Anda di halaman 1dari 3

Tujuan Umum:

- Mampu menjelaskan hukum umum konduksi


- Mampu menjelaskan definisi konduktivitas panas
- Mampu menerapkan rumus konduksi dalam keadaan tunak dalam menghitung
jumlah panas yang dipindahkan secara konduksi pada tahanan susunan seri
- Mampu menerapkan rumus konduksi dalam keadaan tunak dalam susunan
paralel
- Mampu menghitung jumlah panas yang dipindahkan secara konduksi pada
system radial silinder, atau silinder yang berlapis-lapis
- Mampu menghitung jumlah aliran panas melewati bola
- Mampu menghitung jumlah panas pada konduksi dalam keadaan tidak tunak

Tujuan Khusus:
- Memahami seluruh perhitungan konduksi

2.1 Hukum Umum Konduksi


Hubungan dasar aliran panas yang melintasi konduksi adalah perbandingan antara
laju aliran panas yang melintasi permukaan isothermal dan gradien temperature yang
terdapat pada permukaan tersebut. Hubungan umum tersebut berlaku pada setiap titik
dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal dengan hukum Fourier, yakni:

𝑑𝑞 𝑑𝑇
=-k (2.1)
𝑑𝐴 𝑑𝑛
Dimana:
A = luas permukaan isothermal, m2
q = laju perpindahan panas, W
T = temperature, oC
K = konduktivitas thermal, W/moC
N = ketebalan, m

Turunan parsial dalam persamaan (2.1) menyatakan kemungkinan temperature


berubah, baik menurut tempat maupun waktu. Tanda negative merupakan kenyataan fisik
bahwa panas mengalir dari bagian panas ke bagian yang lebih dingin dan tanda gradien
berlawanan dengan tanda aliran kalor. Untuk keadaan tunak, T hanya merupakan fungsi
posisi dan laju aliran panas pada setiap titik pada dinding konstan. Untuk aliran satu
dimensi persamaan (2.1), menjadi:

9
𝑞 𝑑𝑇
=-k (2.2)
𝐴 𝑑𝑛

Persamaan konduksi stedi plat satu lapisan:


𝑞 1
= - k (T2 – T1) (2.3)
𝐴 𝑛

2.2 Konduktivitas Panas


Tetapan kesetimbangan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang disebut
konduktivitas thermal. Satuan yang digunakan untuk konduktivas thermal adalah kal//m K.
Untuk mengubah satuan ini ke Btu/jam ft R dikalikan dengan 242,9 dan untuk mengubah
menjadi W/m K atau J/m K dikalikan dengan 4,186.
Nilai konduktivitas fluida bervariasi, nilai tertinggi adalah logam dan paling rendah
adalah bahan berbentuk serbuk yang telah dihampakan dari udara. Data-data konduktivitas
thermaldapat dilihat pada tabel B. Zat padat dengan konduktivitas rendah digunakan untuk
bahan isolasi kalor, yakni untuk membuat aliran kalor minimum.

2.3 Konduksi Dalam Keadaan Tunak


2.3.1 Konduksi Satu Lapisan
Laju perpindahan pada kondisi tunak, dari persamaan (2.2) menjadi:

𝑞 𝑑𝑇
=-k (2.4)
𝐴 𝑑𝑥

Diintegralkan menjadi:

𝑞 𝑇2 −𝑇1 𝛥𝑇
=-k =k (2.5)
𝐴 𝑥 2 −𝑥 1 𝐵

Dimana:
ΔT = T1 – T2 = perbedaan temperature yang melintasi bahan, oC
B = tebal bahan, m
Persamaan (2.5) dapat juga dituliskan dalam bentuk:

𝛥𝑇
q= (2.6)
𝑅
Dimana:
R = tahanan panas zat padat antara satu titik dengan titik lainnya, oC/W

10
Contoh Soal 2.1:
Sebuah lapisan gibs setebal 25 mm digunakan untuk mengisolasi sebuah dinding
rata. Temperatur pada bagian dalam 353 K, sedang temperature bagian luar 297 K. Hitung
laju perpindahan panas per ft2 yang melalui dinding!
Penylesaian:
Dari tabel diperoleh harga konduktivitas thermal isolasi gibs = 0,48 W/m K.
Diketahui: - tebal lapisan gibs = 25 mm.
- x2 – x1 = 25,4 mm = 0,025 m
- T1 = 353 K
- T2 = 297 K
Dari persamaan (2.5):

𝑞 𝑇2 −𝑇1 (297−353)
=-k =- 0,48 = 1075,2 W/m2
𝐴 𝑥 2 −𝑥 1 0,025
= 340,92 Btu/jam ft2

Jadi laju perpindahan panas tiap ft2 adalah 340,92 Btu/jam.

11

Anda mungkin juga menyukai