Anda di halaman 1dari 6

METODE PELAKSANAAN

PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR UNTUK KEGIATAN USAHA


PLTM HAARJOSARI DESA BOJONGKONENG
KEC. KANDANGSERANG KAB. PEKALONGAN
PROV. JAWA TENGAH

TAHUN 2022

PT. INDONESIA POWER


METODE PELAKSANAAN BENDUNG
Bendung merupakan bangunan utama untuk pengambilan air pada Pembanagkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTM) Harjosari yang berfungsi untuk menaikan elevasi mu air sungai..
Berikut ini adalah metode pembuatan bendung :

1. Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran


pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan sungai
2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali
tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai
dialihkan lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.

Gambar 1 Gambar pengalihan aliran sungai


3. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan
excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal
area atau disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan
spesifikasi tanah

Gambar 2 pekerjaan galian tanah


4. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu
5. Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola
blasting. Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau canal
drilling untuk diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai
pemicunya

Gambar 3 pekerjaan pada tanah keras

6. Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut dump
truck ke disposal area
7. Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk membentuk dasar
galian yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing
8. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk
membentuk dan merapikan galian batuan
9. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan
adalah finising permukaan batuan dengan membersihkan semua loose material dan
menutup permukaan dengan splash grouting.
10. Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke
permukaan batuan

Gambar 4 pekerjaan splash grouting

11. Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung,
kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column
12. Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana
diasumsikan terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi
dengan steel fibre concrete
13. Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling
basin yang diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected
embankment)
14. Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast
prestressed concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus
15. Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck,
karena perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan
pintu (hydro mechanical) tidak banyak menemui kesulitan
16. Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu
penanganan khusus karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton
dengan beban ratusan ton dan lendutan yang cukup besar

Gambar 5 urutan pekerjaan tubuh bendung


Gambar 6 pemasangan pilar movable weir dan masangan king shore hoist deck

17. Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis .
Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan fishway merupakan pekerjaan tidak
kritis tetapi dapat dilaksanakan paralel dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas
penyediaan beton per hari
18. Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua
tipe, yaitu untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan
bekisting kayu dan plywood

Gambar 7 pembuatan pier dan kolom beton


19. Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton yang
harus dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu
antara beton biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre
20. Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan
dengan besi beton atau wire mesh
21. Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan
antara steel fibre concrete dan beton biasa
22. Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya sesuai
dengan ketinggian climbing formwork

Gambar 8 pengecoran pier dan kolom beton bendung

23. Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa, dilakukan
inovasi menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed
panel (hollow core wall) untuk dinding maupun plat atap.

Anda mungkin juga menyukai