Anda di halaman 1dari 47

A.

PERSONAL SAFETY SOCIAL RESPONSIBILTY

A. KEADAAN DARURAT
Keadaan darurat adalah di mana kapal menghadapi situasi abnormal yang berpotensi
membayakan keselamatan kru dan penumpang, muatan yang dibawa/angkut, kapal itu sendiri dan
lingkungan di sekitar kapal, yang terjadi Ketika kapal sedang berlayar, bersandar di Pelabuhan
maupun sedang berlabuh jangkar.
A. Konsekuensi keadaan darurat;
 Hilangnya nyawa
 Cedera
 Hilang atau rusaknya harta benda
 Kerusakan lingkungan
 Insiden lain yang mengancam keselamatan kapal atau awak kapal
 Tindakan segera oleh seluruh awak kapal sangat penting bila terjadi keadaan darurat
B. Prosedur Tindakan dalam keadaan darurat
a. Tabrakan, Banjir, Kandas
 Nyalakan alarm
 Semua awak kapal berkumpul ke Stasiun Pengumpulan dengan mengenakan jaket
pelampung, ketua Regu cek jumlah Kru
 Evakuasi personel dari bagian kapal yang rusak
 Pastikan pintu kedap air tertutup
 Operasikan pompa
 Lakukan perbaikan jika memungkinkan
 Tindakan selanjutnya sesuai perintah Nakhoda
Tindakan lebih lanjut dapat mencakup
o Memastikan pintu kedap air tertutup
o Anggota kru menentukan tingkat kerusakan
o Upaya mengurangi banjir melalui perbaikan darurat
o Meninggalkan kapal jika Nakhoda menganggap hal ini perlu
b. Prosedur Orang Jatuh ke Laut (MOB)
 Tindakan akan bergantung pada rancangan dan fasilitas kapal
 MOB dilaporkan ke Anjungan
 Pelampung penolong lepas cepat di sayap anjungan dikerahkan
 Bunyikan alarm
 Tekan tombol MOB pada GPS jika terpasang
 Tandai tempat dengan benda apa pun yang mengapung
 Gunakan tanda RADAR (nyalakan SART & lempar ke laut)
 Pasang peralatan flotasi
 Detil diumumkan melalui PA
 Radio menyiarkan pesan “Pan Pan” ke kapal lain jika berada di jalur pelayaran yang
sibuk
 Lakukan Williamson Turn atau lainnya berbalik untuk mengembalikan kapal ke posisi
MOB
 Di kapal besar, Kapal Penyelamat akan diluncurkan
 Pulihkan MOB secepatnya untuk meningkatkan peluang bertahan hidup
Jika MOB tidak dapat segera ditemukan
o Meminta bantuan dari kapal lain di wilayah tersebut melalui siaran radio Mayday
o Prosedur standar SAR yang harus diikuti sesuai MERSAR jika ada kapal lain yang
terlibat
o Jarak pandang & kondisi laut sangat mempengaruhi hasil

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 1
c. Prosedur Kebakaran dan Ledakan
 Nyalakan alarm
 Segera padamkan api kecil jika saya bisa
 Tutup pintu kedap air dan tahan api untuk memadamkan api besar
 Matikan ventilasi di area tersebut
 Padamkan api sesuai instruksi dari Nakhoda
d. Pencemaran Lingkungan Laut –
 Nyalakan alarm
 Matikan pompa/katup untuk membatasi polusi
 Segera bersihkan
 Beri tahu pihak berwenang
e. Rencana darurat untuk kebakaran di kapal penumpang
 Alarm dibunyikan secara manual (Manual Call Point) atau otomatis oleh detector
 Jika ada anggota kru yang membunyikan alarm, anggota kru tersebut akan
menghubungi Anjungan untuk menyampaikan semua informasi yang diketahui
tentang kebakaran tersebut
 Nakhoda membentuk tim tanggap kebakaran & menyiapkan rencana serangan
kebakaran
 Master mungkin memutuskan untuk membunyikan Alarm Umum
 Pada kapal penumpang besar, Nakhoda mungkin akan membuat pengumuman
berkode di kapal Sistem Alamat Publik untuk mengingatkan kru hanya pada keadaan
darurat kebakaran
f. Rencana darurat jika terjadi kebakaran pada kapal lain
 Alarm dibunyikan secara manual (Manual Call Point) atau otomatis oleh detector
 Jika ada anggota kru yang membunyikan alarm, anggota kru tersebut akan
menghubungi Anjungan untuk menyampaikan semua informasi yang diketahui
tentang kebakaran tersebut
 Nakhoda membentuk tim tanggap kebakaran & menyiapkan rencana serangan
kebakaran
 Master mungkin memutuskan untuk membunyikan Alarm Umum
 Nakhoda kemudian akan membunyikan bunyi alarm kebakaran tertentu (biasanya
membunyikan bel alarm umum secara terus-menerus) dan membuat pengumuman di PA
g. Di semua kapal
 Area kebakaran ditunjukkan dengan sistem alarm
 Kru berkumpul di Stasiun Muster dan Kepala Penghitung memastikan semua orang
berkumpul dicatat
 Tim tanggap kebakaran menuju ke pos pemadam kebakaran masing- masing.
 Pompa pemadam kebakaran dinyalakan
 Tim tanggap kebakaran mengenakan APD & memadamkan api berdasarkan instruksi
Nakhoda dari Anjungan
 Jika berada di tepi pelabuhan, pihak berwenang akan diberitahu
 Nakhoda memutuskan strategi pemadaman kebakaran terbaik
 Nakhoda mengarahkan pemadaman kebakaran dari Anjungan dengan menggunakan
pemancar radio dan sarana lain yang tersedia
Nakhoda menggunakan Rencana Pengendalian Kebakaran kapal untuk mengidentifikasi
o Daerah yang terkena dampak kebakaran
o Pintu keluar darurat
o Jalur akses alternatif untuk memadamkan api
o Kelas sekat yang mengelilingi ruang yang terkena dampak kebakaran
o Potensi risiko kebakaran pada ruang yang bersebelahan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 2
Ketua tim tanggap kebakaran melaporkan kemajuan pemadaman kebakaran kepada
Nakhoda. Master mungkin memerintahkan
o Pendinginan batas sekat di sekitar lokasi kebakaran
o Penutupan ventilasi pada ruang yang terkena kebakaran
o Pergerakan bahan-bahan yang mudah terbakar menjauh dari batas wilayah yang
terkena dampak kebakaran ruang tertutup
o Penggunaan segala cara yang tersedia untuk memadamkan api termasuk selang
pemadam kebakaran, nozel, pompa, hidran; Instalasi tetap seperti busa ekspansi tinggi,
pembuangan gas CO2, dll.
h. Orang yang terluka
 Menyalakan alarm
 Segera memberikan pertolongan pertama
 Mencari bantuan profesional
 Evakuasi medis mungkin dapat dilakukan

i. Prakiraan cuaca buruk


 Tali penyelamat di dek cuaca
 Batasi paparan awak kapal ke dek cuaca
 Periksa semua pengikatan kargo
 Tindakan pencegahan khusus jika diperlukan untuk bekerja di dek saat cuaca buruk
 Pakaian reflektif yang harus dikenakan saat berada di dek cuaca
 Bekerja berpasangan atau tim
 Di bawah komando perwira senior yang berpengalaman
 Semua barang bergerak di dalam kapal diamankan
C. Sinyal alarm darurat
a. Meninggalkan Kapal
 7 bunyi pendek diikuti dengan satu bunyi panjang pada sistem alarm umum
 Bersiap untuk Meninggalkan Kapal – satu ledakan pendek diikuti dengan satu ledakan
panjang dari sistem alarm umum, dibunyikan tiga kali.
 biasanya diberikan secara lisan oleh Nakhoda atau Perwira Senior yang selamat.
b. Alarm Stasiun Pemadam Kebakaran – alarm khusus yang mungkin terus menerus terdengar
dari sistem alarm umum
c. Alarm lainnya; Alarm pemantauan, Alarm Ruang Mesin Tak Berawak (UMS), Alarm CO2, dll
D. Induksi Kru segera setelah bergabung dengan kapal baru
a. SMS 'Formulir Induksi Kru'
b. Mempelajari makna sinyal alarm
c. Tugas darurat
d. Lokasi & penggunaan peralatan penyelamat jiwa termasuk kapal penolong & alat peluncuran
e. Lokasi & penggunaan peralatan pemadam kebakaran
f. Lokasi Pintu Keluar Darurat
g. Bersiap untuk mengambil tindakan segera dan benar dalam keadaan darurat apa pun

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 3
2. Muster List
a. Daftar Muster dapat ditemukan
 Di balik pintu kabin
 Dipajang secara jelas di seluruh kapal
b. Daftar Muster menyediakan
 Arti sinyal darurat
 Tugas darurat
 Lokasi Stasiun Pengumpulan (Muster Station)
c. Contoh tugas darurat
 Keanggotaan Tim Tanggap Kebakaran
 Naik pesawat, peluncuran & pengoperasian kapal penyelamat
 Keanggotaan Tim Pengendalian Kerusakan
 Membantu penumpang mengenakan jaket pelampung dan panduan ke Muster Station
 Meyakinkan orang lain dalam keadaan darurat
d. Saat mendengar Alarm Umum
 Jika waktu mengizinkan, kenakan pakaian ekstra
 Kenakan jaket pelampung atau Pakaian Immersion yang diperlukan
 Langsung pergi ke Stasiun Muster
 Patuhi instruksi apa pun yang diberikan di PA
 Cari tahu sifat daruratnya
 Bersiaplah untuk melakukan tugas darurat sebagaimana mestinya
e. Saat mendengar Alarm Bersiap untuk Meninggalkan Kapal
 Melakukan tugas darurat
 Sekoci diturunkan ke dek embarkasi dan dinaiki
 Liferafts diluncurkan dan digelembungkan
f. Mendengar Perintah Tinggalkan Kapal
 Segera tinggalkan kapal
 Hindari basah jika memungkinkan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 4
 Jika kapal penyelamat harus dinaiki dari laut, gunakan tangga daripada melompat ke
dalam air jika memungkinkan & masuklah ke dalam kapal penyelamat dari kapal jika
mungkin
 Tetap hangat & nyalakan lampu jaket pelampung & letakkan peluit di mulut sebelum
jariku mati rasa
 Jika harus masuk ke dalam air, segera naiki perahu penyelamat untuk menghindarinya
hipotermia
3. Berbagai sarana komunikasi di atas kapal (cari gambar Browww)
a. Telepon
b. Public Adressor Systems
c. Panggilan darurat
d. Radio VHF sekoci
e. Transceiver radio
f. Alarm darurat
g. Interkom
4. Rute Pelarian Darurat
Merupakan lintas darurat yang telah ditentukan di atas kapal dari berbagai ruang
kompartemen di kapal menuju geladak / deck terbuka atau menuju muster station / boat
station. secara umum terbagi menjadi 2 yaitu;

a. Kamar Mesin, lintas darurat menuju geladak/deck melalui terowongan poros baling-baling,
tangga darurat dari ruang kemudi (belakang) ataupun dari samping kanan dan kiri kamar
mesin. Lintasan didahului oleh tulisan “EMERGENCY EXIT” dan disusul dengan tanda panah
atau simbol orang berlari
b. Ruang Akomodasi, khususnya di ruang rekreasi, ruang makan Kru atau tempat
berkumpulnya Kru dalam ruangan tertentu selalu dilengkapi dengan pintu atau jendela
darurat yang bertulis “EMERGENCY EXIT”
Tanda/Sign Escape Route menunjukkan jalan/jalur menuju pintu-pintu darurat (Emergency
Exit) ditandai dengan panah berwarna kuning/putih dengan papan dasar berwarna hijau.
Tanda ini bermaterial Photoluminescent yang akan tetap terlihat jelas walaupun dalam
kondisi gelap (listrik padam).

1 2 3 4

Gmb. 1 Primary means of escape, 2. Secondary means of escape , 3. Emergency Exit, 4. Exit

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 5
Emergency Escape Route Plan on Board

5. Benteng
 Tempat yang aman di mana awak kapal dapat mencari perlindungan dari kedatangan bajak
laut dalam waktu dekat.
 Lokasi yang sulit ditemukan oleh bajak laut.
 Diamankan sepenuhnya dari semua pintu masuk termasuk lubang palka dan ventilasi.
 Harus memungkinkan awak kapal untuk menolak akses bajak laut terhadap tenaga
penggerak dan sistem penting lainnya.
 Harus memungkinkan awak kapal untuk menavigasi kapal
 Ventilasi dan ruang yang memadai untuk jumlah awak kapal
 Keenam sisi Benteng harus mampu menahan api di ruang yang bersebelahan

B. MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT


1. Apa yang dimaksud dengan polusi?
a. Pencemaran disebabkan oleh aktivitas manusia dan alam. Sumber Pencemaran Laut –
 Terdampar dan tabrakan
 Operasi keringanan kapal (pembuangan balas, membuang material yang tidak diinginkan
ke laut meningkatkan stabilitas kapal, dll.)
 Pembuangan sampah & limbah yang tidak terkendali
 Pembersihan tangki & pembilasan saluran
 Pembuangan bahan kimia yang tidak terkendali
b. Secara umum, polutan dibuang atau kemungkinan besar dibuang oleh kapal karena sebab
operasional atau kecelakaan. Kategori utama polusi adalah
 Minyak
 Plastik
 Udara
 Air
 Limbah
 Bahan Kimia
c. Penyebab umum polusi
 Tumpahan ketika mengisi bahan bakar atau memindahkan bahan bakar minyak, solar atau
bensin

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 6
 Kontaminasi air lambung kapal – kontaminan dibuang ketika lambung kapal dikosongkan
 Kapal yang lebih besar kini membawa peralatan pemisahan air berminyak dengan
konsentrasi 15 ppm
 Air pemberat – sisa minyak dan muatan lainnya sebelumnya dibawa dalam tangki air
pemberat kapal-kapal baru sekarang memiliki tangki air pemberat khusus
 Air pemberat – masuknya spesies asing – dapat dihilangkan dengan pengolahan kimia &
dihindari dengan pembuangan pada jarak ke laut dari pelabuhan tujuan
 Sampah – berdasarkan undang-undang baru, hal ini tidak dibatasi secara ketat
 Pembuangan limbah – peraturan yang ketat kini meminimalkan dampak polusi
 Limbah berbahaya – kini terdapat perjanjian untuk mencegah bentuk polusi ini
d. Dampak Polusi terhadap kehidupan laut & rantai makanan
 Bahkan tumpahan minyak dalam skala kecil pun dapat berdampak buruk pada kehidupan
laut
 Bahan kimia berbahaya dan beracun dapat meracuni kehidupan laut, sehingga sangat
mengancam kelangsungan hidup mereka
 Kantong plastik berdampak pada banyak spesies termasuk penyu yang menganggapnya
sebagai ubur-ubur.
 Udara yang terperangkap dalam kantong plastik menghalangi penyu untuk menyelam ke
tempat makan normalnya di dasar laut
 Rantai makanan – jika makhluk terkecil di laut mati, seluruh rantai makanan akan
terpengaruh
 Daerah sensitif diusulkan dimana pembuangan dari kapal sangat dibatasi atau dilarang
agar lingkungan laut dapat pulih dari pelanggaran yang dialami di masa lalu.
 Jejak kerusakan terhadap lingkungan dapat bertahan selama bertahun-tahun
 Gangguan bagi pengunjung pantai dan transportasi air
 Bahaya kebakaran & keselamatan
 Biaya pembersihan yang mahal
 Kehancuran ekonomi bagi komunitas nelayan dan pariwisata local
2. Pengaruh pelayaran dan instalasi lepas pantai terhadap lingkungan laut
a. Eksplorasi dan pengoperasian Minyak & Gas Lepas Pantai
 Gangguan terhadap dasar laut selama operasi seismik
 Tumpahan yang tidak disengaja dan rutin
 Pembakaran
 Gangguan terhadap organisme yang hidup di dasar laut
 Emisi akustik & cahaya
 Sejumlah besar instalasi akan segera berakhir masa pakainya di Laut Utara dan
memerlukan pembongkaran
 Air produksi dan pemotongan merupakan faktor utama
b. Operasi pelayaran
 Pembuangan minyak secara langsung
 Pembuangan ilegal dari kapal
3. MARPOL
a. Umum
 Diberdayakan oleh hukum dan Tatanan Kelautan Indonesia

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 7
 Konvensi internasional yang bertujuan untuk mencegah & meminimalkan polusi dari
kapal
 Dibentuk pada tahun 1978
b. Enam Lampiran
 Lampiran I – Minyak
 Lampiran II – Bahan cair berbahaya dalam jumlah besar
 Lampiran III – Bahan berbahaya dalam bentuk kemasan
 Lampiran IV – Limbah
 Lampiran V – Sampah
 Lampiran VI – Polusi udara
c. Tangki Pemberat Terpisah (SBT)
 Diperkenalkan pada Kapal Tanker Minyak baru sejak tahun 1982
 Hanya air laut pemberat bersih yang dapat dipompa masuk dan keluar dari tangki ini
 Mencegah polusi oleh sisa muatan cair
d. Desain Lambung Ganda
 Mencegah hilangnya bahan bakar minyak atau minyak muatan pada saat landasan
berdampak rendah dimana hanya kulit luar saja yang rusak. •
 Keuntungan – tidak ada polusi dari landasan berdampak rendah; Ruang antara 2 lambung
dapat digunakan sebagai
 Kerugian – peningkatan biaya produksi; peningkatan biaya pemeliharaan; ditingkatkan
kewaspadaan diperlukan untuk menghindari efek permukaan bebas
e. Fasilitas penerimaan pelabuhan
 MARPOL mensyaratkan bahwa fasilitas pembuangan segala sesuatu yang tidak boleh
dibuang ke laut di laut dapat dikeluarkan dari kapal ketika berada di pelabuhan
(dikenakan biaya)
 Pembuangan di fasilitas penerimaan Pelabuhan dapat dilakukan dengan kapal atau truk
f. Buku Catatan & penerimaan
Semua pembuangan dari kapal, termasuk pembuangan Limbah atau Sampah yang tidak
disengaja, harus dicatat dan penerimaan dari Fasilitas Penerimaan Pelabuhan disimpan di
kapal selama minimal 2 tahun
g. Sewage / Limbah
Didefinisikan sebagai semua kotoran tubuh manusia yang biasanya dibuang ke toilet di
darat. Persyaratan kapal & platform yang mematuhi MARPOL;
 Berlaku untuk kapal berukuran 400GT atau lebih & semua kapal bersertifikat untuk
mengangkut 15 orang atau lebih & platform tetap & terapung
 Instalasi pengolahan limbah yang disetujui
Atau
 Sistem maserasi & disinfektan limbah yang disetujui
Atau
 Tangki penampung yang besar
h. Pembuangan Limbah
 Dari instalasi pengolahan limbah yang disetujui – dalam jarak 3 NM dari lahan (sesuai
dengan hukum setempat)
 Dari sistem maserasi & disinfektan limbah – lebih dari 3 NM dari daratan
 Tangki penampung atau berasal dari ruangan yang menampung hewan hidup – 12 NM &
kapal melanjutkan perjalanannya dengan kecepatan minimal 4 knot

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 8
i. Sampah
Didefinisikan sebagai segala jenis makanan untuk konsumsi manusia, tidak termasuk
ikan segar yang belum dimasak dan bagian-bagiannya.
j. Pembuangan sampah di laut
 Ikan mentah – kurang dari 3 mil laut dari daratan
 Limbah makanan yang telah dimaserasi – lebih dari 3 mil laut dari daratan.
 Semua sisa makanan dapat dibuang ke laut ketika kapal berada pada jarak lebih dari 12
mil laut dari daratan
 Bangkai hewan – setidaknya 100 mil laut dari daratan
k. Persyaratan lain berdasarkan MARPOL
 Rencana pengelolaan limbah kapal yang disetujui
 Buku Catatan Sampah harus dipelihara sesuai dengan rencana tersebut
 Papan tanda pembuangan sampah yang merangkum apa saja yang boleh dibuang ke laut,
di mana & dalam keadaan apa
l. Kawasan Khusus
 Kawasan yang lingkungannya sangat sensitif
 Pembuangan yang diperbolehkan sangat terbatas
m. SOPEP – Rencana Darurat Polusi Minyak di Kapal
 Setiap kapal yang tunduk pada MARPOL harus mempunyai SOPEP
 Merinci apa yang harus dilakukan setelah terjadi Tumpahan Minyak atau dugaan
Tumpahan Minyak
 Pencatatan 'Insiden yang Ditetapkan'
 Termasuk kerusakan kapal yang dapat menyebabkan keadaan darurat polusi
 Merupakan bagian dari kapal SMS
n. Tim Pencegahan Polusi
 Dapat terdiri dari semua awak kapal.
 Menjalani pelatihan dan Latihan untuk memastikan kepatuhan terhadap SOPEP dalam
keadaan darurat
o. Peralatan Tumpahan Minyak –
 Jumlah dan jangkauan peralatan ditentukan oleh risiko yang berkaitan dengan
pengoperasian kapal.
 Bahan penyerap meliputi Kitty Litter, Absorbent Pads, & Absorbent Rolls.
 Dispersan kimia – surfaktan memecah kekentalan minyak pada permukaan kapal
air - Mengurangi dampak visual dari tumpahan minyak - Meningkatkan toksisitas
tumpahan minyak di dasar laut
 Sekop dan tong penyimpanan untuk dibuang di fasilitas limbah pantai
2. Kontrol Pembuangan Minyak
a. 15 Peralatan pemisah & kontrol air berminyak Bagian Per Juta (PPM)
 Biasanya debit sebenarnya lebih dari 10 PPM
 Sistem kontrol mati jika debit melebihi 15 PPM
 Memungkinkan pembuangan hingga 30 liter per NM ketika kapal sedang berlangsung &
lebih dari 50 NM dari darat
 Semua pembuangan dicatat dalam Buku Catatan Minyak kapal Bagian I.
 Peralatan harus mendapat persetujuan dari Administrator
b. Buku Catatan Minyak Bagian I –
 Semua bahan bakar & minyak yang disimpan, dipindahkan, dan dibuang harus dicatat.
 Dirancang untuk memastikan tidak ada tumpahan yang tidak dilaporkan
c. Buku Catatan Minyak Bagian II –
 Harus dipelihara oleh kapal tanker minyak selain Buku Catatan Minyak Bagian I.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 9
 Menyimpan rincian jumlah yang dimuat & dibongkar, pencucian tangki & penggunaan
tangki kargo untuk menahan air pemberat dalam keadaan luar biasa
 Harus tetap berada di kapal selama minimal 3 tahun
3. Lampiran VI Polusi udara dari kapal
a. Menetapkan batas emisi Sulfur Oksida (SOx) dan Nitrogen Oksida (NOx) yang dikeluarkan dari
mesin pembakaran internal kapal
b. Menetapkan standar minimum Energy Efficiency Design Index (EEDI) untuk produk baru
tertentu kapal
c. Menetapkan standar minimum Ship Energy Efficiency Management Plan (SEEMP) untuk kapal
tertentu
d. Menetapkan persyaratan kapal tertentu untuk membawa International Energy Efficiency
(IEE) Sertifikat
e. Penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan harus merupakan hasil dari EEDI,
SEEMP & IEE yang disebutkan di atas.
f. Ditujukan untuk mengurangi emisi rumah kaca dari kapal
6. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
A. Pentingnya keselamatan pribadi
a. Jumlah kru yang sedikit berarti saya harus bergantung pada keselamatan pribadi saya
b. Persyaratan minimum untuk pelaut adalah kursus ini – Basic Safety Training (BST)
c. Tenggelamnya kapal Titanic menyebabkan terbentuknya IMO
d. 1.000 pelaut hilang di laut dalam 5 tahun terakhir
b. Kode Praktik Kerja yang Aman
a. Untuk mencegah kecelakaan, penyakit dan dampak berbahaya lainnya terhadap kesehatan
pelaut
b. Untuk memastikan bahwa tanggung jawab atas Kesehatan & Keselamatan dipahami oleh
semua pihak terkait
c. Untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan Pelaut melalui konsultasi dan kerjasama
antara lembaga pemerintah, pemilik kapal & serikat pekerja
2) Pengenalan kapal
a. gangway
 Bahayanya termasuk jatuh ke laut
 Pelaut yang jatuh ke laut antara kapal dan dermaga harus dicegah dengan jaring
pengaman yang dipasang dengan benar
b. Dek utama
 Gelombang laut yang ganas membuat dek cuaca menjadi tempat yang sangat berbahaya
untuk bekerja
 Permukaan basah meningkatkan bahaya terpeleset dan jatuh
 MOB hanya terlihat dalam waktu singkat
 Tindakan segera harus diambil oleh kru untuk menyelamatkan MOB dari tenggelam atau
hipotermia
c. Ruang Muat & Bahaya Masuk ke dalamnya
 Paparan terhadap atmosfer yang tidak dapat bernapas - ikuti sistem Izin Kerja saat masuk
 ruang-ruang ini
 Jatuh, tersandung, cedera kepala
 Berjalan di atas dunnage (bahan kemasan, paku, dll.)
 Bahaya tenggelam jika ruangan tergenang cairan
 Bahaya mati lemas jika ruangan dipenuhi butiran atau sejenisnya
 Bahaya kebakaran jika muatan di dalam bagasi bereaksi dengan kulit manusia atau dalam
kondisi ekstrim suhu
d. Hatches

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 10
 Berengsel atau dapat dilepas (derek untuk mengangkat)
 Berengsel – cedera pada anggota badan dan jari tangan/kaki atau bagian tubuh lainnya
 Dapat dilepas – tetap aman selama operasi pengangkatan
 Bahaya personel terkunci dalam ruang yang tertutup palka
e. Forecastle & Poopdeck
 Meningkatnya risiko terjatuh atau tersapu ke laut
 Akses seringkali dibatasi
 APD & jaket pelampung mungkin harus dikenakan oleh personel yang bekerja di bagian ini
dek cuaca
f. Mesin Derek & Mesin Jangkar
Digunakan untuk menimbang (menarik) atau menjatuhkan jangkar

g. Jangkar
 Beratnya bisa mencapai beberapa ton
 Gunakan APD untuk melindungi dari cedera saat bekerja dengan jangkar
 Jauhi tali dan rantai yang memuat beban
h. Krane & Derek
 Memindahkan barang berukuran besar ke dalam dan ke luar kapal
 Stabilitas kapal merupakan faktor penting saat mengoperasikan peralatan ini
 Jangan berdiri di bawah bayangan kerja peralatan
i. Sistem Pipa Manifold & Deck (pada kapal tanker)
 Memuat & mengeluarkan gas dan cairan dari darat ke tangki kargo
 Kebocoran pada pipa, flensa, dan katup dapat mengakibatkan paparan terhadap gas dan
cairan beracun
 Dapat terjadi pada suhu yang sangat panas atau dingin
 Meningkatnya bahaya polusi
j. Akomodasi
 Kebakaran adalah bahaya terbesar
 Merokok dan kerusakan peralatan listrik adalah penyebab umum
k. Jembatan
 Kebakaran adalah bahaya terbesar
 Konsentrasi peralatan & kabel listrik
 Kondisi gangguan sirkuit listrik yang kelebihan beban dapat menyebabkan kebakaran
l. Bahaya di Ruang Mesin
 Gangguan pendengaran
 Luka bakar
 Pakaian tersangkut di mesin yang bergerak
 Terpeleset, tersandung & terjatuh
 Kebakaran dan ledakan
m. Penyebab terpeleset, tersandung & jatuh
 Permukaan licin
 Penghalang
 Bukaan yang tidak dilindungi pada pelat lantai
n. Cedera kepala
Disebabkan oleh jarak bebas di atas kepala yang rendah dan benda jatuh dari atas
o. Terjun
 'tween deck' tidak berpagar
 Lubang got terbuka
 Kisi-kisi pada pelat lantai tidak ada
p. Pakaian, jari terjepit

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 11
 Mengenakan pakaian longgar di dekat mesin yang bergerak
 Kecerobohan dan kurangnya kesadaran
q. Luka bakar –
 Pipa uap
 Mesin panas
 Percikan api las atau pekerjaan panas lainnya
r. Cedera mata
 Chipping
 Pengelasan
 Bahan kimia
 Debu
s. Cedera akibat pemindahan kargo & peralatan
Perlu mengamankan peralatan & kargo dengan baik ketika cuaca buruk
3) Cuaca buruk ekstrim –
a. Kenakan APD & ikuti prosedur keselamatan saat bekerja di dek cuaca untuk melakukan
pekerjaan penting
b. Harus kompeten untuk melakukan tugas yang diperlukan.
c. Harus diawasi oleh kru yang berpengalaman
4) Ruangan Tertutup
a. Kekurangan oksigen & penumpukan gas beracun di ruang terbatas – Ikuti sistem Izin Kerja
sebelum memasuki ruang tertutup
b. Bahaya meliputi Adanya gas hidrokarbon dan gas beracun
c. Kandungan oksigen di atmosfer tidak mencukupi (harus 21%)
d. Tenggelam jika ruangan tergenang cairan
e. Tercekik jika ruangan berisi biji-bijian atau muatan sejenisnya
f. Panas atau dingin ekstrem
g. Menjadi terjebak di ruang tertutup
5) Bahaya bahan kimia yang digunakan di kapal
a. Korosif
b. Beracun
c. Uap beracun
d. Bahaya sesak napas
e. Paparan dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang pada mata atau sistem saraf
f. Paparan dapat mengakibatkan efek karsinogenik jangka panjang.
6) Bahaya kebakaran -
a. Terbakar
b. Mati lemas
c. Penelantaran kapal membuat personel menghadapi bahaya kelangsungan hidup di laut
7) Bajak Laut
a. Kapal dan personelnya disandera
b. Cedera atau kematian personel
c. Kerugian finansial bagi pemilik kapal
8) Bahaya Penumpang Gelap
a. Penyakit
b. Cedera pada personel
c. Kerusakan keselamatan dan peralatan lainnya karena penggunaan yang tidak tepat
d. Kebakaran yang disebabkan oleh penumpang gelap yang memanaskan makanan
e. atau menghangatkan makanan
f. Kerugian finansial bagi pemilik kapal
9) Perlindungan untuk Melawan Bahaya bagi Pelaut

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 12
a. Mengembangkan Budaya Keselamatan -
 Pengetahuan yang saya peroleh dalam kursus ini suatu hari nanti dapat mencegah cedera
atau kematian pada diri saya sendiri atau orang lain.
 Budaya keselamatan diwajibkan oleh hukum.
 Orang meninggal atau terluka parah jika mereka tidak mengikuti cara kerja yang aman
praktik.
 Penting untuk mengambil bagian dalam pertemuan keselamatan & memberikan sikap
positif dan proaktif terhadap masalah keselamatan.
b. Induksi keselamatan untuk kru baru
Semua kru baru akan menjalani proses pengenalan kapal. Proses ini biasanya
diformalkan secara tertulis dalam bentuk daftar periksa dan deklarasi dan dapat memakan
waktu lebih dari 2 hari untuk menyelesaikannya. Selama periode ini kru baru menjadi
terbiasa dengan:
 Sistem Manajemen Keselamatan kapal,
 arti alarm,
 lokasi Stasiun Muster yang ditugaskan,
 tugas darurat kru jika terjadi keadaan darurat,
 lokasi dan penggunaan peralatan penyelamat jiwa,
 lokasi dan penggunaan peralatan pemadam kebakaran,
 pintu keluar darurat,
 prosedur keselamatan yang diperlukan sebelum melakukan pekerjaan berbahaya, dll.
c. Sistem Manajemen Keselamatan (SMS)
SMS adalah dokumen penting untuk keselamatan di setiap kapal. Setiap kapal berbeda.
Banyak kapal yang dibuat khusus dan:
 Rencana darurat untuk keadaan darurat yang terkandung dalam SMS,
 Peralatan keselamatan dan penyelamatan jiwa di kapal,
 Letak kapal dan jalur keluar darurat,
 Tugas berbahaya dan prosedur keselamatan yang harus diikuti (Izin untuk Pekerjaan)
ketika melakukan tugas-tugas tersebut
d. Panduan Pelatihan SOLAS
Manual ini berisi instruksi khusus lokasi dan kapal untuk -
 Pos Pengumpul dan Darurat
 Jaket
 Pelampung
 Kelangsungan Hidup dan Keselamatan Pribadi
 Pakaian Selam dan Pakaian Anti Paparan
 Alat Pelindung Termal
 Peluncuran
 Perlindungan dan penerangan area
 Sekoci
 Perahu Penyelamat
 Rakit Penolong
 Kembang api
 Pelampung penyelamat
 Sistem Pengambilan dan Evakuasi Laut
 Peralatan lain apa pun di kapal yang berkaitan dengan keselamatan
Manual Pelatihan SOLAS kapal merupakan bagian dari Sistem Manajemen Keselamatan
atau SMS kapal. Semua kru harus memiliki akses ke Manual Pelatihan SOLAS.
10) Seorang pelaut harus mengenakan APD yang disediakan oleh Perusahaan untuk keperluan
melakukan pekerjaan di kapal. Semua APD harus mematuhi Standar Nasional Indonesia.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 13
a. Helm Keselamatan (Safety Helmet)
 Harus dipakai setiap kali bekerja di bawah orang yang tinggi, saat mengangkat operasi,
pemadaman kebakaran, saat memuat atau membongkar muatan dan kapan saja ada
kemungkinan kepala saya mudah terbentur atau ada sesuatu yang jatuh menimpa kepala
karena operasi yang dilakukan.
 Penyesuaian tali bagian dalam yang tepat sangat penting untuk perlindungan yang tepat
 Rujuk ke produsen untuk petunjuk perawatan
 Harus dibuang dan diganti setelah 3 tahun
 Pita penahan keringat harus diganti sebelum orang lain memakai helm
 Periksa kondisi visual sebelum digunakan - perubahan warna atau retak menandakan
helm harus diganti
b. Kacamata Keselamatan (Safety Googles)
 Harus dipakai saat menggunakan peralatan seperti grinder, chipping, memahat atau
bekerja dengan asam atau bahan kimia
 Hanya diperlukan sepotong logam cair panas atau percikan asam untuk menyebabkan
kerusakan mata permanen
 Pelindung mata yang tepat harus dipakai setiap saat, tidak peduli seberapa kecil tugasnya
c. Sarung tangan (Gloves) harus dipakai ketika
 Melakukan perawatan baterai untuk melindungi terhadap luka bakar asam (sarung tangan
karet panjang dan tebal)
 Saat mengampelas kayu untuk melindungi dari abrasi pada kulit (sarung tangan katun)
 Saat mengelas untuk melindungi dari luka bakar (sarung tangan kulit panjang)
 Saat memegang tali untuk melindungi dari luka bakar dan sayatan (sarung tangan kulit)
 Saat memberikan pertolongan pertama untuk melindungi terhadap kontaminasi silang
(thin sarung tangan lateks sekali pakai)
d. Penutup & sumbat telinga (Ear Plug)
 Di ruang mesin atau ruang mesin untuk melindungi terhadap gangguan pendengaran
 Saat bekerja dengan alat yang bising atau melakukan pekerjaan yang menimbulkan
kebisingan tinggi tingkat untuk melindungi terhadap gangguan pendengaran
e. Sepatu pengaman (Safety Shoes)
Alas kaki yang sesuai harus dipakai untuk melindungi dari cedera akibat benturan, luka
bakar asam, terpeleset, dll.
f. Perlindungan Pernafasan –
Harus dipakai di lingkungan mana pun yang terdapat partikel di udara. Jangan pernah
bekerja dalam situasi di mana terdapat partikel Asbes dalam bentuk debu atau partikel di
udara.
g. SCBA (Self Containing Breathing Apparatus)
 Tidak boleh dipakai untuk perawatan rutin.
 Harus digunakan hanya dalam keadaan darurat yang melibatkan keselamatan jiwa atau
kapal
h. Pakaian pelindung -
Harus dipasang rapat untuk meminimalkan kemungkinan tersangkut mesin yang
sedang bergerak
i. Tali Pengaman
 Harus dipakai setiap kali melakukan pekerjaan yang mempunyai bahaya terjatuh.
 Harus mengikuti tindakan pencegahan dalam Izin Kerja Tinggi
11) Ruang Tertutup
Ruang tertutup adalah ruang yang tidak digunakan untuk aktivitas sehari-hari dan yang
memiliki salah satu dari karakteristik berikut:
 Pembukaan terbatas untuk masuk dan keluar

