Anda di halaman 1dari 10

Persepsi Remaja tentang Peran…… (Boediarsih, Zahroh S, Syamsulhuda BM)

Persepsi Remaja tentang Peran Gender dan Gender Seksualitas di Kota


Semarang

Boediarsih*) Zahroh Shaluhiyah**) Syamsulhuda BM**)


*) STIKES Karya Husada Semarang
Email : boediarsih@yahoo.com
**) Magister Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
Pada dasarnya perempuan dan laki-laki berbeda pada karakteristik secara fisik dan perbedaan
itu menjadi suatu masalah ketika dijadikan suatu ketidakadilan, pertentangan, penekanan dan
penindasan, sehingga memunculkan adanya ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Tujuan
penelitian mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi remaja tentang peran
gender dan gender seksualitas.Jenis penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Sampel sebanyak 395 yang diambil secara simple random sampling terhadap siswa
SMA kelas XI di kota Semarang. Pengambilan data menggunakan kuesioner terstruktur.
Analisis univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan chi square dan multivariat
dengan regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan Responden mempunyai persepsi yang
baik terhadap peran gender dan gender seksualitas 51,6%. Ada hubungan antara asal
tinggal, jenis kelamin, pengaruh teman sebaya dan pengalaman seksualitas dalam pacaran
terhadap persepsi peran gender dan gender seksualitas pada responden.Jenis kelamin
merupakan variabel yang dominan berpengaruh baik pada responden . Kata Kunci : remaja,
persepsi, peran gender, gender seksualitas.
Kata Kunci: gender, seksual, remaja

ABSTRACT
Basically, women and men differ in physical characteristics, however, the difference and a
problem when used as an injustice, conflict, suppression and oppression, which raises the
existence of injustice and inequality. The aim of research to identify factors that influence
adolescent perceptions of gender roles and gender sexuality. Quantitative research with
cross sectional approach. A sample of 395 taken by simple random sampling of High School
students of class XI in Semarang. Retrieving data using a structured questionnaire.
univariate analysis with frequency distribution, bivariate with chi square and multivariate
regression logistic. The research showed respondents have a good perception of gender roles
and gender sexuality is 51,6% , there is a relationship between the origin of living, sex, peer
influence and experience sexuality in dating to the perception of gender roles and gender
sexuality in respondents. And sex is the dominant variable contributes. Keywords:
adolescence, perception, gender roles, gender sexuality.
Keywords: gender, sexual, adolescent

PENDAHULUAN emosional. Perubahan biologis, kognitif,


Santrock mengartikan remaja dan sosial yang terjadi berkisar dari
sebagai seseorang yang berada pada masa perkembangan fungsi seksual, proses
perkembangan transisi antara masa anak berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
dan masa dewasa yang mencakup Masa remaja dimulai kira-kira usia 10-13
perubahan biologis, kognitif dan sosial- tahun dan berakhir antara usia 18 – 22

1
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016

tahun. Pada setiap remaja harus menemui maupun laki - laki) pada posisi yang tidak
masa-masa dimana terdapat definisi baru menguntungkan. Sebagai contoh jika
mengenai peran gender mereka yang seorang remaja laki – laki tidak mampu
merupakan set harapan dalam menerapkan bersikap tegas akan dicap banci sedangkan
bagaimana seharusnya perempuan dan jika remaja perempuan bersikap berani dan
laki-laki berpikir, bertingkah laku, dan tegas akan dicap tomboi.
berperasaan.( Santrock, 2003). Pemerintah Indonesia telah
Pada dasarnya, semua orang mengeluarkan Inpres no. 9 tahun 2001
sepakat bahwa perempuan dan laki-laki tentang Pengarus-Utamaan Gender (PUG)
berbeda pada karakteristik dari masing- yang menyatakan bahwa seluruh program
masing secara fisik. Perbedaan alami yang kegiatan pemerintah harus
dikenal dengan perbedaan jenis kelamin mengikutsertakan PUG dengan tujuan
sebenarnya hanyalah segala perbedaan untuk menjamin penerapan kebijakan yang
biologis yang dibawa sejak lahir antara berperspektif jender. Perempuan telah
perempuan dan laki-laki. Namun, diberi peluang yang sama dengan laki-laki
perbedaan itu menjadi suatu masalah dibidang pendidikan, namun persepsi
ketika dijadikan suatu ketidakadilan, masyarakat terhadap perempuan tidak
pertentangan, penekanan dan penindasan mengalami perubahan yang berarti. Masih
satu sama lain. kuatnya anggapan bahwa pendidikan pada
Manifestasi dalam tatanan teknis perempuan tujuannya adalah agar ia lebih
pengasuhan akan tampak dalam pola asuh mampu mendidik anak-anaknya.
keluarga, sebagai contoh anak laki–laki Bentuk diskriminasi gender telah
cenderung mempunyai arti yang tampak pada masa remaja. Perempuan
berhubungan dengan martabat, sering menjadi korban kekerasan dalam
perlindungan dan tumpuan harapan berpacaran. Kekerasan dalam pacaran
keluarga bagi masa depan. Sedangkan merupakan perilaku atau tindakan
anak perempuan mempunyai arti yang seseorang dalam percintaan (pacaran) bila
berhubungan dengan kepraktisan yaitu salah satu pihak merasa terpaksa,
cenderung diarahkan untuk menyelesaikan tersinggung, dan disakiti dengan apa yang
kegiatan rumah tangga. Sebenarnya telah dilakukan pasangannya. Berdasarkan
kondisi ini tidak ada salahnya, tetapi akan data Legal Resources Center untuk
bermasalah ketika peran-peran yang telah Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia
diajarkan kemudian menempatkan salah (LRC-KJHAM) Jawa Tengah menyatakan
satu jenis kelamin (baik perempuan kasus kekerasan terhadap perempuan di
2
Persepsi Remaja tentang Peran…… (Boediarsih, Zahroh S, Syamsulhuda BM)

Jawa Tengah selama satu semester METODE


terakhir, antara November 2012 hingga Penelitian ini menggunakan
Juni 2013, LRC-KJHAM mencatat telah pendekatan survey. Rancangan penelitian
terjadi 301 kasus kekerasan terhadap ini adalah explanatory research dengan
perempuan dengan jumlah korban analisis korelational. Sedangkan dilihat
sebanyak 425 orang perempuan. Adapun dari dimensi waktu penelitian ini termasuk
bentuk kekerasan yang banyak dialami dalam studi cross sectional dimana waktu
oleh perempuan di Jawa Tengah yaitu observasinya dilakukan sesaat.
kekerasan seksual 265 kasus, kekerasan Populasi dalam penelitian ini
fisik dengan 100 kasus, dan disusul adalah remaja yang duduk di kelas XI
kekerasan psikis dengan 60 kasus. SMA di Kota Semarang. Adapun remaja
Sedangkan kelompok usia korban terdiri laki-laki di Kota Semarang berjumlah
dari 47,77% perempuan dewasa, 40,47% 13.854 orang, dan remaja perempuan
anak-anak perempuan, dan 0,47% lansia. berjumlah 16.289 orang. Sehingga total
(LRC-KJHAM, 2013). populasinya adalah 30.143 orang.
Berdasarkan data tersebut dapat Adapun metode pengambilan
diketahui bahwa bentuk kekerasan yang sampel dengan teknik multistage random
paling sering dialami wanita adalah sampling, yaitu pertama dilakukan
kekerasan seksual yaitu sebanyak 265 randomisasi terlebih dahulu dengan cara
kasus atau 61,5% dan pada umumnya clusterisasi untuk menentukan lokasi
kekerasan seksual ini dialami oleh sekolahan dengan membagi masing-
kelompok umur remaja. Kekerasan seksual masing wilayah menjadi 4 bagian, barat,
yang umumnya terjadi pada remaja dipicu timur, selatan dan utara. Kemudian untuk
oleh banyak faktor, salah satunya adalah menentukan sekolahnya peneliti
kurangnya pengetahuan remaja tentang melakukan randomisasi dari masing-
pendidikan seks yang benar. Informasi dan masing wilayah. Setelah diperoleh
pengetahuan inilah yang menjadi dasar sekolahan yang dilakukan penelitian baru
persepsi seorang remaja tentang diambil respondennya secara simple
seksualitas. random sampling berdasar list/daftar nama
Tujuan dari penelitian ini adalah yang diperoleh dari sekolah terpilih.
menganalisis Persepsi Peran Gender dan Dalam menentukan sampel peneliti
Gender Seksualitas pada Remaja di Kota melakukan perhitungan terhadap proporsi
Semarang Tahun 2014. jumlah responden tiap wilayahnya, didapat
hasil 395 siswa.
3
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016

Setelah masing –masing wilayah Penelitian ini mayoritas responden


diketahui jumlah sampelnya kemudian di mengalami KDP sebesar 265 (67,1%).
lakukan randomisasi terhadap sekolah Kategori persepsi peran gender dan
yang digunakan untuk penelitian dan untuk gender seksualitas dibedakan atas baik dan
menentukan respondennya dilakukan kurang. Penelitian ini memperoleh hasil
secara random sampling melalui undian. bahwa mayoritas responden dengan
Untuk menentukan tempat tinggal asal persepsi baik sebanyak 204 (51,6%),
responden dibagi 2, yaitu Semarang kota untuk persepsi yang kurang 191 (48,4%).
meliputi: Jalan Gajah Mada, Kaligawe, Persepsi peran gender dan gender
Citarum, Gajah Raya, Srondol, Sriwijaya, seksualitas adalah kepercayaan normatif
Pandanaran, Panjaitan. Semarang tentang bagaimana seharusnya seorang
pinggiran adalah wilayah selain jalan yang perempuan atau laki – laki dalam berperan,
tercantum diatas. bertanggungjawab dalam kehidupan sehari
hari, serta bagaimana mereka
HASIL DAN PEMBAHASAN berpenampilan, bertindak dalam wilayah
Hasil penelitian menunjukkan seksualitas.
bahwa karakter responden, sebagian besar Persepsi respoden yang kurang
responden berjenis kelamin perempuan baik terdapat pada beberapa pertanyaan,
sebesar 241 (61%), sedang laki-laki 154 yaitu sebanyak 74,7% responden
(39%), sedangkan untuk asal tempat berpendapat bahwa Perempuan tidak layak
tinggal, sebagian besar responden berasal jika menyatakan cinta terlebih dahulu,
dari tengah kota sebesar 218 (55,2%), sebanyak 72,4% responden berpersepsi
untuk yang dari pinggir kota sebesar 177 ( bahwa Laki-laki harus jemput dan
44,8). mengantar pulang perempuannya.
Untuk katagori pengaruh teman Sebanyak 74,4% responden menganggap
sebaya dibedakan atas baik dan kurang. dalam pacaran yang lebih bernafsu adalah
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa laki-laki. Dan sebanyak 88,6% responden
mayoritas responden dengan pengaruh menyatakan jika terjadi kehamilan
kurang baik sebanyak 218 (55,2%), sebelum menikah maka wajar jika anak
sedang kategori pengalaman seksual perempuan dikeluarkan dari sekolah,
dalam pacaran responden dibedakan atas sebanyak 68,3% responden menyatakan
mengalami KDP( kekerasan dalam tidak menjadi aib jika laki-laki sering
pacaran) dan tidak mengalami KDP. pulang tengah malam

4
Persepsi Remaja tentang Peran…… (Boediarsih, Zahroh S, Syamsulhuda BM)

Sedangkan untuk pertanyaan yang Responden yang mempunyai


terkait dangan persepsi peran gender, persepsi kurang baik terhadap persepsi
sebanyak 90,6% responden berpersepsi peran gender dan gender seksualitas
bahwa tanggung jawab bapak adalah umumnya menyetujui jika laki-laki itu
mencari nafkah dan ibu mengasuh anak. lebih berhak memutuskan hubungan ketika
Sebanyak 90,6% responden berpersepsi proses pacaran dari pada seorang
bahwa Laki – laki sebagai pembuat perempuan sebesar 72,7%. Dalam hal ini
keputusan sedangkan perempuan sebagai memberikan arti bahwa laki-laki merasa
pendamping. Dan sebanyak 71,9% lebih kuasa, lebih mempunyai power dan
responden berpersepsi bahwa aktifitas bargaining position sehingga lebih leluasa
perempuan lebih baik ke arah kegiatan di untuk memutuskan seorang perempuan.
dalam rumah, sedangkan kaum laki-laki
lebih leluasa pada kegiatan di luar rumah.

Hubungan antara Asal Tempat Tinggal


dengan Persepsi Peran Gender dan
Gender seksualitas
Tabel 1. Distribusi responden menurut asal tempat tinggal terhadap Persepsi Peran Gender
dan Gender seksualitas
Persepsi Peran Gender dan Gender seksualitas
Asal tempat tinggal
Baik Kurang Total p-value
n % n % N %
Pinggiran 68 38,4 109 61,6 177 100 0,0001
Tengah Kota 123 56,4 95 43,6 218 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden bahwa ada hubungan antara asal tempat
dengan persepsi peran gender dan gender tinggal responden dengan persepsi peran
seksualitas kurang baik lebih banyak gender dan gender seksualitas (nilai
terdapat pada responden yang tinggal p<0,05).
dipinggiran sebanyak 61,6% dibanding Asal tempat tinggal membawa
responden yang tinggal di tengah kota pengaruh kemudahan akses informasi,
sebesar 43,6%. Hasil uji statistik diperoleh dimana di tengah kota akan lebih mudah
nilai p=0,0001. Hal ini membuktikan dari pada daerah pinggiran. Selain itu

5
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016

kompleksitas kultur ditengah kota lebih wanita adalah inferior sehingga


heterogen, sehingga reponden lebih membentuk karakter bahwa laki-laki
terbuka terhadap peran gender dan gender adalah orang yang lebih kuat sedangkan
seksualitas. Faktor lingkungan masyarakat perempuan adalah mahluk yang lebih
pinggir kota sebagian besar juga masih lemah yang mengutamakan emosional.
beranggapan bahwa laki-laki superior dan

Hubungan antara jenis kelamin dengan


Persepsi Peran Gender dan Gender
seksualitas
Tabel 2 Distribusi responden menurut jenis kelamin terhadap Persepsi Peran Gender dan
Gender seksualitas
Jenis Persepsi Peran Gender dan Gender seksualitas
Kelamin Baik Kurang Total p-value
n % n % N %
Laki-laki 59 38,3 95 61,7 154 100 0.0001
Perempuan 147 61 94 39 241 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa Penelitian ini sesuai dengan


responden dengan persepsi peran gender pandangan gender secara tradisional,
dan gender seksualitas kurang baik lebih dimana pandangan ini membagi tugas
banyak terdapat pada responden laki-laki secara kaku berdasarkan jenis kelamin.
sebanyak 61,7% dibanding responden Laki laki yang mempunyai pandangan
perempuan sebanyak 39%. Dengan peran gender tradisional, tidak ingin
demikian perempuan mempunyai perempuan menyamakan kepentingan dan
kecenderungan berpersepsi baik terhadap minat diri sendiri dengan kepentingan
peran gender dan gender seksualitas, dan keluarga secara keseluruhan, sedangkan
sebaliknya untuk responden laki-laki. isteri diharapkan mengakui kepentingan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,0001. dan minat suami adalah untuk kepentingan
Hal ini membuktikan bahwa ada bersama. Kekuasaan kepemimpinan dalam
hubungan antara jenis kelamin responden keluarga berada ditangan suami.
dengan persepsi peran gender dan gender Perempuan secara tradisional tinggal di
seksualitas ( nilai p<0,05). rumah tidak bekerja (Fakih,1997)

6
Persepsi Remaja tentang Peran…… (Boediarsih, Zahroh S, Syamsulhuda BM)

Hubungan antara Pengaruh Teman


Sebaya dengan Persepsi Peran Gender
dan Gender seksualitas
Tabel 3 Distribusi responden menurut pengaruh teman sebaya terhadap Persepsi
Peran Gender dan Gender seksualitas
Persepsi Peran Gender dan Gender seksualitas
Pengaruh Teman Sebaya
Baik Kurang Total p value
N % N % N %
Baik 134 75,7 43 24,3 177 100 0,0001
Kurang 72 33 146 67 218 100

Tabel 3. menunjukkan bahwa Meskipun lingkungan responden


responden dengan persepsi peran gender banyak yang sudah melakukan aktifitas
dan gender seksualitas kurang baik lebih seksual namun ternyata responden
banyak terdapat pada responden dengan mempunyai self effikasi bahwa ia tidak
pengaruh teman sebaya kurang baik akan mencobanya, selain itu juga adanya
sebesar 67% dibanding responden dengan relasi yang baik sesama teman dimana
pengaruh teman sebaya yang baik sebesar antar teman akan saling menasehati.
24,3%. Hasil uji statistik nilai p=0,0001. Masa remaja memang masa
Hal ini membuktikan ada hubungan pencarian jati diri namun dimasa ini
antara pengaruh teman sebaya responden pengembangan peer group sangat
dengan persepsi peran gender dan gender menonjol sehingga akan lebih dominan
seksualitas ( nilai p<0,05). mempengaruhi aktifitas keseharian remaja.
Dari beberapa pertanyaan yang Hal ini dimungkinkan karena responden
ada, terlihat bahwa responden berada sebenarnya adalah remaja dengan berbagai
dalam lingkungan yang rentan terjadi ciri remajanya diantaranya adalah adanya
pergaulan bebas, mereka sudah mulai ego untuk membantah/tidak mengikuti
mengakses pornografi, ada teman yang keinginan orang tua, dia lebih bisa
sudah melakukan hubungan seksual pra menerima masukan dari teman sebaya.
nikah. Selain itu mereka juga masih ikut MenurutConger (1991), Papalia dan
persepsi tradisional bahwa lakilaki harus Olds (2001), perkembangan sosial pada
kaya , dimana adanya anggapan pacar masa remaja lebih melibatkan kelompok
harus dari kalangan kaya. teman sebaya di bandingkan orang tua.

7
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016

Pada remaja, pengaruh lingkungan dalam Hubungan antara Pengalaman seksual


menentukan perilaku diakui cukup kuat. responden dengan Persepsi Peran Gender
dan Gender seksualitas

Tabel 4. Distribusi responden menurut pengalaman seksual terhadap Persepsi Peran Gender
dan Gender seksualitas
Pengalaman seksual dalam Persepsi Peran Gender dan Gender seksualitas
pacaran Baik Kurang Total p-value
n % n % n %
KDP 125 47,2 140 52,8 265 100 0,005
TKDP 81 62,3 49 37,7 130 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa menimbulkan ketakutan, perasaan tertekan


responden dengan persepsi peran gender dan tidak berdaya. Perilaku yang muncul
dan gender seksualitas kurang baik lebih cenderung menunjukkan kecemburuan,
banyak terdapat pada responden yang posesif, dan pengendalian seperti
mengalami KDP sebesar 52,8% dibanding memanggil nama pasangan dengan
responden yang tidak mengalami KDP sebutan negatif (bodoh, jelek), cemburu
sebesar 37,7%. Hasil penelitian berlebihan, dihina, diancam, dilarang
menunjukkan bahwa 67,1% responden berhubungan dengan teman, menggunakan
pernah mengalami Kekerasan dalam handphone untuk mengecek pasangan
pacaran. Kekerasan yang dialami dalam sesering mungkin. Bentuk kekerasan ini
bentuk : 24,3% responden mendapat sering terjadi namun jarang disadari
ancaman akan diputus apabila berselisih sebagai kekerasan dianggap sebagai rasa
pendapat dan 46,8% merasa dimonitoring sayang dari sang pacar.
oleh pacar melalui telepon, dan 48,9% Analisis bivariat menunjukkan
pacarnya sering mengecek daftar sms atau p=<0,05 sehingga penelitian ini terbukti
telepon yang diterima.. Melihat jawaban bahwa pengalamann seksual dalam
diatas ternyata responden banyak yang pacaran berhubungan dengan persepsi
mendapatkan kekerasan dalam psikologis, peran gender dan gender seksualitas.
yaitu ancaman akan diputus. Dengan menggunakan metode
Kekerasan psikis ini betujuan analisis Regresi Logistic diperoleh hasil
menurunkan keberhargaan diri seseorang, bahwa dari 3 variabel bebas meliputi

8
Persepsi Remaja tentang Peran…… (Boediarsih, Zahroh S, Syamsulhuda BM)

karakteristik asal tempat tinggal, jenis diperlukan sosialisasi terhadap remaja


kelamin, pengaruh teman sebaya memiliki lakilaki dan melibatkan volunteer laki laki
pengaruh terhadap persepsi remaja tentang guna memberikan pencerahan kepada
peran gender dan gender seksualita. Dari 4 kaumnya agar persepsi terhadap peran
variabel tersebut, jenis kelamin merupakan gender dan gender seksualitas semakin
variabel yang paling berpengaruh sebab lebih baik jika dilakukan oleh sesama jenis
mempunyai OR terbesar (3,109). kelaminnya.

SIMPULAN KEPUSTAKAAAN
Dari hasil penelitian ini dapat Bandura A.( 1977) Social Learning
disimpulkan bahwa : Responden yang Theory, Prentice-hall. INC.
mempunyai persepsi yang baik terhadap Engewood Cliffs. New Jersey
peran gender dan gender seksualitas 07632.
sebanyak 206 responden (51,6%), dengan Best, D.; J. Williams . (1997) Social
karakteristik terbanyak berasal dari tengah Behavior and Applications; Sex,
kota (55,2%), jenis kelamin perempuan ( Gender, and Culture, Handbook of
61% ), pengaruh teman sebaya mayoritas Cross-Cultural Psychology.
kurang (55,2%), pernah mengalami KDP Fakih, Mansour. (1997) Analisis Gender
(67,1%). Ada hubungan antara asal tinggal dan Transformasi Sosial,
(0,0001), jenis kelamin (0,0001, pengaruh Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
teman sebaya (0,0001) dan pengalaman Hartono. (2011) SPSS 16.0 Analisis data
seksualitas dalam pacaran (0,005) terhadap Statistika dan Penelitian, edisi ke-
persepsi peran gender dan gender 2.
seksualitas. Terdapat 3 variabel bebas Herawati, Tanti. (2007) Budaya Jawa dan
yang berpengaruh terhadap persepsi peran Kesetaraan Gender, Jurnal
gender dan gender seksualitas yaitu asal Komunikasi Massa Vol 1, No.1
tempat tinggal, jenis kelamin, pengaruh Juli.
teman sebaya. Jenis Kelamin merupakan Hurlock, Elizabeth B. (2003) Psikologi
variabel yang dominan berpengaruh sebab Perkembangan Suatu Pendekatan
mempunyai nilai OR tertinggi. Dari hasil Sepanjang Rentang Kehidupan,
penelitian ini diketahui bahwa jenis Jakarta. Erlangga.
kelamin perempuan lebih baik dalam LRC-KJHAM. ( 2013) Data Kejadian
mempersepsikan kesetaraan peran gender Kekerasan terhadap Perempuan.
dan gender seksualitas, sehingga

9
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016

Muntari, Widi. (2013) Mengakhiri Sosial. Sebuah Pengantar Studi


Diskriminasi dan Pelanggaran Hak Perempuan, Jakarta. Pustaka
Asasi Perempuan Korban Utama Grafiti.
Kekerasan Seksual dalam acara Stephen P Robbins, Timothy A Judge.
Refleksi 29 Tahun Ratifikasi (2009) Perilaku Organisasi Edisi
CEDAW dan Milad LRC-KJHAM 12, Jakarta. Salemba Empat.
Ke-14 Kamis,25 Juli. Sufiarti. (2007) Faktor-faktor yang
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007) Pendidikan berpengaruh terhadap persepsi
dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: mhsw mengenai konsep dan
Rineka Cipta. kesetaraan gender (Tesis).
RI. Pengarus-Utamaan Gender (PUG). Walgito, Bimo. (2002) Pengantar
Inpres no. 9 tahun 2001 Psikologi Umum, Yogyakarta.
RI.UU no.4/1979. Undang-undang Andi Offset.
Kesejahteraan Anak, Jakarta. 1979
Santrock, John W. (2003) Adolescence
(Perkembangan Remaja), Jakarta.
Erlangga..
Saptari, Ratna dan Brigitte Holzner. (1997)
Perempuan Kerja dan Perubahan

10

Anda mungkin juga menyukai