DISUSUN OLEH :
CITRA
DARWATI
EVAN
MOHD.NAUVAL A.P
MUHIBBIN SIKRA
SALMI
NAMA : CITRA
DARWATI
EVAN
MOHD.NAUVAL A.P
MUHIBBIN SIKRA
SALMI
Laporan praktek kerja lapangan ini telah disetujui dan disahkan serta
diizinkan untuk dipersentasikan pada ujian lisan praktek kerja lapngan
periode : 2023/2024
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing Industri Pembimbing sekolah
RAHMAT, ST NURMUTMAINNAH,S.Pd
NIP : 19810815 202221 2 026
Kepala Sekolah
UPT SMK Negeri 1 Luwu Utara
YULIANTO, S.Pd M. SI
NIP : 19770724 200604 1 007
ii
LEMBAR KONSULTASI LPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
UPT SMK NEGERI 1 LUWU UTARA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Disetujui oleh,
Guru pembimbing
NURMUTMAINNAH, S.Pd
iii
NIP : 19810815 202221 2 026
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
aktivitas Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan menyusun sebuah laporan
dengan berjudul “REKONSTRUKSI JEMBATAN DAN SURVEI
PEMETAAN”.
Tujuan dari laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian
Nasional 2023/2024. Adapun isi laporan disusun berdasarkan hasil praktek
langsung di lapangan.
Kami sungguh sadar bahwa aktifitas PKL serta penulisan laporan ini dapat
selesai berkat bantuan serta dukungan dari semua pihak. Perlu kita ketahui
pula bahwa dengan segenap kelemahan, laporan PKL kami tetap jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami meminta masukan dan kriitikan yang
dapat menyempurnakan laporan dimasa yang akan dating
Laporan ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari
semua pihak, oleh karena itu sebagai penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
iv
Serta semua pihak yang terlalu banyak disebut satu persatu sehingga
terwujudnya penulisan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi
saya khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang PKL.............................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan PKL.....................................................................................2
1.3 Kegunaan PKL.....................................................................................................2
1.4 Tempat PKL.........................................................................................................3
1.5 Jadwal dan Waktu PKL........................................................................................3
BAB II TINJAUN UMUM PERUSAHAAN.....................................................................4
2.1 Tinjaun umum perusahaan...................................................................................4
2.2 Profil perusahaan..................................................................................................5
2.3 Pengalaman kerja di perusahaan..........................................................................5
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................6
3.1 Definis Jembatan..................................................................................................6
3.2 Jenis-jenis Jembatan.............................................................................................6
3.3 Gambar pekerjaan jembatan dan metode pelaksanaan.........................................10
3.4 Survei dan pemetaan topografi.............................................................................37
BAB IV KESIMPULAN.....................................................................................................53
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................53
4.2 Saran.....................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................54
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................55
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Kerja Praktek Kerja Lapangan................................................................3
Tabel 3.1 Jenis-jenis beton..................................................................................................36
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Jembatan kayu di atas Sungai Wulan, Kudus, Jawa Tengah...........................7
Gambar 3.3 Jembatan gantung di atas Sungai Bila, Pituriase, Sidenrng Rappang..............9
Gambar 3.17 Proses pembutan abutmen bagian pile cap dan breast wall...........................25
viii
Gambar 3.25 Pekerjaan galian dan pemasangan bouwplank...............................................31
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 4.1 Gambar talud yang sudah jadi.........................................................................55
x
BAB I PENDAHULUAN
xi
1.2 Maksud dan Tujuan PKL
xii
1.4 Tempat Praktek Kerja Lapangan
xiii
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
xiv
2.2 Kegiatan
xv
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Definisi Jembatan
Suatu jembatan biasanya dirancang sama untuk kereta api, untuk pengguna
jalan raya atau pejalan kaki. Ada juga jembatan yang dibangun untuk pipa-
pipa besar dan saluran air yang digunakan untuk membawa barang. Kadang-
kadang terdapat batasan dalam penggunaan jembatan; contohnya, ada
jembatan yang dikhususkan untuk jalan raya dan tidak boleh digunakan oleh
pejalan kaki atau pengendara sepeda. Ada juga jembatan yang dibangun
untuk pejalan kaki (jembatan penyebangan), dan boleh digunakan untuk
pengendara sepeda.
xvi
B. Dari segi struktur
Gambar 3.1 Jembatan kayu di atas Sungai Wulan, Kudus, Jawa Tengah
xvii
2) Jembatan lengkung (arch bridge)
Puak Inca di Peru juga pernah menggunakan jembatan ini pada abad ke-16
untuk jarak sejauh 60 meter. Bagi jembata ini,bentu jalan akan mengikut
lengkungan menurun dan menarik kabel dan membawa beban. Tali tambahan
juga diletakkan pada paras yang lebih tinggi sebagai tempat berpegang. Untuk
xviii
berjalan di jembatan seperti ini, dengan cara berjalan seperti meluncur, karena
cara berjalan yang biasa akan menghasilkan gelombang bergerak yang akan
menyebabkan jembatan dan pejalan kaki tergoyang atas-ke-bawah atau kiri-
ke-kanan.
xix
3.3 Gambar pekerjaan jembatan dan metode pelaksanaan
1. Gambar rencana
A. Mobilisasi
xx
Kegiatan mobilisasi proyek rekontruksi ini termasuk dalam Spesifikasi
Umum Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2018 Revisi II. Berikut tahapan
pelaksanaannya :
1) Persiapan
2) Pengadaan
Kontraktor menyewa atau pembelian tanah untuk Base Camp. Base Camp
adalah tanah atau lahan untuk bangunan penunjang yang digunakan baik
untuk kantor maupun untuk menyimpan aset perusahaan seperti peralatan,
material dan pusat dari aktifitas manajemen pengendalian proyek. Yang
termasuk dalam Base Camp di antaranya lokasi kantor, bengkel, barak,
gudang, laborotorium dan fasilitas lain seperti mesin pemecah batu (stone
crusher), instalasi pencampuran aspal dan beton,jika termasuk dalam kontrak
kerja.
Base Camp kontraktor juga harus dibuat berdasarkan izin bebas gangguan
(HO) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai peraturan
daerah.Mobilisasi semua porsenil yang tercantum dalam struktur organisasi
dan semua peralatan utama sesuai daftar peralatan yang tercantum dalam
penawaran.
xxi
laborotorium lain yang perlu disediakan seperti meja, kursi, lemari yang dapat
dikunci, tangki perawatan benda uji dan laci arsip sesuai kebutuhan.
Pada kondisi yang lain, kecenderungan sewa tanah untuk Base Camp tidak
ada lagi, karena kontraktor pemenang tender biasanya sudah memiliki lahan
yang dekat dengan lokasi proyek. Dalam hal ini, biaya untuk sewa tanah Base
Camp tetap dibayarkan pihak pemilik proyek secara Hak Aset Pinjam.
3) Pembangunan
Kantor dan Fasilitasnya dibuat pada lokasi umum yang bebas dari polusi
akibat kegiatan pelaksanaan yang telah disetujui. Kantor dibuat dengan baik,
tahan cuaca dan lantai lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Ukuran kantor sesuai
dengan keperluan dari kontraktor dan harus dilengkapi dengan ruang untuk
rapat. Ruang rapat dibuat dengan fasilitas pelengkap seperti meja dan kursi
minimum 8 orang dan laci tempat berkas administrasi proyek.
xxii
menggunakan lantai beton, fasilitas pembuangan air kotor, dan dilengkapi
dengan 2 buah pendingin ruang yang masing-masing berkapasitas 1.5 PK.
4) Transportasi
Kontraktor harus membuat peta route pengangkutan bahan dan peralatan
lengkap dengan titik lokasi pengambilan material dan penumpukannya.
Kontraktor harus mengurus dan memiliki ijin pengangkutan untuk
penyelenggaraan lalu lintas dan ijin dispensi muatan yang melebihi batas
angkutan, khusus untuk muatan yang tidak bias dibagi-bagi.
xxiii
Menyediakan semua keperluan perlengkapan dan pengaman berlalu lintas
seperti lampu sirene dan rambu segitiga sebagai peringatan dini kepada
pengguna jalan sepanjang jalur pengangkutan.
5) Demobilisasi
Anggaran mobilisasi dibayarkan 50% jika semua fasilitas bangunan telah
selesai dan fasilitas laborotorium telah lengkap dimobilisasi. 20% bilamana
semua peralatan utama telah berada dilokasi atau telah diterima oleh direksi
jalan. 30% dari jumlah harga mobilisasi setelah semua perlengkapan dan
peralatan dikembalikan.
xxiv
Adapun tahapan pelaksanaan dari pekerjaan fondasi sumuran yaitu sebagai
berikut :
1) Persiapan
2) Penggalian
3) Pengeringan air dari lubang pekerjaan Fondasi sumuran
4) Pemasangan rangka fondasi sumuran
5) Pengocoran rangka fondasi sumuran
6) Penimbunan
Tahap pelaksanaan
xxv
8. Proses selanjutnya adalah pengecoran rangka fondasi sumuran dengan
campuran beton dan batu pecah.
9. Jika pengecoran rangka fondasi sumuran sudah selesai, langkah
selanjutnya adalah menimbun galian dengan menggunakan Excavator.
xxvi
Gambar 3.7 Gambar detail fondasi sumuran
xxvii
Gambar 3.9 Proses penghancuran batu papan menggunakan excavator
breaker
xxviii
Gambar 3.11 Pemasangan rangka fondasi sumuran
xxix
Gambar 3.13 Hasil proses pengecoran
xxx
C. Pekerjaan Abutmen
Abutmen adalah substruktur yang berada di ujung bentag jembatanatau
bendungan untuk menopang superstrukturnya. Jembatan dengan bentang
tunggal memiliki abutmen di kedua ujungnya yang bertindak sebagai
perletakan vertical maupun lateral. Kegunaan abutmen adalah untuk
mentransfer beban dari superstruktur menuju elemen fondasi.
xxxi
Tahap pelaksanaan
xxxii
7. Pembuatan wing wall dapat dilakukan secara bersamaan dengen
pengecoran abutmen. Atau setelah pengecoran abutmen selesai dengan
syarat saat pengecoran abutmen pada posisi wing wall dipasag angkur
sebagai ikatan dengan jumlah dan diameter besi yang sama dengan
yang dipakai untuk penulangan wing wall itu sendiri.
8. Selama proses pengecoran, pengujian beton (slump test beton) perlu
dilakukan agar mengetahui seberapa kental adukan beton yang akan di
produksi. Dibalik dari kualitas sebuah mix beton ternyata perlu
dilakukan pengujian dari kadar kekentalan beton itu sendiri agar
mencapai kuat tekan beton rencana. Selain itu, beton perlu di uji untuk
mengetahui komposisi material yang tepat, kekuatan, ketahanan, dan
sebagainya atau bisa di sebut juga sebagai alat uji beton (precast).
Cetakan beton silinder merupakan alat pencetak beton precast model
tabung yang digunakan untuk pengujian kekuatan, komposisi dan
sebagainya sebelum membuat konstruksi beton sesungguhnya sehingga
membuat bangunan menjadi lebih kokoh dan awet. Setelah beton sudah
cukup keras dan kuat, beton dikeluarkan dari cetakan beton silinder dan
direndam selama 28 hari.
xxxiii
Gambar 3.14 Gambar rencana tampak abutmen
xxxiv
Gambar 3.16 Gambar detail abutmen (wing wall)
Gambar 3.17 Proses pembuatan abutmen bagian pile cap dan breast wall
xxxv
Gambar 3.18 Pemasangan bekisting dan beton decking
xxxvi
Gambar 3.20 Pengujian slump tes beton
xxxvii
Gambar 3.22 Pekerjaan abutmen bagian back wall
xxxviii
D. Pekerjaan talud
Talud adalah dinding yang terbuat dari beton atau batu kali yang disusun
sebagai penahan tanah. Talud berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi
akibat kecepatan arus air yang deras sehingga tidak membahayakan
lingkungan sekitarnya.
1) Persiapan
2) Pekerjaan galian dan pembersihan
3) Pekerjaan pasangan batu kali
4) Pekerjaan plasteran
Tahap pelaksanaan
xxxix
6. Pada dasarnya spesi untuk plasteran tidak sama dengan campuran spesi
untuk pekerjaan pasangan batu kali, plasteran ini menggunakan
campuran 1Pc : 3Ps. Plasteran yang digunakan adalah plasteran mata
sapi. Adukan untuk plasteran harus benar-benar halus sehingga
plasteran tidak terlihat pecah-pecah. Tebal plasteran yaitu ± 2cm.
Semua pekerjaan plasteran harus menghasilkan bidang yang tegak
lurus, halus dan tidak bergelombang.
xl
Gambar 3.25 Pekerjaan galian dan pemasangan bouwplank
xli
Gambar 3.26 Pemasangan batu kali
xlii
E. Pekerjaan bronjong
Bronjong adalah anyaman kawat baja yang berbentuk kubus atau balok
dan berisi dengan batu-batuan. Biasanya digunakan sebagai dinding penahan
tanah di area tebing, lereng dan tepi sungai. Anyaman kawat baja ini
berbentuk segi enam dan terikat sangat kuat. Kawat bronjong awalnya berupa
lipatan-lipatan sehingga berbentuk lembaran-lembaran. Sehingga perlu
dilakukan perakitan perlu dilakukan perakitan agar membentuk sebuah balok
atau kubus.
1) Persiapan
2) Pengikatan rangkaian bronjong
3) Pengisian material bronjong
4) Penutupan anyaman bronjong dan penyulaman
Tahap pelaksanaan
1. Pada pekerjaan ini dimulai dari melakukan galian tanah sedalam 50 cm.
2. Ukuran bronjong yang digunakan adalah panjang = 2 m, lebar = 1 m,
dan tinggi 0,50 m.
3. Setelah galian siap, bronjong yang telah dirakit harus dipasang berbaris
dan diikat dengan menggunakan kawat pengikat, demikian juga untuk
lapisan kedua harus diikat dengan kokoh, agar tidak terjadi pergeseran
bronjong setelah pengisian.
4. Bronjong yang telah dirakit, maka bronjong mulai dilakukan pengisian.
Pengisian bronjong dilakukan mulai dari rangkain bronjong paling
pinggir.
5. Setalah bronjong diisi penuh dengan material, maka harus dilakukan
dengan melakukan pembebanan di atas bronjong , dan jika ternyata
setelah dibebani dan digoyang tetap kokoh, maka bronjong dianggap
telah kuat menahan beban dan dorongan beban.
xliii
6. Setelah dilakukan pengujian, maka bronjong dapat dilakukan penutupan
dan pengikatan penyulaman bronjong dengan kawat pengikat.
xliv
Gambar 3.31 Pengisian material
xlv
F. Struktur beton
xlvi
3.4 Survei dan pemetaan topografi
Topografi (berasal dari kata “topos” yang berarti tempat dan “grabo” yang
berarti menulis) adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan benda
langit lain, seperti planet, satelit (alami, seperti bulan), dan asteroid. Hal itu
juga termasuk penggambarannya di peta. Ada dua teknik yang dapat
membantu studi topografi ini, yaitu survei secara langsung dan penginderaan
jarak jauh (remote sensing).
Azimuth : sudut yang dibentuk dari garis arah utara terhadap garis arah
suatu titik yang besarnya diukur searah jarum jam.
BM : titik ikat di lapangan yang ditandai oleh patok yang dibuat dari beton
dan besi dan telah diketahui koordiatnya hasil pengukuran sebelumnya.
xlvii
Datum : titik perpotongan antara ellipsoid refrensi dengan geoid ( datum
relatif). Pusat ellipsoid referensi berhimpit dengan pusat bumi ( datum
absolut).
Fotogrametri : ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari
mengenai geometris foto-foto udara yang diperoleh dari pemotretan
menggunakan pesawat terbang.
Geodesi : ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari dan
menyajikan informasi bentuk permukaan bumi dengan memperhatikan
kelengkungan bumi.
Geodesic : kurva terpendek yang menghubungkan dua titik pada
permukaan ellipsoida.
Geometri : ilmu yang mempelajari bentuk matematis di atas permukaan
bumi.
Gradien : besarnya nilai perbandingan sisi muka terhadap sisi sampingnya
membentuk sudut tegak lurus (90°).
Horizontal : garis atau bidang yang tegak lurus terhadap garis atau bidang
yang menjauhi pusat bumi
Intersection : nama lain dari pengikatan ke muka, yaitu pengukuran titik
tunggal dari dua buah titik yang telah diketahui koordinatnya dengan
menempatkan alat theodolite diatas titik –titik yang telah diketahui
koordinatnya.
Galat : selisih antara nilai pengamatan dengan nilai sesungguhnya.
GIS : (geographical information system) suatu sistem informasi yang
mampu mengaitkan data base grafis dengan data base tekstualnya yang
sesuai.
GPS : (global positioning system) : sistem penentuan posisi global
menggunakan satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang
mengirimkan gelombang mikro ke bumi, lalu diterima oleh GPS yang ada
dibumi.
Gravitasi : gaya tarik bumi yang mengarah ke pusat bumi dengan nilai
±9,81m/s².
xlviii
Interpolasi : suatu rumusan untuk mencari ketinggian suatu titik yang
diapit oleh dua titik lain dengan konsep segitiga sebangun.
Jalon : batang besi seperti lembing berwarnah merah dan putih dengan
panjang simbol ±1,5 m sebagai target bidikan arah horizontal.
Kompas : alat yang digunakan untuk menunjukkan arah suatu garis
terhadap utara magnet yang dipengaruhi magnet bumi.
Kontur : garis khayal dipermukaan bumi yang menghubungkan titik-titik
dengan ketinggian yang sama dari permukaan air laut rata-rata (MSL).
Garis di atas peta yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang
sama dari permukaan air laut rata-rata dan kerapatannya bergantung pada
ukuran lembar penyajian (Skala).
Koordinat : posisi titik yang dihitung dari posisi nol sumbu X dan posisi
nol sumbu Y.
Polygon : serangkaian garis-garis yang membentuk kurva terbuka atau
kurva tertutup untuk menentukan koordinat titik-titik diatas permukaan
bumi.
Profil : potongan gambaran turun dan naiknya permukaan tanah baik
memanjang atau melintang.
Theodolite : alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal dan sudut
horizontal.
Topografi : peta yang menyajikan informasi diatas permukaan bumi baik
unsur alam maupun unsur buatan manusia dengan skala sedang dan kecil.
Total Station : alat ukur theodolite yang dilengkapi dengan perangkat
elektronis untuk menentukan koordinat dan ketinggian titik detail secara
otomatis digital menggunakan gelombang elektromagnetis.
Trace : serangkaian garis yang merupakan garis tengah suatu bangunan
(Jalan,Saluran,Jalur lintasan).
Transversal : proyeksi peta yang sumbu putar buminya tegak lurus
(Membentuk sudut 90°) dengan garis normal bidang perantara
(Datar,Kerucut,Silider).
xlix
Triangulasi : serangkaian segitiga yang diukur sudut-sudutnya untuk
menentukan koordinat titik-titik dilapangan.
Trivet : bagian terbawah dari alat sifat datar dan theodolite yang dapat
dikuncikan pada statif.
Unting-Unting : bentuk silinder kerucut terbuat dari kuningan yang
digantung dibawah alat waterpass atau theodolite sebagai petunjuk arah
titik nadir atau pusat bumi yang mewakili titik patok.
UTM : (universal transverse Mercator) Sistem proyeksi peta global yang
memiliki lebar zona 60 sehingga jumlah zona UTM seluruh dunia : 60
zona. Bidang perantara yang digunakan : silinder dengan posisi transversal
(sumbu putar bumi tegak lurus terhadap garis normal silinder), informasi
geometri yang dipertahankan sama : sudut (konform) dan secant.
Peta topografi : peta dan skala tinggi dan detail, dan biasanya
menggunakan garis-garis kontur dalam peta modern.
Kompas: alat nafigasi petunjuk arah sesuai dengan mengetik bumi secarah
akurat.
Vertikal: garis atau bidang yang menjauhi pusat bumi.
Waterpass: alat atau metode yang digunakan untuk mengukur tinggi garis
didik atas permukaan bumi yang berkategori bermedan datar (slope < 8%).
2. Survei topografi
l
mendapatkan hasil informasi yang lebih akurat mengenai keadaan suatu
permukaan lahan. Survei atau surveying didefinisikan sebagai pengumpulan
data
yang berhubungan dengan pengukuran permukaan bumi dan digambarkan
melalui peta atau digital. Sedangkan pengukuran didefinisikan peralatan dan
metode yang berhubungan kelangsungan survei tersebut. Jadi surveying
adalah segala suatu yang berhubungan dengan pengumpulan data. Mulai dari
pengukuran permukaan bumi hingga penggambaran bentuk bumi. Sedangkan
pengukuran adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan alat
mulai dari pita ukur hingga penggukuran jarak dengan metode elektro
magnetic.
Survei umumnnya dilakukan pada bidang datar, yaitu dengan tidak
memperhitungkan kelengkungan bumi. Dalam proyek surveying,
kelengkungan buminya kecil, jadi pengaruhnya dapat diabaikan, dengan
menggunakan perhitungan yang rumusnya disederhanakan sedangkan pada
proyek yang memiliki jarak jauh, kelengkungan bumi tidak dapat diabaikan ,
karna keadaan ini termasuk surveying geodesi.
1) Alat
Alat-alat yang digunakan pada survey pengukuran meliputi :
Peta topografi : digunakan untuk informasi keadaan, lokasi, jarak, rute
perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi
daerah, tingkat tutupan vegetasi dan perbedaan tingkat kontur.
Pita atau tali ukur : digunakan untuk mengukur panjang lintasan atau
ketebalan suatu lapisan. Pita ini biasanya berbentuk roll agar mudah
dibawa.
GPS : digunakan untuk menentukan koordinat posisi, kecepatan, arah dan
waktu saat survey. GPS juga berguna untuk mengetahui medan lokasi agar
tidak tersesat dibawa.
li
Kamera : digunakan untuk mempublikasikan hasil kegiatan lapangan yang
dilakukan, mulai dari lokasi kegiatan.
Kompas : merupakan alat navigasi petunjuk arah sesuai dengan magnetic
bumi secara akurat.
Waterpass : adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan
sebuah benda atau garis dalam posisi rata yang baik pengukuran secara
vertikal maupun horizontal.
Total station : adalah instrumen optis/elektronik yang digunakan dalam
pemetaan dan konstruksi bangunan. Total station merupakan theodolot
terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik (electronic
distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan kemiringan dari
instrument ke titik tertentu.
Theodolite : adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal
dan sudut horizontal.
Tripod : adalah kaki tiga untuk menyangga alat total station, digital
theodolite, waterpass, dan lain-lain untuk berdiri tegaknya alat ukur
dengan settingan tinggi kaki tripod yang dapat disesuaikan.
Rambu ukur : adalah alat bantu dalam menentukan beda tinggi dan
mengukur jarak dengan menggunakan pesawat waterpass atau total station.
Rambu ukur terbuat dari kayu atau campuran logam aluminium.
Ukurannya, tebal 3 cm-4 cm, lebarnya ±10 cm dan panjang 2 m, 3 m, 4 m,
dan 5 m. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus karena sering
dipakai. Rambu ukur dibagi dalam skala, angka-angka menunjukkan
ukuran dalam desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E
daan oleh kedua garis. Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran
meter yang dalam rambu ditulis dalam angka romawi. Angka pada rambu
ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada bidang lebarnya ada lukisan
millimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat dasar putih agar saat
dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter terbawah
berwarna hitam, dan meter tengah dibuat berwarna merah.
lii
Jalon : digunakan untuk membantu dalam pengukuran di lapangan sebagai
pelurusan dalam mengukur.
liii
Gambar 3.34 Waterpass
liv
Gambar 3.36 Theodolite
lv
Gambar 3.38 Rambu ukur dan jalon (pole stick)
2) Bahan
Benek Mark (BM) : adalah patok beton yang dibuat dan ditanam ada dua
jenis, yang pertama patok beton yang berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm.
lvi
4. Rumus-rumus pengukuran
2) Rumus azimuth
Catatan : azimuth utara selalu 0°0’0” (derajat, menit, detik). Jika azimuth
pengukuran awal hasilnya minus, maka ditambah 360.
3) Rumus jarak datar (D), jarak vertikal (V), absis, ordinat, dan beda tinggi
Catatan : cara mencari sin azimuth = jarak datar (D) x sin (derajat, menit,
detik), begitu juga cara mencari cos azimuth.
lvii
4) Rumus mencari koordinat X,Y dan Elevasi (H)
Catatan :
lviii
ikat yang memuat sketsa lokasi dimana titik ikat tersebut dipasang dan nilai
koordinat maupun elevasinya.
lix
on. Jika sudah tekan 0set pada alat theodolite untuk mengunci titik utara
tersebut.
Setelah mendapatkan titik utara, letakkan rambu ukur pada titik yang akan
dibidik, mengarahkan teropong ke rambu ukur dengan menggunakan visier
untuk mempercepat mengarahkan ke objek, jika sudah didapat titik yang
dibidik, kuncilah klem aldehyde horizontal.
Tepatkan benang tegah pesawat pada garis tengah rambu ukur dengan
bantun sekrup penggerak aldehide horizontal sehingga kedudukan benang
tegak pada pesawat segaris dengan garis tengah rambu. Jika objek
bidik(rambu) kurang jelas, maka gunakan sekrup pengatur fokus teropong
agar rambu kelihatan jelas. Sedangkan untuk memperjelas benangnya
dengan mengatur sekrup pengatur ketajaman benang.
Membaca benang bawah, benang tengah, benang atas A, B, dan C,
kemudian baca sudut vertikal dan horizontalnya dan juga ukur tinggi
alatnya.
Jika titik D tidak bisa dijangkau, maka alat dipindahkan ke titik P1, dengan
syarat saat alat sudah di centering di titik P1, titik BM bisa dijangkau oleh
theodolite.
Setelah di centering di titik P1, arahkan teropong ke titik D dan
melakukan pengukuran.
Jika sudah selesai, alat dilepas dari tripod.
lx
Gambar 3.40 Pengambilan data ukur
lxi
Gambar 3.42 Hasil olah data digambar di kertas milimeterblok
lxii
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
lxiii
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. Jurnal dan Laporan Kegiatan Siswa Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Luwu Utara: UPT SMK Negeri1 Luwu Utara
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jembatan
https://gendhisconsultant.com/2021/05/25/survey-topografi/
lxiv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
lxv
Gambar 4.3 Hasil pekerjaan bronjong
lxvi