Anda di halaman 1dari 1

Penelitian

Fitra Faradina Agil (045021125)


Mutiara (044781158)

Nyamuk Wolbachia Sebagai Bentuk Inovasi Mencegah DBD

Latar Belakang

Di penghujung tahun pada musim penghujan, Indonesia sebagai negara dengan dua musim akan
mengalami pergerakan cuaca. Biasanya pada bulan November sampai Desember, Indonesia mengalami
curah hujan yang tinggi. Hal ini membuat kondisi lingkungan yang sangat mendukung bagi nyamuk untuk
berkembang biak, begitupun pada nyamuk Aedes Aegypti (Aedes sp.). Nyamuk Aedes Aegypti (Aedes sp.)
akan meningkat disebabkan oleh genangan air sebagai habitat perkembangbiakan nyamuk yang akan
menetaskan telurnya.

Pada nyamuk Aedes Aegypti betina terdapat suatu virus yang disebut virus Dengue yang menyebabkan
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus dengue ditransmisikan melalui aliran darah, kemudian
menempel pada sel darah putih untuk kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Namun, belakangan
ditemukan sebuah bakteri yang dapat menekan laju penderita demam berdarah
yaitu Wolbachia. Wolbachia merupakan suatu bakteri gram negatif intraseluler yang mampu hidup di
dalam nyamuk Aedes sp. Mengingat tingginya angka penderita DBD di Indonesia, maka
bakteri Wolbachia dapat menjadi salah satu inovasi dalam upaya pencegahan DBD. Pada beberapa
penelitian lainnya telah dipaparkan mengenai Wolbachia itu sendiri, serta bagaimana bakteri tersebut
bekerja pada virus nyamuk Aedes sp., serta kekurangan dalam nilai teknologinya.

Sebagai salah satu cara menekan penyebaran dan penularan DBD, The World Mosquito Program (WMP)
Yogyakarta yang dilakukan oleh Prof. Adi Utarini dijalankan penelitian terkait pendendalian virus dengue
dengan menggunakan nyamuk Aedes Aegypti (Aedes sp.) yang telah terkontaminasi bakteri Wolbachia.

Anda mungkin juga menyukai