabiqul Khoirot


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti Disrupsi adalah suatu “hal tercabut dari
akarnya”. Apabila ditarik ke fenomenanya saat ini, disrupsi merupakan keadaan di mana terjadi
suatu perubahan besar yang menyebabkan berubahnya sebagian besar atau bahkan keseluruhan
tatanan dalam kehidupan bermasyarakat. Lalu apa itu “Era Disrupsi”? Era Disrupsi adalah masa di
mana perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya inovasi yang begitu hebat
sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat secara luas. Sederhananya, dapat
dipahami bahwa disrupsi adalah fenomenanya. Sedangkan era disrupsi adalah zaman atau masanya.
Kata disrupsi ini pertama kali diperkenalkan tahun 1997 oleh Clayton Christensen dalam
bukunya yang berjudul “The Innovator’s Dilemma”. Dalam bukunya, Christensen juga
memperkenalkan istilah Disruptive Innovation, yaitu suatu perkembangan baru karena adanya
inovasi yang mengubah bagaimana cara, struktur, serta fungsi bisnis dan industri. Dampak dari
inovasi tersebut adalah seperti terciptanya pasar baru, mengganggu eksistensi pasar yang sudah ada,
dan pada akhirnya menggantikan berbagai hal terdahulu dengan sistem yang lebih sempurna.
Tidak ada yang menyangka bahwa perkembangan zaman akan secepat ini. Perubahan yang
sangat dinamis mengharuskan kita untuk kata beradaptasi. Menghasilkan suatu perubahan tidak
hanya dalam hitungan Minggu namun hari maupun jam. Persaingan demi persaingan kita lakukan
di manapun. Baik bagi seorang mahasiswa yang sedang menempuh proses belajar mengajar.
Maupun saat menjadi seorang kader yang sedang berusaha melakukan proses berkemajuan jam
berjuang di jalur dakwahnya masing-masing. Secara bayang-bayang kita dituntut untuk menjadi
yang terbaik. Menjadi teladan dari teladan. Dan berusaha menciptakan proses aktualisasi diri agar
dapat menjadi terbaik dari yang terbaik dan menghasilkan sesuatu yang melampaui target setiap
harinya.
Contoh kecilnya adalah dalam bermedia sosial. Kita dituntut untuk selalu berkompetisi dan
melakukan inovasi agar selalu menjadi yang terbaik serta yang paling depan menghasilkan suatu
trending. Budaya kompetisi dalam dunia maya tersebut menuntut kita untuk sedia 24 jam demi
menghasilkan suatu karya yang harus diunggah untuk menghasilkan likes. Kepada siapa yang
paling tercepat dan yang paling banyak likes nya ia akan mendapatkan title trending. Kompetisi
tersebut memicu semua orang untuk menggenjot kapasitas trendingnya. Membayangi siapa
pengurus dari media sosial tersebut. Bagaimana mana cara mereka bekerja beristirahat. Berlomba
ke siapa yang paling cepat dan siapa yang paling di depan merupakan bahan bakar dari era disrupsi.

Jiwa Sosial, Kunci Peradaban Berkemajuan.


Dunia memang sedang mencari keseimbangan. Ditengah maraknya fenomena perilaku amoral
yang melibatkan peserta didik sebagai pelakunya, seperti seks pra-nikah, video porno,
penyalahgunaan NAPZA dan minuman keras, tawuran, kekerasan perploncoan, penghinaan guru
dan sesama murid melalui facebook. Bahkan kasuskasus korupsi, kolusi dan manipulasi yang
prevalensinya banyak melibatkan orangorang terdidik dan terpelajar. Hal ini menjadi tamparan
“sosial peradaban berkemajuan”

