Menjawab :
Tidak Menjawab
E3
Atensi dan
Orientasi Registrasi
Kalkulasi
Kemampuan
Recall Rekonstruksi
Bahasa
Penilaian MMSE
Penilaian Orientasi (Skor maksimal 10)
1. Klien dipersilahkan duduk.
2. Klien diminta menyebutkan waktu : tanggal, hari, bulan, tahun, musim saat ini. (Setiap
pertanyaan yang dijawab dengan tepat akan mendapat nilai 1 sehingga nilai maksimal adalah
5)
3. Klien diminta menyebutkan tempat : rumah sakit/kampus, kota, propinsi, negara, lantai/kamar
saat ini. (Setiap pertanyaan yang dijawab dengan tepat akan mendapat nilai 1 sehingga nilai
maksimal adalah 5)
Penilaian Registrasi (Skor Maksimal 3)
1. Pemeriksa menyebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin), tiap benda 1 detik.
2. Meminta klien diperiksa untuk mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama
benda yang benar sehingga nilai maksimal adalah 3.
Penilaian MMSE
Penilaian Atensi dan Kalkulasi (Skor Maksimal 5)
1. Memberikan perhitungan sederhana (atensi dan kalkulasi) misalnya 100-7 lalu hasilnya kurangi 7
lagi lalu hasilnya dikurangi 7 lagi secara berurutan sampai diperoleh 5 hasil perhitungan
selanjutnya. (Hasil perhitungan yang benar akan mendapat nilai 1 sehingga nilai maksimal adalah
5)
2. Atau meminta klien/pasien mengeja huruf pada kata WAHYU yang dimulai dari belakang. Nilai
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw = 2 nilai. (Setiap ejaan huruf
yang benar akan mendapat nilai1 sehingga nilai maksimal adalah 5)
Penilaian Recall (Skor Maksimal 3)
1. Meminta klien/pasien menyebutkan lagi tiga nama benda yang disebutkan diatas. (Setiap benda
yang dapat diingat dengan benar akan mendapat nilai 1 sehingga nilai maksimal nya adalah 3).
Penilaian MMSE
Penilaian Kemampuan Bahasa (Skor Maksimal 8)
1. Menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) : nilai maksimal 2
2. Mengulang kata-kata: ”namun”, ”tanpa”, ”bila” : Nilai maksimalnya 3
3. Kemudian menyuruh Klien melakukan perintah: ”Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah
menjadi dua dan letakkan di lantai : Bila dilakukan dengan tepat diberi nilai 1
4. Menyuruh Klien membaca dan melakukan perintah ”Pejamkanlah mata anda” : Bila dilakukan
dengan tepat diberi nilai 1
5. Pasien disuruh menulis dengan spontan : Bila dilakukan dengan tepat diberi nilai 1
Penilaian Konstruksi (Skor Maksimal 1)
1. Klien diminta meniru gambar ini. Bila klien/pasien dapat menggambarkan bangunan seperti
gambar maka diberi nilai 1.
Interpretasi MMSE
• Skor 24 – 30
• No Cognitive Impairment (Normal)
• Skor 17 – 23
• Mild Cognitive Impairment / Probable Gangguan Kognitif
• Skor 0 – 16
• Severe Cognitive Impairment / Definite Gangguan Kognitif
PEMERIKSAAN NERVUS
CRANIALIS
Pemeriksaan Indra Penciuman
(Nervus Cranialis I : Nervus Olfactorius)
• Syarat Pemeriksaan : Tidak ada penyakit intranasal.
• Pasien duduk/baring, sambil tutup mata
• Menaruh salah satu bahan/zat di depan salah satu lubang hidung (lubang
hidung lain ditutup).
• Zat pengetes yang digunakan sebaiknya zat yang dikenal sehari-
hari, misalnya kopi, teh, tembakau, jeruk.
Interpretasi :
A. Normosmia: kemampuan menghidu normal, tidak terganggu.
B. Hiposmia: kemampuan menghidu menurun, berkurang.
C. Hiperosmia: meningkatnya kemampuan menghidu, dapat dijumpai pada penderita hiperemesis gravidarum atau pada
migren.
D. Parosmia: tidak dapat mengenali bau-bauan, salah hidu.
E. Kakosmia: persepsi adanya bau busuk, padahal tidak ada.
F. Halusinasi penciuman: biasanya berbentuk bau yang tidak sedap, dapat dijumpaipada serangan epilepsi yang berasal dari
girus unsinat pada lobus temporal, dan sering disertai gerak mengecap-ngecap (epilepsi jenis parsial kompleks).
Inspeksi Celah Palpebra (Nervus Cranialis III)
• Hanya diinspeksi!
• Kelumpuhan nervus III dapat menyebabkan terjadinya ptosis, yaitu kelopak mata
terjatuh, mata tertutup, dan tidak dapat dibuka. Hal ini disebabkan oleh kelumpuhan
m. Levator palpebrae.
• Pada kelumpuhan ringan pemeriksa dapat membandingkan celah mata
• Pada sisi yang lumpuh celah mata lebih kecil dan kadang-kadang kita lihat dahi dikerutkan (m.
Frontalis) untuk mengkompensasi menurunnya kelopak mata.
• Pemeriksa juga dapat menilai kekuatan m.levator palpebrae dengan
meminta klien menutup mata, kemudian disuruh untuk membukanya.
• Waktu klien membuka mata, pemeriksa menahan gerakan ini dengan jalan
memegang (menekan enteng) pada kelopak mata.
• Pada pemeriksaan ini, untuk meniadakan tenaga kompensasi dari m. Frontalis perlu
diberi tekanan pada alis mata dengan tangan satu lagi.
Reaksi Pupil terhadap cahaya (Nervus Cranialis
II dan III)
• Klien disuruh untuk melihat jauh (menfiksasi pada benda yang jauh letaknya.
• Selanjutnya pemeriksa memberi cahaya senter dan dilihat apakah ada reaksi
pupil.
• Interpretasi :
• Pada keadaan normal pupil mengecil, disebut refleks cahaya langsung (RCL) positif.
• Selanjutnya pemeriksa memperhatikan pula pupil mata yang satu lagi. Apakah pupilnya ikut
mengecil oleh penyinaran mata lainnya (kontralateral). Jika pupilnya ikut mengecil berarti
reaksi cahaya tidak langsung (RCTL) positif.
• Pada lesi N. II kanan, refleks cahaya pupil langsung pada mata kanan negatif, dan tidak
langsung pada mata kiri negatif.
• Bila visus mata 0 (buta), maka refleks cahaya pada mata tersebut negatif. Bila mata lainnya
baik, maka penyinaran mata yang baik akan menyebabkan mengecilnya pupil pada mata yang
buta tersebut (reaksi cahaya tak langsun positif).
• Jadi bila reaksi cahaya langsung negatif, sedangkan reaksi cahaya tak langsung positif, maka
kerusakannya pada nervus II. Sebaliknya pada kelumpuhan nervus III, reaksi cahaya langsung
dan tidak langsung ialah negatiF
Lesi Reflex Pupil
Cara mudah
Normal
Apabila pupil direk dan indirek yang
rusak berlawanan maka itu lesi pada
NII sesuai direk.
Lesi NII Dextra
Apabila pupil direk dan indirek yang
rusak searah maka lesinya pada NIII
1. Hoffman-Tromner
Outcome positif: Dorsofleksi ibu jari kaki
& abduksi keempat jari kaki
2. Babinsky
3. Chaddock
4. Schaeffer
5. Oppenheim
6. Gonda
7. Bing
8. Gordon
Outcome positif: Plantarfleksi
9. Rossolimo
10. Mandel-Becthrew
PEMERIKSAAN SENSORIK
PEMERIKSAAN SENSORIK
EKSTEROSEPTIF/ PROTOPATIK
• Raba halus (sensasi taktil) : Kapas
• Nyeri superficial : Jarum
• Sensasi dalam (nyeri tekan) : Ujung Jari
• Sensasi tekan : diremas/cubit
• Suhu : dingin dan panas
PROPRIOSEPTIF
• Gerak dan posisi
• Getar/Vibrasi : garpu tala
Pemeriksaan Koordinasi
• Tes Equilibrium
• Tes Romberg : Klien diminta berdiri dengan kedua kaki saling merapat, pertama kali
dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.
• Tandem Walking : Klien diminta berjalan pada satu garis lurus di atas lantai,
tempatkan tumit yang satu didepan jari-jari kaki berlawanan, baik dengan mata
terbuka maupun mata tertutup.
• Tes Non Equilibrium
• Finger to Nose Test : Mintalah klien menyentuh ujung hidungnya dengan jari
telunjuknya dengan gerakan perlahan kemudian dengan gerakan yang cepat.
• Disdiadokinesia : Klien diminta menggerakkan kedua tangannya bergantian, pronasi
dan supinasi dengan posisi siku diam. Kemudian melakukan gerakan tersebut secepat
mungkin, baik dengan mata terbuka maupun dengan mata terututup
Pemeriksaan Neurologis Lainnya
Rangsang Meninx
Kaku Kuduk
(+) : tahanan atau dagu tidak mencapai dada.
Kernig’s sign
(+) -> spasme dan resistensi harmstring saat
dilakukan ektensi pada sendi lutut saat panggul
dan sendi lutut berada pada posisi fleksi 90
derajat
Brudzinski’s sign
• Brudzinski’s neck sign (I)
• Bruszinski’s contralateral leg sign (II)
• Brudinski’s cheek sign (III)
• Brudzinski’s symphisis sign (IV)
Pemeriksaan Sindroma Jebakan
Nervus Tes Keterangan
Medianus Tinel Penekanan di lig carpi transversum
Phalen Mempertemukan kedua dorsum manus
Sensibilitas Jari I, II, III dan ½ jari IV bagian volar manus
Ulnaris Tinel Posterior epicondylus medialis humeri atau tepi lateral os psiformis (guyon
canal)
Sensibilitas Setengah jari IV dan V dengan menggunakan jarum.
Radialis Tinel Bagian proximal dan sedikit ke posterior dari processus styloideus os radii.
Sensibilitas Lengan bawah bagian posterior dan kulit bagian lateral dari dorsum manus
Ischiadicus Laseque Ekstrensi Hip 70O
Pemeriksaan LBP
• Test Patrick
• Tempatkan tumit atau malleolus eksterna tungkai klien yang sakit pada lutut
tungkai lainnya.
• Lakukan penekanan pada lutut yang difelsikan.
• Interpretasi : Akan timbul nyeri pada sendi panggul ipsilateral pada saat
dilakukan penekanan pada lutut yang difleksikan tersebut.
• Test Kontrapatrick
• Lipat tungkai klien yang sakit dan endorotasikan serta aduksikan.
• Lakukan penekanan sejenak pada lutut tungkai tersebut.
• Interpretasi : Akan timbul rasa nyeri pada garis sendi sakroiliaka bila di situ
terdapat suatu keadaan patologis (arthritis), baik berupa nyeri yang menjalar
sepanjang tungkai maupun yang terbatas pada daerah gluteal atau sacral saja.
Pemeriksaan Chovstek
• Identifikasi titik dimana akan dilakukan ketokan.
• Titik I di bawah processus zygomaticus os temporal, di depan telinga.
• Titik II pada pertengahan antara arkus zygomaticus dan sudut mulut.
• Dilakukan ketokan pada titik tersebut
• Interpretasi :
• Respon yang didapat berupa kedutan/tarikan minimal pada subut bibir atas
atau sudut mulut, maksimal jika terdapat kontraksi pada daerah frontal wajah,
otot sekitar mata dan pipi.
Penyakit Neurologi yang Sering Keluar di OSCE
1. Bells Palsy
2. Stroke Iskemik/Hemoragik
3. HNP
4. Demensia Alzheimer (Pemeriksaan MMSE)
5. Vertigo Perifer (BPPV)
6. Meningitis TB dan Spondilitis TB Diagnosis di Neurologi harus
mencakup 3 Komponen :
7. Carpal Tunnel Syndrome
1. Diagnosis Klinis
2. Diagnosis Topis
3. Diagnosis Etiologi
Good luck!
Sampai ketemu di OFFLINE CLASS!