Anda di halaman 1dari 6

Lomba Pidato Berbahasa Jawa

Lomba Pidato Berbahasa Jawa 2023

Untuk para Guru di lingkungan Kecamatan Bangilan


LOMBA PIDATO BERBAHASA JAWA 2023
UNTUK GURU SE-KECAMTAN BANGILAN
PGRI CABANG BANGILAN

1. Latar Belakang.

Kabupaten Tuban merupaka kota tua. Maka sangat wajar apabila di wilayah
kabupaten Tuban memiliki peradaban yang tinggi. Banyak sebutan untuk
kabupaten Tuban. Daerah Tuban dikenal sebagai kota Ronggolawe, dan juga
wali sekaligus sebagai kota budaya. Hal itu tidak terlepas dari keberadaan pusat
kebudayaan Jawa yang berada di wilayah Daerah Tuban, hal ini dibuktikan
adanya makam Sunan Bonang dan seni daerah serta Bahasa daerah yang ada.
Satu di antara sekian banyak warisan budaya yang terdapat di wilayah Daerah
Tuban adalah bahasa Jawa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa Jawa merupakan sumber etika dan
kesantunan Jawa. Dengan berbahasa Jawa, tindak tutur pengguna bahasa
secara otomatis akan mengikuti aturan tatakrama kesantunan Jawa, di mana
dalam bertutur pasti akan memperhatikan konteks siapa dan bagaimana
kedudukan lawan tutur terhadap dirinya. Dalam penggunaan bahasa Jawa
dituntut adanya pengetahuan dan kemampuan penutur dalam membedakan
penggunaan ragam bahasa bagi mitra tutur yang berbeda.

Banyak ahli bahasa menyatakan bahwa bahasa Jawa memiliki aturan tata
bahasa yang sangat sempurna.Tatanan undha-usuk (tingkatan tataran) bahasa
Jawa merupakan pedoman unggah-ungguh (tata kesantunan) dalam tata krama
berbahasa. Dengan bertutur dalam bahasa Jawa yang tepat, suasana
percakapan akan terasa pas dan nyaman, karena dalam percakapan tersebut
akan tercipta suasana sebagaimana mestinya. Terhadap orang yang harus
dihormati, penutur bisa mengungkapkan maksud dengan penuh rasa hormat,
dengan ragam bahasa krama (halus) atau kramainggil (sangat halus). Terhadap
mitra tutur yang sudah akrab, penutur bisa mengungkapkan maksud dengan
penuh keakraban, dengan ragam bahasa ngoko (standar), dan sebagainya.

Akan tetapi, pada masa sekarang tingkat penguasaan bahasa Jawa bagi
generasi muda Jawa, khususnya di Daerah Tuban sudah mulai luntur. Bahkan,
secara ekstrim ada yang menyatakan bahwa pelajaran bahasa Jawa di sekolah
merupakan momok bagi siswa, termasuk siswa yang merupakan anak-anak
Jawa. Hal ini sangat memprihatinkan karena lunturnya penguasaan bahasa
Jawa berimplikasi pada lunturnya tingkat kesantunan bertutur dan berperilaku
bagi generasi penerus budaya Jawa.

Oleh Karena itu, kita sebagai guru, sebagai anggota PGRI sekaligus sebagai
instansi pemerintah yang mengemban tugas sebagai pelestari nilai-nilai budaya
daerah perlu melakukan tindakan nyata untuk menjaga kelestarian nilai budaya
bangsa yakni bahasa Jawa dengan memfasilitasi dan mengapresiasi generasi
penerus yang memiliki kemampuan dan berprestasi dalam bidang bahasa Jawa,
di antaranya dengan cara menyelenggarakan lomba berpidato berbahasa Jawa
bagi bapak ibu guru sebagai penutur dan penerus budaya khususnya Bahasa
Jawa.

Kegiatan ini melibatkan para tokoh yang berkompeten dalam penguasaan


bahasa Jawa, yaitu dewan juri dan narahubung dari PEPADI kabupaten Tuban.
Untuk itu perl juga diselenggarakan technical meeting dalam rangka koordinasi
antara peserta lomba dan panitia penyelenggara, sekaligus sebagai ajang
pembekalan bagi peserta lomba mengenai tema lomba, teknik penyusunan
naskah pidato, dan tatalaksana lomba berpidato.
2. Peserta
Peserta adalah guru TK/ PAUD, SD, SMPdan SMA sejumlah 20 orang di
wilayah cabang PGRI Kecamatan Bangilan dengan ketentuan peserta 2
orang setiap ranting.

3. Ketentuan Lomba

1. Acara pra lomba berupa pembekalan dan technical meeting guna


menyamakan persepsi tentang penyusunan teks naskah pidato dan
aturan teknis dalam tatalaksana penyelenggaraan lomba pidato.
Pemberian pembekalan dilakukan oleh narasumber ahli atau dewan juri
terkait kriteria penilaian.
2. Setiap Ranting diminta untuk menunjuk 1 wakil yang akan mengikuti
technical meeting.

3. Penyusunan teks naskah pidato diatur secara tematis oleh panitia.


Tema yang bisa dipilih adalah:
a. Guru sebagai inovator pendidikan
b. Guru sebagai transformator ilmu pengetahuan dan seni budaya
c. Bahasa daerah sebagai media pembentukan karakter.
4. Teks pidato menggunakan bahasa Jawa standar ragam Krama alus
( madya) atau karma inggil
5. Durasi tampil maksimal 7 menit sesuai urutan nomor undian.
6. Sebelum mengikuti lomba berpidato peserta diwajibkan menyerahkan
naskah teks pidato hasil karya sendiri sesuai tema yang disediakan
penyelenggara dengan ketentuan sebagai berikut:
7. Naskah lomba ditulis dengan huruf Times New Roman 12 spasi 1,5
sejumlah 2-3 halaman pada kertas ukuran kuarto, dengan menuliskan
identitas peserta lomba di bagian atas Judul naskah.Diserahkan
sebanyak 4 (empat) eksemplar
8. Pakaian peserta adalah seragam PGRI baik pada saat tampil maupun
pada pengumuman pemenang..
9. Pemenang akan mendapatkan uang pembinaan, trophy, dan sertifikat.
10. Keputusan dewan juri mutlak dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Kriteria Penilaian:

Kriteria penilaian terhadap teks naskah pidato ( skor nilai 25 %) meliputi:

a. kualitas isi, kesesuaian materi dengan tema yang sudah ditentukan,


(bobot nilai 40)
b. keruntutan penalaran/sistematika, (bobot nilai 30)
c. tata penulisan/tata bahasa, (bobot nilai 30)

Kriteria penilaian presentasi praktek berpidato (skor nilai 75 %)

meliputi:

a. kualitas isi, kesesuaian antara teks tertulis dan teks lisan, tidak harus
sama persis kata-katanya namun isi harus sama, (bobot nilai 40)
b. bahasa, (bobot nilai 30)
c. ekspresi dan penampilan (bobot nilai 30)

5. Jadwal Kegiatan

 Senin, …………….. 2023 : Technical meeting


 Selasa, 9 Desember 2023 : Pembukaan dan penampilan
peserta

6. Fasilitas berupa Uang Pembinaan Pemenang dan tropi

1. 1 orang Pemenang I Rp. 300.000


2. 1 orang Pemenang II Rp. 200.000
3. 1 orang Pemenang III Rp. 100.000
4. 1 orang Pemenang IV -
5. 1 orang Pemenang V -
6. 1 orang pemenang VI -

SekPan Lomba Pidato Berbahasa Jawa 2023 :


HUT PGRI dan HGN

Kec. Bangilan

Narahubung:

Anda mungkin juga menyukai