SALAM HANGAT,
UNTUK PEMBACA BUTARU
P UJI syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan ide-ide inspiratif berdasarkan
data aktual yang bersumber dari penulis-penulis yang handal di bidangnya, sehingga kami dapat kembali menerbitkan
Buletin yang berkaitan dengan berbagai aspek penataan ruang dan isu-isu serta paradigma baru yang terus berkembang di
dalam penyelenggaraan penataan ruang.
Kali ini, BUTARU Edisi 4 tahun 2019 hadir dengan tema “Pembangunan Infrastruktur Berbasis Tata Ruang”.
Infrastruktur sebagai pendukung ekonomi dan sosial sangat dibutuhkan keberadaannya. Penataan ruang memberikan
dasar bagi pembangunan infrastruktur yang jelas. Rencana tata ruang yang telah memiliki legalitas (Perda), dapat menjadi
basis kuat untuk melakukan pembangunan secara tertib. Saat ini Indonesia telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) yang menjadi acuan perencanaan makro strategis nasional. Adapun tantangan dalam penatan ruang
adalah urbanisasi yang luar biasa dan ketidakseimbangan jumlah penduduk dengan lahan di perkotaan. Inilah yang harus
diatur agar penataan ruang sesuai dengan yang direncanakan. Yang harus dipikirkan adalah upaya agar tata ruang mampu
menyelaraskan dan mensinkronkan infrastruktur secara menyeluruh.
Dalam buletin ini pembaca akan menemukan rubrik-rubrik yang akan menambah wawasan para pembaca seperti
rubrik Dialog Tokoh, Topik Utama, dan Profil Wilayah yang berkaitan dengan tema, kemudian Sekilas Info, Wacana, Liputan
Kegiatan, Info Data, Potret Ruang, Pojok Ruang dan Jurnal Taru. Beberapa rubrik tersebut mengangkat topik berkaitan
ataupun tidak berkaitan dengan tema, namun masih berkaitan dengan isu strategis yang sedang hangat diperbincangkan
khususnya terkait tata ruang.
Dialog Tokoh edisi 4 tahun 2019 kali ini menampilkan Ir. Hadi Sucahyono, MPP, Ph.D, Kepala BPIW, Kementerian PUPR.
Dalam wawancara terkait Pentingnya Peran Tata Ruang dalam Pembangunan Infrastruktur Terpadu dan Pengembangan
Wilayah, beliau mengatakan BPIW telah melakukan perencanaan terpadu dalam pembangunan infrastruktur PUPR dan
pengembangan wilayahnya telah mengacu pada RTR sesuai hirarki sejak dari RTR Nasional, RTRWN, RTRW Provinsi/
Kabupaten/Kota dan RDTR. Selanjutnya BPIW menyusun rencana dan program untuk dapat diimplementasikan oleh
masing-masing sektor PUPR. Rencana dan program disusun secara terpadu berdasarkan konsep pengembangan kawasan
yang mengacu Rencana Tata Ruang Wilayah.
Sementara itu, untuk rubrik profil wilayah membahas mengenai dukungan Tata Ruang dalam pesatnya pembangunan
infrastruktur di Kalimantan Timur (Kaltim). Infrastruktur strategis yang diatur dalam rencana struktur ruang Perda RTRW
No. 1 Tahun 2016 tentang RTRWP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036 antara lain Jalan Kereta Api, Rencana Jalan
Tol Lintas Kabupaten, dan Bandara di Perbatasan. Khusus untuk rencana pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda
dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan juga diatur dalam Perpres No. 56/2018 tentang Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam topik utama edisi 4 tahun 2019, redaksi mencoba mengangkat topik hangat terkait tema yakni tentang Rencana
Tata Ruang Dasar Pembangunan Infrastruktur Terpadu.
Pada edisi kali ini BUTARU juga menampilkan Liputan Kegiatan tentang Koordinasi Kesesuaian Tata Ruang untuk
Proyek Peningkatan Kecepatan Kereta Api Koridor Jakarta-Surabaya. Selain itu, menampilkan juga rubrik sekilas info yakni
artikel tentang optimalisasi pemanfaatan infrastruktur bagi pemerataan ekonomi. l
10 | PROFIL WILAYAH
DUKUNGAN
TATA RUANG
DALAM PESATNYA
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DI
KALIMANTAN TIMUR
18 | TOPIK UTAMA
RENCANA TATA RUANG:
DASAR PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
TERPADU
PENULIS
FIRMAN HATORANGAN NAPITUPULU
PENASIHAT REDAKSI
36 | WACANA Aria Indra Purnama
RANCANGAN FOTO FERDHAN
Budi Suryanto
Dwi Hariyawan
PERATURAN MENTERI Sufrijadi
Reny Windyawati
AGRARIA TATA RUANG/ Suryaman Kardiat
BPN TENTANG Wisnubroto Sarosa
Dodi S. Riyadi
PEMBUATAN DAN Danil Arif Iskandar
Uke Muhammad Husein
PELAKSANAAN KAJIAN Nyoto Suwignyo
Firman H. Napitupulu
LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS ANGGOTA REDAKSI
Sri Damar Agustina
(KLHS) DALAM Amelia Novianti
Agus Wiyana
PERENCANAAN TATA Andri Hari Rochayanto
Ahmad Syaikhu
RUANG Tiru Marpaung
FOTO MRZKI90 Nunung Sofiati
Endro Pujitriyono
46 | POTRET RUANG Galuh Aji Niracanti
42 | LIPUTAN KEGIATAN Rahma Julianti
Yusmi Pranawati
KOORDINASI Marcia
Vito Prihartono
KESESUAIAN TATA 48 | POJOK RUANG Rinella Tambunan
RUANG UNTUK FASILITASI Edison Siagian
Salahudin Rasyidi
PROYEK PENINGKATAN PENERTIBAN (FASTIB) PENYUNTING
KECEPATAN KERETA ALIH FUNGSI RTH Rizky Syaifudin
API KORIDOR MENJADI PERUMAHAN KOORDINASI PRODUKSI
JAKARTA-SURABAYA Rizkiana Riedho
SEKRETARIAT
Tessie Krisnaningtyas
50 | JURNAL TARU Listra P. Destriyana
44 | LIPUTAN KEGIATAN URBANISASI, TINGKAT Marisa Aprilia
Ifni Farida
PEMBENTUKAN EMISI CO2, DAN PERAN Ryanda Mahaputera
Oktafiani
FORUM DUNIA USAHA RENCANA TATA RUANG Risma Veronica Sahara
DALAM PENATAAN
RUANG
Karena saat ini akses dan kualitas dan daya tampung suatu wilayah. 2020 – 2024 (Terbangun/Belum),
pelayanan dasar masih terbatas. Untuk itu, pada tahun ini Kawasan Metropolitan, Kawasan
Ketiga, pengelolaan BPIW tengah melakukan revisi Strategis Tematik (KSPN, KEK,
urbanisasi menjadi isu strategis WPS, yang diperkirakan bisa KI), Koridor Pengembangan Jalan
berikutnya, dimana penduduk rampung pada akhir 2019 atau Tol dan Jalan Utama Nasional
perkotaan yang akan mencapai pada 2020. Revisi ini nantinya (Trans/Lintas Pulau) (Terbangun/
60 persen dan bonus demografi akan tertuang dalam Keputusan Belum), Bendungan Terbangun
2030, kontribusi urbanisasi Menteri PUPR. Setiap WPS akan dan Rencana, Usulan Ibukota
terhadap pertumbuhan ekonomi memiliki kawasan tematik seperti Negara, Ibukota Provinsi, Pulau–
nasional yang rendah. kawasan industri, pariwisata, Pulau Kecil Terluar (PPKT),
Keempat, isu pemanfaatan kawasan ekonomi khusus, Daerah Tertinggal, Kawasan
ruang. Belum optimalnya maupun kawasan perdesaan Perdesaan Prioritas Nasional
pengelolaan ruang yang prioritas. (KPPN), Kawasan Perbatasan/
berdasarkan RTR baik di Sejauh ini kami telah PKSN Perbatasan, Lokpri
perkotaan maupun perdesaan menetapkan 14 indikator dalam Perbatasan, Kota Baru, dan Kota
yang berdampak terhadap evaluasi WPS, yaitu Major Kecil.
dukungan pembangunan Project RPJMN Teknokratis
infrastruktur dan daya dukung REDAKSI: Dalam
lingkungan. Terakhir isu perencanaan dan
pendanaan, kebutuhan akan pengembangan
pembangunan infrastruktur infrastruktur wilayah,
banyak, tapi kemampuan hal-hal apa yang menjadi
budgeting pemerintah terkadang pertimbangan kebijakan
terbatas. Tapi meski begitu, jika dikaitkan dengan
pemerintah sekarang bisa salah satu tugas dan
melakukan berbagai usaha fungsi di BPIW dalam
pendanaan selain dari APBN, penyusunan kebijakan
misalnya melalui Kerja Sama teknis, rencana, dan
Pemerintah dengan Badan Usaha program keterpaduan
[KPBU], swasta, maupun bantuan
luar negeri. IR.HADI SUCAHYONO, MPP, PH.D
Perlu diketahui bersama, KEPALA BPIW, KEMENTERIAN PUPR
dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur
PUPR, Kementerian PUPR
saat ini telah menggunakan
pendekatan berbasis kewilayah.
WPS menjadi basis dari
perencanaan keterpaduan
p e m b a n g u n a n
infrastruktur.
Pendekatan
kewilayahan
j u g a
dilakukan
a g a r
pembangunan
sesuai dengan
daya dukung
ekonomi.
BPIWjugamempertimbangan
kebijakan terkait tugas dan
fungsi BPIW sebagai badan yang
mensinergikan berbagai sektor
dari sisi infrastruktur PUPR. Yakni
UU No.38/2004 tentang Jalan, UU
No.1/2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman, UU
No.18/2008 tentang Pengelolaan
Sampah, UU. No.28/2002 tentang
Bangunan Gedung, UU No.
11/1974 tentang Pengairan, dan
Permen PUPR No.8/2018 tentang
Perubahan Renstra.
Selain itu, yang perlu
ILUSTRASI : RISET menjadi perhatian, bahwa arah
pengembangan infrastruktur
PUPR perlu sejalan dengan
pengembangan kawasan Nasional (RPJMN) 2020-2024. arahan kebijakan pembangunan
dengan infrastruktur di Dalam RPJMN 2020-2024 global, misalnya terkait
bidang pekerjaan umum dan ada tujuh agenda Prioritas Sustainable Development Goals
perumahan rakyat? Nasional, salah satunya adalah (SDGs), Habitat III, dan Asia
HADI SUCAHYONO: BPIW Memperkuat Infrastruktur untuk Pacific Ministerial Conference on
dalam melakukan perencanaan Mendukung Pengembangan Housing and Urban Development
dan pengembangan infrastruktur Ekonomi dan Pelayanan Dasar. (APMCHUD).
wilayah mengacu pada kebijakan Untuk mendukung agenda ini,
perencanaan pembangunan Kementerian PUPR mendapat REDAKSI: Berbicara tentang
nasional berupa UU no. 17/ 2007 bagian menyediakan akses kawasan, menurut Bapak
tentang Rencana Pembangunan perumahan dan permukiman kawasan-kawasan mana
Jangka Panjang Nasional, UU yang layak, aman, dan terjangkau; saja yang perlu di dorong
26/2007 Tentang Penataan dan Pengelolaan air tanah dan pengembangannya,
Ruang, Perpres 3/2016 tentang air baku; akses air minum, khususnya dalam
Percepatan Pelaksanaan Proyek sanitasi yang layak. Selain itu pembangunan infrastruktur?
Strategis Nasional, serta Perpres juga membangun konektivitas HADI SUCAHYONO: Dalam
2/2015 tentang RPJMN tahun antarmoda dan multimoda untuk pengembangan infrastruktur
2015-2019. Dan kedepannya akan jalur utama logistik (barang) dan PUPR, pemerintah mengacu pada
disesuaikan dengan Rencana penumpang guna meningkatkan arahan kebijakan pembangunan
Pembangunan Jangka Menengah infrastruktur penggerak nasional. Beberapa fokus dan
lokus penanganan antara lain:
Kawasan Strategis Prioritas
Nasional yakni 12 Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional,
BPIW juga mempertimbangan kebijakan 20 Kawasan Strategis Industri,
12 Kawasan Strategis Perdesaan,
terkait tugas dan fungsi BPIW sebagai 10+1 Kawasan Strategis Kota
badan yang mensinergikan berbagai Baru, 24 Kawasan Strategis
sektor dari sisi infrastruktur PUPR. Pelabuhan, 12 Kawasan Strategis
Ekonomi Khusus, 10 Kawasan
Strategis Perbatasan, 12 Kawasan
IR.HADI SUCAHYONO, MPP, PH.D Strategis Metropolitan, dan 12
KEPALA BPIW, KEMENTERIAN PUPR Kawasan Strategis Bandar Udara.
Pariwisata Nasional (KSPN) daerah belum mempunyai berkurang dll. Selain itu,
yaitu Danau Toba, Borobudur, RTRW/RDTR yang di Perda kan. pembangunan infrastruktur
Mandalika, dan Labuan Sehingga rencana tata ruang juga tidak bisa dipisahkan dengan
Bajo. Selain itu, dukungan dilakukan dengan assessment arahan pemanfaatan ruang,
infrastruktur juga dilakukan potensi dan masalah serta maka koordinasi dan komunikasi
untuk Kawasan Industri (KI), dan kebutuhan infrastruktur sebagai yang baik antar Kementerian/
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). dasar penyusunan rencana dan Lembaga terus diperlukan.
BPIW juga sedang program, yang juga dilakukan Harapannya, bagi daerah
menyusun Renstra PUPR dengan pembahasan bersama yang belum mempunyai
2020-2024 yang menetapkan daerah. Peraturan Daerah tentang
indikator-indikator capaian RTRW/RDTR agar dapat segera
dalam proses perencanaan, REDAKSI: Sebagai diselesaikan. Sehingga dapat
pemrograman dan pembiayaan pertanyaan pamungkas, dijadikan acuan bagi BPIW untuk
pengembangan infrastruktur bagaimana harapan menyusun rencana dan program
PUPR dalam konteks wilayah/ Bapak selaku Kepala BPIW pembangunan infrastruktur
kawasan. Renstra tersebut terhadap penyelenggaraan terpadu PUPR dikaitkan dengan
diharapkan dapat memberikan tata ruang yang disupport pengembangan wilayah. Kami
pedoman untuk pembangunan oleh pembangunan bersyukur bahwa selama ini BPIW
infrastruktur PUPR berbasis infrastruktur dalam rangka Kementerian PUPR mempunyai
Kawasan. Renstra PUPR juga percepatan pembangunan komunikasi dan koordinasi
mengacu kepada RPJMN 2020- nasional, pemerataan yang baik dengan Kementerian
2024. kesejahteraan masyarakat, Agraria dan Tata Ruang,
serta peningkatan Bappenas serta Kementerian/
REDAKSI: Menurut bapak pertumbuhan ekonomi yang Lembaga lainnya (seperti
apakah perencanaan merata di seluruh wilayah Kementerian Koordinator
dan pengembangan Indonesia? Bidang Kemaritiman,
infrastruktur wilayah HADI SUCAHYONO: Kementerian Koordinator Bidang
telah sinkron dengan Pembangunan sudah seharusnya Perekonomian, Kementerian
rencana tata ruang baik memikirkan bagaimana outcome Pariwisata, Kementerian
nasional, provinsi, maupun yang dirasakan masyarakat, yakni Perhubungan, Kementerian
kabupaten/kota? kesejahteraan yang meningkat. Perindustrian, BKPM dll).
HADI SUCAHYONO: Infrastruktur hanyalah media saja Sehingga produk rencana dan
Tentunya perencanaan dan yang mendongkrak optimalisasi program yang disusun BPIW
program terpadu pembangunan dan pengembangan wilayah, akan siap untuk dilaksanakan
infrastruktur PUPR mengacu agar kemiskinan berkurang, oleh Kementerian PUPR bersama
kepada rencana tata ruang. peningkatan kesejahteraan dengan Kementerian/Lembaga
Namun bisa saja di beberapa masyarakat, pengangguran lain dan Pemerintah Daerah. l
FOTO : RISET
EDISI
EDISI44| |JULI
JULI--AGUSTUS
AGUSTUS2019
2019 BULETIN PENATAAN RUANG
10 PROFIL WILAYAH
Seberang. Jembatan tersebut kebijakan berupa pengembangan ruang RTRW tersebut antara lain
sangat vital bagi pengguna sektor ekonomi produktif migas rencana Jalan Kereta Api, Rencana
kendaraan sebagai jalur keluar dan batubara yang bernilai Jalan Tol Lintas Kabupaten, dan
masuk kendaraan dari dan menuju tambah tinggi dan berwawasan Bandara di Perbatasan. Selain
luar Kota Samarinda. lingkungan; pengembangan itu rencana pengembangan 20
sektor unggulan yang dapat Kawasan Strategis Provinsi dari
Peran Serta diperbaharui seperti sektor berbagai sudut kepentingan
Kebijakan dari pertanian, pariwisata dan energi; juga diatur, dimana ada delapan
Pemerintah Daerah perwujudan ruang yang bersinergi KSP yang diprioritaskan dari
Kalimantan Timur dengan pertumbuhan ekonomi sudut kepentingan ekonomi,
dalam Pengelolaan hijau; perwujudan pemerataan antara lain Kawasan Industri
Tata Ruang hasil pembangunan dan pelayanan Manufaktur Kariangau dan
Provinsi Kalimantan Timur bagi seluruh masyarakat; dan Buluminung, Balikpapan dan
telah memiliki Peraturan perwujudan pembangunan yang PPU, Kawasan Industri Pertanian
Daerah mengenai RTRW yang berkelanjutan dengan menjaga Kukar dan Kubar, Kawasan
diatur dalam Perda No. 1 Tahun harmonisasi kegiatan ekonomi, Industri Petrokimia Berbasis
2016 tentang RTRWP Provinsi investasi, sosial. Beberapa Migas dan Kondensat, Bontang-
Kalimantan Timur Tahun infrastruktur strategis yang Marangkay, KEK
2016-2036. Tujuan Penataan diatur dalam rencana struktur
Ruang Kalimantan Timur ialah
mewujudkan ruang wilayah GAMBAR 6. JEMBATAN MAHAKAM
provinsi yang mendukung (JEMBATAN MAHKOTA I) DI
pertumbuhan ekonomi hijau yang ATAS ALUR SUNGAI MAHAKAM,
berkeadilan dan berkelanjutan SAMARINDA)
berbasis agroindustri dan energi
ramah lingkungan, dengan
SUMBER FOTO : REDAKSI
JALAN AKSES
JALAN
DALAM
KAWASAN
TRESTLE
CAUSEWAY
PELABUHAN PELABUHAN CPO
SISI DARAT
Maloy Batuta Trans Kalimantan, tercantum di dalam Perpres PSN Jika berbicara tentang
dan sebagainya. Khusus untuk tersebut. Kalimantan Timur, tidak bisa
rencana pembangun jalan tol Rencana Kawasan Industri terlepas juga dengan keindahan
Balikpapan-Samarinda dan KEK Kariangau dan Buluminung di alam di Kepulauan Derawan.
