Anda di halaman 1dari 3

Judul drama

Perlawanan terhadap para penjajah di desa Teluk Hilir

Tema
Perjuangan

Tokoh dan Karakter


Opan (Pemimpin desa yang bijaksana, banyak akal, dan gesit / protagonis)
hery (adek Suseno, sabar dan selalu mematuhi kakaknya/ protagonis)
hanan (Saudara opan yang selalu membantu pemberontakan / protagonis)
adhit (Teman seperjuangan Suseno dan Ajimin, pekerja keras / protagonis)
rafa (Jendral Belanda yang ingin memusnahkan desa Teluk Hilir / antagonis)
Rafly (Wakil dari Jendral Rafa yang bertanggungjawab dan patuh / antagonis)
Hasbi & Dimas (Prajurit yang mengawal jendral)
Mc/sutradara : Haidir aryadi

Latar
Tempat : Desa Teluk Hilir
Waktu : Pagi, siang dan malam hari
Sosial : Desa Teluk Hilir sudah lama menjadi daerah jajahan Belanda namun akhir-
akhir ini beredar desas desus bahwa desa tersebut akan dimusnahkan untuk dibangun
sebuah markas militer penjajah.

Sinopsis
Warga desa hidup serba kekurangan karena mereka sedang dijajah oleh Belanda. Mereka
dipaksa untuk menanam tanaman yang dibutuhkan untuk perang seperti jarak. Bagi para
penduduk yang berani menentang akan langsung dijatuhi hukuman mati. Meskipun
terlihat tunduk namun para pemuda sedang membuat rencana pemberontakan terhadap
Belanda yang ternyata bertepatan dengan rencana Belanda untuk memusnahkan kampung
itu.

Teks drama

Babak 1

Pagi hari di sekitar kebun jarak.


Rafly : Cepat kerjanya, nanti ada jendral datang untuk melihat kerja kalian. Yang
malas akan langsung masuk sel dan tidak akan dibebaskan!
Para petani : Baik Tuan.
Seseorang datang dari kejauhan dengan memakai seragam lengkap dan tentara pengawal.
Rafly : Jendral Rafa… (lari tergopoh-gopoh)
rafa : Subur sekali tanah ini.
rafly : Lapor Jendral, semua tanaman sudah siap dipanen.
rafa : Kerjamu bagus.
rafly : Jendral, saya dengar pasukan di wilayah utara semakin terdesak, apakah
benar.
rafa : Ya itu benar, tapi semalam bala bantuan dari pusat sudah datang dan akhirnya
kita menang. Tapi, kita butuh tempat yang aman dan luas sebagai markas militer dan
mendirikan benteng agar pertahanan kita tidak mudah dibobol.

rafly : Kira-kira dimana akan didirikan markas itu?


Rafa: Ada beberapa tempat tapi aku memilih desa ini?
rafly : Bukankah desa ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan perang.

rafa : Ya, tapi kita harus punya markas yang kuat dan lokasi desa ini sangat ideal.
Susun rencana untuk membakar seluruh desa saat semua penduduk lengah.
rafly : Siap Jendral.

Dari semak-semak, seorang petani jarak mengamati pembicaraan mereka dan berlalu
pergi setelah semuanya selesai.

Babak 2

Malam hari di rumah Suseno.


adhit : Musnah semua rencana kita, kita kalah cepat.
Hanan : Ada apa? Mereka minta upeti lagi?
adhit : Kali ini masalahnya lebih genting. Mereka akan membangun markas baru disini
dan semua kampung akan dibakar.
opan : Mereka sangat keterlaluan dan keji. Semua telah kita berikan bahkan makanpun
kita kekurangan. Kapan mereka melaksanakan rencana itu.
adhit : Sekitar beberapa hari mendatang saat pasukan Belanda masuk wilayah ini.
hanan : Kita harus bergerak cepat untuk mengungsikan para warga tanpa mereka
ketahui.
opan : Kita pindahkan orang tua renta, perempuan, dan anak-anak ke sisi hutan. Dan
para pemuda harus turun untuk melakukan perjuangan.
Hanan : Apa tidak terlalu gegabah?
opan : Tidak! Apa artinya persiapan kita selama ini jika akhirnya kita harus
menyerah kalah begini.
Hery : Bang, mereka bersenjata dan kita tidak, bagaimana kita bisa menang.
adhit : Kita sudah memiliki cadangan senjata di tempat yang mereka tidak tau kan?
hanan : Ya, semua warga desa harus tau dan rencanakan dengan matang.

Babak 3

Pagi hari di depan rumah Henrick.


Rafa : Apa pasukan lain sudah datang untuk membantu.
Raly : Sudah Jendral dan nanti malam eksekusi siap dijalankan.
rafa : Bagus, semua menjadi tanggungjawabmu, jika gagal, kamu yang aku penggal.
Rafly : Baik Jendral. (dengan suara yang sedikit gugup)
Dari semak-semak
Hanan : Tidak salah lagi nanti malam adalah malam pembantaian.
adhit : Menjelang malam semua penduduk harus diungsikan dan semua persenjataan
disiapkan.

Babak 4

Siang hari di rumah Suseno.


opan : Apa seluruh penduduk sudah tau dan mau mengungsi.
Hanan : sudah.
adhit : Para pemuda juga sudah siap. Menjelang tengah malam desa akan kosong.
opan : Hmmmm… kita mulai perjuangan. Sisakan beberapa pemuda untuk menjaga warga
desa.
Hery : Bang berhati-hatilah, aku menunggumu di pengungsian.
opan : Iya, kita akan melakukan serangan gerilya yang tak terduga saat mereka
membakar desa di malam hari. Pasukan Belanda pasti tidak akan menduganya.
Hanan : Ya sudah sekarang kita kembali ke rumah masing-masing dan bertemu menjeang
malam di pinggir hutan sebelah barat.
adhit : Aku percaya kita akan berhasil.

Babak 5

Tengah malam di perbatasan desa


Rafly : Semua penduduk sudah tertidur pulas. Ini saat yang tepat untuk menyerang.
Aku tidak ingin ada satupun orang yang tersisa dari desa ini. Sapu habis bakar
semua. Kalian mengerti!
Dimas Dan hasbi : Siap tuan.
Pasukan mulai memasuki desa dan membakar satu persatu rumah warga dengan cepat.
Namun ada yang aneh. Desa tampak hening padahal pasukan bersenjata sudah siap
menembaki mereka. Tiba-tiba segerombolan orang tak dikenal menyerang dari belakang.
Opan : Waktunya sudah tiba. Seraaaaaang!

Para pemuda berhamburan keluar dari tempat persembunyian dan menyerang para pasukan
membabi buta. Henrick akhirnya tewas dan pasukan yang tersisa lari terbirit-birit.
Mereka mengabarkan kepada Dirck bahwa penyerangan gagal dan Jendral akhirnya
menarik pasukan.
opan : Apa masih ada yang tersisa?

Hanan : Aku rasa sisanya sudah lari. Kita biarkan saja yang penting semua selamat.
adhit : Kita harus bersiap dengan serangan sewaktu-waktu.
opan: Api sudah dikobarkan dan perjuangan dimulai di sini. Ini tanah air kita, mati
atau hidup, harus kita pertahankan. Merdeka!

Tamat

Anda mungkin juga menyukai