Anda di halaman 1dari 12

PERSEPSI KALANGAN REMAJA SMA

MENGENAI PERAN GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Cindy Olanda Dewi


Institut Agama Islam Negeri Kudus

Ashif Az Zafi
Institut Agama Islam Negeri Kudus

Abstract: Bisically, men and women have a same justice, ability, intelligence. In the Al-Qur’an also
explained that in islam there is no difference between men and women, in front of Allah SWT
all the same. And now there are only a lot of cases of sexual harassment among teemagers.
Whit this problem, sex education is ane way that can be used. The purpose of this research is
to find out the perception of senior high school adolescents regarding gender roles in Islam.
The type of research is quantitative conducted by random.

Keyword: The Quran, Gender, Sexuality, Adolescent and Religion

Abstrak: Pada dasarnya laki-laki dan perempuan memiliki keadilan, kemampuan, kecerdasan yang
sama. Dalam Al-Qur,an juga dijelaskan bahwa dalam islam tidak ada perbedaan antara laki-
laki dan perempuan, dihadapan Allah SWT semuanya sama. Dan sekarang ini banyak terjadi
kasus pelecehan seksual di kalngan remaja. Dengan masalah ini, maka pendidikan seksual
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Tujuan penelitian pengetahui persepsi
kalangan remaja mengenai peran gender dalam islam. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
yang dilakukan secara random.

Kata Kunci: Al-Qur’an, Gender, Seksualitas, remaja dan Agama

A. PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini masalah gender banyak dibicarangan oleh masyarakat. Berbagai
peristiwa mengenai permasalahan gender menyebabkan banyak polemik. Masalah seputar
perempuan menyebabkan perdebatan mengenai feminisme. Istilah gender sendiri mengarah
pada kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Tetapi masih banyak terjadi
kesalahpahaman mengenai gender, terutama jika di kaitkan tentang pandangan islam.
Tulisan gender berdasarkan tafsiran Al-Qur’an masih jarang ditemukan. Padahal kita tahu di
dalam Al-Qur’an mencakup segala permasalahan, salah satunya mengenai gender. Ayat Al-
Qur’an yang isinya berkaitan tentang gender yaitu surat An-Nissa [4] ayat124 dan QS. Ali-
Imran[3]: 36. Ayat Al-Qur’an ini menjelaskan bahwa agama islam tidak mengutamakan
kepada laki-laki saja. Agama islam memberi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan,
tidak memandang jenis kelamin tertentu. Perlu diketahui juga, masa remaja merupakan
masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dimana seorang mencari jati
dirinya masing-masing. Dan pada masa remaja ini mereka akan bisa mendefinisikan
mengenai peran gender mereka. Mereka akan mengetahui bahwa antara laki-laki dan

ISSN 1411-5875 1
Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

perempuan tidak sama, dari segi biologi maupun dari segi yang lain. Dalam tatanan pola
asuh keluarga, sebagai contoh anak perempuan cenderung hanya untuk menyelesaikan
kegiatan rumah tangga, sedangkan anak laki-laki lebih ke tumpuan hidup keluarga. Kondisi
seperti ini sebetulnya tidak menjadi masalah. Akan tetapi jika di doktrin menggunakan salah
satu jenis kelamin saja maka akan menjadi suatu masalah. Sedikit contoh, ketika perempuan
bersikap berani dan melawan ia akan dikatakan tomboy. Begitupula dengan laki-laki, jika ia
tidak bisa bersikap tegas maka ia akan di katakan banci.1 Di indonesia khususnya di bidang
pendidikan telah diberi kesamaan antara dua jenis kelamin tersebut. Tetapi pada
kenyataannya didalam masyarakat pendidikan pada perempuan hanya untuk mendidik anak-
anaknya saja. Padahal pendidikan pada perempuan bertujuan hanya sebagai bekal untuk
mendidik anak-anaknya kelak dan sebagai sekal dimasa yang anak datang. Dan bisa juga
ketika seorang perempuan kuliah, jika mendapatkan ijasah bisa di gunakan untuk melamar
pekerjaan dan itu dapat menunjang kebutuhan keluarga.
Bentuk deskriminasi gender telah tampak. Tidah hanya deskriminasi gender saja,
kejahatan seksual juga sudah marak terjadi. Perempuan menjadi korban utama dalam
pelecehan seks ini.2 Kekerasan seksual terhadap perempuan merupakan bentuk kekerasana
yang paling banyak di alami. Bahkan, agama juga sering digunakan untuk perilaku yang
tidak sesuai dengan kaidah Allah, yakni menempatkan keadilan dan demi keselamatan
bangsa3. Yang menjadi faktor pelecehan seksual ini adalah kurangnya pengetahuan dan
informasi mengenai hal tersebut. Gender dan seks saling berkaitan. Antara gender dan seks
juga sering terjadi kesalahpahaman dalam perartian di lingkungan masyarakat. Dengan tidak
adanya informasi yang mendukung tentang pengetahuan tersebut maka akan terjadi
miskonsepsi. Pelecehan selsual di sebabkan karena seseorang tersebut tidak mengenal
tentang pendidikan seks (seks education). Dan tidakadanya pendidikan seks tersebut maka
akan marak terjadinya pelecahan seksual. Dengan memberi pendidikan seks yang benar
maka remaja ataupun masyarakat akan berfikir bahwa pelecehan seks itu termasuk perilaku
yang tidak baik. Tetapi pendidikan seks (seks education) masih disepelekan di dalam
lingkungan masyarakat. padahal pendidikan seks inilah yang menjadi dasar persepsi seorang
remaja tentang seksualitas. Dengan informasi yang baik, maka dapat mengubah pola pikir
remaja tersebut. Yang tadinya seks education dipandang sebagai hal yang tabu, juga ada

1
Nunuk P. murniarti, Getar Gender (Magelang: Perpustakaan Nasional RI, 2004, han. 11
2
Ibid, hal 4
3
Ibid. hal 15

2 JPA Vol.21, Januari - Juni 2020


Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

yang menganggap sebagai hal yang kurang sopan di kalangan remaja. Padahal dari sejak
dini kita sudah harus diberi tahu tentang seks education.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis persepsi kalangan remaja sma tentang
peran gender dalam perspektif islam. Artikel ini akan mengaitkan peran gender dalam
pandang islam menurut Al-Quran dan Hadist. Dan akan mengambil beberapa pendapat dari
para ulama. Dengan meliat betapa mirisnya Indonesia sekarang. Kekerasan seksual
sekarang tidak memandang umur, anak kecil, remaja, orang dewasa bisa menjadi
korbankekerasan tersebut. Dan kesetaraan gender di Indonesia masih kurang dipahami,
khususnya di kalangan remaja. Jadi dengan artikel ini diharapkan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dan jika
dilihat dari dimensi waktunya, penelitian ini observasinya dilakukan dalam wajtu yang
sesaat
Sedangkan metode yang di ambil adalah pengambilan secara random dan memelih
lokasi sekolah yang paling dekat. Setelah diperoleh sekolahan yang akan digunakan untuk
observasi baru dimulai penelitian. Cara mengambil sempel secara ramdom pada siswa sma
tersebut menggunakan list nama yang terlah biberika

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam pendidikan merupakan salah
satu langkah penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah dan guru
merupakan agen untuk meningkatkan kesetaraan gender. Mereka mendukung murid laki-
laki maupun perempuan untuk mengambil bagian dalam kegiatan disekolah. Hanya saja
kesetaraan gender masih belum konsisten diterapkan. Berbagai bias gender masih bercuat
dalam proses pembelajaran. Guru sering memberikan kesempatan pada anak laki-laki
dibandingkan dengan anak perempuan. Permasalahan gender dikalangan remaja masih
sering terjadi, misalnya seorang laki-laki yang sedang berkumpul dengan sekolompok
perempuan maka ia merasa di abaikan.
Kesetaraan gender bisa di temui dimana saja. Baik di bidang pendidikan, budaya,
social, masyarakat itu harus setara. Setara disini dimaksud setimbang. Bagaimana seorang
laki-laki dan perempuan tampa memandang secara kodrati. Misalnya warna pink merupakan
warna perempuan dan warna biru merupakan warna laki-laki. Perlu kita tahu warna

ISSN 1411-5875 3
Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

merupakan bukan jenis kelamin. Jadi warna pink boleh saja di gunakan oleh laki-laki
begitupa dengan warna biru, perempuan boleh saja menggunakan warna tersebut. Ini lah
yang dibiasa dipandang masyarakat bahwa laki-laki yang menggunakan pakaian warna pink
di anggap seperti banci. Untuk itu sejak kecil, anak-anak penting untuk memberika
pengetahuan mengenai gender.
Ajaran agama Islam merupakan agama yang sempurna. Segala masalah dan persoalan
ada dalam Al-Qur’an beserta cara menghadapinya. Di dalam Al-Qur,an manusia diciptakan
derajatnya dengan sama didepan Allah. Tetapi bagaimana jika kemudian muncul pola pikir
yang timpang, tidak adil dan mendudukkan perempuan pada posisi subordinat. Orang jawa
menyebutkan bahwa kodrat perempuan hanya 3M atau biasa orang jawa di artikan Masak,
Macak dan Manak. Dan era saat ini antara teori nature dan nurture menjadi perdebatan, dari
prngikut teori nature beranggapan perbedaan psikolog antara laki-laki dan perempuan
disebabkan oleh perbedaan biologis saja. Sedangkan pengikut nurture beranggapan bahwa
perbedaan psikoloh antara laki-laki perempuan disebabkan proses belajar dari lingkungan.
Perbedaan pandangan tersebut di sebabkan karena perebedaan perartian tentang gender
tersebut. Jika kita bicara tentang gender maka akan mengarah juga tentang seks (jenis
kelamin). Ada beberapa orang yang salah mengartikan antara seks dan gender. Kebanyakan
orang dalam pengartian tersebut terbalik antara seks dan gender. Padahal kedua kata
tersebut maknanya berbeda jauh.
Pandangan perspektif laki-laki, yang sampai saat ini masih di anut oleh masyarakat,
dinamakan pandangan bias gender. Karena tidak memasukkan permasalahan gender.
Sebaliknya dalam masyarakat telah berproses, sosialisasi cara berfikir telah berspektif
gender, artinya memasukkan permasalahan gender. Permasalah gender yang merupakan
konstruksi social, dapat diubah sesuai waktu, tempat dan kemauan masyaratak sendiri.
Berikut sedikit perbedaan antara seks dan gender:
Table 1. Perbedaan Seks dan Gender
Seks Gender

Organ vital yang dimiliki laki-laki Sifat, peran, dan kedudukan yang
dan perempuan melekat pada laki-laki dan perempuan

Terbentuk secara alami atau sejak Terbentik karena lingkungan dan


individu tersebut dilahirkan social budaya

4 JPA Vol.21, Januari - Juni 2020


Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

Seks cenderung tidak bisa Gender bisa dipertukarkan.


dipertukarkan (mutlak). Misalnya, penis Misalnya, perempuan bisa bersifat
yang miliki laki-laki dan vagina milik feminim dan laki-laki bisa bersifat
perempuan maskulin

Menurut sensus penduduk pada tahun 2010 indonesia, bayi laki-laki yang lahir hideup
lebih banyak dari pada bayi perempuan yang lahir hidup. Namun pada pada umur 95 tahun
keata, penduduk laki-laki lebih sedikit dari pada penduduk perempuan. Sensus penduduk
tahun 2010 indodonesia memiliki jumlah penduduk laki-laki yang lebih banyak yaitu 50,34
: 49,66 penduduk perempuan. Dan seks rasio sebesar 101, artainya terdapat 101 laki-laki
setiap 101 perempuan di Indonesia. Dan angka harapan hidup laki-laki lebih pendek di
banding perempuan. Bahkan sampai tahun 2017, angka harapan hidup laki-laki masih lebih
pendek di banding dengan perempuan,dengan selisih empat tahun.4
Kalau bicara tentang seks maka akan banyak yang berpikiran tentang perbutan
hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dan di kalangan remaja itu termasuk perbuatan
yang tidak baik. Dengan itu remaja haru di bekali ilmu tentang seks itu sendiri. Yaitu
dengan cara menggunakan pendidikan seks (seks education) di kalangan remaja tersebut.
Tetapi bagaimana cara menberitau tentang seks education kalau baru dengar kata seks saja
remaja tersebut sedah berpikiran yang tidak baik. Padahal seks education sangat penting
dipelajari pada masa transisi antara masa anak-anak menuju ke masa dewasa. Hali ini untuk
mejadi bekal remaja dalam masa pubertas, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Dengan begitu banyak informasi yang beredar melalui media social, televisi, radio, majalah
dan media informasi lainnya yang kadang tidak pantas untuk di publis akan membuat
remaja mudah menyerap informasi tersebut tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Di masa-
masa ini remaja memiliki antusias untuk mencoba hal-hal baru yang belum mereka lakukan
dimasa anak-anak. Dengan mendapatkan informasi dari internet mereka akan ada rasa untuk
meniru yang mereka lihat dari media social tersebut. Dengan adanya banyak konten yang
mereka tonton tidak sesuai umur mereka akan derdanpak besar pada merekan. Disinilah
peran pendidikan seks (seks education). Seks education sendiri penting di ajarkan pada
masa remaja ini, seperti:

