OLEH :
KELOMPOK
A. Latar Belakang
DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe 1-4, sifat dari
virus dengue antara lain berbentuk batang, termolabil, sensitif terhadap inaktivasi, stabil
pada suhu 700 celcius. Dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegpty
dan beberapa spesies lainnya. Virus ini masuk kedalam pembuluh darah dan menyerang
bagian dinding pembuluh darah. Pada penderita DHF terjadi peningkatan
system komplemen akibat aktivasi kompleks antigen virus-antibodi. DHF banyak di
jumpai di masyarakat penyakit ini dapat menyerang semua orang (Soegeng, 2006). Dari
data awal didapatkan pada tahun 2010 di puskesmas Sedati Sidoarjo sejumlah 99 orang
menderita DHF.
DHF merupakan penyakit musiman dan penyakit yang berbahaya. (Somarmo, 2000).
Berdasarkan data yang didapat dari dinas kesehatan Sidoarjo pada tahun 2009 dengan
jumlah penduduk 1.705.528 terdapat 172 penderita DHF pada anak dan 11 penderita
DHF meninggal sedangkan pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1. 778.221
terdapat 404 penderita DHF padaanak, penderita yang meninggal pada tahun 2010
sebanyak 10 orang. Pada tahun 2010 terdapat peningkatan jumlah penderita DHF .
Sedangkan di puskesmas sedati kecamatan gedangan kabupaten Sidoarjo pada tahun
2010 jumlah penderita DHF terdapat 99 penderita tahun 2011 bulan januari terdapat 9
penderita DHF.
Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan masuk kedalam
pembuluh darah. Trombosit dan endotel diperkirakan mempunyai peran penting dalam
patogenesis, berdasarkan kenyataan bahwa pada DHF terjadi trombositopenia disertai
peningkatan permeabilitas kapiler. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/µL)
merupakan salah satu kriteria laboratoris disamping peningkatan hematokrit >20% dari
kriteria diagnosis DHF menurut WHO (2007). Para peneliti menyebutkan bahwa derajat
trombositopenia pada penderita demam berdarah cenderung berhubungan dengan
beratnya penyakit . Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue yang paling ditakutkan
adalah terjadinya perdarahan dan kebocoran plasma. yang dapat menyebabkan syok.
Perdarahan dapat terjadi akibat adanya trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana analisa dari jurnal tersebut?
2. Bagaimana penerapan teori dan aplikasi dilapangan dari jurnal?
3. Bagaimana implikasi keperawatan dari jurnal?
4. Apa saja yang menjadi hambatan/kendala yang dapat terjadi dalam pengaplikasian
penelitian di Rumah sakit lainnya?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian suplement ekstrak daun jambu biji dan
angkak terhadap peningkatan trombosit pada anak dengan DHF.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis jurnal yang berhubungan dengan pengarahan kepala ruangan dan
ketua tim dengan kepuasan kerja perawat.
b. Mengidentifikasi penerapan teori dan aplikasi dilapangan mengenai pengarahan
kepala ruangan dan ketua tim terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana .
c. Mengetahui implikasi keperawatannya.’
d. Mengidentifikasi hambatan/kendala yang dapat terjadi dalam
pengaplikasian penelitian di Rumah sakit lainnya.
D. Manfaat
Manfaat penelitian
1. Teoritis
Hasil analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai literature
dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan anak.
2. Praktis
Hasil analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
siswa dan perawat untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya di Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada pasien DBD terdapat kemiripan sekuens antara peptida VD dan protein
endogen tubuh yang menyebabkan aktivasi silang sel T dan B. keadaan ini yang
menjadi salah satu mekanisme untuk reaksi autoimun selama infeksi
dengue. Kemiripan molekul tersebut terdapat pada epitop protein di permukaan
trombosit dan pembuluh darah. Keadaan ini yang memicu terjadinya trombositopenia
dan plasma leakage melalui reaksi autoimun (Thanh, 2008).
B. Jambu biji
Jambu Biji (Psidium Guajava L.) merupakan salah satu tanaman tropis, tanaman ini
dikenal dengan sebutan jambu biji. Tanaman ini sudah digunakan sejak lama untuk
pengobatan tradisional terutama daun, kulit, dan buahnya.Daun jambu biji mengandung
berbagai macam komponen yang berkhasiat mengatasi DBD. Kelompok senyawa tannin
dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat
menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase sehingga dapat menghambat
pertumbuhan virus dengue (Achmad,2001; Soegijanto, 2008).
Uji preklinik yang dilakukan oleh Kusumawati (1999) tentang uji aktivitas
produk ekstrak etanol terstandar daun jambu biji sebagai obat demam berdarah (aspek
imunologis), pada penelitian ini menggunakan mencit sebagai subjek penelitian
didapatkan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah megakariosit
dalam sum-sum tulang sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah.
Peningkatan jumlah megakariosit terjadi melalui mekanisme peningkatan GM-
CSF (Granulocyte – Macrophage Colony Stimulating Factor) yang akan
menyebabkan rangsangan proliferasi dan diferensiasi megakariosit (kutip dari Soegijanto,
2008). Uji klinik yang dilakukan oleh Nassiruddin (2005) tentang pengaruh pemberian
ekstrak daun jambu biji dalam meningkatkan jumlah trombosit pada kasus
demam berdarah dengue anak didapatkan hasil terdapat perbedaan yang
bermakna dalam peningkatan kadar GM-CSF pada kelompok uji dengan nilai p=0,044.
Ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan jumlah megakariosit dalam sum-sum tulang
sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah. (Soegijanto, 2008).
Secara kimia, terbukti bahwa buah, daun, dan kulit batang pohon jambu
biji mengandung tannin, minyak atsiri, minyak lemak, minyak malat dan Vitamin C yang
tinggi. Hasil penelitian yang dikutip dari berbagai sumber menunjukkan bahwa buah dan
jambu terbukti dapat menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase maupun Virus
Dengue, tannin menghambat enzim reverse transriptase maupun DNA polymerase dari
virus serta menghambat pertumbuhan virus yang berinti DNA maupun RNA. Hasil uji
klinis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun dan buah jambu biji selama 5
hari mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000 /UL, pemberian ektrak kering
setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit > 100.000 / UL setelah 12-14 jam, tanp
menimbulkan efek samping, dengan demikian ekstrak dayb dan buah jambu biji dapat
digunakan untuk pengobatan kuratif demam berdarah.
C. Angkak
Red Fermented Rice (RFR) di kenal juga dengan nama angkak merupakan hasil
fermentasi beras yang menggunakan kapang Monascus Purpureus (Rindiastuti, 2008;
Danuri, 2008). Angkak berasal dari Cina yang di kenal pula dengan nama angquac, red
rice, Chinese red rice, beni koji dan aga koji (Chairote, 2007). Monascus purpureus
adalah spesies kapang merah yang dapat diolah pada substrat pati. Kapang ini hingga
sekarang masih digunakan untuk pengolahan hasil pangan seperti peternakan unggas,
perikanan dan produk daging. Kapang merah tersebut juga digunakan sebagai manufaktur
arak beras karena memiliki kandungan alfa amylase yang tinggi yang dapat merubah
pati menjadi glukosa. Monascus purpureus berasal dari family Monascacese dan klas
Ascomyceta yang mempunyai kelebihan untuk memproduksi metabolit dengan
pigmentasi kuning, jingga atau merah (Farhana, 2010).
Angkak dapat digunakan untuk pewarna yogurt, daging, sosis, dan untuk pengawet
buah, sayur serta produk ikan. Pigmen monascus juga digunakan untuk pewarna lipstik,
pemutih atau pelindung kulit, dan pewarna kain sutra. Selain untuk pewarna pangan,
angkak dapat digunakan sebagai bahan obat, misalnya untuk penyakit infeksi, sakit perut,
diare, demam berdarah (DBD), menurunkan kadar kolesterol, HDL-kolesterol,
trigliserida dalam darah karena kandungan monokolin K (Timotius, 2004). Monokolin K
sejenis lovastatin mempunyai efek anti lipidemia. Sebagai makanan sehat dan makanan
tambahan untuk penderita hiperkolesterolemia. Di Cina, Taiwan, dan Filipina angkak
telah digunakan sebagai pewarna makanan maupun minuman seperti chinese cheese dan
bagoong makanan khas Filipina dan anggur merah. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa angkak juga dapat menurunkan glukosa darah pada diabetes tipe II (Permana
dkk,2003).
Uji preklinik yang telah dilakukan Nur (2010) tentang hubungan pemberian beras
angkak merah (Monascus Purpureus) terhadap limfosit pada mencit model sepsis, 10
menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok control
dengan perlakuan. Dimana statin yang terkandung dalam beras angkak merah terbukti
berperan sebagai faktor anti inflamasi dengan jalan menghambat produksi
sitokin proinflamasi (Farhana, 2010). Diketahui bahwa produksi molekul proinflamasi
sebagian besar melalui jalan aktivasi Nf-kB. Nf-kB merupakan modulator inflamasi yang
terdapat di dalam makrofag, aktivasi NfkB ini akan mengaktifkan jalur inflamasi melalui
ekspresi sitokin proinflamasi. Berdasarkan penelitian juga menunjukkan bahwa
statin dapat menurunkan Nf-kB. TNF- , IL- , IL-6, IL-8 (Farhana, 2010).α β Uji
preklinik yang dilakukan oleh Lestari tentang aplikasi angkak untuk peningkatan keping
darah pada mencit trombositopenia yang diinduksi linezolid menunjukkan bahwa angkak
mampu meningkatkan jumlah trombosit dan tidak memberikan efek buruk
terhadap jumlah trombosit (Lestari, 2010).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian efek penggunaan suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium
Guajava Linn.) dan angkak (Monascus Purpureus) dalam meningkatkan trombosit pada
pasien DBD di instalasi rawat inap penyakit dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang
didapatkan hasil bahwa pemberian suplemen ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava
Linn.) dan angkak (Monascus Purpureus) lebih cepat meningkatkan jumlah trombosit
pada pasien DBD.
B. Saran
1. Bagi rumah sakit
Bagi rumah sakit hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
dan pertimbangan khususnya pada SMF Farmasi Rumah Sakit agar memberikan
pelayanan yang maksimal dalam hal pengadaan.
2. Bagi perawat
Bagi perawat dapat digunakan sebagai bahan kajian da informasi baru pada perawatan
pasien DHF yang secara tidak langsung dapat mengurangi lama rawat inap pasien
DHF.
Achmad. H, Wahono. CS. 2001. Pengaruh Pemberian Ekstrak Psidium Guajava Terhadap
Jumlah Trombosit Pada Penderita Demam Berdarah Dengue di Bangsal Rawat Inap
penyakit Dalam RSUP. Dr. Syaiful Anwar Malang. Majalah Kedokteran Unibraw,
Vol. 17 (1), 1-3,
Andika. R. 2009. Identifikasi Salah Satu Mekanisme Trombositopenia Pada Infeksi Virus
Dengue : Pada Antibodi Terhadap Protein Non Struktural Tipe 1 Virus Dengue Dan
Target Epitop Gp IIb/IIIa Pada Permukaan Trombosit. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
Anggraini. W. 2008. Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava
Linn.)Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.