Artikel Penelitian
Gambaran Hasil Pemeriksaan Jumlah Trombosit dan Nilai Hematokrit
pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Di RSU Anwar Medika
Periode Februari-Desember 2016
Acivrida Mega Charisma1*)
1
STIKES RS Anwar Medika
*)
Email: acie.vrida@gmail.com
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Pemeriksaan darah lengkap yag biasanya dilakukan untuk menapis pasien tersangka DBD adalah pemeriksaan
jumlah trombosit dan nilai hematokrit karena kedua pemeriksaan ini dapat menjadi indikator diagnosis DBD.
Jumlah trombosit akan menurun (trombositoenia) akibat supresi sum-sum tulang dan munculnya komplks imun
pada permukaan trombosit yang menyebabkan terjadinya agregasi trombosit, sedangkan nilai hematokrit ini
meningkat (hemokonsentrasi) karena penurunan volume plasma darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran hasil pemeriksaan jumlah trombosit dan nilai hematokrit pada pasien penderita
DBD.Telah dilakukan penelitian retrospektif terhadap 183 pasien DBD di RSU Anwar Medika Sidoarjo periode
Februari 2016 – Desember 2016. Data yang diambil dari instalasi rekam medis adalah hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu jumlah trombosit dan nilai hematokrit dan data mengenai jenis kelamin serta usia pasien
DBD. Hasil dari penelitian ini didapatkan 97,8% pasien DBD megalami peurunan jumlah trombosit
(trombositopenia< 100.000/mm3) dengan rata-rata jumlah trombosit pasien adalah 57.000 sel / mm3 ,
sedangkan pada pemeriksaan nilai hematokrit didapatkan 39,9% pasien DBD mengalami peningkatan nilai
hematokrit (hemokonsentrasi),23,5% mengalami penurunan nilai hematokrit (hemodilusi) dan 36,3% nilai
hematokrit dalam batas normal, dengan rata-rata nilai hematokrit pasien pada penelitian ini adalah 37,8 % +-
6,782. Distribusi frekuensi pasien DBD berdasarkan jenis kelamin menunjukan frekuensi pasien DBD laki-laki
lebih besar dari pada wanita yaitu 59,6% laki-laki dan 40,4% wanita, sedang berdasarkan rentang usia frekuensi
tertinggi adalah pada rentang usia 6-11 tahun yaitu sebesar 45,3%. Penelitian ini , mendapat kesimpulan bahwa
gambaran hasil pemeriksaan jumlah trombosit dan nilai hematokrit yaitu terjadi penurunan jumlah trombosit
(trombositopenia) dan terjadi peningkatan nilai hematokrit ( hemokonsentrasi ). Berdasarkan jenis kelamin
menunjukkan laki – laki lebih rentan terhadap infeksi DBD dibandingkan perempuan dan berdasarkan usia
menunjukkan bahwa usia terentan terhadap infeksi DBD adalah pada usia anak -anak .
Kata kunci: Demam Berdarah Dengue,Jumlah Trombosit, Nilai Hematokrit
ABSTRACT
DHF is one of the public health problem in Indonesia. Complete blood count which is usually done to screen
patiens suspect DHF is platelet count and hematokrit value , because these two tests can be an indicator of
DHF diagnosis. The platelet count will decrease as a result of bone marrow suppression and the appearance of
immune complexes on the platelet surface causing platelet aggregation , while the value of hematocrit will
increase due the decreased blood plasma volume. This study aims todetermine the description of the result of
examination of platelet counts and hematocrit value in DHF patients. A retrospective study was conducted
on183 DHF patients in hospital Anwar Medika Sidoarjo period of February 2016 – December 2016 , data taken
from installation of medical record is resultof laboratory examination that is platelet count and hematocrit value
and data about gender as well age of DHF patients. The result of this study showed 97,8% of DHF patients had
decreased platelet count ( trombositopenia< 100.000 cell/mm3 ),with an average platelet count of patients is
57.000 cell/mm3. Whereas on hematocrit value examination 39,9% DHF patients had elevated hematocrit
values, 23,5% decreased hmatocrit values and 36,6% hematocrit values whitin normal range, with means values
hematocrit is 37,8%+-6,782. The frequency distribution of DHF patients by sex shows that thefrequency of male
DHF patients is more greater thanthat of female patients ( 59,6% male and 40,4% female ), while based on the
age, the highest frequency distribution of DHF patients is children in age range 6 – 11 years old. This study
concludes that the picture of platelet count and hematocrit value is the decrease of platelet count and an
increase in hematocrit value , Bassed on sex shows that men are more susceptible to DHF infection than women
and by age shows the age most susceptible to DHF infection is at the age of the children.
Key Words: Dengue Hemorrhagic Fever, Platelet Count, Hematocrit Value
15
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
16
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
4. HASIL 5. PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Hasil penelitian mendapatkan penderita dengan
n usia terendah 5 bulan dan usia tertinggi 20 tahun
Karakteristik mean±SD
(%) dengan rata-rata usia penderita adalah 9,5 tahun. Usia
Jenis Kelamin
terbanyak penderita DBD adalah usia 8 tahun. Selain
Laki – laki 109(59,6) -
Perempuan 74 (40,4) itu, juga didapatkan frekuensi umur pasien DBD
Rentang Usia (tahun) terbanyak adalah kelompok umur 6 – 11 tahun
0-5 42 (23,0) dengan persentase 45,3% dan frekuensi terendah
6 - 11 83 (45,3) 9,5±5,083 adalah pada kelompok umur 18 - 20 tahun dengan
12 - 17 43 (23,5) persentase 8,2%.
18 – 20 15 (8,2)
Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan
Ket : n = frekuensi
dari Carribean Epidemiology Centrepada tahun
Tabel 1 memperlihatkan sebagian besar subjek 2000, yang menyatakan bahwa epidemiologi
adalah laki-laki. Lebih dari separuh responden penderita DBD terbanyak adalah pada anak-anak dan
termasuk kelompok Usia anak-anak dewasa muda[12].
Tabel 2. Distribusi Jumlah Trombosit Pasien DBD Usia merupakan salah satu faktor yang
Jumlah Trombosit n mempengaruhi kepekaan terhadap infeksi virus
dengue. Pada tahun 1981 dilakuka penelitian di Kuba
(sel/mm3 ) (%)
yang menunjukkan bahwa usia mempunyai peranan
<150.000 181(99)
yang penting untuk timbulnya gejala klinis berupa
150.000-450.000 2(1)
>450.000 0 kebocoran plasma[13].
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin,
Total 183 (100%) didapatkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih
Ket: n=frekuensi
banyak daripada perempuan dengan persentase
Tabel 2 menggambarkan bahwa sebagian besar 59,6% laki-laki dan 40,4% perempuan. Hal tersebut
sampel memiliki nilai hematokrit di atas normal. serupa dengan peneelitian lainnya yang
Tabel 3. Distribusi Nilai Hematokrit Penderita DBD memperlihatkan bahwa penderita laki-laki lebih
banyak dibandingkan perempuan seperti yang
Nilai Hematokrit n dilaporkan oleh Juranah dkk pada tahun 2011 yang
(%) (%) menunjukkan bahwa penderita laki-laki leebih
Laki-laki Dewasa banyak dari pada perempuan dengan persentase 60%
<40 2 (1,1) laki-laki dan 40% perempuan[14].
40-48 12 (6,6)
Jumlah Trombosit Penderita DBD
>48 4 (2,2)
Berdasarkan hasil penelitian, 99% jumlah
Perempuan dewasa
trombosit di bawah normal (trombositopenia).
<37 7 (3,8)
Jumlah trombosit <100.000 sel/mm3 adalah sebesar
37-43 3 (1,6)
98,7%. Jumlah trombosit terendah saat masuk rumah
>43 2 (1,1)
sakit adalah 17.000 sel/mm3 dan tertinggi sebesar
Anak-anak 195.000 sel/mm3. Rata-rata jumlah trombosit saat
<= 15 tahun
pada penelitian ini adalah 57.000 sel/mm3.
-< 33 34 (18,6)
Jurnah dkk pada tahun 2011 juga mengatakan
33 - 38 52 (28,4)
dalam penelitiannya bahwa sebanyak 71,40%
>38 67 (36,6)
penderita DBD memiliki jumlah trombosit <100.000
183
sel/ mm3[15].
Total (100%)
Berdasarkan penelitian Kelton dkk pada tahun
Ket: n = frekuensi
2011 bahwa jenis kelamin berhubungan dengan
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa hampir semua perbedaan sensitifitas dalam hal agregasi trombosit
sampel memiliki jumlah trombosit di bawah normal. antara laki-laki dan perempuan. Selanjutnya
disimpulkan bahwa trombosit laki-laki lebih sensitif
dalam agregasi daripada trombosit perempuan[16].
17
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
Pada penelitian ini, rata-rata jumlah trombosit simpang baku 8,91.Pada laki-laki dewasa (>15
untuk laki-laki adalah 62.000 sel/mm3, sedangkan tahun), nilai hematokrit minimal 37,6% maksimal
untuk perempuan sebesar 58.230 sel/mm3. Namun 68% rerata (mean) 46,02% dan simpang baku 7,072
hasil analisis dengan uji Spearman didapatkan nilai
p=0,947 yang berarti menunjukkan tidak terdapat 6. KESIMPULAN DAN SARAN
korelasi yang bermakna antara jumlah trombosit laki- Kesimpulan
laki dan perempuan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa :
Nilai Hematokrit Penderita DBD 1. Gambaran dari jumlah trombosit dan nilai
Dari hasil penelitian, 39,9% penderita DBD hematrokit pada pasien DBD adalah penurunan
yang mengalami hemokonsentrasi dan 23,5% jumlah trombosit (trombositopenia) dan kenaikan
penderita mengalami hemodilusi., sedangkan, yang nilai hematrokit (hemokonsentrasi)
mempunyai nilai hematokrit normal sebanyak 36,6%. 2. Berdasarkan distribusi frekuensi pasien DBD
Nilai hematokrit terendah adalah 13,8% dan menurut jenis kelamin menunjukkan laki-laki
tertinggi sebesar 68% Rata-rata nilai hematokrit lebih rentan terhadap infeksi DBD dibandingkan
pada penelitian ini adalah 37,7%. perempuan, sedangkan menurut golongan usia
menujukkan usia anak-anak ( 6 – 11tahun ) paling
Menurut WHO, parameter laboratorium dalam
rentan terhadap infeksi DBD.
menegakkan diagnosis DBD adalah peningkatan nilai
hematokrit serta trombositopenia. Sementara itu, Saran
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat
penderita mengalami hemokonsentrasi. Penelitian disampaikan beberapa saran sebagai berikut
oleh Taufik dkk. pada tahun 2007 menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut tentang penurunan angka
hanya 16% penderita DBD yang mengalami kematian pasien DBD dengan penambahan variabel
peningkatan nilai hematokrit[17]. penelitian.
Pada penelitian ini banyak pasien DBD yang
memiliki nilai hematokrit normal bahkan rendah dan DAFTAR PUSTAKA
didiagnosis DBD. Parameter kebocoran plasma 1. Amrine Rasyada, Ellysa Nasrul, Zulkarnaen Edward.
sebagai diagnosis DBD menurut WHO tidak hanya (2014). Hubungan nilai hematokrit terhadap
peningkatan nilai hematokrit saja, namun juga jumlah trombosit pada penderita demam
penurunan nilai hematokrit >20% setelah mendapat berdarah.
2. A.Arsunan Arsin. (2013). Epidemiologi Demam
terapi cairan juga menjadi indikator diagnosis.
Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Kelemahan penelitian ini adalah tidak lengkapnya
3. Carribean Epidemiology Centre. (2000). Clinical and
data rekam medis tentang terapi atau pengobatan laboratory guidelines for dengue fever and
yang dilakukan pasien sebelum masuk rumah sakit. dengue haemorrhagic fever/dengue shock
Gomber pada tahun 2001 melakukan penelitian syndrome for health care providers. Journal of
di India tentang parameter diagnosis DBD, dalam Pan American Health Organization. 1-10.
hasil penelitiannya mengatakan bahwa nilai 4. Centers for Disease Control and Prevention. (2012).
hematokrit dapat meningkatkan spesifisitas sebesar How to reduce your risk of dengue infection?.
[serial online] (diunduh 23 April 2013). Tersedia
36.3% dalam diagnosis DBD namun menurunkan
dari:URL: HYPERLINK www.cdc.gov/dengue/.
sensitifitas[18].
5. Chernecky CC & Berger BJ. (2008). Laboratory test
A.Arsunan Arsin dalam bukunya epidemiologi and Diagnostic procedures. 5th edition. Saunders-
DBD di Indonesia mengatakan untuk dapat Elseviar.
menunjukkan adanya peningkatan nilai hematokrit 6. Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. (2014). Profil
pada pasien DBD penting melakukan pemisahan Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
pasien sesuai umur dan jenis kelamin. Berdasarkan 7. Gomber S, Ramachandran VG, Kumar S, Agarwal KN,
Gupta P, Dewan DK. (2001). Hematological
jenis kelamin dan umur terdapat perbedaan nilai
observations as diagnostic markers in dengue
normal hematokrit.
hemorrhagic fever-a reappraisal. Indian
Pada penelitian ini nilai hematokrit pada anak Pediatrics Journal. 38: 477-81.
usia <= 15 tahun, minimal 23,3% maksimal 51,8% 8. J Am Coll Cardiol. (2002). Relationship between
rerata (mean) 37,7 dan simpang baku 5,998.Pada platelet count and hematocrit. JACC Journals.
wanita dewasa (>15 tahun), nilai hematokrit minimal 39(6):1072-17.
13,8% maksimal 43,4% rerata (mean)35,05% dan
18
Journal of Pharmacy and Science
Vol. 2, No.2, (Juli 2017), P-ISSN : 2527-6328
19