Anda di halaman 1dari 3

Daily Report OJT BDP

Nama : Alvi Akhmad Arifin


NIK : 23-102125
Penempatan : Risk Engineer SSC
Tanggal Hari Ini : 24 Januari 2024

Daily Report OJT Underwriting Day 3

Pada OJT hari ketiga saya berkesampatan untuk mendapatkan sharing dari mas Yoga tentang
penentuan okupasi sebuah bangunan. Penentuan okupasi sebuah bangunan yang menentukan adalah
Underwriter. Okupasi bangunan nantinya berpengaruh terhadap perhitungan premi yang dikenakan
kepada Tertanggung. Kemudian okupasi juga berpengaruh terhadap hazard yang dimiliki bangunan itu.
Hazard itu sendiri dibagi menjadi 2 jenis, yaitu special hazard dan common hazard.

Special hazard adalah hazard yang hanya ada pada suatu okupansi sehingga masing-masing
okupansi memiliki special hazard berbeda-beda. Pada pabrik plastic hazard terbesarnya adalah bahan
baku plastik itu sendiri yang combustible. Plastik yang berceceran dapat menjadi fire bridge yang
menyebarkan api kemana-mana. Lalu dari proses pelelehan yang menggunakan api dapat berpotensi
menyebabkan kebakaran. Untuk mencegah terjadinya kebakaran maka Thermocouple harus selalu
dikalibrasi. Thermocouple adalah sensor suhu pada mesin yang mendeteksi pergerakan suhu.
Pengkalibrasian bersifat wajib untuk mengetahui bahwa sensor tersebut masih beroperasi dengan akurat.
Kemudian diberikan juga contoh special hazard pada mall yang dimana hazard terbesarnya adalah pada
keselamatan pengunjung. Sedangkan Common hazard adalah hazard yang bisa ditemukan disemua
okupasi, contohnya listrik sebagai penyebab umum kebakaran. Lalu utility seperti genset, trafo, pompa
hydrant.

Kemudiaan hari ini saya dijelaskan perihal foto-foto yang diambil saat melakukan survey ke lokasi
pabrik plastik yaitu CV Barokah. CV Barokah menggunakan bahan baku limbah bekas plastik dan biji
plastik lalu diolah menjadi kemasan beras, plastik kresek, sendok plastik dan hanger baju. Limbah plastik
dapat juga berupa scrub atau sisa potongan plastik pada produksi plastik. Untuk bahan biji plastik, yang
sering digunakan adalah Polyethylene dan Polyprophylene.

Dari foto-foto survey diketahui bahwa proses produksi menggunakan proses blow molding yang
menggunakan tekanan angin dan injection molding yang menggunakan cetakan. Proses produksi yang
digunakan secara sederhana adalah bahan baku berupa rongsokan plastik dicacah, kemudian di mixing
dengan biji plastik. Untuk pembuatan kemasan beras dan kantong kresek, proses selanjutnya biji plastik
dan limbah plastik dimasukan kedalam mesin untuk selanjutnya dipanaskan sampai meleleh lalu ditiup
dan dipotong. Untuk produksi sendok plastik dan hangar menggunakan pake injection molding dimana
bahan biji plastik dan limbah plastik akan dilelehkan dan kemudian dimasukan kedalam cetakan.

Untuk risiko yang ada pada pabrik plastik biasanya penimbunan bahan baku yang berlebihan
sehingga over capacity pada gudang. Hal ini menyebabkan fire load yang tinggi sehingga jika terjadi
kebakaran. Bahan baku tersebut akan berperan sebagai fuel yang menyebabkan kerugian bisa mencapai
100% jika terjadi kebakaran. Penyimpanan barang sebaiknya diberikan jarak antara atap dan dinding agar
menghindari paparan kebakaran.

1
Lalu dijelaskan tentang penggunanan fireball pada bangunan. Penggunaan fireball yang paling baik
adalah pada gudang karena gudang adalah tempat yang jarang terekspos atau terjamah oleh manusia
sehingga pengawasannya kurang. Hal ini sangat cocok karena cara kerja Fireball yang bekerja secara
otomatis sehingga ketika terjadi kebakaran, suhu ruangan akan memicu flash point dari fireball yang akan
membuat fireball membuka dan mengeluarkan isinya. Untuk isi dari fireball biasanya adalah foam atau
bubuk powder. Biasanya fireball akan digantungkan pada ceiling atau langit-langit bangunan. Bentuk
guyuran isi dari fireball ketika terbuka akan seperti payung sehingga membuat jangkauan dari fireball luas.
Selain digantung, fireball juga bisa digunakan dengan cara dilemparkan ke area nyala api.

Lalu dijelaskan juga tentang penempatan barang tanpa memberikan alas dengan palet kayu. Risiko
yang timbul berisiko menyebabkan barang basah terkena air atau saat banjir barang menjadi rusak.
Sehingga harus diperhatikan betul bagaimana cara Tertanggung meletakan barang-barangnya.

Dijelaskan juga tentang penerapan pengaturan jaringan kabel. Untuk standar internasional,
jaringan kabel lebih baik dipendam tanah, selain secara estetik lebih baik juga secara safety lebih aman
karena tanah dapat berperan sebagai fire stop. Sehingga jika terjadi korsleting listrik, api tidak hingga
menyebabkan kebakaran

Kemudian dijelaskan juga bahwa saat ada order, marketing akan mengirimkan QS ke RE sebagai
pegangan informasi untuk RE. Jika QS belum ada maka RE akan berkomunikasi kepada UW atau Marketing
perihal data Tertanggung.

Untuk genset juga perlu diperhatikan kondisi fisiknya, dari kondisi fisiknya dapat diketahui apakah
genset aktif dan non-aktif, apakah rutin dipanaskan gensetnya, bisa ditanyakan juga kepada Tertanggung
berapa kali seminggu genset dipanaskan. Lalu dilihat apakah kabelnya terhubung atau tidak, dicek
kapasitas gensetnya, cek tangka bensinya, cek lokasi peletakan gensetnya. Untuk mall dan hotel jika tidak
punya genset maka akan sangat berbahaya. Bahaya bagi pengunjung karena jika listrik mati maka jika
tidak ada genset maka dapat menyebabkan situasi panik. Pengunjung bisa menuntut sehingga TPL aktif.

2
3

Anda mungkin juga menyukai