Anda di halaman 1dari 2

Jika ditanya apa yang paling sederhana namun terkadang sulit untuk dicapai orang-orang di

dunia? Jawaban saya adalah kebahagiaan. Kebahagiaan sendiri itu apa? Mengapa orang-orang
ingin bahagia? Mengapa bahagia itu hanya sekejap namun ada juga yang overall bahagia dengan
hidupnya? Kebahagiaan sering disebut sebagai keadaan yang sejahtera dan puas bagi individu
(Merriam-Webster, n.d.). Bagaimana caranya mencapai keadaan yang sejahtera itu? Caranya
ialah dengan meningkatkan kesenangan dan menurunkan rasa sakit atau sesuatu yang tidak
menyenangkan (Kahneman, 1999). Menurut Aristoteles , tidak adanya rasa ‘tidak
menyenangkan’ bukan menjadi indikator kebahagiaan, melainkan rasa ‘tidak menyenangkan’
juga berkaitan dengan kebahagiaan jika muncul di saat yang tepat dan kondusif.
Kebahagiaan itu seringkali disebut sebagai salah satu jenis emosi, namun sebenarnya tidak.
Kebahagiaan yang sering disebut sebagai kesejahteraan hidup secara keseluruhan bukanlah
emosi karena kebahagiaan jenis ini bersifat jangka panjang dan tidak adaptif (fungsional).
Kebahagiaan jenis ini bercirikan : emosi yang stabil, teliti, percaya kepada orang lain dan dapat
dipercaya, dapat mengendalikan situasi, mampu menerima diri, punya tujuan dan memiliki relasi
yang baik dengan orang lain. Kebahagiaan inilah yang dinamakan happiness, happiness lebih
menekankan kebahagiaan sebagai kepribadian. Kebahagiaan yang merupakan emosi disebut
dengan joy. Joy muncul sekejap, seperti disaat kita diberikan hadiah oleh pacar kita, joy muncul
tapi tidak berlangsung lama.
Uang, pekerjaan yang bagus, pendidikan, pasangan idaman, tidur yang cukup, dll adalah
gambaran umum orang-orang mengenai apa yang idealnya disebut kebahagiaan. Namun, dengan
mengubah pertanyaan “apa yang membuat anda bahagia?” menjadi “apa yang membuat anda
lebih bahagia?” kita bisa menemukan jawaban yang berbeda-beda dari kedua pertanyaan
tersebut. Dengan bertanya “apa yang membuat anda bahagia?” orang-orang akan menjawab hal-
hal sederhana yang sudah mereka capai seperti teman, keluarga, pasangan, musik, rasa sukses ,
dll. Namun, pada pertanyaan “apa yang membuat anda lebih bahagia?” orang-orang akan
menjawab hal-hal yang belum mereka capai atau harapan dari mereka seperti uang yang lebih
banyak, nilai yang bagus, pekerjaan yang bagus, tidur yang lebih banyak, dll. Jadi, dari sini saya
dapat menyimpulkan bahwa definisi kebahagiaan satu orang dengan orang lain berbeda-beda
serta kita adalah manusia yang dinamis yang terus bergerak, apa yang kita anggap sebaga
kebahagiaan di saat ini belum tentu akan sama juga di tahun depan.
Melalui berbagai riset yang dilakukan oleh peneliti ditemukan beberapa hal yang berpengaruh
pada kebahagiaan salah satunya adalah relasi. Relasi berperan dua arah dalam memberikan
kebahagiaan. Individu dengan relasi dekat lebih banyak ditemukan lebih bahagia dibandingkan
yang sedikit. Jika individu lebih bahagia maka kebahagiaannya akan tertular kepada orang-orang
disekitarnya (Fowler & Christakis, 2008). Selain relasi, iman religious pun turut berperan dalam
kebahagiaan seseorang. Agama sendiri memberikan rasa aman dan tenang, sehingga orang
dengan iman yang lebih religious cenderung untuk lebih bahagia. Hal yang ketiga adalah tujuan
hidup, orang yang memiliki tujuan hidup yang melampaui dirinya dan berkontribusi terhadap
lingkungannya , teori dari tokoh psikologi Adler dan Maslow.
Dari antara hal-hal yang berpengaruh terhadap kebahagiaan diatas tentu saja beberapa hal dapat
dengan mudah terduga oleh kita. Namun, ada beberapa variabel lain yang umumnya selalu
dikejar oleh orang-orang tetapi kenyataannya berpengaruh kecil terhadap kebahagiaan, seperti
rupawan, usia, tingkat pendidikan dan cuaca. Hal yang ingin saya tekankan disini terutama
adalah rupa. Kita hidup di jaman media sosial berperan penting. Rupa kita dapat dilihat oleh
berbagai orang di belahan bumi ini, kita pun melihat orang yang lebih rupawan dari kita,
membandingkan sehingga membuat kita lebih rendah diri. Menanggapi hal ini, dari riset yang
dilakukan Diener,Wolsic,&Fujita,1995 menemukan bahwa rupa hanya berpengaruh sangat
sedikit terhadap kebahagiaan seseorang. Masih ada banyak hal yang dapat kita banggakan di
dunia ini selain rupa. Janganlah hanya melihat keatas, karena diatas awan selalu ada awan,
lihatlah kebawah, melihat apa yang membentuk kita sampai sejauh ini, dan saya percaya diantara
hal-hal yang membentuk kita, ada banyak hal-hal positif tentang diri kita yang belum kita sadari.
Sadari dan syukuri, dua hal sederhana yang dapat membuat kita jauh lebih bahagia.

Anda mungkin juga menyukai