Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN ANAK “EFFECT OF THE USE OF

SUPPLEMENTS PSIDII FOLIUM EXTRACT (PSIDIUM GUAJAVA LINN.)


AN RED FERMENTED RICE (MONASCUS PURPUREUS) IN INCREASE OF
TROMBOCYTES AT DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) SCIENCE IN THE
INSTALLATION OF DISEASE IN HOSPITAL DR. M. DJAMIL”

OLEH :
KELOMPOK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILUM KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe 1-4, sifat dari
virus dengue antara lain berbentuk batang, termolabil, sensitif terhadap inaktivasi, stabil
pada suhu 700 celcius. Dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegpty
dan beberapa spesies lainnya. Virus ini masuk kedalam pembuluh darah dan menyerang
bagian dinding pembuluh darah. Pada penderita DHF terjadi peningkatan
system komplemen akibat aktivasi kompleks antigen virus-antibodi. DHF banyak di
jumpai di masyarakat penyakit ini dapat menyerang semua orang (Soegeng, 2006). Dari
data awal didapatkan pada tahun 2010 di puskesmas Sedati Sidoarjo sejumlah 99 orang
menderita DHF.

Pengobatan DHF berkonsentrasi pada peningkatan trombosit dengan cara


mengembalikan permeabilitas vaskuler ke kondisi normal lagi. Salah satu pengobatan
yang dapat meningkatkan trombosit yaitu dengan menggunakan ekstrak jambu merah
(Soegeng, 2004 : 121). Berbagai penelitian menunjukkan ekstrak daun jambu merah dan
jambu merah bisa menekan aktivasi komplemen. Angka kesakitan DHF di Indonesia
cenderung meningkat, mulai 50 kasus per 100.000 penduduk dengan kematian sekitar 1-
2% (Kompas, 2010). Tahun 2004 DHF mengalami insiden peningkatan yang cukup tinggi
sehingga pada bulan februari 2004 pemerintah menetapkan keadaan luar biasa (KLB)
pada kasus DHF.

DHF merupakan penyakit musiman dan penyakit yang berbahaya. (Somarmo, 2000).
Berdasarkan data yang didapat dari dinas kesehatan Sidoarjo pada tahun 2009 dengan
jumlah penduduk 1.705.528 terdapat 172 penderita DHF pada anak dan 11 penderita
DHF meninggal sedangkan pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1. 778.221
terdapat 404 penderita DHF padaanak, penderita yang meninggal pada tahun 2010
sebanyak 10 orang. Pada tahun 2010 terdapat peningkatan jumlah penderita DHF .
Sedangkan di puskesmas sedati kecamatan gedangan kabupaten Sidoarjo pada tahun
2010 jumlah penderita DHF terdapat 99 penderita tahun 2011 bulan januari terdapat 9
penderita DHF.

Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan masuk kedalam
pembuluh darah. Trombosit dan endotel diperkirakan mempunyai peran penting dalam
patogenesis, berdasarkan kenyataan bahwa pada DHF terjadi trombositopenia disertai
peningkatan permeabilitas kapiler. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/µL)
merupakan salah satu kriteria laboratoris disamping peningkatan hematokrit >20% dari
kriteria diagnosis DHF menurut WHO (2007). Para peneliti menyebutkan bahwa derajat
trombositopenia pada penderita demam berdarah cenderung berhubungan dengan
beratnya penyakit . Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue yang paling ditakutkan
adalah terjadinya perdarahan dan kebocoran plasma. yang dapat menyebabkan syok.
Perdarahan dapat terjadi akibat adanya trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit.

Peneliti lain menyebutkan adanya gangguan fungsi trombosit. Ditemukan komplek


imun dipermukaan trombosit diduga sebagai penyebab terjadinya agregasi trombosit
yang kemudian akan dimusnakan oleh sistem retikuloendotelia, terutama dalam limpa dan
hati. Pengobatan DHF pada dasarnya masih bersifat supportif atau simtomatis
berdasarkan kelainan utama yang terjadi yaitu berupa perembesan plasma akibat dari
meningkatnya permeabilitas vaskuler. Cairan awal sebagai pengganti volume plasma
dapat diberikan garam isotonik atau ringer laktat. Belum ada usaha pengobatan yang
bersifat kuratif, baik dalam mengatasi terjadinya perdarahan atau trombositophenia
maupun dalam mengatasi kebocoran plasma. Jambu merah merupakan salah satu
alternatif dalam percepatan penyembuhan penyakit DHF.

