0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan27 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sejarah, dan hukum mengenai adopsi anak di Indonesia. Adopsi diartikan sebagai pengangkatan hukum seorang anak dari orang tuanya dan memasukkannya ke dalam keluarga angkat. Sejak dahulu adopsi telah dilakukan di Indonesia berdasarkan hukum adat dengan berbagai tujuan. Saat ini, adopsi diatur dalam peraturan pemerintah yang mengatur syarat dan prosedur pengangkatan an
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sejarah, dan hukum mengenai adopsi anak di Indonesia. Adopsi diartikan sebagai pengangkatan hukum seorang anak dari orang tuanya dan memasukkannya ke dalam keluarga angkat. Sejak dahulu adopsi telah dilakukan di Indonesia berdasarkan hukum adat dengan berbagai tujuan. Saat ini, adopsi diatur dalam peraturan pemerintah yang mengatur syarat dan prosedur pengangkatan an
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sejarah, dan hukum mengenai adopsi anak di Indonesia. Adopsi diartikan sebagai pengangkatan hukum seorang anak dari orang tuanya dan memasukkannya ke dalam keluarga angkat. Sejak dahulu adopsi telah dilakukan di Indonesia berdasarkan hukum adat dengan berbagai tujuan. Saat ini, adopsi diatur dalam peraturan pemerintah yang mengatur syarat dan prosedur pengangkatan an
adoptie , sedanngkan dalam bahasa Inggris adption berarti pengangkatan anak , adapun dalam bahasa Arab adalah Tabanni yang berarti menambil anak angkat Dalam kamus bahasa Indonesia adopsi adalah anak orang lain yang diambil dan disamakan dengan anaknya sendiri , sedamgkan dalam ensiklopedia umum disebiutkan bahwa adopsi adalah suatu cara untuk mengadakan hubungan antara orang tua dan anak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan Banyak pendapat para ahli tentang adopsi ini namun dapat disimpulkan dari banyak pengertian ini adalah bahwa adopsi adalah suatu perbuatan yang diakukan oleh seseorang untuk untuk mengambil atau mengangkat anak orang lain menjadi anak angkat sendiri sesuai dengan aturan hukum yang berlaku baik menurut hukum adat setempat , hukum perdata dan hukum Islam Sejak dahulu pengangkatan anak telah dilakukan sejak dahulu dengan cara dan motivasi yang berbeda . Di Indonesia pun sejak dahuku telah dikenal dan dilakukan Dalam pengangkatan anak memiliki tujuan yang bermacam-macam : -Untuk meneruskan keturunan kalau pasangan tersebut belum mendapatkan keturunan atau - Untuk memancing anak dengan cara menngadopsi karena adanya kepercayaan dengan mengadopsi anak akan dikaruniai anak sendiri Pada mulanya hukum Belanda tidak mengenal adanya lembaga adopsi , namun dalam perkembangannya pengankatan anak ini diakui dalam BW Belanda hanya saja dengan alasan sosial ekonomi bukan untuk meneruskan keturunan Pada umumnya pengangkatan anak adalah pengakuan seorang anak yang tidak ada hubungan biologis dengan oang tua yang mengangkatnya sebagai anak sendiri atau setara dengan anak kandungnya
Adopsi dalam Hukum Perdata Barat
Pada awalnya yang dikenal dalam hukum perdata barat adalah adopsi dalam arti pengangkatan anak diluar perkawinan , jadi istilah yang dipakai bukan adopsi tetapi pengangkatan anak diluar kawin Dalam BW sekarang diakkui adanya adopsi denngan beberapa alasan yaitu: 1. Para orang tua yang kehilangan anak dan tidak lagi bisa mendapatkan anak secara wajar 2. Anak-anak yatim piatu yang kehilangan orang tuanya didakam peperangan 3. Banyak anak yang lahir diluar perkawinan
Adopsi ( pengangkatan anak ) dalam hukum
perdata adat Beberapa pengertian pengangkatan anak dari para ahli ; Imam Sudiyat mengatakan bahwa adopsi adalah perbuatan memungut atau mengangkat anak dari luar kedalam kerabat sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang sama dengan ikatan kewangsaan biologis , dengan demikian perbuatan pengangkatan anak dalam hukum adat terjadi apabila tercipta ikatan sosial antara anak angkat dan orangtua angkatnya Hlman Hadikusuma mengartikan anak anngkat sebagai anak orang lain yang dianggap anak sendirioleh orang tua angkat dengan resmi menurut hukum adat setempat, disebabkan untuk tujuan kelangsungan keturunan atau pemeliharaan harta kekayaan rumah tangga Suroyo Wignyodipuri bahwa mengangkat anak adalah suatu perbuatan pengambilan anak orang lain dalam keluarga sendiri sedemikian rupa sehingga antara orang yang memungut anak dan anak yang dipungut itu timbul suatu hubungan kekeluargaan sama seperti amtara orang tua dan anak kandungnya sendiri Dengan demikian perbuatan mengangkat anak tidak hanya sebatas mengangkat dan mengakui tetapi keluarga angkat harus memberlakukan anak angkat itu seperti anak kandungnya sendiri Di Indonesia ada beberapa macam motivasi pengangkatan anak menurut hukum adat sbb : 1 Karena belas kasihan 2 Karena tidak mempunyai anak 3 Karena baru mempunyai anak laki=laki atau perempuan 4 Sebagai pemancing 5 Untuk menambah jumlah anggota keluarga 6 Misi kemanusiaan 7 Karena anak kandungnya sakit-sakiten atau selalu meninggal dunia 8 Untuk mempererat hubungan keluarga 9 Diharapkan anak angkat ini nanti akan dapat menolong dan mengurus hari tua orang tua angkat Denngan demikian jika seorang anak telah diangkat atau diadopsi oleh orang tua angkat, akan timbul akibat hukum dari perbuatan pengangkatan anak tersebut Sebagai contoh ,apabila seorang anak telah diangkat oleh keluarga angkatnya ,anak tersebutakan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama seperti anak kandung orang tuanya . Anak angkat akan mendapat kewajiban menghormati orang tua angkatnya dan hak yang didapat adalah warisan dari orang tua agkat nya Pengadilan dalam praktek telah merintis tentang akibat hukum dalam penngangkatan anak dengan orang tua sbb : 1 Hubungan darah, menngenai hubungan ini dipandang sullit untuk memutuskan hubungan anak dengan orang tua kandung 2 Hubungan waris , dalam hal waris seara tegas dinyatakanbahwa anak tidak akan mendapatkan waris lagi dari orang tua kandung . Anak yang diangkat akan mendapatkan waris dari orang tua angkat 3 Hubungan perwalian , dalam hubungan perwalian ini tetputus hubungannya anak dengan orang tua kandung dan beralih kepada orang tua angkat . Beralihnya ini dimulai ketika putusan diucapkan oleh pengadilan segala hak kewajiban orang tua kandung beralih kepada orang tua angkat 4 Hubungan marga gelar , kedudukan adat dalam hal ini anak tidak akan mendapatkan marga , gelar dari orang tua kandung tetapi dari oang tua angkat Adopsi atau pengangkataan anak selain memberikan akibat hukum yang dikaitkan dengan hak dan kewajiban anak terhadap orang tua angkat juga berakibat hukum dengan orang tua kandung dan orang tua angkat 1 Dengan orang tua kandung Anak yang telah diadopsi orang lain berakibat hubungan dengan orang tua kandung menjadi putus . Hal ini berlaku sejak dipenuhinya prosedur tata cara pengangkatan anak secara terang dan tunai Kedudukan orang tua kandung telah digantikan oleh orang tua angkat , hal ini terdapat didaerah Nias ,Gayo ,Lampung dan Kalimantan , kecuali daerah Jawa dan Sumatra Timur pengangkatan anak hanya memasukkan anak kedalam kehidupan rumah tangga orang tua angkat , tidak memutuskan hubungan dengan orang tua kandungnya , hanya dalam kehidupan sehari- hari orang tua kandung tidak boleh ikut campur 2 Dengan orang tua angkat Kedudukan anak angkat terhadap orang tua angkat mempunyai kedudukan sebagaia anak sendiriatau kandungnya . Anak angkat berhak mewaris dan hak keperdataan Seperti di Bali , perbuatan ,mengangkat anak adalah perbuatan hukum melepaskan anak itu darui pertalian kelluarganya sendiri dan memasukkan anak itu dalam keluarga bapak angkatnya , selamjutmya anak itu berkedudukan sebagai anak kandung Meskipun demikian ada pengaturan khusus tentang hak waris anak angkat yang diatur dalam beberapa putusan Mahkamah Agung yang menjelaskan bahwa tidak semua harta peninggalan bisa diwariskan kepada anak angkat Adopsi atau pengangkatan anak diatur dalam PP No 54 tahun 2007 menurut Pasal 1 butir 2 Peraturan Pemerintah No 54 tahun 2007 tersebut “ Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua , wali yang sah atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan , pendidikan dan membesarkan anak tersebut kedalam lingkungan keluarga angkat “ Dari difinisi tersebut dapat diketahui bahwa pengangkatan anakharus mengandung unsur-unsur : 1 Merupakan suatu perbuatan hukum 2 Perbuatan tersebut harus mengalihkan seorang anak 3 Mengalihkan anak tersebut dari lingkungan kekuasaan orang tua atau wali yang sah atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan ,pendidikan dan membesarkan anak tersebut 4 Anak tersebut tinggal didalam keluarga orang tua angkat Dalam pasal 1 butir 4 peraturan yang sama diatur difinisi tentang orang tua angkat “ Orang tua angkat adalah orang yang diberi kekuasaan untuk merawat, mendidik dan membesarkan anak berdasarkan undang-undang dan adat kebiasaan yang berlaku “ Jadi orang tua angkat mempunyai kekuasaan : 1 Kekuasaan untuk merawat anak 2 Kekuasaan untuk mendidik anak 3 Kekuasaan untuk membesarkan anak asuh Jenis pengangkatan anak ada dua macam : 1 Penngangkatan anak antar warganegara Indonesia 2 Pengangkatan anak antara WNI dan WNA
Untuk syarat pengangkatan anak antar
warganegara Indonesia syarat bagi calon anak angkat adalah : 1 Anak berumur dibawah 18 tahun 2 Merupakan anak yang terlantar atau ditelantarkan 3. Berada dalam asuhan kelluarga atau lembaga pengasuhan anak 4 Memerlukan perlindungan khusus Bagi orang tua ngkat ada syarat uyang harus dipenuhi :
1 Sehat jasmani dan rohani
2 Berumur paling rendah 35 tahun dan peling tinggi 55 th 3 Beragama sama denngan calon anak angkat 4 Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum karena melakukan kejahatan 5 Berstatus menikah dan paling singkat 5 tahun 6 Tidak merupakan pasangan sejenis 7 tidak atau belum mempunyai anak atau punya anak satu 8 Dalam keadaan mampu ekonomi 9 Memperoleh persetujuan anak dan ijin tertulis dari orang tua atau wali anak 10 Membuat pernyataan tertulis bahwa pengangkatan anak demi kepentingan terbaik anak m kesejahteraan anak dan perlindungan anak 11 Adanya laporan sosial atau pekerja sosial setempat 12 Tidak mengasuh calon anak selama 6 bulan sejak ijin pengasuhan diberikan 13 Memperoleh ijin Menteri / Kepala Instansi Sosial
Untuk syarat pengangkatan anak antara WNI dan
WNA , Jika anak WNI dan Orang tua WNA syaratnya sbb “ 1Memperoleh ijnin tertulis dari pemerintah warga negara asal pemohon melalui kedutaan atau perwakilan negara pemohon yang ada di Indonesia 2 Memperoleh ijin dari Menteri 3 Melalui lembaga pengasuhan anak 4Orang tua asing tersebut telah bertempat tinggal di Indonesia secara sah selama 2 tahun 5 Membuat pernyataan tertulis bahwa akan melaporkan perkembangan anak kepada Deplu melalui perwakilan RI setempat 6 Memenuhi syarat seperti yang tertulis dalam pengangkatan anak antar WNI Apabila anak WNA dan orang tua WNI syaratnya adalah sbb: 1 Memperoleh persetujuan tertulis dari Pemerintah RI 2 Memperoleh pesetujuan tertulils dari pemerintah negara asal anak Mengenai tata cara pengangkatan anak antar WNI “ 1 Melengkapi syarat-syarat pengangkatan 2. Mengajukan permohonan penetapan pengangkatan anak ke Pengadilan Agama ( bagi yang beragama islam) dan Ke Pengadilan Negeri (bagi yang beragama non muslim ) 3, Setelah majelis mempelajari dibuatlah penetapan 4 Pengadilan akan meneruskan kutipan penetapan tersebut ke instansi terkait Adapun tata cara pengangkatan anak antara WNI dan WNA sbb : 1 Melengkapi syarat-syarat pengangkatan anak 5 Mengajukan permohonan putusan pengangkatananak ke pengadilan agama bagi muslim dan pengadilan negeri bagi non muslim 6 Dan 4 sama dengan yang disyaratkan dalam pengagkatan anak antar WNI • Adopsi dalam hukum perdata Islam Hukum Islam membolehkan adanya pengangkatan anak atau adospsi yang mereka kenal dengan nama Tabbani tetapi dengan syarat bahwa anak yang diangkat tersebut tidak diangkat sebagai anak kandung . Disini letak perbedaan pengertian pengangkatan anak menurut hukum barat , hukum adat dan hukum Islam . Dalam hukum adat dan hukum barat anak angkat disamakan derajatnya dengan anak kandung sedangkan dalam hukum Islam tidak disamakan Agama Islam mendorong adanya pengangkatan anak dalam hal memelihara anak orang lain yang tidak mampu, atau terlantar tetapi tidak memutuskan hubungan hak dan kewajiban anak angkat tersebut dengan orang tua kandung, jadi dasarnya hanya bersifat penyantunan saja. Adopsi dalam hukum Islam tidak mengenal anak angkat diberi status sebagai anak kandung , pengangkatan anak hanya ditekankan pada segi kecintaan , pemberian nafkah,.pendidikan dan memenuhi segala kebutuhan