Anda di halaman 1dari 23

INSTRUMEN LENGKAP

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR


PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

3 DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN


3.1 Objek Strategis Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
Jalan tol Balikpapan – Samarinda memiliki peran untuk meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan
nasional dan mendorong perekonomian di Pulau Kalimantan. Tujuan dibangunnya jalan tol Balikpapan –
Samarinda yaitu melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan - Tenggarong - Samarinda - Bontang sebagai
pusat pertumbuhan utama dan mendukung pengembangan Kawasan Andalan Bonsamtebajam dan Sekitarnya
dengan Pelabuhan Balikpapan, Bandar Udara Sepinggan, dan Bandar Udara Samarinda Baru, untuk mendukung
pemasaran dan distribusi produk unggulan. Jalan tol Balikpapan – samarinda merupakan bagian dari sistem
transportasi yang terpadu dengan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Selatan Pulau Kalimantan Bagian Timur,
Pelabuhan Balikpapan, Bandar Udara Sepinggan dan Bandar Udara Samarinda Baru. Oleh sebab itu dibutuhkan
arahan dalam memanfaatkan ruang di sepanjang sisi jalan bebas hambatan dengan tingkat intensitas menengah
hingga tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi serta menerapkan ketentuan pelarangan alih
fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi jalan bebas hambatan.
Adapun peran Jalan Tol Balikpapan–Samarinda terhadap Kawasan Strategis Nasional (KSN) Samarinda, Sanga-
sanga, Muara Jawa dan Balikpapan ( SASAMBA ) berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP No
13/2017) adalah meningkatkan kegiatan perekonomian dengan memberikan akses transportasi darat untuk
mengurangi biaya angkut distribusi barang dari dan ke pusat produksi ke pelabuhan/bandara dan pusat pemasaran
antar maupun intra wilayah di Provinsi Kalimantan timur. Selain itu, jalan tol Balikpapan – Samarinda juga dapat
mengurangi kesenjangan antarwilayah di dalam Pulau Kalimantan, baik antara wilayah penghasil migas dan non-
penghasil migas maupun antara kawasan perkotaan dan perdesaan. Peran lainnya dengan dibangunannya
infrastruktur jalan tol ini adalah menarik investor untuk melakukan kegiatan ekonomi di Kapet Sasamba, serta
mendorong percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah dengan memaksimalkan
keuntungan aglomerasi pada KSN Sasamba.
Adapun untuk rencana pintu/gerbang tol pada ruas jalan tol Balikpapan-Samarinda ini terdapat 5 pintu tol yaitu
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Rencana Pintu/Gerbang Tol yang Terdapat di Ruas Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
No. Nama Pintu Tol Kota/Kabupaten
1. Manggar Balikpapan
2. Karang Joang Balikpapan
3. Samboja Kutai Kartanegara
5. Palaran Samarinda
Sumber: Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Tahun 2019

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 1
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Tahun 2019

Gambar 3.1 Peta Trase Jalan Tol Balikpapan-Samarinda


Jalan tol Balikpapan- Samarinda melintasi Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan Utara yakni kawasan yang
memiliki sudut kepentingan ekonomi sudut kepentingan sosial dan sudut kepentingan daya dukung lingkungan
hidup. Di Kota Samarinda terdapat KSP Desa Budaya Pampang yang merupakan Kawasan Strtategis dari sudut
pandang kepentingan sosial dan budaya. Adapaun Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang memiliki sudut
kepentingan ekonomi meliputi Kawasan Industri Perdagangan dan Jasa di Kota Samarinda, Kawasan Industri
Manufaktur Kariangau dan Bulumiung di Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Untuk
Kawasan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang memiliki sudut kepentingan daya dukung lingkungan hidup
terletak pada Kawasan 3 (tiga) danau (D. Semayang, D. Jempang, D. Melintang) Kawasan delta Mahakam, serta
Kawasan Teluk Balikpapan (Sepaku-Penajam-Balikpapan). Oleh sebab itu, dibutuhkan instrument pengendalian
dalam penataan ruang di sekitar kawasan jalan tol yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus
menjaga fungsi kawasan lindung serta kearifan lokal sosial budaya setempat.

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 2
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Perda Provinsi Kalimantan Timur no 1/2016)

Gambar 3.2 Peta Persebaran Kawasan Strategis Provinsi (KSP) di Sekitar Jalan Tol Balikpapan - Samarinda
Berdasarkan arahan rencana pola ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan, Kota
Samarinda, dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kawasan Budidaya pada ketiga wilayah tersebut didominasi oleh
Hutan Produksi sebanyak 73,38%. Dominasi Kawasan dengan fungsi Hutan Produksi berpotensi
membangkitkan pergerakan barang hasil hutan untuk diangkut ke tempat distribusi yakni pelabuhan di
Balikpapan maupun ke produsen pengolahan hasil hutan tersebut. Instrumen pengendalian dibutuhkan untuk
untuk mengendalikan pertumbuhan kawasan permukiman, perdaganan, jasa, industri pengolahan pada kawasan
di sekitar pintu tol melalui penentuan batas maksimal intensitas bangunan (KDB,KLB,KDH) serta garis
sempadan bangunan (GSB) serta mengendalikan penggunaan kendaraan bermotor pribadi pada masyarakat di
Kawasan perkotaan Balikpapan – Samarinda melalui integrasi sistem angkutan multimoda antar wilayah yang
melintasi jalan tol.

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 3
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kabupaten Kutai Kartanegara

Gambar 3.3 Peta dan Persentase Luas Kawasan Budidaya Sekitar Jalan Tol Balikpapan - Samarinda

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 4
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kabupaten Kutai Kartanegara

Gambar 3.4 Peta dan Persentase Luas Kawasan Lindung di Sekitar Jalan Tol Balikpapan - Samarinda

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 5
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sedangkan pada Kawasan Lindung didominasi kawasan Hutan sebesar 59,69%. Oleh sebab itu, untuk menjaga
fungsi lindung yang mendominasi kawasan yang dilintasi jalan Tol Balikpapan-Samarinda, maka dibutuhkan
instrumen pengendalian untuk mengendalikan kawasan lindung pada wilayah di sekitar yang dilintasi jalan tol
sehingga tidak beralih fungsi menjadi kawasan budiaya yang dapat mengurangi fungsi sebagai daerah resapan
air, cagar budaya, konservasi habitat flora dan fauna serta mengembalikan fungsi kawasan lindung pada wilayah
di sekitar jalan tol akibat aktivitas pembangunan jalan melalui rehabilitasi DAS, lahan kritis, hutan lindung, dan
hutan produksi, dan kebakaran hutan.

3.2 Tinjauan Teori Dampak Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Wilayah
Berdasarkan tinjauan teori di dalam dan luar negeri terkait dampak infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan
ekonomi wilayah, bahwa basis inti (core) dari infrastruktur: jalan raya, bandara, angkutan massa merupakan
kekuatan yang mampu menjelaskan timbulnya produktivitas. Hasil penelitian memperlihatkan adanya hubungan
investasi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dengan elastisitas berkisar 0.34 – 0.39 (Aschauer, 1989).
Penelitian di beberapa wilayah di Jerman pada beberapa jaringan infrastruktur jalan raya (highway)
membuktikan bahwa ada pengaruh signifikan infrastruktur jaringan jalan tersebut terhadap produktivitas di
sektor manufaktur (Stephan, 1997). Pada beberapa negara Amerika Latin bahwa besarnya nilai elastisitas
infrastruktur jalan raya terhadap PDRB per tenaga kerja adalah sebesar 0.178 (Calderon, 2002). Pada studi kasus
di Indonesia, Pembangunan jalan tol di kawasan Jabodetabek direspon secara signifikan dan positif terutama
oleh aktivitas sektor industri serta mampu menjadi jejaring dalam keterkaitan antarwilayah khususnya dalam
aktivitas sektor industri (Legowo, 2009).

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.5 Peta Teori Tentang Dampak Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Oleh sebab itu, dampak pembangunan jalan tol Balikpapan -Samarinda diharapkan menyebabkan peningkatan
produktivitas dari kegiatan perekonomian yang berimbas pada peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi
wilayah khususnya di Provinsi Kalimantan Timur. Melalui terciptanya akses dari sumber bahan baku produksi
kepada lokasi pabrik pengolahan, maka jalan tol Balikpapan – Samarinda dapat mengurangi biaya produksi
dengan menurunya biaya angkut yang merupakan bagian dari biaya produksi. Dampak positif dari adanya jalan
tol yaitu menguhubungkan pusat produksi dengan pasar; menghemat waktu tempuh; mempercepat arus keluar
masuk barang; mengurangi biaya produksi; meningkatkan aktivitas ekonomi; mengembangkan kawasan sekitar
pintu keluar-masuk jalan tol sebagai kawasan bisnis, baik industri, perdagangan, jasa, keuangan, dan perbankan;
meningkatkan nilai properti dan harga tanah serta meningkatkan peluang ekonomi masyarakat. Adapun dampak
negatif dari jalan tol adalah meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor; meningkatkan gas buang dan emisi
karbon dioksida; memangkas luas lahan pertanian; memotong alur sungai saluran irigasi; mengancam ketahanan
pangan nasional; membuka kawasan permukiman dan industri tanpa perencanaan; menciptakan polusi suara
bising dari arus kendaraan; serta berkurangnya daerah resapan air. Sehingga dibutuhkan instrument

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 6
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

pengendalian untuk menekan dampak negative yang mungkin ditimbulkan setelah jalan tol Balikpapan –
Samarinda beroperasi.

3.3 Kawasan Yang Mempengaruhi Fungsi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda


Kawasan yang mempengaruhi fungsi jalan tol erat kaitannya dengan guna lahan yang menimbulkan bangkitan
dan tarikan pergerakan. Untuk mendukung fungsi jalan tol, maka dibutuhkan intervensi terhadap jenis guna
lahan pada kawasan sekitar persimpangan pintu tol. Sehingga dibutuhkan identifikasi guna lahan eksisting yang
berpotensi menjadi bangkitan dan tarikan pergerakan pada jalan tol. Hasil identifikasi guna lahan ini sebagai
dasar pertimbangan dalam menentukan rencana pola ruang yang dapat membangkitkan volume pergerakan
sesuai dengan target yang diharapkan. Rencana pola ruang pada kawasan yang menjadi bangkitan dan tarikan
pergerakan akan menjadi pertimbangan dalam menentukan instrument pengendalian di sekitar jalan tol
Balikpapan- Samarinda.

Target yang menjadi sasaran pelayanan jasa jalan tol terhadap pemakai jasa atau pengguna jalan adalah
kalancaran, keamanan, dan kenyamanan. Disamping itu, jalan tol merupakan jalan bebas hambatan dan jalan
nasional yang dapat menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian. Jalan merupakan prasarana
transportasi yang memiliki dua fungsi dasar yaitu untuk menggerakan volume lalu lintas dan menyediakan akses
bagi lahan disekitarnya. Sehubungan dengan fungsi jalan di atas maka jalan dituntut agar harus lancar dan juga
harus memberikan kemudahan untuk penetrasi kedalam suatu lahan atau daerah. Suatu arus lalu lintas dapat
dikatakan lancar apabila arus lalu lintas tersebut dapat melewati suatu ruas jalan tanpa mengalami hambatan
atau gangguan dari jalan atau arah lain.

Untuk menentukan kawasan yang mempengaruhi fungsi jalan tol Balikpapan – samarinda, maka diperlukan
tinjauan tentang tarikan pergerakan yang akan melintasi jalan tol. Menurut Tamin (2000), tarikan pergerakan
adalah jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona tarikan pergerakan. Tarikan
pergerakan dapat berupa tarikan lalu lintas yang mencakup fungsi tata guna lahan yang menghasilakn arus lalu
lintas. Tarikan pergerakan menurut Welts (1975) dalam Tamin (2000) terlihat secara diagram pada gambar
dibawah ini :

Gambar 3.6 Tarikan Pergerakan


Hasil keluaran dari perhitungan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang atau angkutan barang
persatuan waktu, misalnya kendaraan/jam. Sedangkan menurut Ortuzar (1994), bahwa tarikan perjalanan dapat
berupa suatu perjalanan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan tujuan bukan rumah atau perjalanan
berbasis rumah. Kita dapat dengan mudah menghitung jumlah orang atau kendaraan yang masuk atau keluar
dari suatu luas tanah tertentu dalam satu hari (atau satu jam) untuk mendapatkan bangkitan atau tarikan
pergerakan. Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna lahan:

 Jenis tata guna lahan (jenis penggunaan lahan)


 Jumlah aktifitas (dan intensitas) pada tata guna lahan tersebut.

Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan, dan komersial) mempunyai cirri bangkitan lalu
lintas yang berbeda:

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 7
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

 Jumlah arus lalu lintas


 Jenis lalu lintas (pejalan kaki, truk dan mobil)
 Lalu lintas pada waktu tertentu (kantor menghasilakn arus lalu lintas pada pagi dan sore, sedangkan
perkotaan menghasilkan arus lalu lintas sepanjang hari).

Faktor yang berpengaruh dalam bangkitan pergerakan individu meliputi:

 Tingkat pendapatan
 Jumlah kepemilikan kendaraan
 Populasi penduduk (jumlah, struktur, sebaran, kepadatan);
 Intensitas guna lahan
 aksesibilitas

Adapun faktor yang mempengaruhi tarikan pergerakan individu adalah:

 Kawasan permukiman
 Intensitas penggunaan lahan
 Aksesibilitas
 Kawasan industri
 Tempat bekerja
 Sekolah dan perguruan tinggi;
 Belanja dan layanan;
 Fasilitas rekreasi: taman, stadion, teater. dll.

Identifikasi guna lahan eksisting yang berpotensi menjadi bangkitan dan tarikan pergerakan pada jalan tol
Balikpapan-Samarinda dilakukan dengan menggunakan data toponimi untuk mengetahui jenis kegiatan yang
ada di sekitar jalan tol. Kegiatan yang menjadi fokus adalah kegiatan skala regional, yakni kegiatan yang
dilakukan antar kota/kabupaten. Tol Balikapapan-Samarinda menghubungkan 2 kota (Balikapan dan Samarinda)
serta satu kabupaten, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara. Jenis kegiatan yang membangkitkan pergerakan orang
maupun barang skala regional meliputi

 Kawasan permukiman
 Pusat perdagangan/grosir skala regional
 Pendidikan tinggi
 Pusat perkantoran
 Pariwisata
 Hotel dan restaurant
 Stadion olahraga
 Rumah sakit umum daerah
 Industri dan Pergudangan
 Pablik
 Hutan produksi
 Perkebunan
 Pertanian

Berikut adalah identifikasi kegiatan yang berpotensi menimbuklan bangkitan pergerakan orang dan barang skala
regional yang melinta si jalan tol Balikapapan – Samarinda.

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 8
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019


Gambar 3.7 Peta Potensi Bangkitan Pergerakan Antar Regional Yang Melintasi Jalan Tol Balikpapan - Samarinda

Kawasan yang mempengaruhi jalan tol adalah kawasan yang berperan dalam menciptakan bangkitan pergerakan
antar regional yang melintasi jalan Tol Balikpapan - Samarinda. Adapun potensi bangkitan pergerakan antar
regional yang melintasi jalan Tol Balikpapan - Samarinda di antaranya dipengaruhi oleh kegiatan:

 Kawasan Industri
 Kawasan Pertambangan
 Kawasan Perkebunan
 Kawasan Pelabuhan
 Kawasan Bandara
 Kawasan Perdagangan dan Jasa
 Kawasan Pariwisata

Pada ruas jalan tol Balikpapan – Samarinda, terdapat Kawasan Industri yang berpotensi menimbuklan bangkitan
pergerakan barang meliputi bahan baku maupun hasil produksi dari pusat produksi dari dan ke tempat distribusi
(pusat perdagangan, pelabuhan, dan bandara). Berikut adalah sebaran kawasan industry yang berpotensi
mempengaruhi pergerakan barang yang akan melintasi jalan tol Balikpapan – Samarinda.

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 9
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.8 Sebaran Kawasan Industri Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan Pada Jalan Tol Balikpapan-
Samarinda
Terdapat 3 kawasan industry utama yang memiliki potensi bangkitan pergerakan, diantaranya adalah Kawasan
industri Sanga-sanga yang berada di kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara dan jenis penghasil
komoditas hulu seperti batu bara, dan sawit. Selain itu, juga terdapat Kawasan Industri Paser yang berada di
Kabupaten Paser Penajam Utara dengan jenis industri Kelapa Sawit (CPO). Kawasan Industri lainnya adalah
Kawasan Industri Kariangau (KIK) yang berlokasi di daerah pesisir kota Balikpapan. Kawasan Industri
Kariangau seluas 5.000 ha, berlokasi di Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat. Jenis industri di
kawasan ini antara lain batu bara dan briket batu bara, minyak dan gas, methanol, olefin dan arimatik, karet,
industri pengalengan nenas, ikan dan udang, kakao (bubuk dan pasta), mentega kakao, coklat dan produk coklat
lainnya, industri makan dan minuman, kerajinan dan industri rekayasa.

Faktor lainnya yang berpengaruh dalam bangkitan pergerakan individu diantaranya tingkat pendapatan, jumlah
kepemilikan kendaraan, populasi penduduk (jumlah, struktur, sebaran, kepadatan); intensitas guna lahan dan
aksesibilitas. Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM), nilai IPM pada Kota Samarinda adalah
yang tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur yakni 79,46 (tahun 2017). Angka IPM mencerminkan capaian
kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Semakin tinggi tingkat pendapatan penduduk maka
berbanding lurus dengan kepemilikan kendaraan dan kemungkinan untuk melakukan perjalanan. Penduduk Kota
LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 10
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Samarinda dan Balikpapan memiliki potensi dalam menciptakan bangkitan perjalanan individu antar wilayah
(bekerja, perdagangan, wisata, dll).

Tabel 3.2 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Paser 66,54 67,11 68,18 69,61 69,87 70,30 71 71,16
Kutai Barat 65,90 66,92 67,14 68,13 68,91 69,34 69,99 70,18
Kutai Kartanegara 67,45 68,47 69,12 70,71 71,20 71,78 72,19 72,75
Kutai Timur 66,94 67,73 68,71 69,79 70,39 70,76 71,10 71,91
Berau 69,16 70,43 70,77 72,02 72,26 72,72 73,05 73,56
PPU 66,37 66,92 67,17 68,07 68,60 69,26 69,96 70,59
Mahakam Ulu - - - 63,81 64,32 64,89 65,51 66,09
Balikpapan 75,55 76,02 76,56 77,53 77,93 78,18 78,57 79,01
Samarinda 75,85 77,05 77,34 77,84 78,39 78,69 78,91 79,46
Bontang 76,97 77,25 77,55 78,34 78,58 78,78 78,92 79,47
Kalimantan Timur 71,31 72,02 72,62 73,21 73,82 74,17 74,59 75,12
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Profil perekonomian juga memberikan pengaruh dalam bangkitan pergerakan antar wilayah yang melintasi jalan
tol Balikpapan – Samarinda. Aglomerasi titik kegiatan perekonomian terpusat di Kota Samarinda dan
Balikpapan. Aktivitas perekonomian yang terdiri dari pusat perdagangan dan jasa skala regional, industri
pengolahan migas, industri pengolahan kayu, dapat menjadi trigger bangkitan pergerakan lalu lintas. Jalan Tol
Balikpapan-Samarinda dapat menekan biaya angkut untuk distribusi barang dari pusat produksi ke
bandara/pelabuhan yang secara langsung dapat menurunkan biaya produksi. Selain itu, Jalan tol Balikpapan –
Samarinda dapat menjadi penyambung bagi dua pusat kegiatan perekonomian yang terpusat di Kota Samarinda
dan Balikpapan.

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 11
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.9 Sebaran Kegiatan Ekonomi Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan Pada Jalan Tol Balikpapan-
Samarinda
Berdasarkan data Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota terhadap Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai
Kartanegara merupakan penyumbang terbesar yakni 25,33% (tahun 2017). Sedangkan Kota Balikpapan
(14,81%) dan Kota Samarinda (9,89%). Dengan beroperasinya Jalan Tol Balikapan – Samarinda, diharapkan
dapat terjadi peningkatan kontribusi Pendapatan Domestrik dari seluruh wilayah yang dihubungkan oleh jalan
tol.

Faktor lainnya yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi bangkitan pergerakan jalan tol Balikpapan –
Samarinda yakni aksesibilitas system transportasi. Jalan Tol Balikpapan – Samarinda merupakan bagian
pertama dari Jalan tol yang direncanakan akan tersambung melintasi Pulau Kalimantan. Jalan Tol Balikpapan –
Samarinda akan terhubung dengan sarana transportasi lainnya mulai dari pelabuhan Balikpapan dan Bandara
Sepinggan di Balikpapan kemudian Terminal Barang Kariangau, Jalan Sukarno Hatta, hingga Bandara
Samarinda Baru di Kota Samarinda. Simpul – simpul transportasi yang akan dihubungkan dengan Jalan Tol
LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 12
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Balikpapan – Samarinda ini akan memberikan kemudahan untuk pergerakan orang dan barang sehingga dapat
menigkatkan aktivitas perekonomian antar wilayah.

Sumber: Hasil Survey, Tahun 2019

Gambar 3.10 Sarana Transportasi Yang Mempengaruhi Bangkitan Pergerakan Jalan Tol Balikpapan - Samarinda

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 13
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.11 Sebaran Aksesibilitas Sistem Transportasi Yang Mempengaruhi Bangkitan Pergerakan Jalan Tol
Balikpapan - Samarinda
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi bangkitan pergerakan adalah jenis guna lahan. Pergerakan barang dan
orang yang melintasi jalan tol adalah pergerakan antar wilayah kabupaten/kota. Sehingga guna lahan yang
berpengaruh dalam pergerakan yang akan melintasi jalan tol adalah guna lahan dengan kegiatan skala regional
meliputi kawasan industri, perdagangan dan jasa skala regional, pariwisata, pertambangan, hutan produksi,
pertanian dan perkebunan, kawasan pendidikan tinggi, pusat perkantoran, pelabuhan dan bandara.

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 14
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.12 Guna Lahan di Sekitar Gerbang Tol Manggar Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan pada Jalan Tol
Balikpapan-Samarinda
Pada kawasan sekitar gerbang tol Manggar di Kota Balikpapan, terdapat beberapa potensi bangkitan pergerakan,
diantaranya adalah kawasan perkantoran di Kelurahan Sepinggan (PT. Borneo Rotating Pratama, PT. Pama
Persada dan PT. National Oilwell Varco), Pusat Pertokoan dan Perdagangan di Kelurahan Manggar, kawasan
permukiman Graha Mulawarman di Kelurahan Sepinggan, Kawasan Permukiman Manggar di Kelurahan
Manggar. Adapun di sekitar gerbang tol Karangjoang, guna lahan yang berpotensi menimbulkan bangkitan
pergerakan pada jalan tol Balikpapan- Samarinda meliputi kawasan perkantoran di Kelurahan Karangjoang (PT.
Difusi Golden Utama, PT. Eka Dharma Jaya Sakti, dan PT. PLN), pergudangan di Kelurahan Karangjoang,
Perkebunan, kawasan permukiman, Pendidikan tinggi Institut Teknologi Kalimantan, dan Pasar Rakyat sebagai
kawasan Perdagangan. Pada kawasan sekitar gerbang tol Samboja, terdapat guna lahan yang dapat
membangkitkan pergerakan dari kegiatan Industri Bata dan PT Wika di Kelurahan Sei Merdeka,

3.4 Kawasan Yang Dipengaruhi Fungsi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda


Kawasan yang dipengaruhi jalan tol adalah kawasan yang mengalami dampak perubahan dari segi pemanfaatan
ruang akibat adanya jalan tol. Adapun beberapa kawasan dipengaruhi terdiri dari kawasan perkotaan sekitar
jalan tol dan kawasan lindung yang dilalui/sekitar jalan tol. Tutupan lahan pada kawasan di sekitar Jalan tol
pada ruas jalan di Kota Balikpapan dan di Kota Samarinda di dominasi dengan kawasan permukiman,
sedangkan pada Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh semak belukar, tanah terbuka, dan kawasan
transmigrasi. Terbukanya akses jalan tol pada lahan yang belum terbangun dapat menyebabkan meningkatnya
nilai lahan di sekitar jalan tol, sehingga diperlukan pengendalian terutama pada kawasan belum terbangun yang
memiliki fungsi ekologis seperti daerah resapan air, tempat konservasi suaka marga satwa, cagar budaya, dll
agar tidak beralih fungsi menjadi permukiman, perdagangan/jasa, industri yang dapat mengurangi luasan
Kawasan Lindung.

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 15
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.13 Guna Lahan di Sekitar Gerbang Tol Karangjoang Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan pada Jalan
Tol Balikpapan-Samarinda

Sumber: Hasil Analisis,Tahun 2019

Gambar 3.14 Guna Lahan di Sekitar Gerbang Tol Samboja Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan pada Jalan Tol
Balikpapan-Samarinda

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 16
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.15 Sebaran Tutupan Lahan Yang Berpotensi Dipengaruhi Oleh Jalan Tol Balikpapan - Samarinda
Pada kawasan sekitar jalan tol Balikpapan – Samarinda terdapat kawasan rawan bencana banjir, rawan erosi,
dan rawan longsor. Daerah rawan bencana ini erat kaitannya dengan Kawasan Daerah Aliran Sungai yang
terdapat di Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kondisi DAS yang kritis
terutama pada DAS Manggar di Kota Balikpapan menyebabkan terjadinya bencana banjir, erosi, dan longsor.
Oleh sebab itu dibutuhkan instrument pengendalian untuk memulihkan Kawasan DAS yang terletak langsung di
sekitar Jalan Tol maupun tidak langsung namun dipengaruhi aktivitas adanya jalan tol (Kawasan industri,
permukiman, perdagangan/jasa).

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 17
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.16 Kawasan Rawan Bencana Sebagai Kawasan Yang Dipengaruhi Oleh Kegiatan Sekitar Jalan Tol
Balikpapan - Samarinda

3.5 Kriteria Delineasi Kawasan Perencanaan


Kriteria delineasi wilayah perencanaan untuk pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar Kawasan PSN Jalan
Tol Balikpapan – Samarinda (99 km) didasarkan pada beberapa pertimbangan, baik dari literatur yang diperoleh
maupun secara analisis fisik kawasan, konektifitas kegiatan serta funsi PSN jalan tol itu sendiri. Adapun untuk
kriteria delineasi tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kategori delineasi yaitu delineasi makro dan delineasi mikro.
Berikut kriteria delineasi untuk masing-masing delineasi.

3.5.1 Kriteria Delineasi Makro


Delineasi makro pada kawasan perencanaan yaitu di sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan – Samarinda
ini merupakan delinasi sekala menengah yang mencakup seluruh ruas jalan tol dengan skala 1: 25.000. Pada
delineasi ini nantinya pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan hanya sebatas Ketentuan Umum
LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 18
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Peraturan Zonasi (KUPZ). Berikut ini adalah delineasi makro di sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan –
Samarinda (99 km) yang akan dijabarkan pada peta. Untuk kriteria delineasi makro dilakukan beberapa
pertimbangan sebagai berikut:

 Sekurang-kurangnya 2 km kanan kiri jalan tol, mulai dari batas pagar jalan tol (sumber: Rapermen
Pemanfaatan Pedoman Pemanfaatan Ruang di Koridor Jalan Bebas Hambatan).
 Titik lokasi infrastruktur strategis yang dihubungkan langsung: kawasan bandara, pelabuhan, kawasan
perkotaan di sekitar jalan tol.
 Kawasan yang akan dipengaruhi oleh pembangunan tol, (contoh: Kawasan permukiman disekitar tol,
Kawasan hutan yang dilewati tol).
 Kawasan yang akan mempengaruhi tol, (contoh: Kawasan industri yang dihubungkan oleh tol).
 Batasan fisik atau administrasi desa yang terdekat.

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019


Gambar 3.17 Delineasi Makro di Sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan – Samarinda
Dapat dilihat pada peta delineasi makro untuk pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar Kawasan PSN Jalan
Tol Balikpapan – Samarinda (99 km), delineasi makro yang dilakukan adalah buffer sepanjang Ruwasja Jalan
Tol Balikpapan – Samarinda dengan jarak minimal 2 km kiri dan kanan Ruwasja serta dipertegas menggunakan
batas fisik atau administrasi terdekat, selain itu penentuan delinineasi ini juga berdasarkan hasil analisis kawasan
yang berpengaruh dan dipengaruhi dibagian selatan diperluas hingga ke Pelabuhan Kariangau dan Bandara
Sepinggan dengan luas total wilayah delineasi meso adalah sebesar 44.554 Ha.

Tabel 3.3 Luasan Deliniasi Makro di Sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan – Samarinda

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 19
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Kota/Kabupaten Kecamatan Luas (Ha)


Kec. Muara Jawa 12.891
Kab Kutai Kartanegara Kec. Samboja 6.921
Kec. Sanga-sanga 1.773
Kec. Balikpapan Selatan 1.348
Kota Balikpapan Kec. Balikpapan Utara
4.517
Kec.Balikpapan Timur 5.747
Kec. Loa Janan Ilir 10.292
Kota Samarinda Kec. Palaran 100
Kec. Samarinda Seberang 965
Total Luasan 44.554
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

3.5.2 Kriteria Delineasi Mikro


Kriteria delineasi mikro pengendalian pemanfaatan ruang sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan –
Samarinda (99 km) atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

 Sekurang-kurangnya radius 500 meter dari pintu exit tol (sumber: rapermen pedoman jalan bebas
hambatan).
 Potensi/Titik pertumbuhan eksisting disekitar pintu tol/stasiun.
 Trend pertumbuhan lahan terbangun (potensi kawasan yang berkembang cepat).
 Kawasan yang akan dipengaruhi oleh pembangunan tol, (contoh: Kawasan permukiman disekitar tol,
Kawasan hutan yang dilewati tol dan harus dilindungi)
 Kawasan yang akan mempengaruhi tol, (contoh: kawasan industri yang dihubungkan oleh tol, sarana
prasarana penunjang tol, simpul-simpul transportasi yang terhubung langsung dengan exit tol).
 Batasan fisik atau administrasi desa yang terdekat.
 Terdapat kawasan obyek strategis disekitarnya sesuai dengan aspek fungsional pembangunan tol.
 Prioritas isu strategis yang harus ditangani di kawasan sekitar exit tol.
 IDAP tidak disusun untuk kawasan yang sudah tersedia dokumen RDTR (legal). Apabila yang sudah ada
draftnya tetap disusun dengan melakukan analisis ulang, dan hasilnya dapat digunakan sebagai masukan
untuk draft RDTR tersebut.

Delineasi mikro yang diusulkan untuk penegendalian pemanfaatan ruang di sekitar Kawasan PSN Jalan Tol
Balikpapan – Samarinda terbagi menjadi 5 (lima) kawasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Delineasi Mikro pada Kawasan Perencanaan


No Nama BWP Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
Balipapan Timur, Balikpapan Manggar, Manggar Baru,
1. BWP Manggar Kota Balikpapan
Selatan Sepinggan
BWP Karang
2. Kota Balikpapan Balikpapan Utara Karang Joang
Joang
Kabupaten Kutai
3. BWP Samboja Samboja Sungai Merdeka
Kartanegara
Handil Bakti dan Simpang
4. BWP Palaran Kota Samarinda Palaran
Pasir
Sumber: Hasil Analisis dan Pengolahan Peta Menggunakan Software GIS, Tahun 2019

Kelima delineasi mikro tersebut merupakan kawasan priotias, untuk pengendalian pemanfaatan ruangnya akan
dilakukan sampe pembuatan peraturan zonasi dan dipetakan pada peta dengan skala 1:5.000. Adapun untuk
lebih jelas mengenai delineasi mikro pengendalan pemanfaatan ruang di sekitar Kawasan PSN Jalan Tol
Balikpapan – Samarinda (99 km) akan dijabarkan pada peta untuk setiap delineasi mikro.

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 20
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2019

Gambar 3.18 Delineasi Mikro di Sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan – Samarinda

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 21
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Table of Contents
3 DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN...........................................................................................1
3.1 Objek Strategis Jalan Tol Balikpapan-Samarinda...................................................................1
3.2 Tinjauan Teori Dampak Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Wilayah........6
3.3 Kawasan Yang Mempengaruhi Fungsi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda................................7
3.4 Kawasan Yang Dipengaruhi Fungsi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda...................................15
3.5 Kriteria Delineasi Kawasan Perencanaan.............................................................................18
3.5.1 Kriteria Delineasi Makro..............................................................................................18
3.5.2 Kriteria Delineasi Mikro...............................................................................................20

Tabel 3.1 Rencana Pintu/Gerbang Tol yang Terdapat di Ruas Jalan Tol Balikpapan-Samarinda............1
Tabel 3.2 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.................11
Tabel 3.3 Luasan Deliniasi Makro di Sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan – Samarinda............20
Tabel 3.4 Delineasi Mikro pada Kawasan Perencanaan.......................................................................20

Gambar 3.1 Peta Trase Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.......................................................................2


Gambar 3.2 Peta Persebaran Kawasan Strategis Provinsi (KSP) di Sekitar Jalan Tol Balikpapan -
Samarinda..............................................................................................................................................3
Gambar 3.3 Peta dan Persentase Luas Kawasan Budidaya Sekitar Jalan Tol Balikpapan - Samarinda...4
Gambar 3.4 Peta dan Persentase Luas Kawasan Lindung di Sekitar Jalan Tol Balikpapan - Samarinda. 5
Gambar 3.5 Peta Teori Tentang Dampak Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Wilayah..................................................................................................................................................6
Gambar 3.6 Tarikan Pergerakan............................................................................................................7
Gambar 3.7 Peta Potensi Bangkitan Pergerakan Antar Regional Yang Melintasi Jalan Tol Balikpapan -
Samarinda..............................................................................................................................................9
Gambar 3.8 Sebaran Kawasan Industri Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan Pada Jalan Tol
Balikpapan-Samarinda.........................................................................................................................10
Gambar 3.9 Sebaran Kegiatan Ekonomi Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan Pada Jalan Tol
Balikpapan-Samarinda.........................................................................................................................12
Gambar 3.10 Sarana Transportasi Yang Mempengaruhi Bangkitan Pergerakan Jalan Tol Balikpapan -
Samarinda............................................................................................................................................13

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 22
INSTRUMEN LENGKAP
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN SEKITAR
PSN JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA

Gambar 3.11 Sebaran Aksesibilitas Sistem Transportasi Yang Mempengaruhi Bangkitan Pergerakan
Jalan Tol Balikpapan - Samarinda........................................................................................................14
Gambar 3.12 Guna Lahan di Sekitar Gerbang Tol Manggar Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan
pada Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.................................................................................................15
Gambar 3.13 Guna Lahan di Sekitar Gerbang Tol Karangjoang Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan
pada Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.................................................................................................16
Gambar 3.14 Guna Lahan di Sekitar Gerbang Tol Samboja Sebagai Potensi Bangkitan Pergerakan
pada Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.................................................................................................16
Gambar 3.15 Sebaran Tutupan Lahan Yang Berpotensi Dipengaruhi Oleh Jalan Tol Balikpapan -
Samarinda............................................................................................................................................17
Gambar 3.16 Kawasan Rawan Bencana Sebagai Kawasan Yang Dipengaruhi Oleh Kegiatan Sekitar
Jalan Tol Balikpapan - Samarinda........................................................................................................18
Gambar 3.17 Delineasi Makro di Sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan – Samarinda.................19
Gambar 3.18 Delineasi Mikro di Sekitar Kawasan PSN Jalan Tol Balikpapan – Samarinda..................22

LAPORAN ANTARA –
DELINEASI KAWASAN PERENCANAAN
III - 23

Anda mungkin juga menyukai