Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGANGKATAN ANAK(ADOPSI)

YANG DILAKUKAN OLEH ORANG TUA ANGKAT YANG BELUM


MENIKAH
(Analisis Penetapan Pengadilan Agama Tanjung
Karang Nomor : 0036/Pdt.P/2012/PA.Tnk)

Pada:
PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI JURUSANILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM

OLEH:

RIFKY FATRIAWAN
2052011034

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keinginan insan memiliki keturunan atau mempunyai anak tidak hanya dimiliki oleh pasangan
suami istri,namun juga dimiliki oleh seorang yang tidak mempunyai pasangan(janda/duda)
bahkan oleh orang tua yang belum menikah sekali pun dapat di wujudkan dengan cara
Pengangkatan anak, Adopsi anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang
anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah atau orang lain yang
bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam
lingkungan keluarga orang tua angkat.Namun pengangkatan anak yang dilakukan oleh orang
yang belum pernah menikah merupakan suatu upaya memberikan yang terbaik bagi anak,akan
teapi persoalan tersebut mempunyai persoalan hukum sendiri, Penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim memutuskan perkara pengangkatan
anak dan bagaimana syarat dan ketentuan pengangkatan anak tersebut.Di Indonesia adopsi anak
bukan merupakan hal baru karena praktek ini sudah dilakukan sejak lama namun tidak banyak
yang tau bagaimana prosedur mnengadopsi anak yang resmi , proses adopsi anak telah di atur
oleh pemerintah,terdapat persyaratn dan prosedur yang benar untuk mwnjamin hak hak anak
terlindungi. .Proses pelaksanaan pengangkatan anak (Adopsi) oleh orang tua angkat yang belum
menikah pada dasarnya sama dengan prang tua yang sudah menikah. Proses pengangkatan anak
tersebut dilakukan melalui pengadilan negri bagi warga negara yang beragama non-islam dan
pengadilan agama setempat bagi warga negara yang beragama islam. Permohonan pengangkatan
anak di ajukan kepada pengadilan dalam wilayah hukum dimana anak tersebut berada. Dasar
hukum pengagkatan anak PP No.54 Tahun 2007 tentang pelaksanaan pengangkatan anak.
Pengadilan agama dalam memeriksa dan mengadili perkara tersebut berpedoman pula kepada
UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak , dan UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang
kewarganegaraan Republik Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Pertimbangan hakim memutuskan perkara pengangkatan anak oleh orang tua yang
belum menikah?
2. Bagaimana syarat dan ketentuan pengangkatan anak oleh orang tua yang belum menikah?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui putusan hakim mengenai perkara pengangkatan anak oleh orang tua yang
belum menikah
2. Mengetahui apa saja syarat dan ketentuan pengangkatan anak oleh orang tua yang
belum menikah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pertimbangan hakim memutuskaan perkara adopsi anak oleh orang tua belum menikah

Pertimbangan hakim mengabulkan permohonan pemohon sama sekali tidak memandang


status perkawinan pemohon yang mana dalam perkara ini majelis hakim menimbang ke
agamaan pemohon, status si anak yang seorang anaka yatim, ibu kandung pun menyetujui
pengangkatan anak walaupun tidak adanya bukti tertulis tentang itu namun biaya anak
yang telah di tanggung pemohon sejak kecil.
Salah satu dasar hukum yang di gunakan majelis hakim ialah pasal 20 peraturan
pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 yaitu isi pasal di ayat (1) pemohon pengangkatan anak
yang telah memenuhi pesrsyaratan di ajukan ke pengadilan untuk mendapat penetapan
pengadilandi dalam pasal ini hanya memerintahkan untuk melakukan penetapan ke
pengadilan apabila telah memenuhi syarat dan pertimbangan lain dari majelis hakim.
Namun jika kita telisik lebih jauh ada syarat yang tidak terpenuhi tentang pengangkatan
anak untuk calon orang tua angkat, dalam pasal 13 huruf e dikatakan calon orang tua
angkat berstatus menikah paling singkat 5 tahun,yang mana kita lihat berdasarkan
penetapan perkara ini status dari pemohon masih seorang gadis dan belum
menikah,namun ini masih bisa di mungkinkan karena masih di peraturan yang sama
dalam pasal selanjutnya yaitu dalam pasal 16 ayat (1) dikatakan pengangkatan oleh orang
tua tunggal hanya dapat dilakukan oleh warga negara Indonesia setelah mendapat izin
dari Menteri. di dalam yuridiksi pengadilan agama yang menangani kasus pengangkatan
anak (Adopsi) , sesuai dengan ketentuan hukum islam menetapkan bahwa anak angkat
adalah anak yang dalam hak pemeliharaan untuk hidupnya sehari-hari, biaya Pendidikan
dan sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang tua
angkatnya berdasarkan penetapan pengadilan.
2.2 Bagaimana syarat dan ketentuan pengangkatan anak oleh orang tua yang belum menikah

Syarat pengangkatan anak yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007
tentang pelaksanaan pengangkatan anak dalam penjelasan bab 16 dikatakan yang “dimaksud
orang tua tunggal” adalah seseorang yang berstatus tidak menikah janda/duda. Dan bagi
pemohon yang mana dia calon orang tua tunggal belum menikah dia harus mendapat izin dari
Menteri social seperti yang di tuangkan di dalam pasal 16 PP 54/2007 juncto pasal 28 ayat (1)
permensos 110/Huk/2009. Selain ijin dari Menteri dibutuhkan juga persetujuan tertulis dari
orang tua ataupun wali yang diangkat berdasarkan syarat yang ada di PP 54/2007 dan permensos
110/Huk/2009.
Pengangkatan anak umumnya di dasari oleh kesepakatan antara calon orang tua kandung anak
yang akan di angkat engan calon orang tua angkat , hal ini biasanya di sebabkan orang tua
kandung anak yang akan di angkat tidak mampu dalam ekonomi untuk membesarkan dan
mendidik serta membiayai anak tersebut.
Dalam pelaksanaanya pemohon adopsi anak terdapat syarat dan ketentuan yang berlakun dan
harus di penuhi sesuai dengan PP Nomor 54 Tahun 2007 diantaranya :
- Pengangkatan anak yang langsung dilakukan antara orang tua kandung dengan orang
tua angkat (private adoption) di perbolehkan.
- Pengangkatan anak yang di lakukan oleh orang yang tidak terikat dala perkawinan
sah/belum menikah di perbolehkan setelah dapat izin Menteri, pemberian izin
sebagaimana dimaksud dapat di delegsikan kepada kepala instansi social di
provnsi.
- Calon orang tua angkat harus seagama yang di anut oleh calon anak angkat
- Sehat jasmani rohani
- Berumur paling rendah 30 (tiga puluh) dan paling tinggi 55 (lima puluh lima tahun)
- Berkelakuan baik dan tidak pernah di hukum karena melakukan tindak kejahatan

Syarat bagi calon anak angkat :

- Belum berusia 18 (delapan belas tahun)


- Berada dalam asuhan keluarga atau dalam Lembaga pengasuhan
- Memerlukan perlindungan khusus

Pencatatan pengangkatan anak yang kelahirannya normal dari perkawinan sah daan asal usul nya
jelas,yang dilakukan di kantor pencatatan sipil menjadi mudah dan tanpa kendala karena
pelaksanaan pencatatannya oleh kantor pencatatan sipil cukup mencatat pengangkatan anak
tersebut di pinggir akta kelahiran si anak, dan pengangkatan anak dilihat dari keberadaan anak
yang akan di angkat dibedakan menjadi tiga macam :
- Pengangkatan anak yang dilakukan terhadap calon anak angkat yang berada dalam
kekuasaan oorang tua kandung atau orang tua asal (private adoption)
- Pengangkatan anak yang dilakukan terhadap calon anak angkat yang berada
dalam organisasi social ( non private adoption)
- Pengangkatan anak terhadap anak yang tidak berada dalam kekuasaan oraanag tua asal maupun
organisasi social misalnya anak yang di temukan dibuang orang tuanya.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Keinginan insan memiliki keturunan atau mempunyai anak tidak hanya dimiliki
oleh pasangan suami istri,namun juga dimiliki oleh seorang yang tidak
mempunyai pasangan bahkan oleh orang tua yang belum menikah sekali pun
dapat di wujudkan dengan cara Pengangkatan anak, Adopsi anak namun ada
syarat dan ketentuan yang berlaku dan harus di patuhi serta sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan tidak betentangan dengan hukum,dan dilakukan atas
persetujuan orang tua kandung dan calon orang tua angkat dengan alasan
urgensi anak guna mendapatkan kehidupan yang layak dan mendapatkan
pengawasan khusus layaknya anak pada umumnya.

2. Saran
Sebaiknya peraturan mengenai pengangkatan anak djelaskan lebih detail dan
spesifik dan menegaskan syarat pengangkatan anak wajib di penuhi atau di taati
bagi siapapun yang ingin melakukan adopsi anak oleh orang tua yang belum
menikah,dan peraturan ini sebaiknya diketahui oleh semua calon dan lebih giat di
sosialisasikan ke masyarakat agar tidak timbul kesalaha pahaman di antara
masyarakat yang tidak tau akan prosedur pengangkatan anak yang dilakukan oleh
orang yang belum menikah tersebut.
Daftar Pustaka

Albukhari, Y. (2022). Tinjauan Yuridis Pengajuan Adopsi Anak Yang


Dilakukan Oleh Orang Tua Angkat Yang Belum Menikah (Analisis Penetapan
Pengadilan Agama Tanjung Karang Nomor: 0036/Pdt. P/2012/Pa. Tnk). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Hukum [JIMHUM], 2(7).

Nasution, K. A. (2019). Sanksi Terhadap Pelaku Penculikan Anak Menurut Undang-


undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dan Hukum Islam.
EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 5(1).

Hulu, K. I. (2018). ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN ANAK


ANGKAT DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 54
TAHUN 2007 TENTANG PENGANGKATAN ANAK. Jurnal Education and
Development, 5(1), 75-75.

https://www.neliti.com/id/publications/163223/tinjauan-yuridis-terhadap-pengangkatan-
anak-yang-dilakukan-oleh-orang-tua-angkat

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/article/view/17355

Anda mungkin juga menyukai