Kandungan dalam jambu merah salah satunya senyawa quarcentin


golongan flavonoid, sitokin yang berfungsi meningkatkan kekenyalan pembuluh darah.
Senyawa yang diduga berperan penting adalah quarcentin dari golongan flavonoid.
Senyawa ini bekerja meningkatkan jumlah sitokin. Di dalam tubuh sitokin berperan
meningkatkan kekenyalan pembuluh darah sekaligus meningkatkan sistem pembekuan
darah. Menurut Prof dr Sumali kepala pusat studi bahan alam, di mana quarcentin bekerja
dengan cara menghambat enzim pembentuk RNA virus dengue. RNA berperan dalam
sintesis protein. Jika pembentukan virus RNA terganggu, virus dapat mati sehingga
jumlah trombosit dalam darah dapat meningkat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan beberapa tahun terakhir


penggunaan jambu merah dan ekstrak daun jambu biji untuk pengobatan DHF
terutama dalam meningkatkan jumlah trombosit mulai banyak digunakan baik oleh
masyarakat maupun dikalangan dunia kedokteran. Hal ini bisa disampaikan
kepada tenaga kesehatan, penderita DHF, dan keluarga penderita bahwa jambu merah
dapat digunakan sebagai pengobatan DHF dan terapi tambahan. Pemberian terapi
tambahan jambu merah pada penderita DHF dengan memberikan demonstrasi tentang
cara pengolahan serta konsumsi sehingga penderita dapat dengan mudah
memanfaatkan buah jambu merah untuk meningkatkan trombosit. harganya relatif
murah karena bahannya mudah didapat, efek sampingnya hampir tidak terasa. Salah satu
tanaman yang mempunyai efek meningkatkan trombosit adalah jambu merah.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana analisa dari jurnal tersebut?
2. Bagaimana penerapan teori dan aplikasi dilapangan dari jurnal?
3. Bagaimana implikasi keperawatan dari jurnal?
4. Apa saja yang menjadi hambatan/kendala yang dapat terjadi dalam pengaplikasian
penelitian di Rumah sakit lainnya?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian suplement ekstrak daun jambu biji dan
angkak terhadap peningkatan trombosit pada anak dengan DHF.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis jurnal yang berhubungan dengan pengarahan kepala ruangan dan
ketua tim dengan kepuasan kerja perawat.
b. Mengidentifikasi penerapan teori dan aplikasi dilapangan mengenai pengarahan
kepala ruangan dan ketua tim terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana .
c. Mengetahui implikasi keperawatannya.’
d. Mengidentifikasi hambatan/kendala yang dapat terjadi dalam
pengaplikasian penelitian di Rumah sakit lainnya.
D. Manfaat
Manfaat penelitian
1. Teoritis
Hasil analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai literature
dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan anak.
2. Praktis
Hasil analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
siswa dan perawat untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya di Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam Berdarah Dengue (DBD)


1. Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang termasuk
dalam kelompok infeksi Virus Dengue, yang terjadi akibat interaksi
penyebab penyakit dengan hospes (penderita) dan lingkungannya. Banyak
populasi aedes aegypti sebagai vektor penyakit terkait dengan perubahan cuaca
yaitu musim hujan yang terjadi pada saat musim panas (Wongso, 2008; Roose, 2008).

2. Trombositopenia pada DBD


Pada pasien DBD, kejadian trombositopenia dijumpai lebih dari
80% penderita. Sumarmo menemukan trombositopenia sebanyak 81% kasus di
RSCM Jakarta (Doarest, 2010; ). Selama stadium demam, jumlah trombosit mulai
menurun dan mencapai nilai terendah selama stadium renjatan, kemudian
meningkatkan dengan cepat pada stadium konvalesen. Trombositopenia di mulai pada
hari ketiga demam dan yang paling rendah pada hari kelima demam dan kembali
normal pada hari ke 7-10 (Dian, 2006).

