Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS ARTIKEL

PENINGKATAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM


BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN MENGONSUMSI
JUS JAMBU BIJI MERA

“Ners Muda, Vol 3 No 2, Agustus 2022, page 187-192”

Disusun Oleh Kelompok 7:

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023/2024
A. PENDAHULUAN

Pendahuluan Hasil Analisa


 Fokus Masalah Fokus masalah pada artikel ini adalah perubahan
 Dampak masalah jika tidak kadar trombosit pada pasien dengan demam
teratasi berdarah dengue (DBD). Pasien DBD akan
 Kesenjangan yang terjadi mengalami penurunan trombosit dibawah normal
 Tujuan penelitian atau yang disebut dengan trombositopenia.
Trombositopenia yang persisten dan berat dapat
berkomplikasi menyebabkan idiopathic
thrombocytopenic purpura, disseminated
intravascular coagulation, dan perdarahan.
Gangguan pada trombosit juga meningkatkan risiko
kerapuhan pembuluh darah dan berkontribusi
terhadap kebocoran plasma hingga menyebabkan
dengue shock syndrome (DSS) yang mengancam
jiwa. Oleh karenanya mempertahankan jumlah
trombosit sangat penting untuk memperoleh
prognosis yang lebih baik pada pasien DBD
(Pangan et al., 2023). Studi ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kadar trombosit pada
pasien anak Demam Berdarah Dengue (DBD)
dengan mengonsumsi Jus jambu biji merah.
Kesenjangan pada penelitian ini adalah tidak
adanya kelompok kontrol sebagai pembanding
untuk mengetahui perbedaan yang mungkin tampak
antara kelompok yang diberikan Jus jambu biji
merah dengan kelompok yang tidak diberikan Jus
jambu biji merah.

B. METODE PENELITIAN
Komponan Artikel Hasil Analisa
Metode penelitian: Metode penelitian yang digunakan pada penelitian artikel ini
Desain penelitian adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode
Pengukuran/ riset yang digunakan untuk memperjelas gejala sosial melalui
pengumpulan data berbagai variabel penelitian yang saling berkaitan antara satu
Analisa data/uji dengan lainnya. Subjek pada artikel ini adalah dua pasien
statistik anak dengan diagnosa medis Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Ruang Ayyub 3 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang. Cara pengukuran variabel pada
artikel ini dilakukan dengan cara pengambilan darah vena dan
dilihat dari hasil pemeriksaan tersebut. Konsumsi jus jambu
biji selama 3x24 jam lalu setelah itu dilihat kembali apakah
ada peningkatan kadar trombosit pada kedua subjek penelitian
ini.

C. HASIL PENELITIAN
1. Alur Penelitian
Subjek pada studi kasus ini adalah dua pasien dengan diagnosa Demam Berdarah
Dengue (DBD) di ruang Ayyub 3 (Anak) Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah
Semarang.
2. Data Baseline
Pada penelitian tersebut digunakan subjek sebanyak dua pasien dengan hasil
pemeriksaan laboratorium khususnya trombosit dibawah 150.000/mm3. Baseline
data menggunakan pengambilan darah vena dan dilihat dari hasil pemeriksaan
darah tersebut. Prosedur studi kasus dilakukan dengan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dimulai dengan pengkajian, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat perencanaan tindakan, melakukan implementasi
keperawatan, hingga melakukan evaluasi keperawatan.
3. Hasil Penelitian
Berdasarkan studi kasus, didapat pengkajian subjek berdiagnosa medis Demam
Berdarah Dengue. Subjek I yaitu An. R seorang anak laki-laki berusia 15 tahun
dengan hasil pemeriksaan trombositnya 41.000/mm3. Subjek II yaitu An. K
seorang anak perempuan berusia 13 tahun dengan hasil pemeriksaan trombositnya
47.000/mm3. Diagnosa keperawatan yang diambil adalah resiko perdarahan
berhubungan dengan gangguan koagulasi (trombositopenia). Intervensi yang
diberikan antara lain monitor hasil pengambulan sampel darah, pemberian jus
jambu, dan kolaborasi dengan tenaga medis. Hasil kadar trombosit pada hari
ketiga pemberian pada subjek I yaitu 74.900/mm3 dan subjek II yaitu
79.000/mm3. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dilihat hasil studi kasus
menunjukkan adanya peningkatan kadar trombosit pada kedua subyek setelah
diberikan jus jambu.

D. INTEPRETASI PENELITI TERHADAP HASIL PENELITIAN


Penelitian ini menunjukan bagaimana jus jambu biji merah dapat
meningkatkan kadar trombosit pada pasien anak demam berdarah dengue (DBD).
Pemberian terapi diberikan sebanyak 3 x 24 jam dengan ukuran 200ml/gelas Ukuran
jus jambu biji per gelas yaitu 1 buah jambu biji (250 gram) ditambahkan 100ml air
putih. pada subyek I usia 15 tahun seorang anak laki-laki lama menderita 4 hari dan
subyek II seorang anak perempuan berusia 13 tahun lama menderita 3 hari dengan
diagnosa medis Demam Berdarah Dengue (DBD). Hasil kadar trombosit kedua
subyek sesudah diberikan intervensi konsumsi jus jambu biji merah selama 3 x 24
jam. Subyek I di hari pertama menunjukan angka 41000/mm3, hari kedua
menunjukan angka 49000/mm3, hari ketiga menunjukkan 74900/mm3, keudian pada
Subyek II di hari pertama menunjukkan angka 47000/mm3, hari kedua menunjukkan
angka 54000/mm3, dan hari ke tiga menunjukkan angka 79000/mm3. Ini
menunjukkan subyek I mengalami peningkatan kadar trombosit dari awal 41000/m3
menjadi 74900/mm3. Subyek II mengalami peningkatan kadar trombosit dari awal
47000/m3 menjadi 79000/mm3.

Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa pemberian jus jambu biji merah
dapat meningkatkan kadar trombosit pada penderita DBD. Hasil studi kasus ini sesuai
dengan salahsatu tindakan terapi yang dilakukan perawa di Ruang Kenanga RS TK. II
Kartika Husada pada pasien DHF yang menunjukkan hasilkenaikan jumlah trombosit
pada pasien. Terapi ini dapat digunakan perawat di ruangan sebagai penatalaksanaan
mandiri pada penderita dalam menangani penururnan trombosit secara non
farmakologis.

E. PERBANDINGAN HASIL PENELITIAN DENGAN PENELITIAN


SEBELUMNYA

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan


oleh virus dengue. Dengan gejala klinis demam, nyeri pada otot atau nyeri pada sendi
yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik. Infeksi demam berdarah disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aygepti
betina, yang membawa Flavivirus. Flavivirus akan mengalami inkubasi selama 3-14
hari dalam tubuh seseorang yang tergigit nyamuk aedes aygepti. Gejala awal yang
dialami seperti demam dengan suhu 39-40 C dan biasanya berlangsung 5 -7 hari
dengan disertai gejala lain. Selama periode ini, virus masuk kealiran darah dan apabila
tidak ditangani akan merusak pembuluh darah dan kelenjar getah bening.
Virus demam berdarah menyerang sistem kekebalan tubuh. Apabila fisik
lemah, infeksi virus ini akan mudah menyerang tubuh. Gejala demam berdarah yang
dapat mengancam yaitu trombositpenia atau kadar trombosit dibawah normal. Nilai
normal kadar trombosit sebesar 150.000- 400.000/mikroliter, apabila kadar trombosit
dibawah 150.000/mikroliter maka perlu diberikan perawatan intens.
Intervensi pada masalah keperawatan resiko yaitu pencegahan perdarahan
seperti monitor tanda dan gejala perdarahan, monitor nilai hematokrit/hemoglobin,
monitor koagulasi dan monitor tanda-tanda vital ortostatik. Meningkatkan kadar
trombosit dapat menggunakan obat-obatan farmakologi berupa infus (ringer laktat,
gelafusal, aminoleban), Injeksi (ranitidin, metilprednisilon, omeprazole, asam
traneksamat), dan pengobatan non farmakologi. Salah satu pengobatan non
farmakologi yang digunakan adalah pemberian jus buah- buahan berupa jambu biji
merah.
Buah jambu biji memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sebesar183,5 mg
per 100 gram daging buahnya. Eskstrak daun dan buah buah jambu biji merah telah
diuji dan terbukti dapat menghambat pertumbuhan virus dengue. Air rebusan daun
jambu biji dapat meningkatkan jumlah trombosit menjadi 100.000/m3 dalam waktu
kurang lebih 16 jam dan jus buah jambu biji dapat digunakan untuk menghindari
perdarahan pada DBD. Buah jambu biji (Psidium Guajava) mengandung kadar
vitamin C yang tergolong tinggi. Seperti yang telah diketahui, vitamin C memiliki
aktivitas antioksidan dalam tubuh. Secara fisiologis, vitamin ini dapat meningkatkan
imunitas dan melindungi tubuh dari infeksi. Vitamin C juga ikut serta dalam
peningkatan kinerja sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah. Selain vitamin
C, buah jambu biji merupakan salah satu sumber zat aktif kuersetin yang tergolong
dalam flavonoid. Dalam beberapa study, kuersetin memiliki aktivitas antioksidan 4-5
kali vitamin C. Selain sebagai antioksidan, kedua senyawa tersebut mempunyai
peranan penting dalam proses metabolisme pembentukan asam amino untuk
pembentukan kolagen. Senyawa-senyawa tersebut dapat membantu pemulihan pasien
penderita DBD dengan melawan infeksi termasuk infeksi virus dengue.
Pada penelitian yang dilakukan Az-Zahra & Al Jihad (2022) dilakukan
terhadap 2 subjek dimana keluarga subjek I dan II mengatakan bahwa subjek
mengalami penurunan trombosit. Penurunan trombosit yang dialami kedua subjek ini
akibat dari arbovirus (melalui virus aedes aygepti) beredar dalam aliran darah
menyebabkan infeksi dengue, membentuk dan melepaskan zat C3a, C5 sampai terjadi
agregasi trombosit. Selain itu, hal tersebut juga dibuktikan dengan adanya hasil
laboratorium yang menyatakan bahwa adanya penurunan kadar trombosit sehingga
terjadi trombositopeni.
Pelaksanaan implementasi dilakukan selama 2 x 12 jam perawatan yaitu pukul
07.00 dan 17.00. Kedua anak diambil sampel darah untuk mengetahui hasil kadar
trombosit. Setelah diketahui hasil pemeriksaan darah tersebut, diberikan jus jambu
sebanyak 200ml/gelas. Ukuran jus jambu biji per gelas yaitu 1 buah jambu biji (250
gram) ditambahkan 100ml air putih. Setelah diberikan pada hari selanjutnya
dilakukan pengambilan sampel darah kembali. Hasil kadar trombosit kedua subyek
sesudah diberikan intervensi konsumsi jus jambu biji merah selama 3 x 24 jam dapat
dilihat hasil studi kasus menunjukkan adanya peningkatan kadar trombosit pada kedua
subyek setelah diberikan jus jambu. Evaluasi selama 3 x 24 jam perawatan setelah
diberikan terapi subyek I mengalami peningkatan kadar trombosit dari awal 41000/m3
menjadi 74900/mm3. Subyek II mengalami peningkatan kadar trombosit dari awal
47000/m3 menjadi 79000/mm3.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Purnamawati et al. (2022)
dimana pada studi kasus ini berfokus terhadap pemberian jus jambu biji merah dan
pemberian sari kurma untuk meningkatkan trombosit dalam menangani resiko
perdarahan. Pemberian jus jambu biji merah kemasan akan diberikan pada pasien 1
sedangkan pemberian sari kurma kemasan akan diberikan pada pasien 2. Perlakuan
ditentukan oleh peneliti pada kedua pasien tersebut sesuai dengan persetujuan masing-
masing pasien. Setelah diberikan implementasi selama 3 hari, kemudian akan
dievaluasi sejauh mana trombosit dipengaruhi melalui pemberian jus jambu biji merah
dan pemberian sari kurma. Masing-masing pasien akan diberikan tindakan selama 3
hari. Pada pasien 1 dengan pemberian jus jambu biji merah akan diberikan 500 ml
sebanyak 2 kali sehari dan pada pasien 2 dengan pemberian sari kurma akan diberikan
30 ml sebanyak 1 kali sehari.
Sebelum melakukan masing-masing tindakan, peneliti memonitor trombosit
masing-masing pasien untuk menilai kondisi awal penurunan trombosit yang dialami
masing-masing pasien. Hasil dari memonitor trombosit didapatkan trombosit masing-
masing pasien mengalami penurunan, trombosit pasien 1 yaitu 65 [10^3/uL] dan
trombosit pasien 2 yaitu 45 [10^3/uL]. Setelah diberikan tindakan pemberian jus
jambu biji pada pasien 1 selama satu hari trombosit pasien mengalami peningkatan
yaitu 77 [10^3/uL] dan pemberian sari kurma pada pasien 2 juga mengalami
peningkatan yaitu 50 [10^3/uL]. Begitu pula setelah dua hari pemberian, trombosit
pada pasien 1 yaitu 82 [10^3/uL] dan pada pasien 2 yaitu 72 [10^3/uL].
Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari didapatkan hasil evaluasi yaitu
trombosit masing-masing pasien mengalami peningkatan. Pada pasien 1 setelah
diberikan tindakan pemberian jus jambu biji merah selama 3 hari, trombosit pasien
yaitu 88 [10^3/uL] dan pada pasien 2 setelah diberikan tindakan pemberian sari
kurma selama 3 hari, trombosit pasien yaitu 97 [10^3/uL].
Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Rahayuningrum & Morika (2019)
dimana pada penelitian ini mengguanakan rancangan desain Quasy Exsperiment
design dengan rancangan Two Group Posttest Design. Penelitian ini dilakukan di
ruangan penyakit dalam dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang, terbagi menjadi 8
orang kelompok intervensi dan 8 orang kelompok kontrol, kriteria sampel pada
penelitian ini pasien dengan kadar trombosit < 150.000 mcL. Pada penelitian ini
peneliti memberikan jus jambu biji setiap 2 kali sehari selama 4 hari kepada
kelompok intervensi yang diberikan pada jam 07.00 pagi dan 17.00 sore WIB dengan
bantuan enumerator. Pengukuran kadar trombosit hari ke-1 sebelum pemberian jus
jambu biji dan hari ke-4 pada responden yang menderita DBD diukur dengan hasil:
a. Kadar trombosit pada kelompok intervensi terbukti mengalami peningkatan
setelah diberikan terapi jus jambu biji merah, yaitu dari 67.000mcL menjadi
301.125 mcL. Hal tersebut dikarenakan didalam jambu biji merah terkandung
banyak Vitamin C yang dapat mencegah akumulasi PAF-like lipids (platelet like
factor), adhesi lekosit pada dinding pembuluh darah dan pembentukan agregat
platelet-lekosit, serta meningkatkan produksi sitokin proinflamasi. Dengan
demikian suplemen vitamin C pada kasus infeksi virus dengue akan memberi
dampak yang positif.
b. Kadar trombosit pada kelompok kontrol mengalami peningkatan dengan rata-rata
kadar trombosit 178.625 mcL, dengan strandar deviasi adalah 80.833 mcL.
Penurunan trombosit pada pasien yang diberi sari jambu biji merah lebih baik
dibandingkan pasien kontrol. Hal ini diduga karena kandungan kuersetin pada sari
jambu biji merah memiliki efek menghambat pertumbuhan sel dan sintesis DNA
pada replikasi virus dengue. Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti. Para penderita DBD baru boleh meninggalkan rumah sakit jika
kondisi darahnya sudah benar-benar normal. Selama masih dalam perawatan,
penderita diharuskan banyak istirahat, serta dianjurkan agar banyak minum dan
mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Prasetio (2015) menggunakan


27 sampel yang terdiri dari 17 orang pria dan 10 orang wanita.Untuk kelompok
kontrol pria sebanyak 8 orang dan kelompok perlakuan sari jambu biji merah
sebanyak 9 orang. Sedangkan untuk pasien wanita kelompok kontrol sebanyak 5
orang dan perlakuan sari jambu biji merah sebanyak 5 orang. Hasil yang didapatkan
pada pasien laki-laki kontrol mengalami penurunan jumlah trombosit pada
pengamatan hari ke-2, 3, 4, dan 5 berturut-turut sebesar 28.30%, 58.24%, 67.2% dan
48.52% dibandingkan dengan pengamatan hari ke-1. Penurunan jumlah trombosit
pada pasien yang diberikan sari jambu biji merah terjadi pada pengamatan hari ke- 2,
3, 4, dan 5, berturut-turut sebesar 8.83%, 23.51%, 43.35% dan 1.98%. Hasil tersebut
memperlihatkan bahwa pasien yang diberikan sari jambu biji merah maupun pasien
kontrol sama-sama mengalami penurunan jumlah trombosit, tetapi presentase
penurunan trombosit pasien yang diberi sari jambu biji merah lebih baik sekitar
31.28% dibandingkan pasien kontrol.

Dari uraian tersebut Rahayuningrum & Morika (2019) berasumsi bahwa


adanya pengaruh konsumsi Jus Jambu Biji Merah terhadap peningkatan kadar
trombosit pada pasien Demam Berdarah Dengues (DBD) disebabkan karena Vitamin
C, Protein, Vitamin A, Asam Askorbat, Vitamin B1, Vitamin B2 dan Vitamin B3 yang
terkandung di dalam jambu biji merah sebagai terapi pengobatan nonfarmakologi
DBD. Terapi jambu biji merah dapat dipilih menjadi salah satu alternatif pengobatan
untuk meningkatkan kadar trombosit secara alami, lebih aman dan lebih terjangkau.
Buah jambu biji dapat dijadikan obat alternative karena mengandung berbagai zat
yang berfungsi sebagai penghambat penyakit, salah satunya adalah jenis flavonoid
kuersetin.

F. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN


Implikasi bagi keperawatan dengan mengetahui hasil penelitian ini, perawat
dapat berperan penting dalam mengaplikasikan perannya sebagai pemberi perawatan
dan educator. Hal ini berdampak pada tindakan yang dapat dilakukan tenaga
keperawatan khususnya keperawatan dasar mengenai bahwa jus jambu biji berpotensi
dapat meningkatkan kadar trombosit pada anak penderita Demam Berdarah Dengue
(DBD).
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian
Kelebihan penelitian: Artikel ini sudah sangat baik yang dimana munculkan
variable-variabel yang dianggap penting. Jumlah tabel memenuhi sistematika
penulisan. Penjelasan secara padat/konkrit mengenai variable yang dimunculkan pada
hasil penelitian dan jumlah penelitian pendukung penelitian setiap variable penelitian
sudah memenuhi sistematika.
Kekurangan penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang
hanya bisa menggambarkan variabel penelitian tidak bisa melihat faktor lain dari hasil
penelitian dan juga tidak ada alat pengukur yang pasti bagaimana kepatenan jambu
biji dapat menambah trombosit

G. KESIMPULAN

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue.Virus demam berdarah menyerang sistem kekebalan tubuh. Gejala
demam berdarah yang dapat mengancam yaitu trombositpenia atau kadar trombosit
dibawah nomal. Meningkatkan kadar trombosit dapat menggunakan obat-obatan
farmakologi dan pengobatan non farmakologi. Salah satu pengobatan non
farmakologi yang digunakan adalah pemberian buah jambu biji karena memiliki
kandungan vitamin C yang tinggi.

Studi kasus ini membuktikan bahwa jus jambu biji berpotensi dapat meningkatkan
kadar trombosit pada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Terapi ini
dapat digunakan perawat di ruangan sebagai penatalaksanaan mandiri pada penderita
dalam menangani penurunan trombosit secara non farmakologis.

Referensi :

Pangan, J., Gizi, K., Konsumsi, P., Biji, J., Jumlah, P., Pasien, T., Darmaningrat, A., Kunci, K., Demam, :,
& Dengue, B. (2023). The Effect of Guava Consumption on Increasing Platelet Counts in Dengue
Hemorrhagic Fever Patients. Nutriology: Jurnal Pangan, Gizi, Kesehatan .

Anda mungkin juga menyukai