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 14
 Ventilasi yang tidak memadai
 Tidak dirancang untuk hunian pekerja yang berkelanjutan
Contoh:
 Tangki bagian depan > Ceruk rantai
 Cofferdam > Tangki bagian atas
 Tangki Kargo > Tangki pemberat
 Lunas saluran > Ruang Bow Thruster
 Tangki bunker > Pelat lantai bawah ruang mesin
Masuk secara tidak hati-hati ke dalam ruang tersebut telah mengakibatkan kecelakaan,
terkadang berakibat fatal, karena seseorang kekurangan atmosfer untuk bernapas atau terluka
dan tidak diselamatkan pada waktunya.
a. Bahaya atmosfer
 hidrokarbon dari kebocoran bahan bakar dan saluran kargo serta residu tangki
 Hidrogen Sulfida mudah meledak dan mudah terbakar – dari bahan organik yang
membusuk
 Gas beracun lainnya dari kargo, penyimpanan kapal & operasional kapal
 Gas beracun diukur dalam Bagian Per Juta (ppm)
 Nilai Batas Ambang Batas (TLV) adalah tingkat aman maksimum dalam atmosfer yang
dapat bernapas.
 21% Oksigen diperlukan dalam atmosfer yang dapat bernapas.
 Peralatan pengambilan sampel & pengujian udara digunakan untuk mengukur TLV dan
kandungan oksigen
b. Ruang dapat menjadi kekurangan Oksigen melalui tindakan kimia selama
 karatan
 pengeringan cat
 hidrogen
 cairan pembersih listrik
 pelarut, pengemulsi dan zat pendingin
 pembakaran
 membanjiri CO2 untuk memadamkan api
 pengelasan dan pemotongan gas tanpa ventilasi yang baik
 menjalankan mesin pembakaran internal di ruang terbatas
 pembusukan bahan organik, misalnya sayuran, biji-bijian, buah-buahan, dll.
Kekurangan oksigen dapat menyebabkan anoksia. Gejalanya dimulai dengan rasa pusing,
sesak napas, dan tidak sadarkan diri, lalu berkembang menjadi kerusakan otak yang
menyebabkan hilangnya ingatan, ketidakstabilan mental, kelumpuhan, koma, atau kematian.
c. Bahaya Fisik
 kegelapan
 tangga yang tidak aman
 permukaan yang licin
 penghalang
 bukaan yang tidak dijaga
 benda-benda yang tidak aman tertinggal dari kunjungan sebelumnya
 banjir
 terjebak di dalam
d. Sebelum masuk ke ruang tertutup Mengikuti tata cara dalam Izin Masuk Ruang Tertutup,
antara lain
 Ventilasi ruangan secara menyeluruh sebelum masuk
 Uji atmosfer untuk memastikan atmosfer dapat bernapas selesai
 Pengujian suasana sepanjang durasi pekerjaan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 15
 Kenakan APD yang sesuai
 Gunakan alat dan penerangan yang tidak menimbulkan percikan api
 Perhatikan peringatan mengenai terlalu percaya diri
 Merapikan setelah pekerjaan selesai
12) Bekerja di ketinggian
a. Definisi
 Bekerja pada ketinggian di atas tanah atau dek di mana bahaya utama adalah terjatuh dan
cedera yang diakibatkannya disebut bekerja tinggi.
 Bekerja sampingan juga bisa dianggap bekerja di atas.
b. Contoh
 pengecatan sekat depan anjungan, tiang kapal, kepala geladak ruang mesin
 corong pembersih atau pengecatan
 pemberian pelumasan, pemeliharaan atau perbaikan pemindai radar, blok derek atau
derek, dan kabel
 memotong, mengecat, membersihkan atau memeriksa tangki atau ruang penyimpanan
 mengecat bagian samping kapal, bagian bawah sayap jembatan layang, dan lain-lain.
c. Bahaya bekerja di ketinggian –
 jatuh dari ketinggian karena kehilangan keseimbangan, tali putus, dan lain-lain.
 cedera akibat terjatuhnya material atau peralatan
 Luka bakar akibat kontak dengan permukaan panas seperti corong atau uap peluit
 emisi karbon dioksida atau gas beracun dari corong akibat pembakaran, pembakaran,
penghembusan jelaga, dll.
 paparan angin dan dingin
 bahaya listrik dan radiasi karena dekat dengan pemindai radar atau antena radio
d. Pemberitahuan sebelumnya
 petugas jaga anjungan ketika bekerja di dekat pemindai radar
 petugas jaga anjungan atau petugas radio ketika bekerja di dekat antena radio atau satelit
kubah komunikasi
 chief officer saat bekerja di dek
 Tanda "man aloft" harus dipasang pada peralatan anjungan seperti radar, radio HF
peralatan dan khususnya peralatan telepon satelit karena radiasi yang kuat dari kubah.
e. Penandaan Peralatan
 Peralatan yang pengoperasiannya membahayakan pekerjaan harus dikunci atau diberi
tanda tanggung jawab berada pada pejabat yang bertanggung jawab.
 Pemeriksaan dan prosedur ini mungkin tercakup dalam daftar periksa atau Izin Bekerja
sistem.
f. Peralatan yang Digunakan untuk Bekerja di Ketinggian
 Gantlines - tali yang melewati katrol di atas kepala dan digunakan untuk mengangkat.
 Tali pengaman
 Panggung kayu – tidak lagi digunakan pada kapal modern – atau kursi bosun
 Kait dan belenggu
 Penahan jatuh – untuk mencegah personel terjatuh saat berada di panggung bergerak atau
saat naik ke Kursi Bosun saat berada di atas.

 Tangga, perancah, dll.


g. Tindakan pencegahan
 Sistem Izin Kerja harus digunakan
 Secara umum, bekerja di tempat tinggi tidak diperbolehkan jika pergerakan kapal di jalur
laut membuat pekerjaan tersebut berbahaya

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 16
 Robekan dan arus pasang surut yang kuat dapat membuat pekerjaan di ketinggian
menjadi lebih berbahaya karena pergerakan kapal yang tiba-tiba
 Pertimbangkan bahaya bekerja di ketinggian dekat peluit kapal, corong, antena radio, dan
lain-lain pemindai radar
 Memberi tahu Petugas mengenai pekerjaan di tempat tinggi sehingga peralatan terkait
dapat diisolasi atau dimatikan selama pekerjaan berlangsung
 Pasang pemberitahuan peringatan sebagaimana mestinya
 Menginformasikan kepada Petugas bila pekerjaan telah selesai
 Orang yang tidak berpengalaman atau mereka yang berusia di bawah 18 tahun tidak boleh
naik ke atas kecuali didampingi oleh personel yang berpengalaman
 Semua pelaut yang pergi ke udara harus mengenakan tali pengaman dan penahan yang
sesuai dengan pekerjaan mereka
 Jaring pengaman dipasang jika diperlukan
 Orang yang bekerja di samping atau di tempat yang tinggi sehingga dapat terjatuh ke laut
harus mengenakan a jaket pelampung atau rompi apung
 Seseorang harus hadir di geladak
 Pelampung pelampung dengan lampu dan garis naik-turun harus siap digunakan
 Pemberitahuan peringatan bahwa personel sedang bekerja di atas harus dipasang di
geladak dan di tempat lain jika diperlukan
 Perkakas dan gudang tidak boleh ditempatkan di tepian dan harus diamankan agar tidak
terjatuh setiap saat dan dipindahkan dalam ember atau dengan tali dan jangan pernah
dibuang
 Jika memungkinkan, gunakan hanya perlengkapan permanen pada struktur kapal,
misalnya bantalan mata yang dilas untuk digunakan sebagai titik pengamanan untuk
semua peralatan pengangkat
 Jaring pengaman harus dipasang bila memungkinkan, terutama pada tahap gantung bebas
 Lizards dan tali gantline (tali yang digunakan untuk mengangkat personel) harus
dijauhkan atau dilindungi dari tepi tajam dan permukaan panas
 Tidak boleh ada operasi penanganan kargo di sekitar lokasi
 Orang yang berkompeten untuk terus mengawasi personel di atas atau di samping
 Simpul, pengikat dan belokan harus dibuat dengan benar dan hati-hati untuk mencegah
tergelincir, terutama bila menggunakan tali sintetis
 Panggung atau Kursi Bosun tidak boleh diangkat atau diturunkan dengan winch jika winch
rusak dan beban terlepas secara tiba-tiba
 Tahapan harus diamankan dari pergerakan kapal, khususnya jika tahap tersebut
tergantung bebas
 Tangga harus digunakan untuk naik ke atau dari panggung dan bukan tali yang digantung
panggung
 Tangga yang kaku harus ditempatkan pada alas yang kuat dan diikat pada posisi bagian
atas dan bawah tangga

 Pekerjaan di samping tidak boleh dilakukan ketika kapal sedang berlayar dan pekerjaan di
ketinggian tidak boleh dilakukan ketika kapal mengalami pergerakan yang keras di laut
 Alat & bahan harus dimasukkan ke dalam wadah tertutup dengan tangan atau tali dan
jangan pernah dilempar
 Pelampung penyelamat dengan tali pengangkat dan lampu harus disiapkan ketika
seseorang sedang bekerja dari samping
13) Pekerjaan Panas
a. Definisi

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 17
 Pekerjaan apa pun yang menghasilkan panas atau percikan api termasuk
 Pengelasan
 Pemotongan
 Pembakaran
 Pemanasan
 Pemotongan
 Penggunaan perkakas listrik yang menghasilkan panas
b. Bahaya
 Kebakaran
 Ledakan
 Luka bakar
 Cedera mata
 Syok
c. Pekerjaan panas sering dilakukan di
 bengkel masinis,
 uang mesin,
 poop dek dan akomodasi
 area kargo.
d. Sebelum melakukan pekerjaan panas selalu pastikan bahwa prosedur dalam Izin Melakukan
Pekerjaan Panas Pekerjaan telah diikuti termasuk
 Area kerja telah diperiksa dengan indikator gas mudah terbakar untuk hidrokarbon uap
 Daerah sekitar telah dibuat aman – khususnya di sisi lain dari sekat akan dikenakan
Pekerjaan Panas
 Perlindungan kebakaran tambahan tersedia
 Peralatan atau saluran pipa telah dibersihkan
 Peralatan atau saluran pipa telah dikosongkan
 Peralatan atau pipa bebas dari cairan
 Bahan-bahan yang mudah terbakar telah disingkirkan dari area kerja atau diamankan
 Tangki, katup, ventilasi dan saluran pipa telah ditutup atau diisolasi secara efektif
 Ventilasi memadai
 Kebocoran pada katup dan kelenjar pompa, flensa dan sejenisnya telah dikendalikan
 Apakah katup pelepas tekanan telah dibuang ke area yang aman
 Apakah peralatan pemadam kebakaran sudah diperiksa dan ditata agar siap digunakan
 Apakah pompa kebakaran atau tim pemadam kebakaran dalam keadaan siaga
 Apakah diperlukan petugas pemadam kebakaran
 Jika diperlukan, apakah pengawasan kebakaran telah dilakukan
 Apakah arah angin memuaskan untuk melakukan pekerjaan panas
 Apakah pergerakan produk telah dihentikan di area pekerjaan panas
 Apakah lokasi pekerjaan panas telah diisolasi dan dibatasi dengan tali
 Alat Pemadam Kebakaran harus selalu siaga setiap saat.
 Selang, Kabel Listrik dan semua peralatan harus berada dalam kondisi kerja yang baik dan
 mematuhi standar Keamanan Australia
 Titik Bunkering, Saluran Bahan Bakar, dan Titik Pemutusan Bahan Bakar
 Lokasi selang pemadam kebakaran, saluran listrik dan saluran keluar air
 Lokasi komunikasi radio UHF ke Pelabuhan Komunikasi dan alarm sirene
 Peralatan diisolasi secara elektrik
 Persetujuan yang sesuai telah diperoleh jika pekerjaan akan dilakukan di dalam atau di
atas tangka atau spasi
 Pemberi Izin (PA) diberitahu tentang mulai dan berhentinya pekerjaan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 18
 Kondisi/tindakan pencegahan khusus (misalnya untuk pekerjaan lain yang sedang
dilakukan)
14) Pengawasan & pemeliharaan ruang mesin
1. Mesin terletak di ruang mesin -
 mesin utama
 generator atau alternator
 ketel uap
 kompresor
 pompa
 motor
 peralatan listrik
2. Peralatan lain yang mungkin terletak di ruang mesin -
 perangkat kemudi (namun, perangkat kemudi biasanya terletak di ruang yang disebut
Ruang Kemudi)
 mesin pendingin
 peralatan hidrolik atau pneumatik
 VHF portabel dua arah
 baterai timbal-asam
3. Cedera yang diderita di ruang mesin -
 luka bakar akibat kontak dengan pipa uap, permukaan panas, percikan api las, dll.
 cedera kepala akibat penghalang di atas kepala atau benda jatuh
 terpeleset, tersandung atau terjatuh di jalur lain, akibat pelat lantai yang terbuka, bagian
yang menonjol, atau tergesa-gesa yang tidak hati-hati
 gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan desibel tinggi secara terus-menerus
 kontak dengan bagian mesin yang bergerak seperti roda gerinda, roda gila, baling-baling
batang
4. APD (Alat Pelindung Diri)
 Headphone dan penutup telinga untuk menghindari gangguan pendengaran
 Pakaian yang ketat agar tidak tersangkut di mesin bergerak yang tidak dijaga
 Helm untuk melindungi kepala saya dari benda jatuh dari atas & area kepala bagian bawah
izin
 Sepatu bot kerja – bagian jari kaki dilapisi baja & sol pegangan yang baik – untuk
menghindari cedera kaki akibat beban berat benda terjatuh dan terpeleset
5. Tindakan segera untuk mencegah kecelakaan -
 kebocoran minyak atau air harus segera ditangani
 Tumpahan minyak harus segera dibersihkan dan noda minyak yang tertinggal harus
segera diganti
 kain lap atau kapas yang berminyak harus dibuang dengan benar ke dalam wadah
tertutup dan tidak dibiarkan begitu saja sehingga dapat terbakar secara spontan
 peralatan harus diperhatikan selama bekerja, sehingga peralatan tersebut tidak terjatuh
dari tepian atau platform, dan dikumpulkan serta disimpan dengan benar setelah bekerja
 Pelindung bagian mesin yang bergerak harus berada pada posisinya dan dalam kondisi
baik
 Peralatan, gudang dan bagian dari mesin yang terbuka harus diikat dan diamankan agar
tidak bergerak seluruh
 bagian ruang mesin harus mendapat penerangan yang cukup
 Bilges kapal harus tetap bersih dan kering
 Kisi-kisi platform bawah tidak boleh dibiarkan terbuka kecuali area tersebut dipagari dan
diberi peringatan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 19
 tanda-tanda dipasang akses ke peralatan pemadam kebakaran, rute keluar dan pintu
keluar darurat tidak boleh terhalang oleh gudang atau peralatan
 penguncian dan penandaan yang tepat pada mesin yang sedang diperbaiki untuk
mencegah penyalaan yang tidak disengaja
 pemeriksaan yang benar terhadap peralatan yang digunakan untuk mengangkat atau
tujuan lain sebelum digunakan
 tepat kalibrasi peralatan uji
 pengujian yang tepat di ruang tertutup sebelum masuk
 penggunaan peralatan yang tepat untuk pekerjaan dan dengan cara yang benar
b. Praktik kerja yang aman harus mencakup:
 Analisis Bahaya Pekerjaan sebelum tugas apa pun dilakukan
 Penguncian & penandaan yang tepat pada mesin yang sedang diperbaiki untuk mencegah
penyalaan yang tidak disengaja
 Cek dengan benar peralatan yang digunakan dan dikalibrasi test jika diperlukan
 alat & APD yang benar untuk tugas & dengan cara yang benar
15) Jenis Kapal, Penanganan Muatan, Dan Operasi Tambatan
1. Berbagai cara memuat & menurunkan muatan dari kapal
i. Kapal Kargo Umum
 Dapat dilengkapi dengan crane & derek untuk memuat dan menurunkan muatannya
sendiri
 Membawa semua jenis muatan di bawah dan di dek cuaca
ii. Pengangkut Curah
 Mengangkut kargo curah termasuk biji-bijian, batu bara, bijih & semen
 Memiliki palka dan palka yang besar
 Kargo dimuat & dibongkar menggunakan ban berjalan
iii. Kapal kontainer
 Mengangkut kargo di dalam kontainer berukuran standar yang dapat dimuat di truk
untuk transportasi darat.
 Fasilitas bongkar muat kontainer khusus disediakan di terminal pelayaran di seluruh
Dunia
iv. Kapal Ro Ro
 Mengangkut semua jenis muatan beroda termasuk mobil dan truk.
 Ruang interior yang besar dan jalur landai di buritan & haluan atau samping kapal
memungkinkan mobil & truk untuk dikemudikan di dalam dan di luar dek garasi kapal
v. Pengangkut Mobil (dan Truk) Murni (Pengangkut PCC dan PCTC) –
Terutama digunakan untuk mengangkut sejumlah besar mobil & truk baru ke negara-
negara pasar
vi. Kapal Tanker Minyak
 Mengangkut muatan cair
 Dimuat dan dibongkar melalui pipa
 Awak kapal harus menjalani pelatihan pengenalan kapal tanker
vii. Pembawa Bahan Kimia –
 Membawa bahan kimia dalam jumlah besar.
 Tangki kargo yang dilapisi khusus untuk berbagai produk.
 Kargo dimuat dan dibongkar melalui pipa
viii. Pengangkut Gas
 Membawa Gas Alam Liquified (LNG)
 Dimuat & dibongkar melalui pipa
 Disimpan di bawah tekanan untuk dicairkan
 Awak kapal harus menjalani pelatihan keselamatan khusus

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 20
ix. Kapal Penumpang
 Membawa hingga ribuan penumpang dan awak kapal.
 Awak kapal harus mengikuti pelatihan pengendalian massa
16) Menambatkan & Melepaskan
• Tali yang berat dibawa ke darat dengan menggunakan tali 'messenger' yang lebih ringan. • Tali
dapat berupa tali atau kawat sintetis dan berdiameter besar agar kuat. Tali haluan dan buritan
mencegah kapal menjauh dari dermaga • Tali pegas mencegah pergerakan secara longitudinal di
sepanjang dermaga • Garis dada menahan kapal agar tetap di tempatnya pada titik-titik tertentu •
Garis
harus tetap dijaga • Memerlukan penyesuaian yang konstan di pelabuhan-pelabuhan yang terdapat
perbedaan ketinggian yang
besar antara kapal dan dermaga.

air pasang dan surut



Saya harus menghindari garis-garis di bawah tekanan

• Jangan sekali-kali berdiri di tengah antrean

Large Vessel
Mooring Lines

A dan B adalah garis Busur, C adalah garis Dada, D adalah Pegas Belakang, E adalah Pegas Depan, F
adalah garis Dada, dan G dan H adalah garis Buritan.

B. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


a. Dasar-dasar & Metode Komunikasi
a. Metode komunikasi - Elemen dasarnya adalah
 Pengirim dan penerima
 Cara transmisi
 Metode transmisi
 Hambatan komunikasi
 Umpan balik
b. Metode komunikasi di kapal adalah
 Verbal, misalnya membaca, berbicara, menulis, dan komunikasi apa pun yang
menggunakan kata-kata
 Non- verbal, misalnya bahasa tubuh, suara, gerak tubuh
 Ikonik, misalnya tanda, gambar, diagram, gambar, dan foto

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 21
b. Hambatan dalam komunikasi
a. Ada hambatan dalam setiap langkah proses komunikasi dasar termasuk
 Tahap konseptualisasi pengirim
 Kemampuan pengirim
 Cara transmisi
 Media transmisi
 Kemampuan penerima
 Pemahaman penerima terhadap konsep
 Tahap umpan balik
 Penerimaan umpan balik oleh Pengirim
 Perbedaan budaya
b. Hambatan tahap konseptualisasi pengirim meliputi
 Pilihan waktu, tempat dan orang yang salah
 Pengirim mungkin tidak menguasai bahasa Inggris maritim dengan baik
 Pengirim mungkin tidak mengatur komunikasi dengan cara yang logis
 Pengirim mungkin tidak memilih mode yang benar atau metode penularan untuk
mengatasi hambatan fisik (eksternal) seperti kebisingan
c. Hambatan kemampuan pengirim meliputi -
 Gagal mengirimkan melalui suara dengan volume yang cukup untuk mengatasi kebisingan
di dalam lingkungan
 Gagal memulai transmisi dengan mengawali tujuan dan konteksnya.
 Kurangnya penggunaan bahasa tubuh, gambar, gerak tubuh, ekspresi wajah dan verbal.
 Hambatan berbicara
d. Modus & Media hambatan penularan meliputi
 Kebisingan tak terduga dari sumber eksternal.
 Ketidakmampuan Mode & Media yang dipilih untuk menarik perhatian Penerima
e. Hambatan penerima meliputi -
 Mampu mendengar namun gagal mendengarkan karena ketidaktertarikan atau gangguan
(penghalang internal);
 Kurangnya pemahaman bahasa Inggris maritim;
 Gangguan pendengaran.
f. Hambatan umpan balik dari Penerima ke Pengirim meliputi
 Penerima mengulangi pesan namun tidak memahaminya (penghalang internal);
 Penerima yang tidak menyertakan umpan baliknya menganggap tindakan yang akan
diambil tidak dimaksudkan (penghalang internal)
 Penerima tidak melakukan transmisi dengan volume atau kejelasan yang memadai.
g. Kendala penerimaan Pengirim dari Penerima antara lain
 Pengirim menderita gangguan pendengaran;
 Pengirim gagal menghentikan transmisi selama umpan balik;
 Gagal memvalidasi umpan balik. (penghalang dalam)
h. Perbedaan budaya
 Dalam beberapa budaya, tidak sopan mempertanyakan keabsahan suatu komunikasi,
terutama jika komunikasi tersebut berasal dari atasan.
 Dalam beberapa kasus, secara budaya mungkin sulit bagi seseorang untuk

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 22
mempertanyakan apa yang terjadi yang dimaksud dengan komunikasi tersebut.

 Akibatnya, penerima dapat menunjukkan pemahaman atas suatu komunikasi ketika dia
belum memahami dengan benar apa yang diperlukan dalam komunikasi tersebut.
 Dampaknya bisa menjadi bencana besar.
c. Keterampilan komunikasi yang efektif
 Efektivitas komunikasi terutama terletak pada pengirimnya
 Pengirim harus menjelaskan tujuan komunikasi tertentu
 Pemilihan waktu, tempat dan orang yang dituju oleh pengirim dalam konteks memulai
komunikasi menentukan kualitas hasil komunikasi
 Menggunakan Bahasa Maritim Inggris yang benar secara tata bahasa
 Memahami berbagai macam hambatan dalam komunikasi membantu meningkatkan
transmisi pengirim
Hambatan Eksternal - Komunikasi verbal di ruang mesin yang bising hampir mustahil dilakukan.
Seringkali komunikasi verbal di Weather Deck menjadi sangat terbatas juga karena
kebisingan angin kencang.
Hambatan Internal: - Sangat penting untuk memastikan bahwa Penerima tidak hanya
mendengar I tetapi juga mendengarkan komunikasi yang efektif. Orang yang perhatiannya
terganggu atau tidak tertarik dapat mendengar kata-kata tersebut tetapi belum tentu
dapat memahami maknanya. Ketika sebuah pesan disampaikan dengan suara yang sangat
marah dan keras terkadang bahasa tubuh dan keganasan kata-kata dapat menghalangi
makna kata-kata tersebut.
a. Pengirim harus mampu mengirimkan pesan secara efektif -
 Untuk komunikasi yang efektif, Pengirim harus mampu berbicara, menulis, bertindak,
menggambar dan menggunakan peralatan isyarat suara yang tersedia secara efektif.
 Penggunaan metode komunikasi gabungan meningkatkan hasil transmisi.
1. Bagaimana cara Pengirim memeriksa Efektivitas suatu transmisi?
 Efektivitas suatu transmisi dapat diperiksa melalui analisis umpan balik yang cermat dari
penerima.
 Merupakan tanggung jawab pengirim untuk memastikan komunikasi yang efektif
2. Keterampilan Mendengarkan yang Efektif -
 Mendengarkan adalah tanggung jawab penerima
 Mendengar tidak sama dengan mendengarkan
3. Rate di mana kita dapat Mendengarkan dan Berbicara
 Manusia mampu berbicara dengan kecepatan 150 kata per menit
 kita dapat mendengarkan dengan kecepatan sekitar 1000 wpm, menghasilkan waktu idle
sebesar 850 wpm, yang selama itu pikiran dapat mengembara.
 Idealnya waktu senggang ini digunakan untuk memparafrasekan bahasa tubuh dan sinyal
lain dari pembicara.
4. Komunikasi yang salah dapat mempengaruhi keselamatan jiwa, harta benda dan lingkungan.
Misalnya,
 Perintah diberikan untuk mengambil alih dinas jaga.
 Orang yang memberi perintah tidak menyatakan perintahnya dengan jelas.
 Penerima berasumsi bahwa ini hanyalah komentar sepintas yang tidak penting.
 Penerima tidak mengambil alih dinas jaga.
 Kapal tersebut kini mengarungi lautan dengan kecepatan 20 knot tanpa ada yang
menjaganya mencari.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 23
 Dampaknya bisa menjadi bencana besar. – Jika tidak ada bahaya geografis yang terus-
menerus, mungkin ada kapal lain yang juga tidak melakukan pengawasan yang tepat atau
kontainer pengiriman terapung di laut.
 Pengirim harus pada setiap kesempatan ketika mengirimkan pesan penting
memperolehnya umpan balik dari Penerima untuk memastikan bahwa pesan dipahami
dan akan ditindaklanjuti.
5. Menyebabkan masalah kemanusiaan dan masalah dalam hubungan di atas kapal, Misalnya -
 Seorang anggota kru menyampaikan komentar lucu kepada sekelompok pendengar
tentang kru lain anggota.
 Tujuannya adalah untuk menciptakan hiburan tetapi komentar pribadi diambil oleh pihak
tersebut anggota kru lainnya sebagai bukti lebih lanjut dari upaya untuk meremehkannya.
 Nanti ada peluang “balas dendam” ketika kru yang melakukan kesalahan melakukan
kesalahan dalam bekerja.
 Kru yang tersinggung kemudian membuat keributan besar tentang ketidakmampuan kru
lainnya.
 Permusuhan menimbulkan rasa jijik dan keretakan besar terjadi di antara para kru.
 Daripada bekerja sama sebagai sebuah tim, mereka kini saling memandang untuk
mencoba mengambil keuntungan dari kekurangan yang lain.
 Hasilnya adalah tim yang sangat tidak bisa bekerja.
d. Stres, kehilangan waktu, hilangnya sumber daya, dan bahkan profitabilitas kapal -
 Permusuhan menimbulkan stres.
 Stres adalah pengalihan pada upaya-upaya positif.
 Lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk produktivitas, dibutuhkan waktu lebih lama
untuk melakukan tugas tertentu, dan lebih banyak lagi kesalahan dibuat.
 Hal ini dapat mempengaruhi profitabilitas kapal.
 Jika perusahaan pelayaran tidak dapat memperoleh keuntungan maka tidak perlu lagi
membayar awak kapal dan orang-orang akhirnya kehilangan pekerjaan.

C. HUBUNGAN ANTAR MANUSIA DI ATAS KAPAL


A. Hubungan Antar Pribadi (Inter-Personal Relationships)
2. Hubungan yang baik membuat kehidupan semua pelaut menjadi lebih nyaman, sehat dan
tidak rentan terhadap kecelakaan
 Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial
 Pekerjaan kita akan lebih menyenangkan jika kita mempunyai hubungan yang baik
dengan orang-orang di sekitar kita
 Masyarakat cenderung setuju dengan perubahan yang ingin kita terapkan
 Kita lebih inovatif dan kreatif
 Memiliki hubungan baik dengan sesama pelaut akan membangun kepercayaan dan kerja
sama
 Tempat kerja yang lebih aman dihasilkan dari kepercayaan dan kerja sama ini
3. Elemen yang Membantu dalam Hubungan yang Lebih Baik
 Kebijakan perusahaan yang baik
 Manajemen kapal yang baik
 Kompetensi teknis & hubungan antar pribadi yang baik dari seluruh kru & petugas
4. Struktur dan aliran wewenang
 Pelaut di Indonesia mengikuti tradisi Angkatan Laut Indonesia dalam hal aliran
wewenang dan konsep pangkat untuk mengidentifikasi posisi pegawai tertentu dalam

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 24
struktur manajemen kapal.
 Di laut perintah yang diberikan oleh Perwira dan Nakhoda harus dilaksanakan sesuai
dengan perintah/ order.
 Tidak ada ruang di atas kapal untuk sikap apa pun dari pelaut selain pelaut yang
melakukan pekerjaan secara bermartabat, tepat waktu dan aman.
 Merupakan tanggung jawab Nakhoda untuk memastikan bahwa pelaut yang menerima
perintah untuk melakukan pekerjaan telah terlatih dengan baik, dilengkapi dengan semua
peralatan keselamatan yang sesuai dan kompeten untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Nakhoda juga harus memastikan bahwa waktu istirahat yang cukup diberikan kepada
pelaut dan dia tidak berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol
5. Kebutuhan individu di atas kapal meliputi
 Mendapat waktu istirahat yang cukup untuk memastikan bahwa individu mendapatkan
istirahat yang cukup periode kerja
 Mengonsumsi makanan dan air yang bergizi dan cukup
 Berolahraga di Gym atau Kolam Renang kapal untuk menjaga kebugaran jasmani
 Menghormati diri sendiri dan menghormati sesama pelaut
6. Kebutuhan kapal antara lain -
 Penunjukan Nakhoda, Perwira dan pelaut lainnya dengan kualifikasi, sertifikasi dan
pengalaman yang sesuai untuk pelayaran dan operasi yang dilakukan kapal
 Perencanaan jalur dan navigasi yang tepat untuk menghindari tabrakan di laut
 Prakiraan cuaca yang akurat untuk memastikan perjalanan yang aman
 Jaga terus-menerus ketika berada di laut baik dalam kaitannya dengan navigasi kapal dan
rekayasa
 Pemeliharaan stabilitas kapal pada saat operasi bongkar muat dan bunkering
 Di kapal penumpang, hindari kepanikan di antara penumpang dalam keadaan darurat
situasi
7. Kebutuhan perusahaan
 Tujuan utama perusahaan adalah menghasilkan pendapatan
 Fungsi ini dioptimalkan melalui pengoperasian yang efisien
 Etos kerja yang baik dan penuh dedikasi dari para Pelaut
 Sebuah gaya manajemen di pihak Perwira dan Nakhoda yang membangkitkan antusiasme
dan motivasi para pelaut dan praktik kerja yang aman
8. Kebutuhan pelaut lain di kapal
 Setiap orang berbeda
 Di kapal saat ini, awak kapal bisa berasal dari kebangsaan dan latar belakang apa pun
 Terdapat banyak variasi adat istiadat yang dipraktikkan
 Tingkat toleransi dan upaya yang tinggi untuk bergaul dengan orang lain diperlukan oleh
semua pelaut untuk memastikan keharmonisan di kapal
e. Kebutuhan sosial
 Awak kapal, Perwira, dan Nakhoda membentuk kelompok individu di atas kapal. Secara
keseluruhan masyarakat manusia manusia bersatu dan bereaksi satu sama lain.
 Banyak kesenangan bagi seorang individu dapat diperoleh dari hubungan baik dengan
anggota masyarakat kapal lainnya.
 Jika kita ingin diperlakukan dengan hormat maka kita harus mulai mendapatkan rasa
hormat tersebut dengan memperlakukan orang lain dengan bermartabat, hormat dan
jujur.
 Untuk hubungan yang harmonis di kapal, kita juga harus memastikan bahwa kita
meminimalkan kebisingan area akomodasi dan menjaga kebersihan diri dengan mandi
dan mengenakan pakaian bersih setelah melakukan pekerjaan yang berkeringat.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 25
f. Hormati satu sama lain
 Setiap orang adalah individu dan salah satu aspek penting dari fakta ini adalah bahwa
setiap individu mempunyai pengalaman dan serangkaian keterampilan yang berbeda
dari orang lain.
 Jika kita tertarik untuk mengenal pelaut-pelaut lain di kapal tersebut, maka kita dapat
mengidentifikasi sifat-sifat mereka masing-masing.
 Kita kemudian dapat menghargai perbedaan masing-masing individu dan memanfaatkan
keterampilan mereka untuk melakukannya memuji diri kita sendiri.
 Kita selalu bisa belajar dari satu sama lain.
 Saling menghormati perbedaan-perbedaan ini menghasilkan waktu yang lebih
menyenangkan dan aman di pesawat kapal.
g. Komunikasi yang terbuka akan meningkatkan hubungan interpersonal (IPR) -
 Misalnya, seorang anggota kru menyampaikan komentar tentang kita yang bertujuan
untuk bercanda mereka yang hadir.
 Kami tersinggung dengan pernyataan tersebut.
 Contoh Komunikasi Terbuka adalah meminta sesama awak kapal untuk memberikan
klarifikasi apakah pernyataan yang dibuat bertujuan untuk menyinggung.
 Kemungkinan besar pelanggaran tersebut tidak disengaja, hal itu akan dijelaskan dan
itulah yang akan terjadi akhir masalah.
 Namun, jika hal ini tidak ditangani dengan cara ini, maka permusuhan dapat berkembang
antara kami dan pihak-pihak tersebut anggota kru yang menyampaikan komentar lucu itu.
h. Lingkungan kapal menuntut hubungan pribadi yang lebih baik dari para pelaut baik pada saat
bertugas maupun di luar tugas
 Di atas kapal kami bekerja bersama, tidur di kabin bersama, dan makan bersama,
berolahraga bersama dan menikmati cuti pantai bersama.
 Saat cuti bersama, sangatlah penting bagi kita untuk menjaga tingkat rasa hormat yang
sama terhadap satu sama lain seperti yang kita miliki saat bekerja bersama.
 Jika tidak, perasaan buruk dapat diakibatkan oleh tindakan ceroboh atau komentar yang
muncul di pantai karena pengalaman tersebut dibawa kembali ke kapal.
i. Metode untuk meningkatkan hubungan interpersonal di kapal dihasilkan dari
 memperkenalkan dan memahami satu sama lain
 komitmen perwira senior
 menghargai perbedaan
 individu daripada memaksimalkan kelemahan
 keadilan dalam berurusan dengan personel
 penilaian dan pelaporan yang benar
 disiplin di kapal
 mengakui dan menyesuaikan diri dengan budaya perbedaan
17) Membangun tim
a. Pengoperasian kapal yang efektif dan aman dicapai dari kerja tim -
 Efektivitasnya tergantung pada kontribusi masing-masing anggota tim.
 Tim efektif yang bekerja sama dengan baik membantu pengambilan keputusan yang lebih
baik melalui pencapaian tujuan, sasaran, dan sasaran tim bersama-sama.
 Peran masing-masing anggota tim sangat penting jika tim ingin berfungsi dalam cara yang
kohesif.
b. Prinsip manajemen sumber daya tim -
 Dalam pengoperasian sehari-hari di atas kapal, keterampilan teknis dan non-teknis
diintegrasikan satu sama lain dan kedua keterampilan tersebut diperlukan untuk
melakukan tugas dengan aman dan seefisien mungkin.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 26
 Keterampilan teknis berkaitan dengan departemen, pekerjaan, fungsi, pangkat atau tugas
tertentu. Ini adalah keterampilan yang secara tradisional difokuskan dalam industri
maritim.
 Manajemen sumber daya tim adalah pelatihan faktor manusia. Pelatihan semacam ini
terkadang disebut sebagai pelatihan soft skill atau pelatihan non-teknis dan diperkenalkan
melalui Amandemen Manila pada STCW. Berbeda dengan pelatihan teknis, pelatihan non-
teknis bersifat umum, yaitu dapat diterapkan pada semua orang. Meskipun sebagian besar
pelatihan teknis harus dilaksanakan dalam kelompok yang terpisah – misalnya dibagi
menjadi dek dan mesin, pelatihan non-teknis dapat dilaksanakan tanpa pemisahan orang
sama sekali.
 Tujuannya adalah untuk meruntuhkan penghalang antara manusia, departemen, kapal
dan pantai, mengembangkan komunikasi yang efisien dan membangun budaya
keselamatan yang sejati di dalam kapal.
c. Penghalang terhadap operasi tim meliputi -
 Distorsi tujuan melalui komunikasi yang buruk atau keuntungan pribadi – misalnya
menggunakan keselamatan kapal sebagai alasan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
 Perilaku anggota kru yang tidak fleksibel dan intoleransi di antara anggota kru – misalnya
mengabaikan komentar anggota kru lain karena kami tidak setuju dengan adat istiadat
atau kepercayaan mereka. Tidak ada ruang untuk bias seperti ini di atas kapal di laut!
 Groupisme (pembentukan kelompok) dan pengucilan sosial terhadap awak kapal tertentu
– misalnya kelompok yang dibentuk dengan menggunakan bahasa umum yang tidak
digunakan oleh minoritas awak kapal akan mengakibatkan isolasi sosial bagi awak kapal
yang minoritas. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya kepercayaan dan toleransi di
pihak kru minoritas.
 Masalah status dan ego – misalnya jika seorang awak kapal merasa tersisih maka akan
sulit bagi awak kapal tersebut untuk mengambil risiko melakukan kesalahan ketika
melaporkan masalah di atas kapal.
 Agenda tersembunyi di mana individu mencari keuntungan pribadi dibandingkan
mendahulukan kepentingan kapal – mirip dengan 'distorsi tujuan' di atas.
 Masalah komunikasi melalui hambatan bahasa, prasangka atau seksisme atau rasisme –
misalnya hal ini dapat mengakibatkan perintah tidak dipahami atau tidak dilaksanakan
dengan baik sehingga mempengaruhi keselamatan kapal di laut.
 Masalah fisik dan lingkungan termasuk kurangnya ruang dan waktu pribadi – misalnya
kru yang frustrasi dapat dengan mudah salah memahami perintah atau menutup mata
terhadap detail masalah keselamatan.
 Penanganan pengaduan yang buruk dan kurangnya konseling yang tepat – misalnya
Ketidakpuasan karyawan di atas kapal di tengah laut dapat menimbulkan sikap malas
terhadap urusan keselamatan.
18) Tim Kerja
a. Kerja tim sangat penting -
 Kerja tim sangat penting di kapal karena perusahaan pelayaran terdiri dari sejumlah unit
industri bergerak kecil (kapal) yang pada saat tertentu dapat didistribusikan dalam jarak
yang jauh ke seluruh dunia.
 Saat melakukan pelayaran, kapal dapat mengalami perubahan iklim yang cukup besar,
yang dapat berdampak buruk pada personel.
b. Kapal beroperasi selama 24 jam setiap hari dan awak kapal harus diatur dalam sistem shift
yang diatur sedemikian rupa sehingga orang-orang di kapal cukup istirahat dan sehat untuk
bertugas setiap saat

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 27
 Personil di kapal harus diorganisir untuk mengoperasikan kapal dengan aman dan efektif
dengan berbagai operasi yang dilakukan secara bersamaan,
 Penjagaan di laut dan di pelabuhan (operasi navigasi dan mesin) operasi kargo
 pemeliharaan lambung kapal,
 mesin dan peralatan
 pemeriksaan dan latihan keselamatan, tindakan darurat
 perbaikan/dry-docking
 perbekalan, memasak makanan, tata graha
 kapal komunikasi - kapal darat
 awak kapal harus mampu beroperasi dengan tanggung jawab dan fleksibilitas yang tinggi
19) Tanggung Jawab Sosial
a. Setiap anggota kru memikul tanggung jawab sosial untuk
 Dirinya sendiri - Di lingkungan kapal, setiap awak kapal harus berperilaku bermartabat.
Rasa hormat dari anggota kru lainnya diperoleh dari cara setiap orang melakukan yang
terbaik untuk berkontribusi pada upaya tim.
 Rekan-rekannya - Perlakukan orang lain sebagaimana saya ingin mereka memperlakukan
saya. Dengan cara itu saya bisa berharap demikian diperlakukan dengan tingkat
penghargaan yang sama.
 Perusahaan - Sebagai imbalan atas pembayaran dari perusahaan, kru diharapkan
melakukan upaya terbaik untuk mencapai hasil yang paling menguntungkan bagi
perusahaan.
 Lingkungan Hidup – Dunia hanya dapat pulih dari pengabaian di masa lalu dan tetap
bersih jika setiap individu menghormati lingkungan yang harus kita tinggali bersama.
b. Hak Kru
Setiap kru berhak untuk
 Keyakinannya - Kita semua berhak atas keyakinan kita, namun kita semua harus
memastikan keyakinan orang lain mempunyai hak atas keyakinannya sendiri meskipun
berbeda dengan keyakinan kita.
 Mengekspresikan keyakinannya - Hal ini terutama berlaku pada kejujuran, kebenaran, dan
kesetiaan yang lain.
 Ajukan permintaan kepada orang lain selama dia bisa menghargai bahwa orang lain
mempunyai hak untuk mengatakannya
 Memperjelas komunikasi untuk meningkatkan hubungan interpersonal.
Tugas Kru
 Setia kepada majikan saya
 Menerima bahwa bagi kapal yang terlibat dalam operasi komersial, menghasilkan
keuntungan adalah bagian dari hal tersebut operasi
 Melaksanakan tugas secara bertanggung jawab dan bermartabat setiap saat
 Melaksanakan perintah dengan hormat & mematuhi semua peraturan dan hukum kapal,
benderanya negara bagian, hukum internasional, dan hukum negara tuan rumah.
Tanggung jawab ini diungkapkan oleh
 ketaatan, rasa hormat, disiplin dan kesediaan saya untuk mengikuti perintah atasan saya.
 Saya harus mematuhi kebijakan perusahaan sebagaimana tercantum dalam manual
keselamatan dan peraturan serta ketentuan persyaratan Negara Bendera dan undang-
undang wajib lainnya.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 28
 Saya harus mematuhi kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan setiap saat dan
membantu sesama pelaut dalam keadaan darurat, operasi pencarian dan penyelamatan,
serta operasi mitigasi polusi minyak.
Realitas komersial
 Saya harus menerima bahwa jika kapal tersebut digunakan untuk kepentingan komersial,
maka sudah menjadi kewajiban saya untuk melindunginya
 profitabilitas bisnis tempat saya bekerja. Misalnya, akan bertentangan dengan persyaratan
ini jika saya memfitnah atau mengkritik majikan saya atau Nakhoda di depan membayar
penumpang sehingga merugikan majikan.
 Saya harus melaksanakan tugas saya dengan tulus dan dengan kemampuan terbaik saya
 Seperti pekerjaan lainnya, pemberi kerja mengharapkan upaya terbaik dari saya.
 Tanggung jawab terhadap perusahaan, pemerintah dan individu
 Saya harus menyatakan tanggung jawab terhadap tiga elemen operasi pelayaran, yaitu,
perusahaan, pemerintah dan individu.
Martabat dalam persalinan
 Ada martabat dalam pekerjaan.
 Saya harus melaksanakan tugas saya dengan cara yang bermartabat sesuai dengan
instruksi diberikan kepada saya oleh atasan saya atau Nakhoda.
Ada tanggung jawab terhadap
 Taat, hormat, disiplin dan mengikuti perintah atasan;
 Mematuhi kebijakan perusahaan sebagaimana tercantum dalam manual keselamatan
serta peraturan dan regulasi yang mengatur persyaratan negara bendera dan undang-
undang wajib lainnya;
 Mematuhi kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan setiap saat dan membantu
sesama pelaut dalam keadaan darurat, operasi pencarian dan penyelamatan serta operasi
mitigasi polusi minyak.
Hak untuk mengajukan keluhan
 Semua awak kapal mempunyai hak untuk mengajukan pengaduan mengenai pelanggaran
hak-hak pelaut di atas kapal tanpa takut menjadi korban atau pembalasan.
c. Kontrak, hak, persyaratan nasional & internasional
8. Maritime Labour Convention 2006 (MLC 2006)
 Konvensi Buruh Kelautan, 2006 merupakan konvensi internasional yang
dikembangkan berdasarkan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) untuk
menciptakan suatu instrument Tunggal yang memuat semua prinsip dan standar
ketenagakerjaan internasional yang berlaku di industry pelayaran yang mulai berlaku
secara internasional pada tanggal 20 Agustus 2013.
 Indonesia merupakan salah satu penandatangan MLC tahun 2006 yang
menggabungkan tenaga kerja yang ada konvensi-konvensi tersebut, sambil
memperkenalkan standar-standar modern yang berkaitan dengan kondisi kerja dan
kehidupan para pelaut.
 MLC, 2006 memberikan standar kerja dan kehidupan bagi 1,4 juta penduduk dunia
pelaut dan sejalan dengan Konvensi berikut – SOLAS, STCW dan MARPOL.
 Ketentuan MLC, 2006 di Indonesia telah diterapkan terutama melalui Undang-Undang
(UU) No. 15 Tahun 2016, Pengesahan Maritime Labour Convention (Konvensi Ketenaga
kerjaan Maritim 2006)
9. MLC 2006 membahas komponen-komponen berikut
 Sertifikat buruh maritim
 Sertifikat buruh maritim sementara
 Rekrutmen dan penempatan
 Pengaduan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 29
Keterlibatan dan kondisi kerja pelaut
Ketentuan
Kesehatan
Akomodasi – rencana penggunaan dan kapal / desain dan konstruksi / kerja ruang
Kesejahteraan pelaut
 Akomodasi – fasilitas sanitasi dan laundry/fasilitas rumah sakit
 Repatriasi
10. Perjanjian Kerja Pelaut
Perjanjian Kerja Pelaut menetapkan rincian minimum kondisi kerja yang harus disepakati
secara tertulis antara Pelaut dan Perusahaan Pelayaran. Formulir ini mencakup informasi
berikut:
 Nama dan alamat Majikan Pelaut
 Nama, alamat dan rincian pribadi Pelaut
 Kapasitas di mana Pelaut akan dipekerjakan
 Tempat kerja
 Referensi ke Perundingan Bersama atau Perjanjian Perusahaan lainnya yang relevan
 Upah
 Lembur
 Hak cuti
 Jangka waktu Perjanjian Kerja
 Syarat-syarat di mana Perjanjian Kerja dapat diakhiri
 Jangka waktu pemberitahuan pengakhiran
 Repatriasi (untuk memastikan saya tidak terdampar di pelabuhan asing)
 Repatriasi bagi Pelaut di bawah usia 18 tahun
 Hak Jaminan Kesehatan dan Sosial
 Perselisihan resolusi
 Hak untuk meminta nasihat
 Tanda tangan
d. Kesejahteraan mental para pelaut
Konvensi Buruh Maritim mencakup keprihatinan terhadap kesejahteraan mental para pelaut,
khususnya
 isu kesehatan mental yang buruk dan risiko-risiko terkait yang dapat timbul sebagai
akibat dari kehidupan di laut;
 perlunya pemahaman tentang kesejahteraan sosial, emosional, fisik, intelektual dan
spiritual pelaut saat berada di atas kapal dan saat berada di darat.
e. Tanggung Jawab Sosial
8. Narkoba & Alkohol
Peraturan nasional & internasional
Awak kapal harus mematuhi peraturan perundang-undangan mengenai penggunaan
obat-obatan terlarang dan alkohol yang terdapat dalam Sistem Manajemen Keselamatan
Kapal, hukum Australia, konvensi STCW dan hukum negara Dimana kapal tersebut
beroperasi.
Hukuman
Hukuman karena melanggar undang-undang dan peraturan di atas bisa sangat
berat, terutama yang berkaitan dengan kepemilikan, konsumsi atau penjualan obat-obatan
terlarang. Hukuman mati dijatuhkan oleh banyak negara terhadap mereka yang kedapatan
terlibat narkoba.
Penyalahgunaan Narkoba dan Alkohol
Kecanduan Narkoba dan Alkoholisme adalah PENYAKIT. Alkohol adalah obat yang
paling sering disalahgunakan. Ini menempatkan Sistem Saraf Pusat dan pikiran untuk

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 30
“Tidur”. Penyalahgunaan dapat menyebabkan peningkatan kerusakan otak, hati dan
pembuluh darah. Ada risiko tinggi terkena diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan
penglihatan, masalah neurologis dan psikologis. Setiap tahun alkohol bertanggung jawab
atas sebagian besar kematian
 Kecelakaan di Laut
 Kematian di Jalan
 Penyerangan
 Kasus Pemerkosaan
 Bunuh diri
 Kematian Akibat Kebakaran
Narkoba
Konsumsi obat-obatan tanpa resep merupakan aktivitas ilegal. Akibat narkoba adalah:
 Masalah Disiplin
 Kemungkinan Kapal ditangkap
 Kemungkinan Kru ditangkap atau lebih buruk lagi
 Trauma Terkait dengan Penarikan Seringkali Parah
Bagaimana pihak berwenang mendeteksi konsumsi narkoba & alkohol
 Sebagian besar otoritas perairan di dunia akan melakukan tes wajib terhadap obat-
obatan terlarang dan alkohol setelah terjadi kecelakaan laut atau kecelakaan laut yang
serius di perairan mereka.
 Batas normal darah/alcohol adalah 0,04% (kira-kira 2 gelas); namun hal ini berbeda-
beda di setiap negara
 Otoritas perairan di seluruh dunia dapat melakukan tes narkoba dan alkohol secara
acak.
 Saya diperkirakan akan menjalani tes setelah terjadinya insiden laut yang serius.
 Undang-Undang hukum Indonesia yang berkaitan dengan perilaku dan tanggung jawab
awak kapal, Nakhoda kapal, Perusahaan Pelayaran, dll. dan mencakup hukuman atas
pelanggaran hukum. Undang-undang tersebut menetapkan batasan konsumsi untuk
awak kapal yang terdaftar di Indonesia.
9. Undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Industri Maritim) tahun 1993
 Undang-undang untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja bagi orang-
orang yang bekerja di industri maritim dan untuk tujuan terkait.
 Peraturan ini menetapkan standar, kewajiban dan persyaratan operator dalam Industri
Maritim Indonesia.
10. Jangan Toleransi Pengguna Narkoba
Jika mencurigai ada awak kapal yang memakai narkoba, maka kru bertanggung
jawab dan wajib melaporkannya kecurigaan karena penggunaan narkoba oleh awak kapal
merupakan risiko serius bagi kapal dan nyawa semua orang di dalamnya. Tanda-tanda
penggunaan narkoba antara lain:
 Perubahan suasana hati yang tiba-tiba
 Iritabilitas yang tidak biasa o Kehilangan nafsu makan
 Hilangnya minat pada pekerjaan, hobi, atau kehidupan sosial
 Serangan mengantuk atau mengantuk o Perilaku aneh atau bukti berbohong
 Pencurian kecil-kecilan dan kehilangan uang dan harta benda pribadi tanpa sebab yang
jelas
 Bau, noda atau bekas yang tidak biasa pada badan, pakaian, atau di dalam kabin
Hukuman bisa sangat berat bagi pengguna narkoba dan kru yang diketahui melebihi
batas darah/alkohol. Di perairan AS, Penjaga Pantai AS mewajibkan siapa pun yang
ditemukan melebihi batas maksimum darah/alkohol atau memiliki jejak obat-obatan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 31
terlarang dalam sampel yang diambil untuk menghadiri Program Bantuan Karyawan
(EAP) selain hukuman atau penjara yang terkait dengan hal tersebut. pelanggaran.
Kecanduan alkohol dan narkoba harus diperlakukan sebagai penyakit. Namun,
seorang pasien harus memikul tanggung jawab atas tindakannya!
11. Kesehatan dan kebersihan di kapal
Tanggung jawab moral untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
 Penting bagi hubungan yang harmonis di kapal bahwa setiap orang memperhatikan
awak kapal lainnya dengan membatasi kebisingan di area akomodasi, mandi setiap hari
dan setelah menyelesaikan pekerjaan yang berkeringat, mengganti pakaian yang
berkeringat atau kotor, menjaga kesehatan dengan baik, berolahraga setiap hari dan
makan dengan baik. .
 Kapal laut modern berukuran sedang hingga besar mampu menghasilkan lebih banyak
air segar setiap hari daripada yang dapat digunakan oleh awak kapal untuk memenuhi
standar kebersihan dan kebersihan yang dapat diterima.
 Tetap sehat dengan melakukan olahraga teratur dan makan dengan baik.
12. Personel kapal harus mempunyai motivasi yang tinggi
 Kita semua unggul ketika kita melakukan sesuatu yang kita sukai dan kita termotivasi
untuk melakukannya dengan baik. Bahkan jika kita sangat mampu melakukan
pekerjaan tertentu secara menyeluruh namun kita tidak tertarik, kita tidak akan
melakukan pekerjaan sebaik mungkin dalam waktu sesingkat mungkin jika kita tertarik
pada hal tersebut.
 Kita harus termotivasi secara positif untuk mencapai hasil dalam pekerjaan apa pun,
tetapi jika kita benar-benar mencapainya Jika kita tertarik dengan apa yang kita
lakukan dan kita termotivasi positif untuk melakukan pekerjaan itu dengan baik maka
hasilnya akan selalu lebih unggul.
 Salah satu cara memotivasi kru di bawah pengawasan kami adalah dengan
mendelegasikan tanggung jawab kepada mereka. Pada kenyataannya kita tetap
bertanggung jawab atas tindakan mereka namun mereka merasakan rasa memiliki
terhadap tugas yang diberikan kepada mereka untuk diselesaikan tanpa pengawasan
yang ketat. Beginilah cara kru yang tidak berpengalaman yang sebelumnya telah
menunjukkan keterampilan mereka dalam pekerjaan tertentu menjadi ahli dalam tugas
tersebut. Jika kita mendelegasikan pekerjaan dan kru menyelesaikan pekerjaan itu
dengan memuaskan, maka sedikit umpan balik positif kepada mereka akan sangat
memotivasi mereka untuk berusaha mencapai rasa kepuasan yang sama pada saat saya
memberi mereka pekerjaan yang harus dilakukan. Motivasi positif tumbuh dengan
sendirinya.
13. Ringkasan
 Pentingnya hubungan interpersonal di atas kapal di laut tidak dapat dilebih-lebihkan.
Kru tempat saya bekerja hadir dan berada di dekat saya sepanjang waktu.
 Kita bisa memperlakukan satu sama lain seperti kita memperlakukan anggota keluarga
atau terus-menerus mengalami perselisihan.
 Pendelegasian yang baik membangun kepercayaan yang menghasilkan hubungan baik
yang memotivasi kru untuk bekerja sama dalam lingkungan yang positif, aman,
kooperatif, dan produktif.
 Penyalahgunaan narkoba dan alkohol bisa sangat merugikan dan dapat mengakibatkan
penuntutan terhadap kapal dan individu serta dapat mengakibatkan pemecatan dan
hilangnya karier laut secara permanen.
20) Kesehatan dan kebersihan di kapal
a. Tanggung jawab moral untuk menjaga kebersihan dan kesehatan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 32
Penting bagi hubungan yang harmonis di kapal agar saya memperhatikan awak kapal
lainnya dengan membatasi kebisingan di area akomodasi, mandi setiap hari dan setelah
menyelesaikan pekerjaan yang berkeringat, mengganti pakaian yang berkeringat atau kotor,
menjaga kesehatan dengan baik, berolahraga setiap hari dan makan dengan baik. . Kapal laut
modern berukuran sedang hingga besar mampu menghasilkan lebih banyak air segar setiap
hari daripada yang dapat saya gunakan untuk memenuhi standar kebersihan dan kebersihan
yang dapat diterima. Jagalah kesehatan dengan berolahraga secara teratur dan makan
dengan baik.

b. Kebersihan dan tata graha yang baik merupakan hal mendasar bagi kesehatan yang baik
Membersihkan diri sendiri sangat penting di atas kapal. Tidak perlu usaha sama sekali
untuk membuat ruangan menjadi tidak rapi dengan apa yang saya lakukan di ruangan itu.
Untuk menjaga ruangan tetap rapi dan bersih hanya membutuhkan sedikit usaha namun
dapat memberikan perbedaan besar pada perasaan orang lain. Jika saya membuat secangkir
kopi, hal terburuk yang dapat saya lakukan adalah meninggalkan cangkir dan peralatan kotor
di wastafel atau di atas meja untuk dibersihkan oleh orang lain setelah saya. Sikap saya
tercermin dari cara saya meninggalkan suatu ruangan setelah saya menempatinya dan orang
lain akan menilai saya dari perilaku saya. Meninggalkan sisa makanan di piring atau
menumpahkan makanan di atas meja juga mengundang hama untuk mencari makan dan
berkembang biak, yang dapat menyebabkan lingkungan hidup tidak sehat.
c. Personel kapal harus mempunyai motivasi yang tinggi
Kita semua unggul ketika kita melakukan sesuatu yang kita sukai dan kita termotivasi
untuk melakukannya dengan baik. Bahkan jika kita sangat mampu melakukan pekerjaan
tertentu secara menyeluruh namun kita tidak tertarik, kita tidak akan melakukan pekerjaan
sebaik mungkin dalam waktu sesingkat mungkin jika kita tertarik pada hal tersebut.
Kita harus termotivasi secara positif untuk mencapai suatu hasil dalam pekerjaan apa
pun, tetapi jika kita benar-benar tertarik dengan apa yang kita lakukan dan kita termotivasi
secara positif untuk melakukan pekerjaan itu dengan baik maka hasilnya akan selalu lebih
unggul.
Salah satu cara memotivasi kru di bawah pengawasan saya adalah dengan
mendelegasikan tanggung jawab kepada mereka. Kenyataannya saya tetap bertanggung
jawab atas tindakan mereka namun mereka merasakan rasa memiliki terhadap tugas yang
diberikan kepada mereka untuk diselesaikan tanpa pengawasan yang ketat. Beginilah cara
kru yang tidak berpengalaman yang sebelumnya telah menunjukkan keterampilan mereka
dalam pekerjaan tertentu menjadi ahli dalam tugas tersebut.
Jika saya mendelegasikan pekerjaan dan kru menyelesaikan pekerjaan itu dengan
memuaskan, maka sedikit umpan balik positif kepada mereka akan sangat memotivasi
mereka untuk berusaha mencapai rasa kepuasan yang sama pada saat saya memberi mereka
pekerjaan yang harus dilakukan. Motivasi positif tumbuh dengan sendirinya.

D. MANAJEMEN MENGONTROL KELELAHAN


1. Penyebab kelelahan
a. Perkenalan
 Tidur merupakan proses fisiologis penting bagi manusia. Saat kurang tidur, kita berfungsi
kurang efektif, merasa lelah dan mudah tersinggung, lebih banyak melakukan kesalahan,
kurang kreatif dan pada akhirnya dapat berujung pada kematian.
 Sama seperti rasa lapar yang mengingatkan kita akan kebutuhan dasar manusia untuk
makan, rasa kantuk juga mengingatkan kita akan kebutuhan penting untuk tidur.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 33
 Tidur malam terdiri dari beberapa siklus tidur yang berulang, masing-masing terdiri dari
siklus yang berbeda tahapan tidur.
 Selama siklus tidur ini tubuh mengeluarkan hormon yang mengontrol berbagai fungsi
tubuh, memperbaiki dan meremajakan tubuh.
 Sebagai aturan umum, rata-rata orang dewasa membutuhkan sekitar 8 jam tidur setiap
malamnya, namun dalam praktiknya, tidur mereka hanya kurang dari 7 hingga 7,5 jam.
 6 hingga 10% populasi orang dewasa tampaknya membutuhkan tidur yang jauh lebih
banyak dibandingkan orang dewasa rata-rata (9 atau 10 jam atau lebih dalam semalam),
sementara sekitar 5% dapat bertahan hidup dengan cukup baik dalam waktu kurang dari
6 jam sehari.
 Dalam beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, waktu 3 jam mungkin cukup bagi
individu tertentu untuk beraktivitas tanpa rasa kantuk yang berlebihan di siang hari atau
gangguan kinerja.
b. Berkurangnya kuantitas & kualitas tidur - Berkurangnya kuantitas dan kualitas tidur
mengakibatkan
 siklus tidur tidak selesai,
 mengantuk saat bangun tidur,
 berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas kompleks dan
 penurunan kinerja kerja secara umum.
c. Hutang tidur
 Dampak dari kurang tidur yang berulang bersifat kumulatif.
 Selama periode kurang tidur, misalnya beberapa minggu, performa kerja seseorang terus
menurun.
 Hutang tidur dapat 'dibayar' dengan tidur tambahan setelah periode kurang tidur.
d. Mengubah jadwal
 Kapal yang berlayar di lautan beroperasi 24 jam sehari dan awak kapal harus waspada
dan berfungsi penuh selama jam normal untuk tidur jika mereka bekerja di darat.
 Dibutuhkan lebih dari satu hari bagi orang untuk beradaptasi dengan tidur ketika mereka
seharusnya aktif pada siang hari.
 Perubahan jadwal mengakibatkan berkurangnya kewaspadaan dan fungsi anggota kru
dan oleh karena itu harus dihindari jika memungkinkan.
e. Beban kerja
 Peningkatan beban kerja berdampak buruk pada kualitas tidur.
 Kinerja seseorang yang sudah terlilit hutang tidur akan menurun secara signifikan dengan
peningkatan beban kerja.
f. Waktu yang dihabiskan untuk terjaga
 Dalam menilai waktu tidur, penting untuk memperhitungkan waktu terjaga pelaut selama
waktu istirahat.
 Misalnya, waktu istirahat dan kesempatan untuk tidur dapat sangat berkurang karena
gangguan yang disebabkan oleh inspeksi kapal, latihan, keadaan darurat, dan gangguan
operasional yang disebabkan oleh awak jaga yang tidak berpengalaman dan memerlukan
bantuan dalam menjalankan kapal.
g. Status kesehatan individu
 Kesehatan yang buruk juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur.
 Kurang tidur juga dapat mengakibatkan kesehatan yang buruk dan penurunan kekebalan
terhadap penyakit.
 Kurang tidur dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah.
h. Dampak stresor fisik, mental & lingkungan di dalam & di luar kapal & dampaknya terhadap

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 34
tingkat kelelahan pelaut.
1) Pengaruh kebisingan, getaran, pencahayaan & ventilasi -
 Saat ini kapal semakin cepat dan diawaki oleh lebih sedikit orang. Kesempatan untuk
bekerja dalam siklus jam kerja yang berulang terus menerus dikurangi dengan semakin
pendeknya waktu perjalanan.
 Saat berada di pelabuhan, terdapat tekanan finansial yang besar pada Nakhoda untuk
memutar balikkan kapal dengan cepat. Hal ini dapat mengakibatkan kebisingan &
getaran akibat bongkar muat kargo secara terus menerus saat berada di pelabuhan.
Suara & getaran yang tajam dan keras dapat mengakibatkan gangguan pada siklus tidur
seseorang.
 Pergerakan kargo di malam hari juga memerlukan penerangan yang terang demi alasan
keselamatan dan hal ini belum dilakukan faktor lain yang dapat menyulitkan kru yang
tidak bertugas untuk tidur.
 Dalam beberapa kasus, seluruh awak kapal diperlukan untuk memuat dan menurunkan
muatan dan hal ini dapat dilakukan mengakibatkan hutang tidur yang signifikan yang
disebabkan oleh kurang tidur.
2) Stres
 Stres bisa disebabkan oleh kurang tidur.
 Ketidakmampuan untuk tidur juga bisa disebabkan oleh stres.
 Stres dapat muncul ketika kelelahan dan melakukan tugas-tugas yang rumit dan
terutama ketika ada kebutuhan akan kecepatan.
 Stres terkadang diungkapkan dengan sikap pelaut yang terkesan tiba-tiba atau tidak
ramah ketika berkomunikasi dengan orang lain. Seseorang yang diajak bicara dengan
cara yang kasar mungkin akan merespons dengan cara yang sama dan akibatnya adalah
stres lebih lanjut.
2. Irama sirkadian & pentingnya tidur
a. Irama sirkadian
 Semua manusia mempunyai Irama Sirkadian bawaan, yang disinkronkan dengan Irama
Biologis Jam kita
 Jam Biologis seseorang paling banyak disesuaikan dengan isyarat lingkungan eksternal
yang penting adalah siang hari.
 Jam Biologis seseorang menggunakan isyarat-isyarat ini untuk melakukan sinkronisasi
atau mengatur ulang secara alami masing-masing isyarat tersebut hari hingga hanya
dalam beberapa menit dari siklus rotasi 24 jam bumi.
 Irama Sirkadian mengatur pola tidur dan makan, kewaspadaan, inti tubuh suhu, aktivitas
gelombang otak, produksi hormon, pengaturan kadar glukosa dan insulin, produksi urin,
regenerasi sel dan banyak aktivitas biologis lainnya.
 Beberapa hormon ini menyebabkan kantuk dan menurunkan suhu tubuh.
 Hormon lain digunakan untuk membentuk glukosa atau gula darah untuk mengaktifkan
fungsi anti-stres dan anti-inflamasi dalam tubuh.
 Hormon pertumbuhan sangat penting untuk proses perbaikan dan pemulihan tubuh,
khususnya selama tidur nyenyak non-REM (Random Eye Movement).
b. Pentingnya tidur
Tidur sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Namun jutaan
orang tidak mendapatkan cukup tidur dan banyak yang menderita kurang tidur. Pentingnya

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 35
tidur nyenyak yang cukup dan tidak terganggu di lingkungan kapal sangat penting untuk
pengoperasian kapal yang aman dan efisien.
1) Beberapa faktor yang dapat mengurangi kuantitas dan kualitas tidur adalah:
 Kebisingan akibat pengoperasian kapal yang terus berlanjut;
 Perlunya penerangan yang terang untuk melanjutkan operasional kapal seperti
bongkar muat kargo, penangkapan ikan dan pengemasan;
 Interupsi oleh kru yang kurang berpengalaman yang meminta nasihat operasional;
 Dingin atau panas yang ekstrem;
 Cuaca buruk;
 Perubahan jadwal kerja akibat perlunya perputaran cepat di pelabuhan;
 Waktu tempuh yang lebih singkat karena kecepatan kapal yang lebih cepat;
 Keadaan darurat;
 Latihan;
 Memiliki lebih sedikit awak kapal berarti dua kali jaga 6 jam per hari sehingga hanya
menyisakan dua orang X Total waktu istirahat 6 jam untuk tidur, istirahat, rekreasi,
komunikasi, olah raga dan konsumsi makanan;
 Bukan hal yang aneh jika kita diharapkan untuk melampaui jam kerja jika diperlukan
 menjaga operasional kapal.
2) Berbagai Jenis Tidur
a) Tidur Non-REM (Non-Rapid Eye Movement / Gerakan Mata Non-Rapid).
Tidur non-REM, yang mungkin paling baik didefinisikan secara negatif sebagai
tidur apa pun yang tidak dikenali sebagai tidur REM, terdiri dari tiga tahap terpisah
(tahap 1, tahap 2, dan tahap 3), yang diikuti secara berurutan ke atas dan ke bawah
seiring kemajuan siklus tidur.
Tahap 1 (NREM1 atau N1) adalah tahap antara terjaga dan tidur dan kadang-
kadang disebut sebagai mengantuk atau tidur mengantuk, di mana otot-otot masih
cukup aktif dan mata berputar perlahan dan dapat membuka dan menutup dari waktu
ke waktu.
Pola gelombang listrik otak dapat menunjukkan tiga tahap tidur non-rem
Tahap 1 adalah periode transisi dari gelombang otak yang relatif tidak
tersinkronisasi dan lebih cepat yang terjadi selama keadaan terjaga ke gelombang otak
yang lebih tersinkronisasi namun lebih lambat.

Selama tidur tahap 1 pernapasan berangsur-angsur menjadi lebih teratur dan


detak jantung mulai melambat. Bermimpi relatif jarang terjadi pada tahap ini, namun
kedutan tiba-tiba cukup umum terjadi saat napas terakhir dalam kendali bangun
sebelum tidur mengambil alih.
Selama periode tidur singkat yang sangat ringan dan mudah terganggu ini,
biasanya berlangsung kurang dari 10 menit, orang yang tidur mungkin menyadari
suara dan percakapan tetapi merasa tidak mau dan tidak mampu meresponsnya.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 36
Seseorang yang terbangun selama periode ini sering kali percaya bahwa mereka
tidak pernah tidur sama sekali. Biasanya, tahap ini hanya mewakili sekitar 5% dari
total waktu tidur.

Tahap 2 (NREM2 atau N2) adalah tahap tidur pertama yang pasti, di mana
aktivitas otot semakin menurun dan kesadaran akan dunia luar mulai memudar
sepenuhnya. Jika ada suara yang terdengar, orang yang tidur tidak dapat memahami
isinya saat ini.
Gelombang otak selama tahap 2 sebagian besar berada pada rentang gelombang
frekuensi yang lebih rendah tetapi selain itu tahap 2 ditandai oleh dua fenomena yang
membedakan:
 Spindel tidur berupa ledakan singkat aktivitas otak yang masing-masing
berlangsung sekitar setengah detik dan
 K-kompleks berupa puncak tegangan tinggi negatif yang pendek diikuti oleh
kompleks positif yang lebih lambat dan kemudian puncak negatif akhir dengan
masing-masing kompleks berlangsung selama 1-2 menit - lihat diagram di atas.
Bersama-sama hal ini berfungsi untuk melindungi tidur dan menekan respons
terhadap rangsangan luar serta membantu konsolidasi memori dan pemrosesan
informasi berbasis tidur. Orang yang tidur melewati tahap ini beberapa kali pada
malam hari sehingga lebih banyak waktu yang dihabiskan pada tahap tidur 2
dibandingkan tahap tidur tunggal lainnya. Biasanya tidur tahap 2 mencakup sekitar
45%-50% dari total waktu tidur orang dewasa.
Tahap 3 (NREM3 atau N3) juga dikenal sebagai tidur nyenyak atau delta atau
tidur gelombang lambat (SWS). Selama periode ini orang yang tidur bahkan menjadi
kurang responsif terhadap lingkungan luar dan pada dasarnya terputus dari dunia luar
dan tidak menyadari suara atau rangsangan lainnya.
Tidur tahap 3 terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama pada paruh pertama
malam dan mewakili sekitar 15%-20% dari total waktu tidur orang dewasa. Tahap 3
ditandai dengan gelombang frekuensi rendah bersama dengan beberapa kumparan
tidur, meskipun jauh lebih sedikit dibandingkan tahap 2.
Selain aktivitas saraf, indikator fisik lainnya seperti suhu otak, laju pernapasan,
detak jantung, dan tekanan darah semuanya berada pada tingkat terendah selama tidur
tahap 3. Bermimpi lebih sering terjadi pada tahap ini dibandingkan tahap tidur non-
REM lainnya. Ini juga merupakan tahap di mana kita mungkin mengalami berjalan
sambil tidur, berbicara saat tidur, dan mengompol.
Pemrosesan informasi dan konsolidasi memori juga terjadi selama periode ini.
Jauh lebih sulit untuk membangunkan seseorang pada tahap tidur 3 dan jika
dibangunkan pada tahap ini mereka akan sering merasa sangat pusing dan mungkin
memerlukan waktu hingga 30 menit sebelum mereka mencapai kinerja mental yang
normal.
b) REM (Rapid Eye Movement / Gerakan Mata Cepat) Tidur

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 37
Tidur REM terjadi dalam siklus yang berdurasi sekitar 90-120 menit sepanjang
malam. Ini menyumbang hingga 20-25% dari total waktu tidur pada manusia dewasa.
Secara khusus, tidur REM mendominasi paruh kedua periode tidur terutama beberapa
jam sebelum bangun tidur. Komponen REM dari setiap siklus tidur biasanya meningkat
seiring berjalannya malam. Seperti namanya, penyakit ini dikaitkan dengan gerakan
mata tertutup yang cepat dan acak.
Gerakan mata ini terputus-putus. Masih belum diketahui secara pasti apa
tujuannya namun diyakini bahwa gerakan mata mungkin berhubungan dengan
gambaran visual internal dari mimpi yang terjadi selama tidur REM. Aktivitas otak
selama tidur REM sebagian besar ditandai oleh gelombang otak dengan frekuensi
campuran dengan amplitudo rendah, sangat mirip dengan yang dialami selama
keadaan terjaga. Gelombang otak frekuensi sedang hingga tinggi yang lebih khas dari
konsentrasi aktif dan pemikiran tingkat tinggi terjadi selama tidur REM.

Konsumsi oksigen otak juga sangat tinggi selama periode ini dan seringkali lebih
tinggi dibandingkan saat bangun dan mengerjakan masalah yang kompleks. Ini
merupakan indikasi konsumsi energi otak yang lebih tinggi selama siklus tidur kita.
Pernapasan menjadi lebih cepat dan tidak teratur selama tidur REM dibandingkan
selama tidur non-REM dan detak jantung serta tekanan darah juga meningkat
mendekati tingkat saat bangun tidur.
Meskipun otot menjadi lebih rileks selama tidur non-REM, otot menjadi lumpuh
total dan tidak responsif selama tidur REM. Area otak yang terlibat dengan memori
jangka panjang dan emosi sangat aktif selama tidur REM. Meskipun kebanyakan orang
cenderung tidak terbangun setelah setiap siklus tidur REM, kita lebih mungkin
terbangun dari tidur REM dibandingkan dari tidur non-REM. Biasanya, “kebangkitan
mikro” ini hanya berlangsung beberapa detik dan orang yang tidur biasanya tidak
mengingatnya. Namun, jika seseorang terlalu terstimulasi, orang tersebut mungkin
akan terbangun sepenuhnya dan mungkin memerlukan seluruh siklus tidur (1,5 - 2
jam) untuk kembali tidur.
c) Window of Circadian Low (WOCL)/ Jendela Sirkadian Rendah
“Tekanan tidur”, atau kebutuhan untuk tidur, muncul pada tingkat yang berbeda-
beda tergantung waktu. Ada kalanya seseorang hampir tidak dapat tidur sama sekali
dan jika demikian, maka tidur tersebut memberikan kualitas pemulihan yang di bawah
standar. Di sisi lain, ada juga saat-saat – terutama antara pukul dua dan enam pagi –
ketika keinginan untuk tidur sangat kuat. Efek pemulihan dari tidur juga jauh lebih baik
jika seseorang tidur pada periode ini.
Periode waktu pada malam hari ini disebut sebagai Window of Circadian Low (WOCL).

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 38
Periode kewaspadaan yang dikendalikan oleh Irama Sirkadian kita ditunjukkan pada
ilustrasi di atas.
 Kewaspadaan tinggi ditunjukkan pada pukul 10.00 WIB.
 Koordinasi terbaik ditunjukkan pada pukul 14.30
 Waktu reaksi tercepat ditunjukkan pada pukul 15.30.
 Kewaspadaan, koordinasi dan waktu reaksi yang optimal adalah pada periode
pertengahan pagi hingga pagi hari sore sore.
Ringkasan faktor kunci yang mempengaruhi kualitas tidur di atas kapal Pengoperasian
kapal 24 jam di laut -
 Kapal yang berlayar di lautan memerlukan pengawasan, navigasi, dan pemeliharaan
jam.
 Oleh karena itu, penting untuk menetapkan jadwal kerja pada kru yang
memungkinkan tugas-tugas ini dilakukan tanpa henti sepanjang waktu.
 Biasanya kru akan dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok akan bekerja
minimal 6 jam dua kali sehari.
 Tidur akan dilakukan selama periode di luar jam kerja masing-masing 6 jam.
Kenyataannya adalah kru hanya akan tidur selama sebagian waktu mereka tidak
bertugas.
 Oleh karena itu Irama Sirkadian mereka akan terganggu secara signifikan ketika
mereka bergabung mengirimkan.
 Diperlukan waktu beberapa hari agar Irama Sirkadian menyesuaikan dengan jadwal
tidur.
3) Gangguan pada periode tidur
 Tidur akan terganggu oleh kebisingan, cahaya, getaran dan gerakan yang disebabkan
oleh pengoperasian kapal di laut.
 Ketika kru yang kurang berpengalaman sedang bertugas jaga, maka akan terjadi
gangguan pada pola tidur yang
 disebabkan oleh para kru yang meminta nasihat, bimbingan atau pengawasan.
 Latihan dapat dilakukan kapan saja dan semua anggota kru diharapkan untuk
melakukannya sebagian, apakah mereka sedang tidur atau tidak pada saat itu.
 Keadaan darurat mengharuskan semua kru untuk melakukan tindakan segera.
 Pada beberapa kapal, pengoperasiannya terkadang memerlukan keterlibatan seluruh
awak kapal, termasuk mereka yang tidak bertugas pada saat itu.
 Faktor lain yang dapat mengganggu tidur antara lain kesehatan pelaut yang buruk
sehingga menimbulkan rasa sakit, ketidaknyamanan saat berbaring dalam satu posisi,
batuk, mendengkur, suara serangga serta bau, mendengkur, batuk, gerakan atau
ketidaknyamanan lainnya yang disebabkan oleh berbagi kabin dengan anggota kru
lainnya.
c. Paparan 'Cahaya Biru'
 Cahaya dari komputer, iPad, ponsel pintar, dan perangkat elektronik pribadi lainnya
“diperkaya dengan panjang gelombang pendek”, yang berarti cahaya tersebut memiliki
konsentrasi cahaya biru yang lebih tinggi dibandingkan cahaya alami.
 Paparan 'Cahaya Biru' sesaat sebelum tidur memengaruhi tingkat kualitas tidur
menginduksi hormon melatonin lebih dari panjang gelombang lainnya.
 Hal ini membuat kita lebih sulit untuk tidur.
3. Akibat kelelahan
Performa dalam pekerjaan dapat sangat terganggu bila saya lelah. Penurunan akan terjadi
pada setiap aspek kinerja manusia:
 Secara fisik,
 Secara emosional, dan

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 39
 Secara mental.
Hal ini mengakibatkan:
 Pengambilan keputusan yang buruk,
 Waktu respons yang lambat,
 Salah menilai,
 Koordinasi tangan-mata berkurang, dan
 Keterampilan lainnya yang tak terhitung jumlahnya.
Analogi Keju Swiss membantu memahami bagaimana kecelakaan bisa terjadi. Hal ini
mengibaratkan sistem manusia seperti beberapa potong Keju Swiss, yang ditumpuk
berdampingan, di mana risiko ancaman menjadi kenyataan dikurangi dengan berbagai jenis
pertahanan yang berlapis-lapis. Masuk akal untuk berasumsi bahwa kelemahan dalam satu
pertahanan akan diimbangi dengan adanya pertahanan lain.

Namun, jika tidak satu pun dari pertahanan ini yang sempurna maka semuanya mungkin
'memiliki lubang di dalamnya'. Ketika irisan pertahanan disatukan dan satu lubang di setiap
irisan sejajar dengan lubang di semua irisan lainnya, maka tidak ada yang tersisa untuk
menghentikan terjadinya kecelakaan. Kunci pertahanan cadangan terhadap terjadinya
kecelakaan adalah campur tangan manusia. Jika pertahanan ini melemah karena kelelahan atau
absen sama sekali maka kemungkinan terjadinya kecelakaan akan sangat meningkat.
Salah satu contoh dampak kelelahan awak kapal adalah terdamparnya kapal baik kecil
maupun besar di terumbu atau pantai karena penjaga tertidur. Penelitian maritim juga
mengkonfirmasi hubungan antara kelelahan dan kinerja yang buruk.
Kelelahan merupakan hal yang berbahaya karena orang tidak dapat menilai tingkat
kelelahannya. Berikut contoh efek kelelahan yang diketahui terhadap kinerja.
 Individu yang kelelahan menjadi lebih rentan terhadap kesalahan perhatian dan ingatan.
Misalnya, tidak jarang individu yang kelelahan mengabaikan langkah-langkah secara
berurutan;
 Individu yang mengalami kelelahan kronis sering kali memilih strategi yang memiliki tingkat
risiko tinggi karena strategi tersebut memerlukan sedikit usaha untuk melaksanakannya;
 Kelelahan dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk mengidentifikasi, menafsirkan
dan bereaksi terhadap tanda-tanda peringatan yang terlihat atau terdengar mengenai situasi
berbahaya yang sedang berkembang;
 Pelaut yang kelelahan seringkali membutuhkan waktu lebih lama untuk bereaksi terhadap
tanda-tanda bahaya setelah tanda-tanda bahaya tersebut diidentifikasi.

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 40
 Kelelahan juga mempengaruhi pemecahan masalah yang merupakan suatu langkah dalam
memproses tugas-tugas baru
Situasi yang sangat berbahaya di laut akibat utang tidur adalah episode tidur yang singkat,
tidak terkendali, dan spontan saat bekerja. Ini disebut tidur mikro. Tekanan untuk tidur
meningkat secara progresif pada hari-hari berikutnya setelah pembatasan tidur. Hal ini
terutama terlihat pada individu yang sedang bertugas selama masa rendahnya. Selama tidur
mikro, otak melepaskan diri dari lingkungan dan tidak lagi merespons informasi visual dan
suara.
Jadwal tugas kerja pelaut yang mengganggu jam tubuh mereka dan kemudian tidak
mendapatkan tidur yang cukup merupakan bagian yang berisiko mengalami tidur mikro.
Tanda-tanda kelelahan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori:
 Mental – misalnya hilangnya ketajaman mental,
 Fisik - misalnya menguap, tidur mikro dan
 Perilaku - misalnya mudah tersinggung atau suasana hati sedang buruk.

Tabel di bawah ini menguraikan beberapa gejala utama pada setiap kategori; namun hal ini
tidak inklusif. Selain itu, banyak dari gejala ini mungkin tidak kentara.
4. Tanda dan gejala kelelahan
a. Tanda Gejala Mental
Ketidakmampuan berkonsentrasi
 Tidak mampu mengatur serangkaian aktivitas
 Tersibuk pada satu tugas
 Fokus pada masalah sepele, mengabaikan hal-hal yang lebih penting
 Kembali ke kebiasaan lama namun tidak efektif
 Kurang waspada dari biasanya
 Menurunnya kemampuan menyelesaikan masalah kompleks
 Penyimpangan perhatian
 Kesulitan melakukan banyak tugas Berkurangnya kemampuan mengambil keputusan
 Salah menilai jarak, kecepatan, waktu, dll.
 Gagal memahami gawatnya situasi
 Mengabaikan hal-hal yang harus dimasukkan
 Memilih opsi yang berisiko
 Kesulitan dengan aritmatika sederhana, geometri, dll.
 Keragu-raguan yang lebih besar Ingatan yang buruk
 Gagal mengingat urutan tugas atau elemen tugas
 Kesulitan mengingat peristiwa atau prosedur
 Lupa menyelesaikan tugas atau bagian dari tugas
 Penyimpangan ingatan Memperlambat proses mental
 Berespon dengan lambat (jika ada) terhadap normal , situasi abnormal atau darurat
b. Tanda-tanda Gejala Fisik o
 Kebutuhan untuk tidur yang tidak disengaja
 Penutupan kelopak mata yang lambat
 Kelopak mata yang turun
 Mata yang gatal
 Serangan tidur yang tidak disengaja
 Terkantuk-kantuk
 Ketidakmampuan untuk tetap terjaga Kehilangan kendali terhadap gerakan tubuh
 Kesulitan berbicara (mungkin tidak jelas, melambat, atau kacau)
 Mungkin terlihat seperti sedang mabuk

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 41
 Gangguan bicara misalnya menjadi tidak jelas, melambat, atau kacau, atau sulit
menemukan kata ya kata-kata
 Merasa berat pada lengan dan kaki
 Meningkatnya frekuensi menjatuhkan benda seperti peralatan atau komponen
 Kesulitan dalam keterampilan koordinasi tangan-mata (misalnya, pemilihan saklar)
 Tremor
 Kecanggungan
 Masalah Kesehatan
 Sakit kepala
 Rasa pusing
 Nafas cepat
 Masalah pencernaan
 Nyeri atau kram kaki
 Insomnia
 Keringat tiba-tiba
 Jantung berdebar-debar/ detak jantung tidak teratur
c. Tanda-tanda Gejala Perilaku
 Perubahan suasana hati
 Lebih pendiam, kurang banyak bicara dari biasanya
 Sangat mudah tersinggung
 Penurunan toleransi dan perilaku anti-sosial
 Depresi Perubahan sikap
 Kurangnya keinginan untuk bersosialisasi
 Gagal mengantisipasi bahaya
 Gagal mengamati dan mematuhi tanda-tanda peringatan
 Tampaknya tidak sadar memiliki kinerja yang buruk
 Terlalu berani mengambil risiko
 Mengabaikan pemeriksaan dan prosedur normal
 Meningkatnya kelalaian dan kecerobohan
 Menunjukkan sikap “tidak peduli”
 Lemahnya dorongan atau ketidaksukaan terhadap pekerjaan
 Hilangnya nafsu makan (dan kadang-kadang peningkatan pola makan yang tidak sehat
kebiasaan)
 Rendahnya motivasi untuk melakukan aktivitas pilihan
d. Hutang tidur
Jam kerja yang tidak teratur selama lebih dari dua minggu mempunyai dampak jangka
panjang terhadap kesehatan dan penyakit klinis yang meningkatkan risiko:
 Nyeri
 Stres
 Obesitas
 Penyakit
 jantung koroner
 Gangguan saluran
 cerna dan
 Diabetes
Pengaruh jangka panjang juga menunjukkan masalah kesehatan mental seperti suasana
hati yang negative dan depresi. Sejumlah besar literatur telah menghubungkan jam kerja
yang panjang, yang didefinisikan sebagai lebih dari 60 jam per minggu, selama beberapa
tahun, dengan kesehatan yang lebih buruk seperti:
 Status Kesehatan mental yang lebih rendah

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 42
 Hipertensi yang dilaporkan sendiri
 Masalah jantung
 Tekanan darah tinggi
 Gangguan gastrointestinal
 Ketidakpuasan kerja
 Merokok dan
 Dampak terhadap makan dan tidur akibat terganggunya Circadian pelaut Irama.
Kelelahan diketahui berdampak buruk terhadap kinerja dan dapat mengurangi:
 Efektivitas dan efisiensi individu dan kru
 Menurunnya produktivitas
 Menurunkan standar kerja dan dapat menyebabkan
 Terjadinya kesalahan.
Tingginya kasus cedera dan kecelakaan akibat kelelahan dalam operasi maritim
mengakibatkan kerugian ekonomi, lingkungan, dan manusia yang besar. Kecuali jika diambil
langkah-langkah untuk mengurangi kelelahan, hal ini akan tetap menjadi bahaya bagi
keselamatan kapal. Oleh karena itu, sistem manajemen kelelahan yang mengatasi risiko
kelelahan dan penyebabnya sangatlah penting.
d. Mitigasi Kelelahan
a. Obat untuk kelelahan
Apa yang bisa dilakukan pelaut?
 Sebenarnya, satu-satunya obat untuk kelelahan adalah tidur.
 Strategi paling efektif untuk melawan kelelahan adalah dengan memastikan saya
mendapatkan kualitas terbaik dan kuantitas tidur. Pemberian kesempatan tidur yang
cukup penting untuk memastikan tidur yang cukup.
 Kurang tidur dan kantuk dapat menurunkan setiap aspek kinerja manusia seperti
pengambilan keputusan, waktu respon, penilaian, koordinasi mata tangan dan
keterampilan lainnya yang tak terhitung jumlahnya.
 Perusahaan harus memberi saya kesempatan tidur yang cukup untuk pemulihan.
Agar efektif memenuhi kebutuhan tubuh saya, tidur harus memenuhi tiga kriteria:
 Kuantitas
 Durasi
 Kualitas &
 Kontinuitas
Tidur paling berharga jika diperoleh dalam satu blok. Tidur sebentar atau tidur siang
dapat meningkatkan kewaspadaan. Namun perlu diketahui bahwa tidur siang tidak
menghilangkan kebutuhan untuk tidur.
b. Jadwalkan waktu istirahat
 Istirahat singkat dalam masa tugas.
 Istirahat selain tidur dapat diberikan dalam bentuk istirahat singkat atau perubahan
aktivitas selama masa tugas.
 Istirahat jeda atau istirahat sangat diperlukan dan dapat membantu sebagai kebutuhan
fisik jika kinerja harus dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya istirahat adalah lamanya dan intensitas
aktivitas sebelum istirahat atau perubahan aktivitas, lamanya istirahat, atau sifat atau
perubahan aktivitas baru.
 Diketahui bahwa dalam lingkungan kapal hal ini tidak selalu dapat dilakukan, namun
sebisa mungkin istirahat singkat harus direncanakan dalam masa tugas.
 Teknik mengoptimalkan waktu istirahat

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 43
 Tidur sebentar atau tidur siang dapat meningkatkan kewaspadaan. Penelitian telah
mengidentifikasi tidur siang strategis sebagai teknik bantuan jangka pendek untuk
membantu mempertahankan tingkat kinerja selama periode terjaga yang lama.
 Tidur siang selama 10 hingga 15 menit diketahui memberikan manfaat yang terukur.
Tidur siang sangat membantu dalam menjaga kinerja jika tidur yang cukup lama kadang-
kadang terlewatkan.
 Lama waktu tidur siang yang paling efektif adalah sekitar 20 menit.
 Saya harus tidur siang dengan cara yang saya yakini paling cocok untuk saya.
 Tidur siang harus didorong untuk menjadi aktivitas terencana dalam manajemen dan
pencegahan kelelahan. Artinya, jika saya mempunyai kesempatan untuk tidur siang, saya
harus memanfaatkannya.
 Namun, ada beberapa kelemahan yang terkait dengan tidur siang. Salah satu potensi
kelemahannya adalah tidur siang lebih dari 30 menit akan menyebabkan inersia tidur
(terbangun dalam suasana hati yang buruk karena proses tidur nyenyak terganggu).
c. Apa yang bisa saya lakukan untuk mendapatkan tidur yang nyenyak

Optimalkan kesempatan tidur saya


Ketika saya diberi kesempatan yang cukup untuk tidur, penting untuk memanfaatkannya
sepenuhnya.
 Jika memungkinkan, kembangkan waktu tidur yang konsisten dengan tidur pada waktu
yang sama setiap saat hari)
 Kembangkan dan ikuti rutinitas sebelum tidur untuk mendorong tidur sebelum tidur
seperti mandi air hangat, membaca materi yang menenangkan atau sekedar melakukan
ritual persiapan sebelum tidur.
 Tidur yang cukup, terutama sebelum waktu yang saya harapkantidur yang cukup tidak
akan tersedia. Generator derau putih atau penyumbat telinga dapat berguna jika saya bisa
tidur sambil mengenakannya
 Hindari aktivitas yang merangsang sebelum tidur seperti olahraga, televisi, dan film
 Jadikan lingkungan tidur kondusif untuk tidur dengan mengurangi cahaya & kebisingan
tingkat & menyesuaikan ventilasi & pemanasan atau pendinginan di ruang akomodasi
 Masker tidur digunakan untuk mengurangi intensitas Cahaya
 Jika memungkinkan, pastikan saya memberi diri saya cukup waktu di tempat tidur tidur
 Puaskan kebutuhan fisiologis lainnya sebelum mencoba tidur – jika lapar atau haus
sebelum tidur, makan atau minum sedikit agar tidak tetap terjaga oleh aktivitas
pencernaan dan selalu mengunjungi toilet sebelum mencoba tidur
 Hindari alkohol dan kafein Alkohol, kafein, dan stimulan lainnya sebelum tidur (ingatlah
bahwa kopi, teh, cola, coklat, dan beberapa obat, termasuk obat flu dan aspirin
mengandung alkohol dan/atau kafein). Hindari kafein setidaknya enam empat jam
sebelum tidur
 Pertimbangkan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga yang juga dapat membantu
sangat membantu jika dipelajari dengan benar
 Jangan tidur siang jika saya sulit tidur pada jam tidur periode normal.
 Batasi penggunaan perangkat elektronik pribadi sebelum waktu tidur.
 Hindari gangguan tidur saya oleh rekan kerja
 Cari bantuan profesional jika saya menderita gangguan tidur atau masalah medis atau fisik
lainnya yang membuat saya tetap terjaga
 Melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah keluarga di rumah sebelum saya
berangkat ke kapal

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 44
 Kembangkan rencana untuk mengatasi kekhawatiran tentang pekerjaan atau
kekhawatiran lainnya & fokus pada solusi daripada masalah
 Jika makanan yang disajikan membuat saya kesal, bicarakan dengan Chef tentang apa yang
ingin saya makan
 Obat-obatan dapat mempengaruhi tidur saya - mintalah nasihat profesional mengenai hal
ini
 Jangan mengonsumsi zat terlarang - Tidak ada tempat bagi saya di kapal jika saya
menggunakan narkoba
 Hindari penggunaan perangkat elektronik pribadi seperti komputer, iPad, Tablet dan
Ponsel Pintar yang
 memancarkan cahaya biru sebelum tidur karena dapat menunda permulaan tidur
 Hindari aktivitas sosial atau gairah tinggi menjelang masa tidur saya karena hal ini
aktivitas dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk tidur
Jika saya terus mengalami kurang tidur dan tidak ada kesempatan untuk pulih dari
pekerjaan, kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan kapal saya akan terancam.
d. Laporkan kelelahan
 Semua penyebab kurang atau kualitas tidur yang buruk harus diidentifikasi dan ditangani
potensi bahaya kapal.
 Manajemen risiko keselamatan di dalam pesawat harus mencakup bahaya kurang tidur
ini.
 Perusahaan harus mempunyai proses yang memberi saya kesempatan untuk melaporkan
situasi yang menghalangi saya mendapatkan tidur yang cukup.
 Saya juga harus melaporkan situasi apa pun yang membuat saya merasa berisiko
melakukan kesalahan terkait kelelahan, khususnya ketika melakukan tugas-tugas penting
keselamatan seperti bernavigasi di perairan yang padat atau di dekat bahaya navigasi, dll.
 Prosesnya bisa sederhana seperti melaporkan secara lisan kepada supervisor saya atau
pejabat senior lainnya atau dengan menggunakan Buku Harian Tidur untuk memantau &
melaporkan tidur saya.
e. Mencatat jam kerja & istirahat
a. Jam Kerja
 Pelaut harus mencatat jam istirahat selama masa penugasan di kapal
 Pelanggaran yang berkaitan dengan informasi atau dokumen palsu atau menyesatkan
akan dituntut secara hukum
 Pelaut harus membuat catatan pribadi mengenai jam istirahat setiap hari
 Pelaut harus mentransfer catatan pribadi ke catatan kapal dalam waktu 7 hari setelah
periode istirahat yang berkaitan dengan catatan tersebut
 Pemilik kapal harus menyimpan catatan yang ditransfer setidaknya selama satu tahun
 Pencatatan kapal harus dalam format standar
 Pemilik kapal harus, atas permintaan pelaut selama masa retensi, memberikan pelaut
salinan catatan yang berkaitan dengan pelaut
 Catatan harus tersedia untuk diperiksa oleh pemeriksa selama masa penyimpanan
b. Masa kerja maksimum & masa istirahat minimum
Jam istirahat minimum bagi seorang pelaut harus:
 10 jam dalam 24 jam; Dan
 77 jam dalam 7 hari apa pun.
 Jam istirahat minimal dapat dibagi menjadi 2 periode, dimana 1 periode diantaranya
harus minimal 6 jam.
 Interval antara periode istirahat berturut-turut tidak boleh lebih dari 14 jam.
c. Darurat atau latihan atau kondisi operasional utama lainnya

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 45
 Dalam keadaan darurat atau jika latihan sedang dilakukan atau pekerjaan penting di kapal
sedang dilakukan dilakukan, nakhoda dapat menangguhkan jadwal jaga dan secara
pribadi melakukan jam kerja apa pun yang diperlukan dan meminta pelaut lain untuk
melakukan jam kerja apa pun yang diperlukan selama masa darurat, latihan, atau masa
kerja khusus.
 Sesegera mungkin setelah keadaan khusus berakhir, nakhoda harus mengambil periode
istirahat kompensasi dan memastikan bahwa setiap pelaut lain yang melakukan pekerjaan
dalam periode istirahat yang dijadwalkan sementara keadaannya ada diberikan periode
istirahat kompensasi.
 Jika jam istirahat minimum seorang pelaut terganggu oleh seruan untuk bekerja pada saat
itu pelaut sedang dipanggil (misalnya ketika ruang mesin tidak dijaga), pelaut harus
diberikan waktu istirahat sebagai kompensasi.
 Latihan wajib, pemadaman kebakaran, latihan sekoci, dan latihan harus dilakukan dengan
cara yang demikian meminimalkan gangguan waktu istirahat dan tidak menyebabkan
kelelahan.
d. Jadwal Dinas Jaga
Pemilik kapal harus memastikan bahwa jadwal jaga saat ini ditampilkan di area kapal
yang mudah diakses oleh semua pelaut di kapal.
 Dibuat dalam format yang terstandarisasi.
 Mencakup antisipasi jadwal pelayanan di laut dan di pelabuhan untuk setiap pelaut yang
dipekerjakan di atas kapal

 Merujuk pada tugas jaga serta pekerjaan tambahan apa pun yang diharapkan.
 Berisi jam istirahat maksimum yang disyaratkan
 Memberikan total angka kerja/istirahat/jam yang dijadwalkan untuk setiap pelaut
 Ditulis dalam bahasa Inggris

DAFTAR PUSTAKA

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 46
https://www.edumaritime.net/stcw-courses/basic-safety-training-bst

Basic Safety Training, 2nd Edition 2004, Merchant Navy Training Board

(Wahyudi S., et al, 2023)

Oldenburg, X. Baur, C. Schlaich, Occupational risks and challenges of seafaring, J. Occup.


Health 52 (2010) 249–256, http://dx.doi.org/10.1539/joh.K10004

MFA, Pelatihan Kepelautan Unimar Amni 2022

MC. Pelatihan Kepelautan Unimar Amni 2022

AFF, Pelatihan Kepelautan Unimar Amni 2023


Personal Safety & Social Responsibilities Workbook, Written by Barry Barnes, Maritime Career
Training, Copyright © Practice Management Solutions Pty Ltd ACN 089 464 817 trading as
Maritime Career Training BN 20761340 145 Ocean Vista Drive Maroochy River, QLD 4561
Australia, Phone 0418 243 042 Email bb@stcw10.com.au Web http://www.stcw10.com.au

BASIC SAFETY TRAINING (BST) COURSE – PELATIHAN KEPELAUTAN UNIMAR AMNI SEMARANG 47

Anda mungkin juga menyukai