Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk dilakukan


guna menegakkan diagnose suatu penyakit. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang
atau mengurangi kemungkinan jenis penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya suatu gejala.
Peningkatan mutu hasil pemeriksaan labooratorium perlu dilakukan dengan melakukan
pengendalian secara pra-analitik, analitik dan post analitik (Laila Kamila & Slamet, 2007).

Tahapan pra-analitik merupakan tahapan yang sangat penting dan perlu diperhatikan
dengan baik. Tahapan pra-analitik diantaranya adalah proses pengambilan darah, pengiriman
sampel, pencantuman jenis pemeriksaan, persiapan sampel dan pemilihan alat (Sujud Dkk,
2013). Salah satu kesalahan dalam tahapan pra-analitik dalam pemeriksaan laboratorium adalah
penundaan dalam pemeriksaan dan dapat berpengaruh pada parameter hematologi darah lengkap
terutama pada parameter pemeriksaan trombosit dan hematokrit (I Wayan Merta Dkk, 2014).

Faktor peyebab pemeriksaan laboratorium mengalami penundaan dikarenakan berbagai


macam hal seperti halnya kerusakan pada alat yang digunakan saat sedang melakukan
pemeriksaan, pergantian shift, listrik yang padam secara mendadak, pengiriman sampel dari
bangsal yang cukup lama, maupun keterbatasan jumlah tenaga kerja petugas analis laboratorium
dengan jumlah pasien yang diambil darahnya terlalu banyak. Akibat hal-hal inilah yang
meyebabkan pemeriksaan terkadang mengalami penundaan dan tidak segera diperiksa sehingga
hal ini dapat saja mempengaruhi hasil akhir dari pemeriksaan darah lengkap, khususnya pada
pemeriksaan trombosit dan hematokrit (Apriani dan Hengki Priyanto Gea, 2021).

Pemeriksaan darah sangat bermanfaat dalam pemantauan kondisi penderita dan penentu
prognosis. Berdasarkan criteria laboratorium WHO, jumlah trombosit yang rendah
(trombositopenia) dan kebocoran plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi merupakan
suatu indikator penting untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) (Wardhy Arief Hidayat
Dkk, 2017).

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit arboviral pada manusia dengan
kasus yang terus meningkat dengan ditandai gejala klinis seperti demam tinggi dan perdarahan.
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
betina spesies aedes aegypti (Meilida Kusdianto Dkk, 2020). Pada penderita Demam Berdarah
Dengue dapat mencantumkan prognosis dan mencegah terjadinya syok dapat dilakukan dengan
diagnosis yang kuat dan seawall mungkin serta penilaian yang akurat terhadap kondisi penderita
(Hapsari, 2006).
Berdasarkan latar belakang ini menjadi dasar untuk melakukan uji literature mengenai
studi kasus perbandingan efektifitas hitung jumlah trombosit dan hematokrit yang dihitung
segera dan ditunda pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD),

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut,maka timbul permasalahan sebagai berikut :
Bagaimana efektifitas hitung jumlah trombosit dan hematokrit yang dihitung segera dan
ditunda pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisa efektifitas hitung jumlah trombosit dan hematokrit yang dihitung
segera dan ditunda pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui efektifitas hitung sel trombosit yang dihitung segera pada pasien
Demam Berdarah Dengue (DBD).
- Untuk mengetahui efektifitas hitung sel trombosit yang dihitung ditunda pada pasien
Demam Berdarah Dengue (DBD).
- Untuk mengetahui efektifitas hitung sel hematokrit yang dihitung segera pada pasien
Demam Berdarah Dengue (DBD).
- Untuk mengetahui efektifitas hitung sel hematokrit yang dihitung ditunda pada pasien
Demam Berdarah Dengue (DBD).

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai perkembangan penyebaran penyakit
demam berdarah dengue (DBD) diwilayah tempat tinggal dan untuk meningkatkan taraf
kesehatan bagi masyarakat sekitar.
1.4.2 Instansi
Uji literatur diharapkan dapat menjadi acuan pada studi kasus pengaruh penundaan waktu
dalam pemeriksaan hitung jumlah sel trombosit dan hematokrit pada pasien demam
berdarah dengue (DBD)
1.4.3 Peneliti
Memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang hematologi yang kemudian
dapat diterapkan dalam dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD)


2.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)
2.1.2 Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
2.1.3 Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD
2.1.4 Derajat dan Klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)
2.1.5 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD)

2.2 Trombosit
2.2.1 Definisi Trombosit
2.2.2 Fungsi Trombosit
2.2.3 Struktur Trombosit
2.2.4 Cara Kerja Trombosit
2.2.5 Penyebab Penurunan Kadar Trombosit Pada Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.3 Hematokrit
2.3.1 Definisi Hematokrit
2.3.2 Fungsi Hematokrit
2.3.3 Penyebab Peningkatan Kadar Hematokrit pada Demam Berdarah Dengue (DBD)

Anda mungkin juga menyukai