ABSTRACT
This study describes the level of traffic safety on the Pantura road Tuban - Lamongan - Gresik
which is the main highway that connects cities around the city of Surabaya. This lane is a very
congested lane, with all kinds of vehicles passing through it, from light vehicles to heavy
vehicles. Due to the sometimes uncontrollable density, this route is one of the traffic accident-
prone lanes. This study involves research data collection methods, and also involves legal
aspects, technical aspects, identification of existing problems and their causal factors, analysis
of accident rates, analysis of key accident indicators, statistical analysis and countermeasures.
The recommended recommendations are based on scientific analysis of 13 accident-prone
points on the Gresik-Lamongan-Tuban pantura road, then taking the most accident-prone
points.
Keywords : safety, vehicle, accident, road, traffic
ABSTRAK
Studi ini menjelaskan tentang tingkat keselamatan lalu lintas di jalan Pantura Tuban -
Lamongan - Gresik yang merupakan jalan raya utama yang menghubungkan kota-kota di
sekitar kota Surabaya. Jalur ini merupakan jalur yang sangat padat, dengan segala jenis
kendaraan melewatinya, dari kendaraan ringan hingga kendaraan berat. Karena kepadatan yang
kadang tidak terkendali, jalur ini menjadi salah satu jalur rawan kecelakaan lalu lintas. Studi
ini melibatkan metode pengumpulan data penelitian, dan juga melibatkan aspek hukum, aspek
teknis, identifikasi masalah yang ada dan faktor penyebabnya, analisis tingkat kecelakaan,
analisis indikator kunci kecelakaan, analisis statistik dan tindakan penanganan. Rekomendasi
yang direkomendasikan didasarkan pada analisis ilmiah terhadap 13 titik rawan kecelakaan di
jalan pantura Gresik-Lamongan-Tuban, kemudian mengambil titik yang paling rawan
kecelakaan.
Kata kunci : keselamatan, kendaraan, kecelakaan, jalan, lalu lintas
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA
2. Kabupaten Lamongan
Infrastruktur Jalan
Kabupaten Lamongan memiliki Luas wilayah
‡ 181.280 Ha atau sama dengan 3.78 % dari Infrastruktur transportasi, salah
luas wilayah Propinsi Jawa Timur dengan tata satunya jalan raya, sangat penting untuk
guna lahannya vaitu sebagai berikut : mempercepat perputaran kegiatan ekonomi di
daerah. Peningkatan jam kerja pengembangan
▪ Persawahan = 82.772 Ha sangat menuntut Peningkatan pembangunan
▪ Tegalan = 32.849 Ha jalan untuk memfasilitasi Pada tahun 1999,
▪ Pekarangan = 12.306 Ha panjang jalan di Kabupaten Gresik mencapai
▪ Hutan = 32.203 Ha 555,92 km, dan kondisi ini meningkat
▪ Waduk/Telaga = 9.159 Ha dibandingkan tahun sebelumnya yang
▪ Pemukiman = 11.991 Ha. mencapai 549,97 km. Dibandingkan dengan
3. Kabupaten Tuban tahun sebelumnya, jumlah jalan bertambah
549,97 km, baik secara kuantitatif maupun
Kabupaten Tuban merupakan salah satu kota kualitatif. Baik secara kuantitatif maupun
tua dijalur pantai utara (Pantura). Adapun luas kondisional, kondisi jalan yang ada pada
Kabupaten Tuban adalah 1.893,94 Km2 tahun 1999 tidak jauh berbeda dengan tahun
dengan panjang pantai 65 Km dan luas lautan sebelumnya dibandingkan dengan tahun
sebesar 22.608 Km2, berdasarkan sebelumnya Menurut kondisi jalan pada tahun
karakteristik fisik wilayah Kabupaten Tuban 1999 276,2 km jalan rusak dan 1.851,02 km
terbagi menjadi 4 kawasan diantaranya : rusak sedang Jalan dalam kondisi baik pada
▪ Bagian Utara yang merupakan tahun 1999 sepanjang 125,70 km, meningkat
kawasan pantai, kawasan in relative 27,72% dibandingkan dengan tahun
kurang subur untuk Pistanian sebelumnya. Permukaan jalan itu. Diaspal
sehingga diarahkan untuk Kawasan pada tahun 1998 dan 1999. Permukaan jalan
industri yang
▪ Bagian Tengah merupakan kawasan diaspal baik pada tahun 1998 maupun tahun
gugusan pegunungan kapur yang 1999 mengalami kenaikan dibanding tahun
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA
Data ini didapat dengan cara pengamatan Ho : tidak ada perbedaan antara waktu siang
langsung di lapangan yaitu dan malam hari sebagai penyebab kecelakaan
dengan melakukan beberapa survai guna Hi : ada perbedaan antara waktu siang dan
mendapatkan dan mencocokkan data yang malam hari penyebab kecelakaan.
telah didapat dengan kondisi lalulintas
existing guna mendapatkan solusi yang tepat
nantinya dalam penanganan dan usaha Selanjutnya hitung nilai X² :
pencegahan terjadinya kecelakaan di masa
yang akan datang.
