Anda di halaman 1dari 6

BENDUNG WEB 1

Bendung merupakan bangunan yang berfungsi untuk menaikan elevasi mu air


sungai. Bendung terdiri dari dua tipe yaitu bendung gerak dan bendung tetap.
Secara garis besar bangunan bendung dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
utama, bagian irigasi, dan bagian pelengkap. Berikut ini adalah metode
pembuatan bendung :

1. Menyiapkan titik tetap untuk referensi pelaksaan. Pembuatan


bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel
(saluran pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan sungai
2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work
dengan menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk
mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi
bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.
Gambar pengalihan aliran sungai

3. Dewatering dilakukan dengan mempertimbangkan aliran sungai,


volume banjir, kondisi topografi dan geologi. Sistem dewatering
dengan penutupan separuh sungai, system pompa, system
bertingkat (terasering)
4. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan
galian tanah sesuai dengan shop drawing menggunakan
excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck dan
disimpan sebagai stock untuk material timbunan dan kisdam
untuk dibuang ke disposal area atau disimpan sebagai stock
untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah

Gambar pekerjaan galian tanah


5. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan
galian batu menggunakan alat breaker atau blasting.
6. Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan
batuan dibuat pola blasting. Kemudian dibuat lubang dengan
rock drill (cradler rock driller) atau canal drilling untuk diisi
sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai
pemicunya

Gambar pekerjaan pada tanah keras


7. Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk
membentuk dasar galian yang rapi sesuai rock line excavation
yang ada dalam shop drawing
8. Selanjutnya untuk membentuk dan merapikan galian batuan dari
hasil blasting menggunakan alat breaker.
9. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan
yang harus dilakukan adalah finising permukaan batuan dengan
membersihkan semua loose material dan menutup permukaan
dengan splash grouting.
10.Untuk pekerjaan mercu menggunakan campuran semen pasir dan
air yang disiramkan ke permukaan batuan
11.Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang
disiramkan ke permukaan batuan

Gambar
pekerjaan splash grouting
12.Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk
fondasi, tubuh bendung, kolam olakan (stilling basin) dan piers
serta column
13.Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air
sungai dimana diasumsikan terdapat batuan lepas, ranting dan
pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre concrete
14.Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat
mesin penggerak pintu, dipasang berupa katrol (hoist) elektrik
untuk menaikkan dan menurunkan pintu

Gambar hoist room bendung gerak


15.Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron
dan lantai stilling basin yang diikuti pekerjaan backfill dengan
material terseleksi (selected embankment)
16.Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena
menggunakan precast prestressed concrete, yang dilaunching
dengan metode launching trus
17.Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier
dan hoist deck, karena perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi
agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro mechanical) tidak
banyak menemui kesulitan
18.Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist
room perlu penanganan khusus karena pada ketinggian 28 m,
harus melakukan pekerjaan beton dengan beban ratusan ton dan
lendutan yang cukup besar

Gambar urutan pekerjaan tubuh bendung

Gambar pemasangan pilar movable weir dan masangan king


shore hoist deck
19.Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan
lintasan kritis . Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan
fishway merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat
dilaksanakan paralel dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas
penyediaan beton per hari
20.Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing
formwork dengan dua tipe, yaitu untuk lengkung dipakai
bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting kayu
dan plywood
Gambar pembuatan pier dan kolom beton
21.Pada tahap pelaksanaan pengecoran beton untuk pier terdapat
dua jenis beton yang harus dilaksanaan bersama untuk
menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara beton
biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre
22.Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam
yang ditahan dengan besi beton atau wire mesh
23.Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang
relatif bersamaan antara steel fibre concrete dan beton biasa
24.Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi
di atasnya sesuai dengan ketinggian climbing formwork

Gambar
pengecoran pier dan kolom beton bendung
25.Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton
biasa, dilakukan inovasi menjadi kolom dan balok rangka baja
dengan dinding precast prestressed panel (hollow core wall)
untuk dinding maupun plat atap.

Anda mungkin juga menyukai