Maloy Batuta Trans Kalimantan Balikpapan dan Penajam Paser Pengembangan kawasan
juga diatur dalam Perpres No. Utara (basis aneka industri) industri pariwisata yang telah
56/2018 tentang Proyek Strategis juga menjadi salah satu rencana ditetapkan dalam RTRW tersebut
Nasional (PSN). Selain itu pengembangan wilayah yang telah sejauh ini telah didukung oleh
rencana pengembangan KI sesuai dengan RTRW Provinsi pembangunan infrastruktur,
Petrokimia yaitu Pabrik dimana banyak infrastruktur antara lain
Pupuk Kaltim dan yang akan dibangun dalam
pembangunan rangka mendukung
Kilang Minyak perwujudan KI
B o n t a n g tersebut.
juga telah
PPU
JEMBATAN
PULAU BALANG
KAWASAN INDUSTRI
BULUMINUNG ± 5.000 Ha
BANDARA SULTAN
JEMBATAN AM. SULAIMAN SEPINGGAN
TOL, BPN-PPU
ILUSTRASI : BAPPEDA KALTIM
Kalimantan Timur
sebagai Calon Ibu
kota Baru
Provinsi Kalimantan Timur
telah diputuskan oleh Presiden
Republik Indonesia menjadi calon
lokasi ibu kota baru pengganti
DKI Jakarta. Dalam hal ini, alasan
pemerintah memilih Provinsi
Kalimantan Timur sebagai calon
GAMBAR 10. PEMBANGUNAN DERMAGA MARATUA DAN PENGEMBANGAN Muara Jawa sepanjang 30,975 km;
BANDARA KALIMARAU SEBAGAI PENDORONG PENGEMBANGAN KAWASAN Seksi 3 dari Muara Jawa hingga
INDUSTRI PARIWISATA
Palaran sepanjang 17,3 km, Seksi
4 dari Palaran hingga Jembatan
SUMBER FOTO: BAPEDDA KALTIM
Mahkota II sepanjang 17,55 km,
dan Seksi 5 dari Km 13 hingga
Bandara Sepinggan sepanjang 11,5
km. Jalan tol ini ditargetkan dapat
beroperasi pada akhir 2019 tahun
ini. Nantinya dengan keberadaan
jalan tol tersebut akses menuju
calon ibukota baru yang digadang-
gadang Pemerintah akan semakin
terjangkau.
ibu kota negara karena Provinsi TABEL 1. KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR DI SEKITAR RENCANA LOKASI IBU
Kalimantan Timur dinilai memiliki KOTA NEGARA
risiko bencana minimal, letaknya
yang berada ditengah-tengah NO INFRASTRUKTUR
Indonesia, lokasi yang diambil
juga berada di tengah-tengah
kota Balikpapan dan Samarinda,
dan telah memiliki beberapa
infrastruktur lengkap.
Saat ini, Kalimantan Timur 1. Jalan
a. Jalan Arteri (Trans Kalimantan)
memiliki sejumlah perencanaan
b. Jalan Tol Balikpapan - Samarinda
infrastruktur strategis yang c. Jalan Kolektor Samarinda - Balikpapan
keberadaannya mendukung di 2. Jembatan Pulau Balang
sekitar Rencana Lokasi Ibu Kota 3. Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman
Negara, bisa dilihat pada tabel 1. Sepinggan, Balikpapan
Untuk pembangunan 4. Bandar Udara Aji Pangeran Temanggung Pranoto, Samarinda
infrastruktur jalan tol Balikpapan- 5. Pelabuhan Semayang, Balikpapan
Samarinda yang merupakan salah 6. Terminal Peti Kemas Kariangau, Balikpapan
satu Proyek Strategis Nasional 7. Pelabuhan Palaran, Samarinda
(PSN) terdiri atas 5 seksi, yaitu 8. Bendungan Samboja
9. Bendungan Manggar
Seksi 1 mulai dari Km 13 hingga
10. Bendungan Teritip
Samboja sepanjang 22,025 km, 11. Bendungan Sungai Wain
Seksi 2 dari Samboja hingga 12. Bendungan Benanga
13. Bendungan Lambakan
14. Energi listrik surplus 250 MW (rencana pengembangan sampai
SUMBER FOTO : BAPEDDA KALTIM
2024 sebesar 1.300 MW)
15. Telekomunikasi (jaringan fiber optic Kaltim merupakan bagian dari
sistem wilayah tengah Indonesia mencakup Sulawesi dan Maluku
16. Hotel Bintang (1-5)
17. Convention Hall (Samarinda)
18. RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda
19. Perguruan Tinggi Negeri (UNMUL, ITK, STAIN, Poltek Balikpapan,
Poltek Samarinda, Politani Samarinda, ISBI, Tenggarong)
20. Stadion Palaran, Samarinda
Stadion Batakan, Balikpapan
Stadiun Aji Imbut, Kutai Kertanegara
21. Perbankan dan Jasa Keuangan
22. Rencana Pembangunan Jalan Tol Samarinda - Bontang
cana tahun 2024 menjadi 1.300 Selatan, dan lain sebagainya. kungan. Pemerintahan pun akan
MW). Pengelolaan listrik oleh PT Rencananya Ibu Kota Baru di meminimalkan pilihan peralihan
PLN (Persero) Wilayah Kaltim-Kal- Kalimantan Timur mengusung alih fungsi lahan konservasi yang
tara, memastikan kesiapan energi konsep forest city (kota hutan) di- ada di Kalimantan.
listrik untuk kawasan ibu kota dan mana konsep pengembangannya Konsepnya adalah memanfaat-
dua kota penyangga Balikpapan dengan memanfaatkan kawasan kan 30 persen area hutan untuk
dan Samarinda. hutan. Dalam hal ini, Pemerintah pembangunan ibu kota. Sisa area
Jaringan fiber optik (telekomu- mengolaborasikan konsep kota kemudian dipertahankan sebagai
nikasi). Kabel fiber optik selain milik modern, smart, beautiful, and suis- hutan konservasi. Artinya, konsep
BUMN Telkom, juga dimiliki opera- tainable dengan kekayaan hutan ibu kota RI di Kalimantan nantinya
tor selular. Menghubungkan Sama- tropis. Pengembangan ibu kota terletak di tengah hutan. Hutan
rinda dan Balikpapan, hingga kota negara harus mempertimbangkan menjadi sarana buffer zone pelin-
kabupaten di Provinsi Kalimantan upaya pelestarian alam dan ling- dung ibu kota. l
DESA Pampang menjadi menjadi desa budaya sejak Secara administratif Desa
destinasi budaya di Kalimantan tahun 1991 dan diresmikan Budaya Pampang ini terletak
Timur yang menyimpan oleh Gubernur Kalimantan di Desa Pampang, Kecamatan
keunikan. Di desa ini wisatawan Timur kala itu. Samarinda Utara, Provinsi
bisa menikmati tarian Cukup beralasan jika Desa Kalimantan Timur. Untuk
tradisional khas Suku Dayak Dayak Pampang Samarinda menikmati keunikan budaya
di rumah adat Lamin Adat dinobatkan sebagai salah khas suku Dayak di Desa
Pamung Tawai. Rumah adat satu aset unggulan wisata Pampang, wisatawan harus
tersebut dipenuhi dengan ukir- lokal, karena keberadaannya menempuh perjalanan sejauh
ukiran indah khas Dayak. Desa mampu menyedot wisatawan 23 kilometer dari pusat kota
Pampang sendiri secara resmi baik lokal maupun asing. Samarinda. l
E
spasial. Sebuah konsep yang
sebenarnya telah lama dicetuskan
oleh Ir. Sutami, tepatnya pada
UPHORIA pesta pada Juni lalu. tahun 1976. Terdapat tiga hal
demokrasi telah usai, yang dapat dicermati mengenai
rakyat telah memilih Membangun pendekatan kewilayahan. Pertama,
sosok pemimpinnya. Indonesia melalui wilayah itu sendiri sebagai sebuah
Presiden Joko Widodo kembali Infrastruktur ruang bagi manusia menjalankan
terpilih menjadi orang nomor Infrastruktur telah aktivitasnya. Kedua, faktor
satu di Republik ini untuk kedua menjadi fokus pembangunan manusia itu sendiri, dan ketiga,
kalinya. Tantangan pada periode pemerintahan Jokowi dari interaksi terhadap lingkungan
mendatang akan lebih besar sejak awal kepemimpinannya. serta penerapan teknologi. Selain
dirasakan oleh presiden terpilih. Infrastruktur memegang peranan itu, pembangunan infrastruktur
Setelah sembilan prioritas sebagai salah satu pilar penyokong yang cepat, serentak dan konsisten
program yang telah digulirkan pembangunan. Berdasarkan data akan mampu mengembangkan
pada periode pertama, Presiden Global Competitiveness Index 2017- wilayah sesuai dengan potensinya.
akan melanjutkan program 2018, terdapat dua aspek prioritas Bersamaan dengan hal
pembangunan untuk periode yang memerlukan perkuatan tersebut Basuki Hadimoeljono
2020-2024, hal ini telah untuk menyokong Indonesia juga mengatakan gagasan
dicetuskan pada pidato beliau sebagai pelaku ekonomi global pengembangan infrastruktur
yang bertajuk ‘Visi Indonesia’ yang diperhitungkan yaitu, wilayah adalah pendekatan dalam
FOTO : RISET
SUMBER :
• PERATURAN MENTERI PUPR NO. 26/PRT/M/2017 TENTANG PANDUAN PEMBANGUNAN BUDAYA INTEGRITAS
DI KEMENTERIAN PUPR
• PERATURAN MENTERI PUPR NO. 13.1/PRT/M/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PUPR
pembangunan infrastruktur dana, modal dan informasi. dan geliat ekonomi lokal dapat
untuk mengatasi ketimpangan Hasil dari aliran ini dapat kita tumbuh dan berkembang. Hal ini
dan merespon berbagai masalah lihat berupa migrasi manusia, disampaikan oleh Presiden Joko
pembangunan wilayah dan penyebaran inovasi, arus Widodo sebagai konsep kelanjutan
kota. Proses perencanaan dan informasi, penerapan teknologi pembangunan Indonesia.
pemrograman pembangunan baru dan perubahan ekosistem. Infrastruktur yang dibangun
infrastruktur PUPR yang memuat Infrastruktur skala besar yang dari Papua sampai dengan
program dan kegiatan harus telah dibangun seperti jalan tol, rel Sumatera, dari Morotai sampai
berbasis ilmu kewilayahan. kereta api, pelabuhan dan bandara dengan Pulau Rote sebagai bentuk
Kawasan/Wilayah untuk difungsikan sebagai sebuah layanan kepada masyarakat untuk
menjalankan fungsinya sebagai jaringan yang menghubungkan mendapatkan hak yang sama
sebuah mesin pertumbuhan kawasan produksi rakyat. Selain dalam mengakses pendidikan,
ekonomi harus ditunjang itu keterhubungan antar kawasan kesehatan, air bersih dan lainnya.
oleh jaringan infrastruktur. baik itu kawasan industri kecil, Peningkatan kesejahteraan rakyat
Jaringan infrastruktur (network) kawasan ekonomi khusus, kawasan dengan harapan menurunkan
disambung melalui simpul-simpul pariwisata juga disambungkan angka kemiskinan dan
pertumbuhan (growth poles). dengan jaringan infrastruktur. kesenjangan sosial merupakan
Jaringan ini berfungsi sebagai Harapannya, agar hasil produksi bentuk prinsip keadilan sosial
backbone yang mendukung rakyat dapat memberikan hasil yang tertuang dalam Pembukaan
peredaran arus logistik, manusia, yang signifikan bagi kesejahteraan UUD 1945 dan Pancasila.
Melalui infrastruktur,
wilayah dibangun selain untuk
mengembangkan potensi
ekonomi wilayah juga untuk
mewujudkan pemerataan
disegala bidang, menciptakan
lapangan kerja, memberikan
kesempatan kepada setiap warga
negara untuk mendapatkan
hak dasar yang sama. Dengan
penduduk sebanyak 264 juta
jiwa, pembangunan infrastruktur
harus dapat memberikan T
ISE
kontribusi terhadap peningkatan panjang I persampahan
:R
R AS
kesejahteraan masyarakat dan y a n g ST u n t u k
ILU
hal ini bukan perkara mudah. berkelanjutan, 12.163.334 KK. Hasil
Prioritas pembangunan di efisien, dan akuntabel pembangunan tersebut
segala bidang mendorong untuk mewujudkan kota tanpa memberikan perubahan berupa
pembangunan infrastruktur dasar permukiman kumuh. peningkatan kesejahteraan
konektivitas seperti jaringan Dalam mewujudkan RPJPN masyarakat lokal, dan mendorong
jalan, jaringan listrik, sistem tersebut, sampai dengan tahun pertumbuhan serta pemerataan
dan jaringan pengairan serta 2018 (Bisa dilihat di gambar ekonomi wilayah. Dengan angka
jaringan telekomunikasi menjadi 2), Kementerian PUPR telah pertumbuhan ekonomi sebesar
penyangga utama pertumbuhan membangun jalan nasional 5,24% pada akhir 2018, Indonesia
ekonomi. Kementerian PUPR non tol sepanjang 47.017 km, masih memerlukan pembangunan
mengemban amanah terhadap jalan nasional tol 1.649 km, 55 yang memperkuat pertumbuhan
pembangunan infrastruktur dasar bendungan dengan tambahan ekonomi di segala sektor.
jalan, pengairan dan permukiman. cakupan daerah irigasi baru
Berangkat dari hal tersebut, seluas 865.839 ha. Infrastruktur Teknologi dan
infrastruktur yang dibangun pengairan yang dibangun untuk Revolusi Industri 4.0
sudah selayaknya dilakukan mendukung ketahanan pangan Akselerasi teknologi telah
dengan pendekatan kewilayahan telah memberikan dampak mengalami perkembangan yang
dan mempertimbangkan prinsip ekonomi sosial terhadap dunia sangat masif. Teknologi menjadi
peruntukan ruang. usaha, pariwisata dan industri bagian yang tidak terpisahkan
Sasaran pokok RPJPN berupa peningkatan jumlah dalam kehidupan masyarakat.
2005-2025 terkait infrastruktur lapangan kerja, percepatan waktu Perkembangan teknologi
yaitu: pertama, terwujudnya distribusi dan penurunan biaya menjadikan pembangunan
bangsa yang berdaya bersaing arus barang. infrastruktur berjalan lebih
dengan pendapatan per kapita Pada sektor perumahan cepat. Banyak dari kita tidak
setara negara upper-middle (Bisa dilihat di gambar 2) telah berpikir bahwa jaringan jalan,
income pada tahun 2025; kedua, dibangun 550.000 unit rumah jaringan pengairan, kelistrikan
terwujudnya pembangunan susun, 50.000 unit rumah khusus, dan bangunan sebagai sebuah
yang merata dan berkeadilan, di 676.950 Prasarana, Sarana dan teknologi. Teknologi pada dasarnya
mana pembangunan diharapkan Utilitas (PSU) Rumah Umum dapat digolongkan menjadi dua
merata ke seluruh wilayah melalui dan 1.750.000 unit rumah kategori, mesin dan struktur.
peningkatan kualitas hidup swadaya. Dalam sektor dukungan Struktur adalah pembentuk
dan kesejahteraan masyarakat infrastruktur permukiman fondasi fisik dari sebuah obyek.
dari sisi kemandirian pangan; dibangun 34.319 lt/dt untuk akses Hal ini membuktikan bahwa
ketiga, terpenuhinya kebutuhan air minum, 38.431 ha penanganan infrastruktur merupakan
hunian dengan prasarana dan kawasan permukiman kumuh perwujudan teknologi itu sendiri.
sarana pendukung melalui sistem perkotaan serta sarana Infrastruktur merupakan sebuah
pembiayaan perumahan jangka dan prasarana sanitasi dan obyek hasil kreasi pemikiran
Dampak
2. Analisa Manfaat
3. Skema
Pembiayaan
5 THN
4. Renstra
Pembangunan
Infrastruktur
Aktivitas sosial ekonomi
dominan terjadi di tempat
bermukimnya warga, tempat
bekerja, tempat kegiatan
perekonomian, pemerintahan dan Kegiatan Lanjutan
lainnya. Titik-titik pertumbuhan
ini muncul dan berkembang Keterpaduan Perencanaan
seiring dengan meningkatnya
aktivitas sosial ekonomi yang
DPR DPD
PROGRAM TAHUNAN
Fungsi Besaran Volume
Kawasan & Biaya Proses DIPA
Waktu Kewenangan
Budgete Constraint
Readiness Criteria
E-Monitoring
Financial Scheme
Sinkronisasi Program Jangka Menengah, Jangka Pendek dan Tahunan Sinkronisasi Pelaksanaan
perkuatan terhadap aspek satu bentuk warisan kepada manusia Indonesia agar
pengendalian pembangunan kehidupan yang akan datang. mampu menjadi pelaku dan
dengan mempertimbangkan Sinergi harmonis antara pengguna infrastruktur melalui
dampak sosial, ekonomi, kultural infrastruktur fisik dan pemanfaatan teknologi yang tepat
dan lingkungan pada masyarakat. lingkungan dapat dijembatani guna. Menjadi sangat penting
Pengembangan wilayah dengan menggunakan bagi para perencana untuk
dilakukan untuk menentukan teknologi. Pembangunan menyadari bahwa kebijakan tata
dan memberikan argumentasi infrastruktur untuk mendukung ruang telah dibuat sedemikian
teknis terhadap sektor atau pengembangan kawasan rupa dengan mempertimbangkan
kawasan strategis yang akan industri dapat menyebabkan sifat alami kawasan, kearifan
dikembangkan. Penetapan pencemaran lingkungan udara, lokal serta kebutuhan masyarakat
sektor atau kawasan strategis air dan tanah. Namun, dampak akan infrastruktur, sehingga
menjadi dasar dalam menentukan ini dapat diminimalisasi dengan pembangunan tidak semata-
dukungan pembangunan penggunaan teknologi untuk mata dilakukan dengan menutup
infrastruktur yang dibutuhkan. pembangunan pengolahan limbah mata dan telinga. Para perencana
Konsep pengembangan wilayah padat dan limbah cair industri. perlu memperkaya diri dengan
untuk mendorong pertumbuhan Teknologi dalam genggaman kombinasi disiplin ilmu lintas
perekonomian dilakukan dengan kita, namun manusia adalah klaster pada berbagai bidang
mengedepankan pelestarian perencana pembangunan, lingkungan, sains, rekayasa dan
lingkungan. Pelestarian pengendali teknologi dan penerapan teknologi untuk dapat
lingkungan dalam pembangunan pengendali kerusakan lingkungan menghasilkan sebuah analisis
infrastruktur merupakan salah sehingga perlunya mendidik kebijakan yang holistik. l
S
perencanaan pembangunan
nasional di bidang kelautan yang
berjangka waktu 20 tahun. Selain
EBAGAIMANA kita memunggungi samudera, sebagai dokumen perencanaan,
ketahui Indonesia memunggungi selat dan teluk”. RTRL juga berfungsi sebagai
merupakan negara Dibutuhkan perencanaan dan pedoman arahan pemberian
kepulauan terbesar pengelolaan ruang laut yang lebih izin lokasi perairan dan izin
di dunia yang sebagian besar efektif guna memaksimalkan pengelolaan perairan di wilayah
wilayahnya merupakan laut potensi yang ada dengan tetap pesisir dan pulau-pulau kecil,
(79%), terdiri atas 17.508 pulau, memperhatikan daya dukung serta perwujudan keterpaduan
serta 99.000 Km garis pantai. dan daya tampung lingkungan. dan keserasian pembangunan
Dengan kondisi demikian, Berdasarkan Undang- serta kepentingan lintas
Indonesia mempunyai potensi Undang No. 32 Tahun 2014 sektor dan lintas wilayah
ekonomi maritim: perikanan tentang Kelautan bahwa dalam memanfaatkan dan
tangkap, transportasi laut, wisata Pengelolaan Ruang Laut mengendalikan pemanfaatan
bahari, pertambangan dan energi, meliputi proses Perencanaan, ruang Laut.
dan hutan mangrove. Namun Pemanfaatan, Peraturan Pemerintah RTRL
demikian, hingga tahun 2014, memuat pengaturan
belum terdapat perencanaan
pembangunan yang
komprehensip
berbasis kelautan,
sebagaimana
disampaikan
Jokowi dalam
pidato pelantikan
Presiden pada
Januari 2014
silam. Dalam
pidatonya
tersebut,
P r e s i d e n
menyampaikan
“Kita telah
terlalu lama
memunggungi laut, ILUSTRASI : RISET
1. Kepala Subbidang Tata Ruang, Asisten Deputi Bidang Percepatan Infrastruktur, Pengembangan Wilayah, dan Industri, Sekretariat Kabinet
Sistem jaringan prasarana dan sarana laut Sistem jaringan prasarana & sarana
a. Tatanan kepelabuhan nasional Laut berupa tatanan kepelabuhan
b. Tatanan kepelabuhan perikanan (pelabuhan perikanan samudera, pelabuhan perikanan
perikanan nusantara, dan pelabuhan perikanan pantai)
Alur laut
a. Alur pelayaran
b. Alur pipa/kabel bawah laut
c. Alur migrasi biota laut
KSNT
a. KSNT terkait dengan kedaulatan negara
b. KSNT terkait dengan pengendalian lingkungan hidup; dan/atau
c. KSNT terkait dengan situs warisan dunia
Penetapan 38 KSN (sebagaimana ditetapkan RTRWN) & Kawasan antarwilayah (teluk, selat, dan laut)
undangan di bidang pelayaran. Kawasan Strategis Nasional energi, zona pertahanan dan
Untuk kebijakan Tertentu (KSNT). Pada Kawasan keamanan, dan zona transportasi.
pengembangan Pola Ruang Pemanfaatan Umum, ruang Pada Kawasan Pemanfaatan
laut di Wilayah Perairan yaitu laut dialokasikan untuk zona Umum tersebut diatur
berupa pengembangan Kawasan Perikanan, zona pariwisata, ketentuan kriteria untuk dapat
Pemanfaatan Umum, Kawasan zona industri Kelautan, zona dilakukannya reklamasi dalam
Konservasi, Alur Laut, dan Pertambangan, zona pengelolaan rangka pengembangan kegiatan.
OPTIMALISASI
PEMANFAATAN INFRASTRUKTUR
BAGI PEMERATAAN EKONOMI
p TIM KEASDEPAN PENATAAN RUANG DAN KAWASAN STRATEGIS EKONOMI, KEMENKO PEREKONOMIAN p
M E N T E R I
Koordinator
Perekonomian,
D a r m i n
Nasution telah mengeluarkan
kebijakan transformasi ekonomi
dalam lima pilar utama yang
dijadikan landasan transformasi
dibangun harus dioptimalkan
pemanfaatannya
memberikan manfaat
seluruh sektor yang mengarah
pada pemerataan pembangunan
dan pemerataan ekonomi.
Berdasarkan
agar
bagi
laporan
Komite Percepatan Penyediaan
dapat menciptakan ekspansi
ekonomi melalui multiplier
effect di berbagai bidang dan
sektor perekonomian, sehingga
berdampak pada pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi di
Indonesia. Namun demikian,
pembangunan infrastruktur
ekonomi menuju Indonesia maju Infrastruktur Prioritas (KPPIP), yang sudah begitu masif ternyata
2024. Lima pilar ini menjadi pada kuartal III tahun 2019 belum dapat mendorong
fondasi dalam pembangunan sejumlah 49 Proyek Strategis pertumbuhan ekonomi secara
yang berkelanjutan, berdaya Nasional (PSN) telah diselesaikan optimal. Hal ini terlihat dari nilai
saing dan berkualitas. Lima pilar dan sejumlah Proyek dalam ICOR yang naik dari 5,6 menjadi
tersebut yaitu: (1) Optimalisasi proses penyiapan, transaksi dan 6.3, kenaikan ini menunjukkan
pembangunan infrastruktur; pembangunan. bahwa biaya pembangunan
(2) Penguatan implementasi Saat ini Infrastruktur infrastruktur belum mampu
kebijakan pemerataan ekonomi; memiliki peran penting mendongkrak investasi di pusat-
(3) Minimalisasi ketergantungan dalam pertumbuhan ekonomi pusat kegiatan ekonomi.
terhadap modal asing jangka terlebih di bidang investasi. Untuk mewujudkan
pendek; (4) Efisiensi pasar tenaga Pembangunan infrastruktur optimalisasi pemanfaatan
kerja dan peningkatan Kualitas diharapkan dapat mempengaruhi infrastruktur, arah pembangunan
Sumber Daya Manusia; dan daya tarik iklim investasi dan ke depan berfokus pada:
(5) Konfigurasi investasi untuk
mendukung pertumbuhan. GAMBAR 1. LIMA PILAR UTAMA SEBAGAI LANDASAN TRANSFORMASI
Sebagai pilar pertama, EKONOMI MENUJU INDONESIA MAJU 2024
Optimalisasi Pembangunan
Infrastruktur diharapkan
dapat menjadi pendorong
pertumbuhan
e k o n o m i
dengan cara
mengoptimalkan
manfaat yang diperoleh
dari pembangunan
infrastruktur, baik yang
sudah dibangun maupun
yang masih dalam
perencanaan. Idealnya
infrastruktur
yang sudah
27 proyek, 1 program
ketenagalistrikan, dan
1 program pemerataan
ekonomi dalam tahap
75 proyek dalam tahap konstruksi dan mulai
konstruksi dan akan beroperasi
beroperasi di 2019
pembangunan infrastruktur yang kondisi suatu wilayah sudah Berdasarkan kondisi tersebut akan
bertahap dengan partisipasi dari terdapat infrastruktur utama, dihasilkan informasi spasial berupa
masyarakat dan dunia usaha; namun sentra produksi belum Peta Konektivitas Infrastruktur
perencanaan infrastruktur berkembang. Kedua, kondisi dan Pengembangan Wilayah (jalur
yang terintegrasi; membangun wilayah sudah terdapat sentra logistik, lokus sentra produksi,
kelengkapan prasarana pendukung produksi, namun pembangunan lokus pasar, dsb) yang bisa dilihat
untuk menciptakan efisiensi infrastruktur belum optimal. pada gambar 3. l
antarmoda; dan membangun
jaringan logistik barang yang GAMBAR 3. DUA SKENARIO DALAM MELAKSANAKAN ANALISIS DAN
modern dan terintegrasi antar IDENTIFIKASI PEMANFAATAN INFRASTRUKTUR
pusat-pusat kegiatan ekonomi.
Pembangunan infrastruktur yang
terintegrasi dengan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi ini akan
mendukung pengembangan
wilayah secara agregat.
Kedepan, diperlukan upaya 1. Pusat pertumbuhan
eksisting yang
memerlukan penguatan
2. Infrastruktur eksisting
yang perlu dihubungkan
dengan pusat
untuk mengoptimalkan pusat
infrastruktur pertumbuhan
pertumbuhan eksisting dengan
menyediakan infrastruktur yang
diperlukan, serta memaksimalkan
koneksitas infrastruktur eksisting
(termasuk PSN) dengan pusat- Peta konektifitas infrastruktur dan pengembangan
wilayah (jalur logistik, lokus sentra produksi, lokus
pusat pertumbuhan baru. Dalam
pasar, dsb.)
Optimalisasi Pemanfaatan
Infrastruktur terdapat dua skenario
KELIMA PILAR YANG DIBANGUN AKAN SALING BERKAITAN UNTUK MEMBENTUK
untuk dilaksanakan analisis dan SUMBER: HASIL ANALISIS TIM KEASDEPAN PENATAAN RUANG DAN KAWASAN
FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN
identifikasi lebih lanjut. Pertama, STRATEGIS EKONOMI, 2019
P RINSIP pembangunan
berkelanjutan
dasarnya tidak pernah
terpisah
pada
khususnya
dalam perencanaan tata ruang
karena telah diatur dalam
UUPR. Peraturan Pemerintah
Nomor 15 tahun 2010 tentang
TIM PENYUSUN RTR
TAHAPAN PERENCANAAN TATA RUANG (PERMEN PU 15/2012; PERMEN ATR 37/2016;
PERMEN ATR 8/2017; PERMEN ATR 1/2018; PERMEN ATR 16/2018)
Persiapan
Penyelenggaraan Penataan Ruang
(PP 15/2010) pasal 4 menyebutkan
bahwa pengaturan penataan
ruang oleh pemerintah meliputi
penyusunan dan penetapan
Pengumpulan Data dan Informasi
pedoman bidang penataan ruang
yang ditetapkan dengan Peraturan
Menteri. Serta adanya amanah PP
15/2010 pasal 25, 17, 32, 35, 43, 61, Pengelolaan dan Analisis Data
dan 67 yang menyebutkan bahwa
pada saat penyusunan RTR, perlu
dilakukan teknik penentuan
daya dukung dan daya tampung
lingkungan melalui Kajian
Penyusunan Konsep RTR
Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS). SUMBER :
Untuk memastikan bahwa RANCANGAN
pertimbangan lingkungan dan PERMEN ATR/BPN
TENTANG PEDOMAN
prinsip berkelanjutan menjadi PEMBUATAN DAN
dasar dan terintegrasi dalam PELAKSANAAN
KLHS DALAM
perencanaan tata ruang wilayah, PERENCANAAN TATA
maka Pemerintah dan pemerintah Penyusunan dan Pembahasan Raperda
RUANG
daerah sebagai penanggungjawab
penyusunan rencana tata ruang
(RTR) perlu melaksanakan 2009 tentang Lingkungan Hidup Pedoman Umum KLHS yang
KLHS. Hal ini dimaksudkan agar yang kemudian dilaksanakan kemudian kembali dicabut dan
produk RTR yang dikeluarkan melalui PP 46/2016 sebagai dasar diganti dengan Permen LH dan
telah memadukan aspek bagi Kementerian Lingkungan Kehutanan (Permen LHK) No.69
lingkungan hidup, sosial, dan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tahun 2017 mengenai Pedoman
ekonomi. Hal ini sejalan dengan melakukan konsultasi/asistensi Penyelenggaraan KLHS. Kendati
Peraturan Pemerintah Nomor teknis dan validasi KLHS. Dalam peraturan pelaksana baru telah
46 Tahun 2016 tentang Tata rentang waktu tersebut, muncul terbit namun instrumen analisis
Cara Penyelenggaraan KLHS (PP penetapan peraturan pelaksana KLHS tetap absen, oleh karena itu
46/2016) yang mengamanatkan KLHS yakni Peraturan Menteri KLHK menentukan konsultasi/
bahwa KLHS wajib dilaksanakan Lingkungan Hidup (Permen asistensi teknis dan validasi
ke dalam penyusunan rencana LH) No.27 Tahun 2009 tentang KLHS menjadi kewenangannya.
tata ruang wilayah beserta Pedoman Pelaksanaan KLHS Sementara kewenangan
rencana rincinya. yang kemudian dicabut dan Kementerian/Lembaga lain
KLHS merupakan amanah diganti dengan Permen LH terkait penyusunan KLHS adalah
Undang-undang No.32 Tahun No.9 Tahun 2011 mengenai pada lingkup pembuatan dan
GAMBAR 1. TATA CARA PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS DALAM PROSES PENYUSUNAN RTR
Pokja KLHS melakukan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan 3. Isu muatan materi RTR
meliputi kegiatan: 4. Analisis pengaruh
• Penyusunan dan penyajian informasi dasar; 5. Pengkajian pengaruh RTR
• Penyusunan kajian konsep pengembangan; dan terhadap kondisi lingkungan hidup
• Identifikasi dan perumusan isu pembangunan berkelanjutan 6. Rumusan alternatif
7. Rumusan rekomendasi
8. Pengintegrasian
• Identifikasi muatan RTR yang berpotensi menimbulkan pengaruh
terhadap kondisi lingkungan hidup;
• Analisis pengaruh RTR terhadap Kondisi Lingkungan Hidup*; KONSULTASI TEKNIS 2
• Perumusan alternatif penyempurnaan RTR; dan Hasil analisis s/d pengintegrasian
• Penyususan Rekomendasi Perbaikan untuk Pengambilan Keputusan
RTR
9. Penjaminan kualitas
10. Pendokumentasian
Pengumpulan data dan informasi
ISU PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
a. Dikumpulkan b. Dipusatkan
SUMBER: KEMENTERIAN
Literatur Kesamaan LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN
Pendapat POKJA Sebab Akibat
pelaksanaan KLHS sesuai dengan 2017 yakni identifikasi pemangku KLHS melakukan identifikasi isu
amanah PP 46/2016 pada pasal 17. Kepentingan, pembentukan POKJA pembangunan berkelanjutan melalui
Untuk menyelaraskan KLHS dan penyusunan KAK KLHS upaya:
penyusunan KLHS yang yang memuat proses-proses atau 1. Mengumpulkan isu
dilakukan oleh pokja KLHS lingkup kajian KLHS. Dalam beberapa pembangunan berkelanjutan
dengan penyusunan RTR kondisi, KAK penyusunan RTR dapat melalui telaah literatur dan
maka dilakukan upaya untuk memuat lingkup pembuatan dan curah pendapat Pokja KLHS.
mengintegrasikan langkah- pelaksanaan KLHS untuk menjamin Hasil telaah dan surah pendapat
langkah penyusunan tersebut terintegrasinya pembuatan dan tersebut didiskusikan dengan
sehingga analisis data dan variabel pelaksanaan KLHS dengan tetap para pemangku kepentingan
menjadi lebih optimal. Upaya memperhatikan falsafah dan fungsi melalui konsultasi publik. Hasil
integrasi ini diharapkan dapat KLHS dalam menyempurnakan konsultasi publik dituangkan
dilaksanakan di tahun yang sama muatan RTR. dalam Berita Acara;
selain agar lebih efektif dalam Tahap Pengumpulan Data 2. Isu pembangunan berkelanjutan
mengeskplorasi isu-isu strategis dan Informasi, data dan informasi yang telah dikumpulkan
juga efisien dalam hal waktu dikumpulkan berdasarkan kemudian dipusatkan
dan biaya penyusunan kedua pendekatan pembuatan dan berdasarkan kesamaan substasi
dokumen tersebut. Disamping pelaksanaan KLHS berdasarkan dan/atau menelaah sebab-
itu diharapkan nomenklatur yang karakteristik rencana RTR. akibat dengan memperhatikan
digunakan dalam penyusunan Jenis data dan informasi yang isu lintas sektor, isu lintas
KLHS dapat langsung diadaptasi harus dikumpulkan diatur wilayah, isu lintas pemangku
dengan nomenklatur dalam dan dikonsultasikan dengan kepentingan, dan isu lintas
penyusunan RTR. Kementerian atau Dinas di waktu. Hasil tersebut kemudian
Tahap persiapan dalam proses Provinsi yang menyelenggarakan dikonsultasikan dengan
penyusunan rencana tata ruang, urusan pemerintahan di bidang masyarakat dan pemangku
dilakukan prosedur pembuatan dan perlindungan dan pengelolaan kepentingan. Hasil dari
pelaksanaan KLHS berdasarkan lingkungan hidup. Pada tahap konsultasi tersebut menjadi
Peraturan Menteri Lingkungan pengumpulan data dan informasi dasar untuk mengidentifikasi
Hidup dan Kehutanan No. 69 Tahun dalam proses penyusunan RTR, Pokja isu pembangunan berkelanjutan
pembangunan berkelanjutan
SUMBER FOTO : RISET strategis dengan mempertimbangkan
unsur-unsur berikut yang tercantum
pada Pasal 9 ayat (2) Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2016:
a. Kapasitas daya dukung dan
daya tampung lingkungan
hidup untuk pembangunan
(DDDT);
b. Perkiraan dampak atau
risiko lingkungan hidup
(dampak lingkungan hidup);
c. Kinerja layanan atau jasa
ekosistem (jasa ekosistem);
d. Intensitas dan cakupan
wilayah bencana alam
strategis. c. Keterkaitan antar isu (cakupan wilayah);
Tahap Pengolahan dan strategis pembangunan e. Status mutu dan
Analisis Data, pada tahap ini Pokja berkelanjutan; ketersediaan sumber daya
KLHS melakukan identifikasi isu d. Keterkaitan dengan materi alam (mutu sumber daya
pembangunan berkelanjutan strategis muatan RTR; alam);
dan identifikasi isu pembangunan e. Muatan Rencana f. Ketahanan dan potensi
berkelanjutan prioritas, melalui Perlindungan dan keanekaragaman hayati
tahapan sebagai berikut: Pengelolaan Lingkungan (potensi keaneragaman
1. Identifikasi Isu Pembangunan Hidup (RPPLH); dan hayati);
Berkelanjutan Strategis f. Hasil KLHS dari RTR g. Kerentanan dan kapasitas
Identifikasi isu pembangunan pada hirarki diatasnya adaptasi terhadap
berkelanjutan yang paling strategis yang harus diacu, serupa perubahan iklim (perubahan
dilakukan dengan cara menelaah dan berada pada wilayah iklim);
hasil isu pembangunan berkelanjutan yang berdekatan, dan/atau h. Tingkat dan status jumlah
dengan mempertimbangkan unsur- memiliki keterkaitan dan/ penduduk miskin atau
unsur berikut yang tercantum pada atau relevansi langsung. penghidupan sekelompok
Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Isu yang akan diambil menjadi masyarakat serta
No. 46 Tahun 2016: isu pembangunan berkelanjutan terancamnya keberlanjutan
a. Karakteristik wilayah yang strategis disepakati melalui konsultasi penghidupan masyarakat
ditelaah dalam bentuk publik dengan mempertimbangkan (masyarakat miskin);
spasial (misalnya dengan hasil telaahan tersebut. i. Risiko terhadap kesehatan
menggunakan peta Rupa 2. Identifikasi Isu Pembangunan dan keselamatan masyarakat
Bumi, peta RTR, dan peta Berkelanjutan Prioritas (kesehatan masyarakat); dan
tutupan lahan); Identifikasi isu pembangunan j. Ancaman terhadap
b. Tingkat pentingnya potensi berkelanjutan prioritas dilakukan perlindungan kawasan
dampak; dengan cara menelaah hasil isu tertentu secara tradisional
Isu Pembangunan Karakteristik Pentingnya Isu Pembangunan KRP terkait RPPLH KLHS
Berkelanjutan Wilayah Dampak Berkelanjutan diatasnya
Terkait
RBI RTR LC Luas Sering
Isu PB 1
Isu PB 2
Isu PB 3
dst
Isu Daya Dampak Jasa Cakupan Mutu Potensi Perubahan Masyarakat Kesehatan Kawasan
Pembangunan Dukung LH Ekosistem Wilayah SDA Keaneka- Iklim Miskin Masyarakat Adat
Berkelanjutan Daya ragaman
Strategis Tampung Hayati
Isu PB
Strategis 1
Isu PB
Strategis 2
Isu PB
Strategis 3
dst
No Draft Materi Muatan RTR Dampak dan/atau Risiko Lingkungan Hidup Nilai
a b c d e f g
yang dilakukan oleh berikut yang tercantum pada Pasal 3 berdampak terhadap lingkungan
masyarakat dan masyarakat Ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 46 hidup. Berdasarkan dampak yang
hukum adat (kawasan adat). Tahun 2016: dihasilkan tersebut, dilakukan
Hasil isu pembangunan a. Perubahan iklim; penilaian terhadap draft materi
berkelanjutan strategis diuji misal b. Kerusakan, kemerosotan, muatan RTR. Diberi nilai signifikan
dengan cara pembobotan. Nilai dan/atau kepunahan untuk materi muatan RTR yang
bobot melalui konsultasi publik keanekaragaman hayati; berpotensi menimbulkan dampak/
yang disepakati untuk isu yang akan c. Peningkatan intensitas dan risiko lingkungan hidup, sedangkan
diambil menjadi isu pembangunan cakupan wilayah bencana materi muatan RTR yang tidak
berkelanjutan prioritas. Minimal banjir, longsor, kekeringan, berpotensi menimbulkan dampak/
teridentifikasi tiga isu pembangunan dan/atau kebakaran hutan risiko lingkungan hidup dinilai tidak
berkelanjutan prioritas. Skala bobot dan lahan; perlu.
dapat berupa angka 1 – 5 dimana satu d. Penurunan mutu dan 2. Analisis Pengaruh
tidak berpengaruh dan lima sangat kelimpahan sumber daya Analisis pengaruh materi
berpengaruh. alam; muatan RTR yang berpotensi
Tahap Penyusunan Konsep e. Peningkatan alih fungsi menimbulkan pengaruh terhadap
RTR, pada tahap ini Pokja KLHS kawasan hutan dan/atau kondisi lingkungan hidup
melakukan identifikasi materi lahan; dilakukan dengan cara uji silang
muatan RTR yang berdampak pada f. Peningkatan jumlah hasil identifikasi isu pembangunan
kondisi lingkungan hidup, analisis penduduk miskin atau berkelanjutan prioritas dengan
pengaruh, analisis muatan KLHS, terancamnya keberlanjutan hasil identifikasi muatan RTR yang
perumusan alternatif, dan menyusun penghidupan sekelompok berpotensi menimbulkan dampak
rekomendasi perbaikan, melalui masyarakat; dan dan/atau risiko lingkungan hidup.
langkah-langkah: g. Peningkatan risiko terhadap Analisis pengaruh
1. Identifikasi Materi Muatan RTR kesehatan dan keselamatan menghasilkan materi muatan RTR
Identifikasi materi muatan RTR manusia. yang berpotensi menimbulkan
yang berdampak ditapis dengan cara Draft materi muatan RTR pengaruh terhadap kondisi
analisis uji silang antara draft materi diberikan keterangan memberikan lingkungan hidup dan memerlukan
muatan RTR dengan pisau analisis dampak positif, negatif, atau tidak kajian muatan KLHS.
No Materi Muatan RTR yang berpotensi Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas Keterangan
menimbulkan pengaruh terhadap
kondisi Lingkungan Hidup
Isu PB Prioritas 1 Isu PB Prioritas 2 Isu PB Prioritas 3 Dst
P
p REDAKSI p
Kementerian Perhubungan GAMBAR 1. PESERTA RAPAT KOORDINASI KESESUAIAN TATA RUANG PROYEK
yaitu Kasubdit Penataan dan PENINGKATAN KECEPATAN KERETA API KORIDOR JAKARTA-SURABAYA
Pengembangan Jaringan,
Ditjen Perkeretaapian Ikhsan
menjelaskan bahwa Proyek
Peningkatan Kecepatan Kereta
Api Koridor Jakarta-Surabaya
yang bekerja sama dengan Badan
Pengkajian Penerapan Teknologi
diprediksi memiliki waktu
tempuh Jakarta-Surabaya sekitar
5 jam 30 menit dengan kecepatan
maksimum 160 km/jam, dengan
rencana penempatan stasiun
yaitu pada stasiun Manggarai- GAMBAR 2. PENJELASAN DIREKTUR PEMANFAATAN RUANG DALAM RAPAT
Cirebon-Semarang-Surabaya dan
akan menggunakan jalur kereta
berupa elevated dan underpass.
Hasil dari beberapa tang-
gapan yang mencuat dari Peme-
rintah Pusat serta Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabu-
paten/Kota dituangkan dalam
Berita Acara dengan sembilan
poin penting subtansi teknis
meliputi perhatian untuk luasan
LP2B dan kawasan hutan, pe-
nyesuaian nomenklatur, siner-
gitas proyek kecepatan kereta
api dengan moda transportasi
lainnya, informasi detail proyek Proyek Peningkatan Kecepatan Kereta
oleh Kementerian Perhubungan,
pertimbangan teknis hidrologi,
Api Koridor Jakarta-Surabaya pada
pertimbangan tidak ada lagi prinsipnya telah sesuai dengan PP No.
perlintasan sebidang, koordi- 13/2017 tentang RTRWN karena sudah
nasi dengan K/L untuk hal-hal
yang memerlukan rekomendasi/ tercantum dalam Lampiran XI tentang
pertimbangan teknis, dan peli- Indikasi Program Utama Lima Tahunan
batan masyarakat dalam proses
konsultasi publik.
yaitu Pemantapan Jalur Kereta Api Antar
Rencana tindak lanjut se- Kota pada Jaringan Jalur Ganda Kereta Api
telah rakor ini ialah seluruh pe- Lintas Utara Pulau Jawa.
merintah provinsi/kabupaten/
kota yang akan dilintasi Proyek
Peningkatan Kecepatan Kereta DWI HARIYAWAN
Api Koridor Jakarta-Surabaya DIREKTUR PEMANFAATAN RUANG
agar segera mempercepat pro-
ses penyelesaian revisi Rencana
Tata Ruang Wilayahnya de- Jakarta-Surabaya, sekaligus me- tentang Pedoman Penyusunan
ngan mengakomodir Rencana nyesuaikan nomenklatur sesuai RTRW Provinsi, Kabupaten dan
Pembangunan Peningkatan dengan Peraturan Menteri ATR/ Kota yaitu “Jaringan Jalur Kereta
Kecepatan Kereta Api Koridor Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2018 Api Umum”. l
GAMBAR 1. DIREKTUR PEMANFAATAN RUANG BERSAMA PESERTA FGD Dalam Penyelenggaraan Penataan
PENINGKATAN KAPASITAS DUNIA USAHA DALAM PENYELENGGARAAN Ruang di Jakarta (2/7). Kegiatan
PENATAAN RUANG FGD tersebut bertujuan untuk
menjalin kerjasama antara peme-
rintah dan kelompok dunia usaha
untuk meningkatkan kualitas tata
ruang dan meningkatkan kapa-
sitas pemahaman peran dunia
usaha dalam mendukung perwu-
judan suatu rencana tata ruang.
FGD dihadiri oleh per-
wakilan dari DPP REI, KADIN,
APPBI, APPERSI, AKPI, GAPKI,
GIPI, APBI, APRINDO, APHI,
Direktorat Perencanaan Jasa dan
U
Kawasan (BKPM), Direktorat Fa-
silitasi Promosi Daerah (BKPM),
DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah,
U No. 26 Tahun 2007 peningkatan kapasitas dunia dan internal Ditjen Tata Ruang,
telah mengamanatkan usaha dalam penyelenggaraan pe- Kementerian ATR/BPN.
bahwa pemerintah nataan ruang telah diinisasi sejak Pada capaian kegiatan sebe-
melakukan penyeleng- tahun 2016, dan dilanjutkan de- lumnya di tahun 2017 telah di-
garaan penataan ruang dengan ngan pembentukan Forum pada susun berita kesepakatan antara
melibatkan peran masyarakat (du- Focus Group Discussion (FGD) Pe- Kementerian ATR/BPN dengan
nia usaha). Dalam hal ini, upaya ningkatan Kapasitas Dunia Usaha beberapa kelompok dunia usaha,
GAMBAR 2. FORUM PADA FGD PENINGKATAN KAPASITAS DUNIA USAHA
DALAM PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
T ELAH dilaksanakan
kegiatan Fasilitasi Pe-
nertiban untuk pena-
nganan kasus indikasi
pelanggaran pemanfaatan ruang
terbuka hijau (RTH) menjadi
perumahan di Kelurahan Suka-
menanti, Kecamatan Kedaton,
pada tanggal 16-17 Juli 2019 ter-
sebut dibuka dan dipimpin oleh
Kasubdit Penertiban Pemanfa-
atan Ruang Wilayah I, Stevanus
Eko Pramuji di Hotel Emersia
Bandar Lampung.
Fasilitasi Penertiban
ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Dalam rangka mewujudkan
penataan ruang yang berdaya guna,
berkualitas, dan berkelanjutan
perlu dilakukan pengawasan
dan pengendalian pemanfaatan
ruang yang akuntabel dan dapat
Kota Bandar Lampung. Dalam Penataan Ruang adalah suatu dipertanggungjawabkan.
kegiatan yang diselenggarakan sistem proses perencanaan tata Dalam perjalanannya,
PEMBERITAHUAN
"Tidak Diperkenankan Membangun
Perumahan di Kawasan Pariwisata"
Pasal 219 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) : Barang siapa
secara melawan hukum merobek, membikin tak dapat dihaca atau
merusak maklumat yang diumumkan atas nama penguasa yang
berwenang atau menurut, ketentuan undang-undang, dengan
maksud untuk mencegah atau menyukarkan orang mengetahui
isi maklumat itu, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
Pasal 56 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Bandar lampung: Pengembangan kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) bertujuan
untuk menyelenggarakan jasa pariwisata atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata,
dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
1. Kepala Subdirektorat Penertiban Pemanfaatan Ruang Wilayah 1, Direktorat Penertiban Pemanfaatan Ruang, Kementerian ATR/BPN
2. Staff Subdit Penertiban Wilayah 1, Direktorat Penertiban Pemanfaatan Ruang, Kementerian ATR/BPN
P
keberlanjutan
populasi
OPULASI
segala
memegang peranan
penting
perekonomian
dan lingkungan. Faktanya,
global
dan
aktivitasnya
dalam
terus
berkembang dan urbanisasi juga
nyaman, dan berkelanjutan.
Sebab, seiring dengan proses
urbanisasi dan pertumbuhan
ekonomi, pola penggunaan
lahan pun menjadi turut
berubah. Sejumlah besar lahan
pertanian, hutan, dan Daerah
Aliran Sungai (DAS) berubah
terjadi. Dalam proses urbanisasi,
tidak hanya terjadi peningkatan
proporsi jumlah penduduk yang
tinggal di perkotaan, namun juga
termasuk perubahan aktivitas
ekonomi yang mendominasi
serta perubahan gaya hidup
masyarakat yang sejalan dengan
semakin pesat. Pada beberapa menjadi konstruksi perkotaan peningkatan teknologi. Pada
dekade ke depan, hampir seluruh dan lahan industri selama proses tahun 2000, jumlah penduduk
populasi yang tumbuh akan urbanisasi. Baik urbanisasi perkotaan di Indonesia adalah
menempati area-area perkotaan populasi maupun urbanisasi sebesar 42,4% dan meningkat
di negara berkembang (Jiang & lahan dapat mengakibatkan menjadi 49,8% pada tahun 2010.
Hardee, 2011). sejumlah permasalahan BPS (2013) memproyeksikan
Tata ruang memiliki peran lingkungan, salah satunya adalah bahwa secara nasional tingkat
penting untuk menjawab isu-isu peningkatan emisi karbon (Du urbanisasi pada tahun 2035 akan
terkait demografi, ekonomi, dan and Huang, 2017; Zhang and Xu, mencapai 66,6%. Berdasarkan
lingkungan. Rencana tata ruang 2017; Xu et al, 2016). perhitungan UN Population
yang baik akan dapat membantu Proses urbanisasi di Prospect 2010-2085, penduduk
mewujudkan ruang yang aman, Indonesia juga semakin pesat Indonesia yang tinggal di
1. Jafung Penata Ruang Pertama pada Direktorat Perencanaan Tata Ruang, Ditjen Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
perkotaan pada tahun 2045 akan GAMBAR 1. (A) PENGGUNAAN ENERGI FOSIL PER KAPITA; (B) EMISI CO2 PER
mencapai 69,1%. KAPITA (WORLD BANK 2008-2014)
Dalam kaitannya dengan
urbanisasi, emisi karbon
berorientasi pada peningkatan
konsumsi energi sebagai hasil
dari perubahan/peningkatan
aktivitas produksi dan gaya
hidup. World Development
Indicators (2014) mencatat,
Indonesia berada di peringkat
ke 14 dunia penyumbang emisi
CO2. Menariknya, data World
Bank (2008-2014) menunjukkan
bahwa penggunaan energi fosil (A)
Studi tentang
Urbanisasi dan
Tingkat Emisi CO2
Sejumlah penelitian mengenai
dampak dari urbanisasi terhadap
tingkat emisi CO2 telah dilakukan.
Namun, dampak dari urbanisasi (B)
terhadap emisi CO2 tidaklah
seragam untuk semua negara
karena tergantung pada level meningkat. di negara maju pun mengarah
pembangunannya. Li & Lin (2015) Sedangkan untuk kelompok pada industri manufaktur yang
dan Martinez-Zarzoso & Maruotti negara middle-/high-income, lebih berteknologi tinggi yang
(2011) menemukan bahwa pada urbanisasi justru mencegah mampu meningkatkan intensitas
kelompok negara low-income dan pertumbuhan emisi (Li & Lin, 2015; energi dan mengurangi emisi
middle-/low-income, urbanisasi Martinez-Zarzoso & Maruotti, CO2. Selain itu, industri jasa yang
berdampak pada peningkatan 2011). Di wilayah dengan income less materials-intensive juga lebih
emisi CO2. Hal serupa juga tinggi, efek aglomerasi terjadi. berkembang.
dikemukakan Wang & Zhao Sejalan dengan kenaikan income, Penelitian lainnya
(2017) bahwa wilayah yang under- masyarakat juga menjadi lebih menghasilkan pembuktian yang
urbanized menghasilkan emisi peduli dengan kualitas lingkungan tidak konsisten karena perbedaan
CO2 yang lebih besar. Karena dan lebih sensitif terhadap polusi. sampel dan metodologi, namun
wilayah dengan income rendah Masyarakat mulai beralih pada juga merefleksikan adanya
tidak memiliki infrastruktur konsumsi energi yang lebih ramah dampak yang berbeda antara
publik yang memadai, maka efek lingkungan sehingga emisi CO2 urbanisasi terhadap emisi
aglomerasi tidak terjadi. Selain menjadi lebih rendah. Adanya CO2 pada berbagai tahapan
itu, selama proses urbanisasi peningkatan knowledge terhadap pembangunan. Pada negara low-
masyarakat akan semakin proses produksi dan pola konsumsi income urbanisasi berdampak
banyak menggunakan peralatan juga akan dapat mengurangi pada penurunan konsumsi
rumah tangga, transportasi, dan permasalahan lingkungan energi namun emisi CO2 justru
produk-produk modern sehingga (Ehrlich et al., 1999). Dari sisi meningkat (Poumanyvong &
konsumsi energi juga makin lapangan usaha, sektor industri Kaneko, 2010; Li & Lin, 2015).
SUMBER : BPS (2011-2015) GAMBAR 3. HUBUNGAN ANTARA LEVEL URBANISASI DAN INTENSITAS EMISI
DI INDONESIA
CO2.
Namun, hasil studi pada
periode ini menunjukkan bahwa
pada level urbanisasi tertentu
terjadi penurunan tingkat emisi
CO2. Penyebabnya adalah terjadi
perubahan struktur energi
sehingga penggunaan low-carbon
energy menjadi lebih besar. Hal ini
dapat ditunjukkan dari intensitas
emisi di Indonesia yang cenderung
semakin menurun pada kurun
waktu 2011-2015.
Hasil lainnya dari studi ini
menunjukkan bahwa kenaikan
tingkat kepadatan penduduk
justru berdampak pada
penurunan konsumsi energi. Hal
ini dapat terjadi karena adanya
economies of scale dari aktivitas
produksi dan infrastruktur publik.
Kenaikan jumlah penduduk
akan membutuhkan penyediaan
infrastruktur yang makin banyak
dan peningkatan aktivitas
produksi. Namun, semakin padat
penduduk konsumsi energi per SUMBER FOTO :
kapita akan semakin menurun RISET
karena sharing penggunaan
infrastruktur dan penggunaan
energi yang efisien dalam aktivitas
produksi.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa
Rekomendasi skala pembangunan yang tepat dapat
Kebijakan
Fenomena urbanisasi berkontribusi menurunkan penggunaan
di Indonesia tidaklah dapat energi melalui sharing penggunaan
dihindari karena hal ini sekaligus
menunjukkan modernisasi atau
infrastruktur publik.
kemajuan ekonomi suatu wilayah.
Hal itu perlu diimbangi dengan
peningkatan dan penataan dapat berkontribusi menurunkan pencemaran udara tentunya harus
infrastruktur serta kebijakan penggunaan energi melalui sharing didukung oleh kebijakan sektor
penerapan penggunaan low- penggunaan infrastruktur publik. lain. Pengembangan investasi
carbon energy yang lebih luas di Dalam menghadapi tantangan di sektor renewable energy
masa depan. demografi di masa depan, skala dan perluasan akses terhadap
Rencana tata ruang dapat ini perlu dipertahankan dengan bahan bakar fosil modern perlu
menjadi salah satu instrumen perencanaan dan pembangunan dilakukan untuk mengurangi
dalam mereduksi dampak infrastruktur yang merata, ketergantungan akan energi fosil
lingkungan yang timbul. Hasil terintegrasi dan akan semakin dan menurunkan emisi CO2 yang
studi ini menunjukkan bahwa baik jika berprinsip green building. dihasilkan seiring perkembangan
skala pembangunan yang tepat Selain itu, upaya mereduksi pembangunan. l