keras bagi dunia pendidikan yang idealnya melahirkan generasi-generasi terdidik dan beretika
sekaligus menjadi musuh utama fenomena-fenomena perilaku amoral tersebut.
Mungkin hal inilah yang menjadi kekhawatiran para tokoh-tokoh dunia, seperti Ki Hajar
Dewantara, dengan pendidikan yang berpilar kepada Cipta, Rasa dan Karsa. Bermakna bahwa
pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan (knowledge) tetapi juga mengasah afeksi
moral sehingga menghasilkan karya bagi kepentingan ummat manusia.
Di dalam tubuh ikatan sendiri, selain memiliki intelektual yang tinggi kader juga harus
memiliki jiwa sosial yang tinggi. Hal ini terdapat di dalam tri kompetenso dasar IMM. Tri
Kompetensi Dasar yang dimiliki oleh IMM pada dasarnya memiliki semangat gerakan
pembaharuan yang dimulai dari pribadi setiap kader IMM. Tentunya dengan semangat Islam, IMM
diharapkan mampu memfasilitasi hidup dan kehidupan umat manusia untuk mampu keluar dari
berbagai belenggu penindasan. Trikoda sendiri meliputi tiga hal, yaitu: Religiusitas, Intelektualitas,
dan Humanitas.
Tri Kompetensi Dasar IMM meliputi Religiusitas, dalam hal religiusitas ini adalah bagiamana
kader IMM dapat menciptakan keseimbangan antara ritual dan amal, serta menjadikan ilmu untuk
kemanusiaan tidak melayani kepentingan penguasa. Religiusitas yang baik adalah bagaimana kita
harus berbaik hati kepada sesama manusia dan selalu memperkuat ponadasinya yaitu dengan
mengamalkan nilai-nilai ketuhanan ke dalam perilaku dan perbuatan. Kader IMM harus memahami
dan meyakini bahwa setiap nafas dan geraknya adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Kesadaran berlandaskan tauhid ini disebut pula dengan istilah kesadaran teologis.
Tri Kompetensi Dasar yang kedua yaitu Intelektualitas, ditandai dengan sikap keterbukaan,
kesiapan menerima kritik, keikhlasan, istiqamah, dan menghargai kebenaran. Kompetensi
intelektual, dapat diartikan sebagai kesadaran untuk lebih meningkatkan kualitas keilmuan. Hal ini
tidak dapat dipahami sebatas akademisi atau menguasai suatu keahlian ilmu tertentu. Namun lebih
dari itu, kompetensi intelektualitas itu akan berujung kepada Cendekiawan Berpribadi seperti
tertera dalam Mars IMM.
Kemudian, Tri Kompretensi Dasar yang terakhir yaitu Humanitas. Merujuk pada
kemanusiaan, framework IMM harus dapat memanusiakan manusia yang biasa dikenal dengan
istilah fi ahsani taqwim dalam bahasa arab. Proses memanusiakan manusia merupakan perubahan
kesadaran manusia yang sesungguhnya. Kompetensi humanitas atau kemanusiaan dipahami sebagai
kompetensi hubungan sosial atau manfaat bagi manusia.
Hal-hal diatas apabila dibumikan dalam kehidupan dan laku sehari-hari, maka menjadi kunci
peradaban yang berkemajuan.
“sosial peradaban berkemajuan”

RANCANGAN TATA TERTIB PEMILIHAN


PIMPINAN KOMISARIAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BISYRON MUHTAR
PERIODE 2024-2025

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Yang dimaksud pimpinan dalam tata tertib ini adalah Tim Task Force IMM Bisyron Muhtar.
2. Pemilihan Pimpinan adalah untuk mengisi PK IMM Bisyron Muhtar periode 2024-2025.
3. Pemilihan dilaksanakan oleh Musyawarah Komisariat IMM Bisyron Muhtar periode 2023-
2024.

BAB II
PELAKSANA PEMILIHAN
Pasal 2
Penanggungjawab pemilihan Pimpinan Komisariat adalah Tim Task Force IMM Bisyron Muhtar
1. Anggota panitia pemilihan adalah kader yang dipilih oleh Tim Task Force dan anggota panlih
sejumlah 3 (tiga) orang.
2. Panitia pemilihan dipilih dan ditetapkan oleh Tim Task Force melalui Pleno.

Pasal 3
Tugas panitia pemilihan :
1. Menyampaikan permohonan bakal formatur PK IMM Bisyron Muhtar periode 2024-2025
2. Menerima usulan bakal formatur PK IMM Bisyron Muhtar periode 2024-2025 dari anggota
IMM Bisyron Muhtar.
3. Menyampaikan dan menerima formulir dan usulan serta pernyataan kesediaan bakal calon
ketua umum dan formatur PK IMM Bisyron Muhtar periode 2024-2025 dari anggota IMM
Bisyron Muhtar.
4. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi dan syarat calon berdasarkan formulir yang
disahkan.
5. Menyelenggarakan dan menyelesaikan pemilihan sampai terpilihnya ketua umum dan
terbentuknya formatur PK IMM Bisyron Muhtar 2024-2025.

Pasal 4
Dengan terpilihnya ketua umum dan terbentuknya formatur pimpinan, maka berakhir pula masa
tugas panitia pemilihan.

