Anda di halaman 1dari 36

PERKEMBANGAN SEKSUAL

YANG MENYIMPANG
DOSEN PEMBIMBING :
Lilik Triyawati, Amd.Keb., S.Pd., M.Kes

DISUSUN OLEH:

Anisya Silvita Febryanti Jesy Agleysia


Allisya Rafaela Cantika Dhea Nur Fadillah
Julian Hadi Steffany Kisatul Ulya Kasanah
Penyimpangan seksual (deviasi seksual) bisa didefinisikan
sebagai dorongan dan kepuasan seksual yang ditunjukan
kepada obyek seksual secara tidak wajar.

PENGERTIAN Penyimpangan seksual kadang disertai dengan ketidakwajaran


PENYIMPANGAN seksual, yaitu perilaku atau fantasi seksual yang diarahkan
pada pencapaian orgasme lewat relasi diluar hubungan
SEKSUAL kelamin heteroseksual, dengan jenis kelamin yang sama, atau
dengan partner yang belum dewasa, dan bertentangan dengan
norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang
bisa diterima secara umum. (Junaedi, 2010)
Macam – Macam Penyimpangan Seksual
Homoseksual

Kartono (2009) menjelaskan "Homoseksual ialah relasi seks dengan jenis kelamin sama:
atau rasa tertarik dan mencintai jenis seks yang sama. Ada tiga ekspresi pada perilaku
homoseksual. Yaitu pasif, aktif, dan bergantian peranan. Pada ekspresi aktif yaitu pelaku
homoseksual berperan sebagai pria yang agresif terhadap pasangannya. Kemudian ekspresi
pasif, yaitu pelaku homoseksual yang berperan sebagai wanita yang pasif dan feminin.

Dan ada yang bergantian peran, dalam sebuah hubungan yang dijalani oleh pelaku-pelaku
homoseksual ada yang selayaknya pasangan normal, ada yang berperan sebagai laki laki dan
ada juga yang berperan sebagai wanitanya, dan terus seperti itu perannya dan tidak berubah.
Namun, ada juga yang bergantian peran seperti yang dikatakan oleh Kartono Kartini, pasangan
yang bergantian peran, yaitu kedua-duanya yang bisa berperan sebagai laki-laki ataupun
perempuan.
PENYEBAB
HOMOSEKSUALITAS

Kartini Kartono (2009) berpendapat bahwa:


Banyak teori yang menjelaskan sebab-sebab homoseksualitas antara lain ialah:

• Faktor herediter berupa ketidakimbangan hormon-hormon seks;

• Pengaruh lingkungan yang tidak baik/tidak menguntungkan bagi perkembangan


kematangan seksual yang normal,

• Seseorang selalu mencari kepuasan relasi homoseks, karena ia pernah


menghayatipengalaman homoseksual yang menggairahkan pada masa remaja,

• Seorang anak laki-laki pernah mengalami pengalaman traumatis dengan ibunya,


sehingga timbul kebencian/antipati terhadap ibunya dan semua wanita. Lalumuncul
dorongan homoseks yang jadi menetap
PENCEGAHAN
HOMOSEKSUALITAS

1. Ciptakan Lingkungan
Rumah yang Sehat

2. Menciptakan Undang-
undang Pelarangan LGBT

3. Membangun konsep diri


yang sehat.
Lesbian

Lesbi adalah label yang diberikan untuk menyebut homoseksual


perempuan atau perempuan yang memiliki hasrat seksual dan
emosi kepada perempuanlainnya (Ricch, 2000: 94).Namun
demikian banyak diantara mereka yang menunjukkan sikap dingin
(frigid) dalam hubungan heteroseksual (perempuan - lelaki).
Lesbian yang aktif tidak akan menikah, akan tetapi hanya pasangan
yang sejenis kelaminnya saja. Frekuensi lesbianisme cukup tinggi,
menurut Jeffcoate kira-kira 25% dan menurut Kinsey dkk kira-kira
28%.
PENYEBAB LESBIAN

