KAUM HOMOSEKSUAL
Oleh:
ENNY PRASEFTY BUDI AJENG
RATNA SYIFA’A R
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2005
NASKAH PUBLIKASI
1
KEBERMAKNAAN HIDUP
Dosen Pembimbing
2
INTISARI
3
PENGANTAR
setiap orang dalam hidupnya, baik itu bermakna bagi diri sendiri, bagi sesama
manusia, bagi alam dan seisinya atau bagi kehidupan di akhirat kelak. Hidup
orang lain. Keberadaannya diterima dan diakui oleh orang lain. Eksistensi
memahami kebermaknaan hidup pun juga dialami oleh para kaum homoseksual
di mana mereka juga merupakan mahluk Tuhan dan mahluk sosial yang dewasa
cukup terbuka. Hal ini merupakan situasi yang menarik untuk ditelaah lebih
Homoseksual sebagai bentuk ketertarikan sesama jenis baik secara fisik maupun
diikuti oleh kehidupan yang cukup agamis kerap menjadi rintangan bagi
4
Berbagai bentuk penolakan penolakan yang dialami dapat berupa hinaan dan
harta benda mereka. Kepelikan masalah yang dialami oleh individu homoseks
menimbulkan tekanan yang penuh konflik. Tekanan dan konflik yang terus
tekanan-tekanan baik dari lingkungan sosial maupun dari dalam diri kaum
dimungkinkan ada yang masih belum bisa mengakui eksistensi dirinya yang
mereka.
TINJAUAN PUSTAKA
1 Homoseksual
lain berjenis kelamin sama (Salim&Salim, 1995) atau dapat pula diartikan
hubungan dengan anggota dari jenis kelamin yang sama (Kartono, 2000).
5
Supratiknya (1995) mengemukakan bahwa perilaku homoseksual adalah perilaku
seksual yang ditujukan pada pasangan sejenis, bila terjadi pada perempuan .
keadaan tersebut terjadi bukan atas kehendak sendiri. Berdasarkan hal ini,
a. Egosintonik
Adalah kaum homoseksual yang dapat menerima keadaan dirinya dan hidup
b. Egodistonik
atau merasa dirinya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
b. Pembentukan homoseksualitas
sedang perempuan adalah 5%, dan 37% dari semua individu pernah melakukan
seks sejenis ini timbul sebelum masa pubertas atau akil balig. Aktivitas ini
mereka. Dilaporkan pula bahwa homoseks perempuan atau lebih dikenal dengan
6
Menurut anggapan beberapa ahli, semula dinyatakan bahwa
homoseksual sudah dibawa sejak lahir, atau dengan kata lain sebagai
seseorang setelah lahir dan bukan berdasarkan keturunan atau bawaan sejak
lahir (www.homeplanet.nl).
terjadi pada seseorang mungkin juga ditentukan secara genetis, walau hanya
remaja, yang dilakukan pada hampir 35000 siswa SMP dan SMU di Minnesota,
1996).
kontroversial, banyak peneliti seks yang percaya bahwa itu disebabkan oleh
bukti masih belum cukup, ada petunjuk bahwa beberapa individu memperlihatkan
7
kecenderungan biofisik yang lebih besar untuk terlibat ke dalam tindakan dengan
2. Kebermaknaan Hidup
bahwa dorongan utama bagi seorang individu dalam kehidupan ialah mencari
makna bukan jati diri. Orang yang sehat secara psikologis telah bergerak keluar
atau melampaui fokus pada diri sendiri. Menjadi manusia sepenuhnya berarti
(Schultz, 1991). Frankl yang awalnya adalah seorang psikiater yang berorientasi
potensi serta kapasitas yang dimilikinya, dan terhadap seberapa jauh dirinya
telah berhasil mencapai tujuan hidupnya, dalam rangka memberi makna pada
prinsip logoterapi.
keyakinan dan cita-cita paling mulia yang dimiliki manusia. Dengan keyakinan
itu, manusia menjalankan misi kehidupan melalui sikap dan perilaku yang
8
bertanggung jawab dan berbudi luhur (Tasmara, 2001). Menurut Staples
(Tasmara, 2001), hal tersebut hanya dapat dicapai melalui pengorbanan pribadi,
Sehingga jelas bahwa makna hidup adalah sesuatu yang dinamis. Karenanya
Secara umum, dilihat dari sifatnya makna hidup terdiri atas 2 macam,
yaitu makna hidup subjektif dan makna hidup objektif. Makna hidup subjektif
cenderung bersifat personal, temporal dan unik, artinya apa yang dianggap
penting dapat berubah dari waktu ke waktu dan saat-saat bermakna yang berarti
bagi seseorang belum tentu berarti pula bagi orang lain. Demikian pula hal-hal
yang dianggap penting dapat berlangsung sekejap dapat pula berlangsung untuk
waktu yang cukup lama. Sifat lainnya adalah konkrit dan spesifik, artinya makna
hidup itu benar-benar dapat ditemukan dalam pengalaman nyata dan kehidupan
sehari-hari serta tidak harus selalu dikaitkan dengan hal yang abstrak filosofis
dan idealis, atau karya seni dan prestasi akademis yang serba menakjubkan
(Bastaman, 1995). Menurut Frankl, hal ini disebabkan oleh sifat manusia yang
orang lain. Oleh karena itu dari masing-masing perspektif lah setiap orang
METODE PENELITIAN
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
9
diarahkan pada latar belakang dan individu secara holistik, sehingga tidak
jogjakarta, baik yang tergabung dalam suatu komunitas maupun yang tidak,
partisipan dan alamiah agar subjek dan proses yang diamati betul-betul
ciri tingkah laku yang diutarakan dalam struktur kalimat. Metode pencatatannya
menggunakan diary record atau anecdotal record yaitu dengan cara mencatat
segala tingkah laku atau kejadian ditulis dengan lengkap dapat mengenai diri
mengurutkan dan mengatur fakta-fakta tersebut, mencari tipe, kelas, urutan, pola
data yang sudah terkumpul dalam tiap-tiap aspek ke dalam suatu deskripsi
10
analitis. Diharapkan melalui deskripsi ini, fenomena-fenomena yang tergali bisa
HASIL PENELITIAN
kebermaknaan hidup yang terdiri atas pemahaman diri dan penemuan jati diri,
attitude), pengalaman tragis (tragic event), dukungan sosial, dan makna hidup.
Komponen makna hidup terdiri atas beberapa sub bagian yaitu eksistensi
terhadap konsep religi, harapan dan tujuan hidup, keberanian menghadapi resiko
mall sebagian besar sudah hampir tutup. Di pelataran malioboro mall tersebut,
melihat orang yang lalu lalang disekitarnya. Dalam hal ini terjadi relasi sosial
antara subjek dengan teman-temannya serta relasi sosial subjek dengan orang
11
PEMBAHASAN
Makna hidup merupakan sesuatu yang unik dan khusus, dimana ia hanya
dapat dipenuhi oleh individu yang bersangkutan. Begitu pula halnya dengan
pemahaman terhadap keadaan diri mereka yang dirasa berbeda, adanya fase
mengalami kejadian atau peristiwa tragis (tragic event), adanya dukungan sosial,
Proses penemuan jati diri dan pemahaman diri bahwa mereka adalah
masih kecil, di mana ada perasaan ketertarikan yang kuat pada sesama jenis
Dalam upaya meraih makna hidup, kaum homoseksual tak lepas dari
mereka di depan publik sempat ada perasaan tertekan dan ada pemikiran untuk
membohongi diri sendiri untuk menjadi manusia pada umumnya yang memiliki
orientasi seks lain jenis. Kemudian, kehidupan tak bermakna juga dialami setelah
mereka mengakui identitas homoseksual mereka di depan publik. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya keinginan untuk bunuh diri, frustrasi, depresi bahkan
sampai terjerat narkoba akibat relasi yang gagal dengan pasangan. Gejala
12
ketidakbermaknaan hidup yang lain juga muncul seperti adanya kebosanan
banyak faktor, namun ada satu faktor yang benar-benar membekas sehingga
membawa salah satu subjek pada keterpurukan bahkan sampai ada keinginan
untuk bunuh diri. Faktor pemicu yang dapat dikatakan sebagai tragic event ini
tidak mengenakkan ataupun musibah yang sangat menyakitkan. Hal ini di awali
Faktor lain yang juga muncul dan turut berpengaruh terhadap kaum
mereka di depan publik itu diistilahkan dengan “Coming Out” . Semakin kaum
homoseks berani menjadi dirinya sendiri dan berani mengakui akan identitas
mereka di depan masyarakat, maka hidup mereka akan lebih bermakna. Hal ini
13
didukung oleh pendapat Frankl (1992) yang menyatakan bahwa kebermaknaan
hidup itu dapat diraih melalui kebebasan berkehendak yang dalam hal ini
aktivitas yang mereka ikuti sebagai suatu langkah aktualisasi diri. Kegiatan-
kegiatan seperti bakti sosial, diskusi, aktif di LSM, kegiatan entertain (kabaret,
wadah bagi kaum homoseksual untuk menyalurkan talenta serta skill yang
mereka miliki, dalam hal ini melakukan kegiatan yang sifatnya berguna bagi
orang lain akan membuat hidup mereka juga lebih bermakna. Hal ini sesuai
indah dan insani tidak mungkin terbina tanpa disadari oleh cinta kasih (love).
Pada kaum homoseksual hal ini juga tampak, dibuktikan dengan adanya sikap
sangat berarti serta memberikan kontribusi yang cukup besar bagi mereka untuk
14
Perasaan hidup bermakna dapat memberikan kejelasan arah dan tujuan
hidup seseorang, sehingga aktivitas hidup dapat lebih terarah dan lebih disadari.
harapan hidup. Tujuan-tujuan serta harapan hidup tersebut lah yang membuat
tujuan-tujuan tertentu yang memberikan makna pada diri akan membuat individu
merasa semakin berarti dan sesuai dengan visi dan misi hidup yang dimiliki
yang matang yang ditunjukkan oleh adanya keberanian untuk menerima segala
serta tujuan hidup saja, melainkan didukung pula oleh adanya nilai-nilai yang
turut menuntun manusia dalam meraih makna. Pada individu homoseksual nilai-
15
KESIMPULAN
yang terdiri atas penemuan jati diri dan pemahaman diri, adanya fase
makna hidup.
adanya harapan dan tujuan hidup yang jelas serta adanya nilai yang dianut
B. Saran - saran
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti topik yang sama
disarankan untuk meneliti lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih
16
luas dan didukung oleh informasi-informasi yang relevan dengan kehidupan
17
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, K & Gulo, D. 2000. Kamus Psikologi. Bandung : CV. Pionir Jaya
18
www.homeplanet.nl, 12/01/05
www.saturned.com, 12/01/05
19