4
Bambang Mulyono, Y. Mengatasi Kenakalan Remaja. (Togyakarta: yayasan Andi).

ISSN 1411-5875 5
Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

1. Untuk memberi informasi tentang informasi seksual bagi remaja

2. Agar remaja memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas

3. Memahami masalah-masalah seksualitass remaja

4. Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-lasalah


seksualitas

5. Bagaimana cara menjaga menjaga kesehatan reproduksi dan yang lainnya. 5

Selain itu ada dua faktor mengapa seks education menjadi sangat penting dikalangan
remajja sekolah menengah atas. Yang pertama yaitu, anak-anak di usia ini belum paham
mengenai pendidikan seks , karena orang tua enggan memberi tahu kepad anak mereka.
Menurut pandangan orang tua pendidikan seks merupakan hal yang tabu dan tak pantas
diajarkan kepada anaknya. Dan yang kedua, dari ketidakpahaman remaja tentang seks dan
kesehatan anatomi reproduksi mereka. Dampak dari ketidakpahaman ini menyebabkan hal-
hal negatife terjadi. Bisa dilihat bawa sekarang ini banyak siswa di sekolah menengah atas
yang melakukan hubungan badan, hamil diluar nikah dan kurangnya pengetahuan tetang
dampak dari perbuatan yang mereka lakukan. Penularan penyakit akibat hubungan badan
yang tidak sehat juga dapat di alami, seperti HIV.
Informasi tersebut berkaitan tentang menjadi kesehatan, keamanan dan kesehatan
seksualitas. Agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang seks education kita perlu
mengajarkan hal tersebut, mulai dengan di sekitar kita terlebih dahulu. Tetapi, di kalangan
masyarakat pendidikan seks (seks education) masih menjadi hal yang tabu un tuk di ajarkan
pada anak-anak. Mereka beranggapan bahwa pendidikan seks malah mengajarkan kepada
cara melakukan hubungan badan dan akan menjerumuskan ke hal-hal yang tidak baik.
Inilah pengetahuan tentang seks kurang di ketahui. Kurangnya pengetahuan akan
menyebabkan adanya kekerasan seksual di kalangan remaja. Sekarag ini kekerasan bisa
terjadi dikalngan manapun, tidak memandang usia, agama, suku ataupun golongan tertentu.
Semua dapat menjadi korban dalam kekerasan seksual tersebut. Tetapi kekerasan seksual
banyak pada kalangan remaja, karena di usia ini lah mereka mudah dipengaruhi. Kurangnya
pengetahuan dan bimbingan orang tua juga menjadi faktor kekerasan tersebut. Disini peran
orangtua lah yang paling penting, agar tidak terjerumus ke hal yang tidak baik. Dari orang
tua anak bisa belajar banyak hal, karena orang tua adalah guru yang paling utama dalam

5
Wibowo Muladi. Remaja dan Pendidikan Sebaya(Surabaya: UNIBA Pers, 2004),. Hal. 12

6 JPA Vol.21, Januari - Juni 2020


Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

kepribadian anak. Orang tua lah yang pertama kali mengajarkan anak bicara, belajar,
memberitahu mana hal yang baik dan mana hal yang buruk dan masih banyak lagi. Intinya
sikap dan perilaku anak tergantung bagaimana cara orang tua mengajarkannya. Sebagai
contoh, seorang anak yang terlahir dari keluarga broken home maka akan mempengerahui
psikolog anak tersebut. Karena kurangnya rasa kasih sayang yang di dapat menyebabkan
akan tersebut akan melakukan perlakuan kurang baik. Mereka akan melakukan sesuka hati
mereka untuk mencari perhatian orang lain. Dengan melakukan hal itu remaja broken home
bisa mendapatkan kasih sayang.
Pada hakikatnya perempuan di takdirkan untuk mengabdi kepada suami dan keluarna.
Namun, akhir-akhir ini banyak sekali perempuan yang bekerja diluar rumah untuk mencari
nafkah ataupun menjadi tulang punggung keluarga. Hal ini tidak hanya terjadi kota-kota
besar, tetapibisa terjadi dimana saja. Berbagai macam profesi dilakukan untuk menghidupi
keluarga lantas apakah fenomena ini menjadi sesuatu hal yang wajar, bagaimanakah islam
menanggapi fenomena perempuan atau istri yang bekerja.
Tidak ada agama yang tidak memberikan ajaran kesetaraan gender seperti agama
islam. Tidak ada kitap suci baik yahudi, nasrani yang seperyi kitab suci nya umat islam
yaitu Al-Qur’an. Jelas-jelas Al-Qur’an teremplisit kedudukan perempuan disamakan dengan
kedudukan laki-laki. Tidak membedakan sedikitpun antara laki-laki dan perempuan, yang
membedakan ialah sikap takwanya kepada Allah, sikap imannya kepada Allah. Tidak laki-
laki maupun perempuan yang paling bertakwa itulah yang paling dihormati oleh Allah,
yang paling dihargai oleh Allah. Tidak laki-laki tidak perempuan yang tidak bertakwa akan
mendapatkan murka Allah. Artinya agama islam telaj memberikan kedudukan yang setara
antara laki-laki dan perempuan. Yang memnjadi perbedaan hanyalah keadaan kodrati,
karena perempuan berbeda dengan laki-laki, perempuan setiap bulan mengalami menstruas
(haid), kemudian hamil, melahirkan, menyusui dan memeliharasejak bayi sampai mandiri
dan itu membedakan dengan laki-laki. Hal itu merupakan pekerjaan yang paling mulia,
yang sangat berat tetapi mulia yang dihargai oleh Allah. Ketika zaman Rasulullah SAW ,
beliau pernah memberika izin kepada seorang sahabat bernama Umul Muzaiyah untuk
berbisnis kepasar karena suaminya telah tua yang tidak mampu lagi mencari nafkah,
sedangkan memiliki beberapa anak. Umul Muzaiyah seorang istri, ibu rumah tangga keluar
dari rumah untuk berbisnis. Sekarang kita analogika dengan keadaan sekarang, kalau
memang di keluarga itu imkan nya masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan,
maka ibu rumah tangga diperbilehkan untuk keluar dari rumah mencari tambahan nafkah.

ISSN 1411-5875 7
Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

Dengan syarat menjaga kehormatannya dirinya, kehormatan suaminya, kehormatan


keluarhanya.
Dimanapun kita berada, laki-laki ataupun perempuan yang penting bertakwa kepada
Allah. Belum tentu yang dirumah dari pagi sampai malam lebih bertakwa dari yang keluar
dari rumah. Itu tidak menjadi jaminan, siapa tau yang dirumah kurang bertakwa atau
melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan agama. Sedangkan yang keluar rumah bekerja,
mencari nafkah yang halal, menjaga kehormatannya, akhlaknya dan menjadi contoh dari
masyarakat bahwa seorang ibu yang sukses. Di Nadatul Ulama para ulama merestui atau
membolehkan perempuan remaja membangun orhanisasi yang bernama fatayat Nu
sedangkan di kalangan ibu-ibu bernama muslimat Nu. Yang laki-laki di Nu remajanya
menjadi Ansor, pelajar yang laki-laki menjadi IPNU dan pelajar yang perempuan menjadi
IPPNU. Itulah bukti bahwa sejak zaman dahulu islam jelas-jelas mengajarkan tentang
kesataraan gender. Laki-laki dan perembuan secara kodrat memang berbeda, namun tentang
hal yang seperti menuntut ilmu dan bekerja, laki-laki dan perempuan mempunyai
kedudukan yang sama. Yang palinga penting adalah jangan meninggalkan ketakwaan
kepada Allah SWT. Itu lah yang akan membedakan kemuliaan atau kedudukan kita
dibandingkan umat-umat yang lain.
Islam adalah agama yang universal, yang menberi kesempatan persamaan kedudukan
antara laki-laki dam perempuan di dalam me;akukan aktifitas masing-masing, asal tidak
mengabaikan terhadap ketaqwaan terhadap Allah SWT.
1. QS. An-Nisaa[4]: 124