BAB III
SYARAT-SYARAT PIMPINAN
Pasal 5
Syarat
“sosial peradaban berkemajuan”

Syarat-syarat untuk dicalonkan menjadi pimpinan/formatur:


1. Syarat Umum
a. Telah menjadi anggota IMM
b. Setia kepada asas, tujuan dan perjuangan ikatan dan persyarikatan
c. Taat kepada garis kebijakan pimpinan ikatan dan pimpinan persyarikatan.
d. Mampu membaca Al Qur’an secara tartil.
e. Mampu dan cakap melaksanakan tugas.
f. Dapat menjadi teladan utama dalam organisasi terutama dalam bidang akhlaq dan
beribadahnya.
g. Tidak merangkap dengan pimpinan organisasi politik.
h. Tidak merangkap dengan pimpinan organisasi lainya kecuali telah mendapat ijin secara
tertulis dari pimpinan setingkat di atasnya.
2. Syarat khusus
a. Telah menjadi anggota biasa
b. Telah lulus pengkaderan utama yang dilaksanakan Pimpinan Komisariat

BAB IV
PENCALONAN
Pasal 6
Ketua Umum Dan Formatur
1. Bakal calon ketua umum dan formatur merupakan anggota IMM Bisyron Muhtar
2. Bakal calon ketua umum dan formatur menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk menjadi
calon ketua umum dan formatur

BAB V
PEMILIHAN
Pasal 7
Pemilihan pimpinan dilakukan dalam Musyawarah Komisariat IMM Bisyron Muhtar 2024.
Pasal 8
Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil.

BAB VI
TATA CARA PEMILIHAN FORMATUR
Pasal 12
1. Pemilihan formatur dilakukan secara langsung.
2. Formatur adalah calon formatur yang mendapat suara terbanyak pertama sampai
urutan sembilan.

Pasal 13
Ketua formatur memimpin sidang formatur untuk :
“sosial peradaban berkemajuan”

1. Menyusun komposisi Tim formatur (sekretaris dan anggota).


2. Menyusun personalia pimpinan secara lengkap, dan sudah harus membentuk selambat-
lambatnya sebelum acara penutupan musyawarah. Apabila tidak memungkinkan minimal
menentukan sekretaris umum dan bendahara umum.
3. Komposisi pimpinan sedapat mungkin ditetapkan dari formatur terpilih dan calon formatur.
4. Hasil sidang formatur diumumkan pada saat penutupan musyawarah.

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 14
Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diputuskan kemudian berdasarkan
usulan atau saran peserta Musykom sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART IMM.

Pasal 15
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :
Tanggal :
Bertepatan dengan :

PANITIA PEMILIHAN KOMISARIAT

Ketua

(.......................................)

Sekretaris Anggota

(.......................................) (.......................................)
“sosial peradaban berkemajuan”
“sosial peradaban berkemajuan”

KONSIDERAN SIDANG
MUSYAWARAH KOMISARIAT I
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BISYRON MUHTAR
Nomor: 03/MUSYAWARAHKOMISARIAT/IMM-BISYRON MUHTAR/XII/2024
Tentang Pengesahan Tata Tertib Pemilihan Formatur MUSYKOM I

Musyawarah Komisariat I Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bisyron Muhtar yang


berlangsung pada 17 Februari 2024 di Temanggung, setelah:
Menimbang : Bahwa Musyawarah Komisariat I IMM Bisyron Muhtar perlu
dilaksanakan secara baik dan sistematis serta menghasilkan keputusan yang
dapat dijadikan pedoman pokok dalam pelaksanaan organisasi
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IMM pasal 18 ayat 4
2. Anggaran Rumah Tangga IMM pasal 23
Memperhatikan : Usulan dari peserta tentang pentingnya Tata Tertib Pemilihan Persidangan
dan perlunya ditunjuk pimpinan sidang yang berjumlah tiga orang untuk
memimpin sidang dari awal hingga akhir

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN
PERTAMA : Menetapkan Tata Tertib sidang dan Pimpinan Sidang Musyawarah
Komisariat I IMM Bisyron Muhtar
KEDUA : Menyetujui Rancangan Tata Tertib menjadi Tata Tertib Pemilihan Formatur
Musyawarah Komisariat I IMM Bisyron Muhtar

Ditetapkan di :
Pada tanggal : H
M

Pimpinan Sidang
Ketua

(……………………)
Sekretaris Anggota

(………………….) (………………...)

Anda mungkin juga menyukai