Pengertian Seksualitas
Pengertian seksualitas adalah sebuah bentuk perilaku yang didasari oleh faktor fisiologis
tubuh. Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis
kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan
emosi. Seksualitas berhubungan dengan bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada lawan jenis melalui tindakan
yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama seksual, dan melalui
perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerakan tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan
kata (Denny & Quadagno, 1992; Zawid, 1994; Perry & Potter, 2005).
2. Pengertian Seks
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut
jenis kelamin (Ing: sex).
6. Body Image
Body image menurut Honigman dan Castle (2006) adalah gambaran mental seseorang
terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memeberikan
penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas
bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan
rasakan belum tentu benar-benar mempresentasikan keadaan yang sebenarnya, namun lebih
merupakan hasil penilaian dan evaluasi diri yang subjektif.
7. Transgender
Transgender adalah orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender yang berbeda
dengan seksnya yang ditunjuk saat lahir. Orang transgender juga terkadang disebut sebagai orang
transseksual jika ia menghendaki bantuan medis untuk transisi dari satu seks ke seks lainnya.
Transgender juga merupakan sebuah kata umum. Selain mencakup orang yang identitas
gendernya berlawanan dengan seksnya yang ditunjuk (pria trans dan wanita trans), istilah
transgender juga dapat mencakup orang-orang yang tidak secara spesifik maskulin atau feminin
(orang-orang genderqueer seperti bigender, pangender, genderfluid, atau agender). Definisi
transgender lainnya juga mencakup orang-orang yang termasuk ke dalam gender ketiga atau
memiliki gender ketiga transgender. Dalam kasus yang lebih jarang, istilah transgender
digunakan hingga mencakup cross-dresser, tanpa memperhatikan identitas gender.
Keadaan transgender tidak terikat dengan orientasi seksual. Orang transgender dapat memilki
orientasi heteroseksual, homoseksual, biseksual, aseksual, dan lain-lain. Istilah transgender
berbeda dengan istilah interseks, yaitu kondisi seseorang yang lahir dengan karakteristik seks
fisik yang "tidak padan dengan gagasan umum mengenai laki-laki atau perempuan"
Tingkat seorang individu untuk merasa asli, murni, dan nyaman dengan penampilan luarnya serta
menerima identitas aslinya disebut sebagai kesesuaian transgender (transgender congruence).
Banyak dari orang transgender mengalami apa yang disebut disforia gender dan beberapa
menerima bantuan medis seperti terapi penyulihan hormon, operasi penentuan ulang seks, atau
psikoterapi. Tidak semua orang transgender menghendaki penanganan medis dan beberapa tidak
melakukannya karena kendala ekonomi atau kesehatan.
8. CrossDressing
Berlintas berbusana, merujuk pada tindakan mengenakan pakaian atau perlengkapan yang
umumnya diasosiasikan untuk lawan jenisnya. Cross Dressing telah lama digunakan sebagai
penyamaran atau dengan alasan kenyamanan, seperti sekedar ingin keluar dari dari rutinitas dan
tekanan berperan sebagai jenis kelamin saat ini, karena ingin coba-coba atau karena alas an
pilihan baju lawan jenis yang lebih beragam.
9. Interseks
Interseks adalah variasi karakteristik kelamin (termasuk kromosom, gonad, dan alat kelamin)
yang membuat seseorang tidak dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan. Variasi ini
meliputi ambiguitas jenis kelamin dan kombinasi genotip kromosom dan fenotip seksual selain
XY (laki-laki) dan XX (perempuan). Orang-orang interseks sebelumnya dianggap hermafrodit,
tetapi istilah ini sudah tidak digunakan lagi karena dianggap menyesatkan dan memberi stigma,
sehingga istilah hermafrodit digunakan untuk spesies lain. Beberapa bayi dan anak interseks
yang memiliki jenis kelamin ambigu dioperasi atau diberi terapi hormon agar dapat menjadi
laki-laki atau perempuan. Namun, praktik ini kontroversial karena tidak ada bukti bahwa praktik
tersebut berdampak positif. Penelitian pada akhir abad ke-20 telah menghasilkan konsensus
bahwa tubuh interseks merupakan tubuh yang normal, walaupun memang relatif langka. Isu
operasi atau terapi paksa mulai dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia oleh
organisasi-organisasi hak asasi manusia nasional dan internasional. Organisasi interseks juga
telah mengeluarkan pernyataan-pernyataan gabungan dalam Forum Interseks Internasional
terkait dengan hal ini. Pada April 2015, Malta menjadi negara pertama yang melarang intervensi
medis non-konsensual yang mengubah anatomi seks orang-orang interseks. Orang-orang
interseks memiliki berbagai identitas gender. Sebagian besar menganggap dirinya sebagai laki-
laki atau perempuan, sementara beberapa mungkin merasa tidak sepenuhnya laki-laki atau
perempuan. Beberapa orang interseks dibesarkan sebagai laki-laki atau perempuan tetapi
kemudian merasa identitas gendernya berbeda.
Dosen Pembimbing:
Ns.Niken Yuniar.M.Kep.,Sp.Kep.J
Disusun Oleh : Kelompok I
2018/2019