Penyebab Motivasi Rendah
Penyebab Motivasi Rendah
Sesuai dengan pendapat Hamalik (dalam Arsyad, 2005) menyatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi belajar, dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal yang sama disampaikan oleh Jonassen (1995:61) bahwa
presentasi multimedia akan melibatkan pebelajar karena bersifat multimodal. Oleh karena itu,
multimedia akan mendorong penggunaan lebih dari satu indera dalam satu waktu, sehingga lebih
menarik dan dapat mempertahankan perhatian pebelajar. Russel, dkk. (1997:330) menyatakan
bahwa multimedia dapat membuat suasana kelas lebih interaktif, termotivasi, dan dapat
membantu siswa membangun model mental untuk memahamai konsep-konsep dan fenomena
kimia.
Pemberian contoh-contoh faktual yang diberikan pada komponen relating tampaknya juga dapat
meningkatkan motivasi mahasiswa karena memberikan anggapan bahwa materi yang sedang
dipelajari relevan dengan kehidupan sehari-hari dan bermanfaat untuk kehidupan mendatang.
Seperti yang disampaikan Keller (2008:177) untuk menumbuhkan motivasi, guru harus
memberikan contoh dan konsep yang relevan dengan masa lalu, sekarang, dan pengalaman masa
depan pebelajar terhadap pengetahuan yang disajikan/dipraktekkan. Pemberian tugas berupa
penggambaran mikroskopik yang diterapkan pada komponen applying tampaknya dapat
dianggap sebagai penugasan yang sesuai dan berharga karena dapat meningkatkan ketertarikan
dan keterlibatan mahasiswa dalam tugas, serta mendorong untuk mengintegrasikan pengetahuan
sebelumnya dengan pengalaman yang baru, serupa dengan hasil penelitian Rosen (2009). Selain
itu, penggunaan simulasi percobaan (pada komponen transferring) sebagai bentuk pemindahan
dan verifikasi pemahaman mahasiswa juga memberikan kontribusi pada motivasi belajar,
sebagaimana hasil penelitian Weerawardhana, dkk. (2006); Tüysüz (2010); dan Silvia (2012).