Trombositopenia pada infeksi dengue merupakan hal yang kompleks,


melibatkan trombosit yang teraktivasi, faktor koagulan, antikoagulan serta aktivasi
komplemen, sitokin dan sel endotel. Salah satu penyebab trombositopenia adalah
produksi trombosit turun oleh karena penekanan megakariosit sum-sum
tulang. Gambaran sum-sum tulang pada fase awal infeksi (< 5 hari) terjadi
peningkatan proses hematopoesis termasuk megakariopoesis (Doarest, 2010).

Pada pasien DBD terdapat kemiripan sekuens antara peptida VD dan protein
endogen tubuh yang menyebabkan aktivasi silang sel T dan B. keadaan ini yang
menjadi salah satu mekanisme untuk reaksi autoimun selama infeksi
dengue. Kemiripan molekul tersebut terdapat pada epitop protein di permukaan
trombosit dan pembuluh darah. Keadaan ini yang memicu terjadinya trombositopenia
dan plasma leakage melalui reaksi autoimun (Thanh, 2008).

Trombositopenia pada infeksi dengue dapat terjadi melalui beberapa


mekanisme. Pertama, VD melekat pada permukaan trombosit dan
menyebabkan aktivasi trombosit sehingga terjadinya trombositopenia akibat
pemakaian berlebih. Kedua, terbentuk antibodi yang mempunyai spesifisitas
terhadap permukaan trombosit. Ikatan antibodi pada permukaan trombosit, dapat
mengaktivasi trombosit tersebut, sehingga terjadi trombositopenia seperti pada
mekanisme pertama. Selain itu, ikatan antibodi trombosit akan mengaktivasi
komplemen sehingga terjadi lisis trombosit. Mekanisme ketiga juga melibatkan
antibodi, dimana trombosit yang telah berikatan dengan antibodi lebih mudah
dihancurkan oleh makrofag (Subawa, 2007).

Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya perdarahan adalah


adanya gangguan dalam jumlah dan fungsi trombosit serta peningkatan aktivitas
fibrinolisis. Selain itu studi pada 107 balita dengan DBD dan SRD menyimpulkan
adanya peran sitokin. Didapatkan ada peranan IL-6 dalam peningkatan titer antibodi
anti-trombosit dan anti-endotel (Doarest, 2010).

Salah satu mekanisme lain yang berkaitan dengan trombositopenia pada


pasien DBD/SRD adalah terjadinya peningkatan Platelet Associated IgG (PAIg).
Mekanisme ini terutama akibat terbentuknya formasi Platelet Associated IgG (PAIg)
yang terjadi pada infeksi dengue sekunder. Pada saat keadaan akut viremia, terjadi
pembentukan kompleks imun antara antibodi IgG dengue dengan virus dengue yang
terdapat trombosit dan dimediasi oleh perlekatan virus dengue dengan trombosit.
Akibat Platelet Associated IgG (PAIg) ini dapat mengakibatkan trombositopenia
akibat dari klirens trombosit baik lewat makrofag atau terjadi lisis trombosit yang
dimediasi oleh komplemen (Doarest, 2010).

B. Jambu biji
Jambu Biji (Psidium Guajava L.) merupakan salah satu tanaman tropis, tanaman ini
dikenal dengan sebutan jambu biji. Tanaman ini sudah digunakan sejak lama untuk
pengobatan tradisional terutama daun, kulit, dan buahnya.Daun jambu biji mengandung
berbagai macam komponen yang berkhasiat mengatasi DBD. Kelompok senyawa tannin
dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat
menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase sehingga dapat menghambat
pertumbuhan virus dengue (Achmad,2001; Soegijanto, 2008).

Uji preklinik yang dilakukan oleh Kusumawati (1999) tentang uji aktivitas
produk ekstrak etanol terstandar daun jambu biji sebagai obat demam berdarah (aspek
imunologis), pada penelitian ini menggunakan mencit sebagai subjek penelitian
didapatkan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah megakariosit
dalam sum-sum tulang sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah.
Peningkatan jumlah megakariosit terjadi melalui mekanisme peningkatan GM-
CSF (Granulocyte – Macrophage Colony Stimulating Factor) yang akan
menyebabkan rangsangan proliferasi dan diferensiasi megakariosit (kutip dari Soegijanto,
2008). Uji klinik yang dilakukan oleh Nassiruddin (2005) tentang pengaruh pemberian
ekstrak daun jambu biji dalam meningkatkan jumlah trombosit pada kasus
demam berdarah dengue anak didapatkan hasil terdapat perbedaan yang
bermakna dalam peningkatan kadar GM-CSF pada kelompok uji dengan nilai p=0,044.
Ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah megakariosit dalam sum-sum tulang
sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah. (Soegijanto, 2008).

Secara kimia, terbukti bahwa buah, daun, dan kulit batang pohon jambu
biji mengandung tannin, minyak atsiri, minyak lemak, minyak malat dan Vitamin C yang
tinggi. Hasil penelitian yang dikutip dari berbagai sumber menunjukkan bahwa buah dan
jambu terbukti dapat menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase maupun Virus
Dengue, tannin menghambat enzim reverse transriptase maupun DNA polymerase dari
virus serta menghambat pertumbuhan virus yang berinti DNA maupun RNA. Hasil uji
klinis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun dan buah jambu biji selama 5
hari mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000 /UL, pemberian ektrak kering
setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit > 100.000 / UL setelah 12-14 jam, tanp
menimbulkan efek samping, dengan demikian ekstrak dayb dan buah jambu biji dapat
digunakan untuk pengobatan kuratif demam berdarah.
C. Angkak
Red Fermented Rice (RFR) di kenal juga dengan nama angkak merupakan hasil
fermentasi beras yang menggunakan kapang Monascus Purpureus (Rindiastuti, 2008;
Danuri, 2008). Angkak berasal dari Cina yang di kenal pula dengan nama angquac, red
rice, Chinese red rice, beni koji dan aga koji (Chairote, 2007). Monascus purpureus
adalah spesies kapang merah yang dapat diolah pada substrat pati. Kapang ini hingga
sekarang masih digunakan untuk pengolahan hasil pangan seperti peternakan unggas,
perikanan dan produk daging. Kapang merah tersebut juga digunakan sebagai manufaktur
arak beras karena memiliki kandungan alfa amylase yang tinggi yang dapat merubah
pati menjadi glukosa. Monascus purpureus berasal dari family Monascacese dan klas
Ascomyceta yang mempunyai kelebihan untuk memproduksi metabolit dengan
pigmentasi kuning, jingga atau merah (Farhana, 2010).

Angkak dapat digunakan untuk pewarna yogurt, daging, sosis, dan untuk pengawet
buah, sayur serta produk ikan. Pigmen monascus juga digunakan untuk pewarna lipstik,
pemutih atau pelindung kulit, dan pewarna kain sutra. Selain untuk pewarna pangan,
angkak dapat digunakan sebagai bahan obat, misalnya untuk penyakit infeksi, sakit perut,
diare, demam berdarah (DBD), menurunkan kadar kolesterol, HDL-kolesterol,
trigliserida dalam darah karena kandungan monokolin K (Timotius, 2004). Monokolin K
sejenis lovastatin mempunyai efek anti lipidemia. Sebagai makanan sehat dan makanan
tambahan untuk penderita hiperkolesterolemia. Di Cina, Taiwan, dan Filipina angkak
telah digunakan sebagai pewarna makanan maupun minuman seperti chinese cheese dan
bagoong makanan khas Filipina dan anggur merah. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa angkak juga dapat menurunkan glukosa darah pada diabetes tipe II (Permana
dkk,2003).

Uji preklinik yang telah dilakukan Nur (2010) tentang hubungan pemberian beras
angkak merah (Monascus Purpureus) terhadap limfosit pada mencit model sepsis, 10
menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok control
dengan perlakuan. Dimana statin yang terkandung dalam beras angkak merah terbukti
berperan sebagai faktor anti inflamasi dengan jalan menghambat produksi
sitokin proinflamasi (Farhana, 2010). Diketahui bahwa produksi molekul proinflamasi
sebagian besar melalui jalan aktivasi Nf-kB. Nf-kB merupakan modulator inflamasi yang
terdapat di dalam makrofag, aktivasi NfkB ini akan mengaktifkan jalur inflamasi melalui
ekspresi sitokin proinflamasi. Berdasarkan penelitian juga menunjukkan bahwa
statin dapat menurunkan Nf-kB. TNF- , IL- , IL-6, IL-8 (Farhana, 2010).α β Uji
preklinik yang dilakukan oleh Lestari tentang aplikasi angkak untuk peningkatan keping
darah pada mencit trombositopenia yang diinduksi linezolid menunjukkan bahwa angkak
mampu meningkatkan jumlah trombosit dan tidak memberikan efek buruk
terhadap jumlah trombosit (Lestari, 2010).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisa Jurnal PICOT (Population, Intervention, Comparison, Outcome and Time)


1. Population (P):
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita rawat inap di bangsal Ilmu
Penyakit Dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang dengan diagnosa DBD
yang ditegakkan berdasarkan kriteria WHO terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yan dipilih berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi.
2. Intervention (I):
Kelompok perlakuan diberikan ekstrak daun jambu merah dan angkak selama
tiga hari dengan frekuensi tiga kali sehari (pagi,siang dan sore).
3. Comparison (C):
Dalam jurnal “Effect Of The Use Of Supplements Psidii Folium Extract
(Psidium Guajava Linn.) And Red Fermented Rice (Monascus Purpureus) In
Increase Of Trombocytes At Dengue Hemorrhagic Fever (Dhf) Science In The
Installation Of Disease In Hospital Dr. M. Djamil” terbukti efektif meningkatkan
kadar trombosit pada penderita DFH, dengan peningkatan kadar trombosit
>100.000/uL, jika dibandingkan dengan jurnal “Pengaruh Pemberian Jambu
Merah Terhadap Peningkatan Trombosit Pada Anak DHF “ terjadi peningkatan
trombosit 76.100/uL. Pada kedua penelitian ini memberikan terbukti berpengaruh
pada peningkatan kadar trombosit pada penderita DHF. Namun dengan
kombinasi pemberian angkak, peningkatan kadar trombosit lebih tinggi
dibandingkan dengan hanya memberikan jus jambu biji.
4. Outcome (O):
Pada penelitian ini setelah di analisis secara statistik didapatkan perbedaan
yang signifikan dalam peningkatan jumlah trombosit antara kelompok kontrol
dengan kelompok perlakuan pada penderita DBD, sehingga dapat diketahui bahwa
pemberian suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava Linn.) dan angkak
(Monascus Purpureus) dapat meningkatkan jumlah trombosit pada penderita DBD
dengan nilai p<0,05 (p=0,0120).Pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar
trombosit dimulai dari hari pertama pengukuran dan nilai terendah terjadi pada hari
kedua pengukuran, kemudian mulai meningkat pada hari ketiga pengukuran.Pada
kelompok perlakuan pemantauan waktu 12 jam pertama didapatkan perbedaan yang
tidak signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dengan nilai
p>0,05 (p=1,000). Pada waktu 24 jam juga terdapat perbedaan yang tidak signifikan
antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dengan nilai p>0,05
(p=0,3503).
Pada waktu 1636 jam terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
control dengan kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05 (p=0,0325). Pada waktu 48
jam terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan dengan nilai p<0,05 (p=0,0188). Pada waktu 60 jam terdapat
perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan
dengan nilai p>0,05 (p=0,5835). Sedangkan pada waktu 72 jam terdapat perbedaan
yang juga tidak signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan
dengan nilai p>0,05 (p=0,1268. Dari hasil data ini didapatkan bahwa sediaan
suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava Linn.) dan angkak ( Monascus
Purpureus) dapat meningkatkan trombosit secara signifikan pada hari kedua
pengukuran. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan oleh Solomon (2007)
dimana nilai trombosit terendah terutama pada hari ke-4,5,6 demam dengan
angka kejadian tertinggi pada hari ke-5 demam. Sun (2007) mengatakan bahwa
setelah 2-3 hari VD masuk kedalam tubuh, maka akan terjadi respon yang akan
menyebabkan terbentuknya antibodi. Antibodi inilah yang menyebabkan timbulnya
trombositopenia yang mencapai puncak di hari ke-5 demam (dikutip dari Doarest,
2010).
5. Time (T):
Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2011.

B. Implikasi Keperawatan Dan Penerapan Di Lapangan


Dalam Potter dan Perry (2005) disebutkan bahwa perawat memiliki beberapa peran
dan fungsi. Berdasarkan analisis jurnal, maka peran dan fungsi perawat yang berkaitan
dengan penerapan jurnal ini adalah:
1. Sebagai Pemberi Perawatan (Care Giver)
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya. Dalam hal ini, pelaksanaan oral hygiene di ruang ICU
merupakan tindakan mandiri keperawatan yang sangat penting untuk menunjang
proses penyembuhan serta mencegah terjadinya infeksi nosokomial, salah satunya
yaitu VAP (Ventilator Associated Pneumonia). Berdasarkan jurnal ini teknik oral
hygiene dengan suction menggunakan larutan chlorhexidine 0,2% dapat
mencegah terjadinya VAP (Ventilator Associated Pneumonia) pada pasien yang
terpasang ventilator mekanik di ruang ICU.
2. Sebagai Pelindung
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang
aman bagi pasien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
melindungi efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau
pengobatan. Dalam hal ini, beberapa pasien yang dirawat di ruang ICU memerlukan
pemasangan ventilator mekanik untuk membantu pernapasannya, ini akan
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya infeksi nosokomial salah satunya VAP
(Ventilator Associated Pneumonia). Oleh karena itu, perawat berperan untuk
melindungi pasien dari infeksi VAP melalui tindakan oral hygiene dengan suction
menggunakan larutan chlorhexidine 0,2%.
3. Sebagai edocator
Perawat sebagai edukator dapat memberikan pengetahuan tentang status
kesehatan klien saat ini dan memberikan informasi dalam meningkatkan kemampuan
klien mengatasi kesehatanya. Memberikan informasi tentang manfaat terapi
komplementer atau alternative yang tidak membahayakan pasien.
4. Sebagai Peneliti
Sebagai seorang peneliti, perawat dapat terus mengembangkan ilmu yang
dimilikinya demi kemajuan profesi keperawatan. Dengan adanya hasil dari penelitian
ini, maka dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya
dengan topik yang sama, atau dapat dikembangkan lagi. Hambatan dalam penerapan
pemberian ekstrak daun jambu biji dan angkak dalam penatalaksanaan pada pasien
dengan DHF memiliki hambatan dalam penerapan di lapangan yaitu terkait masalah
biaya, karena sampai saat ini rumah sakit tidak memfasilitasi pemberian suplement,
dalam artian biaya dibebankan ke pasien.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian efek penggunaan suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium
Guajava Linn.) dan angkak (Monascus Purpureus) dalam meningkatkan trombosit pada
pasien DBD di instalasi rawat inap penyakit dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang
didapatkan hasil bahwa pemberian suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava
Linn.) dan angkak (Monascus Purpureus) lebih cepat meningkatkan jumlah trombosit
pada pasien DBD.

B. Saran
1. Bagi rumah sakit
Bagi rumah sakit hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
dan pertimbangan khususnya pada SMF Farmasi Rumah Sakit agar memberikan
pelayanan yang maksimal dalam hal pengadaan.

2. Bagi perawat
Bagi perawat dapat digunakan sebagai bahan kajian da informasi baru pada perawatan
pasien DHF yang secara tidak langsung dapat mengurangi lama rawat inap pasien
DHF.

3. Untuk perkembangan Ilmu keperawatan


Diharapkan hasil yang di dapat dari penelitian ini akan menjadi sumber informasi
dalam pengembangan ilmu keperawatan dalam melakukan penelitian selanjutnya
dengan topik yang sama, atau dapat dikembangkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. H, Wahono. CS. 2001. Pengaruh Pemberian Ekstrak Psidium Guajava Terhadap
Jumlah Trombosit Pada Penderita Demam Berdarah Dengue di Bangsal Rawat Inap
penyakit Dalam RSUP. Dr. Syaiful Anwar Malang. Majalah Kedokteran Unibraw,
Vol. 17 (1), 1-3,

Andika. R. 2009. Identifikasi Salah Satu Mekanisme Trombositopenia Pada Infeksi Virus
Dengue : Pada Antibodi Terhadap Protein Non Struktural Tipe 1 Virus Dengue Dan
Target Epitop Gp IIb/IIIa Pada Permukaan Trombosit. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.

Anggraini. W. 2008. Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava
Linn.)Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Danuri. H. 2008. Optimizing Angkak Pigments and Lovastatin Production By Monascus

Purpureus, Hayati Journal of Biosciences, Vol. 15, No. 2, p 61-66.

Doarest. Y. 2010. Hubungan Antara Kadar Antibodi Antitrombosit Dengan Jumlah


Trombosit, Umur dan Lama Demam Pada Penderita Demam Berdarah Dengue
(DBD),Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang.

Anda mungkin juga menyukai