σ(𝐹𝑜 − 𝐹ℎ)
c. Analisa Makro 𝑋2 =
𝐹ℎ
Analisa ini dilakukan dengan
pembobotan untuk mengetahui pada tahun,
Dimana :
bulan, hari dan jam berapa yang paling besar
terjadi kecelakaan dengan mengambil data 3 Fo : jumlah kecelakaan hasil pengamatan
tahun terdahulu pada 13 daerah rawan
kecelakaan yang ada di Jalan Panatura Tuban Fh : jumlah kecelakaan yang diharapkan
- Lamongan - Gresik. (rata-rata hitung)
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA
d) Elevasi Jalan
Penentuan elevasi jalan digunakan 𝜃𝑠 : sudut lengkung
untuk penampang melintang pada 𝜃𝑐 : sudut lengkung
setiap titik di suatu lengkung
horizontal yang direncanakan,
elevasi jalan ditentukan sesuai 𝜃𝑐 × 2 × 𝜇 × 𝑅
𝐿𝑐 =
desain jalan tersebut dibuat 360
didalam kota atau untuk luar kota,
elevasi untuk dalam kota adalah
8% sedangkan elevasi untuk luar Lc : panjang lengkung
kota adalah 10%.
Radius minimum untuk jenis
𝑝 = 𝑝 ∗× 𝐿𝑠
lengkung lingkaran sederhana
ditentukan oleh superelevasi yang
dibutuhkan, dengan jenis
lengkung lingkaran sederhana p* : konstanta
hanya diperkenankan untuk p : panjang dari garis lurus ke
superelevasi ≤ 3%, jadi R minnya tengah lengkung jalan
ditentukan oleh R
yangmenghasilkan elevasi 3%.
Dalam desain geometrik jalan 𝑘 = 𝑘 ∗× 𝐿𝑠
digunakan beberapa rumus untuk
mendapatkan hasil mengenai
geometriknya, adapun rumus yang K : panjang dari jalan lurus
digunakan adalah : menuju tikungan
K* : konstanta
𝑒 = √𝑑 × ℎ2
𝑇𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝)𝑡𝑔 1ൗ2 𝐵
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA
Tipe Tabrakan
penerangan jalan tidak begitu
terang. Tipe tabrakan sering terjadi di ruas
• . Kemungkinan pengemudi Jalan Lamonga tahun 2004 sering terjadi
kendaraan sepeda motor tidak “tabrak belakng” yaitu sebanyak 19 kejadian.
menyalakan lampu sepeda Untuk tipe tabrakan yang sering terjadi
motor tanda bahwa dia akan berupa “tabrak depan- Belakng” sebanyak 12
menyeberang (reteng). kejadian dengan jumlah korban mencapai 23
d) Tabrakan Depan- Belakang orang, tabrak Depan-Depan 5 kejadian
dengan korban jiwa 6 orang, dan Tipe
Kendaraan Terlibat : Pick tabrakan Depan- Samping sebanyak 11
up- Pick up kejadian dengan korban jiwa 17 orang.
Waktu kejadian :
2) Hasil Survey Penduduk:
Selasa/ Pkl 10.45 Wib
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
kecelakaan yang terjadi di jalan Jaksa
Uraian Singkat Kejadian :
Agung Suprapto atau Rumah Sakit
Semula kendaraan L 300 Pick Up
dikaitkan bahwa rumah sakit tersebut
No. Pol. S-7990-S yang
angker sehingga dalamsetiap tahun pasti
dikemudikan oleh MASRIANTO
memakan korban dan hal tersebut terbukti
berjalan dari arah barat ke timur
beberapa kali. Meskipun sudah diberi
dengan kecepatan kurang lebih
tanda atau tambu tetapi kecelakaan sering
100 km/jam kemudian setelah
tidak terduga dan pasti ada korban
sampai di TKP tiba-tiba ada
meninggal meskipun tidak terlalu fatal.
kendaraan L 300 Pick Up No. Pol.
S 7493 S yang dikemudikan oleh KESIMPULAN ANALISA MAKRO
MUKSIN - sehingga pengemudi
L 300 No Pol S-7990 - S terkejut 1. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan
dan mengerem mendadak bahwa tahun 2004 merupakan tahun
mengenal bak belakang mobil L dimana terjadi banyak kecelkaan di
300 Pick Up No Pol. S - 7493 - S sepanjang ruas jalan Pantura Tuban
akhirnya oleng ke kiri dan lamongan Gresik yaitu 62 kejadian
menabrak tiang listrik. kecelakaan yang menelan koran jiwa
sebesar 59 orang meninggal dunia, 35
Kemungkinan Penyebab : orang luka berat dan 29 orang luka ringan
dengan total pembobotan adalah 906.
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA
USULAN
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
yang dilakukan antara lain:
1. Median
2. Pembangunan Drainase
3. Rambu Petunjuk Daerah Rawan
Kecelakaan
4. Pita Penggaduh
5. Pembatas Kecepatan
SARAN
Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian berkaitan dengan upaya
pemecahan masalah adalah:
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA