Anda di halaman 1dari 18

PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS

DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA


(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)

Fatih Muhammad 1, Prasyuda Alfishandi 2,Zur’an 3


ᵃSarjana Terapan Transportasi Darat, PTDI-STTD, Kabupaten Bekasi

ᵇSarjana Terapan Transportasi Darat, PTDI- STTD, Kabupaten Bekasi

¹ Fatihmuhammad2906 @gmail.com, ²yudaalfishandi156@gmail.com

ABSTRACT
This study describes the level of traffic safety on the Pantura road Tuban - Lamongan - Gresik
which is the main highway that connects cities around the city of Surabaya. This lane is a very
congested lane, with all kinds of vehicles passing through it, from light vehicles to heavy
vehicles. Due to the sometimes uncontrollable density, this route is one of the traffic accident-
prone lanes. This study involves research data collection methods, and also involves legal
aspects, technical aspects, identification of existing problems and their causal factors, analysis
of accident rates, analysis of key accident indicators, statistical analysis and countermeasures.
The recommended recommendations are based on scientific analysis of 13 accident-prone
points on the Gresik-Lamongan-Tuban pantura road, then taking the most accident-prone
points.
Keywords : safety, vehicle, accident, road, traffic

ABSTRAK
Studi ini menjelaskan tentang tingkat keselamatan lalu lintas di jalan Pantura Tuban -
Lamongan - Gresik yang merupakan jalan raya utama yang menghubungkan kota-kota di
sekitar kota Surabaya. Jalur ini merupakan jalur yang sangat padat, dengan segala jenis
kendaraan melewatinya, dari kendaraan ringan hingga kendaraan berat. Karena kepadatan yang
kadang tidak terkendali, jalur ini menjadi salah satu jalur rawan kecelakaan lalu lintas. Studi
ini melibatkan metode pengumpulan data penelitian, dan juga melibatkan aspek hukum, aspek
teknis, identifikasi masalah yang ada dan faktor penyebabnya, analisis tingkat kecelakaan,
analisis indikator kunci kecelakaan, analisis statistik dan tindakan penanganan. Rekomendasi
yang direkomendasikan didasarkan pada analisis ilmiah terhadap 13 titik rawan kecelakaan di
jalan pantura Gresik-Lamongan-Tuban, kemudian mengambil titik yang paling rawan
kecelakaan.
Kata kunci : keselamatan, kendaraan, kecelakaan, jalan, lalu lintas

PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


A. PENDAHULUAN Tuban – Lamongan – Gresik. Selain itu,
karena seringnya terjadi kecelakaan dan
Jalur Pantura merupakan salah satu banyaknya korban jiwa, maka perlu dilakukan
jalur yang dirancang untuk lalu lintas analisis terhadap bagian-bagian yang rawan
berkecepatan tinggi. Dengan pesatnya kecelakaan dan penyebab terjadinya
peningkatan kepemilikan kendaraan kecelakaan tersebut.
bermotor, ditambah dengan pertumbuhan
jumlah anak muda dan diversifikasi jenis Perumusan Masalah :
kendaraan, tingkat kecelakaan meningkat dan
situasi keselamatan jalan semakin memburuk. 1. Analisis pemeringkatan daerah rawan
kecelakaan di sepanjang ruas jalan Pantura
Jalan Raya Pantura Tuban- Tuban Lamongan-Gresik.
Lamongan-Gresik merupakan jalan raya
utama yang menghubungkan kota-kota 2. Mengidentifikasi masalah dan faktor
sekitar Surabaya yang dipenuhi oleh truk penyebab kecelakaan lalu lintas yang paling
besar dan sedang, bus antar kota dan antar rawan terjadi kecelakaan.
provinsi, mobil angkutan kota dan mobil 3. Menganalisis kejadian kecelakaan di lokasi
pribadi. Apalagi mengingat Gresik rawan kecelakaan.
merupakan kota industri yang membutuhkan
sarana transportasi yang cukup untuk 4. Lakukan pekerjaan pemrosesan dengan
kelancaran pengiriman barang, serta baik dan tindak lanjut pekerjaan pemrosesan
Ramongan dan Tuban merupakan kota wisata untuk memberikan kontribusi yang
sehingga terhubung dengan jalur yang padat bermanfaat bagi pengguna jalan.
dilalui kendaraan setiap harinya. Banyak
kecelakaan terjadi di sepanjang jalan Pantura
karena persepsi realitas yang diamati. Selain B. METODE PENELITIAN
itu, banyaknya kendaraan berat dan kecepatan
Data yang dikumpukan dalam penelitian in
kendaraan yang tidak dijaga oleh pengemudi
meliputi data-data sebagai berikut:
menyebabkan jalan ini rawan kecelakaan.
Faktor lain yang berkontribusi terhadap a. Data Sekunder
kecelakaan ini termasuk adanya kondisi
lingkungan dan manusia yang menciptakan Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
skenario buruk. Informasi tambahan untuk ini seperti kantor cabang Bina Marga, Satlantas
dapat ditemukan pada orang yang melaju Poltabes, Bappeda. Data ini dikumpulkan
kencang dan menavigasi di jalan empat jalur untuk mendukung data primer yang
ke arah lain. selanjutnya digunakan untuk proses

Perlu dilakukan analisis lebih lanjut


terhadap kecelakaan lalu lintas di jalan b. Data Primer
Pantura guna menekan angka kecelakaan
yang terjadi di jalan pantura, maka diperlukan Data ini didapat dengan cara pengamatan
pengetahuan tentang angka kecelakaan lalu langsung di lapangan
lintas sehingga dapat dicari solusinya.
Tingginya volume lalu lintas di jalur Pantura
dan kurangnya kesadaran masyarakat akan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
pentingnya keselamatan jalan serta
Kondisi Geografis
pentingnya mematuhi rambu-rambu lalu
lintas mengakibatkan beberapa kali terjadi 1. Kabupaten Gresik
kecelakaan di sepanjang jalur Jalan Pantura
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


Kabupaten Gresik mempunyai Luas wilayah mempunyai kandungan bahan
1.192 km?, hampir sepertiga bagian dari tambang galian yang cukup potensial
wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah ▪ Bagian Selatan merupakan lahan
pesisir pantai yaitu sepanjang kecamatan pertanian subur yang merupakan
Kebomas, sebagian Kecamatan Gresik, penghasilan padi potensial bagi
Kecamatan Manyar, Kecamatan Bungah dan Kabupaten Tuban
Kecamatan Ujung Pangkah. Sedangkan ▪ Bagian Tenggara merupakan Daerah
Kecamatan Tambak dan Kecamatan aliran sungai Bengawan Solo.
Sangkapura berada di Pulau Bawean. Adapun
batas - batas wilayah Kabupaten Gresik
adalah sebagai berikut : Adapun batas wilayah Kabupaten Tuban
adalah sebagai berikut :
▪ Sebelah Utara = Laut Jawa
▪ Sebelah Timur = Selat Madura ▪ Batas Utara = Laut Jawa
▪ Sebelah Selatan = ▪ Batas Timur = Kabupaten
Kab.Sidoarjo, Kab. Mojokerto, dan Lamongan
Kotamadya Surabaya ▪ Batas Selatan = Kabupaten
▪ Sebelah Barat = Kabupaten Bojonegoro
Lamongan ▪ Batas Barat = Provinsi Jawa
Tengah

2. Kabupaten Lamongan
Infrastruktur Jalan
Kabupaten Lamongan memiliki Luas wilayah
‡ 181.280 Ha atau sama dengan 3.78 % dari Infrastruktur transportasi, salah
luas wilayah Propinsi Jawa Timur dengan tata satunya jalan raya, sangat penting untuk
guna lahannya vaitu sebagai berikut : mempercepat perputaran kegiatan ekonomi di
daerah. Peningkatan jam kerja pengembangan
▪ Persawahan = 82.772 Ha sangat menuntut Peningkatan pembangunan
▪ Tegalan = 32.849 Ha jalan untuk memfasilitasi Pada tahun 1999,
▪ Pekarangan = 12.306 Ha panjang jalan di Kabupaten Gresik mencapai
▪ Hutan = 32.203 Ha 555,92 km, dan kondisi ini meningkat
▪ Waduk/Telaga = 9.159 Ha dibandingkan tahun sebelumnya yang
▪ Pemukiman = 11.991 Ha. mencapai 549,97 km. Dibandingkan dengan
3. Kabupaten Tuban tahun sebelumnya, jumlah jalan bertambah
549,97 km, baik secara kuantitatif maupun
Kabupaten Tuban merupakan salah satu kota kualitatif. Baik secara kuantitatif maupun
tua dijalur pantai utara (Pantura). Adapun luas kondisional, kondisi jalan yang ada pada
Kabupaten Tuban adalah 1.893,94 Km2 tahun 1999 tidak jauh berbeda dengan tahun
dengan panjang pantai 65 Km dan luas lautan sebelumnya dibandingkan dengan tahun
sebesar 22.608 Km2, berdasarkan sebelumnya Menurut kondisi jalan pada tahun
karakteristik fisik wilayah Kabupaten Tuban 1999 276,2 km jalan rusak dan 1.851,02 km
terbagi menjadi 4 kawasan diantaranya : rusak sedang Jalan dalam kondisi baik pada
▪ Bagian Utara yang merupakan tahun 1999 sepanjang 125,70 km, meningkat
kawasan pantai, kawasan in relative 27,72% dibandingkan dengan tahun
kurang subur untuk Pistanian sebelumnya. Permukaan jalan itu. Diaspal
sehingga diarahkan untuk Kawasan pada tahun 1998 dan 1999. Permukaan jalan
industri yang
▪ Bagian Tengah merupakan kawasan diaspal baik pada tahun 1998 maupun tahun
gugusan pegunungan kapur yang 1999 mengalami kenaikan dibanding tahun
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


sebelumnya yaitu dari 310,52 km menjadi Kabupaten Gresik pada tahun 1999 sebanyak
330,02 km atau mengalami peningkatan 7685 termasuk 8 jenis kendaraan yaitu Mobil
sebesar 6,28 persen. penumpang, bus, van terbaik, truk pikap, van,
truk tandem, trailer, dan kereta aksesori.
Prasarana transportasi jalan Kendaraan kelas 8 dibagi menjadi dua jenis:
Kabupaten Lamongan secara hukum telah kelas umum dan kelas non-publik. Dilihat dari
memenuhi kebutuhan jasa transportasi, data kendaraan umum yang ada, ada 1825
namun dengan laju pertumbuhan penduduk, 5860 kendaraan bukan umum. sedangkan
kemajuan teknologi, perkembangan wilayah jenis kendaraan yang terutama melewati jalan
dan tingkat permintaan jasa transportasi yang tersebut Pantura Gresik merupakan truk pikap
semakin meningkat, infrastruktur transportasi yang setara dengan 2549 kendaraan.
jalan Kabupaten Lamongan sudah sesuai
berdasarkan kondisi saat ini dan masa yang Menurut data yang diperoleh dari
akan datang. Keadaan jaringan jalan di Polres Tuban, kendaraan bermotor di
Kabupaten Ramongan diatur dengan Surat Kabupaten Tuban terbagi menjadi enam jenis
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor kendaraan seperti sepeda motor, jip, dll,
188/139/SK/014/1998 yang menjelaskan mobil, dll, stasiun, dll, truk, alat berat, dll, dan
panjang jalan Kabupaten adalah 346.732 km, bus. Menurut data pada tahun 2002,
panjang jalan provinsi adalah 91.602 km, dan kepemilikan mobil adalah 76.069, dan pada
panjang jalan nasional 34.263 kilometer. tahun 2003 menjadi 82.011, meningkat
sekitar 7,8% dalam satu tahun, menjadi
Di Kabupaten Tuban, terdapat 91,79 sekitar 5.942.
kilometer jalan nasional, 86,76 kilometer
jalan provinsi, dan 726,12 kilometer jalan
kabupaten. Kondisi permukaan jalan nasional
dan provinsi umumnya baik dan sedang, dan Metode Penelitian yang digunakan
jenis permukaan jalan adalah jalan aspal. Data yang dikumpukan dalam penelitian ini
Sementara itu, kondisi perkerasan jalan meliputi data-data sebagai berikut:
daerah berkisar dari baik hingga rusak parah.
Secara umum, kondisi permukaan jalan di a. Data Sekunder
wilayah tersebut pada tahun 2003 telah jauh Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
lebih baik dibandingkan dengan tahun seperti kantor cabang
sebelumnya. Pada tahun 2002, total panjang
jalan kabupaten dalam kondisi baik adalah Bina Marga, Satlantas Poltabes, Bappeda.
446,76 km. Dan pada tahun 2003 meningkat Data ini dikumpulkan untuk mendukung data
menjadi 538,02 kilometer. Tahun 2002 jalan primer yang selanjutnya digunakan untuk
rusak berat dan rusak berat diperbaiki 91,35 proses
kilometer dan diperbaiki 10,55 kilometer
analisis. Data yang diperlukan ;
jalan rusak, tahun 2003 jalan rusak dikurangi
58,82 kilometer dan jalan rusak berat 1). Data time series 3 tahun dari jumlah dan
dikurangi 5,14 kilometer. lokasi kecelakaan
lalulintas serta laporan kecelakaan
2). Data penyebab kecelakaan
Fasilitas jalan 3). Data historis penanganan kecelakaan dan
lokasi kecelakaan
Data inventaris kendaraan
berdasarkan layanan LLAJR Kabupaten 4). Peta kota dan jaringan jalan
Gresik Dati II, jumlah kendaraan di
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


5). Kondisi geometrik jalan Tuban- analisa yang mikro melainkan masuk
Lamongan-Gresik kedalam analisa makro sebab digunakan
6). Kondisi lingkungan sebagai pembanding untuk analisa mikro.

b. Data Primer Langkah awal hipotesa :

Data ini didapat dengan cara pengamatan Ho : tidak ada perbedaan antara waktu siang
langsung di lapangan yaitu dan malam hari sebagai penyebab kecelakaan

dengan melakukan beberapa survai guna Hi : ada perbedaan antara waktu siang dan
mendapatkan dan mencocokkan data yang malam hari penyebab kecelakaan.
telah didapat dengan kondisi lalulintas
existing guna mendapatkan solusi yang tepat
nantinya dalam penanganan dan usaha Selanjutnya hitung nilai X² :
pencegahan terjadinya kecelakaan di masa
yang akan datang.
σ(𝐹𝑜 − 𝐹ℎ)
c. Analisa Makro 𝑋2 =
𝐹ℎ
Analisa ini dilakukan dengan
pembobotan untuk mengetahui pada tahun,
Dimana :
bulan, hari dan jam berapa yang paling besar
terjadi kecelakaan dengan mengambil data 3 Fo : jumlah kecelakaan hasil pengamatan
tahun terdahulu pada 13 daerah rawan
kecelakaan yang ada di Jalan Panatura Tuban Fh : jumlah kecelakaan yang diharapkan
- Lamongan - Gresik. (rata-rata hitung)

Analisa makro dapat dilakukan dengan


langkah langkah sebagai berikut:
1) Studi lokasi, dengan memperhatikan Nilai x² yang diperoleh dari rumus diatas
setiap lokasi kecelakaan pada peta disebut dengan x² hitung.
2) Menentukan satu ruas jalan dengan
Nilai x² hitung harus dibandingkan dengan
jumlah kecelakaan yang paling tinggi
nilai x² tabel (lampiran)
dengan cara pembobotan pada setiap
tahunnya sesuai dengan fasilitas
kecelakaannya. Jika x² hitung > x² tabel dengan tingkat
3) Analisa tipe kendaraan yang terlibat keyakinan ( =5% ) maka Ho ditolak dan Hi
4) Analisa ciri ciri pengemudi menurut diterima. Artinya dugaan adanya waktu siang
umur. dan waktu malam sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan, berarti waktu siang
dan waktu malam mempengaruhi jumlah
Test Hipotesa Chi Square dari analisa
kecelakaan.
makro
Jika x² hitung < x² tabel, Ho diterima dan Hi
Test Hipotesa kai kuadrat pada analisa
ditolak, berarti terjadi yang sebaliknya yaitu
ini digunakan untuk menguji apakah sample
tidak ada perbedaan antara waktu siang dan
yang diuji berasal dari populasi yang sama
waktu malam dalam hal jumlah kecelakaan.
atau tidak. Analisa chi square ini bukanlah
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


Desain geometrik jalan
digunakan untuk menghasilkan
d. Analisa Mikro
infrastruktur yang aman, efisien
Diagram pelanggaran (collision pelayanan arus lalu lintas dan
diagram) dalam data kecelakaan diperlukan memaksimalkan tingkat penggunaan
guna untuk memperlihatkan : jalan dan biaya pelaksanaan
pembangunannya.
1) Bagaimana kecelakaan itu terjadi dan Adapun desain geometrik yang
kemungkinan penyebabnya. disurvai berupa :
2) Beratnya kerusakan pada kendaraan dan a) Radius lengkung Horizontal (R)
keparahan kecelakaan pada pemakai Besar kecilnya radius lengkung
jalan. horizontal disesuaikan dengan
kecepatan rencana pada ruas jalan
KEC e F R MIN D
. MAK MAK DESAI MAKS tersebut, tabel dibawah ini
REN S S N DESAI menunjukkan besarnya radius
C N lengkung horizontal dengan
40 0.10 0.166 47 30.48 kecepatan rencananya.
0.08 51 28.09
50 0.10 0.160 76 18.85
0.08 82 17.47
60 0.10 0.153 112 12.79 Tabel 1
0.08 122 11.74
70 0.10 0.147 157 9.12 KECEPATAN RENCANA DAN R
0.08 170 8.43 MINIMUM DESAIN
80 0.10 0.14 210 6.82
0.08 229 6.25
90 0.10 0.128 280 5.12
0.08 307 4.67
R minum dapat ditentukan dengan
100 0.10 0.115 366 3.91
mempergunakan rumus tersebut
0.08 404 3.55
110 0.10 0.103 470 3.05 dibawah ini :
0.08 522 2.74
120 0.10 0.090 597 2.4 𝑉2
0.08 667 2.15 𝑅 𝑚𝑖𝑛 =
127(𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠 + 𝑓 𝑚𝑎𝑘𝑠)
3) Kondisi jalan dan lingkungan pada lokasi
studi dapat diketahui dari daftar R : radius / jari jari tikungan
inventarisasi jalan dan gambar V : kecepatan
penampang melintang jalan, yang e : elevasi
f : koefisien gesekan
menunjukkan ukuran dan susunan secara
phisik dari letak dan perlengkapan jalan.
b) Derajat Lengkung Jalan (D)
Analisa Kemungkinan Penyebab
Besar kecilnya derajat lengkungan
1) Desain Geometrik Jalan jalan ditentukan oleh kecepatan
rencana jalan dan radius lengkung
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


horizontalnya, semakin besar R 1) Landai datar untuk jalan-jalan
semakin kecil D dan semakin diatas tanah timbunan yang tidak
tumpul lengkung horizontal yang mempunyai kerb. Lereng
direncanakan. Untuk lebih melintang jalan dianggap cukup
jelasnya dapat dilihat tabel III.1 untuk mengalirkan air di atas
diatas. badan jalan dan kemudian ke
lereng jalan.
Untuk menghitung D dapat
2) Landai 15% dianjurkan untuk
digunakan rumus dibawah ini :
jalan-jalan di atas tanah timbunan
dengan medan datar dan
𝐿𝑠 menggunakan kerb. Kelandaian
𝐷= × 360°
2𝜋𝑅 ini cukup membantu mengalirkan
air hujan ke drainase atau saluran
pembuangan.
D : derajat lengkung 3) Landai minimum sebesar 3-5 %
Ls : panjang lengkung jalan dianjurkan dipergunakan untuk
R : panjang radius jalan-jalan di daerah galian atau
jalan yang memakai kerb. Lereng
c) Presentase Turunan / kemiringan / melintang hanya cukup untuk
kelandaian mengalirkan air hujan yang jatuh
Pada jalan berlandai dan volume diatas badan jalan, sedangkan
tinggi, seringkali kendaraan berat landai jalan dibutuhkan untuk
yang bergerak dengan kecepatan membuatkemiringan dasar
di bawah kecepatan sekitar saluran samping.
kecepatan rencana, jenis
kendaraan yang sering menjadi
Adapun standar kelandaian
penghalang adalah jenis truk
maksimum pada jalur luar kota dan
dalam kota, dapat dilihat dalam tabel
Spesifikasi Standar untuk
di bawah ini :
Perencanaan Geometrik Jalan Luar
Kota dari Bipran, Bina Marga
(Rancangan Akhir) memberikan
ketentuan sebagai berikut : Kec Jalan Luar Kota Jalan Antar Kota
Jenis Medan Kemiringan
Renc. Melintang rata-rata
Dat Bu Gun Land Landai
Km/Jam
ar kit ung ai Maks
Datar 0-9.9% (%) (%) (%) Maks Mutlak
Stand (%)
Perbukitan 10-24.9% ar (%)
40 - - - 7 11
Pegunungan ≥25.0%
50 - - - 6 10
60 - - - 5 9
Dalam perencanaan jalan prosentase 64 5 6 8 - -
turunan / kelandaian yang disarankan 80 4 5 7 4 8
menggunakan : 96 3 4 6 - -

PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


113 3 4 5 - - 𝜃𝑐 = 𝐵 − 2𝜃𝑠

d) Elevasi Jalan
Penentuan elevasi jalan digunakan 𝜃𝑠 : sudut lengkung
untuk penampang melintang pada 𝜃𝑐 : sudut lengkung
setiap titik di suatu lengkung
horizontal yang direncanakan,
elevasi jalan ditentukan sesuai 𝜃𝑐 × 2 × 𝜇 × 𝑅
𝐿𝑐 =
desain jalan tersebut dibuat 360
didalam kota atau untuk luar kota,
elevasi untuk dalam kota adalah
8% sedangkan elevasi untuk luar Lc : panjang lengkung
kota adalah 10%.
Radius minimum untuk jenis
𝑝 = 𝑝 ∗× 𝐿𝑠
lengkung lingkaran sederhana
ditentukan oleh superelevasi yang
dibutuhkan, dengan jenis
lengkung lingkaran sederhana p* : konstanta
hanya diperkenankan untuk p : panjang dari garis lurus ke
superelevasi ≤ 3%, jadi R minnya tengah lengkung jalan
ditentukan oleh R
yangmenghasilkan elevasi 3%.
Dalam desain geometrik jalan 𝑘 = 𝑘 ∗× 𝐿𝑠
digunakan beberapa rumus untuk
mendapatkan hasil mengenai
geometriknya, adapun rumus yang K : panjang dari jalan lurus
digunakan adalah : menuju tikungan
K* : konstanta
𝑒 = √𝑑 × ℎ2
𝑇𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝)𝑡𝑔 1ൗ2 𝐵

e : elevasi Rc : panjang dari pusat jari-jari ke


d : panjang tegak lurus jalan garis tegak lurus
h : tinggi tegak lurus jalan Ts : panjang garis lurus pada
lengkung jalan
𝑒 + 𝑓 = 𝑉 2 √127 × 𝑅
𝐸𝑠 = (𝑅𝑐 + 𝑝)𝑆𝑒𝑐 1ൗ2 𝐵
− 𝑅𝑐
Es : panjang tegak lurus dari busur
e : elevasi luar lingkaran ke titik lengkung lingkaran
f : koefisien gesekan
V : kecepatan
R : panjang radius /jari –jari

PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


𝜃𝑠 = 1ൗ2 𝐵 4) Rekomendasi Perbaikan Daerah
𝜃𝑠𝜇𝑅𝑐 rawan
𝐿𝑠 = Setelah didapat daerah rawan
90
kecelakaan maka kemudian dilakukan
usulan perbaikan terhadap daerah
Ls : panjang lengkung rawan tersebut, adapun jenis
spiral/peralihan perbaikan yang dilakukan dapat
Rc : panjang radius/jari-jari berupa perbaikan fasilits ruas jalan
𝜃𝑠 : derajat lengkung spiral tersebut yang dapat berupa : Marka,
𝐵 : sudut perpotongan Rambu, Median, Pagar Pengaman
jalan ataupun perbaikan mengenai
2) Fasilitas Kecelakaan desian geometrik jalan yang ada.
Untuk menentukan lokasi rawan
kecelakaan dilakukan Dengan cara
pembobotan sesuai dengan fasilitas
kecelakaannya, dengan dilakukannya
pembobotan dapat diketahui daerah
yang paling rawan kecelakaan uang
sesuai dengan hasil pembobotan BAB IV
dengan jumlah hasil pembobotan
terbesar. ANALISA DAN PEMECAHAN
MASALAH
3) Survey Kecepatan Sesaat 5. PENENTUAN LOKASI RAWAN
Survai spot speed bertujuan KECELAKAAN
untuk mengetahui kecepatan
kendaraan pada satu titik tertentu Lokasi daerah rawan kecelakaan
dijalan. Titik tersebut bertempat pada ditentukan seuai dengan tingkat fasilitas
kecelakaan.Terdapat 13 daerah rawan
ruas jalan yang disurvai, selain
kecelakaan dengan jumlah bobot yang besar.
melakukan survai dengan Tahun 2004 adalah tahun yang paling rawan
menggunakan spot speed laklukan kecelakaan dibanding tahun 2002 dan 2003
juga survai kecepatan saat waktu sedangkan ruas jalan lamingan merpakan ruas
kejadian kecelakaan yang paling jalan Lamongan dengan hasil pembobotan
tinggi, hal ini perlu untuk mengetahui terbesar yaitu 200 yaitu lokasi rawan
kecepatan rata-rata dan kecepatan kecelakaan tahun 2004.
tertinggi pada waktu kejadian
Pada ruas jalan Lamongan terdapat 9
kecelakaan itu terjadi. Analisa
kejadian kecelkaan dimana jumlah korban
statistik yang dilakukan untuk meninggal sebanayk 10 orang, luka berat 16
mengolah data survai spot speed ini orang, dan luka ringan 8 orang sehingga
adalah persentil 85 ( P85). P85 ini menghasilkan pembobotan sebesar 200.
digunakan untuk mengetahui batas
kecepatan yang ditempuh oleh 85% 6. KEMUNGKINAN PENYEBAB
KECELAKAAN
kendaraan hasil survai.
Analisa permasalahan kecelkaan lalu lintas
pada 13 daerah rawan kecelakaan
menggunakan analisa makro dan mikro,
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


sedangkan analisa makro memakai analisa Tuban- Lamongan- Gresik selama
numerik sederhana pada waktu kejadian dan tahun 2002- 2004 menuai hasil berupa
usia. tahun 2004 merupakan tahun dengan
jumlah kecelakaan sebanyak 62
1. ANALISA MAKRO kecelakaan dengan Jimlah korban
a. Waktu Kejadian. sebanyak 123 jiwa dengan total
Pembobotan dilakukan dengan cara pembobotan 906.
jumlah kecelakaannya sesuai dengan
fasilitas kecelakaanya dikalikan BULAN
dengan bobot yang ada. Terdapat juga
nilai pembobotan dapat dilihat dalam Berdasarkan rekapitulasi data
tabel sebagai berikut: dari bulan Januari- Desember tahun
2004 diperoleh bulan dengan jumlah
KORBAN PEMBOBOTAN
kecelakaan terbesar yaitu pada bulan
MANUSIA
Januari dan Maret sebanyak 8
MENINGGAL 12
kecelakaan. Namun jumlah korban
(MD)
kecelakaan tertinggi berdasarkan hasil
LUKA BERAT 4
pembobotan yang terjadi pada bulan
(LB)
januari dengan total bobot 156 dimana
LUKA 2 korban meninggal dunia 132 dan luka
RINGAN ( LR) berat 24 jiwa.
RUSAK (RSK) 1
Sumber: Modul D.III ALLAJ, Analisa HARI
Kecelakaan, Keselamatan Jalan dan
Pendidikan Berdasarkan hasil rekapitulasi
data dari hari senin hingga sabtu pada
Terdapat kriteria meninggal, luka tahun 2004 didapat hari yang
berat, luka ringan dan kerugian mempunyari frekuensi kecelekaan
material adalah : terbesar yaitu hari Sabtu dimana
• Korban Meninggal adalah korban meninggal dunia sebanyak 11
koran yang dipastikan mati orang, lka berat 8 orang, dan luka
akibat kecelakaan lalu lintas ringan 4 orang.
dalam jangka waktu maksimal
30 hari setelah kecelakaan. b. Usia Yang Terlibat Kecelakaan
• Korban Luka Berat adalah Data yang dianalsia dari tahun 2002-
korban yang menderita cacat 2004 mengenai usia terlibat
tetap/ harus dirawat dalam kecelakaan, didapat bahwa usia yang
jangka waktu lebih dari 30 hari terlibat kecelakaan berjumlah 28 orang
sejak kecelakaan. berumur 21- 30 tahun. Dan pada tahun
• Korban Luka Ringan adalah 2004 terdapat 28 orang yang terlibat
korban yang tidak meninggal kecelakaan.
dan luka berat. c. Chi Square
Pada dasarnya kita melakukan Uji Chi
• Kerugian Material atau rusak
Square ini dengan ujuan agar Ho
adalah kerugian karena
ditolak, sehingga dugaan yang dapat
rusaknya barang namun tidak
dituai bisa dijadikan alasan at untuk
menimbulkan luka.
dijadikan penanganan khusus. Dalah
TAHUN hal ii yang dapat kita nilai berupa tipe
tabrakan, kendaraan terlibat dan
Perangkingan jumlah waktu kejadian.
kecelakaan sepanjang jalan Pantura
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


Uji chi square untuk kendaraan
terlibat.
Uji chi square untuk analisa makro di Db = 3-1
ruas jalan Lamongan tahun 2004 =2
KEND. (Fp- (Fo- X2 Hasil Perhitungan= 19.231
Fo-
TERLIBA Fo Fh Fh_) Fh)
Fh 2 2 X2 Tabel= 5.991
T /Fh
SEDAN 6 12 -6 36 3.000
TRUK 5 12 -7 49 4.083
SP. X2 Hitung > X2 Tabel
MOTOR 10 12 -2 4 0.333
Jika X2 hitung > X2 tabel dengan tingkat
MPU 2 12 -10 100 8.333
keyakinan 95 % (a = 5%) maka Ho ditolak
15.75
(tipe tabrakan tidak mempengaruhi jumlah
JUMLAH 0
Sumber: Hasil Analisis
kecelakaan) dan Hi diterima, artinya dugaan
adanya jenis tipe kendaraan sebagai penyebab
Db= 4-1 terjadinya kecelakaan dapat diterima atau
dengan kata lain tipe kendaraan
=3
mempengaruhi jumlah kecelakaan.
X2 Hasil Perhitungan= 15,750
Uji chi square untuk waktu siang dan
2 malam
X Tabel= 7,818
Uji chi square untuk analisa makro di jalan
Lamongan
X2 Hitung> X2 Tabel
WAKTU Fo F Fo (Fp- (Fo-
Jika X2 hitung > X2 tabel dengan tingkat h - Fh_) Fh)
keyakinan 95 % (a = 5%) maka Ho ditolak Fh 2 2/Fh
(tidak ada perbedaan antara jenis kendaraan SIANG 1 13 -12 144 11.07
yang terlibat dengan jumlah kecelakaan yang 7
terjadi atau jenis kendaraan yang terlibat tidak
MALAM 4 13 -9 81 6.231
mempengaruhi jumlah kecelakaan), dan Hi
JUMLA 17.30
diterima artinya dugaan adanya jenis
H 8
kendaraan sebagai penyebab terjadinya Sumber: Hasil Analisis
kecelakaan yaitu kendaraan mempengaruhi
jumlah kecelakaan yang terjadi. Db = 2-1
Uji chi square untuk tipe tabrakan =1
Uji chi square untuk analisa makro di ruas X2 Hasil Perhitungan= 17.308
jalan Lamongan tahun 2004
X2 Tabel= 3.841
TIPE Fo Fh Fo- (Fp- (Fo-
TABRAKAN Fh Fh_)2 Fh)
2
/Fh X2 Hitung > X2 Tabel
D-D 1 13 -12 144 11.077
D-S 4 13 -9 81 6.231 Jika X2 dihitung > X2 tabel dengan tingkat
D-B 8 13 -5 25 1.923 keyakinan 95% (a = 5%) maka Ho ditolak
JUMLAH 19.231 (keadaan malam dan siang tidak
Sumber: Hasil Analisis mempengaruhi jumlah kecelakaan) dan Hi
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


ditrima, artinya dugaan adanya perbedaan Jenis Kendaraan Terlibat
kecelakaan antara siang dan malam sebagai Kecelakaan Di 13 Titik Daerah
penyebab terjadinya kecelakaan dapat Rawan Kecelakaan
diterima atau dengan kata lain siang dan Kend.
malam mempengaruhi jumlah kecelakaan. Sedan, Sepeda
No Tahun BUS Truk Tdk KA Ket
MPU Motor
Bermotor
2. ANALISA MIKRO 1 2002 13 4 20 25 2 2
a. Hasil Inventarisasi 2 2003 13 11 31 49 0 0
1) Prasarana 3 2004 19 5 22 51 1 7
Kecelakaan dengan jumlah korban Total 45 20 73 125 3 9
terbanyak terjadi di ruas jalan Sumber: Hasil Analisis
Lamongan, karakteristik kondisi Jenis kendaraan terlibat kecelakaan dengan
geometrik jalan meliputi panjang jalan jumlah terbesar adalah sepeda motor
37.210 km dua lajur dua arah terbagi sepanjang tahun 2002- 2004 yaitu 22
menjadi 3 (tiga) segmen yaitu segmen kendaraan sedangkan sepanjang tahun 2004
I (Gresik - Lamongan) dengan jenis kendaraan yang paling banyak terlibat
panjang ruas jalan 6870 m dan lebar adalah sepeda motor dengn jumlah 12
15 m. Segmen II (Lamongan - kendaraan.
Bedahan) dengan panjang ruas jalan
26840 m dan lebar 6 m sedangkan b) Kecepatan (Persentil 85%)
Segmen III (Babat - Widang) Analisa persentil 85% diperoleh
memiliki panjang ruas jalan 3500 m bahwa batas kecepatan yang ditempuh
dan lebar 7.5 m. Ruas jalan Lamongan 85% kendaraan hasil survey adalah
merupakan jalan lurus sehingga tidak antara 75-80 km. Angka ini diperoleh
memiliki radius putar. Berdasarkan hasil survey sebanyak 15 pengamatan
hasil survai pada ruas jalan Lamongan di ruas jalan Lamongan sehingga Pas=
maka didapat rata sebesar 2%. rata 12.75 pengamatan. Pas diperoleh
prosentase turunan. dengan jumlah pengamatan yaitu 15
dengan 85% sehingga hasilnya 12.75.
Dari analisa hasil survai di 3) Lingkungan
ruas jalan Lamongan diperoleh bahwa Jarak pandang bebas merupakan
terdapat elevasi pada lengkung pertimbangan yang penting
segmen jalan I yaitu sebesar 5% diperhatikan dalan mengoperasikam
sedangkan pada segmen II dan III persimpangan prioritas. Pada jarak
tidak terdapat karena pada segmen II tersebut bisa dilihat jarak pandangan
dan III merupakan jalan lurus. bebas pada persimpangan
2) Sarana menggunakan rambu STOP.
a) Kendaraan Terlibat 4) Manusia atau Pengemudi
Jenis kendaraan terlibat dengan a. Jarak Pandang Henti:
jumlah terbesar akibat kecelakaan Jarak pandang sebaiknya sejauh
yang sering terjadi di ruas jalan mungkin dimana jarak pandang
Pantura Tuban - Lamongan Gresik dihitung dari posisi mata
adalah kendaraan sepeda motor pengemudi dan tidak hanya
yang banyak terjadi tahun 2004 meyangkut kendaraan- kendaraan
sebanyak 51 kendaraan. lain tetapi juga dengan geometrik
dan lokasi marka jalan, rambu dan
lampu lalu lintas. Jarak minimum
absolut di jalan sebaiknya
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


merupakan jarak henti aman Semula kendaraan MPU Nopol.
untuk kecepatan desain. S-6168-UU yang dikemudikan
b. Kronologis Kejadian oleh KADIONO berpenumpang 7
1) Type Tabrakan (tujuh) orang berjalan dari Selatan
a) Tabrakan Depan-Depan ke Utara menyeberang jalan
umum jurusan Lamongan,
Kendaraan terlibat : Pick Up – sesampainya di TKP dari arah
Truk Timur ke Barat ada kendaraan
Waktu kejadian : Kamis / Pkl. cherry Nopol N-1439-VS yang
03.15 Wib dikemudikan MULYADI
berpenumpang 3 (tiga) orang
Uraian Singkat Kejadian : dengan kecepatan 60 km/jam,
Semula Kendaraan box No. karena jarak terlalu dekat cherry
Pol: W 7403 E yang dikemudikan tersebut menabrak MPU
oleh Saman berjalan dari arah mengenai body kanan samping
Timur menuju Barat dengan belakang yang mengakibatkan 5
kecepatan 60 km/jam sesampai di orang Luka Berat dan 4 orang
TKP tepatnya rel KA jalan licin luka ringan.
habis hujan, kendaraan tersebut • Kemungkinan Penyebab :
selip oleng ke kanan, bersamaan Kecelakaan terjadi pukul
itu dari arah Barat ke Timur ada 05.15 Wib kemungkinan
Truk Trailer No. Pol. H 1789 CA pengemudi ngantuk/melamun
yang dikemudikan oleh Nyaman sehingga kurang hati-hati.
karena jaraknya terlalu dekat dan • Tidak mengurangi kecepatan
tidak bisa menghindar terjadilah sewaktu melintas atau
tabrakan yang mengakibatkan membunyikan klakson.
pengemudi Truk Box No Pol. W
7403 E berama Saman dan c) Tabrakan Depan- Belakang
kernetnya Joko mengalami luka
luka. Kendaraan Terlibat : Colt
Station- Sepeda Motor
Kemungkinan Penyebab : Waktu Kejadian :
• Kecelakaan terjadi pukul Minggu/ Pkl 21.00 Wib
03.15 Wib kemungkinan
pengemudi mengantuk dan Uraian Singkat Kejadian :
didukung jalan licin terkena Kendaraan Colt Station berjalan
hujan sehingga kendaraan dari barat ke timur dengan
oleng ke kanan dan pengemudi kecepatan kira-kira 80 km/jam
tidak dapat mengendalikan sesampainya di TKP ada sepeda
keseimbangan. motor dimana pengendaranya
b) Tabrakan Depan- Samping dalam keadaan mabok yang
berjalan dari arah barat ke timur
Kendaraan Terlibat : MPU- Cerry (searah) lalu menyeberang ke
Waktu Kejadian : sabtu/ selatan seketika itu colt mitsubisi
Pkl.05.15 Wib berusaha mengurangi kecepatan
dan menghindar akhirnya
Uraian Singkat Kejadian : menabrak sepeda motor tersebut.

PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


Kemungkinan Penyebab : mengendalikan keseimbangan
kendaraan tersebut sewaktu
• Kecelakaan terjadi pukul mengerem mendadak untuk
21.00 Wib, kemungkinan berusaha menghindari tabrakan.

Tipe Tabrakan
penerangan jalan tidak begitu
terang. Tipe tabrakan sering terjadi di ruas
• . Kemungkinan pengemudi Jalan Lamonga tahun 2004 sering terjadi
kendaraan sepeda motor tidak “tabrak belakng” yaitu sebanyak 19 kejadian.
menyalakan lampu sepeda Untuk tipe tabrakan yang sering terjadi
motor tanda bahwa dia akan berupa “tabrak depan- Belakng” sebanyak 12
menyeberang (reteng). kejadian dengan jumlah korban mencapai 23
d) Tabrakan Depan- Belakang orang, tabrak Depan-Depan 5 kejadian
dengan korban jiwa 6 orang, dan Tipe
Kendaraan Terlibat : Pick tabrakan Depan- Samping sebanyak 11
up- Pick up kejadian dengan korban jiwa 17 orang.
Waktu kejadian :
2) Hasil Survey Penduduk:
Selasa/ Pkl 10.45 Wib
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
kecelakaan yang terjadi di jalan Jaksa
Uraian Singkat Kejadian :
Agung Suprapto atau Rumah Sakit
Semula kendaraan L 300 Pick Up
dikaitkan bahwa rumah sakit tersebut
No. Pol. S-7990-S yang
angker sehingga dalamsetiap tahun pasti
dikemudikan oleh MASRIANTO
memakan korban dan hal tersebut terbukti
berjalan dari arah barat ke timur
beberapa kali. Meskipun sudah diberi
dengan kecepatan kurang lebih
tanda atau tambu tetapi kecelakaan sering
100 km/jam kemudian setelah
tidak terduga dan pasti ada korban
sampai di TKP tiba-tiba ada
meninggal meskipun tidak terlalu fatal.
kendaraan L 300 Pick Up No. Pol.
S 7493 S yang dikemudikan oleh KESIMPULAN ANALISA MAKRO
MUKSIN - sehingga pengemudi
L 300 No Pol S-7990 - S terkejut 1. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan
dan mengerem mendadak bahwa tahun 2004 merupakan tahun
mengenal bak belakang mobil L dimana terjadi banyak kecelkaan di
300 Pick Up No Pol. S - 7493 - S sepanjang ruas jalan Pantura Tuban
akhirnya oleng ke kiri dan lamongan Gresik yaitu 62 kejadian
menabrak tiang listrik. kecelakaan yang menelan koran jiwa
sebesar 59 orang meninggal dunia, 35
Kemungkinan Penyebab : orang luka berat dan 29 orang luka ringan
dengan total pembobotan adalah 906.

• Tidak adanya rambu peringatan


hati-hati ataupun rambu pembatas 2. Lokasi kejadian yang sering terjadi
kecepatan di jalan untuk kecelakaan pada tahun 2004
mengingatkan pemakai jalan. berdasarkan hasil analisa adalah ruas
jalan Lamongan, dimana terjadi
• Kecepatan kendaraan yang terlalu kecelakaan sebanyak 9 kejadian
tinggi sehingga sulit dengan korban jiwa sebesar 10 orang
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


meninggal dunia, 16 orang luka berat terjadinya kecelakaan karena hanya sebesar
dan 8 orang luka ringan dengan total 5% sehingga tidak mengganggu pandangan
pembobotan 200. Diperkirakan ataupun ketidakmampuan kendaraan untuk
kecelakaan terjadi karena banyaknya melewati jalan tersebut.
sopir yang tidak hati-hati dan Colission Diagram
kurangnya kelengkapan rambu-rambu Kemungkinan penyebab kecelakaan yang
peringatan di jalan. diperoleh dari diagram pelanggaran adalah:
Perbedaan waktu siang dan malam yang
mempengaruhi kecelakaan
3. Analisa terhadap terjadinya Keadaan dari pengemudi sendiri mabuk
kecelakaan berdasarkan bulan selama ataupun tidak hati-hati. Kecepatan
tahun 2004 terjadi pada bulan Januari kendaraan tinggi sehingga menyebabkan
dengan memakan korban jiwa ketidakseimbangan atau sulit untuk
sebanyak 11 orang meninggal dunia, 8 mengendalikan saat mendadak. Keadaan
orang luka berat dan 4 orang luka jalan yang licin saat hujan
ringan dengan total bobot 172. Hal ini
kemungkinan karena bulan Januari 3. Tipe Tabrakan
adalah tahun baru sehingga banyak
orang yang merayakan tahun baru Tipe kecelakaan Depan - Belakang
hanya untuk berjalan-jalan atau merupakan tipe kecelakaan yang paling
sekedar merayakannya. banyak terjadi sepanjang ruas jalan
4. Terjadinya kecelakaan berdasarkan Lamongan hal ini dikarenakan pengemudi
usia yang terlibat kecelakaan pada cenderung tidak sabar untuk mendahului
tahun 2004 kemungkinan disebabkan kendaraan di depannya, kecepatan
karena sehubungan dengan tahun baru kendaraan yang tinggi serta kurangnya
sehingga dari kejadian kecelakaan rambu peringatan dan petunjuk.
yang terjadi bahwa usia 21-30 th
adalah usia yang paling banyak 4. Kendaraan Terlibat
terlibat dalam kecelakaan yaitu
sebanyak 19 orang sedangkan Sepeda motor merupakan jenis kendaraan
sepanjang tahun 2002 - 2004 adalah yang paling banyak terlibat kecelakaan hal
28 orang. ini dimungkinkan karena kondisi jalan yang
5. Uji Chi Square menunjukkan hasil tidak banyak bergelombang juga
bahwa yang mempengaruhi kemudahan dalam kepemilikan sepeda
kecelakaan adalah jenis kendaraan motor. Lebih juga kurangnya kesadaran
terlibat (sepeda motor), perbedaan akan keselamatan bagi pengendara sepeda
kecelakaan siang dan malam, serta motor karena sering ceroboh dalam
tipe kendaraan juga mempengaruhi berkendara sehingga membahayakan
jumlah kecelakaan. pengguna jalan.

KESIMPULAN ANALISA MIKRO 5. Persentil 85%


1. Desain Geometrik Jalan Hasil analisa persentil 85% didapat batasan
Kecelakaan yang terjadi pada dasarnya tidak kecepatan yang ditempuh 85% kendaraan
disebabkan oleh keadaan geometrik jalan hasil survey antara 75-80 km/jam
karena keadaan jalan tidak menunjukkan 7. UPAYA PENAGGULANGAN/
kerusakan yang berarti hanya terdapat PEMECAHAN MASALAH
kelandaian di ruas jalan Lamongan namun Hasil analisa menunjukan bahwa
kelandaian tersebut tidak menyebabkan permasalahan penyebab terjadi kecelakaan
PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


di 13 titik yaitu segera dilakukan Dengan demikian rambu peringatan
penanganan guna mengurangi jumlah sebaiknya dipasang pada jarak 280m
kecelakaan ditahun mendatang. Upaya yang sebelum daerah rawan kecelakaan
perlu dilakukan yaitu: 3. Kampanye Keselamatan Lalu Lintas
1. Desain Geometrik Jalan Kampanye keselamatan dilakukan sebagai
Geometrik jalan pada dasarnya tidak cara untuk memasyarakatkan pentingnya
mempengaruhi terjadinya kecelakaan keselamatan di jalan. Hal ini penting
namun perlu mendapatkan solusi mengingat kesadaran masyarakat akan
dikarenakan setiap kali terjadi hujan keselamatan di jalan sangat kurang
jalanan menjadi licin sehingga rentan sehingga menyebabkan banyak kecelakaan
terjadi kecelakaan apalagi cuaca tidak yang disebabkan karena kelalaian,
bisa diperkirakan dengan pasti sehingga ngantuk, mabok, kurang hati-hati, tidak
ada baiknya bila dipasang drinase mengindahkan rambu-rambu yang ada dan
sepanjang ruas jalan tersebut. Dan kecerobohan - kecerobohan yang
untuk mengurangi kecelakaan membahayakan pengguna jalan lainnya.
sebaiknya dipasang median untuk 4. Pendidikan Keselamatan kepada
menghindari kecelakaan dari tipe Masyarakat
"depan depan karena kecepatan
kendaraan yang lewat tinggi. Menurut analisa didapat bahwa kecelakaan
2. Pemasangan Rambu dan Marka tertinggi adalah manusia sehingga manusia
Melihat kondisi lalu lintas yang sering harus diberi pendidikan. Pendidikan
menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut berupa harus terdapat uji SIM
dan mengingat bahwa sepanjang jalan melalui test. Dan Diadakanya edukasi bagi
Pantura Tuban - Lomongan-Gresik ini pelajar berupa keselamatan dalam
rambu-rambu baik peringatan maupun berkendara di jalan raya.
petunjuk kurang jelas dan atau kurang PENANGGULANGAN/ PEMECAHAN
jumlahnya sehingga menyebabkan MASALAH RUAS JALAN LAMONGAN
kurangnya informasi untuk membuat
pengguna jalan berhati-hati dalam Manajemen dan Rekayasa Lalu lintas yang
menggunakan jalan. Untuk itu perlu dilakukan antara lain:
pemasangan rambu peringatan daerah a) Median
rawan kecelakaan yaitu : Pemasangan median bertujuan untuk
menghindari kecelakaan di jalan raya
yang saling berlawanan arah.
Vt² = Vo² + 2.a.s Pemasangan median juga di
pertimbangkan berdasarkan lebar jalan
60² = 802 +2(-5).s yang ada pada ruas tersebut.
b) Pembangunan Drainase
3600-6400-10s Drainase diperuntukan supaya
mengalirkan air di jalan sehingga jalan
10 s=6400-3600 menjadi cepat mengering tanpa genangan
air.
10 s = 2800 c) Rambu Petunjuk
Adanya rambu petunjuk diperuntukan
S = 280 m supaya menjaga jarak aman antar
kendaraan
d) Pita Penggaduh

PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


Adanya Pita Penggaduh dijalan raya
diharapkan para pengendara melwati ruas
jalan tersebut dengan hati hati. 2 Khusus untuk ruas jalan Lamongan
e) Pembatas Kecepatan perlu dilakukan usulan karena
Rambu pembatas digunakan untuk sementara ini daerah yang rawan
menjadi pembatas agar pengendara kecelakaan sudah diberi median
mengurangi kecepatan. berupa tong - tong selain sudah
adanya marka sehingga untuk
BAB V sementara dilakukan tindakan yang
PENUTUP dapat segera dilakukan untuk
mengurangi / mencegah kejadian
KESIMPULAN kecelakaan selanjutnya.
Hasil analisis menghasilkan
kesimpulan bahwa kecelakaan
tertinggi di sepanjang ruas Jalan
Pantura Tuban-Lamongan-Gresik
terdiri 13 titik pada tahun 2004 di ruas
Jalan Lamongan. Kejadian tertinggi
pada Bulan Januari di Hari
Sabtu.Penyebab kecelakaannya
adalah dikarenakan kurangnya berhati
hati dalam berkendara.

USULAN
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
yang dilakukan antara lain:
1. Median
2. Pembangunan Drainase
3. Rambu Petunjuk Daerah Rawan
Kecelakaan
4. Pita Penggaduh
5. Pembatas Kecepatan
SARAN
Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian berkaitan dengan upaya
pemecahan masalah adalah:

1 Perlunya peningkatan keselamatan


lalu lintas dengan melengkapi
prasarana jalan yang ada berupa
pemasangan rambu-rambu petunjuk
dan larangan, rambu pembatasan
kecepatan, pita penggaduh, kampanye
dengan pemasangan iklan (sevaety
belt dan pemakaian helm).

PRORITAS PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS DI JALAN PANTURA DAN USULAN PENANGANANNYA

(STUDI KASUS JALAN TUBAN-LAMONGAN-GRESIK)


DAFTAR PUSTAKA
Direktorat jenderal Bina Marga.1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta.
Ditjen Perhubungan Darat.1993. Undang - undang RI Nomor 14 Tahun 1992 tentang
Lalulintas dan Angkutan Jalan. Jakarta.
Ditjen Perhubungan Darat.1993. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993 tentamg
Prasarana dan Lalulintas Jalan. Jakarta.
Ditlantas Polri, 1990, Pedoman Penyusunan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalulintas, Mabes
Polri, Jakarta.
Munawar, A,1999 Traffic Accident Database Management system in Indonesia, Proceedinds,
ISBN 0-620-24698-4, RTT- csir, South Africa.
Pignataro, IJ, 1973, Traffic Engineering, Theory And Pratice, Prentice Hall,New Jersey,
USA.
Hauer, E. (1997) Observational Before After Studies In Road Safety,Pergamon Press,
England, UK.
Derektorat BSLLAK. 1999. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta.
Silvia. (1994) Dasar-dasar Perencanaan geometrik jalan: Penerbit Nova.

Anda mungkin juga menyukai