Keluarga Pengalaman atau trauma di masa anak-anak misalnya

Dikasari oleh ibu/ayah hingga si anak beranggapan semua


pria/perempuan bersikap kasar, bengis dan panas bara yang memungkinkan
si anak merasa benci pada orang itu. Predominan dalam pemilihan identitas
yaitu melalui hubungan kekeluargaan yang renggang. Bagi seorang lesbian
misalnya, pengalaman atau trauma yang dirasakan oleh para wanita dari
saat anak-anak akibat kekerasan yang dilakukan oleh para pria yaitu bapa,
kakaknya maupun saudara laki-lakinya. Kekerasan yang dialami dari segi
fisik, mental dan seksual itu membuat seorang wanita itu bersikap benci
terhadap semua pria
Pergaulan dan lingkungan Kebiasaan pergaulan dan lingkungan menjadi
faktor terbesar menyumbang kepada kekacauan seksual ini yang mana
salah seorang anggota keluarga tidak menunjukkan kasih sayang dan sikap
orang tua yang merasakan penjelasan tentang seks adalah suatu yang tabu.
Keluarga yang terlalu mengekang anaknya.

Bapak yang kurang menunjukkan kasih sayang kepada anaknya.


Hubungan yang terlalu dekat dengan ibu sementara renggang dengan
bapak. Kurang menerima pendidikan agama yang benar dari kecil. Selain itu,
pergaulan dan lingkungan anak ketika berada di sekolah berasrama yang
berpisah antara laki-laki dan perempuan turut mengundang terjadinya
hubungan gay dan lesbian.
Penelitian telah pun dibuat apakah itu terkait dengan genetika, ras,
ataupun hormon. Seorang homoseksual memiliki kecenderungan untuk
melakukan homoseksual karena mendapat dorongan dari dalam tubuh yang
sifatnya menurun/genetik. Penyimpangan faktor genetika dapat diterapi secara
moral dan secara religius. Bagi golongan transgender misalnya, karakter laki-laki
dari segi suara, fisik, gerak gerik dan kecenderungan terhadap wanita banyak
dipengaruhi oleh hormon testeron. Jika hormon testeron seseorang itu rendah, ia
bias mempengaruhi perilaku laki-laki tersebut mirip kepada perempuan.
Pencegahan Lesbian
Ciptakan Lingkungan Rumah yang Sehat

Keluarga menjadi titik awal di mana usaha pencegahan homoseksual harus dimulai.
TIdak ada anak yang bertumbuh menjadi homoseksual jika sejak semula dia sudah
mempunyai hubungan emosional yang hangat, terutama dari kedua orangtuanya.
Suasana rumah yang stabil menstimulasi perilaku heteroseksual yang sehat bagi
anggota keluarga tersebut.
Membangun Konsep Diri yang Sehat

Konsep diri yang rendah menjadi peluang bagi seseorang untuk berperilaku
homoseksual. Maka dari itu, dibutuhkan kepercayaan dan meningkatkan penilaian
pada diri sendiri. Pria harus merasa benar-benar jika dirinya seorang laki-laki
dengan kejantanan dan masukilnnya, begitu juga sebaliknya dengan perempuan.

Menjaga Pergaulan

Penyebaran lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dapat meluas


melalui lingkungan terdekat. Maka dari itu, menjaga pergaulan seperti tetangga,
teman, dan lain-lain sangat diperlukan.
 
Biseksual

Menurut Kartono (2009) "biseksual, yaitu mencintai seorang


kawan puteri, sekaligus mencintai kawan seorang pria"
(h.249). Dari pernyataan tersebut dapat diartikan dengan
seseorang yang dapat menyukai sesama jenis dan juga
dapat menyukai lawan jenis. Biseksual biasanya tidak
mempermasalahkan dengan siapa ia berhubungan, karena
menurut seorang biseksual ia dapat berhubungan dengan
siapapun yang ia sukai, baik itu seorang pria atau wanita.
PENYEBAB BISEKSUAL

•Pengalaman seksual yang didapatkan dari suatu


hubungan persahabatan antara laki-laki dan
perempuan yang sangat dekat
•Kelompok kelompok yang membentuk pergaulan
biseksual
•Faktor ligkungan
•Faktor Biologis
•Faktor psikodinamik
•Faktor Lingkungan
•Coba-coba
•Seks Bebas
•Kebutuhan emosional yang tak terpenuhi
•Kebutuhan akan variasi dan kreativititas
PENCEGAHAN BISEKSUAL

Ciptakan Lingkungan Rumah yang Sehat


Keluarga menjadi titik awal di mana usaha pencegahan homoseksual harus dimulai.TIdak
ada anak yang bertumbuh menjadi homoseksual jika sejak semula dia sudah mempunyai
hubungan emosional yang hangat, terutama dari kedua orangtuanya.Suasana rumah yang stabil
menstimulasi perilaku heteroseksual yang sehat bagi anggota keluarga tersebut.

Membangun Konsep Diri yang Sehat


Konsep diri yang rendah menjadi peluang bagi seseorang untuk berperilaku
homoseksual.Maka dari itu, dibutuhkan kepercayaan dan meningkatkan penilaian pada diri
sendiri.Pria harus merasa benar-benar jika dirinya seorang laki-laki dengan kejantanan dan
masukilnnya, begitu juga sebaliknya dengan perempuan.
PENCEGAHAN BISEKSUAL

Menjaga Pergaulan
Penyebaran lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dapat meluas melalui lingkungan
terdekat.Maka dari itu, menjaga pergaulan seperti tetangga, teman, dan lain-lain sangat diperlukan.

Menutup Celah Pornografi


Orang tua harus berperan aktif dalam hal ini. Karena gawai yang dikenalkan sejak dini kepada
anak dapat memudahkannya menjangkau situs-situs yang mengandung konten pornografi
khususnya homoseksual.

Mengadakan Kajian atau Seminar


Diadakannya kajian atau seminar mengenai bahayanya lesbian, gay, biseksual, dan
transgender (LGBT) menjadi cara yang cukup efektif.
Incest

Berasal dari bahasa Latin cestus, yang berarti murni.Jadi


insectus berarti tidak murni. Hubungan seksual antara pria
dan wanita yang satu sama lain terikat oleh pertalian
keluarga sedarah, pertalian keluarga karena perkawinan
atau pertalian keluarga angkat yang menurut agama atau
kebudayaan dianggap sebagai penghalang bagi hubungan
seksual itu seperti antara ayah dengan putrinya, antara
kakek dan cucu perempuaannya.
PENYEBAB INCEST

•Keadaan terjepit, dimana anak perempuan menjadi figur perempuan utama yang mengurus
keluarga dan rumah tangga sebagai pengganti ibu.
•Kesulitan seksual pada orangtua, ayah tidak mampu mengatasi dorongan seksualnya.
•Ketidakmampuan ayah untuk mencari pasangan seksual di luar rumah karena kebutuhan untuk
mempertahankan facade kestabilan sifat patriachatnya.
•Ketakutan terhadap perpecahan keluarga yang memungkinkan beberapa anggota keluarga
untuk lebih memilih desintegrasi struktur daripada pecah sama sekali.
•Sanksi yang terselubung terhadap ibu yang tidak berpartisipasi dalam tuntutan peranan seksual
sebagai istri.
•Pengawasan dan didikan orangtua yang kurang karena kesibukan mencari nafkah dapat
melonggarkan pengawasan oleh orangtua bisa terjadi inses.
•Anak remaja yang normal, mereka memiliki dorongan seksual begitu tinggi karena pengaruh
tayangan yangmembangkitkan naluri birahi juga ikut berperan dalam hal ini.
PENCEGAHAN INCEST

•Ikutsertakan instansi resmi yang menangani masalah perlindungan terhadap


anak sedini mungkin untuk menangkal tekanan yang dialami anak.

•Evaluasi anggota keluarga untuk penyakit psikiatrik primer yang memerlukan


terapi. Evaluasi juga pada saudara kandung untuk memungkinkan perlakuan
salah atau penganiayaan.

•Terapi keluarga dapat digunakan untuk menyusun kembali keluarga yang


pecah.

•Ajarkan sang anak dengan mudah dan jelas bahwa alat kelamin mereka
adalah milik mereka sendiri, dan tidak boleh disentuh orang lain termasuk
anggota keluarga.
PEDOPOLIA

Berasal dari kata paido (anak) dan philein (mencintai).Orang dewasa


yang merasakan kepuasan seksual dengan mengadakan persetubuhan
dengan anak- anak.Biasanya dilakukan oleh orang yang mempunyai
kelainan mental.Pedofil membahayakan perkembangan seksualitas
anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan secara
cermat lingkungan pergaulan anaknya, istilahnya dia akan merasa
aman secara psikis justru dilingkungan anak-anak. Seorang yang
pedofilia umumnya impoten atau kurang paten dalam hubungan
heteroseksual biasa.
Penyebab Pedopolia

Kelainan Otak
Beberapa ahli mengatakan bahwa salah satu kemungkinan penyebab pedofilia adalah
kelainan perkembangan saraf.

Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga turut berperan dalam terbentuknya pedofilia. Ada banyak
kontroversi mengenai apakah seseorang yang pernah mengalami pelecehan seksual
di masa kecilnya, akan tumbuh dengan perilaku seksual menyimpang.

Masalah Tumbuh Kembang


Sebanyak 61% pedofil pernah tidak naik kelas saat mereka masih bersekolah, atau
mengeyam pendidikan di sekolah untuk anak berkebutuhan khsusus (Hall & Hall,
2007).
Pencegahan Pedopolia

Menjalin komunikasi dan hubungan yang baik


dengan anak

Mengajari anak berinteraksi sosial sedari dini

Memberikan edukasi seksual sederhana seperti


bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh
orang lain

Selalu memperhatikan aktivitas anak, termasuk


bacaan dan tontonannya
Homeless

Tunawiama atau homeless atau gelandangan adalah orang yang hidup


dalam keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat,
serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan
hidup ditempat umum (Widyatun, 2012). Tuna wisma banyak terdapat di
kota-kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung oleh
pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal di
emperan toko, bawah jembatan, gerobak tempat barang bekas, sekitar rel
keteta api, di taman, mereka rata-rata bekerja sebagai pengamen,
pengemis dan pemulung.
Penyebab Homeless

Kemiskinan
Hal ini merupakan faktor utama, kemiskinan menyebabkan mereka tidak
mampu memenuhi kebutuhan tempat tinggal, sehingga mereka tinggal
ditempat umum. Kemiskinan berkaitan erat dengan akses pendidikan sehingga
wanita dengan kemiskinan akan rendah pendidikannya menyebabkan mereka
tidak memiliki ketrampilan an keahlian untuk bekerja. Hal ini akan berefek pada
anak-anak meraka, para tunwisma cenderung tidak mampu menyekolahkan
anaknya sehingga anak mereka secara otomatis akan menjadi gelandangan.

Bencana alam
Bencana alam yang menyebabkan individu kehilangan harta benda
termasuk tempat tinggal, sehingga mereka tinggal ditempat pengungsian
dengan kondisi mereka juga kehilangan pekerjaan.
Penyebab Homeless

Yatim piatu
Anak yang tidak memiliki orang tua, suadara jauh atau juga memiliki kondisi
kemiskinan akan memaksa mereka untuk mencari tempat tinggal seadanya yaitu
ditempat umum.

Kurang kasih sayang


Individu dengan kondisi tidak harmonis dikeluarganya akan cenderung merasa
kurang perhatian dan kasih sayang sehingga mereka turun kejalan dan mencari
komunitas yang mau menerima dia apa adanya.

Tinggal di daearah konflik


Penduduk yang tinggal didaerah konflik, dimana mereka merasa keamananya
kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang mereka anggap
lebih aman
Pencegahan Homeless

Penanggulangan.
Penanggulangan untuk dampak yang timbul akibat tunawisma adalah dengan pemberian
peyuluhan, konseling, pengawasan serta pendidikan pelatihan ketrampilan.

Peniadaan.
Penidaan individu tunawisma atau pengurangan jumlahtunawisma yang dapat dilakukan
oleh pihak pemerintah adalahdengan penertiban, penampungan dan pelimpahan ke
dinasterkait.

Rehabilitasi.
Tindakan rehabilitasi yang bisa diberikan pada para tunawisma adalah dengan
dilakukannya pembangunan perumahan sangat sederhana, pengadaan rumah singgah dan
diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan serta diberlakukan program transmigrasi.
WANITA SEKS KOMERSIAL

Pekerja Seks Komersial adalah wanita


tuna susila atau disebut juga pelacur
adalah perempuan yang menyerahkan
badannya untuk berbuat cabul dengan
imbalan atau bayaran
Penyebab

•Tidak adanya undang-undang yang melarang pelacuran, juga


tidak adanya larangan-larangan terhadap orang-orang yang
melakukan pelacuran.
•Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan
kebutuhan seks, khususnya diluar ikatan perkawinan.
•Memberontak terhadap otoritas orang tua.
•Adanya kebutuhan seks yang normal akan tetapi tidak dapat
dipuaskan oleh pihak suami, miaslnya karena suami impoten.
•Ajakan teman-teman sekampungg atau sekota yang sudah terjun
lebih dulu dalam dunia pelacuran.
Pencegahan

Memperluas lapangan pekerjaan


Menyediakan program pendidikan luar sekolah.
Membangun kesadaran anak dan perempuan terhadap hakhaknya,
khususnya di lingkungan yang rentan terhadap kegiatan eksploitasi seksual
komersial.
Kampanye publik dengan berbagai materi, seperti resiko tingg akibat kawin
muda, menolak wisata yang menggunakan Eksploitasi Seksual Komersial,
menolak pornografi, perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab bagi
kelompok masyarakat yang rentan melalui beberapa media.
Pendidikan untuk pencegahan Eksploitasi Seksual Komersial dan
Trafficking.
DRUG ABUSE

Drug abuse atau penyalahgunaan obat adalah cara


menggunakan obat hanya untuk kesenangan pribadi atau
golongan saja. Obat itulah yang dinamakan obat-obatan
terlarang atau narkoba.Obat jenis ini adalah obat yang dapat
menimbulkan efek perasaan yang senang (euphoria) yang
biasanya dapat membuat candu.
Penyebab

•Faktor-faktor Sosial dan Kebudayaan. Sikap masyarakat dan lingkungan terhadap


obat-obatan sangat menentukan gejala ini. Orang-orang yang hidup dalam
lingkungan yang dengan bebas memakai narkoba dengan sendirinya mempunyai
sikap yang berbeda terhadap narkoba daripada di tempat-tempat lain seperti di
Amerika yang melarang keras penggunaan bebas jenis obat itu

•Faktor-faktor Pendidikan dan Lingkungan. Paul D. Meier menyatakan bahwa kita


dapat membuat anak-anak menjadi pecandu obat-obatan dikemudian harinya
jikalau kita memanjakan mereka, melindungi mereka secara berlebih-lebihan, tidak
mengizinkan mereka untuk mandiri, tidak pernah melatih mereka menghadapi dan
menyelesaikan persoalan-persoalan mereka sendiri.
Pencegahan

•Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang
bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan seminar, maupun temu wicara antara gerakan anti
narkoba dengan para pelajar, penyuluhan kepada masyarakat umum meupun sekolah-sekolah
mengenai bahaya narkoba.

•Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para pendengar,
pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka ketahui (saat transaksi jual beli obat terlarang).

•Pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.
Salah satu penyebab banyaknya remaja terjerumus dalam pemakaian obat terlarang adalah
kurangnya kasih sayang dari keluarga, sebab mereka berpikir tidak perlu lagi ada beban pikiran
keluarga ketika mereka memakai obat tersebut.

•Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya,
karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar lingkungan sekolah.
•Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa
PENDIDIKAN WANITA

Ketika orang tua akan memutuskan untuk membiayai pendidikan


anaknya umumnya kaum laki-laki yang mendapat prioritas utama untuk
memperoleh pendidikan yang tinggi untuk bekal menjadi kepala
keluarga dan pencari nafkah yang baik, sedangkan wanita kurang perlu
mendapat pendidikan tinggi karena nantinya juga harus bertugas
menjadi ibu rumah tangga, kembali mengurus keluarga.
Persepsi ini yang merugikan kaum wanita karena dianggap kurang
penting memperoleh pendidikan yang tinggi sehingga mengakibatkan
banyak wanita tetap terpuruk dalam kebodohan karena tingkat
pendidikan yang rendah. (Lubis Lumongga N, 2016)
UPAH WANITA

Perempuan di banyak negara rata-rata memiliki upah per jam jauh di bawah rekan
kerja laki-laki mereka. Perbedaan upah ini bervariasi sebanyak 10-40%, dibandingkan
dan dirata-rata dari seluruh penduduk yang bekerja dibagi berdasarkan gender. Secara
formal perbedaan ini dicatat. Tapi apakah ini adil? Tidak, tidak selalu adil. Pada
prakteknya perempuan tampaknya lebih sulit untuk mendapatkan upah yang lebih
banyak. Para pekerja perempuan ini memiliki pekerjaan yang lebih banyak, bukan
hanya pekerjaan untuk mencari uang, akan tetapi perempuan juga mempunyai
pekerjaan rumah tangga. Belum lagi kasus dimana perempuan terkadang dilecehkan
secara seksual oleh laki-laki, dengan konsekuensi karir. Banyak pekerja perempuan
yang meninggalkan pekerjaan karena stress dengan hal ini.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai