Anda di halaman 1dari 6

PEMIMPIN IDAMAN

Oleh Abdullah Zaen, Lc., MA

KHUTBAH PERTAMA:
ِ ‫ات أَ حعمالِنَا من ي حه ِد ِه هللا فَالَ م‬ ِ َ‫هلل ِمن ُشروِر أَنح ُف ِسنَا وسيِِّئ‬ ِ ِ ِ ِ
‫ض َّل‬ ُ ُ َ ‫َ َح‬ ََ ‫إِ َّن ا حْلَ حم َد هلل َحَن َم ُدهُ َونَ حستَع حي نُهُ َونَ حستَ غحف ُرهُ َونَعُ حوذُ ِِب ح ُ ح‬
ُ‫َن ُمَ َّمداَ َع حُ ُدهُ َوَر ُس حولُه‬ َ ‫ضلِ حل فَالَ َه ِاد َي لَهُ َوأَ حش َه ُد أَ حن الَ إِلَ َه إِالَّ هللاُ َو حح َدهُ الَ َش ِريح‬
َّ ‫ك لَهُ َوأَ حش َه ُد أ‬ ‫لَهُ َوَم حن يُ ح‬
،‫ َو َش َّر حاْل ُُموِر ُحم َد ََث ُُتَا‬،‫اّللُ َعلَحي ِه َو َسلَّ َم‬َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫يث كِتاب‬
ِ ‫ فَِإ َّن َخ حي ا حْل ِد‬،‫أ ََّما ب حع ُد‬
َ ‫ َو َخ حَي ا حْلَُدى ُه َدى ُمَ َّمد‬،‫اّلل‬ ُ َ َ َ َ
َ ‫َوُك َّل بِ حد َعة‬
‫ض َاللَة‬
َِ ‫ك‬
‫ اَللَّ ُه َّم ِبَ ِر حك‬،‫َح حيد ََِم حيد‬ َ َّ‫آل إِبح َر ِاه حي َم إِن‬
ِ ‫ت َعلى إِبح ر ِاه حيم و َعلى‬
َ َ َ َ َ َ ‫صل حي‬
َّ َ َ‫آل ُمَ َّمد َكما‬ِ ‫ص ِل َعلى ُمَ َّمد و َعلى‬
َ َ َ ِّ َ ‫الل ُه َّم‬
َّ
َِ ‫ك‬
‫َح حيد ََِم حيد‬ َ َّ‫آل إِبح َر ِاه حي َم إِن‬
ِ ‫ت َعلى إِبح ر ِاه حيم و َعلى‬
َ َ َ َ َ َ ‫لى آل ُمَ َّمد َكماَ ِبَ َرحك‬
ِ ‫َعلى ُمَ َّمد و َع‬
َ َ َ
Jama’ah Jum’at rahimakumullah…
Marilah kita meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’ala secara serius. Yaitu dengan
mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam. Serta
menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam.
Jama'ah Jum'at yang semoga dimuliakan Allah...
Keberadaan pemimpin, mutlak diperlukan dalam sebuah negara. Agar roda pemerintahan
berjalan dengan baik. Demi misi tersebut, tidak boleh sembarang orang menduduki jabatan
tertinggi itu. Namun hanya orang yang berkompeten yang layak mendudukinya. Apa saja kriteria
yang harus terpenuhi dalam diri pemimpin? Berikut penjelasannya…
Kriteria pertama: Iman dan takwa
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
ِ ِ ‫َّخ ُذواح الح َكافِ ِرين أَولِياء ِمن د‬
ِ ‫"َي أَيُّها الَّ ِذين آمنُواح الَ تَ ت‬
َ ِ‫ون ال ُحم حؤمن‬
"‫ي‬ ُ َ‫َ ح‬ َ َ َ َ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai
wali (pemimpin, teman setia), lalu meninggalkan orang-orang yang beriman”. QS: An Nisa’ [4]: 144.
Cara mengetahui keimanan dan ketakwaan pemimpin adalah dari akidah yang diyakininya dan
dari ibadah kesehariannya. Apakah ia menganut akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau tidak?
Apakah ia rajin menunaikan shalat lima waktu atau tidak?
Keimanan itu bukan diukur dari sekedar kedekatan calon pemimpin dengan tokoh agama.
Apalagi jika kedekatan itu hanya ketika masa kampanye saja. Biasanya orang seperti ini menganggap
ulama ibarat orang yang mendorong mobil mogok. Setelah mobilnya berjalan, maka si pendorong
akan ditinggalkan.
Kaum muslimin yang kami hormati…
Kriteria kedua: Fisik yang kuat
1
Hal.
Allah subhanah menyampaikan penuturan salah satu Nabi yang diutus di kalangan Bani Israil,
saat menjelaskan latar belakang Thalut dipilih oleh Allah sebagai pemimpin mereka,

"‫ادهُ بَ حسطَةَ ِِف الحعِل ِحم َوا حْلِ حس ِم‬


َ ‫اصطََفاهُ َعلَحي ُك حم َوَز‬ َّ ‫ال إِ َّن‬
‫اّللَ ح‬ َ َ‫"ق‬
“(Nabi mereka) berkata, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi (raja) kalian dan
menganugerahinya kelebihan ilmu dan fisik.” QS. Al-Baqarah (2): 247.
Fisik yang kuat sangat diperlukan oleh pemimpin. Sebab tugas kepemimpinan itu
membutuhkan kekuatan ekstra. Bagaimana tidak, untuk mengurusi istri dan anak di satu rumah
saja, kepala keluarga memerlukan energi besar. Apalagi pemimpin negara yang mengurus ratusan
juta rumah.
Untuk mengetahui kekuatan fisik pemimpin tidaklah susah. Cukup dilihat dari lahiriahnya.
Yakni dari postur tubuhnya dan dari gerakan jalannya.
Postur fisik yang kuat adalah yang bertubuh tegap, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menerangkan,

"ُ‫صلحَُه‬ ِ ِ ‫"ِِبَ حس‬


َ ‫ب ابح ِن‬
ُ ‫آد َم أُ ُك َالت يُق حم َن‬
“Sebenarnya beberapa suap makanan saja sudah cukup untuk anak Adam; guna menegakkan
punggungnya”. HR. Tirmidziy (no. 2380) dan dinilai hasan sahih oleh beliau.
Adapun gerakan jalan yang ideal adalah: yang mantap dan tidak tertatih-tatih. Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu ‘anhu menjelaskan,

"‫صَُب‬ ِ ُّ ‫"إِ َذا م َشى تَ َك َّفأَ تَ َك ُّف َؤا؛ َكأَََّّنَا ي حنح‬


َ ‫ط م حن‬ َ َ َ
“(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) bila berjalan, maka beliau berjalan dengan tegap,
mantap dan bersemangat. Seperti orang yang melalui jalan menurun”. HR. Tirmidziy (no. 3637) dan
beliau menyatakan hadits ini hasan sahih.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menambahkan,
ِ ‫ف أَنَّهُ لَحيس ِِبَ حش ِي َع‬
"‫اٍِ َوال َك حسال َن‬ َ َ ‫ َم‬،‫صلَّى هللاُ َعلَحي ِه َو َسلَّ َم إِذَا َم َشى‬
ُ ‫ يُ حع َر‬،‫شى َم حشيَا ُحَمتَ ِم َعا‬ ُّ ِ‫" َكا َن الن‬
َ ‫َِّب‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila berjalan, beliau berjalan dengan tenang dan tidak
terburu-buru. Tidak seperti jalan orang yang lemah maupun pemalas”. HR. Al-Baghawiy dalam
Syarhus Sunnah (no. 3354) dan dinilai hasan oleh al-Albaniy.
Sidang Jum’at rahimakumullah…
Kriteria ketiga: Berpengetahuan luas
Allah ta’ala menceritakan tentang alasan permintaan Nabi Yusuf ‘alaihissalam kepada raja
Mesir, agar ia dijadikan sebagai menteri keuangan,

"‫ض إِِِّّن َح ِفيظ َعلِيم‬


ِ ‫اِ َعل ِحِن َعلَى َخ ٍَائِ ِن حاْل حَر‬
‫ال ح‬
َ َ‫"ق‬
“Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku
adalah orang yang terpercaya dan berpengetahuan luas”. QS. Yusuf (12): 55.
Mengapa pemimpin harus berpengetahuan luas?
2
Hal.
Sebab masalah yang dihadapi pemimpin, apalagi pemimpin negara, sangatlah kompleks dan
beragam. Masalah ekonomi, sosial, politik, kemasyarakatan, keamanan, keagamaan, pendidikan,
kesehatan dan lain-lain. Baik masalah internal, eksternal maupun bilateral. Belum lagi masalah-
masalah baru yang terkadang muncul tanpa diprediksi sebelumnya. Seperti kasus pandemi
beberapa tahun yang lalu.
Apabila pemimpin berpengetahuan luas, insyaAllah dia bisa menghadapi dan menyelesaikan
beragam masalah di atas dengan benar.
Darimana kita bisa mengetahui calon pemimpin atau pemimpin itu berpengetahuan luas?
Diketahui dari begron pendidikan yang pernah ditempuhnya. Yakni jenjang pendidikan formal
yang tervalidasi keabsahannya.
Selain dilihat latar belakang pendidikan formalnya, juga dinilai seberapa luas pengalamannya
dalam memimpin di level sebelumnya.
Lantas bagaimana kita bisa menguji dan mengecek keluasan ilmu pengetahuan para calon
pemimpin?
Dicek dari forum-forum diskusi terbuka dengan mereka. Bukan sekedar dari orasi-orasi yang
mereka sampaikan. Sebab jika hanya dinilai dari orasinya, sejatinya naskah orasi itu mudah dibikin
oleh orang lain, lalu dihapal oleh si calon pemimpin. Berbeda dengan diskusi atau debat terbuka
yang dihadiri oleh banyak orang. Dalam forum-forum itu, bisa dinilai keorisinalan ide-ide dan pikiran
si calon pemimpin. Juga bisa dilihat kematangannya dalam menata dan mengendalikan emosinya.
Sidang Jumat yang berbahagia…
Kriteria Keempat: Sifat amanah yang teruji
Allah ta’ala menukil perkataan putri nabi Syu’aib ‘alaihissalam saat mengusulkan agar
mengangkat nabi Musa ‘alaihissalam sebagai pekerja di tempat mereka,
ِ ُّ ‫ت الح َق ِو‬
"‫ي‬
ُ ‫ي حاْلَم‬ َ ‫حِ حر‬ ‫استَأ ِحِ حرهُ إِ َّن َخ حَي َم ِن ح‬
َ ‫استَأ‬ ‫ت ح‬ِ ‫"َيأَب‬
ََ
“Wahai ayahku jadikanlah ia (Musa) sebagai pekerja (untuk kita). Sesungguhnya orang yang
paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya“. QS. Al-Qashash (28): 26.
Sekedar bertubuh kuat atau berpengetahuan luas saja tidak cukup, jika tidak diiringi dengan
sifat amanah. Sebab maling yang pintar lebih berbahaya dibanding maling yang bodoh. Pencuri yang
tubuhnya kuat, dampak kerusakan yang ditimbulkannya lebih besar dibanding pencuri yang
tubuhnya lemah. Maka sifat amanah mutlak diperlukan.
Bagaimana kita bisa menilai keamanahan calon pemimpin? Bukankah semua calon hari ini
mengklaim dan mempromosikan dirinya di mana-mana sebagai orang yang amanah?
Jawabannya: dilihat dari trackrecordnya saat menjadi pemimpin. Apakah dia menjalankan
kepemimpinan tersebut dengan baik sampai tuntas atau tidak? Atau justru jabatan yang telah
diamanahkan kepadanya, belum selesai masanya, malah dia tinggalkan, demi mengejar jabatan lain
yang lebih tinggi?
Kemudian juga dilihat dari janji-janji yang pernah diobralnya saat masa kampanye dahulu,
apakah ditepatinya atau tidak? Alhamdulillah hari ini kita hidup di zaman digital. Di mana jejak-jejak
3

seseorang mudah ditemukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewanti-wanti,


Hal.
‫"َال ي لح َدغُ املُحؤِمن ِمن ِحر و ِ‬
‫احد َم َّرتَ ح ِ‬
‫ي"‬ ‫ُ ح ُح َ‬ ‫ُ‬
‫‪“Mukmin yang cerdas itu tidak boleh tersengat binatang berbisa di lubang yang sama dua‬‬
‫‪kali”. HR. Bukhari (no. 6133) dan Muslim (no. 2998).‬‬

‫أقول قويل هذا‪ ،‬وأستغفر هللا يل ولكم وْلميع املسلمي واملسلمات‪ ،‬فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم‬

‫‪4‬‬
‫‪Hal.‬‬
KHUTBAH KEDUA:

ِ ‫ا حْلم ُد‬
‫ أما بعد؛‬،‫ وعلى آله وصحُه ومن اتُع هداه‬،‫هلل وحده والصالة والسالم على من ال نِب بعده‬ ‫َح‬
Sidang Jum’at yang kami hormati…
Kriteria kelima: Penyayang kepada rakyatnya
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdoa,

"‫ فَ حارفُ حق بِ ِه‬،‫الله َّم َم حن َوِ َيل ِم حن أ حَم ِر أ َُّم ِِت َش حي ئَا فَ َرفَ َق ِبِِ حم‬
ُ "
“Ya Allah, barang siapa memimpin ummatku lalu bersikap lembut kepada mereka, maka
sayangilah ia”. HR. Muslim (no. 1828).
Kelembutan dan sifat penyayang pemimpin tidak sulit diidentifikasi. Bila itu merupakan
karakter aslinya, maka ia akan bersikap sangat ramah terhadap rakyat, entah saat dishoting ataupun
tidak. Bahkan dengan senang hati ia mau untuk diajak berpelukan, walau oleh rakyat biasa.
Pemimpin yang penyayang akan selalu memprioritaskan kesejahteraan rakyat kecil, bukan
sekedar kesejahteraan para cukong dan pemodal yang memodalinya saat nyalon.
Hadirin rahimakumullah…
Banyak orang jahat tidak menghendaki negeri ini dipimpin oleh orang yang baik. Segala makar
mereka rancang demi terpilihnya pemimpin yang tidak berkompeten. Untuk itu, selain berikhtiar
maksimal, kita juga harus senantiasa berdoa memohon kepada Allah ta’ala agar mengaruniakan
pemimpin yang idaman bagi kita semua…

‫ "إِ َّن‬:‫ فقال سُحانه‬،‫هذا؛ وصلوا وسلموا –رَحكم هللا– على الصادق اْلمي؛ كما أمركم بذلك موالكم رب العاملي‬
"َ‫صلُّوا َعلَحي ِه َو َسلِِّ ُموا تَ حسلِيما‬
َ ‫آمنُوا‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫َِّب ََي أَيُّ َها الذ‬ ُّ َ ُ‫اّللَ َوَم َالئِ َكتَهُ ي‬
ِِّ ِ‫صلو َن َعلَى الن‬ َّ
‫ اللهم ِبرك على‬،‫اللهم صل على ممد وعلى آل ممد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك َحيد َميد‬
‫ممد وعلى آل ممد كما ِبركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك َحيد َميد‬
‫ َوا حك ِفنَا ِش َر َارن‬،‫اللَّ ُه َّم َوِِّل َعلَحي نَا ِخيَ َارَن‬
Ya Allah jadikanlah orang-orang baik sebagai pemimpin kami. Dan lindungilah kami dari orang-orang
jahat.

‫ َوا حك ِفنَا ِش َر َارن‬،‫اللَّ ُه َّم َوِِّل َعلَحي نَا ِخيَ َارَن‬


Ya Allah jadikanlah orang-orang baik sebagai pemimpin kami. Dan lindungilah kami dari orang-orang
jahat.

‫ َوا حك ِفنَا ِش َر َارن‬،‫اللَّ ُه َّم َوِِّل َعلَحي نَا ِخيَ َارَن‬


Ya Allah jadikanlah orang-orang baik sebagai pemimpin kami. Dan lindungilah kami dari orang-orang
5

jahat.
Hal.
‫ربنا آتنا ِف الدنيا حسنة وِف اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار‬
‫وصلى هللا على نُينا ممد وعلى آله وصحُه ومن تُعهم إبحسان إىل يوم الدين‬
‫وآخر دعوان أن اْلمد هلل رب العاملي أقيموا الصالة‬

‫‪ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 7 Rajab 1445 l 19 Januari 2024‬‬

‫‪6‬‬
‫‪Hal.‬‬

Anda mungkin juga menyukai