Diketahui, terdapat dua pemuda bernama Meja dan Wongge. Meja merupakan pria rupawan dan
baik hati, sedangkan Wongge adalah seorang pria dengan penampilan yang buruk baik secara fisik
maupun wataknya. Pria ini mencintai seorang wanita bernama Iya. Iya adalah kembang desa di
kota Ende tempat mereka tinggal. Pinangan Meja kepada Iya disambut dengan tangan terbuka oleh Iya,
sedangkan pinangan Wongge ditolaknya. Merasa terhina karena cinta yang tak terbalas, Wongge menjadi
sangat marah. Oleh karena rasa sakit hatinya itu, Wongge berencana untuk membunuh Meja. Wongge
berpikir bahwa Meja tidak boleh menikah dengan Iya.
Lantas iapun berniat membuat hal jahat untuk menhabisi meja. Hingga tibalah di suatu malam
ketika Meja sedang tidur lelap, Wongge mengendap dan memenggal kepalanya dengan parang.
Menurut legenda kepala gunung meja berubah menjadi sebuah pulau dikota itu. Pulau tersebut bernama
Pulau Koa. Pulau Koa berada di timur Ende. Pulau Koa adalah pulau karang yang tidak berpenghuni dan
berbentuk mirip seperti kepala, yang kini diyakini sebagai potongan kepala dari Meja. Sedangkan
menurut legenda, parang yang digunakan Wongge untuk memenggal kepala Meja berubah menjadi pulau
Pulau Ende yang kini berada di barat Ende dan berbentuk seperti parang jika tampak dari atas.
Gunung Ia adalah gunung berapi yang masih aktif. Jika dia mengeluarkan asap atau
mengeluarkan semburan. Masyarakat Ende meyakini bahwa setelah kejadian itu, gunung Iya menjadi
sangat sedih dan terpukul. Gunung Iya merupakan gunung berapi yang masih aktif, dan juga beberapa
kali mengeluarkan asap atau semburan. Asap dan semburan itu diyakini karena sebagai
airmata gunung Iya yang menangis akibat kematian sang kekasih.Demikianlah legenda 3 gunung yang
ada pada kabupaten Ende. Sampai saat ini legenda tersebut masi sangat diyakini masyrakat bahwa benar
pernah terjadi.