Artinya : dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk kedalam surga dan mereka
tidak dizalimi sedikit pun. QS.An-Nisaa[4]:1246

6
QS. An-Nissa [4]: 124

8 JPA Vol.21, Januari - Juni 2020


Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

Ayat Al-Qur’an tersebut menegaskan tentang persamaan laki-laki dan perempuaan


dalam melakukan suatu aktifitas dan dalam melakukan kebaikan Allah akan memberi
pahala yang sama tetang amal yang mereka lakukan. Allah SWT memandang bahwa
semuan amalan yang di lakukan memiliki padala yang sama tidak memandang bahwa dia
laki-laki ataupun perempuan. Allah tidak memandang bahwa laki-laki memiki balasan
kebaikan yang lebih banyak dari pada perempuan. Dan antara laki-laki dan perempuan
memiliki kompeten yang sama dalam meningkatkan kualitas amal sesuai dengan tugas dan
kodrat masing-masing.
2. QS. Ali-Imran[3]: 36

Artinya: maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa
yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya
aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak
keturunannya kepada (memelihara) Engkau daripada syaitan uang terkutuk”.7
Ayat ini menjelasakan tentang tekat dan ketulusan istri Imran. Istri Imran ketika hamil
selalu berdo’a untuk menginginkan anaknya ketika lahir adalah laki-laki. Tetapi ketika
melahirkan ternyata anak perempuan, walaupun ada rasa sedikit kecewa di hatinya. Tetapi
ia tetap optimis bahwa anak perempuan juga bisa manusia yang baik dan taat kepada Allah.
Denga kisah tersebut dapat di petik dari istri imron tersebut. Yang pertama ialah
kodrat perempuan yaitu taat kepada Allah dan suaminya. Dan bertanggung jawab untuk
mengandung, melahirkan, merawat, menyusui, mendidik dan membesarkan anaknya.
Kedua, kebannyakan mempunyai rasa kecewa yang tinggi, apabila ada kergiatannya yang
tidak sesuai ekspektasi maka ia akan meresa kecewa karena yang mereka harapkan. Ketiga,
perempuan memiliki sifat optimis dalam melakukan pekerjaan, dan sifat ini yang harus di

7
QS. Ali-Imron[3]: 36

ISSN 1411-5875 9
Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

pertahankan. Karena dengan sikap optimis itu akan membuat perempuan maju, bahkan bisa
sejajar atau malah lebih unggul dari pada laki-laki.
Untuk memahami konsep gender dalam QS.Ali-Imran, maka harus dikaitkan dengah
kondisi sebelum Nabi Muhammad SAW, ketika itu antara laki-laki di beri perbedaan,
perempuan tidak di perbolehkan di Baytul Maqdis. Ayat ini juga membantah bahwa
perempuan derajatnya lebih rendah dari pada laki-laki. Selain itu Al-Qur’an juga
menjelasakan memeiliki prestasi yang tinggi seperti figure ratu Balqis.
Al-Maragy menyatakan bahwa, dalam Al-Qur’an juga menceritakan perempuan yang
memiliki prestasi tang tiada taranya seperti figure ratu Balqis yag menimpa pekerjaan super
power (asyun Azhim).8 Juga dalam AlQur’an dibuktika figure perempuan yang ulet
mengelola perternakan dalam kisah Nabi Musa di madyan. 9 Bahkan A-Qur’an mengizinkan
kaum perempuan untuk melakukan gerakan “oposisi” terhadap segala bentuk system yang
bersifat demi tegaknya kebenaran10.
Jadi pada dasarnya, ajaran Al-Qur,an memberi kebebasan kepada perempuan,
sehingga tidaklah mengherankan jika pada masa Nabi SAW, atau saat Al-Qur’an di
turunkan, ditemukan sejumlah kaum perempuan yang memiliki kemampuan dan prestasi
yang cemerlang seperti yang dimiliki kaum laki-laki.

D. SIMPULAN
Gender merupakan sifat, peram, kedudukan yang ada pada manusia baik laki-laki
maupun perempuan yang yang di peroleh dalam masyarakat melalui pengarh kebudayaan
dan soaial budaya. Kesetaraan gender balum sepenuhnya di lakukan oleh masyarakat. Masih
ada yang menganggap laki-laki dan perempuan itu sama. Memang benar laki-laki dan
perempuan itu sama, tetapi daam konteks kodratnya saja. Missal perempuan memiliki
kodrat untuk mengandung, melahirkan, menyusui. Jika bicara tentang gender maka akan
menyangkut tentang seks (jenis kelamin). Masalah seksual sekarang marak terjadi, banyak
pelecehan seksual yang terjadi dikalangan remaja. Yang menjadi pelecahan seksual tersebut
salah satunya yaitu kurang pengetahuan remaja mengemai hal tersebut. Maka dengan itu
perluanya pendidikan seks (seks education) yang di berikan kepada mereka. Didalam agama

8
Al- Maraghy, op,cit, hal. 252
9
QS. Al-Qashash[28]: 71
10
QS. At-Taubah[9]: 71

10 JPA Vol.21, Januari - Juni 2020


Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

islam sudah sejak lama engajarkan kesetaraan gender. Dengan sekd esucation remaja dapat
mengetau lebih dalam mengenai gender dan seksualitas. Islam tidak menbedakan gender,
yang membedakah antar umat manusia adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Perempuan di dalam islam juga mempunyai kedudukan yang sama. Perempuan juga bisa
meraih prestasi setingginya bahkan bisa mengalahkan kaum laki-laki. Sekarang juga banyak
perempuan yang bekerja untuk membantu perekonomian. Contoh lain di organisasai Nu
membangun organusasi perempuan yang bernama fatayat, di kalngan perlajar membentuk
IPPNU sedangkan yang laki-laki IPNU, dan kumpulan membentuk Ansor. Dengan ini
membuktikan bahwa Islam tidak membeda-bedakan antara kaum laki-laki dan perempuan.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghy, Ahmad Mustofa, Tafsir al-maragiy, Mesir: Mushatafa al-baby al-halab wa
awladun. 1974.
Bambang Mulyono, Y. 1993. Mengatasi Kenakalan Remaja. Togyakarta: yayasan Andi.
Departemen Agama RI, Al-Qur,an dan Terjemahan. Jakarta: proyek pengadaan kitab suci Al-
Qur’an, 2000.
Rowland, David L, Luca Incrocci. 2008. Sexual and Gender Identity Disorders. Canada.
Kartini Kaartono. 1990. Psikolog Anak (psikolog Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
Muladi Wibowo, 2004. Remaja dan Pendidikan Sebaya. Surakarta: UNIBA PERS.
MacCormack, Carol P. Nature Culture and Gender: A Critique, Cambridge University press,
1980.
Mutawil Muhammad al-Sya’rawy, Tafsir Al- Sya’rawy. Al-Qaharah: Akhbar al-Yawn.
Manasan, OSB, Marry Jhon. (ed). Woman and Religion, IWS, Manila. 1992.
Notoatmojo, soekidjo. 2007. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Renika cipta.
P. Marniati A. Nunuk. 2004. Getar Gender. Magelang: perpustakaan Nasional RI: Katalog
Dalam Terbitan (KDT).
Rita Handayani. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku
Terjadinya Resiko Kehamilan Usia Dini, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Sarlito Wirawan Sawarno dan amisimsidar. 1986. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Seks.
Jakarta: Rajawali.
Sadli, S, (2010). Berbeda Tapi Setara: Pemikiran Tentang Kajian Perempuan. Jakarta: PT.
Gramedia.
Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Indeks.
Siregar, D. A. I, dan Rochani, S. (2010) Sosialisasi Gender Oleh Orang Tua dan Prasangka
Gender para Remaja. Jurnal Psikolog, 3(2), 141-147.

ISSN 1411-5875 11
Cindy Olanda Dewi & Ashif Az Zafi: Persepsi Kalangan Remaja Sma
Mengenai Peran Gender Dalam Perspektif Islam

The Canadian Journal of Human Sexuality, Vol 11(1) Spring 2002-


(www.sleccan.org/pdf/weaver.pdf - diakses tanggal 19 maret 2020).
Wolfman, Bruneta R. Peran Kaum Wanita, edisi terjemahan Kanisius, Yogyakarta, 1989.
Zaitunah Subhan (2002). Peningkatan Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Membangun
Good Governance. Jakarta: Gama Media.

12 JPA Vol.21, Januari - Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai