Anda di halaman 1dari 5

3.3.

PEMBAHASAN
Pada Praktikum Peragaan dan Peralatan Produksi minggu pertama, acara
kedua membahas tentang Natural Flow (sembur alam ). Tujuan dari praktikum ini
adalah mengetahui dan memahami definisi, faktor perencanaan peralatan dan jenis
alat yang digunakan pada sumur natural flow. Selain itu juga membahas meliputi
pengertian secara umum, peralatan yang digunakan dan fungsi alat-alat yang
digunakan pada sembur alam.
Natural flow atau sembur alam adalah proses produksi hidrokarbon
dengan menggunakan tenaga dorong dari tekanan reservoir secara alami. Prinsip
dari sembur alam adalah perbedaan tekanan antara tekanan reservoir dan tekanan
lubang sumur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan peralatan sumur adalah
kondisi optimum sumur tersebut yang dapat tercapai dengan adanya faktor
cadangan, ulah aliran fluida untuk diproduksi, interaksi atau hubungan antara
kelakuan formasi berproduksi dengan kondisi atau parameter produksi di
permukaan (Psp, Pwh), fleksibilitas untuk sistem produksi di masa yang akan
datang (artificial lift), jenis material-material untuk kondisi-kondisi khusus
(korosi), dan faktor kemudahan pemasangan dan penanganan serta keamanan
kerja.
Peralatan yang digunakan pada proses produksi sembur alam ini antara
lain well head, bermacam jenis casing, tubing, packer, choke, valve, dan masih
banyak lagi peralatan yang digunakan. Peralatan sembur alam dibedakan
berdasarkan jenis dan kegunaannya, ada peralatan di atas permukaan dan di
bawah permukaan. Peralatan di atas permukaan sendiri terdiri dari kepala sumur
(well head) dan silang sembur (X-mastree). Untuk peralatan di bawah permukaan
terdiri dari tubing, nipple, pup joint, sliding sleeve door (SSD), bottom hole
choke, blast joint, dan flow coupling.
Setelah mengetahui perencanaan peralatan sumur, selanjutnya adalah
mengenali peralatan-peralatan yang akan digunakan. Peralatan produksi pada
natural flow, dibagi menjadi dua yaitu peralatan surface atau peralatan permukaan
dan peralatan subsurface atau peralatan bawah permukaan. Peralatan di atas
permukaan terdiri atas wellhead dan x-mastree. Kepala sumur atau wellhead
merupakan alat untuk menyekat dan menahan semburan atau kebocoran cairan ke
permukaan yang tersusun atas casing head dan tubing head. Casing head
merupakan alat untuk menggantungkan casing dengan sambungan sedangkan
tubing head adalah untuk sambungan dan menggantungkan x-mastree. Lalu x-
mastree merupakan susunan dari kerangan (valve) yang berfungsi sebagai
pengaman dan pengatur aliran produksi di permukaan. Peralatan x-mastree terdiri
dari manometer P dan T untuk mengetahui skala kondisi P dan T di bawah sumur;
master valve yang digunakan untuk membuka dan menutup sumur; wing valve
yang berada dibagian wing untuk mengalirkan arah fluida produksi; choke yaitu
valve yang berfungsi sebagai penahan dan pengatur aliran produksi melalui tubing
yang dibagi menjadi dua yaitu positive choke yang disesuaikan dengan diameter
tubingnya dan adjustable choke yang lebih fleksibel; serta check valve yang
digunakan fluida pada arah tertentu yang berfungsi untuk menahan tekanan balik
dari separator. Jenis-jenis x-mastree yaitu Coventional x-mastree dengan
sambungan flange dan clamped yang dapat digunakan saat sumur memiliki
tekanan 10000-15000 psi; unitized x-mastree digunakan pada sumur dengan
tekanan menengah; block x-mastree yang digunakan pada platform offshore; sea
x-mastree yang digunakan di dasar laut dengan floating vessel.
Lalu peralatan subsurface pada natural flow tersusun atas tubing;
coupling; packer; nipple; blast joint; sliding side door; gas lift mandrel; dan
subsurface saferty valve. Tubing merupakan pipa produksi pada sumur sebagai
media alir fluida formasi ke permukaan. Secara umum tubing dispesifikasikan
ukurannya oleh standar API. Coupling merupakan sambungan dari tubing.
Coupling terbagi menjadi tiga macam yaitu external upset end; non-external
upset end; dan integral joint. Perbedaan antar keduanya yaitu ada pada ketebalan
suatu tubing dan ukuran diameter sumurnya. Apabila tubing tebal maka akan
menggunakan external upset end dan jika tubing tipis maka akan menggunakan
non-external upset end. Blast join adalah alat untuk mencegah benturan yang
disebabkan oleh aliran. Packer merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk
penyekat antara annulus dan tubing agar fluida tidak lolos ke annulus. Terdapat
tiga jenis packer yaitu mechanical packer yang dipasang untuk menahan high
pressure injection; hydraulic packer merupakan packer dengan tekanan hidrolik
di tubing string; dan permanent packer yang dipasang secara permanen dengan
pengelasan atau crimping. Peralatan selanjutnya adalah nipple yaitu alat yang
digunakan sebagai wadah kontrol aliran. Jenis nipple yaitu selective loading
nipple yang dipakai sesuai dengan kebutuhan; non-selective nipple yang dipasang
di bagian bawah; dan safety valve nipple yang digunakan untuk menempatkan
subsurface control valve.
Selain yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa alat bawah
permukaan yang dipasang dan digunakan sebagai alat penunjang atau pelengkap.
Sliding side door (SSD) merupakan celah sambungan pada tubing sebagai jalan
masuk aliran menuju tubing. SSD digunakan pada saat produksi menggunakan
commingle completion. SSD bekerja dengan mekanisme buka-tutup saat fluida
terproduksikan. Lalu gas lift mandrel atau tempat duduk dari valve gas lift. Gas
lift mandrel digunakan saat sumur telah direncanakan pelaksanaan gas lift
sehingga alat ini tidak wajib untuk digunakan pada kondisi biasa. Kemudian
subsurface safety valve yang digunakan sebagai pengaman otomatis saat sumur
mengalami gangguan. Safety valve ini menggunakan gaya hidrolis.
Dalam penentuan peralatan produksi natural flow yang optimum,
diperlukan suatu analisa yaitu analisa nodal. Analisa nodal merupakan suatu
analisa yang digunakan untuk menentukan hubungan antara inflow performance
relationship dengan tubing intake performance atau outflow performance
relationship. Dari data IPR kita dapat mengidentifikasi serta mengetahui
kemampuan sumur untuk berproduksi dari reservoir menuju dasar sumur.
Sedangkan data tubing intake atau OPR digunakan sebagai gambaran atau
interpretasi kemampuan sumur diproduksikan secara vertikal dari dasar sumur ke
permukaan. Kedua data ini akan disajikan ke dalam grafik yang nantinya akan
dilihat perpotongan dari kurva OPR dan IPR. Perpotongan tersebut menghasilkan
laju alir optimum sumur dalam memproduksikan fluida (Qopt).
Pada sumur tentunya diutamakan menggunakan metode sembur alam atau
natural flow karena mekanismenya tanpa menggunakan peralatan khusus dan cost
yang lebih rendah, tetapi seiring tekanan reservoir yang menurun dan jika
diidentifikasi terdapat cadangan hidrokarbon yang ekonomis untuk diproduksikan
nantinya diperlukan tenaga tambahan melalui artificial lift.
Dalam praktikum ini juga dibahas mengenai penentuan peralatan yang
optimum dapat ditentukan dari Inflow Performance Relationship (IPR) dan
Outflow Performance Relationship (OPR) atau Vertical Lift Performance (VLP)
Curve. IPR dapat mengidentifikasi kemampuan sumur untuk memproduksikan
fluida dari reservoir menuju bottom hole sumur, sedangkan OPR dapat
menginterpretasikan kemampuan sumur dalam memproduksikan secara vertikal
dari bottom hole sumur menuju permukaan, intersect dari dua kurva ini dapat
menghasilkan laju optimum bagi sumur dalam memproduksikan fluida (Q opt)
tanpa terjadinya problem produksi dengan spesifikasi data pressure loss, size
tubing, diameter tubing dan lainnya. Selain itu penentuan peralatan diperlukan
pertimbangan fleksibilitas untuk sistem produksi di masa yang akan datang
(artificial lift), jenis material untuk kondisi-kondisi khusus seperti kondisi korosi,
deep water, artic, serta faktor kemudahan pemasangan dan penanganan serta
keamanan kerja.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat
apa saja yang digunakan saat memproduksi sumur pada keadaan natural flow.
Sehingga kita mampu melakukan perencanaan peralatan sumur natural flow
secara optimal.
3.4. KESIMPULAN
1. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui dan memahami definisi,
faktor perencanaan peralatan dan jenis alat yang digunakan pada sumur
natural flow.
2. Natural flow atau sembur alam adalah proses produksi hidrokarbon
dengan menggunakan tenaga dorong dari tekanan reservoir secara alami.
3. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu besarnya cadangan
yang tersimpan; ulah aliran fluida yang akan terproduksi; interaksi atau
hubungan antara kelakukan formasi berproduksi denan kondisi atau
parameter yang ada dipermukaan; fleksibilitas untuk sistem produksi di
masa depan; jenis material pada kondisi khusus; dan faktor pemasangan
dan penanganan serta keamanan kerja.
4. Peralatan produksi pada natural flow, dibagi menjadi dua yaitu peralatan
surface atau peralatan permukaan dan peralatan subsurface atau peralatan
bawah permukaan.
5. Peralatan surface tersusun atas wellhead dan x-mastree.
6. Peralatan subsurface pada natural flow tersusun atas tubing; coupling;
packer; nipple; blast joint; sliding side door; gas lift mandrel; dan
subsurface saferty valve.
7. Analisa nodal merupakan suatu analisa yang digunakan untuk menentukan
hubungan antara inflow performance relationship dengan tubing intake
performance atau outflow performance relationship.
8. Pada sumur tentunya diutamakan menggunakan metode sembur alam atau
natural flow karena mekanismenya tanpa menggunakan peralatan khusus
dan cost yang lebih rendah.
9. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat
apa saja yang digunakan saat memproduksi sumur pada keadaan natural
flow. Sehingga kita mampu melakukan perencanaan peralatan sumur
natural flow secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai