Anda di halaman 1dari 70

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA
---------------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-X/2012
PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-X/2012
PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-X/2012
PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012

PERIHAL
PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2012

ACARA
PEMBUKTIAN
(III)

JAKARTA

SELASA, 4 DESEMBER 2012


MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
--------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 88, 89, 90, 91/PHPU.D-X/2012

PERIHAL

Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2012

PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-X/2012:

1. Buhari Matta dan M.Z. Amirul Tamim (Pasangan Nomor Urut 1)

PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-X/2012:

1. Ridwan Bae dan Haerul Saleh (Pasangan Nomor Urut 3)

PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-X/2012:

1. Ali Mazi dan Bisman Saranani

PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012:

1. La Ode Asis dan H.T. Yusrin

TERMOHON

KPU Provinsi Sulawesi Tenggara

ACARA

Pembuktian (III)

Selasa, 4 Desember 2012, Pukul 16.17 – 18.06 WIB


Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI,
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Moh. Mahfud MD. (Ketua)


2) Maria Farida Indrati (Anggota)
3) Anwar Usman (Anggota)

Luthfi Widagdo Eddyono Panitera Pengganti


Ery Satria Pamungkas Panitera Pengganti
Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti
Saiful Anwar Panitera Pengganti

i
Pihak yang Hadir:

A. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 88/PHPU.D-X/2012:

1. Muhammad Dahlan Moga


2. Imam Westanto
3. Laode Hariru
4. Norman Hardi
5. Yanty Selviany
6. Sri N. Ibrahim
7. Riskanawati
8. Rizal Pasolong
9. Sumantri Singga

B. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 89/PHPU.D-X/2012:

1. Abu Hanifah Pahege


2. Baron Harahap Saleh

C. Kuasa Hukum Pemohon Perkara Nomor 90/PHPU.D-X/2012:

1. Kores Tambunan
2. M. Rosdi
3. L.M. Bariun
4. Amir Faisal
5. Syahrul Arubusman
6. Henri Gani Purba
7. Sudirman
8. M. Yusuf
9. Abidin Ramli

D. Pemohon Perkara Nomor 91/PHPU.D-X/2012:

1. La Ode Asis
2. H.T. Yusrin

E. Termohon (KPU Provinsi Sulawesi Tenggara):

1. La Ode Andi Pili


2. Hajiruddin
3. Asri
4. M. Agung Yudiarto
5. Wasil
6. Helmi

ii
F. KPU Pusat:

1. Arief Budiman (Anggota KPU Republik Indonesia)

G. Kuasa Hukum Termohon:

1. Afirudin Mathara
2. Unoto
3. Fadli Nasution
4. Andi Muhammad Asrun

H. Ahli dari Termohon:

1. Yusril Ihza Mahendra


2. Dian P. Simatupang

I. Saksi dari Termohon:

1. Mas’udi
2. Nurdjajadin A.K.
3. Asri

J. Kuasa Hukum Pihak Terkait:

1. Andi Syafrani
2. Rivaldi
3. Sulaiman
4. Giofedi

K. Saksi dari Pihak Terkait:

1. Munsir
2. Nur Amin

iii
SIDANG DIBUKA PUKUL 16.17 WIB

1. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Assalamualaikum wr. wb. Sidang Mahkamah Konstitusi untuk


melanjutkan pemeriksaan dengan agenda mendengar jawaban atau
tanggapan dari Termohon dan Pihak Terkait atas dalil-dalil yang diajukan
oleh Para Pemohon dalam Perkara Sengketa Pemilukada Bernomor 88,
89, 90, 91/PHPU.D-X/2012 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

KETUK PALU 3X

Saya cek saja satu-satu. Pemohon Perkara


Nomor 88 hadir, ya? Hadir. Nomor 89?

2. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012:

Hadir, Yang Mulia.

3. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Hadir. Nomor 90? Hadir. Nomor 91?

4. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Hadir.

5. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Hadir. Baik, Termohon sekarang hadir dengan Prinsipalnya?

6. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Betul, Yang Mulia, Komisioner Arief Budiman. Terima kasih.

7. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Terkait?

8. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ANDI SYAFRANI

Hadir, Yang Mulia, prinsipalnya tidak hadir.

1
9. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Saudara, di meja Majelis ini ada dua Ahli yang dihadirkan oleh
Termohon, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra dan Dr. Dian Simatupang.
Kemudian ... baik, kemudian Saksi yang diajukan ini sebanyak 17
orang dari Termohon dan Terkait. Saya kira karena ini menyangkut lebih
banyak pada prosedur dan itu sebenarnya bisa dinilai dari dokumen-
dokumen yang ada, Majelis berpendapat bahwa 17 orang terlalu banyak,
sehingga Ahli yang dua, Pak Yusril dan Pak Simatupang oke, tetapi untuk
saksi-saksi, Saudara pilih masing-masing dua saja. Sudah bisa … apa
namanya ... diyakinkan dari situ karena ini saksinya bukan saksi
perhitungan angka apa yang dipersoalkan, ini kan soal prosedur yang
lebih banyak, ya. Yang soal-soal di luar prosedur, itu sudah di ... kemarin
sudah diperiksa dan kita sudah dengar kedua pihak, dan kita sudah lihat
dokumen-dokumennya.
Nah, oleh sebab itu, mohon ya dari Terkait nanti ditunjuk dua orang
saja, kemudian dari Termohon juga dua orang, sedangkan (...)

10. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

Mohon izin, Majelis (...)

11. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sedangkan Ahlinya, Prof. Yusril Izha Mahendra dan Dr. Dian P.


Simatupang akan kita dengarkan. Siapa tadi yang interupsi?

12. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

Mohon izin, Yang Mulia. Dari Termohon kita minta tiga saksi karena
satu sangat penting sekali, Yang Mulia, dari tim dokter pemeriksa
kesehatan, Yang Mulia.

13. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sama pentingnya dengan yang lain, kalau tim dokter untuk apa sih?
Kan sudah (suara tidak terdengar jelas) keterangannya, sudah punya
otoritas (...)

14. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

Salah satu pasangan calon sama sekali tidak pernah diperiksa oleh
tim dokter, Yang Mulia, atas rekomendasi dari KPU.

2
15. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, baik.

16. KUASA HUKUM:

Yang Mulia (...)

17. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Mohon Izin, Yang Mulia.

18. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Entar dulu.

19. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Ya, terima kasih, Yang Mulia. Berkaitan dengan persidangan yang


lalu, kami mendengar bahwa akan diajukannya jawaban dari Pihak
Termohon.

20. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, ya.

21. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Kami tidak mendengar adanya pembuktian, sebab menyangkut


pembuktian sebagaimana pada persidangan yang lalu, kami telah
mengajukan beberapa permohonan berkaitan dengan kehadiran mantan
Eks Komisioner KPU Provinsi dan pihak panwas pilkada, Yang Mulia.
Namun, hingga saat ini kami belum diberikan kesempatan mengenai hal
itu atau dikabulkannya permohonan tersebut, seperti itu, Yang Mulia.
Terima kasih.

22. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Ya, Yang Mulia, mohon izin juga, Kuasa Hukum Nomor 89.

3
23. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sebentar-sebentar! Kita agendanya sekarang memang hanya


mendengar jawaban, tadi kan sudah saya katakan. Sesudah jawaban
dari Termohon dan Terkait disampaikan, baru nanti Ahli akan berbicara
dari sudut itu.
Nah, nanti hal-hal lain yang terkait dengan itu, ditanyakan nanti
saja dari perkembangan sidang ini.

24. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Interupsi, Pak Hakim Yang Mulia.

25. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Siapa (...)

26. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Saya (...)

27. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Siapa yang interupsi?

28. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Pemohon Nomor 91 belum diberikan kesempatan untuk


mengadakan eksepsi tentang persidangan yang kemarin-kemarin. Saya
adalah yang bersangkutan, La Ode Asis Nomor 91/PHPU.D-X/2012.
Kemarin saya (...)

29. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Kenapa Saudara mau meminta eksepsi? Harusnya yang eksepsi


sana. Anda Pemohon minta eksepsi apa? Eksepsi diri sendiri?

30. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Enggak, maksud saya ini nanti pada saat (...)

31. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Enggak ada eksepsi dari Pemohon itu.

4
32. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Ya.

33. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, silakan.

34. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Jadi, Yang Mulia, kami ingin singkat saja sidang ini bahwa dua Saksi
kita inikan kita sudah setujui, Yang Mulia. Dan kemudian, kami tidak
akan membacakan jawaban dari Pihak Terkait karena mesti singkat dan
ada satu yang urgen juga kami sampaikan (...)

35. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Anda harus menjelaskan dulu. Pertanyaan Majelis yang paling


utama itu, kenapa KPU mengambil alih setelah pemecatan Komisioner?
Padahal hasil Komisioner dan yang dipecat itu tidak dibatalkan, tapi
malah dilanjutkan. Dipecat kan berarti salah, kok dilanjutkan kenapa?
Nah, itu jawabannya yang ingin didengar sekarang. Silakan.

36. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Baik, terima kasih, Yang Mulia Majelis Hakim. Kami juga sudah
mengirimkan jawaban atas pertanyaan yang kemarin itu secara tertulis,
kami sampaikan kepada Yang Terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia, sebagaimana terdapat dalam Surat Nomor
682/KPU/XII/2012, perihal Pokok-Pokok Penjelasan KPU dalam
Pelaksanaan Tugas Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi
Tenggara Tahun 2012.
Jadi, secara tertulis sudah kami sampaikan, secara rinci … apa
dibaca seluruhnya ya … berkenaan dengan Sidang Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum Mahkamah Konstitusi Nomor 88, 89, 90, 91 (…)

37. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Coba, jangan dibaca begini! Ini enggak selesai sampai jam 21.00
WIB. Gini lho pertanyaannya, kenapa dulu KPU Provinsi itu dipecat?
Kenapa?

38. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Atas dugaan pelanggaran kode etik.

5
39. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Dan itu sudah diperiksa?

40. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Dan kemudian KPU RI sudah menindaklanjuti dengan


memberhentikan 5 komisioner. Di dalam Putusan DKPP, tidak ada
perintah yang menyebutkan membatalkan seluruh rangkaian tahapan
yang sudah dilaksanakan oleh KPU Provinsi Sultra.
Kemudian yang kedua, tidak ada perintah untuk melakukan
penundaan ataupun membatalkan tahapan.
Yang ketiga, sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2001 … 2011 bahwa apabila KPU Provinsi,
Kabupaten/Kota tidak dapat melaksanakan tahapan atau tahapan tidak
dapat dilanjutkan, maka KPU satu tingkat di atasnya dapat melakukan
pengambilalihan.
Kemudian berikutnya, hasil konsultasi yang dilakukan oleh KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara pada KPU RI, tanggal 2, tanggal 8, dan
tanggal 18 Oktober, dimana pada saat itu kami melakukan pemeriksaaan
atau simulasi klarifikasi terhadap hal-hal yang sedang dipermasalahkan.
Lalu disimpulkan dari hasil simulasi itu yang dilakukan oleh KPU RI
bersama 5 Anggota KPU Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa calon yang
memenuhi syarat hanya 3 pasangan calon.
Kemudian konsultasi pada tanggal 18 Oktober, kami menanyakan
lagi tentang kesiapan mereka untuk melanjutkan tahapan terkait
persoalan anggaran, kemudian logistik, dan kesiapan sumber daya
manusia. Dan seluruh komisioner menyatakan semua 3 hal tersebut siap,
jadi tidak ada masalah.
Kemudian kami pertegas lagi, jadi kami sampaikan juga transkrip
sebagai bukti ya, rapat tersebut, kami tanyakan kepada masing-masing
Komisioner Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa mereka menyatakan siap
untuk melanjutkan tahapan.
Jadi berdasarkan fakta-fakta tersebut, kemudian KPU mengambil
kesimpulan bahwa sesungguhnya tahapan yang sudah dijalankan, tidak
ada masalah dan siap untuk dilanjutkan. Kemudian terhadap tudingan
bahwa kami tidak melakukan proses PAW, tapi langsung mengambil alih,
itu juga tidak benar (…)

41. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sebentar dulu! Sebelum alasan DKPP memberhentikan, itu


pelanggarannya apa yang pasti? Melanggar prosedur?

6
42. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Mereka dianggap tidak bertindak profesional.

43. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Tetapi tidak disebutkan, apa sih? Kan mestinya kalau prosedur bisa
dinilai, ini prosedurnya cacat, harus diulang atau prosedurnya bisa
diteruskan, hanya diambil alih, kan mesti begitu? Apa sih yang dilanggar
oleh KPU itu, kok bisa dipecat begitu?

44. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Di dalam putusan tersebut, sebenarnya tidak ada yang menyatakan


bahwa tahapan ini harus dihentikan, kemudian putusan-putusan yang
sudah diambil itu harus dibatalkan. Kalau merujuk pada Putusan DKPP
yang lain, termasuk yang terakhir berkait dengan persidangan atas …
apa namanya … pengaduan Bawaslu terhadap KPU RI. Apabila DKPP
menginginkan sesuatu, maka akan disebutkan yang detail di dalam
putusannya, termasuk ketika kami diperintahkan untuk melakukan
verifikasi terhadap 18 partai politik dengan tidak mengubah jadwal. Jadi
untuk beberapa hal, andaikan DKPP menginginkan sesuatu selain
memberhentikan komisioner, pasti akan disebutkan di situ.
Nah, di dalam putusan terkait dengan pelanggaran kode etik KPU
Provinsi Sulawesi Tenggara, tidak ada satu pun perintah DKPP yang
menyebutkan kebijakan-kebijakan yang sudah diambil itu dibatalkan.
Kemudian juga tidak ada perintah agar tahapan ini dihentikan atau
diulang dari awal, atau tahapan ini ditunda. Itu tidak ada, jadi hanya
keputusan tentang pemberhentian komisioner saja.

45. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, cukup?

46. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Cukup.

47. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ada lagi?

7
48. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Satu hal lagi tentang PAW. Jadi kemarin ditanyakan juga kenapa
KPU melanjutkan tahapan, tapi tidak melakukan proses PAW? Kami
menjelaskan berdasarkan Surat KPU Nomor 1156/SJ/XI/2012, itu kami
sudah mengirimkan surat kepada Sekretaris KPU Provinsi bertanggal 1
November 2012 untuk melakukan klarifikasi terkait proses PAW tersebut.
Jadi pengambilalihan ini memang dilakukan sementara untuk
melanjutkan tahapan sampai dengan kemudian dilakukannya
penggantian antarwaktu terhadap komisioner yang sudah diberhentikan.
Terima kasih.

49. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Cukup ya?

50. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Kami juga sudah memasukkan secara tertulis, Yang Mulia, kemarin.

51. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sudah ada ini. Baik, Saudara Asrun, mau menambahkan? Cukup?

52. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Kami hanya minta tolong, Yang Mulia, kiranya Profesor Yusril bisa
didengar segera untuk kesaksiannya karena Beliau mau ke rumah sakit
habis ini, Yang Mulia, segera.

53. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, sebentar. Terkait dulu, baru Pak Yusril. Silakan, Terkait ada?
Apa jawaban Anda atas dalil-dalil yang kemarin, yang terkait dengan
Saudara sebagai Pihak Terkait?

54. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ANDI SYAFRANI

Terima kasih, Yang Mulia. Secara umum, jawaban sudah kita


sampaikan kemarin. Nah, menyangkut dengan Putusan DKPP, pada saat
itu kebetulan kita adalah pengadu atau pelapor, terkait dengan … apa
namanya … tindakan yang dilakukan oleh komisioner. Dan di dalam
pertimbangan hukumnya, DKPP menyebutkan bahwa salah satu hal yang
membuat para komisioner itu dipecat adalah mereka tidak kompak, tidak

8
melakukan kegiatan secara profesional, khususnya dalam tahapan proses
verifikasi pencalonan, sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum.
Nah, itu adalah poin yang di … apa namanya … jadi pertimbangan
hukum yang sangat kuat disebutkan di dalam Putusan DKPP. Jadi, saya
kira hanya itu, Yang Mulia, kami dapat sampaikan. Untuk poin-poin yang
lainnya, secara umum sudah kita sampaikan kemarin, Yang Mulia, dan
sudah dilampirkan secara tertulis.

55. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Saya tanya ke Termohon, tadi ada tidak kompak, ya? Apa
bentuk tidak kompaknya? Sekarang Termohon, kan yang … yang
mengambil alih itu karena DKPP menyebut tidak ada kompak. Apakah
tidak kompak, misalnya dalam buat keputusan, yang dua tidak setuju
tapi dipaksakan, yang tiga tidak setuju, dipaksakan? Bagaimana itu
bentuk tidak kompaknya?

56. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Ya, tidak kompak karena dalam suatu Rapat Pleno, kemudian


mereka, 3 orang komisioner memutuskan sebuah keputusan, kemudian 2
orang komisioner memutuskan keputusan sendiri.
Nah, karena mereka belum bisa mengambil titik temu, maka
melakukan konsultasi kepada KPU RI. Dan berdasarkan hasil supervisi,
hasil klarifikasi, bahkan kita simulasikan, kami mengambil kesimpulan
justru yang benar adalah yang dibuat oleh 2 orang komisioner. Jadi,
secara substansial, ini yang benar.
Kemudian setelah melakukan konsultasi, mereka kembali ke
Sulawesi Tenggara, ternyata hasil supervisi itu juga tidak dijalankan oleh
mereka. Mereka masih tetap bertikai itu.

57. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Akhirnya, KPU mengambil alih dengan melanjutkan hasil supervisi?

58. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Hasil supervisi.

59. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Yang sudah diputuskan secara benar oleh yang dua itu menurut
penilaian KPU?

9
60. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Ya.

61. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Oke. Cukup, ya? Sekarang sebelum Anda mendalami karena Pak


Yusril ada keperluan lain dan Majelis juga minta maaf biasanya sidang ini
tidak terlambat, tapi saya tadi harus ke DPR dan ini antarlembaga
negara, maka terpaksa terlambat sedikit, dan Pak Yusril tertahan juga di
sini. Saya silakan, Pak Yusril.

62. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Mohon izin, Yang Mulia, sebelum dilanjutkan. Kami belum


mendengar jawaban dari pertanyaan nomor 2, Yang Mulia. Karena di
persidangan yang lalu ada dua pertanyaan yang diajukan berkaitan
dengan yang dijawab oleh Pihak Termohon. Dan kemudian, berkaitan
dengan tanggapan atau jawaban yang diberikan oleh Termohon, mohon
kami diberikan juga tanggapan atas … atas jawaban dari Pihak
Termohon. Karena kami menganggap ada penyesatan hukum yang
dilakukan oleh Pihak Termohon, sehingga kami akan menjelaskan sesuai
dalil-dalil permohonan kami (…)

63. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, ya, pasti nanti diberi, pasti diberi, kan persyaratannya di …


begitu, kalau nanti Saudara tidak diberi. Karena kita juga baru dapat.
Nanti sebelum pulang, Saudara akan diberi untuk kemudian Saudara
menyusun kesimpulan bantahan dari dokumen-dokumen yang disediakan
ini. Tapi kita dengar dulu Pak Yusril, soal pertanyaan berikutnya, nanti
sesudah (…)

64. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Yang Mulia Majelis Hakim, mohon dengan hormat. Sebelum


diperiksa Ahli, Pak Yusril, kami diperkenankan untuk bertanya kapasitas
setelah membaca butir 4, kami sangat ragu-ragu dengan kehadiran Ahli
ini. Apakah dihadirkan oleh Pihak Termohon atau Terkait, oleh karena
sangat tidak independency. Mohon Yang Mulia dipertanyakan, apakah
kapasitas Ahli masih dalam mengurus dan/atau sebagai penasihat partai
politik yang mengusung salah satu kandidat di Provinsi Sulawesi
Tenggara, Yang Mulia?

10
65. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, Pak Yusril dan Pak Dian, maju dulu untuk mengambil sumpah.
Baik, ini akan disumpah dalam Agama Islam ya, dua-duanya. Silakan,
Pak Anwar.

66. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN

Mohon ikuti saya.


“Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai
Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan
keahlian saya.”

67. SELURUH AHLI YANG BERAGAMA ISLAM BERSUMPAH:

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai


Ahli akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai dengan
keahlian saya.

68. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN

Terima kasih.

69. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, silakan duduk. Begini, soal kedudukan Pak Yusril, kita dengar
ini sebagai Ahli. Tidak apa-apa pendapatnya sebagai Ahli dan sebagai
pengusung kalau kebetulan punya partai, tidak apa-apa. Toh nanti kita
yang menilai, Saudara juga bisa menilai begitu, bisa mempertanyakan itu
nanti kan kepada Beliau. Beliau dihadirkan sebagai Ahli dan kebetulan
memang Ahli juga dan kebetulan punya parpol, tidak apa-apa. Silakan,
Pak Yusril.

70. AHLI DARI TERMOHON: YUSRIL IHZA MAHENDRA

Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Mulia. Hadirin-Hadirat


yang saya muliakan. Izinkanlah saya menyampaikan keterangan Ahli
dalam perkara ini secara singkat sebagai berikut.
Pertama. Sebagaimana kita maklum berdasarkan Pasal 24C ayat (1)
Undang-Undang Dasar 1945 (suara tidak terdengar jelas) Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi,
salah satu kewenangan Mahkamah adalah untuk mengadili dan memutus
perselisihan tentang pemilihan umum.

11
Dalam berbagai yurisprudensi Mahkamah, kewenangan untuk
mengadili dan memutus perselisihan tentang pemilihan umum itu,
termasuk pula memeriksa seluruh proses penyelenggaraan pemilihan
umum sepanjang berkaitan atau berpengaruh secara langsung terhadap
hasil pemilihan umum yang diperselisihkan oleh para pihak berperkara
yang diajukan kepada Mahkamah Konstitusi.
Kedua. Penyelenggara pemilihan umum sendiri sebagaimana diatur
dalam Pasal 22E ayat (5) Undang-Undang Dasar 1945 dilaksanakan oleh
satu Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 disebutkan bahwa di
samping Komisi Pemilihan Umum, dibentuk Komisi Pemilihan Umum
Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dengan tugas dan
kewenangan masing-masing, sebagaimana yang diamanatkan oleh
undang-undang.
Setelah kami telaah isi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, maka terdapat satu
ketentuan yang mengatur tentang satu keadaan jika seluruh anggota
provinsi … KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota diberhentikan oleh
satu sebab oleh pejabat yang berwenang, maka KPU yang lebih tinggi
tingkatannya dapat mengambil alih menjalankan tugas dan kewenangan
KPU yang berada di bawahnya, sebagaimana diatur berdasarkan Pasal
127 ayat (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang … tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum.
Ketiga. Tugas-tugas KPU yang lebih rendah adalah meneruskan
tahapan-tahapan penyelenggaraan pemilu sepanjang badan yang
berwenang, dalam hal ini DKPP atau Bawaslu tidak memerintahkan atau
merekomendasikan agar dilakukan pengulangan terhadap tahapan-
tahapan penyelenggaraan pemilu yang diambil alih oleh KPU yang lebih
rendah yang seluruh anggotanya diberhentikan oleh lembaga yang
berwenang, dalam hal ini DKPP.
Seperti yang terjadi sekarang, justru DKPP tidak menjelaskan
sebab-sebab pemberhentian anggota KPU dan apakah kesalahan-
kesalahan yang telah mereka lakukan yang seyogianya harus diperbaiki
oleh KPU yang lebih tinggi yang mengambil alih tugas-tugas dari KPU
yang lebih rendah tadi.
Hal-hal lain yang diajukan kepada saya untuk diterangkan, yakni
tentang keabsahan pengambilan keputusan KPU dalam penetapan calon.
Apakah melalui calon yang sudah mendaftar dan kemudian
mengundurkan diri, tapi kemudian mencalonkan diri kembali melalui jalur
partai, apakah calon yang sudah terdaf … mendaftar di tengah jalan,
ditarik kembali dan digantikan oleh calon yang lain, termasuk apakah
dibolehkan menurut hukum KPU Provinsi mengubah tahapan pemilu
tanpa mengubah jadwal pemungutan suara.
Pada hemat saya, hal-hal seperti itu terkait dengan kewenangan
KPU dalam mengambil keputusan yang seluruhnya termasuk ke dalam

12
tindakan tata usaha negara, kecuali ada ketentuan sedikit seperti diatur
di dalam Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 yang juga sepenuhnya
merupakan aturan di bidang hukum administrasi negara yang
menegaskan bahwa calon tertentu yang sudah mendaftarkan diri sebagai
bakal calon tidak dilarang mengundurkan diri dan kemudian kalau
mundur, tidak boleh mencalonkan diri lagi. Namun persoalan-persoalan
seperti ini, pada hemat saya, sepenuhnya menjadi kewenangan
pengadilan tata usaha negara untuk mengadili dan memutusnya,
sehingga tidak relevan untuk diterangkan di hadapan Persidangan
Mahkamah Konstitusi.
Demikian keterangan saya, Yang Mulia.

71. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik karena Pak Yusril akan meninggalkan ruang sidang, saya


persilakan kalau ada yang mau mendalami. Sekarang Termohon dulu,
apa sudah cukup yang disampaikan Pak Yusril atau belum?

72. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Kami cukup, Yang Mulia.

73. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Terkait?

74. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ANDI SYAFRANI

Cukup, Yang Mulia.

75. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan Pemohon ada yang mau ditanyakan ke Pak Yusril?

76. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Terima kasih, Majelis Hakim Yang Mulia.

77. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, Saudara dari Nomor 91?

13
78. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-
X/2012: M. YUSUF

Dari Nomor 90, Yang Mulia, Pasangan Ali Mazi. Saya hanya melihat
penutup dari pernyataan Ahli Saudara Yusril yang mengatakan bahwa
tidak relevan diterangkan di hadapan persidangan ini sebagaimana
dalilnya di atas. Menurut Pemohon bahwa itu sangat bertentangan
dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 81/PHPU.D-X/2012 dalam
Perkara Lukas Yeimo, S.Pd. Di dalam pasal … di dalam halaman 22
menyebutkan bahwa (…)

79. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Mohon izin, Yang Mulia.

80. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Tidak apa-apa, jangan dipotong dulu! Sudah benar. Coba!

81. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Bahwa dalam mengemban misi Mahkamah sebagai pengawal


konstitusi dan memberi keadilan, tidak dapat memainkan peranan dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan negara dalam memberikan keadilan
dan kerja … kesejahteraan bagi warga masyarakat, jika dalam
menangani sengketa pemilukada hanya menghitung perolehan suara
secara matematika. Sebab kalau demikian, Mahkamah tidak dapat atau
dilarang memasuki proses peradilan dengan (…)

82. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sudah tahu, sudah tahu. Saudara, lalu pertanyaannya apa?


Mahkamah (…)

83. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Pertanyaan saya, Yang Mulia, pendapat Ahli sama saja memasung


misi Mahkamah Konstitusi. Terima kasih, Yang Mulia.

84. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Itu bukan pertanyaan yang perlu dijawab, ya?

14
85. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-
X/2012: KORES TAMBUNAN

Yang Mulia.

86. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Apa Saudara perlu jawaban dari Pemohon? Tidak, kan? Itu kan
(suara tidak terdengar jelas) (…)

87. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Sudah terjawab, Yang Mulia.

88. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ha?

89. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Yang Mulia.

90. KETUA: MOH. MAHFUD MD

Sebentar dulu! Saudara kan tidak perlu jawaban itu.

91. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Yang jawab, Yang Mulia, karena dalam putusan itu Ketua Majelis
(…)

92. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, baik, nanti yang akan menjadi jawaban adalah putusan tentang
itu, jawabannya ada di vonis nantinya. Akan dipertimbangkan.

93. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Yang Mulia, Yang Mulia, satu lagi Yang Mulia dari 90.

15
94. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan 90.

95. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Terima kasih, Yang Mulia. Tadi kami mendengar penjelasan dari


Ahli menyangkut Pasal 127 ayat (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2011. Ada pernyataan bahwa bisa diambil alih sementara. Kami ingin
penjelasan atau keterangan pendapat Ahli, bagaimana pengertian
sementara kewenangan dengan kewenangan tetap yang semestinya
mengenai pemilu gubernur, itu adalah kewenangan daripada KPU
Provinsi.

96. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

KPU Provinsi, ya.

97. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Bagaimana menurut Ahli? Apakah semua tahapan itu bisa


dilaksanankan terhadap, termasuk melakukan penetapan hasil
penghitungan suara? Satu. Kemudian kedua, bagaimana menurut Ahli,
mekanisme pengambilan keputusan terhadap pengambilalihan
sementara? Terima kasih, Yang Mulia.

98. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Saudara Ahli, silakan dijawab. Apakah pemegang kewenangan


sementara itu bisa mengambil alih semua proses? Dan apa bedanya
pemegang kewenangan sementara dan pemegang kewenangan tetap
dalam kasus ini?

99. AHLI DARI TERMOHON: YUSRIL IHZA MAHENDRA

Ya. Saya menafsirkan pengertian sementara di situ karena bukanlah


tugas KPU Pusat, KPU Republik untuk melaksanakan pemilihan umum
gubernur dan wakil gubernur di sebuah provinsi. Dalam kasus terjadinya
seluruh anggota KPU Provinsi itu diberhentikan, dalam hal ini oleh DKPP,
maka terjadi kevakuman, maka di situlah KPU mengambil alih tugas-
tugas itu sementara. Sekiranya sampai dengan selesainya … sekiranya
sebelum tahapan-tahapan seluruh tahapan selesai, maka kevakuman itu
sudah teratasi dengan dipilihnya pengganti-pengganti antarwaktu

16
komisioner-komisioner KPU di provinsi itu, maka KPU Republik, KPU
Pusat menyerahkan kembali tugas-tugas itu kepada komisioner yang
baru untuk menyelesaikan tahapan-tahapan tadi. Itu pengertian diambil
alih sementara.
Dalam kasus ini, sampai dengan seluruh tahapan-tahapan selesai
dan kemudian tidak terbentuk komisioner atau tidak terpilih komisioner
yang baru antarwaktu, maka tugas-tugas itu terus dapat dilaksanakan
oleh KPU Pusat yang mengambil alih tugas tadi.
Jadi, sampai di situ pemahaman saya terhadap pengertian
sementara di dalam Pasal 127 ayat (3) dari Undang-Undang
Penyelenggara Pemilu ini.

100. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Cukup, ya? Ini ndak usah didebat karena tidak usah mencari
kesepakatan. Jadi di pendapat Pak Yusril begitu, pendapat Anda nanti
ditulis bahwa saya tidak sependapat dengan itu. Nanti Hakim yang akan
memutus. Kalau seminar, mencari kesepakatan. Ini persidangan ndak
usah bersepakat. Masih ada pertanyaan?

101. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: ABU HANIFAH PAHEGE

Masih ada Nomor 90, Yang Mulia. Terima kasih. Nomor 89, mohon
maaf. Terkait dengan seluruh penjelasan daripada Saksi Ahli dari 1
sampai 4, kami terpasung pada pendapat di nomor 4.
Saksi Ahli. Bahwa seluruh rangkaian segala tindakan yang telah
diambil oleh Termohon dalam persoalan pelaksanaan Pemilukada
Sulawesi Ternggara, tetapi dalam kondisi dalam konteks yang
pelaksanaan pemilu tadi, ini salah satu Pemohon di sini, Pemohon Nomor
90, telah mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara Kendari
dan Pengadilan Tata Usaha Negara telah memutuskan dan membatalkan
seluruh perbuatan hukum daripada Para Termohon. Yang menjadi
pertanyaan kami, di mana posisi putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
tersebut? Demikian, terima kasih, Ahli. Wassalamualaikum wr. wb.

102. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan, Ahli.

103. AHLI DARI TERMOHON: YUSRIL IHZA MAHENDRA

Sepanjang yang saya ketahui, putusan itu belum inkracht oleh


karena sedang dilakukan upaya banding oleh Termohon ke pengadilan
tinggi. Jadi sampai sekarang, belum ada putusan yang tetap, dan karena

17
itu dianggap belum ada putusan, bahkan tahapan-tahapan dapat
dilanjutkan.
Bahwa seringkali terjadi dalam praktik bahwa penetapan sudah
dilaksanakan pemenangnya, kemudian dibawa ke Mahkamah Konstitusi,
Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan dan putusan Mahkamah
Konstitusi adalah final dan mengikat. Tapi pada tingkat Mahkamah
Agung, ternyata gugatan dimenangkan. Masalah itu saya tidak jawab, ya
saya kembalikan kepada Majelis untuk menilai, bagaimana ada Putusan
MK dengan Putusan Mahkamah Agung yang berbeda tentang suatu
masalah. Terima kasih.

104. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Yang Mulia.

105. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Pertanyaan lagi?

106. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Nomor 89, Yang Mulia. Ya, biar seragam, Yang Mulia.

107. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, silakan.

108. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Baik, terima kasih. Ahli, saya ingin menanyakan bahwa


kewenangan untuk menetapkan hasil itu adalah kewenangan untuk
pemilukada provinsi ... kewenangan KPUD ... KPUD Provinsi, KPU tidak
punya kewenangan untuk itu. Begitu pula dalam Peraturan Mahkamah
Konstitusi mengenai hukum acara pedoman beracara yang bisa dijadikan
objek adalah keputusan KPU Provinsi dan yang bisa dijadikan Termohon
adalah KPU Provinsi.
Dalam hal ini, ya pertama, apakah kalau dibenarkan tindakan KPU
yang menetapkan hasil itu tidak membuat kerancuan dalam hukum
kepemiluan dan hukum acara dalam berpedoman beracara di Mahkamah
Konstitusi? Satu hal. Hal yang kedua soal sementara tadi, ya. Apakah
sementara ya, sampai saja pada pemungutan suara, dia tidak boleh
menetapkan hasil? Menurut Ahli, apakah sebelum penetapan hasil

18
seharusnya sudah ada PAW? Karena faktanya, KPU RI tidak memproses
PAW. Itu saja, Yang Mulia, terima kasih.

109. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan, Pak.

110. AHLI DARI TERMOHON: YUSRIL IHZA MAHENDRA

Baik. Tentu dari segi kewenangan, KPU tidak berwenang


menyelenggarakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur di sebuah
provinsi. Tapi dalam kasus ini, yang menyelenggarakan itu KPU karena
dia mengambil alih tugas-tugas dari KPU Provinsi yang dalam keadaan
vakum karena dia diberhentikan. Saya tidak tahu apa ... seperti apakah
surat-surat, atau kop surat, atau apa pun namanya yang dilakukan oleh
KPU ketika mengambil alih itu. Mestinya dia akan mengatakan bahwa …
apa namanya ... Keputusan KPU Pusat atau KPU RI ya, dalam posisinya
mengambil alih tugas-tugas dari KPU di provinsi. Jadi, mesti ada
penegasan seperti itu. Ya kalau tidak seperti itu, itu memang timbul
kesan bahwa seolah-olah KPU Pusat menyelenggarakan pemilukada di
sebuah provinsi itu jelas tidak mungkin terjadi.
Nah, jadi saya tidak dapat menilai mengapa KPU tidak
menyelenggarakan secepat mungkin penggantian antarwaktu untuk
mengisi kevakuman itu, sehingga dia dapat menyerahkan kembali tugas-
tugas penyelenggaraan pemilukada itu sampai pada saat penetapan,
mungkin tidak lagi dilakukan oleh KPU yang mengambil alih tugas KPU
Provinsi, tapi sudah ... penetapan itu sudah rekapitulasi penghitungan
suara, penetapan itu sudah dapat dilakukan oleh KPU Provinsi. Saya
tidak dapat menilai dan juga tidak mengetahui sebab-sebabnya mengapa
KPU tidak melaksanakan penggantian antarwaktu secepat mungkin yang
seperti dikemukakan tadi.

111. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Baik, terakhir, Yang Mulia.

112. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Masih ada?

19
113. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-
X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Terkait soal Putusan DKPP terhadap pemecatan lima komisioner ya,


saya ingin tanyakan kepada Ahli. Dalam salah satu ya, diktumnya ya,
dalam pertimbangannya disebutkan bahwa terbukti lima komisioner ini
ya, telah melakukan tindakan verifikasi bakal pasangan calon secara
tidak cermat, sehingga membuat menjadi tidak berkepastian hukum.
Saya garis bawahi menjadi tidak berkepastian hukum. Bagaimana
pendapat Ahli setelah putusan itu ya, setelah putusan itu, apakah KPU
yang mengambil alih ini harusnya membuat keputusan itu menjadi
berkepastian hukum ataukah tetap harus melanjutkan ini? Karena ada
dalam Putusan DKPP soal itu. Terima kasih, Yang Mulia.

114. AHLI DARI TERMOHON: YUSRIL IHZA MAHENDRA

Kewenangan DKPP itu justru adalah memeriksa etik dari Komisioner


KPU dari segala tingkatannya. Jadi, alasan yang dipakai oleh DKPP
bahwa mereka tidak melaksanakan tugas-tugasnya secara profesional
melakukan verifikasi yang benar menurut aturan undang-undang, itu
adalah konsideran untuk menjatuhkan putusan, memberhentikan
anggota-anggota komisioner dari KPU. Bukan menjadi dasar, kemudian
bagi KPU Pusat yang mengambil alih tugas-tugas KPU Provinsi untuk
melakukan perubahan atau mengulang kembali proses-proses verifikasi
itu.
Memang idealnya adalah keputusan dari DKPP itu menyatakan
demikian dan kemudian merekomendasikan, mungkin Bawaslu juga
merekomendasikan, supaya penggantinya itu melakukan verifikasi ulang.
Tapi karena memang perintah seperti itu tidak ada, sedangkan
konsideran tadi tidak menjadi dasar untuk melakukan perintah untuk
verifikasi ulang, tapi menjadi dasar bagi pemberhentian ...
pemberhentian anggota Komisioner Provinsi. Jadi seperti apa nanti,
apakah itu wajar atau tidak wajar, itu saya tidak bisa menjawab, lebih
baik itu diserahkan kepada Majelis Hakim untuk menilainya.

115. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Yang Mulia, ini kan Putusan DKPP seperti itu ya. Dalam
penilaiannya, dalam persidangan-persidangannya yang kami ikuti,
terungkap juga bahwa pada saat verifikasi ya, misalnya Pemohon dalam
Perkara Nomor 90 ya, wakilnya dinyatakan sudah terverifikasi
dukungannya pada calon perseorangan yang kemudian diusung kembali
dalam partai politik ya, itu sama sekali tidak pernah diberitahukan

20
mengenai wakilnya. Nah, itu menjadi salah satu item pertimbangan DKPP
bahwa ini tidak cermat.
Menurut Ahli ya, dengan proses tahapan ini yang kemudian
mengakibatkan lahirnya beschikking-nya keputusan mengenai penetapan
pasangan calon yang memenuhi syarat, apakah itu harus terperbaiki
kembali ya setelah diambil alih tahapannya atau tidak? Terima kasih.

116. AHLI DARI TERMOHON: YUSRIL IHZA MAHENDRA

Keharusan berdasarkan perintah DKPP atau Bawaslu itu tidak ada,


jadi itu sebenarnya tergantung kepada pertimbangan-pertimbangan yang
dilakukan oleh KPU, dalam hal ini KPU Pusat yang mengambil alih tugas-
tugas dari KPU Provinsi tadi.
Dalam hal ini kan saya enggak bisa menilai, gitu kan, ini tugas
hakim ini. Jadi di sini mengatakan bahwa tidak perlu, Anda mengatakan
perlu, ya silakanlah kemukakan argumen, nanti biar Pak Ketua dan
Majelis Hakim yang ambil keputusan.

117. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Enggak, pandangan-pandangan Ahli?

118. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Oke, oke, cukup ya?

119. AHLI DARI TERMOHON: YUSRIL IHZA MAHENDRA

Ahli enggak bisa jawab jadi hakim, lain.

120. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Cukup, masih ada lagi?

121. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Yang Mulia, terakhir satu. Satu, Yang Mulia.

122. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: ABU HANIFAH PAHEGE

Terakhir, Pak.

21
123. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-
X/2012: M. YUSUF

Terakhir, Yang Mulia.

124. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Entar, sini saja, sini. Yang sebelah sini, Nomor berapa ini?

125. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Yang Mulia, terakhir.

126. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ini, ini, ini. Cukup? Anda cukup ya?

127. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Ya, saya, Yang Mulia.

128. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, silakan. Nanti yang terakhir di situ. (Suara tidak terdengar jelas)
ya, apa?

129. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: ABU HANIFAH PAHEGE

Terima kasih, Yang Mulia. Ahli, di dalam pelaksanaan


penyelenggaraan Pemilukada Gubernur/Wakil Gubernur Sulawesi
Tenggara, lembaga KPU telah melahirkan 2 keputusan untuk
menetapkan pasangan calon. Pertanyaan kami, Pak, apakah dalam
sebuah lembaga atau institusi negara mengeluarkan 2 keputusan untuk
dalam satu tujuan? Itu yang pertama.

130. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, itu, itu, itu faktanya. Jadi biar nanti Majelis yang menilai,
enggak usah dijawab. Apa lagi? Ada lagi?

22
131. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Mohon izin, Pak.

132. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: ABU HANIFAH PAHEGE

Ada lagi, Pak.

133. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Ada lagi, Nomor 91.

134. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Mana Nomor 91? Silakan.

135. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Nomor 91. Sebenarnya sangat terkait dengan Ahli hukum bahwa


sumber dari segala sumber kesalahan dalam penyelenggaraan Pilgub
Sultra ini adalah ketidakprofesionalnya unsur Komisioner KPU Sulawesi
Tenggara. Kita bisa lihat pada jadwal tahapan tidak berbentuk SK (…)

136. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Saudara mau tanya atau mau menerangkan? Kalau itu, kan sudah
ada di sini.

137. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

(Suara tidak terdengar jelas) menerangkan, hanya saya mau


tanyakan (…)

138. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Apa yang ditanyakan? Tanya, tanya!

139. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Kenapa bisa dilajutkan kalau tahapannya saja sudah salah dari segi
administrasi?

23
140. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Kenapa bisa dilanjutkan kalau tahapannya saja sudah salah?

141. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Sudah salah.

142. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya ini persoalannya kan masalah salahnya ini yang belum tentu


salah, itu kan (suara tidak terdengar jelas) Saudara.

143. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Artinya kalau salah, berarti kan hasilnya juga salah. Terima kasih.

144. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, kan belum terbukti kalau bersalah kan? Belum terbukti kalau
salah. Saya kira bukan jawaban yang bisa diberikan oleh Pak Yusril.
Masih ada lagi?

145. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Penutup, satu, Yang Mulia.

146. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya.

147. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Saudara Ahli, apakah di dalam memutuskan suatu Rapat Pleno KPU


yang dihadiri sekurang-kurangnya 4 orang komisioner, apakah … coba
Ahli menerangkan sahnya suatu keputusan atau Berita Acara Pleno yang
ditetapkan oleh komisioner, khususnya di Provinsi Sulawesi Tenggara
dalam kasus ini? Mohon dijelaskan Saudara Ahli.

148. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, pertanyaannya apa sah gitu ya? Apa keputusan yang diambil
komisioner yang tidak kuorum sah apa tidak, gitu pertanyaannya?

24
149. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-
X/2012: M. YUSUF

Ya, Yang Mulia.

150. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, silakan, Pak Yusril.

151. KUASA HUKUM:

Majelis.

152. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Jawab saja, Pak Yusril. Enggak usah, jawab saja dulu (…)

153. AHLI DARI TERMOHON: YUSRIL IHZA MAHENDRA

Sebenarnya lebih baik Majelislah yang memutuskan perkara ini, jadi


saya jangan didesak jadi hakim, gitu lho. Saya … memang ada
ketentuan-ketentuan bahwa prosedur pengambilan keputusan itu harus
mayoritas, makanya anggota komisioner itu selalu jumlahnya ganjil,
supaya kalau ambil keputusan mesti 3-2 kalau anggotanya 5.
Dalam hal ini, kan itu terjadi dispute mengenai apakah calon ini 4
atau 5? Yang kemudian terjadi perdebatan begitu, lalu ada yang 3
mengambil keputusan seperti ini, yang 2 mengambil keputusan lain,
mereka telah menempuh suatu prosedur konsultasi kepada KPU yang
lebih tinggi. Apakah keputusan mereka itu salah atau tidak, ya kita
serahkanlah kepada Majelis Hakim untuk memutuskannya, begitu.

154. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Ya. Yang Mulia Majelis Hakim.

155. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, saya kira cukup. Karena kita tidak akan mencari kesepakatan
dengan Pak Yusril. Kalau Saudara tidak sependapat, ditulis saja bahwa
saya (…)

25
156. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-
X/2012: IMAM WESTANTO

Mohon maaf, Yang Mulia. Interupsi, Yang Mulia. Satu pertanyaan,


Yang Mulia. Mohon izin, Yang Mulia.

157. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Tidak usah, tidak usah! Silakan, Pak Yusril, kalau meninggalkan (…)

158. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Yang Mulia. Pemohon 88 belum diberikan waktu, Yang Mulia, untuk


bertanya, Yang Mulia.

159. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Cukup! Sekarang silakan, Pak Simatupang.

160. AHLI DARI TERMOHON: DIAN P. SIMATUPANG

Baik, terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. Majelis


Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Mulia, izinkan saya menyampaikan
keterangan Ahli tentang karakter hukum keputusan dan berita acara
menurut Hukum Administrasi Negara sesuai dengan doktrin yang
disampaikan dalam Hukum Administrasi Negara.
Selanjutnya, Majelis Yang Mulia dan Bapak, Ibu sekalian. Dalam
teori Hukum Administrasi Negara sebagaimana dikemukakan Prof. A.D.
Belinfante dalam Kort Begrip van Het Administratief Recht, dikemukakan
keputusan administrasi negara sebagai keputusan tertulis suatu badan
administrasi yang ditujukan pada suatu akibat hukum, tidak termasuk ke
dalam suatu keputusan yang berakibat hukum, antara lain ada satu
Berita Acara yang lebih merupakan tindakan administrasi dibandingkan
suatu tindakan hukum.
Oleh sebab itu, perlu diterapkan, dibedakan antara apa yang
disebut perbuatan administrasi dan juga perbuatan hukum. Selanjutnya.
Oleh sebab itu, Majelis Yang Mulia, keputusan … karakter
keputusan sebagai suatu ketetapan memiliki kekuatan hukum mengikat
karena materi muatannya dipergunakan untuk pelaksanaan hubungan
hukum, administrasi yang melahirkan kewajiban, izin subsidi, atau
pemberian status. Karakter keputusan yang demikian mempunyai
kekuatan hukum ke luar. Artinya, mengikat tidak hanya badan
administrasi yang membentuknya, tapi juga ke luar badan administrasi
tersebut.

26
Suatu Berita Acara sebagai tindak administrasi bukan merupakan
perbuatan. Dan pada hakikatnya, ada yang merupakan persiapan suatu
ketetapan di dalam lingkungan administrasi yang bukan merupakan
keputusan karena tidak bertindak dan mengikat ke luar. Selanjutnya.
Oleh sebab itu, Majelis Yang Mulia, pada hakikatnya keputusanlah
merupakan akta autentik, sebagaimana dikemukakan dalam teori
sebagaimana Prof. Mr. A.D. Belinfante dan dikuatkan oleh Donner dalam
Publiekrecht menyatakan keputusan sebagai suatu ketetapan merupakan
akta autentik yang berlaku untuk pelaksanaan keputusan secara
langsung.
Dengan demikian menurut keduanya, keputusan memiliki sifat yang
sama dengan putusan hakim dan akta notaris sebagai alat bukti yang
sah menurut kekuatan hukum acara. Dengan kata lain, keputusan
memiliki sifat privillage du prealable, artinya keputusan mengikat hukum,
termasuk ke luar pembentuknya tanpa persetujuan pihak luar. Baik,
selanjutnya.
Oleh sebab itu, daya mengikat suatu keputusan, Majelis Yang Mulia
dan Bapak, Ibu sekalian, keputusan badan administrasi hakikatnya
merupakan pernyataan kehendak dari satu badan administrasi itu
sendiri. Sehingga keputusan badan administrasi mengikat ke luar setelah
ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan syarat yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan.
Keputusan badan administrasi tidak bersifat faktual, pada
hakikatnya tidak memiliki akibat hukum ke luar, sebagaimana suatu
dokumen biasa karena tindakannya sebagai tindakan administrasi.
Oleh sebab itu, kekuatan keputusan, Majelis Yang Mulia, Kraneburg
dalam teorinya Kraneburg dan Vegting mengemukakan, keputusan
sebagai suatu ketetapan mempunyai kekuasaan hukum formiil yang
mutlak atau absolute formele rechtskracht, yang artinya suatu keputusan
mempunyai pengaruh yang dapat diadakan oleh karena adanya
keputusan itu, sehingga perbuatan hukum yang dilakukan menjadi sah.
Dengan demikian menurut asasnya, suatu keputusan hanya dapat
dibatalkan dengan cara luar biasa, yaitu melalui cara yang ditetapkan
berdasarkan putusan hakim, tidak dengan putusan administrasi biasa.
Oleh sebab itu, dalam hal ini saya akan menjelaskan, Majelis Yang
Mulia. Bahwa Berita Acara pada hakikatnya sebagai dokumentasi
administrasi. Pembentukannya merupakan bagian dari tindakan faktual
dan bukan tindakan hukum yang memberikan pengaruh dan menjadi
dasar suatu perbuatan hukum menjadi sah. Berita Acara sebagai
tindakan faktual lebih merupakan tindakan persiapan menuju terciptanya
suatu perbuatan hukum. Berita Acara bukanlah suatu yang diadakan
yang menambah atau melaksanakan hukum, melainkan suatu perbuatan
yang menjelaskan suatu situasi faktual pada saat pembentukan Berita
Acara tersebut.

27
Oleh sebab itu, Majelis Yang Mulia dan Bapak, Ibu sekalian. Perlu
kita telaah bahwa ciri khas dari keputusan adalah menurut Prof. van der
Pot memenuhi ciri khas yang tidak dimiliki suatu bentuk lain, seperti
Berita Acara. Dan pada hakikatnya, menunjukkan bahwa ini merupakan
keputusan yang sah.
Pertama adalah keputusan di bawah organ yang berwenang
membuatnya.
Kedua, membuat … merupakan pernyataan kehendak atau motivasi
dalam konsiderans menimbangnya.
Ketiga, diberikan bentuk atau form yang ditetapkan dalam
peraturan perundangan dan dalam prosedur yang ditetapkan dalam
suatu peraturan perundang-undangan.
Dan yang keempat, isi dan tujuan keputusan sesuai dengan
maksud yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang menjadi
dasarnya.
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, Majelis Yang Mulia, konklusi
yang ingin disampaikan adalah bahwa keputusan merupakan akta
autentik sebagai suatu keputusan yang mengikat ke luar badan
pembentuknya yang memuat suatu kehendak badan pembentuknya
yang menciptakan tindakan hukum.
Berita Acara merupakan dokumen administrasi yang menjelaskan
kondisi faktual dalam situasi saat itu yang pada hakikatnya, Majelis Yang
Mulia berbeda dengan keputusan tidak memuat kehendak badan
pembentuknya sebagai suatu perbuatan hukum yang sah.
Demikian Majelis Yang Mulia, terima kasih. Assalamualaikum wr.
wb.

161. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Dipersilakan, digilir saja dulu, Pemohon Nomor 88.

162. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: IMAM WESTANTO

Terima kasih, Yang Mulia. Bismillahirrahmaanirrahiim. Kepada Ahli,


saya mau menanyakan secara formal mengenai kekuatan keputusan
yang tadi Ahli sudah sampaikan. Pertanyaan saya adalah apabila suatu
keputusan pejabat negara terbukti dibuat secara melanggar Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan hukum yang berlaku,
apakah keputusan tersebut batal demi hukum atau dapat dibatalkan?
Mohon dijawab.

163. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Nomor berikutnya, 89?

28
164. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-
X/2012: ABU HANIFAH PAHEGE

Terima kasih, Yang Mulia. Berhubung semua pendapat Ahli yang


dituangkan oleh Saksi Ahli di dalam notanya pada hari ini adalah
merupakan pendapat Ahli dari luar barangkali, dari asing, katakan seperti
itu, yang menjadi pertanyaan kita, apakah pendapat-pendapat ini sesuai
dengan asas-asas dan prinsip-prinsip daripada ketatanegaraan kita? Itu
kami ragukan itu. Demikian, Yang Mulia. Terima kasih.

165. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, pertanyaan berikutnya Nomor 90?

166. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: L.M. BARIUN

Terima kasih, Yang Mulia. Tadi Ahli menjelaskan tentang kejadian


satu keputusan yang mana tadi menyangkut Berita Acara. Yang saya
maksud di sini adalah dimaksud oleh Ahli kalau KPU itu kan bersifat
kolegial, Berita Acara sangat menentukan sebagaimana diatur Pasal 32,
Pasal 33, kan di situ mengaturnya. Yang dimaksud oleh Ahli yang mana?
Keputusan administrasi negara yang lain atau berbentuk KPU kolegial?
Ini saya mohon penjelasan dari Ahli, kolektif kolegial itu. Terima kasih.

167. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Nomor 91?

168. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-


X/2012: LA ODE ASIS

Terima kasih, Dewan Hakim Yang Mulia. Ya terkait dengan


penjelasan Staf Ahli mengenai keputusan, khususnya yang saya perlu
pertanyakan yang dibuat oleh KPU Provinsi tentang tahapan ini, apakah
yang ada itu jadwal atau keputusan? Karena saya lihat di sini adalah
bukan keputusan, hanya jadwal biasa. Justru itu yang saya katakan
bahwa ini adalah sumber dari segala kesalahan sebenarnya, kenapa
dilanjutkan? Karena saya lihat di sini kalau SK ada acuan, (suara tidak
terdengar jelas) memerhatikan dan seterusnya, tapi ini (suara tidak
terdengar jelas) ini tidak ada. Pertanyaan saya, apakah ini mengikat
secara hukum kalau hanya jadwal biasa? Ini pertanyaannya. Sehingga
tidak punya sanksi.

29
169. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, silakan Saudara Ahli dijawab!

170. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-


X/2012: LA ODE ASIS

Terima kasih.

171. AHLI DARI TERMOHON: DIAN P SIMATUPANG

Baik, terima kasih, Ketua Yang Mulia. Pertama adalah mengenai


bahwa formal sah tersebut, tadi disampaikan Prof. van der Pot juga
dinyatakan bahwa suatu keputusan memiliki empat karakteristik yang
harus dipenuhi. Pertama adalah oleh pejabat yang membuatnya sah
berwenang. Kedua, dengan prosedur dan syarat tidak mengandung
kekurangan yuridis. Maupun yang keempat adalah diberi bentuk form-
nya.
Pada hakikatnya, menurut Hukum Administrasi Negara bahwa suatu
keputusan menjadi batal demi hukum apabila memang kekurang …
mengandung kekurang yuridis, yaitu apabila mengandung paksaan dan
tipuan.
Sementara kedua, jika dapat dibatalkan, apabila memang suatu
keputusan ta … keputusan mengandung salah kira atau dwaling yang
pada hakikatnya misalnya salah kira terhadap suatu peraturan
perundang-undangan.
Kemudian yang kedua, apakah mengenai pendapat tadi yang
disampaikan pada hakikatnya itu harus ada doktrin, doktrin tidak
mengenal pada hakikatnya apakah berasal dari luar atau dalam negeri,
tapi pada intinya sebagai doktrin, sebagai suatu sumber hukum
merupakan bagian dari sumber hukum tersendiri.
Mengenai apa yang disampaikan tadi mengenai Berita Acara bahwa
pada hakikatnya apa yang saya sampaikan bahwa maksud dari ini adalah
keputusan yang ditetapkan dengan keputusan secara … diberi bentuk
oleh peraturan dasarnya atau dan bukan suatu Berita Acara yang me …
yang merupakan suatu bentuk formal dokumen administrasi.
Sementara mengenai tahapan tadi yang disampaikan bahwa pada
hakikatnya, Majelis Yang Mulia. Bahwa suatu ke … pada hakikatnya
keputusan mungkin saja mengandung materi muatan mengenai jadwal,
tapi pada hakikatnya suatu keputusan tadi yang disampaikan Prof. van
der Pot pada hakikatnya dibuat oleh pejabat yang wewenang dan
mengandung materi yang ditetapkan dalam peraturan dasarnya.
Saya kira demikian, Yang Mulia.

30
172. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, baik, dengan demikian (…)

173. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Satu lagi, Yang Mulia. Mohon, Yang Mulia. Satu saja, Yang Mulia.
Pemohon 88, Yang Mulia.

174. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan.

175. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Ya, terima kasih, Yang Mulia. Saudara Ahli ya, Saudara dalam
bagian ciri khas keputusan pada poin nomor 3 dan nomor 4, yaitu
diberikan bentuk form yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan. Kemudian empat, isi dan tujuan keputusan sesuai dengan
maksud yang ditentukan peraturan perundang-undangan menjadi
dasarnya.
Saya ingin menanyakan kepada Saudara Ahli ya berkaitan dengan
suatu keputusan ya, dapatkah dibenar … karena saya memakai
melanggar hukum ya, bukan tidak sah, dapatkah dibenarkan secara
hukum seseorang membuat keputusan yang mendasarkan pada suatu
yang melanggar hukum? Kemudian kedua … melanggar hukum ini tentu
undang-undang ya.
Kemudian kedua, apa akibat hukumnya suatu keputusan yang
dibuat ya yang mendasarkan pada suatu yang melanggar hukum
tersebut?
Kemudian berkaitan dengan … tiga ya, berkaitan dengan terbitnya
Keputusan KPU Provinsi Nomor 29 tentang Penetapan Pasangan Calon
ya, ilustrasi lahirnya keputusan ini awalnya adalah adanya keputusan 1
Oktober ya … 1 Oktober yang di … yang dihadiri oleh empat komisioner
KPU pada waktu itu. Kemudian ditetapkan empat pasang calon … empat
pasang calon yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat ada
satu, yaitu Drs. Sabaruddin Labamba dan pasangannya. Kemudian
ditetapkan, disetujui oleh 3 orang, disetujui oleh 3 komisioner.
Kemudian dalam kelanjutannya, pada tanggal 12, terbit Berita
Acara ya, Berita Acara yang ditandatangani oleh 3 komisioner dengan 4
pasang calon.
Kemudian, terbit pada tanggal 12 pula … terbit Berita Acara Nomor
270/344 tentang 3 pasangan calon. Di dalam Keputusan 29 itu, akhirnya

31
mendasarkan pada hasil Rapat Pleno Penetapan Pasangan Calon dan
Wakil … Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor 270/344 tentang 3
pasang calon yang disetujui oleh dua komisioner, dua komisioner.
Kemudian berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2011 (…)

176. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Saudara, itu (…)

177. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Dalam Pasal 33 ayat (…)

178. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Itu sudah bukan pertanyaan, sudah mau … itu wewenangnya


Hakim untuk menjawab itu. Saudara jawab tadi, apakah sah sebuah
keputusan yang dibuat tidak sesuai dengan undang-undang? Apa
akibatnya kalau ada sebuah keputusan yang melanggar undang-undang?

179. AHLI DARI TERMOHON: DIAN P. SIMATUPANG

Baik, terima kasih, Ketua Yang Mulia. Pada hakikatnya bahwa suatu
keputusan, tadi dijelaskan bahwa keputusan pada hakikatnya mungkin
mengandung kekurangan yuridis atau (suara tidak terdengar jelas) itu
tadi, sehingga mana nanti dipilah, apakah kekurangan yuridis tersebut
sebagai akibat suatu paksaan, atau tipuan, atau merupakan salah kira
atau dwaling.
Dari sini, Majelis, nanti pada upaya hukum yang akan disampaikan,
maka ditelaah. Apakah kekurangan yuridis tersebut batal demi hukum
karena akibat adanya paksaan atau tipuan atau karena salah kira
sehingga dapat dibatalkan? Jadi dari kekurangan dari karakteristik dari
kekurangan yuridis itulah dapat ditelaah, apa keputusan tersebut
menjadi batal demi hukum atau dapat dibatalkan.

180. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Oke, tugas Anda adalah menyimpulkan bahwa kekurangan itu


memang karena salah secara hukum. Tugas Anda nanti (suara tidak
terdengar jelas) bahwa itu tidak salah, kan gitu.

32
181. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-
X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Satu lagi, Yang Mulia.

182. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Nanti kita akan timbang yang mana benar pertimbangannya.

183. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

Yang Mulia, dari Termohon ada satu pertanyaan, Yang Mulia.

184. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan.

185. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

Baik, Saudara Ahli. Bahwa dalam Pilkada Gubernur dan Wakil


Gubernur Sulawesi Tenggara ini, permasalahan yang paling inti adalah
berkaitan dengan yang tadi dibilang oleh Pemohoon penetapan
pasangan calon.
Bahwa ada dua Berita Acara yang satu meloloskan 4 pasangan
calon, satu Berita Acara yang lainnya meloloskan 3 pasangan calon yang
ditindaklanjuti dengan keputusan. Yang meloloskan 4 pasangan calon ini
tidak ditindaklanjuti dengan keputusan, dan itu pun penomorannya
salah, yaitu nomornya 344/270. Seharusnya yang benar secara
nomenklatur, penomoran administrasi adalah 270/344 yang
ditindaklanjuti oleh keputusan.

186. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Yang Mulia.

187. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

Dalam hal ini … sebentar, sebentar. Tadi ada gilirannya, Saudara


(…)

188. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Keberatan, Yang Mulia.

33
189. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ndak ada, ndak ada keberatan. Kamu diam saja, sana dulu!

190. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

Dalam hal ini yang ingin kami tanyakan, ketika KPU akan
mengambil alih, mana dasar yang lebih kuat? Apakah Berita Acara yang
ditindaklanjuti oleh dengan keputusan atau Berita Acara saja yang
nomornya juga salah? Terima kasih, Yang Mulia.

191. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan jawab.

192. AHLI DARI TERMOHON: DIAN P. SIMATUPANG

Baik, terima kasih, Ketua Yang Mulia. Pada hakikatnya suatu produk
administrasi (suara tidak terdengar jelas) Hukum Administrasi, maka
pejabat administasi di atasnya yang melakukan … apa … pengambil
keputusan atas suatu benar-salahnya suatu keputusan. Jadi, ada upaya
administrasi luar biasa yang dilakukan oleh pejabat administrasi di
atasnya dan upaya hukum luar biasa yang dilakukan dalam prosedur
peradilan ini. Demikian, Yang Mulia.

193. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, nanti Saudara boleh bantah itu di kesimpulan Saudara.

194. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Satu lagi terakhir dari 89, Yang Mulia. Sejak tadi minta kesempatan.

195. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, 89.

196. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Baik, terima kasih. Ahli ya, ini ada keputusan yang lahir oleh KPU
sebelumnya yang dipecat oleh 5 komisioner. Dalam Putusan DKPP,
terbukti keputusan itu diambil secara tidak cermat. Pasangan calon tidak

34
diverifikasi secara baik, berakibat terhadap tidak berkepastian hukumnya
putusan tersebut, ya.
Nah, setelah dipecat, kemudian berganti orang lain, lembaga lain
yang mengambil alih itu, ya. Kalau lembaga yang mengambil alih
mengetahui bahwa beschikking-nya keputusannya itu cacat ya, tidak
berkepastian hukum, apa tindakan administrasi yang harus dilakukan
oleh lembaga yang mengambil alih atau pejabat yang mengambil alih?
Apakah dia memperbaiki keputusan itu atau tidak menurut Ahli?

197. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan.

198. AHLI DARI TERMOHON: DIAN P. SIMATUPANG

Baik, terima kasih, Yang Mulia. Pada hakikatnya ini bahwa apakah
perlu tidak diperbaikinya, tadi sampaikan kepada pertanyaan
sebelumnya. Baiknya bergantung pada pejabat adminitrasi di atasnya.
Nah, itu dilihat pada motivasi, apakah perlu diperbaiki atau tidak.
Jadi, apakah (suara tidak terdengar jelas) administrasi upaya luar
biasa dilakukan oleh pejabat administrasi dinyatakan perlu atau tidak,
maka administrasi negara memiliki atau yang di atasnya memiliki untuk
… kewenangan untuk menyatakan itu keputusannya. Demikian.

199. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Tidak perlu mencari kesepakatan. Dengan demikian, keahlian


Saudara sudah ditumpahkan di sini. Saya kira dari Ahli dinyatakan cukup,
Saudara boleh kalau meninggalkan ruang sidang. Bayaran nanti di luar
saja atau sudah tadi kali.
Saudara, tiga Saksi yang Saudara ajukan sekarang dipersilakan
dipanggil siapa saja?

200. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Pertama-tama Bapak Asri, Bapak sudah hadir, ya? Kemudian Dr. H.


Nurdjajadin, ada?

201. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Mana-mana namanya? Sebentar, sebentar dulu, mau disumpah


dulu!

35
202. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Satu lagi Pak Mas’udi.

203. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Yang mana, orangnya mana? Pak Mas’udi, mana orangnya? Maju,


Pak. Coba suruh maju, mana? Saudara dikasih tiga, sana dua.

204. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Pak Mas’udi dan kemudian Dr. Nurdjajadin.

205. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Mana Pak Dokter? Siapa lagi satunya?

206. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Dan Pak Asri, S. Sos., Sarjana Sosial.

207. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ini Pak Mas’udi, Dr. Nurdjajadin ya? Kemudian Bapak Asri.


Kemudian yang dua sekalian, siapa yang dari Terkait? Dua saja. Siapa
yang mau diajukan hari ini?

208. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ANDI SYAFRANI

Pak Munsir.

209. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Pak Munsir, catat yang dari Terkait. Berikutnya?

210. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: ANDI SYAFRANI

Pak Nur Amin.

211. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Pak Nur Amin, cukup. Maju!

36
212. KUASA HUKUM:

Yang Mulia, mohon izin, Yang Mulia.

213. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Saudara beragama Islam semua? Ada yang tidak Islam? Islam


semua. Silakan ambil sumpah, Pak.

214. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN

Mohon ikuti saya.


“Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai
Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari
yang sebenarnya.”

215. SELURUH SAKSI YANG BERAGAMA ISLAM BERSUMPAH:

Bismillahirrahmaanirrahiim. Demi Allah saya bersumpah sebagai


Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari
yang sebenarnya.

216. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN

Terima kasih.

217. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, silakan.

218. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Mohon izin, Yang Mulia.

219. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Dimulai dari Pak Mas’udi. Ini kalau interupsi-interupsi terus, kayak


Indonesia Lawyers Club, enggak boleh di sini. Itu porsinya Pak Karni
Ilyas. Kalau di sini ... silakan, Pak Mas’udi, mana dia?

220. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Terima kasih, Yang Mulia. Pertama-tama saya sampaikan bahwa ...


saya perkenalan sedikit, Yang Mulia, saya adalah mantan Ketua KPU

37
Provinsi Sulawesi Tenggara dan alhamdulillah pada kesempatan ini saya
akan mengajukan keterangan secara tertulis dan yang akan saya
sampaikan hanya inti-intinya saja.

221. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Saudara mantan Ketua KPU yang diberhentikan oleh DKPP?

222. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Betul, Yang Mulia.

223. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, silakan.

224. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Saya hanya ingin menceritakan sedikit tentang pengambilan ...


proses pengambilan keputusan dalam proses penetapan calon, yang
mana sesuai dengan tahapan pemilukada gubernur yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Nomor 12 bahwa jadwal penetapan calon pada
tanggal 1 Oktober 2012 dan kita laksanakan pada saat itu Rapat Pleno
yang dihadiri oleh empat orang Komisioner dan prosesnya berlangsung
pada sore hari. Yang mana pada saat itu, belum ada pengambilan
keputusan, sehingga Rapat Pleno pada saat itu deadlock karena ada
permasalahan Pasal 35, 36 ayat (3) menyangkut salah satu pasangan
calon, yaitu Bapak Ali Mazi, yang mana waktunya Bapak H. Wuata
Saranani tidak memenuhi syarat karena sudah mencalonkan diri sebagai
pasangan calon perseorangan atas nama Bapak La Ode Asis, dimana hal
ini bertentangan dengan Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2010 Pasal 35,
36 ayat (3). Dan menurut kami, disepakati dalam forum itu bahwa masih
ada empat hal yang harus kita konsultasikan, yaitu pertama masalah
adanya di samping Pasal 35, 36 ayat (3) tadi ada juga permasalahan
dukungan ganda partai politik, yang mana beririsan antara Pasangan
Nusa dan Pasangan Ali Mazi-Wuata Saranani.
Selanjutnya, ada masalah dokumen, yang mana dokumen
pencalonan dikuasai oleh Saudara Ketua Pokja pada saat itu dan baru
kami diperlihatkan pada tanggal 1 Oktober. Jadi dari pada ... dari tahap
verifikasi, itu kita tidak melihat secara keseluruhan. Seharusnya dokumen
itu difotokopi baru dibagikan kepada semua komisioner, dipelajari
sebelum Rapat Pleno penetapan calon. Sehingga pada saat itu kita
sepakat, utamanya Pasal 35, 36 ayat (3) untuk mengonsultasikan ke KPU
Pusat hal tersebut. Sehingga pada tanggal 2 Oktober, kami semua
Komisioner, pada saat itu yang mana salah satu tidak sempat hadir di

38
kantor KPU, yaitu Saudara Sahir, dan yang hadir dari komisioner ada
empat orang. Dan pada saat itu kami belum membawa laporan
kronologis karena apa, deadlock. Karena sesuai aturan seharusnya
sesuai tahapan dan juga dokumen-dokumen tidak dibawa oleh Saudara
Ketua Pokja pada saat itu dan dipertanyakan oleh Ketua KPU RI,
“Apakah sudah ada laporan kronologis dan dokumen-dokumen?” Kami
menjawab, “Belum ada.” “Kalau begitu, dipersiapkan dulu, nanti akan
kami … setelah itu, baru kami panggil kembali.”
Dan sesuai undangan KPU RI tanggal 8 Oktober, kita diundang
untuk mengklarifikasi tentang deadlock-nya proses penentapan calon itu,
sehingga kami hadir. Pada saat itu, salah seorang anggota KPU Provinsi
tidak sempat hadir lagi, yaitu Saudara La Ode Ardin dan pada saat itu
yang hadir dari KPU Pusat, ketua dan 6 orang anggota semuanya hadir.
Dan pada saat itu, kita simulasi dan di-list di papan tentang partai-
partai yang beririsan antara Pasangan Nusa dan Pasangan Ali Mazi-
Wuata Saranani.
Dan pada saat itu, salah satu anggota KPU, yaitu Bapak
Yuliadiantoro memperlihatkan SK Menkumham kepada kami bahwa salah
satu partai yang mengusung Bapak Ali Mazi itu adalah Partai PSI, yang
mana sudah berubah berbadan hukum menjadi Nasional Republik. Dan
juga masih ada beberapa partai politik, yang mana sah mendukung Nusa
ada 4 partai politik yang pada saat itu sudah disurati mereka pada
tanggal 10 September pada saat verifikasi tahap pertama.
Dan sesuai Peraturan KPU Pasal 43 dan Pasal 39 Peraturan KPU
Nomor 13 Tahun 2010, apabila partai politik sudah mendukung salah
satu pasangan calon, itu tidak dibenarkan lagi untuk menarik
dukungannya. Dan pada tanggal 10 Sepetember itu kita sudah surati
pasangan bakal calon pada saat itu, menyampaikan bahwa ini sudah sah
mendukung pasangan ini.
Saya lanjut, Yang Mulia. Jadi sehingga pada saat konsultasi pada
tanggal 8 Oktober, itu clear bahwa Pasangan Ali Mazi tidak mencukupi
15%, sehingga otomatis tidak berhak lolos sebagai calon.
Sepulang kami dari konsultasi pada saat itu, pada tanggal 12
Oktober sesuai dengan reschedule tahapan berdasarkan keputusan KPU
Provinsi Nomor 28. Bahwa karena kesepakatan waktu tanggal 1 itu
reschedule itu tidak bisa melawati tanggal 12 Oktober. Karena kalau
melewati, bisa menggeser tahapan hari H tanggal 4 November dan itu
melanggar Undang-Undang Nomor 32 dan diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010.
Sehingga pada waktu itu kita Rapat Pleno, undangan jam 09.00
pagi dan karena tidak kuorum, di-skorsing sampai jam 13.00 dan nanti
jam 14.00 siang baru terkumpul 55 anggota KPU Provinsi dan itu sudah
dianggap kuorum.
Dan ternyata, pada saat itu 2 orang anggota KPU, Saudara Eka
Suaib dan Sahir tetap bertahan bahwa Ali Mazi tetap memenuhi syarat.

39
Dan mereka minta untuk diganti pasangannya, sedangkan satunya tetap
menyatakan tidak harus ... Saudara Ardin, tidak harus mengganti
pasangannya, yaitu karena itu sudah rumit persoalannya kalau diganti.
Sementara saya sendiri selaku Ketua KPU dan Saudara Bosman, itu
menyatakan sesuai hasil konsultasi dan sesuai pemberitahuan tanggal 10
September itu bahwa Pasangan Ali Mazi dan Wuata Saranani itu sudah
tidak memenuhi syarat. Jadi kita tidak perlu lagi membicarakan mau
diganti pasangannya atau bagaimana, yang jelas yang memenuhi syarat
hanya 3 pasang calon.
Sehingga, perdebatan terus, masing-masing bertahan pada
pendapatnya sampai pada pukul 23.00 dan sebelumnya, itu ada Saudara
Eka Suaib menandatangani surat untuk menyurati Saudara Ali Mazi untuk
mengganti pasangannya, tetapi itu pun saya disodorkan surat untuk
menandatangani, saya waktu itu saya menolak. Bagaimana mungkin
saya mau tanda tangani surat itu, sementara saya sudah katakan itu
sudah tidak memenuhi syarat dan sesuai peraturan perundang-
undangan. Dan yang berhak, sebetulnya sesuai Undang-Undang Nomor
15 yang berhak menandatangani surat (suara tidak terdengar jelasi)
adalah Ketua KPU. Namun, pada saat itu saya melihat kalau tidak
dilayani, itu nanti deadlock lagi, akan menggeser tahapan hari H,
sehingga muncullah berkas Wuata Saranani dengan Bapak Ali Mazi,
dengan pasangannya Bapak Bisman Saranani, yang menggantikan
Wuata Saranani.
Jadi, Bapak Wuata Saranani dan Bisman Saranani ini bersaudara.
Sehingga berkas Bisman Saranani waktu itu saya tanya, berkas ini dan
tanya masalah berkas pemeriksaan kesehatan.
Sesuai prosedur, kita harus menyurati bakal calon untuk
merekomendasikan dimana diperiksa kesehatannya. Dan pada saat
setelah pemeriksaan kesehatan, yang akan membawa hasil pemeriksaan
kesehatan itu ke KPU Provinsi bukan calon, tapi tim dokter yang
menyerahkan hasil pemeriksaan kesehatan itu sesuai prosedur. Saya
bilang kepada Saudara Eka Suaib selaku Ketua Pokja, “Apakah prosedur
ini sudah ditempuh? Jangan sampai ini hanya pemeriksaan.” Jawaban
Pak Eka pada saat itu, “Ini memang tidak seperti itu, ini hanya
pemeriksaan pribadi.” Saya bilang, “Satu pelanggaran kita kalau kita mau
proses ini.”
Yang kedua, saya bilang, “Apa dasar aturan kita dengan serta-
merta kita mengganti Pasangan Bapak Ali Mazi dan Wuata Saranani
menjadi Bisman Saranani? Dan disebutlah Pasal 50 ayat (1) Peraturan
KPU Nomor 13 Tahun 2010. Saya bilang, “Mari kita buka aturan ini
bersama-sama, supaya jelas dasar kita.” Maka pada saat itu, kita buka
aturan itu. Dan pada saat itu, kita baca bersama-sama, ternyata isi Pasal
50 ayat (1) dan ayat (2) itu mengatakan di situ bahwa bagi pasangan
yang meninggal dunia.

40
Nah, saya bilang, “Bagaimana ini, Pak Eka?” Pokoknya, katanya ini
sudah memenuhi administrasi, kita harus proses. Saya bilang, “Tidak bisa
seperti itu, kita harus cari dasar hukumnya!” Disebut lagi Pasal 45, Pasal
45 merujuk Pasal 43, Pasal 39. Dasar hukumnya tidak jelas,
menganggap Pasal 39 yang saya sebutkan bahwa menunjukkan partai
politik yang sudah mendukung salah satu pasangan, itu sudah tidak bisa
menarik pasangannya.
Nah, dalam proses kasus partai politik yang beririsan antara Ali Mazi
dan Pasangan Nusa, itu yang saya mendukung awal itu, kepengurusan
yang awal, itu beberapa partai politik seperti kami surati tanggal 10
September itu adalah sah mendukung Nusa.
Nah, kalau ini saya bilang ini kita lihat lagi, melanggar lagi saya
bilang. Dan mereka tetap bertahan, sehingga pada tanggal ... jam 10.00,
kurang-lebih lewat 35, saya lihat kalau melewati batas ini, akan deadlock
lagi itu bisa menggeser tahapan. Karena besok harus kita undang
pencabutan nomor urut.
Maka pada saat itu, saya mengambil kesimpulan selaku pimpinan
rapat, membacakan bahwa yang memenuhi syarat untuk jadi bakal calon
gubernur menjadi calon gubernur, hanya 3 pasang calon, yaitu Bapak
Buhari Matta-M.Z. Amirul Tamim, Bapak Nur Alam-Saleh Lasata dan yang
ketiga, Bapak Ridwan Bae dan Haerul Saleh. Dan pada saat itu, saya
ketuk palu karena tidak ada protes pada saat itu, selesai (suara tidak
terdengar jelas).
Nanti pada (suara tidak terdengar jelas) muncul Berita Acara dua
versi, ada yang ditanda tangan 3 orang, ada yang ditanda tangan 2
orang. Sehingga kami berkesimpulan, kami tetap berpegang pada
keputusan Rapat Pleno tanggal 12 malam itu bahwa ditetapkan hanya 3
pasang calon. Sehingga kami mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 29
tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, yang
mana terdiri dari 3 pasang.
Selanjutnya, kami undang untuk pencabutan nomor urut pada
tanggal 13 Oktober. Dan yang hadir pada saat itu 3 pasang ditambah 1
bakal calon, Bapak Ali Mazi yang berpasangan dengan Bisman Saranani.
Kami kaget kenapa beliau juga hadir? Ternyata beliau mendapat
undangan yang ditandatangani oleh Saudara Ardin selaku … menurut
dia, dia sudah ditunjuk sebagai ketua yang baru. Oleh hasil Rapat Pleno
3 orang, yaitu Saudara Ardin, Eka Suaib, dan Sahir. Sehingga Bapak Ali
Mazi memegang surat undangan itu untuk masuk di ruangan pertemuan
puncak … eh, Rapat Pleno terbuka pencabutan nomor urut. Sementara
kami sebagai Ketua yang sah, sampai hari itu hanya menandatangani 3
undangan seperti yang ditetapkan tadi, 3 pasang calon. Maka memang
terjadi pada saat itu sedikit kegaduhan dalam forum karena bakal calon
Bapak Ali Mazi yang tidak lolos yang berpasangan dengan Bisman
Saranani ikut hadir dan memaksa kami untuk mengikutkan beliau, tetapi

41
kami tetap bertahan pada keputusan kami, yaitu sesuai nomor pada apa
… Keputusan Nomor 29 Tahun 2012.
Dan selanjutnya, proses pada saat itu, nanti pada saat tenang
malam harinya, kami mempersilakan pembawa acara untuk memanggil
pasangan yang ditetapkan 3 pasang mencabut nomor urut. Dan
alhamdulilah, berjalan dengan lancar sudah tidak ada lagi protes dari
Bapak Ali Mazi waktu itu, sehingga 3 pasang calon maju mencabut
nomor urut.
Bahkan Bapak Ridwan Bae yang berpasangan dengan Bapak Haerul
Saleh pada saat itu sempat bertanya kepada saya selaku pimpinan rapat,
“Apakah proses ini yang kita lakukan sah atau tidak? Kalau sah saya
maju mau mencabut nomor urut, kami maju mencabut nomor urut.
Kalau tidak sah, kami tidak mau maju.” Saya bilang, selaku pimpinan
rapat dan sesuai keputusan sah, maka beliau mempersilakan
pasangannya untuk maju mencabut nomor urut pada malam itu. Dan
alhamdulillah pada malam itu selesai acara pencabutan nomor urut dan
selanjutnya kami menetapkan, menerbitkan Surat Keputusan Nomor 30
tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Gubernur dan Wakil
Gubernur.
Dan setelah proses penyusunan jadwal kampanye juga, besoknya
dihadiri oleh semua tim kampanye dan disepakati 3 pasang calon yang
hadir kami undang dan sepakat menyetujui jadwal kampanye yang kami
susun. Dan selanjutnya acara penyampaian visi-misi di DPRD Provinsi,
meskipun sedikit tertunda, tetapi alhamdulillah sudah berjalan juga. Dan
pada sore harinya, acara deklarasi damai dan alhamdulillah tiga pasang
calon semuanya hadir juga menghadiri deklarasi kampanye damai pada
sore hari itu dan menandatangani draf untuk dicetak di kartu suara
tentang foto dan nomor urut mereka ditandatangani, alhamdulillah
berjalan.
Dan setelah itu, pada tanggal 18 Oktober, kami diundang oleh KPU
RI untuk melakukan … menjelaskan proses tahapan perkembangan
proses tahapan yang sudah terjadi. Dan pada saat itu kami berlima
sudah hadir semua. Kalau tanggal 2 tadi satu orang tidak hadir, tanggal
8 satu orang, sekarang semua sudah hadir. Pada tanggal 18 Oktober,
kami hadir dan pada saat itu yang hadir dari KPU RI, ketua dan bersama
tiga orang anggota KPU RI dan pada saat itu kita menyampaikan
klarifikasi perkembangan tahapan yang terjadi. Dan pada saat itu di (…)

225. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, Pak. Baik, baik. Substansinya sudah ditangkap, kemudian soal


proses-proses pun nanti kami baca sendiri ya yang Bapak tulis.

42
226. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Secara tertulis kami akan serahkan, Yang Mulia.

227. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, baik. Nanti yang tertulis serahkan, tapi substansinya ada


persoalan persyaratan menyangkut Pak Ali Mazi yang kemudian
diputuskan seperti itu tadi, nah nanti kami pertimbangkan. Nah, soal-soal
proses berikutnya, itu sudah, nanti bisa dibaca sendiri.

228. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Terima kasih, Yang Mulia.

229. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Berikutnya Dr. Nurdjajadin. Silakan, Pak.

230. SAKSI DARI TERMOHON: NURDJAJADIN

Assalamualaikum wr. wb. Terima kasih, Yang Mulia. Saya


perkenalkan diri, Dr. Nurdjajadin Abu Kasim, Kepala Rumah Sakit Umum
Provinsi Sulawesi Tenggara dan sekaligus Ketua Tim Pemeriksa
Kesehatan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi
Tenggara yang ditunjuk oleh KPU berdasarkan SK Nomor 25/KPTS/KPU-
Provinsi.026/8/Tahun 2012.
Saya selaku Ketua Tim telah menerima 5 pasang rekomendasi yang
dibuat oleh KPU Provinsi Sulawesi Tenggara untuk dilakukan
pemeriksaan kesehatan. Di antaranya H. Nur Alam, S.E. berpasangan
dengan H.M. Saleh Lasata. Kemudian Dr. H. Buhari Matta, M.Si.
berpasangan dengan Drs. H. M.Z. Amirul Tamim. M.Si. Kemudian H. Ali
Mazi, S.H. berpasangan dengan H. Wuata Saranani, S.E. Ir. Ridwan Bae
berpasangan dengan Haerul Saleh, S.H. Kemudian Drs. Sabaruddin
Labamba, M.Si. berpasangan dengan Muhammad Kasir, S.E., M.Si.
Setelah kami menerima rekomendasi dari KPU secara tertulis
beserta foto masing-masing kandidat, kami membuat surat pernyataan
dari masing-masing calon bahwa bersedia dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara menyeluruh dan bersedia hasil pemeriksaan
kesehatannya kami serahkan ke KPU. Semua lengkap datanya.
Tanggal 3, 4, 5, 6, dan 7 September menurut jadwal yang saya
dikasih oleh KPU, kami sudah memeriksa kesehatan secara menyeluruh
kepada 5 bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Kemudian kami
buatkan rekap hasil pemeriksaan, kami rapatkan di internal tim

43
pemeriksa kesehatan di rumah sakit untuk menetapkan kelima pasang
itu, apakah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani atau tidak.
Sesudah kami rapat tanggal 10 September, kami buatkanlah di
Formulir BB5-KWK.KPU karena itu formulir resmi untuk menyatakan
seseorang sehat jasmani dan rohani untuk menjadi kepada daerah atau
gubernur atau menjadi wakil gubernur.
Setelah saya buat dan saya tanda tangani, saya serahkan kepada
KPU. Pada saat itu oleh Ketua KPU pada waktu itu Pak Mas’udi dan saya
buatkan Berita Acara tanggal 10 September, baik rekap hasil
pemeriksaan secara keseluruhan kelima pasang calon maupun Formulir
BB5-KWK.KPU untuk menyatakan yang bersangkutan sehat jasmani dan
rohani untuk … sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur.
Setelah selesai itu, saya tidak pernah lagi menerima rekomendasi
dari KPUD Provinsi Sulawesi Tenggara untuk memeriksa bakal Calon
Gubernur maupun Wakil Gubernur Sulawasi Tenggara Periode 2013-
2018.
Oleh karena itu, saya tidak pernah lagi membuat, mengeluarkan,
dan menandatangani Formulir BB5-KWK.KPU untuk menyatakan sehat
dan … sehat jasmani dan rohani kepada calon lain, selain yang 5 pasang
itu tadi.
Saya kira ini mungkin yang bisa saya sampaikan, Pak Yang Mulia.

231. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, jadi Saudara ingin katakan bahwa pasangan calon Pak Ali Mazi
itu tidak pernah diperiksa oleh Saudara?

232. SAKSI DARI TERMOHON: NURDJAJADIN

Saya tidak pernah mendapat rekomendasi dari KPU atas nama


Bisman Saranani. Dia memang datang periksa tanggal 11 Oktober
sebagai pribadi atas permintaan pribadi dan keperluan pribadi.
Pemeriksaannya tidak lengkap dan tidak ada kesimpulan akhir yang saya
buat, apa dia memenuhi syarat jasmani atau rohani untuk dibuatkan
Formulir BB5-KWK, itu tidak ada.

233. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Tapi Saudara (…)

234. SAKSI DARI TERMOHON: NURDJAJADIN

Saya ada datanya di sini (…)

44
235. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Saudara membuat surat keterangan sehat?

236. SAKSI DARI TERMOHON: NURDJAJADIN

Ini cuma hasil pemeriksaan kesehatan.

237. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Hasil pemeriksaan kesehatan?

238. SAKSI DARI TERMOHON: NURDJAJADIN

Ya, tapi tidak ada kesimpulan sehat atau tidak, Pak.

239. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Bukan form yang ditentukan oleh KPU?

240. SAKSI DARI TERMOHON: NURDJAJADIN

Bukan. Form yang ditetapkan oleh Formulir DB5-KWK.KPU seperti


yang diserahkan oleh peraturannya KPU.

241. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, cukup. Kemudian, yang ketiga siapa itu ... Asri, Saudara Asri,
S.Sos.

242. SAKSI DARI TERMOHON: ASRI

Terima kasih, Yang Mulia. Bismillahirrahmaanirrahiim.


Assalamualaikum wr. wb. Yang Mulia Ketua Dewan ... Ketua Sidang
Majelis. Saya adalah Asri, Pegawai Organik KPU yang ditempatkan di
Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai Kepala Bagian Umum. Di sini saya
diminta menjelaskan mengenai Surat Nomor 344/270.
Sebagai pegawai KPU, dalam tata naskah KPU Peraturan KPU
Nomor 4 Tahun 2009. Tata naskah penomoran surat itu, kami tidak
mengenal Surat Nomor 344/270. Karena yang pertama harus
dicantumkan adalah mencantumkan nomor perihal surat. Yang kedua,
mencantumkan nomor agenda surat. Yang ketiga, mencantumkan asal
dan kode wilayah. Dan yang keempat, bulan dan tahun. Sehingga
berdasarkan fakta itu, kami tidak mengenal Nomor Surat 344/270 dan
kami tidak ketahui keberadaannya itu. Berdasarkan hasil penyampaian

45
kami kepada staf bahwa apakah ada agenda surat keluar untuk
disampaikan kepada pasangan calon? Dalam buku ekspedisi mengenai
surat itu dan kami disampaikan bahwa tidak ada, Pak, tidak pernah kami
mengirimkan surat kepada pasangan calon mengenai Surat Nomor
344/270.
Saya kira demikian, Yang Mulia, keterangan kami. Assalamualaikum
wr. wb.

243. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik, cukup tiga keterangan. Saya persilakan Termohon dulu untuk


menyimpulkan, apa yang ingin disampaikan dari ketiga orang ini? Yang
pertama tentang prosedur ... keabsahan prosedur yang telah ditempuh
oleh KPU. Yang kedua, soal tidak adanya surat keterangan sehat untuk
Pasangan Ali Mazi. Kemudian, apa lagi yang Saudara ingin katakan dari
ketiga saksi yang Saudara ajukan ini? Saudara ingin membuktikan apa
sebenarnya?

244. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Pertama-tama, Yang Mulia. Bahwa penentuan calon tiga itu sudah


dilakukan sesuai dengan prosedur dan sudah dikonsultasikan kepada
KPU Pusat ketika KPU Sultra dan ... melakukan konsultasi dengan KPU
Pusat.
Kemudian, kedua. Bahwa tidak terpenuhi syarat kesehatan dan
tidak pernah dilakukan pemeriksaan terhadap Calon dari Pasangan Ali
Mazi atas nama Bisman Saranani.
Dan ketiga. Bahwa terkait dengan adanya Surat Nomor 344/270
yang ditujukan sebagai bukti dalam persidangan ini oleh Pemohon, itu
tidak pernah ada di agenda. Sehingga kita bisa menyatakan surat ini
adalah surat ilegal.
Demikian, Yang Mulia. Terima kasih.

245. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Oke. Jadi, yang sejauh menyangkut Ali Mazi itu ada dua hal ya.
Satu, pasangannya itu pengganti ... pergantian pasangannya itu
dianggap tidak prosedural ya?
Yang kedua, surat keterangan kesehatan untuk pasangannya itu
juga tidak memenuhi format yang ditentukan oleh KPU, gitu?
Ini ... itu kesimpulan Anda ya, nanti di sana bisa punya kesimpulan
lain. Ada lagi?

46
246. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Terima kasih, Yang Mulia, penegasan saja. Jadi, konsultasi yang


petama, itu terkait Ali Mazi dan Wuata Saranani. Konsultasi yang kedua,
itu terkait Ali Mazi dan Bisman Saranani. Jadi, tadi sudah dijelaskan.
Saya ingin menanyakan satu soal saja kepada Saksi. Pada saat
konsultasi tanggal 18 Oktober, Komisioner KPU RI menanyakan kepada
seluruh Komisioner Provinsi Sulawesi Tenggara tentang kesiapan mereka
untuk melanjutkan dan menjalankan tahapan pemilihan gubernur.
Bagaimana jawaban ... apa namanya ... seluruh komisioner terkait
pertanyaan tersebut dan tiga pasangan calon yang harus diikutkan dalam
tahapan selanjutnya? Terima kasih.

247. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan. Ini yang ditanya siapa? Yang Ketua KPU, mantan? Silakan.

248. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Terima kasih, Yang Mulia. Jadi, pada saat kami ditanya pertama,
“Adakah yang tidak setuju dengan tahapan ... untuk kelanjutan tahapan
pemilukada gubernur ini?” Dari kami lima anggota Komisioner, tidak ada
yang menjawab tidak setuju. Dan setelah ditanya, “Apakah Saudara
setuju untuk melanjutkan tahapan pemilukada Gubernur Tahun 2012
ini?” Yang pertama menjawab setuju Saudara Ardin, yang kedua Saudara
Eka Suaib, yang ketiga Saudara Bosman, yang keempat saya sendiri, dan
yang terakhir Saudara Sahir. Semua menyatakan setuju untuk
melanjutkan tahapan sesuai dengan yang sudah berjalan, yang sudah
ditetapkan oleh KPU Provinsi.

249. ANGGOTA KPU PUSAT: ARIEF BUDIMAN

Baik, pertanyaan kami kan, apakah Saudara siap melanjutkan


tahapan dengan tiga pasangan calon? Dan semua menjawab setuju?

250. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Setuju, semua menjawab setuju.

251. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik. Saudara dari (...)

47
252. KUASA HUKUM:

Dari 30 (...)

253. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Pemohon?

254. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Nomor 89, Yang Mulia.

255. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Digilir satu-satu saja, jangan semua bertanya!

256. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Baik.

257. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sekarang Nomor 88 dulu.

258. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Nomor 88. Terima kasih, Yang Mulia. Kami tujukan kepada Saksi Ir.
Mas’udi. Saudara Saksi ya, Saudara berkonsultasi kepada KPI ... KPU itu
tanggal berapa, Pak?

259. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Ya, terima kasih. Kami berkonsultasi ke Ketua KPU RI itu sebanyak


tiga kali, yaitu tanggal 2 Oktober, tanggal 8 Oktober, dan tanggal 18
Oktober.

260. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

2 Oktober menyangkut apa, Pak?

48
261. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi waktu kami (...)

262. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sudah ini sajalah, gini, ini bukan kasus pidana ya, kayak jaksa.
Yang ... langsung saja ke masalahnya, ditanya satu-satu begitu, mau
menjebak (...)

263. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Baik, Yang Mulia.

264. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Enggak bisa jebak-jebakan di sini, kita tahulah.

265. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Mengenai (...)

266. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Apa yang ditanyakan?

267. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Baik, Yang Mulia. Mengenai pasangan calon terkait juga dengan Ali
Mazi ya dan Bisman ... Wuata Saranani dan Bisman Saranani. Konsultasi
ke KPU pada waktu kapan, tanggal berapa?

268. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Ya, perlu kami jelaskan bahwa (...)

269. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Tanggalnya, tanggal berapa kami tanyakan saja?

49
270. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi tanggal 8 Oktober itu memang ada pergantian … apa ... usulan
untuk pergantian pasangan, tetapi waktu itu kami (...)

271. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Kami tanyakan cuma tanggal, Pak, tanggal ya. Tanggal 8.

272. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Tanggal 18 Oktober.

273. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Tanggal 18 Oktober. Berita Acara dan penetapan mengenai pas ...


Berita Acara yang ada tiga, itu ya, yang memenuhi syarat 1 Oktober itu
ya, dan kemudian 12 Oktober itu Anda lakukan, kemudian membuat SK
pada tanggal 12 itu, Anda lakukan sebelum berkonsultasi atau sesudah
berkonsultasi dengan KPU?

274. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi, Berita Acara tanggal 1 Oktober itu sebetulnya tidak ada.

275. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Saya tanyakan kepada Saudara, ada (suara tidak terdengar jelas) di


sini (...)

276. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sebentar, sebentar, sebentar! Biar dia menjawab menurut versi dia,


ini bukan hukum pidana, menjebak-jebak begitu, kalau salah tanggalnya,
salah jamnya. Substansinya saja, Pak.

277. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Yang Mulia, Yang Mulia.

50
278. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-
X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Masih, masih, Yang Mulia.

279. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Jangan dulu, sana dulu!

280. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Ini substansi, Yang Mulia, kami ajukan ini.

281. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, apa substansi yang ingin Saudara jawab?

282. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Ya, terima kasih, Yang Mulia. Jadi tanggal 1 Oktober itu tidak ada
Berita Acara yang menetapkan empat pasang karena memang
bagaimana mungkin ada Berita Acara yang ditetapkan, sementara pada
saat itu kita sepakat konsultasi dulu ke KPU RI membicarakan ini
persoalan Pasangan Bapak Ali Mazi-Wuata(...)

283. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Yang kami tanyakan, yang kami tanyakan, apakah (...)

284. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Begini, begini, begini saja (...)

KETUK PALU 2X

285. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Nanti kami nilai, Yang Mulia (…)

51
286. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Saudara simpulkan saja bahwa ada tanggal yang aneh, “Saya tidak
sependapat, ada begini,” jangan tanya ... begitu-begitu enggak selesai-
selesai dua hari! Apa yang Saudara (...)

287. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Baik, baik, kemudian … ya, Yang Mulia. Yang berkaitan dengan


secara fisik 1 Oktober, Berita Acara 1 Oktober dan Berita Acara 12
Oktober ya, yang ada 344 dan 270 pada tanggal 12, Saudara kan
kemudian mendasarkan kepada Berita Acara 270/344, apakah Berita
Acara yang lain pernah dibatalkan?

288. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi (...)

289. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Selain 270/344?

290. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi Berita Acara tanggal 1 Oktober itu tidak ada, Pak. Jadi tidak
(...)

291. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Kami tanya ... yang saya tanya, apakah Saudara kan jawab itu, 1
Oktober ... Berita Acara 1 Oktober, kami ada bukti, Yang Mulia, kami
ajukan. Kemudian Berita Acara 12 dengan ... tanggal 12 dengan empat
pasang calon, yaitu Nomor 344/270 pernah dibatalkan oleh KPU
Provinsi?

292. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

Keberatan, Yang Mulia.

52
293. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-
X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Yang Mulia, masih substansi ini, Yang Mulia, ada tiga Berita Acara
(...)

294. KUASA HUKUM TERMOHON: UNOTO

KPU tidak pernah mengakui itu, Yang Mulia.

295. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Jangan menyela dulu! Sudah, Saudara diam! Silakan.

296. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Apa pernah diajukan?

297. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi Berita Acara (...)

298. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Apa pernah dibatalkan?

299. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Berita Acara tanggal 12 Oktober hanya satu, sesuai keputusan yang


kami tetapkan pada tanggal 12 malam yang menetapkan tiga pasang
calon. Jadi yang Berita Acara kalau ada yang lain itu, mungkin Berita
Acara siluman dan kami tidak pernah tahu, dan tidak pernah diregistrasi
dan saya selalu koordinasi dengan Sekretaris KPU itu tidak ada, tidak ada
yang kita registrasi.

300. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Itu Berita Acara siluman, jadi enggak akan ada jawaban lain.
Saudara simpulkan bahwa itu bukan siluman, jangan dipaksa dia itu.

53
301. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-
X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Oke, Yang Mulia.

302. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sudah.

303. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Kemudian berkaitan dengan P-3 ya, Berita Acara 1 Oktober yang


ditandatangani ... dihadiri oleh empat orang dan ditandatangani oleh tiga
orang, saya sebutkan Dr. Eka Suaib, Abdul Sahir, dan La Ode
Muhammad Ardin ya, dihadiri empat orang. Apakah ketiga orang ini
adalah Komisioner KPU Provinsi?

304. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Ya, mereka Komisioner KPU Provinsi.

305. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Ya, kemudian Saksi ya, berkaitan dengan SK Nomor 29 ya, bukti P-


5, Yang Mulia, tentang Penetapan Pasangan Calon yang Saudara tanda
tangani ya, yang Saudara tanda tangani. Apakah merupakan bagian dari
tahapan pencalonan atau penetapan calon?

306. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Ya, bagian dari tahapan penetapan calon.

307. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Bagian dari tahapan penetapan calon, oke. Kemudian Saudara Saksi


ya, apakah SK Nomor 29 yang Saudara tanda tangani, itu didasarkan
pada Berita Acara yang disetujui oleh berapa orang?

308. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Yang disetujui oleh dua orang KPU (...)

54
309. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-
X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Dua orang Komisioner (...)

310. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Nomor 270/344.

311. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Nomor 270 ya. Kemudian apakah Berita Acara 270/344 yang


disetujui oleh dua orang Komisioner itu, sesuai dengan undang-undang
atau melanggar undang-undang?

312. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

KETUK PALU 1X

Itu wewenang Hakim, enggak usah dijawab!

313. KUASA HUKUM:

Oke, Yang Mulia, saya melangkah, Yang Mulia.

314. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Berikutnya saja, Nomor (...)

315. KUASA HUKUM:

Masih ada, Yang Mulia

316. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

89!

317. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Baik, terima kasih, Yang Mulia.

55
318. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Pada kesimpulan tidak boleh.

319. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Ya, sistem kuis saja. Saksi, pertama saya ingin tanyakan kapan
Anda ketahui bahwa wakilnya Pak Ali Mazi itu tidak memenuhi syarat
sebagaimana Pasal 36 ayat (3)?

320. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi, setelah Saudara Eka Suaib, Ketua Pokja Pencalonan,


melaporkan kepada saya (...)

321. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Enggak, saya tanyakan kapan waktunya, kan Anda tinggal jawab


tanggal sekian. Simpel saja, enggak usah lama-lama.

322. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi sebelum penetapan calon (...)

323. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Tanggal berapa?

324. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Sekitar tanggal (…)

325. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sudahlah nanti (...)

326. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Oke ya.

56
327. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Itu kan sudah tercatat di sini.

328. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Oke ya, jadi sebelum penetapan calon sebelum tanggal 12. Berarti
sebelumnya Anda tidak pernah mengetahui bahwa Wuata Saranani
adalah calon yang diverifikasi dukungannya secara perseorangan?

329. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Kami tahu bahwa Pak Wuata Sarani berpasangan dengan Ali Mazi
dan sudah diverifikasi dari tingkat PPS, PPK, sampai tingkat kabupaten.

330. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Oke, berarti pasalnya yang Anda baru ketahui Pasal 36 ayat (3) itu
ya. Oke, baik.

331. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Langsung dijawab!

332. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Berikutnya, Yang Mulia.

333. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Enggak usah disimpulkan! Oleh Hakim kalau begitu.

334. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Yang Mulia berikutnya saya tanyakan. Pada saat mendaftar, Anda


kan bilang tadi diganjar Pasal 36 ayat (3), waktu dia mendaftarkan Ali
Mazi dan wakilnya yang Anda bilang tidak memenuhi syarat, apakah
ditolak atau Anda terima? Kenapa Anda tidak tolak saat itu juga?

57
335. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Ya, mungkin itu adalah bagian dari Keputusan DKPP, salah satu
pertimbangan tidak cermat. Waktu itu Saudara Ketua Pokja Pencalonan
yang memimpin penerimaan pendaftaran dan pada saat itu diterima.
Dan itu sudah diakui dalam forum Rapat Pleno bahwa beliau lalai
memperhatikan Pasal 35, 36 ayat (3) itu, sehingga itulah yang kita
jadikan dasar untuk berkonsultasi pada tanggal 1 Oktober ... 2 Oktober
itu.

336. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Oke, baik ya. Dia lalai ya? Anda tidak memberitahukan.

337. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Saudara coba lebih ke … masuk ke substansi ya. Kalau soal


prosedur-prosedur, tanggal berapa, ini dan itu, itu kan gampang sekali
bagi Mahkamah Konstitusi.

338. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Ya, Ini, Yang Mulia, menyangkut hak konstutisional yang baru saja
saya beritahukan.

339. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Tahu, tapi kalau hal yang sudah jelas gitu mesti ditanyakan ... kita
mau mencari kebenaran materiilnya, ini orang memenuhi syarat apa
tidak? Itu dulu. Soal tanggal berapa, tanggal berapa, nanti kita
pertimbangkan karena sudah ada di sini. Maksud saya enggak usah
diangkat pertanyaan gitu untuk diangkat lagi di sini, enggak ada
gunanya juga.

340. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Baik, Yang Mulia. Pernahkan yang Anda ketahui saat Anda


menjabat sebagai Komisioner memberitahukan kepada bakal pasangan
calon ya mengenai dukungannya, dukungan partainya terhadap ini
misalnya kami dari Golkar bahwa partainya itu memenuhi syarat
dukungannya atau tidak?

58
341. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Pernah.

342. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Tanggal berapa?

343. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Tanggal 10 September.

344. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Tanggal 10 September, terhadap Pasangan Ali Mazi yang juga


mendapatkan dukungan dari Golkar, pernah enggak diberitahu?

345. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Untuk dukungan dari pasangan Golkar memang pada saat diterima,


tetapi selanjutnya tidak diverifikasi karena yang bertanda tangan pada
saat itu wakil ketua dan wakil sekretaris.

346. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 89/PHPU.D-


X/2012: BARON HARAHAP SALEH

Baik. Jadi tidak diverifikasi dukungannya ya? Baik. Saya kira


sementara cukup, Yang Mulia.

347. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Cukup. Berikutnya 90!

348. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Terima kasih, Majelis Hakim Yang Mulia. Nomor 90. Saudara Saksi,
apakah Saudara Saksi pernah memberikan mandat kepada Ketua Pokja
Saudara Eka Suaib untuk memanggil Ali Mazi dalam rangka untuk
memperbaiki pasangannya? Yang Mulia Majelis, nanti menilailah, bukti
ada.

59
349. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, tidak pernah?

350. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Tidak pernah, saksi sudah disumpah.

351. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi yang ada itu bukan mandat.

352. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Jangan (suara tidak terdengar jelas).

353. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Tapi Berita Acara yang ditandatangani 3 orang karena waktu itu


saya diminta untuk menandatangani surat, saya tolak.

354. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Silakan teruskan!

355. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Kata dia, “Tidak pernah.” Saudara Saksi, apakah pernah mendengar


di dalam forum Sidang Pleno itu Saudara Bosman membacakan 4 pasang
calon dalam suatu Berita Acara Nomor 344?

356. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi pada malam tanggal 13 Oktober malam, memang itu


dibacakan Berita Acara yang 4 pasang itu, tetapi agenda pada malam itu
adalah pencabutan nomor urut, bukan penetapan calon, penetapan calon
sudah dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober malam yang memutuskan
3 pasang calon. Demikian, Yang Mulia.

60
357. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-
X/2012: M. YUSUF

Oke. Selanjutnya, apakah pada malam itu Saksi melihat tersedia 4


bola yang akan dibagikan?

358. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Saya tahu itu pada saat saya baca di koran bahwa ada 4 ... katanya
ada 4 bola pingpong dan itu tidak pernah kami perintahkan untuk
menyiapkan itu. Saya tidak tahu itu kenapa? Apakah betul itu ada atau
tidak?

359. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Atau pura-pura tidak tahu?

360. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Saya bersumpah, tadi sudah disumpah. Jadi yang saya tahu itu
pada saat muncul di berita media besoknya. Terima kasih.

361. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Saya hargai perintah, Yang Mulia.

362. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Baik.

363. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Saudara Saksi … masih ada, Yang Mulia. Saudara Saksi, apakah


kemudian setelah yang dibacakan Bosman Nomor 344 itu, kemudian
Saudara membaca sendiri sebuah Berita Acara 3 pasang calon dan yang
ditandatangani berdua bersama Bosman?

364. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi agenda pada malam itu tidak ada pembacaan Berita Acara,
hanya pembacaan surat keputusan. Jadi sesuai hasil Rapat Pleno tanggal
12 Oktober malam yang menetapkan 3 pasang calon. Jadi, Bapak Ali

61
Mazi waktu itu hadir selaku status bakal calon yang sudah tidak lolos
karena kami hanya mengundang sesuai tugas dan fungsi kami selaku
Ketua mengundang hanya 3 pasang calon untuk hadir pada saat
pencabutan nomor urut tanggal 13 Oktober. Demikian, Yang Mulia.

365. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Ya, masih sedikit lagi, Yang Mulia.

366. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Berikutnya?

367. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: M. YUSUF

Satu lagi.

368. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Satunya itu, silakan, satunya.

369. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Terima kasih, Yang Mulia, sebelum kami menyimpulkan nanti kami


juga perlu kejelasan mengenai pernyataan Saksi tadi. Bahwa katanya
tadi berkas baru ada sama Saudara di bulan Oktober, tapi Saudara
pernyataan tadi, Saudara Saksi mengatakan pada tanggal 10 September
2012, Anda mengatakan telah melakukan verifikasi. Pertanyaan saya,
apakah berkas itu pada saat Anda melakukan verifikasi sudah ada sama
Saudara selaku Ketua, dibagikan sama Ketua Pokja?

370. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi, berkas pencalonan itu baru kami lihat pada tanggal 1 Oktober,
pada saat Rapat Pleno yang deadlock.

371. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Oke. Kemudian, Saudara tadi Saksi menyatakan pada tanggal 10


September sudah dilakukan verifikasi. Artinya, pernyataan Saudara Saksi
menyatakan bahwa verifikasi sudah selesai. Saya ingin tanyakan kepada

62
Saudara, apakah Saudara pada tanggal … hari Jumat, tanggal 21
September, Saudara melakukan verifikasi faktual atas dukungan partai?
Karena di sini ada bukti P-32 dan P-31. Saudara melakukan verifikasi
kepada Partai Pengusaha dan Pekerja. Apakah memenuhi syarat Anda
melakukan ini?

372. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi mungkin, Yang Mulia, saya jelaskan sedikit prosesnya sehingga


muncul ini. Jadi, pada saat verifikasi pertama tanggal 3 sampai tanggal 9
dan tanggal 10 kita sudah surati masing-masing bakal calon itu, muncul
informasi ada pemberhentian di kalangan partai politik. Padahal sesuai
aturan sebetulnya, itu sudah tidak bisa dilakukan sesuai Peraturan KPU
Nomor 13 Tahun 2010, tidak ada pencabutan (…)

373. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Mohon izin, Yang Mulia (…)

374. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Dan pada saat sesuai dengan penjelasan Saudara, pada tanggal 6


September, saya memverifikasi Partai P3I dan pada saat itu Sekjen P3I
menyatakan bahwa Partai P3I sah mendukung NA. Sesuai Peraturan KPU
Nomor 13 Tahun 2010, pada saat partai politik sudah mendukung salah
satu bakal calon, itu tidak dibenarkan lagi untuk mencabut dukungannya
kepada pasangan calon lain.

375. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Pertanyaan kami adalah apakah benar … ini jangan diputar ini,


Saudara Saksi! Pertanyaan itu jelas bahwa sederhana. Apakah Saudara
benar melakukan verifikasi pada hari Jumat, tanggal 21 September?

376. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Ya.

377. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Saudara di sini ada … ada buktinya.

63
378. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Betul.

379. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Masuk sama (…)

380. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Jadi pada tanggal 6 September itu saya hadir berdua bersama Pak
Haji Rudin. Pada tanggal 21 September itu, kami hadir bersama salah
satu staf, yaitu Bapak Muslihi dan Pak Bosman yang mengatakan bahwa
ini ada pemberhentian. Dan ternyata pada saat kami terima pember …
melihat SK pemberhentian itu, SK tersebut hanya mencantumkan 3
nama pengurus di situ. Dalam struktur sesuai peraturan, kepengurusan
partai politik itu harus lengkap, tapi yang ada di situ hanya ketua,
sekretaris, bendahara. Tetapi pada saat tanggal 10 September
sebenarnya, kita sudah menyurati kepada 4 pasang calon bahwa P3I ini
sudah sah mendukung sesuai hasil verifikasi pertama, mendukung
Pasangan Nusa.

381. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, baik.

382. SAKSI DARI TERMOHON: MAS’UDI

Saya hanya penasaran kenapa ada informasi muncul bahwa ada


pemecatan. Itu … itu pemecatan itu muncul nanti pada di atas tanggal
10 September. Seharusnya SK itu muncul pada saat pendaftaran, Yang
Mulia.

383. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, baik. Berikutnya yang terakhir, Nomor 91.

384. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 90/PHPU.D-


X/2012: KORES TAMBUNAN

Di samping Saudara melakukan (…)

64
385. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Sebentar, sebentar! Nomor 91 saja!

386. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Ya, terima kasih dengan Hakim Yang Mulia. Terkait dengan


penjelasan Saksi, yaitu Ketua KPU Provinsi Sulawesi Tenggara, tentang
pergantian pasangan dari saya ke Wuata Saranani. Jadi, begitu (suara
tidak terdengar jelas) Pak Wuata Saranani, saya dinyatakan gugur, KTP
saya, tapi tidak ada bukti dari semua kabupaten, PPS, PPK. Bahwa begitu
(suara tidak terdengar jelas) Pak Wuata berarti ada pencabutan (suara
tidak terdengar jelas). Harusnya kalau tidak ada pencabutan dukungan,
ya saya tidak boleh gugur. Kenapa digugurkan?

387. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Ya, itu bukan porsi dia menjawab. Anda simpulkan bahwa itu salah,
lalu Anda jawab bahwa itu salah, gitu saja. Nanti kami yang (…)

388. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Ya. Yang kedua, Berita Acara … Berita Acara faktual ini, verifikasi ini
adalah ada yang dobel nomornya. Kenapa (suara tidak terdengar jelas)?
Nilai yang berbeda, tapi (…)

389. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Nanti Hakim yang menilai. Itu Hakim yang menilai itu nanti!

390. PEMOHON PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-X/2012: LA ODE ASIS

Tapi (…)

391. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Hakim yang menilai itu nanti! Sudah, sudah berkali-kali itu! Cukup,
ya? Baik.

392. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Satu, satu, Yang Mulia. Untuk kebenaran hukum, satu, Yang Mulia,
satu.

65
393. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Apa?

394. KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 88/PHPU.D-


X/2012: MUHAMMAD DAHLAN MOGA

Satu, Yang Mulia. Terima kasih, Ketua. Saudara Saksi ya, Saudara
kan menerbitkan Keputusan Penetapan Calon Nomor 29, didasarkan
pada Berita Acara yang disetujui oleh 2 komisioner. Kemudian Saudara
dilakukan pemecatan dan 4 komisioner lainnya. Apakah kemudian surat
keputusan penetapan pasangan calon yang disetujui oleh 2 komisioner
itu yang menjadi dasar Keputusan Nomor 29 masih tetap digunakan oleh
KPU pengambil alih?

395. KUASA HUKUM TERMOHON: ANDI MUHAMMAD ASRUN

Keberatan, Yang Mulia.

396. KETUA: MOH. MAHFUD MD.

Tidak usah dijawab! Hakim yang jawab itu nanti.


Baik. Kita tidak mau dijebak kayak peradilan pidana, ya ini kita
mencari kebenaran materiil tentang seluruh persyaratan ini, sehingga
kita bisa efektif sidang ini. Saudara karena harus ada yang didalami lagi,
maka dua saksi besok sisanya supaya hadir di sidang ini dan kami akan
mengundang panwas. Kami ingin mendengar ini panwas apa yang
dilakukan terhadap kekisruhan ini.
Pada sidang yang akan dibuat lagi besok sore, Rabu, 5 Desember
2012, pukul 15.30 untuk lanjutan pembuktian di tempat ini. Sidang hari
ini ditutup.
KETUK PALU 3X

SIDANG DITUTUP PUKUL 18.06 WIB


Jakarta, 4 Desember 2012
Kepala Sub Bagian Risalah,

t.t.d

Rudy Heryanto
NIP. 19730601 200604 1 004

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah
Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.

66

Anda mungkin juga menyukai