Anda di halaman 1dari 27

Adopsi

Istilah adopsi berasal dari bahasa Belanda yaitu


adoptie , sedanngkan dalam bahasa Inggris
adption berarti pengangkatan anak , adapun
dalam bahasa Arab adalah Tabanni yang berarti
menambil anak angkat
Dalam kamus bahasa Indonesia adopsi adalah anak
orang lain yang diambil dan disamakan dengan
anaknya sendiri , sedamgkan dalam ensiklopedia
umum disebiutkan bahwa adopsi adalah suatu
cara untuk mengadakan hubungan antara orang
tua dan anak yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan
Banyak pendapat para ahli tentang adopsi ini
namun dapat disimpulkan dari banyak pengertian
ini adalah bahwa adopsi adalah suatu perbuatan
yang diakukan oleh seseorang untuk untuk
mengambil atau mengangkat anak orang lain
menjadi anak angkat sendiri sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku baik menurut hukum
adat setempat , hukum perdata dan hukum Islam
Sejak dahulu pengangkatan anak telah dilakukan
sejak dahulu dengan cara dan motivasi yang
berbeda . Di Indonesia pun sejak dahuku telah
dikenal dan dilakukan
Dalam pengangkatan anak memiliki tujuan yang
bermacam-macam :
-Untuk meneruskan keturunan kalau pasangan
tersebut belum mendapatkan keturunan atau
- Untuk memancing anak dengan cara menngadopsi
karena adanya kepercayaan dengan mengadopsi
anak akan dikaruniai anak sendiri
Pada mulanya hukum Belanda tidak mengenal
adanya lembaga adopsi , namun dalam
perkembangannya pengankatan anak ini diakui
dalam BW Belanda hanya saja dengan alasan sosial
ekonomi bukan untuk meneruskan keturunan
Pada umumnya pengangkatan anak adalah
pengakuan seorang anak yang tidak ada
hubungan biologis dengan oang tua yang
mengangkatnya sebagai anak sendiri atau setara
dengan anak kandungnya

Adopsi dalam Hukum Perdata Barat


Pada awalnya yang dikenal dalam hukum perdata
barat adalah adopsi dalam arti pengangkatan anak
diluar perkawinan , jadi istilah yang dipakai bukan
adopsi tetapi pengangkatan anak diluar kawin
Dalam BW sekarang diakkui adanya adopsi
denngan beberapa alasan yaitu:
1. Para orang tua yang kehilangan anak dan tidak
lagi bisa mendapatkan anak secara wajar
2. Anak-anak yatim piatu yang kehilangan orang
tuanya didakam peperangan
3. Banyak anak yang lahir diluar perkawinan

Adopsi ( pengangkatan anak ) dalam hukum


perdata adat
Beberapa pengertian pengangkatan anak dari para
ahli ;
Imam Sudiyat mengatakan bahwa adopsi adalah
perbuatan memungut atau mengangkat anak dari
luar kedalam kerabat sehingga terjalin suatu
hubungan sosial yang sama dengan ikatan
kewangsaan biologis , dengan demikian
perbuatan pengangkatan anak dalam hukum
adat terjadi apabila tercipta ikatan sosial antara
anak angkat dan orangtua angkatnya
Hlman Hadikusuma mengartikan anak anngkat sebagai
anak orang lain yang dianggap anak sendirioleh orang
tua angkat dengan resmi menurut hukum adat
setempat, disebabkan untuk tujuan kelangsungan
keturunan atau pemeliharaan harta kekayaan rumah
tangga
Suroyo Wignyodipuri bahwa mengangkat anak adalah
suatu perbuatan pengambilan anak orang lain dalam
keluarga sendiri sedemikian rupa sehingga antara
orang yang memungut anak dan anak yang dipungut
itu timbul suatu hubungan kekeluargaan sama
seperti amtara orang tua dan anak kandungnya
sendiri
Dengan demikian perbuatan mengangkat anak tidak
hanya sebatas mengangkat dan mengakui tetapi
keluarga angkat harus memberlakukan anak angkat
itu seperti anak kandungnya sendiri
Di Indonesia ada beberapa macam motivasi
pengangkatan anak menurut hukum adat sbb :
1 Karena belas kasihan
2 Karena tidak mempunyai anak
3 Karena baru mempunyai anak laki=laki atau
perempuan
4 Sebagai pemancing
5 Untuk menambah jumlah anggota keluarga
6 Misi kemanusiaan
7 Karena anak kandungnya sakit-sakiten atau
selalu meninggal dunia
8 Untuk mempererat hubungan keluarga
9 Diharapkan anak angkat ini nanti akan dapat
menolong dan mengurus hari tua orang tua
angkat
Denngan demikian jika seorang anak telah diangkat
atau diadopsi oleh orang tua angkat, akan
timbul akibat hukum dari perbuatan
pengangkatan anak tersebut
Sebagai contoh ,apabila seorang anak telah diangkat
oleh keluarga angkatnya ,anak tersebutakan
mendapatkan hak dan kewajiban yang sama seperti
anak kandung orang tuanya . Anak angkat akan
mendapat kewajiban menghormati orang tua
angkatnya dan hak yang didapat adalah warisan dari
orang tua agkat nya
Pengadilan dalam praktek telah merintis tentang akibat
hukum dalam penngangkatan anak dengan orang tua
sbb :
1 Hubungan darah, menngenai hubungan ini
dipandang sullit untuk memutuskan hubungan anak
dengan orang tua kandung
2 Hubungan waris , dalam hal waris seara tegas
dinyatakanbahwa anak tidak akan mendapatkan
waris lagi dari orang tua kandung . Anak yang
diangkat akan mendapatkan waris dari orang tua
angkat
3 Hubungan perwalian , dalam hubungan perwalian
ini tetputus hubungannya anak dengan orang tua
kandung dan beralih kepada orang tua angkat .
Beralihnya ini dimulai ketika putusan diucapkan
oleh pengadilan segala hak kewajiban orang tua
kandung beralih kepada orang tua angkat
4 Hubungan marga gelar , kedudukan adat dalam hal ini
anak tidak akan mendapatkan marga , gelar dari orang
tua kandung tetapi dari oang tua angkat
Adopsi atau pengangkataan anak selain memberikan
akibat hukum yang dikaitkan dengan hak dan
kewajiban anak terhadap orang tua angkat juga
berakibat hukum dengan orang tua kandung dan orang
tua angkat
1 Dengan orang tua kandung
Anak yang telah diadopsi orang lain berakibat
hubungan dengan orang tua kandung menjadi putus .
Hal ini berlaku sejak dipenuhinya prosedur tata cara
pengangkatan anak secara terang dan tunai
Kedudukan orang tua kandung telah digantikan oleh
orang tua angkat , hal ini terdapat didaerah
Nias ,Gayo ,Lampung dan Kalimantan , kecuali daerah
Jawa dan Sumatra Timur pengangkatan anak hanya
memasukkan anak kedalam kehidupan rumah tangga
orang tua angkat , tidak memutuskan hubungan dengan
orang tua kandungnya , hanya dalam kehidupan sehari-
hari orang tua kandung tidak boleh ikut campur
2 Dengan orang tua angkat
Kedudukan anak angkat terhadap orang tua angkat
mempunyai kedudukan sebagaia anak sendiriatau
kandungnya . Anak angkat berhak mewaris dan hak
keperdataan
Seperti di Bali , perbuatan ,mengangkat anak
adalah perbuatan hukum melepaskan anak itu
darui pertalian kelluarganya sendiri dan
memasukkan anak itu dalam keluarga bapak
angkatnya , selamjutmya anak itu berkedudukan
sebagai anak kandung
Meskipun demikian ada pengaturan khusus
tentang hak waris anak angkat yang diatur dalam
beberapa putusan Mahkamah Agung yang
menjelaskan bahwa tidak semua harta
peninggalan bisa diwariskan kepada anak angkat
Adopsi atau pengangkatan anak diatur dalam PP No
54 tahun 2007
menurut Pasal 1 butir 2 Peraturan Pemerintah No
54 tahun 2007 tersebut “ Pengangkatan anak
adalah suatu perbuatan hukum yang
mengalihkan seorang anak dari lingkungan
kekuasaan orang tua , wali yang sah atau orang
lain yang bertanggung jawab atas perawatan ,
pendidikan dan membesarkan anak tersebut
kedalam lingkungan keluarga angkat “
Dari difinisi tersebut dapat diketahui bahwa
pengangkatan anakharus mengandung unsur-unsur :
1 Merupakan suatu perbuatan hukum
2 Perbuatan tersebut harus mengalihkan seorang
anak
3 Mengalihkan anak tersebut dari lingkungan
kekuasaan orang tua atau wali yang sah atau orang
lain yang bertanggung jawab atas
perawatan ,pendidikan dan membesarkan anak
tersebut
4 Anak tersebut tinggal didalam keluarga orang tua
angkat
Dalam pasal 1 butir 4 peraturan yang sama diatur
difinisi tentang orang tua angkat “ Orang tua
angkat adalah orang yang diberi kekuasaan untuk
merawat, mendidik dan membesarkan anak
berdasarkan undang-undang dan adat kebiasaan
yang berlaku “
Jadi orang tua angkat mempunyai kekuasaan :
1 Kekuasaan untuk merawat anak
2 Kekuasaan untuk mendidik anak
3 Kekuasaan untuk membesarkan anak asuh
Jenis pengangkatan anak ada dua macam :
1 Penngangkatan anak antar warganegara
Indonesia
2 Pengangkatan anak antara WNI dan WNA

Untuk syarat pengangkatan anak antar


warganegara Indonesia syarat bagi calon anak
angkat adalah :
1 Anak berumur dibawah 18 tahun
2 Merupakan anak yang terlantar atau
ditelantarkan
3. Berada dalam asuhan kelluarga atau lembaga
pengasuhan anak
4 Memerlukan perlindungan khusus
Bagi orang tua ngkat ada syarat uyang harus dipenuhi :

1 Sehat jasmani dan rohani


2 Berumur paling rendah 35 tahun dan peling tinggi
55 th
3 Beragama sama denngan calon anak angkat
4 Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum karena
melakukan kejahatan
5 Berstatus menikah dan paling singkat 5 tahun
6 Tidak merupakan pasangan sejenis
7 tidak atau belum mempunyai anak atau punya
anak satu
8 Dalam keadaan mampu ekonomi
9 Memperoleh persetujuan anak dan ijin tertulis
dari orang tua atau wali anak
10 Membuat pernyataan tertulis bahwa
pengangkatan anak demi kepentingan terbaik
anak m kesejahteraan anak dan perlindungan
anak
11 Adanya laporan sosial atau pekerja sosial
setempat
12 Tidak mengasuh calon anak selama 6 bulan
sejak ijin pengasuhan diberikan
13 Memperoleh ijin Menteri / Kepala Instansi
Sosial

Untuk syarat pengangkatan anak antara WNI dan


WNA , Jika anak WNI dan Orang tua WNA
syaratnya sbb “
1Memperoleh ijnin tertulis dari pemerintah warga
negara asal pemohon melalui kedutaan atau
perwakilan negara pemohon yang ada di Indonesia
2 Memperoleh ijin dari Menteri
3 Melalui lembaga pengasuhan anak
4Orang tua asing tersebut telah bertempat tinggal di
Indonesia secara sah selama 2 tahun
5 Membuat pernyataan tertulis bahwa akan
melaporkan perkembangan anak kepada Deplu
melalui perwakilan RI setempat
6 Memenuhi syarat seperti yang tertulis dalam
pengangkatan anak antar WNI
Apabila anak WNA dan orang tua WNI syaratnya
adalah sbb:
1 Memperoleh persetujuan tertulis dari Pemerintah
RI
2 Memperoleh pesetujuan tertulils dari pemerintah
negara asal anak
Mengenai tata cara pengangkatan anak antar WNI “
1 Melengkapi syarat-syarat pengangkatan 2.
Mengajukan permohonan penetapan
pengangkatan anak ke Pengadilan Agama ( bagi
yang beragama islam) dan Ke Pengadilan Negeri
(bagi yang beragama non muslim )
3, Setelah majelis mempelajari dibuatlah penetapan
4 Pengadilan akan meneruskan kutipan penetapan tersebut ke
instansi terkait
Adapun tata cara pengangkatan anak antara WNI dan WNA sbb
:
1 Melengkapi syarat-syarat pengangkatan anak
5 Mengajukan permohonan putusan pengangkatananak ke
pengadilan agama bagi muslim dan pengadilan negeri bagi
non muslim
6 Dan 4 sama dengan yang disyaratkan dalam pengagkatan
anak antar WNI
• Adopsi dalam hukum perdata Islam
Hukum Islam membolehkan adanya pengangkatan anak
atau adospsi yang mereka kenal dengan nama Tabbani
tetapi dengan syarat bahwa anak yang diangkat
tersebut tidak diangkat sebagai anak kandung . Disini
letak perbedaan pengertian pengangkatan anak
menurut hukum barat , hukum adat dan hukum Islam .
Dalam hukum adat dan hukum barat anak angkat
disamakan derajatnya dengan anak kandung sedangkan
dalam hukum Islam tidak disamakan
Agama Islam mendorong adanya pengangkatan anak
dalam hal memelihara anak orang lain yang tidak
mampu, atau terlantar tetapi tidak memutuskan
hubungan hak dan kewajiban anak angkat tersebut
dengan orang tua kandung, jadi dasarnya hanya
bersifat penyantunan saja. Adopsi dalam hukum
Islam tidak mengenal anak angkat diberi status
sebagai anak kandung , pengangkatan anak hanya
ditekankan pada segi kecintaan , pemberian
nafkah,.pendidikan dan memenuhi segala kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai