Anda di halaman 1dari 16

Orientasi Seksual

Psikologi Seksual

Friska Febrina Sitanggang 08 - 043


Nanda Khairani Simamora 08 - 049
Jefri Sani 08 - 056
Della Oktavia Tampubolon 08 -
080
Satriani br Manalu 08 - 088

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Psikologi
Medan, 2011
O rientasi seksual mengacu pada gender dimana orang tertarik secara emosional, fisik, seksual dan
hubungan romantis. Heteroseksual adalah yang tertarik pada orang dengan jenis kelamin
berbeda, homoseksual pada orang dengan jenis kelamin sejenis, dan biseksual pada kedua jenis
kelamin itu, baik perempuan maupun laki-laki.

Models of Sexual Orientation

Menurut Kinsey dan koleganya, kategori “homoseksual” dan “heteroseksual” tidak cukup dalam
menjelaskan orientasi seksual. Kinsey membuat skala tujuh poin, berkisar dari perilaku heteroseksual
(0) ke perilaku homoseksual (6). Ada juga Klein Sexual Orientation Grid (KSOG) yang mengukur
Kinsey kontinum dari 7 dimensi, yaitu daya tarik, perilaku, fantasi, ketertarikan emosional, ketertarikan
sosial, identifikasi diri, dan gaya hidup.

Why Are There Different Sexual Orientation?

Sekarang, teori yang menjelaskan homoseksualitas dari trait maskulin pada lesbian, dan trait feminine
pada gay dibagi menjadi dua jenis dasar, yakni:

• Essentialist

Homoseksual bawaannya berbeda dari heteroseksual, yang merupakan hasil dari proses biologis
dan perkembangan. Awalnya teori-teori esensialis beranggapan bahwa homoseksualitas itu
adalah bentuk keabnormalan perkembangan. Namun, para gay dan lesbian berusaha
membuktikan bahwa homoseksualitas itu bukanlah pilihan gaya hidup, namun homoseksualitas
adalah variasi seksual secara biologis.

• Constructionist

Homoseksualitas adalah peran sosial yang berkembang secara berbeda dalam budaya dan waktu
yang berbeda.

Biological Theories: Differences Are Innate

Teori biological adalah contoh dari essentialist, yang beranggapan bahwa pembedaan orientasi seksual
dikarenakan oleh perbedaan fisiologis. Perbedaan ini dikarenakan genetic, urutan kelahiran, atau trait
Page4

fisik sederhana.
Genetics

Kallman dan sejumlah peneliti berusaha untuk menunjukkan bahwa ada komponen genetic pada
homoseksual. Kallman menggunakan konsep kembar identik dibandingkan dengan kembar fraternal.
Dia menemukan bawa pria homoseksual, 52% dari kembar identik, 22% dari kembar fraternal, dan
11% dari saudara lelaki homoseksual yang diadopsi. Pada wanita lesbian, 48% dari kembar identik,
16% dari kembar fraternal, dan 6% dari saudara perempuan lesbian yang diadopsi.

Hormones

Teori hormonal beranggapan bahwa adanya ketidakseimbangan hormon sebelum kelahiran atau saat
dewasa.

• Prenatal Factor

Beberapa peneliti menemukan bukti bahwa lelaki homoseksual memiliki level androgen yang
lebih rendah dibanding dengan lelaki heteroseksual selama diferensiasi otak seksual. Level
hormon mempengaruhi orientasi seksual dan perilaku anak yang terbentuk. Dengan kata lain,
bahkan jika hormone prenatal adalah factor dalam orientasi seksual, factor lingkungan juga sama
pentingnya.

• Adult Hormonal Levels

Banyak ilmu yang membandingkan level androgen darah dalam lelaki homoseksual dewasa
dengan lelaki heteroseksual dewasa, dan tidak menemukan perbedaan yang signifikan. Sehingga,
sejauh ini tidak ada ilmu yang mendukung ide dari keterlibatan hormon orang dewasa.

Birth Order

Peneliti urutan kelahiran berusaha menjelaskan efek dari sibling placement. Pria gay ditemukan lahir
duluan dari saudara kandungnya dan memiliki abang, tapi tidak memiliki kakak. Namun penelitian ini
masih bersifat kontroversial.

Physiology

Ada penelitian yang menemukan bahwa ada perbedaan otak pada lelaki homoseksual dan
Page4

heteroseksual. Hipotalamus memiliki peran yang kuat dalam dorongan seksual, dan menemukan
adanya area pada hipotalamus yang lebih besar atau lebih kecil pada pria homoseksual dibandingkan
dengan pria heteroseksual. Namun tidak pernah ada penelitian tentang perbedaan struktur otak lesbian
atau orang biseksual.

Developmental Theories: Differences Are Learned

Teori ini focus pada latar belakang perang dan histori personal dalam mencari asal usul dari
homoseksualitas. Teori ini cenderung menjadi constructionist karena mereka memandang
perkembangan perilaku homoseksual sebagai produk tekanan sosial dibanding sebagain bawaan
individu.

Freud and The Psychoanalytic School

Freud melihat adanya dua pemikiran tentang homoseksualitas. Di satu sisi, dia percaya bahwa bayi
adalah tahap yang suka melawan, sehingga bayi melihat semua hal itu secara seksual berpotensi. Di sisi
lain, Freud melihat bahawa pria heteroseksual adalah hasil dari kematangan seksual dan pria
homoseksual sebagai hasil dari Oedipus Complex yang tak terselesaikan.

Freud melihat homoseksualitas sebagai bagian dari autoerotic dan narcissistic yaitu dengan mencintai
orang seperti diri sendiri. Autoerotic adalah dorongan dari perasaan seksual tanpa stimulus eksternal.

Reparative therapy adalah terapi untuk mengubah orientasi seksual (disebut juga conversion therapy),
meliputi teknik-teknik seperti aversive conditioning, drug treatment, kejut listrik, operasi otak, dan
operasi histerektomi (Haldeman, 1994). Terapi ini berasumsikan bahwa homoseksual merupakan
penyakit mental, sehingga harus disembuhkan. Meskipun psikoanalis Irving Bieber (Bieber dkk, 1962)
mengumumkan telah merubah orientasi seksual 27% pria gay sampelnya, banyak penelitian
psikoanalisis akhir-akhir ini yang tidak sukses akan hal itu, dan berapa lama proses pengubahan itu
bertahan masih dipertanyakan. The American Psychological Association menyatakan bahwa tidak ada
bukti ilmiah untuk mendukung terapi yang dapat merubah orientasi seksual (Moyer, 2001).

Gender-Role Nonconformity

Gender-role nonconformity adalah teori yang melihat peran pada masa kanak-kanak awal dalam
perkembangan homoseksual dan mencari tahu bagaimana dewasa yang homoseksual sering
menunjukkan perilaku gender yang berbeda sewaktu kecil. Berbeda dengan pria, pada wanita,
Page4

penyimpangan peran gender (seperti tomboy) lebih dianggap wajar.


Benar atau tidak, teori Gender-Role Nonconformity tidak dapat menjelaskan homoseksualitas, pria gay,
tidak semua berprilaku seperti wanita sewaktu kecil, dan tidak semua anak laki-laki yang berprilaku
seperti wanita tumbuh menjadi seorang gay.

Peer Group Interaction

Storms menyatakan dikarenakan berkencan biasanya pada usia sekitar 15 tahun, anak laki-laki yang
dewasa pada usia 12 tahun yang masih bermain dan berinteraksi dengan kebanyakan kelompok jenis
kelamin yang sama, mereka memunculkan perasaan yang erotis yang lebih cenderung fokus pada anak
laki-laki. Teori Storms didukung oleh fakta bahwa homoseksual cenderung menyatakan kontak seksual
mereka terjadi lebih cepat dibandingkan yang heteroseksual. Dorongan seksual pria juga pada usia
yang lebih muda dibandingkan dengan wanita, hal ini mungkin menjelaskan mengapa ada sedikit
lesbian dibandingkan gay. Anak laki-laki Sambian hidup bersama dan melakukan hubungan seksual
dengan anak laki-laki lain sejak usia yang lebih awal sampai mereka siap untuk menikah. Jika Storms
benar, walaupun salah satu dari anak laki-laki Sambian menjadi seorang yang homoseksual
dikarenakan hanya pria yang ada pada waktu ada hasrat seksual mereka, namun semua pria Sambian
harusnya menjadi homoseksual, tetapi hampir semuanya menjalani hidup dengan heteroseksual.

Behaviorist Theories

Teori behavioral dari homoseksualitas menganggap itu adalah perilaku yang dipelajari, yakni memberi
hadiah atau penguat yang menyenangkan terhadap perilaku homoseksual maupun menghukum atau
memberikan penguat yang negatif terhadap perilaku heteroseksual (Master & Johnson, 1979).

Sosiological Theories: Social Forces at Work

Kita mempelajari cara berpikir budaya kita dan kemudian menerapkannya ke dalam diri kita. Para
sosiolog tertarik pada model seksualitas yang ada dalam anggota suatu masyarakat dan bagaimana
seorang individu mengidentifikasi dari satu model ke model lainnya.

Interactional Theory: Biology and Sociology

Psikolog sosial Daryl Bem menyatakan bahwa variabel biologis seperti genetik, hormon, dan anatomi
otak tidak menyebabkan seksual orientasi tertentu, tetapi lebih kepada berkontribusi terhadap
temperamen anak-anak yang mempengaruhi kesukaan anak-anak pada aktivita dan teman sebaya pada
Page4

jenis kelamin tertentu. Teori Bem “exotic menjadi erotic” menyatakan bahwa perasaan seksual
dimunculkan dari mengalami bahwa suatu gender lebih exotic atau berbeda dari dirinya daripada
gender lain (Bem, 1996). Namun, penelitian telah menentang hal ini (Peplau, 1998). Banyak anak yang
gay dan lesbian menyatakan bermain dengan kedua jenis kelamin dan jenis kelamin lain ketika mereka
bertumbuh menjadi dewasa.

Homosexuality & Heterosexuality in Other Times and Places

Homosexuality in History
The Ancient World

Sebelum abad ke-19, pria yang berperilaku homoseksual seperti sodomy atau buggery (anal
intercourse), yang dilihat hanya sebagai kejahatan seksual dan tidak dianggap sebagai bagian dari alam
dasar manusia. Kegiatan homoseksual adalah hal yang biasa, prostitusi homoseksual dipajak oleh
negara, penulis pada waktu itu terlihat menganggap pria mencintai pria sewajarnya pria mencintai
wanita. Bahkan setelah Roma menjadi negara Kristen, tidak ada hukum anti homoseksual hingga 200
tahun lebih.

Lesbian juga melengkapi penulis jaman dulu (yang kebanyakan adalah pria). Kata lesbian berasal dari
pulau Lesbos, di Greece, dimana penyair Sappho hidup sekitar 600 tahun sebelum masehi. Lesbianism
jarang dihukum dikebanyakan masyarakat jaman dahulu (faktanya, dua atau lebih wanita yang belum
menikah dan tinggal bersama biasanya dianggap wajar, dan ketika wanita hidup sendiri dianggap tidak
wajar) (Bullough, 1979).

The Middle Ages

Homoseksual legal di kebanyakan negara di Eropa pada tahun 1250. Pada tahun 1300, ada
ketidaksetujuan baru terhadap perbedaan, dan homoseksualitas dihukum mati hampir di semua tempat.
Pandangan ini sejak abad pertengahan akhir telah mempengaruhi pandangan dunia barat akan
homoseksualitas hingga 700 tahun terakhir.

The Modern Era

Sejak abad ke-16, adalah masa dimana homoseksualitas diterima dan juga ditekan. Pada tahun 1656,
New Haven Colony menghukum mati pria dan wanita yang berprilaku homoseksual. Sikap terhadap
homoseksualitas di Amerika ini tampak pada daerah Puritan, dan hingga saat ini lebih menolak
Page4

homoseksualitas dibandingkan Eropa. Budaya lain juga memiliki waktu yang cenderung mentoleransi
homoseksualitas. Di Jepang misalnya, pada periode Edo (1600-1868) memperlihatkan budaya yang
homoseksual, dengan klub gay, rumah geisha, dan literatur gay yang bersifat terbuka (Hirayama &
Hirayama, 1986).

Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Amerika Serikat, bukanlah hal yang biasa untuk hidup
sendiri, wanita menengah ke atas hidup berkomitmen bersama, hubungan seumur hidup, meskipun
mereka mungkin tidak terlibat dalam hubungan seksual (Nichols, 1990). Passing woman (wanita yang
menyamar menjadi seorang pria dalam hidupnya) tersebut memasuki dunia kerja bahkan menikahi
wanita yang terkadang tidak mengetahui bahwa suami mereka adalah seorang wanita (misalnya Billy
Tipton). Pada kebanyakan kasus, para wanita menyadarinyad an hidup sebagai lesbian dan menyamar
sebagai pasangan heteroseksual.

Dikarenakan para dokter melihat homoseksual tidak hanya sebagai sebuah perilaku tetapi sebuah
pembangunan dalam suatu kepribadian, homoseksual menjadi bagian utama dari cara orang
memandang satu dan lainnya sebagai a master status. Pandangan baru mengenai homoseksual sebagai
a master status mendorong homoseksual untuk bergabung dan memperjuangkan hak mereka sebagai
kelompok minoritas yang menuntun pada liberasi modern gay dan lesbian.

Homosexuality in Other Cultures


Di kebanyakan masyarakat, pria dan wanita memiliki hubungan seksual dengan gender yang sama
sebagai suatu bagian normal dari proses kehidupan mereka. Hal ini sedikit terlihat di Cairo, Egypt,
dimana pria heteroseksual biasanya berciuman dan bergandengan tangan atau penuh dengan seksualitas
seperti pada sequential homosexuality di Papua New Guinea, dimana pria muda melakukan hubungan
seksual secara eksklusif dengan pria lain hingga mereka menikah pada usia 18 tahun, setelah itu
mereka hanya melakukan hubungan seksual dengan wanita.

Sebuah budaya yang mempunyai tradisi yang lebih tradisional mengenai peran gender cenderung
memiliki perbedaan yang lebih besar mengenai homoseksual dan heteroseksual dalam hal perilaku
dibandingkan dengan budaya yang kurang tradisional dalam dalam hal peran gender.

Latin American Countries

Pada Amerika Pusat dan Selatan, orang-orang cenderung tidak berpikir mengenai homoseksual dan
heteroseksual melainkan maskulin dan feminin. Melihat hal tersebut, pesan tersirat dari beberapa
Page4

budaya adalah bahwa memperlihatkan perilaku wanita sangat tidak terhormat dan sangat memalukan
bagi seorang pria. Sikap ini menunjukkan sifat dasar umum dari masyarakat ini, yang mana cenderung
menjadi patriarkal, dimana wanita kehilangan kekuasaan akan politik dan sosial. Dikarenakan wanita
dianggap lebih rendah daripada pria, pria yang menirukan wanita akan ditertawakan.

Arabic Cultures

Hubungan seksual di Timur Tengah seringnya mengenai kekuasaan yang didasarkan pada posisi
dominan dan subordinat. Oleh karena itu, menjadi rekan aktif dengan pria lain tidak membuat
seseorang menjadi pria gay (Sati, 1998). Pria gay di Arabic sering membatasi interksi mereka dengan
pria lain untuk melakukan seks. Seperti yang kita tahu, sangat sedikit lesbian di budaya Arabic
dikarenakan wanita Arabic dan Jordania sangat dilindungi dan tidak nyaman berbicara tentang seks.

Asian Countries

Tidak sampai tahun 2001, Chinese Psychiatric Association menghilangkan homoseksualitas dari daftar
panyakit mental mereka. Ini merupakan perubahan yang signnifikan di Cina, dimana pada tahun 1994
secara terbuka menentang homoseksualitas. Masyarakat Asia lain memiliki pandangan yang berbeda
mengenai homoseksualitas. Umat Budha tidak menentang homoseksualitas dan negara Budha pada
umumya menerima hal tersebut. Thailand sebagai contoh, tidak ada hukum mengenai homoseksualitas
di sana, dan pria boleh tinggal secara seksual dengan anak laki-laki di atas usia 13 tahun, yang
dianggap cukup umur untuk membuat keputusan mereka sendiri. Faktanya, General Prem, Perdana
Mentri Thailand dari tahun 1980 sampai 1988, dan Dr. Seri Wongmontha, satu dari orang yang paling
terkenal dan terkemuka di negara tersebut, mereka berdua secara terbuka dan bebas hidup sebagai
homoseksual.

Sambia

Contoh budaya yang paling berbeda dalam membentuk hubungan seksual disebut sequential
homosexuality, ditemukan di sejumlah budaya di Pulau Pasifik. Sambia adalah suku dari Papua New
Guinea digambarkan secara dalam oleh Gilbert Herdt. Hidup di Sambia adalah sulit dikarenakan
makanan jarang dan peperangan adalah hal yang biasa, banyak anak butuh untuk berjuang. Suku
Sambian percaya bahwa susu ibu harus digantikan dengan susu ayah (semen) agar seorang anak laki-
laki dapat mencapai pubertas, sehingga pada usia 7 tahun anak laki-laki Sambian pindah ke gubuk
pusat dimana mereka meminum semen mereka. Setelah anak laki-laki mencapai pubertas, mereka harus
Page4

memberikan semen sebagai minuman kepada anak laki-laki Sambian sampai mereka mencapai usia
untuk menikah sekitar usia 19 tahun. Di luar masa aktivitas seksual sesama jenisnya, mereka akan
hidup sebagai orang heteroseksual hingga akhir hidup mereka.

Gays, Lesbians, and Bisexuals Throughout The Life Cycle

Growing Up Gay, Lesbian, or Bisexual

Para gay, lesbian, dan biseksual yang masih muda mengalami level yang lebih tinggi dalam hal
diskriminasi dibandingkan generasi muda yang heteroseksual, yang lebih mungkin level yang lebih
tinggi dari penyakit psikiatris yang ditemukan pada generasi muda yang homoseksual.

Sexbytes - Pria gay yang berada pada status pendapatan yang lebih tinggi kurang suka untuk
terbuaka dikarenakan mereka merasa mereka akan rugi secara finansial dan akan mengalami
diskriminasi dalam pekerjaan. Guru sekolah, pengacara, dan dokter adalah yang paling tertutup dari
yang lainnya, sedangkan artis, aktor, dan entertainer lainnya kurang tertutup (Green, 2000).

Coming Out to Self and Others

Salah satu hal yang dibutuhkan untuk membangun identitas diri dan mengkomunikasikannya kepada
orang lain adalah coming out. Coming out adalah proses membangun identitas diri sendiri dan
menyampaikannya pada orang lain.

Pria gay dan wanita lesbian comming out pada usia yang lebih muda pada beberapa tahun yang
lalu. Meskipun kesadaran awal dari orientasi seksual muncul pada usia sekitar 10 tahun, rata-rata usia
comming out adalah 16 tahun baik pada pria maupun wanita. Beberapa generasi muda mungkin come
otu lebih awal di hidup mereka ketika orang lain tertutup pada remaja akhir dan dewasa (Taylor, 2000).

Remaja lesbian dan gay biasanya come out pada sahabat mereka sebelum kepada keluarga mereka.
Bagaimanapun penolakan dari teman yang heteroseksual adalah hal yang biasa, dan penelitian
menunjukkan 46 % dari generasi muda gay dan lesbian mengatakan mereka telah kehilangan teman
mereka setelah menceritakan orientasi seksual mereka.

Menemukan diri adalah homoseksual dangat menyakitkan. Jika pada wanita yang mendapatkan
dukungan juga menyakitkan bagaimana dengan remaja homoseksual yang memikirkan kalau teman
dan orangtua mereka akan menolak. Hal inilah yang menyebabkan gay dan lesbian yang memutuskan
bunuh diri, yaitu karena tekanan.
Page4
Orangtua yang memiliki anak homoseksual juga memiliki kesulitan dalam menerima orientasi seksual
anaknya. Mereka bisa kecewa, malu, shock, ketika mempelajari orientasi seksual anaknya(LaSala,
2000). Remaja yang ditolak oleh orangtua mereka akan menjadi terisolasi, depresi, bunuh diri,
gelandangan, melakukan protitusi dan mengalami infeksi seksual yang ditularkan (Armesto, 2001).
Coming out pada keluarga sangat sulit. Dalam beberapa pasangan hubungan mereka berubah menjadi
cinta platonis(Hays& Samuel,1989).

Sex Fact & Fantasy :A Model Coming Out


Vivienne Cass(1979,1984) membuat 6 identifijasi Tahap 4
formasi dari gay dan lesbian Identity acceptance. Cara cara pandang yang
Tahap 1 positif melihat diri; jaringan gay dan lesbian
Identity confusion. Individu mulai percaya bahwa semakin berkembang.
perilakunya bisa dikategorikan gay atau lesbian Tahap 5
Tahap 2 Identity pride. Kebanggaan homoseksual mulai
Identity Comparison. Individu menerima identitas berkembang dan kemarahan kepada treatment
gay dan lesbian; dia menolak heteroseksual tapi mengarahkan kepada keburukan heteroseksual
tidak punya pengganti Tahap 6
Tahap 3 Identity synthesis. Sebagai indibidu menjadi
Identity tolerance. Seseorang percaya bahwa dia nyaman dengan gaya hidupnya dan kontak dengn
mungkin adalah gay dan lesbian dan mulai mencari yang bukan homoseksual menjadi meningkat,
komunitas untuk kebutuhan sosial, seksual dan seseorang menyadari bahwa ketidakcocokan
emosional. membagi dunia dam lesbian dan gay yang baik dan
heteroseksual yang buruk

Isu kehidupan: Pasangan, Seksualitas, Menjadi Orangtua, Penuaan

Mencari Pasangan

Sangat sulit bagi gay dan lesbian untuk mencari pasangan, sehingga komunitas gay menjadi
berkembang membuat gay dan lesbian mampu berinteraksi dengan yang lain dan bersosialisasi.
Lesbian dan gay dewasa bisa bertemu dalam gay bar atau club. Untuk mencari pasangan. Majalah gay
juga menyediakan iklan diri untuk kencan, klub travel, resort, dan pelayanan lain untuk menolong gay
dan lesbian menemukan pasangan.

Same-Sex Couples

Pasangan gay dan lesbian biasanya hidup bersama sebagai pasangan lain pada umumnya, sehingga
tantangan yang dihadapi adalah ketidakmampuan lingkungan menerima gaya hidup mereka.. Pasangan
homoseksual berbeda dengan heteroseksual dan beberapa hal. Penelitian menunjukkan bahwa wanita
Page4

cenderung bersosialisasi(Cross & Madson, 1997) dan berusaha memahami masalah hubungan (Cross&
Madson, 1997) dan melihat hubungan sebagai expert(Kurdek,2001). Hal ini menguntungkan bagi
pasangan lesbian dan buruk bagi pasangan gay dalam membiana hubungan. Penemuan lain
menunjukkan pasangan homoseksual lebih mempertahankan hubungan mereka ketika menghadapi
krisis, karena mereka sulit mencari pasangan.

Seksualitas Gay dan Lesbian

Gay dan lesbian bercinta dengan banyak alasan dan posisi. Seksualitas adalah ekspresi cinta, afeksi
atau gairah. Master dan Jhonson(1979) menemukan bahwa arousal dan orgasme pada homoseksual
tidak jauh berbeda dengn heteroseksual. Tapi homoseksual lebih lama, lebih dantai selama hubungan
seksual dikarenakan mereka tahu apa yang menyenangkan bagi pasangan mereka.

Orangtua Gay dan Lesbian

Banyak gay dan lesbian yang menjadi orangtua. Hal menjadi ketakutan akan membuat anak mereka
menjadi homoseksual juga. Penelitian menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara orangtua
yang homoseksual dengan orientasi seksual anak.

Pasangan homoseksual beberapa melahirkan anaknya sendiri dan beberpa mengadopsi. Namun, ada
banyak proses hukum yang sulit dijalani karena orientasi seksual mereka. Sehingga, banyak organisasi
seperti PFLAG dan LAMBDA yang mencoba menolong gay dan lesbian untuk mengadopsi. Pasangan
banyak mengalami kesulitan seperti diskriminasi dan penolakan dalam hal parenting.

Gay dan Lesbian Tua

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa come out dari awal hingga tahun akhir akan menolong
homoseksual untuk lebih nyaman. Apabila tidak maka mereka bisa mengalami depresi dan isolasi yang
terinternalisasi dalam homophobia.

Banyak gay dan lesbian yang bingung dengan dimana mereka hidup ketika tua karena banyaknya
diskriminasi sosial dipanti jompo biasa. Sehingga banyak orang sudah mengembangkan seperti panti
jompo khusus gay dan lesbian seperti Stonewall Community.

Gay, Lesbian dan Biseksual- Masalah Khusus

Banyak depresi dan bunuh diri yang dialami oleh homoseksual dan biseksual dan juga angka tinggi
Page4

dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan. Psikolog dan treapi menyatakan bahwa yang menjadi
maslah bukan hanya karena maslah mereka tetapi tekanan lingkungan yang mendiskriminasi
mereka(Lock & Steimer, 1999).

Organisasi Kehidupan Gay, Lesbian dan Biseksual

Karena kebanyakan organisais sosial yang ada salah mengerti dengan gay dan lesbian. Banyak
pelayanan sosial, medis, politik, hiburab dll yang dibentuk. Salah satunya adalah national gay and
Lesbian task Force(NGLTF) dan asosiasinya dengan pengacara institusi kebijakan yang melobi hak-
hak, pelayanan kesejatan dan kebijakan AIDS dan perlawanan hukum.

Sejumlah media juga sudah dikembangkan selama 30 tahun seperti The advocate, Noodle, QV, Lesbian
News dan Off our backs. Kebanyakan kota besar sudah punya majalah gay sendiri.malajalah popular,
Gay Parenf and Proud parenting Magazine dan majalah travel.

Homofobia dan Heteroseksism

Apa itu Homofobia?

Homifobia adalah sikap negative yang kuat terhadap homoseksualitas. Para homophobic jarang
mengalami kontak langsung dengan homoseksual, biasanya mereka adalah orang yang kurang
berpendidikan, lebih religious dan memilki ideollogi yang konservatif, punya sikap tradisional terhadap
terhadap sex role dan lebih otoriter. Homophobia bukan hanya dialami heteroseksual tapi juga
homoseksual yang mengalami internalisasi homophobia ketika mereka menyimpan perasaan negatifnya
tentang homoseksual.

Masalah yang lebih besar adalah heteroseksism yaitu preasumsi heteroseksual yang mempunyai
dampak pada sosiologis. Heteroseksism direfleksikan dengn kurangnya gambaran homoseksual di
televise, majalah dan pemerintah. Heteroseksism juga munsul dalam bagaiimana homoseksual menolaj
lingkungan akademis.

Hate, Crimes Against Gay, Lesbian, and Bisexual Persons


Kejahatan yang bermotifkan karena kebencian kepada para gay, lesbian, dan bisexual kebanyakan
dimotivasi oleh agama, jenis kelamin, ras, orientasi seksual, keterbatasan, atau etnis seseorang. Dalam
setiap budaya manyimpang dari perilaku feminin atau maskulin yang sebenarnya tidak dapat diterima
oleh budaya itu sendiri, walaupun kategori “sebenarnya” dalam konteks feminin dan maskulin berbeda
Page4

antar budaya. Gay, lesbian, dan bisexual juga mengalami secondary victimization, contohnya mereka
kehilangan pekerjaan mereka, mengalami penolakan dalam pelayanan sosial, hanya karena mereka gay,
lesbian, atau bisexual. Hate crimes yang biasanya dilakukan berbentuk pelecehan, penyerangan, bahkan
sampai kepada pembunuhan. D’Angeli, 1989, melakukan penelitian mengenai gay dan homo. Hasilnya
adalah, ¾ lesbian dan gay di lokasi kampus melaporkan pernah mengalami abuse baik secara verbal
maupun nonverbal, ¼ lainnya mengalami ancaman fisik. Dan lebih dari ½ jumlah mereka merasa takut
akan keselamatan mereka.

Why Are People Homophobic ?

Homophobic merupakan kondisi dimana seseorang mengalami ketakutan yang irasional terhadap
individu homoseksual dan homoseksualitas itu sendiri. Biasanya individu yang mengalami homophobic
adalah individu yang secara kepribadian bersifat otoriter. Hal ini mungkin dikarenakan tipe kepribadian
ini, bagi sebagian individu, memandang perilaku yang berada di luar “normal” memanglah pantas
mendatangkan banyak penghinaan. Ada juga pandangan lain mengapa seseorang bisa mengalami
homophobic, yakni individu yang normal secara orientasi seksualnya merasa takut/mereka memiliki
ketakutan bahwa mereka akan menemukan diri mereka sendiri memiliki kecenderungan hasrat
homoseksual yang terpendam atau merasa takut karena mereka merasa tidak yakin akan kemaskulinan
dan kefemininan mereka (sesuai gender role).

How Can We Combat Homophobia dan Heterosexism?

Ada beberapa media yang bisa digunakan untuk mereduksi ketegangan terhadap penolakan
homoseksual, yakni:
Hukum
Seperti yang dilakukan oleh 22 negara bagian di District of Columbia memberikan hukuman kepada
para pelaku kejahatan yang bermotifkan kebencian atas orientasi seksual.
Media Masa
Dengan menggambarkan homoseksual dan homoseksualitas secara lebih positif dalam program-
program televisi dan film layar lebar sekalipun. Dengan demikian “tabu” terhadap homoseksual dan
homoseksualitas di kalangan masyarakat lebih terkikis dan dengan demikian publik lebih bisa terbuka
dalam menerima homoseksual dan homoseksualitas itu sendiri.
Pendidikan
Salah satu langkah yang paling penting dalam menghentikan paham heteroseksual adalah dengan
Page4

edukasi. Tapi hal ini masih ditentang keras oleh para orang tua siswa. Namun walaupun begitu, demi
terhapusnya paham heteroseksual maka pendidikan akan homoseksual dan homoseksualitas ini
hendaknya tetap dilakukan, karena hal ini untuk menanamkan pandangan positif di kalangan siswa
terhadap para homoseksual dan homoseksualitas itu sendiri. Dengan pemahaman yang mereka dapat
dan terbentuknya pandangan positif terhadap kelompok homoseksual dan kehidupannya maka
heterosexism dalam masyarakat akan semakin menipis.

Differences Among Homosexual Groups

Lesbian : Sexism Plus Homophobia


Ada perselisihan antara kaum lesbian feminist radikal dengan kaum heterosexual feminist, di mana
banyak lesbian yang memandang diri mereka sendiri sebagai seorang lesbian feminist dan memandang
kehidupan heterosexual feminist sebagai sinonim dari dominasi laki-laki terhadap perempuan/ laki-laki
lebih dominan daripada perempuan.
Bisexual : Just A Trendy Myth?
Para homoseksual memandang bisexual sebagai individu yang hendak menjadi (dalam tahap
perubahan/penyadaran) bahwa mereka adalah homoseksual atau sebagai seorang yang ingin flexible
dan mampu beradaptasi dalam kedua kubu homoseksual ketika berada dalam komunitas homoseksual
dan heteroseksual. Menurut padangan bisexual, di dalam masyarakat kita, ketakutan akan intimasi ada
dalam homophobic jika kamu adalah seorang heteroseksual dan heterophobic jika kamu adalah seorang
yang homoseksual. Dengan demikian, tidak perduli apa orientasi seksualmu, satu gender atau gender
yang lain tetaplah tabu, dan seksual orientasimu selalu dilarang dan disalahkan. Disimpulkan dari
pernyataan tersebut, bahwa bisexual adalah individu yang memiliki sedikit sekali prasangka negatif
terhadap gender dan orientasi seksual dan lebih dapat menerima keduanya.
Heterophobic adalah padangan negatif terhadap hubungan heteroseksual dan heteroseksual itu
sendiri. Sequential Bisexuality adalah melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis dan kemudian
diikuti dengan hubungan seksual dengan lawan jenis. Contemporaneous Bisexuality adalah melakukan
hubungan seksual dengan sesama jenis dan lawan jenis secara bersamaan dalam satu waktu.

Minority Homosexual : Culture Shock?


Homoseksualitas tidaklah diterima dalam kebanyakan kelompok etnis dan demikian komunitas
homoseksual tidak dengan begitu mudah menerima identitas etnis seorang homoseksual. Para
homoseksual yang berasal dari kelompok etnis minoritas mengalami distress psikologis yang lebih
Page4

besar daripada para homoseksual yang berasal dari kelompok etnis nonminoritas. Contohnya saja gay
Afrika - Amerika mengalami situasi yang sangat pelik, yakni ketika ia harus menghadapi kaum
heteroseksual (heterosexism) di kalangan Afrika-Amerika dan juga harus menghadapi racism
(diskriminasi ras) di komunitas gay dan bahkan komunitas heteroseksual.

Same-Sex Behavior in Prison


Para penghuni penjara mengalami situational homosexuality, yakni keadaan mereka menghabiskan
sebagian usia mereka bersama-sama dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan mereka melakukan
perilaku seksual dengan sesama jenis mereka. Hal ini dilihat dari penghuni penjara yang takut akan
kehidupan di penjara, yang mengharuskan mereka untuk menjalin hubungan dengan sesama jenis
mereka yang lebih kuat dari mereka agar mendapat perlindungan darinya, dan dengan demikian hal ini
merupakan paksaan dari lingkungannya. Tapi di sisi lain, ada pula penghuni penjara yang terlibat
dalam hubungan sesama jenis menjadi terlalu intim/dekat/hubungan perasaan ber jalan semakin dan
terlalu dalam, sehingga dapat menimbulkan kecemburuan, dan akhirnya mengarah pada tindakan
bunuh diri dalam penjara. Bahkan, mantan penghuni penjara yang sempat terlibat dalam hubungan
sesama jenis yang kemudian setelah mereka bebas dari penjara mereka kembali pada orientasi seksual
mereka yang sebenarnya, yakni heteroseksual, mengaku bahwa mereka masih mencintai pasangan
intimate mereka yang sesama jenis ketika mereka berada di dalam penjara tersebut.

Homosexuality In Religion And The Law


Homosexuality and Religions
Agama merupakan benteng yang biasanya mengajarkan dan menekankan kepercayaan akan
antihomoseksual. Dalam agama kristen sendiri, ada dua paham yang berlawanan. Yakni ada kristen
liberal yang menerima homoseksual di gereja mereka, misalnya, United Curch of Christ dan Unitarian
Universalist Association dimana mereka tidak memandang homoseksual sebagai suatu dosa atau
pilihan dan mereka percaya bahwa homoseksualitas merupakan hal yang tidak bisa dubah. Namun ada
juga kristen konservatif yang menolak tegas akan homoseksual, yakni misalnya Presbyterians,
Methodists, Lutherans, dan Episcopalians yang memandang homoseksualitas sebagai suatu dosa.
Selain agama kristen, agama Yahudi juga demikian, ada Yahudi Ortodox yang menolak keras
homoseksualitas dan memandangnya sebagai hal yang sangat dibenci tuhan. Ada juga Jahudi
Konservatif yang menerima homoseksual. Sedangkan agama budha berbeda padangan dengan kristen
dan jahudi, dimana dalam agama budha, mereka tidak memandang homoseksual sebagai hal yang baik
ataupun dosa, melainkan memberikan hubungan kasih sayang dan dukungan kepada para homoseksual.
Page4

Homoseksualitas dan Hukum


Di tahun 2003, Texas menerapkan hukuman bagi individu yang melakukan hubungan seks
intercourse dengan sesama jenis yakni dengan denda sebesar $500. Sedangkan pada tahun 1998,
Huston juga menerapkan hukuman bagi individu yang kedapatan melakukan hubungan seksual
intercourse dengan sesama jenis yakni dengan dikenakan denda sebesar $200 dan ditahan selama 24
jam.

KASUS

Tahun kemarin, dunia dihebohkan dengan pria transeksual pertama yang melahirkan bayi perempuan.
Kali ini, seorang pria transeksual di Spanyol akan melahirkan bayi kembar. Adalah Ruben Noe
Coronado Jimenez (25) yang akan menjadi ayah bulan September mendatang. Ruben yang terlahir
perempuan dengan nama Estefania memilih mengubah identitasnya menjadi laki-laki. Ia tinggal dengan
pasangannya, Esperanza Ruiz (43). Sebelum resmi menjadi orangtua, rencananya mereka akan
menikah terlebih dahulu. Dokter kandungan yang menangani Esperanza mengatakan, ia sudah tidak
bisa memiliki anak lagi. Esperanza sendiri telah memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya.
Divonis demikian, Esperanza dan Ruben membuat keputusan Rubenlah yang didapuk mengandung
anak mereka. Ia hamil dengan sperma donor setelah menjalani pengobatan di salah satu klinik
kesuburan.

Saat ini Ruben tengah hamil 6,5 minggu. Rencananya Ruben akan melahirkan di sebuah rumah sakit di
Barcelona. Beberapa waktu lalu, pasangan ini pindah dari rumah mereka di Malaga karena ada masalah
dalam keluarga besar mereka. Setelah melahirkan, Ruben akan melakukan operasi perubahan jenis
kelamin sehingga ia tidak akan bisa hamil dan melahirkan lagi. Ruben akan menjadi ayah transeksual
pertama yang melahirkan bayi kembar jika semuanya berjalan sesuai rencana. Salah satu undang-
undang di Spanyol terkait masalah identitas seksual dikeluarkan tahun lalu. Mereka yang mengalami
masalah identitas seksual ini diperbolehkan menjalani pengobatan hormonal atau endocrinal untuk
mengubah status jenis kelamin mereka, tanpa harus melakukan operasi perubahan jenis kelamin. “Ini
seperti terlahir dengan tiga tangan. Anda bisa mengambil keuntungan dari keadaan ini. Atau Anda
memilih menyingkirkan salah satunya,” ujar Ruben yang diadopsi semenjak kecil. (kompas.com)
Page4

Anda mungkin juga menyukai