Anda di halaman 1dari 26

-EDEL- WIWIN-

-ANNA- THALA-BAGAS-
Wilhelm Wundt Sigmund Freud
Awal mula terbentuknya Freud mengemukakan bahwa perkembangan gender
penelitian yang melibatkan dimulai pada masa Falik (3-6th) dalam tahap ini akan
perbedaan gender dimulai oleh dikenal dengan adanya situasi oedipus complex dan
Wundt. Ia berusaha membuat electra complex. Anak laki-laki harus belajar untuk
penelitian mengenai sifat dan membenci ayahnya juga kecemasan dalam masa itu
cara kerja pikiran manusia. Ia agar membangun pandangan mengenai peran laki-laki
yakin bahwa setiap pikiran yang nantinya akan ia tiru. Bagi anak laki laki yang
didasari oleh perbedaan. Salah tidak mengalami konflik ini, perkembangannya akan
satu yang mendasari adalah kurang maskulin dan cenderung lebih feminim.
perbedaan pria dan wanita.
Ellyn Kaschak

Kaschak mengambil kisah Antigone (anak Oedipus)


untuk membuat kesimpulan mengenai asal muasal
peran gender. Ia mengatakan bahwa seperti Antigone,
wanita tumbuh dan berkembang untuk melayani org
yg mereka cintai memiliki sikap patuh/ tunduk.
Sedangkan pria memiliki sikap berkuasa dan
cenderung melihat wanita sebagai objek yg dimiliki.
➢ Konsep yang merujuk pada perbedaan antaralaki-laki dan
perempuan yang dikonstruksi secarasosial, dapat ber-ubah
dengan berlalunya waktu,dan amat bervariasi di dalam dan
antara budaya.
➢ Instrumentalitas dan ekspresivitas seseorang tidak terait
secara sistematis satu sama lain,sehingga kedua karakter ini
dapat berkembang secara berdampingan
➢ Diperlawankan dengan ciri-ciri yang ditentukan secara
biologis, gender merujuk pada perilaku yang dipelajari dan
tuntutan menaati citra seseorang tentang maskulinitas
dan femininitas.
➢ Sebagai variabel sosio-ekonomi dan politik untukmenganalisis
peran, tanggung jawab, kendala dan kesempatan, gender
mempertimbangkan baik laki-laki maupun perempuan.
➢ Merujuk kepada cara orang merasakan dan mengekspresikan
diri sebagai makhluk seksual yang melibatkan berbagai
kegiatan yang diasosiasikan dengan hasrat seksual.
➢ Seksualitas dialami dan diungkapkan dalam pikiran, khayalan,
gairah, kepercayaan, sikap,nilai, perilaku, perbuatan, peran
dan hubungan.Sementara seksualitas dapat meliputi semua
dimensi ini, tidak semuanya selalu dialami atau diungkapkan.
➢ Seksualitas dipengaruhi oleh interaksi faktor
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik,budaya,
etika, hukum, sejarah, religi dan spiritual
Perbedaan Gender Pria & Wanita Tradisional
PRIA WANITA
Mencari nafkah Sebagai ibu rumah tangga
Kuat Lemah lembut
Pemberani Perhatian
Rasional Emosional
Agresif Keibuan
Faktor biologis seperti kromosom, hormon dan otak semua memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan alat reproduksi dan perilaku
manusia, untuk mengidentifikasi jenis kelamin seorang anak pada saat kelahiran
misalnya, Pendekatan biologis berpendapat bahwa perilaku sebagian diwariskan
dan memiliki fungsi (atau evolusi) adaptif.

Contoh kasus :
Dalam sebuah kasus “John/Joan” , seorang anak berusia 7 bulan yang penisnya
mengalami kerusakan setelah disunat kemudian mengubah kelaminnya menjadi
kelamin perempuan dan memperlakukan anak ini sebagai perempuan.
Kasus yang sangat terkenal tadi kemudian dijadikan contoh bagaimana lingkungan
dapat mengalahkan faktor bawaan. Namun demikian, Pelajaran implisit dari kasus tadi
adalah identitas gender mungkin berakar pada struktur kromosom atau
perkembangan prenatal dan tidak dapat diubah dengan mudah (Diamond &
Sigmundson).
Menurut Freud, mekanisme dasar kepribadian
yang berhubungan dengan ciri khas gender atau adopsi
karakteristik, keyakinan, sikap, nilai, dan perilaku yang
diperoleh melalui identifikasi dengan orang tua yang
berjenis kelamin sama (Friedman, 2008).
Merujuk kepada Teori Kognitif sosial Albert Bandura (versi
perluasan dari teori pembelajaran sosial).

• Seorang anak akan mengambil model yang mereka anggap luar


biasa atau mengayomi (model pengamatan).

• Seorang anak belajar peran gender melalui sosialisasi


(socialization), proses yang mereka gunakan untuk mendapatkan
standar perilaku yang dapat diterima secara kultur mereka atau
cenderung mengikuti orang dewasa lain atau mengikuti teman
sebaya nya (modelling).
➔ Pembentukan pengasuhan terhadap
kepribadian anak laki-laki dan perempuan
dimulai sejak dini.

Secara umum, anak laki-laki lebih kuat


tersosialisasi secara gender berkaitan
dengan pemilihan permainan dibandingkan
dengan anak perempuan.

Namun, menurut tokoh-tokoh,


pengaruh keluarga tidak banyak
memberikan efek dalam
menentukan peran gender.
Teman sebaya mulai menguatkan perilaku
yang sesuai dengan gender pada usia 3 tahun, dan
pengaruh mereka semakin meningkat seiring
dengan usia. Anak-anak lebih cenderung
menunjukkan ketidaksetujuan kepada anak laki-
laki yang bertindak sebagai “perempuan”
ketimbang anak perempuan yang beraksi seperti
anak “laki-laki”.

Pada usia ±4 tahun pemilihan permainan


tampaknya kurang dipengaruhi oleh penentuan
gender oleh Orang tua ketimbang oleh aspek lain,
seperti perilaku anak.
Pengaruh Kultural (budaya) merupakan pengaruh yang ada di sekitar individu
dalam membentuk nilai-nilai yang dapat menentukan peran gender.

Psikolog Rusia, Lev Vygotsky menganalisis bagaimana praktik kultural memengaruhi


perkembangan.
• Rubin, Provenzano, & Luria, 1974
Orangtua menilai bayi perempuan lebih lembut, lebih halus bentuk
mukanya, lebih kecil, dan lebih penuh perhatian daripada bayi laki-
laki. Padahal kenyataannya bayi tidak memiliki banyak perbedaan
dalam berat,tinggi maupun ukuran kesehatan secara umum.

• Pomerleau, Bolduc, Malcuit, & Cossette, 1990


Penelitian tentang pilihan yang dilakukan oleh orangtua terhadap
anak. Anak perempuan cenderung mendapatkan boneka, mainan
rumah-rumahan, serta pakaian berwarna pink. Sedangkan laki-laki
mendapatkan alat olahraga, mainan mobil-mobilan dan pakaian
berwarna biru.
• Raag & Rackliff, 1998
Bukan hanya memilih mainan yang “seharusnya” dimainkan
oleh gender mereka, tetapi sebagian besar anak laki-laki juga
menjelaskan bahwa ayah mereka tidak akan setuju jika
mereka memainkan mainan anak perempuan.

• Martin, Eisenbud & Rose,1995


menemukan bahwa disaat anak diberitau kalau anak dari
gender lain sangat menyukai mainan A, maka anak tersebut
mengatakan mereka tidak terlalu menyukai mainan itu.
• Bandura & Bussey, 2004; Bussey & Bandura, 1999
menemukan bahwa bukan hanya anak laki-laki mengikuti ayahnya atau anak
perempuan mengikuti ibunya. Tetapi, anak harus menyadari bahwa perilaku
tertentu dilakukan lebih sering oleh gender yang satu dibandingkan yang
lainnya.

• Penelitian John Money terhadap seorang anak John/Joan yang lahir dengan
fisik laki-laki, namun beberapa bulan setelah dilahirkan penisnya mengalami
kerusakan setelah disunat sehingga dengan persetujuan orang tuanya, Money
meyakinkan untuk mengubah alat kelamin yang tadinya laki-laki menjadi
perempuan dan kemudian John/Joan dibesarkan seperti anak perempuan.
Namun Milton Diamond yang menindaklanjuti kasus ini menemukkan bahwa
Joan merasa tidak nyaman menjadi perempuan dan berhenti mengikuti proses
perubahan gender yang dirancang Money.
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Lebih agresif ,tegas dan Lebih lemah lembut, sensitive
independen dan dependen

Asumsi
• Semakin maskulin seseorang maka semakin kurang feminism dirinya, dan sebaliknya.

• Semakin perilaku peran gender seseorang cocok dengan stereotipe gender mereka
maka semakin sehat mental psikologisnya.
➢ feminimitas dan maskulinitas itu berbeda
(tidak berada di garis yang sama),
independen satu sama lain.
➢ Model ini tidak menyetujui bahwa gender
seseorang tidak harus selalu cocok dengan
tipe gender mereka.
➢ Orang yang sekaligus maskulin disaat
dibutuhkan dan feminim di waktu tertentu
adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk beradaptasi dengan baik.
Sexuality and Gender Role in Autism Spectrum Disorder: A Case
Control Study
Oleh: Sussane Bejerot, Jonna M. Eriksson

Kesimpulan Jurnal :
melalui penelitian ini ditemukan bahwa para penderita autisme
memiliki peran gender yang dikategorisasikan lemah maskulinitasnya.
Dibandingkan kelompok kontrol, perempuan dan laki-laki dengan
autisme mencetak skor yang rendah dalam skala MF. Namun, pada
perilaku gender pada masa kanak-kanak perempuan dengan autisme,
terjadi kecenderungan untuk tomboy. Hal ini menunjukkan adanya
faktor biologis yang berperan dalam peran gender individu.
Social Role Theory and the Perceived Gender Role Orientation of Athletes
oleh Lisa A. Harrison and Amanda B. Lynch

Abstrak : menurut teori sosial, perbedaan perilaku pria dan wanita bergantung pada peran gender mereka dalam
kehidupan sosial khususnya dunia kerja. Dalam sejarah peran gender, pria lebih sering dikaitkan dengan pekerjaan yang
menggunakan otot, kecepatan, juga kekuatan. Hal ini yang membuat kita memiliki presepsi olah raga yang bersifat
maskulin lebih baik dilakukan oleh pria. Dalam jurnal ini, penulis meneliti presepsi masyarakat mengenai peran gender
melalui teori sosial terhadap kehidupan Atlet pria maupun wanita. Penelitian dilakukan di laboratorium Universitas
California Utara. Terdapat 148 partisipan yang dibagi menjadi beberapa kelompok sesi sehingga satu sesi hanya berisi
15 orang. Eksperimen dilakukan dengan studi contoh. Pertama-tama partisipan akan diminta untuk menggolongkan 3
olah raga yang bersifat feminim dan 3 olah raga bersifat maskulin. Setelah itu masuk sesi mengevaluasi berita.
Partisipan akan diberikan 6 berita tentang prestasi siswa SMA dibidang olah raga. 3 berita mengenai murid perempuan
yang berprestasi dibidang olah raga dan 3 sisanya mengenai murid laki-laki dan prestasinya dibidang olah raga.
Partisipan akan diminta untuk menilai faktor faktor dan presepsi mereka tentang tokoh dalam berita tersebut.
• Kesimpulan : melalui penelitian ini dapat diambil hasil Secara
keseluruhan, temuan ini mendukung gagasan bahwa persepsi tentang
orientasi peran gender atlet dipengaruhi oleh jenis olahraga yang mereka
mainkan. Olah raga yang memenuhi peran atlet stereotip maskulin (mis.
Sepak bola dan bola basket) cenderung dianggap memiliki orientasi peran
gender maskulin. Demikian juga, atlet yang memenuhi Olah raga stereotip
feminim (pemandu sorak) cenderung dianggap memiliki orientasi peran
gender feminin. Dengan demikian, ditunjukkan bahwa orientasi peran
gender yang dirasakan dari atlet lebih mungkin dipengaruhi oleh peran
atletik yang mereka penuhi daripada gender mereka.
• Judul : Peran Gender, Kontribusi Ekonomi Perempuan, dan
Kesejahteraan Keluarga Petani Holtikultura
• Oleh : Novi Pusputasari, Herien Puspitawati, Tin Herawati
• Tahun : 2013
• Dimana : Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Indonesia.
• Metode : Cross Sectional Study yang dilakukan di Kampung Padajaya, Desa
Sindangjaya, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.
• Alat ukur : -Kontribusi ekonomi diukur berdasarkan pendapatan perempuan
dalam pendapatan keluarga
-Kesejahteraan objektif diukur menggunakan indicator garis
kemiskinan BPS
-kesejahteraan subjektif diukur berdasarkan persepsi kepuasan istri
Hasil:
Peran gender pada aktivitas domestic dan public berada
pada kategori sedang dan peran gender dalam manajemen
keuangan usaha tani berada pada kategori tinggi. Sebagian
besar keluarga tergolong tidak miskin berdasarkan indicator
BPS dan keluarga juga memiliki kesejahteraan subjektif
dalam kategori sedang. Kontribusi ekonomi perempuan
berhubungan signifikan dengan kesejahteraan objektif dan
subjektif.

Anda mungkin juga menyukai