Anda di halaman 1dari 25

PENYELESAIAN PERKARA MELALUI RESTORATIVE JUSTICE

DALAM TINDAK PIDANA RINGAN DI POLRES MADIUN

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Disusun oleh :

DENIAR AGUNG PRATAMA


NPM: 1911020114

PEMBIMBING I
DR. KRISTA YITAWATI, S.H., M.H.
NIDN. 0706088603

PEMBIMBING II
BAMBANG SUKARJONO, S.H., M.Hum
NIDN: 0709016901

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
FAKULTAS HUKUM
2023
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
FAKULTAS HUKUM
(Surat Keputusan BAN-PT Nomor 3689/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2017 Tanggal 10 Oktober 2017)
Kampus: Jalan Serayu Tromol Pos 12 Telp. (0351) 457777 Fax.(0351) 492425 Madiun 63133
Email: puskom@unmermadiun.ac.id Website: www.unmer-madiun.ac.id

SURAT PERMOHONAN VALIDASI DAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : DENIAR AGUNG PRATAMA
NPK : 1911020114
Program Studi : ILMU HUKUM
E-mail : deniarpratama54@gmail.com
Nomor Telp/HP : 085812503409
Alamat : Perum Bumi Karangasri Blok C2, No.3, RT.14, RW.13,
Desa Karangasri, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi

Dengan ini mengajukan permohonan kepada Kaprodi Ilmu Hukum Fakultas


Hukum Universitas Merdeka Madiun, untuk dapat kiranya memvalidasi dan
mempublikasikan karya ilmiah yang saya ajukan dengan judul:

PENYELESAIAN PERKARA MELALUI RESTORATIVE JUSTICE


DALAM TINDAK PIDANA RINGAN DI POLRES MADIUN

Demikian Surat Permohonan ini dibuat untuk dapat diproses lebih Ianjut.

Madiun, 16 Februari 2024


Yang membuat pernyataan

DENIAR AGUNG PRATAMA


NPK: 1911020114
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
FAKULTAS HUKUM
(Surat Keputusan BAN-PT Nomor 3689/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2017 Tanggal 10 Oktober 2017)
Kampus: Jalan Serayu Tromol Pos 12 Telp. (0351) 457777 Fax.(0351) 492425 Madiun 63133
Email: puskom@unmermadiun.ac.id Website: www.unmer-madiun.ac.id

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH


Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa naskah jurnal hasil
penelitian dengan judul:
PENYELESAIAN PERKARA MELALUI RESTORATIVE JUSTICE
DALAM TINDAK PIDANA RINGAN DI POLRES MADIUN

Nama : DENIAR AGUNG PRATAMA


NPK : 1911020114
Program Studi : ILMU HUKUM
e-mail : deniarpratama54@gmail.com
Nomor Telp/ HP : 085812503409
Alamat : Perum Bumi Karangasri Blok C2, No.3, RT.14, RW.13,
Desa Karangasri, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi

Belum pernah dipublikasikan dalam jurnal nasional maupun internasional atau


dalam jurnal prosiding manapun, dan tidak sedang atau akan diajukan untuk
publikasi di jurnal atau prosiding manapun sebelum ada keputusan dan Editor
Jurnal Hukum Yustisia Merdeka Fakultas Hukum Universitas Merdeka Madiun,
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat pelanggaran kaidah-kaidah akademik
pada karya ilmiah saya. maka saya bersedia menanggung sanksi-sanksi yang
dijatuhkan karena kesalahan tersebut, sebagaimana diatur oleh Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Peguruan Tinggi.

Demikian Surat Pemyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya untuk


dapat dipergunakan bilamana diperlukan.
Madiun, 16 Februari 2024
Yang membuat pernyataan

(Meterai)

DENIAR AGUNG PRATAMA


NPK: 1911020114
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
FAKULTAS HUKUM
(Surat Keputusan BAN-PT Nomor 3689/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2017 Tanggal 10 Oktober 2017)
Kampus: Jalan Serayu Tromol Pos 12 Telp. (0351) 457777 Fax.(0351) 492425 Madiun 63133
Email: puskom@unmermadiun.ac.id Website: www.unmer-madiun.ac.id

SURAT KETERANGAN

Dewan Redaksi Jurnal Yustisia Merdeka Madiun


Fakultas Hukum Universitas Merdeka Madiun, dengan ini menerangkan bahwa
mahasiswa/i:

Nama : DENIAR AGUNG PRATAMA


NPK : 1911020114
Program Studi : ILMU HUKUM
e-mail : deniarpratama54@gmail.com
Nomor Telp/HP : 085812503409
Judul Artikel : PENYELESAIAN PERKARA MELALUI
RESTORATIVE JUSTICE DALAM TINDAK PIDANA
RINGAN DI POLRES MADIUN

Telah mengirimkan (submit) artikel ilmiah yang akan direview untuk diterbitkan
dalam jurnal
Madiun, 16 Februari 2024
Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Krista Yitawati, S.H., M.H. Bambang Sukarjono, S.H., M.Hum


NIDN : 0706088603 NIDN. 0709016901

Mengetahui,
Ketua Program Studi
ILMU HUKUM

Dr. Krista Yitawati, S.H., M.H.


NIDN. 0706088603
PENYELESAIAN PERKARA MELALUI RESTORATIVE JUSTICE
DALAM TINDAK PIDANA RINGAN DI POLRES MADIUN
Deniar Agung Pratama1, Krista Yitawati2, Bambang Sukarjono3
E-mail: deniarpratama54@gmail.com
123
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Unmer Madiun

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi restorative justice dan
hambatan penerapan konsep restorative justice terhadap penyelesaian kasus tindak
pidana ringan di Polres Kabupaten Madiun. Penulis menggunakan metode
penelitian hukum empiris dengan pendekatan perundang-undangan melalui dua
jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Peraturan
perundang-undangan, hasil penelitian, jurnal, buku, dan literatur lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Penerapan restorative justice dan
analisis hukum tindak pidana ringan penganiayaan Perkara Rekom/29/XI/2023
dan pencurian perkara Rekom/31/XI/2023 oleh Polres Kabupaten Madiun
menggunakan model Family and Community Group Conference yaitu restorative
justice yang melibatkan keluarga dan tokoh masyarakat untuk menghasilkan
kesepakatan yang komprehensif. Hambatan yang sering kali terjadi pada upaya
penerapan konsep restorative justice terhadap penyelesaian kasus tindak pidana
ringan di wilayah Polres Kabupaten Madiun seringkali terjadi dikarenakan
minimnya pengetahuan masyarakat terkait penyelsaian kasus pidana melalui jalur
restorative justice; minimnya kesadaran masyarakat untuk melakukan perdamaian
melalui penyelesaian penerapan restorative justice baik dalam kasus penganiayaan
ringan dan pencurian ringan dikarenakan berbagai alasan; dan belum adanya
peraturan penerapan restorative justice terhadap tindak pidana ringan baik
penganiayaan ringan maupun pencurian ringan secara lengkap, komprehensif dan
khusus dalam tataran di tingkat pusat dan di daerah baik lembaga legislatif
maupun yudikatif.
Kata Kunci: Restorative Justice; Tindak Pidana Ringan; Polres Kabupaten
Madiun

Abstract
This research aims to determine the implementation of restorative justice and the
obstacles to implementing the concept of restorative justice in resolving minor
criminal cases at the Madiun Regency Police. The author uses empirical legal
research methods with a legislative approach using two types of data, namely
primary data and secondary data. Primary data was obtained from interviews and
observations. Meanwhile, secondary data was obtained from statutory
regulations, research results, journals, books and other literature. Based on the
research results, it is known that the implementation of restorative justice and
legal analysis of minor criminal acts of abuse in the Rekom/29/XI/2023 case and
theft in the Rekom/31/XI/2023 case by the Madiun District Police uses the Family
and Community Group Conference model, namely restorative justice involving the

1
2

family and community leaders to produce a comprehensive agreement. Obstacles


that often occur in efforts to apply the concept of restorative justice to the
resolution of minor criminal cases in the Madiun Regency Police area often occur
due to the lack of public knowledge regarding the resolution of criminal cases
through restorative justice channels; the lack of public awareness to carry out
peace through the implementation of restorative justice in cases of minor abuse
and minor theft due to various reasons; and there are no regulations regarding
the application of restorative justice to minor crimes, whether minor abuse or
minor theft, in a complete, comprehensive and specific manner at the central and
regional levels, both in the legislative and judicial institutions.
Keywords: Restorative Justice; Minor Crimes; Madiun Regency Police.

A. Pendahuluan bagian dari keseluruhan hukum yang


Kehidupan bermasyarakat di berlaku dalam suatu Negara dengan
dalam suatu negara harus diatur oleh menciptakan dasar-dasar serta aturan-
hukum, hal tersebut sesuai dengan aturan untuk menentukan:
tujuan hukum yaitu untuk mengatur 1. Perbuatan apa saja yang tidak
tingkah laku serta pergaulan hidup boleh dilakukan dengan disertai
manusia agar terciptanya perdamaian. ancaman pidananya;
Hukum adalah seperangkat peraturan 2. Kapan dapat dijatuhi sanksi
tingkah laku yang berisi pidana dan dalam hal apa saja;
perintah/anjuran, larangan, dan ada 3. Dan dengan cara bagaimana
sanksi (upaya pemaksa) bagi para pemberian sanksi kepada
pelanggarnya. Berbagai faktor pelanggar larangan tersebut.2
memengaruhi produk hukum di Bicara soal hukum, banyak
Indonesia dianggap lebih bersifat peristiwa hukum yang terjadi dalam
represif (menindas) dibandingkan kehidupan bermasyarakat, peristiwa
responsif.1 hukum adalah semua kejadian atau
Cabang ilmu hukum yang fakta yang terjadi dalam kehidupan
berguna menciptakan keamanan masyarakat yang memiliki akibat
maupun ketertiban adalah hukum hukum. Anggota-anggota masyakat
pidana. Menurut pandangan Prof. mengadakan hubungan satu dengan
Moeljatno, hukum pidana merupakan yang lainnya meninmbulkan berbagai
1 2
Abdul Latif Mahfuz, “Faktor yang Indah Sari, "Perbuatan Melawan
Mempengaruhi Politik Hukum dalam Suatu Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan
Pembentukan Undang-Undang”, Jurnal Hukum Perdata." Jurnal Ilmiah Hukum
Kepastian Hukum dan Keadilan, Vol. 1, Dirgantara, Vol. 11, No.1, Tahun 2021, hal.
No.1, Tahun 2019, hal. 43 58
3

peristiwa kemasyarakatan.3 Bellefroid hukum in optima forma. Polisi adalah


berpendapat bahwa suatu peristiwa hukum yang hidup, karena di tangan
hukum merupakan peristiwa sosial polisi hukum dapat mengalami
yang tidak secara otomatis perwujudannya.5 Di dalamnya banyak
menimbulkan hukum, sebuah dijumpai keterlibatan manusia
peristiwa dapat dikatakan peristiwa sebagai pengambil keputusan. Hal-hal
hukum jika peristiwa itu ditetapkan yang bersifat filsafati dalam hukum
sebagai peristiwa hukum oleh biasa ditransformasi menjadi ragawi
peraturan hukum.4 dan manusiawi. Kepolisian diberi
Masyarakat adalah sebuah kewenangan berdasarkan Pasal 7
potret kehidupan yang sarat dengan Ayat (1) butir j UURI Nomor 8
persoalan sengketa, perselisihan, Tahun 1981 tentang KUHAP, Pasal
pertengkaran, perseteruan atau aneka 16 Ayat (1) dan Pasal 18 UURI
ragam konflik antar individu, Nomor 2 Tahun 2002 tentang
kelompok, keluarga, etnis, bahkan Kepolisian Negara Republik
antar bangsa yang mengakibatkan Indonesia yang berupa, “dapat
terjadinya berbagai bentuk tindak mengambil tindakan lain”, dengan
pidana termasuk tindak pidana “syarat-syarat tertentu” atau disebut
penganiayaan baik ringan maupun dengan “diskresi”.
berat sebagaimana dimaksud Pasal Kewenangan tersebut Penyidik
531 sampai Pasal 355 Kitab Undang- dapat melakukan tindakan diskresi
Undang Hukum Pidana (selanjutnya dalam bentuk menghentikan,
disebut dengan istilah KUHP) dan mengenyampingkan, atau tidak
tindak pidana lainnya yang ada akibat melakukan tindakan terhadap suatu
hukumnya sesuai peraturan yang pelanggaran yang telah ditetapkan
berlaku. oleh undang-undang. Artinya,
Kepolisian sebagai salah satu penyidik dituntut untuk memilih
sub sistem dari criminal justice
5
system mempunyai tugas penegak Fathani Ali Hamdan, 2022, Tinjauan
Yuridis Terhadap Tindak Pidana
Penyalahgunaan Narkotika Oleh Oknum
Polisi (Studi Kasus Perkara Putusan
3
Hardi Fardiansyah, et.all, 2023, Pengadilan Negeri Sampang Nomor
Pengantar Ilmu Hukum, CV. Intelektual 135/Pid.Sus/2017/PN.Spg, tanggal 18
Manifes Media, Bali, hal. 107 Oktober 2017), Tesis, Program Pascasarjana
4
Ibid, hal. 110 Universitas Islam Malang, hal. ii
4

dengan kebijakan bagaimana ia harus pada teori pembalasan yang setimpal


bertindak. Otoritas yang ada padanya dari korban kepada pelaku (baik
berdasarkan aturan- aturan resmi, secara fisik, psikis atau hukuman),
dipakai sebagai dasar pembenaran namun perbuatan yang menyakitkan
untuk menempuh cara yang bijaksana itu disembuhkan dengan memberikan
dalam menghampiri kenyataan dukungan kepada korban dan
tugasnya berdasarkan pendekatan mensyaratkan pelaku untuk
moral kemanusiaan dan hati nurani bertanggungjawab dengan bantuan
dari ketentuan-ketentuan formal. keluarga dan masyarakat bila
Penggunaan pasal yang dimaksud diperlukan.7
membuka celah pintu masuknya Di Indonesia pendekatan
proses alternatif penyelesaian pidana restorative justice sebenarnya sudah
berdasarkan konsep restorative dikenal baik dalam tata kehidupan
6
justice. masyarakat hukum adat, komunitas
Konsep restorative justice atau keagamaan maupun hubungan
di dalam PERKAP Nomor 8 Tahun kemasyarakatan lainnya dengan cara
2021 disebut Keadilan Restoratif mendamaikan pihak korban dan
adalah penyelesaian Tindak Pidana pelaku pidana, dengan atau tanpa
dengan melibatkan pelaku, korban, melibatkan institusi kepolisian
keluarga pelaku, keluarga korban, ataupun kejaksaan. Dari berbagai asas
tokoh masyarakat, tokoh agama, dan model pendekatan restorative
tokoh adat atau pemangku justice, proses dialog antara pelaku
kepentingan untuk bersama-sama dengan korban merupakan modal
mencari penyelesaian yang adil dasar dan bagian terpenting dari
melalui perdamaian dengan penerapan keadilan ini.
menkankan pemulihan kembali pada Kepolisian Resort (Polres)
keadaan semula. Kabupaten Madiun dalam praktiknya
Konsep restorative justice pada juga menerapkan restorative justice
dasarnya mengandung ukuran sehingga pada tataran empirisnya ada
keadilan yang tidak lagi mengacu kasus-kasus tindak pidana

6 7
Mahrus Ali, 2015, Dasar-Dasar Fetri A. R. Tarigan, "Upaya Diversi
Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, hal. Bagi Anak Dalam Proses Peradilan." Lex
221 Crimen, Vol. 4, No.5, Tahun 2015, hal. 104
5

penganiayaan ringan dan pencurian 2. Bagaimana hambatan dalam


ringan yang diselesaikan melalui analisis hukum penerapan konsep
pendekatan restorative justice. Di restorative justice terhadap
wilayah hukum Polres Kabupaten penyelesaian kasus tindak pidana
Madiun, pada waktu Penulis ringan di wilayah Polres
melaksanakan penelitian bulan Kabupaten Madiun?
November tahun 2023 telah
diselesaikan sebanyak 2 (dua) kasus B. Metode Penelitian
yaitu Rekom/29/XI/2023/Reskrim, Bentuk penelitian ini adalah
tanggal 03 November 2023 tentang yuridis empiris, yaitu penelitian
Pasal 170 KUHP dan/atau 351 KUHP hukum yang dilakukan dengan cara
yaitu secara bersama-sama melakukan meneliti langsung ke lapangan. Data
kekerasan terhadap orang dan atau yang digunakan dalam penelitian ini,
penganiayaan dan yaitu data primer dan data sekunder.
Rekom/31/XI/2023/Reskrim, tanggal Data primer, diperoleh melalui teknik
12 November 2023 perkara Pasal 362 observasi, wawancara, dan studi
KUHP tentang pencurian. Kedua dokumen. Adapun yang menjadi
perkara ini diselesaikan oleh narasumber antara Ipda Mochammad
Kepolisian Resort Kabupaten Madiun Karim selaku Kepala Unit
melalui pendekatan restorative justice Pengendalian Massa, Iptu Puguh
sehingga terjadi kesepakatan damai Wiyono selaku Kepala Unit Patroli,
diantara para pihak sehingga perkara dan Iptu Lendra Wijaya selaku
pidana tidak dilanjutkan. Anggota Kepolisian Resort
Berdasarkan latar belakang Kabupaten Madiun. Data sekunder
yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh melalui bahan hukum
penulis merumuskan permasalahan primer, bahan hukum sekunder, dan
sebagai berikut: bahan hukum tersier. Bahan hukum
1. Bagaimana konsep dan analisis primer meliputi peraturan perundang-
hukum restorative justice undangan terkait. Bahan sekunder
terhadap penyelesaian kasus meliputi buku, jurnal, dan literatur
tindak pidana ringan di Polres ilmiah lainnya. Bahan hukum tersier
Kabupaten Madiun?
6

meliputi kamus hukum dan dikaitkan dengan korban kejahatan.


ensiklopedia lainnya. Sebab pendekatan keadilan restoratif
Metode analisis data yang menjadi bentuk kritik terhadap sistem
digunakan dalam mengolah data yang peradilan pidana di Indonesia yang
berkaitan dengan penelitian ini adalah cenderung mengarah keadilan
metode kualitatif karena pengolahan retributif. Yakni, menekankan
data tidak dilakukan dengan keadilan pada pembalasan dan
mengukur data sekunder terkait, mengabaikan peran korban untuk
tetapi menganalisis secara deskriptif turut serta menentukan proses
data tersebut. Pada pendekatan perkaranya.10
kualitatif, tata cara penelitian Keberadaan Undang-Undang
menghasilkan data deskriptif analitis8. Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana
C. Pembahasan (yang selanjutnya disebut KUHP
1. Analisis Yuridis Implementasi Tahun 2023) telah mengakui adanya
Restorative Justice dalam penyelesaian perkara di luar proses
Penyelesaian Tindak Pidana peradilan sebagaimana dituangkan
Ringan di Polres Kabupaten dalam Pasal 132 ayat (1) huruf g.
Madiun Selain itu, penerapan keadilan
Kevin I. Minor dan J.T restoratif pun mereformasi criminal
Morrison menyebutkan restorative justice system yang mengedepankan
justice merupakan suatu tanggapan pemidanaan menjadi keselarasan
kepada pelaku kejahatan untuk antara kepentingan pemulihan korban
memulihkan kerugian dan dan pertanggungjawaban pelaku
memudahkan perdamaian antara para tindak pidana.
9
pihak. Restorative justice penting Pergeseran konsep kewajiban
untuk menuntut (compulsory
8 prosecution) yang dianut oleh
Jonathan. R. Raco, 2010, Metode
Penelltlan Kualltatlf:Jenis, Karakteristik, KUHAP ke arah kebijakan
Dan Keunggulannya, PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, hal. 70 penuntutan (discretionary
9
Rudy Gunawan Bastari, Femmy
Silaswaty Faried, dan Amir Djunaidi.
"Restoratif Justice Sebagai Wujud Seminar Nasional UNIBA Surakarta Tahun
Pelaksanaan Azas Ultimum Remidium Di 2022, hal. 177
10
Dalam Tindak Pidana Perpajakan." Prosiding Ibid.
7

prosecution) melalui pendekatan melihat kondisi di lapangan.


keadilan restoratif yang dianut oleh Karenanya, DPR dengan
KUHP Tahun 2023. Tak hanya itu, kewenangannya dapat menginisiasi
mengacu Pasal 30C huruf d Undang- terwujudnya suatu UU yang mengatur
Undang Nomor 11 Tahun 2021 penyelesaian perkara di luar proses
tentang perubahan atas Undang- peradilan sebagai tindak lanjut dari
Undang Nomor 16 Tahun 2004 pengaturan Pasal 132 ayat (1) huruf g
tentang Kejaksaan Republik KUHP Tahun 2023.
Indonesia (atau yang selanjutnya Pada tanggal 27 Februari tahun
disebut UU Kejaksaan) terdapat 2012, bahwa Mahkamah Agung
kewenangan baru bagi jaksa. Yakni, menerbitkan sebuah peraturan tertulis
jaksa atau penuntut umum diberi berupa PERMA Nomor 2 Tahun 2012
kewenangan tambahan sebagai mengenai Penyelesaian Batasan
mediator penal. Karenanya, Tindak Pidana Ringan (Tipiring) dan
penyelesaian penanganan perkara Jumlah Denda dalam KUHP. Pada
menggunakan pendekatan keadilan dasarnya PERMA ini dikeluarkan
restoratif dapat difungsikan sebagai untuk mengatur tindak pidana mana
pelaksanaan tugas dan kewenangan saja termasuk tindak pidana ringan
baru tersebut. dan menyesuaikan kembali nilai
Penjelasan umum UU kerugian pada objek perkara.
Kejaksaan pada pokoknya Berdasarkan PERMA Nomor 2 Tahun
menyebutkan, keberhasilan tugas 2012 maka kata-kata dua ratus lima
Kejaksaan dalam melaksanakan puluh rupiah pada pasal
penuntutan tak saja diukur dari 379,407,364,384,382 serta Pasal 373
banyaknya perkara yang disodorkan KUHP, diganti menjadi Rp 2.500.000
ke pengadilan. Namun, banyaknya dengan diberlakukannya PERMA ini
penyelesaian perkara di luar maka terdapat objek perkara yang
pengadilan melalui mediasi penal nilainya tidak lebih dari Rp 2.500.000
sebagai bentuk implementasi keadilan maka pemeriksaanya dilakukan
restoratif juga menjadi barometer. dengan Acara Pemeriksaan Cepat
Berdasarkan sejumlah alasan itulah, sesuai Pasal 205 sampai 210 KUHAP.
DPR seharusnya bergerak cepat
8

Pengaturan restorative justice Penyelesaian perkara tindak


pada tindak pidana ringan dapat pidana ringan melalui restorative
dilihat pada Nota Kesepakatan justice hanya bisa dilakukan apabila
Bersama (Nokesber). Dimana dengan mendapat persetujuan dari korban dan
dikeluarkannya PERMA No 2 Tahun pelaku. Apabila salah satu pihak tidak
2012 maka diterbitkanlah Nota menyetujui adanya penyelesaian
kesepakatan ini sebagai peraturan perkara tindak pidana ringan dengan
pelaksanaan PERMA. Pengaturan restorative justice maka penyelesaian
mekanisme dalam menyelesaikan perkara akan dikembalikan sesuai
tindak pidana ringan melalui konsep dengan prosedur penangan perkara
restorative justice diatur pada pasal 4 melalui pemeriksaan acara cepat yang
ayat 1 Nota Kesepakatan Bersama dipimpin hakim tunggal yang telah
(Nokesber) ini merupakan suatu diatur pada pasal 205 sampai 210
pendekatan yang lebih menekankan KUHAP.11
kepada keadaan dalam mencapai Polres Kabupaten Madiun pada
keseimbangan serta keadilan baik dasarnya menerapkan mekanisme
terhadap pelaku tindak pidana penanganan laporan tindak pidana
maupun bagi korbannya itu sendiri. mulai dari tingkatan mudah sampai
Mekanisme prosedural yang terfokus sangat sulit tidaklah berbeda sesuai
terhadap pemidanaan akan diubah peraturan perundang-undangan yang
menjadi proses dialog musyawarah berlaku. Namun, di Polres Kabupaten
dengan tujuan terciptanya Madiun untuk tindak pidana yang
kesepakatan penyelesaian perkara tergolong mudah ataupun ringan lebih
pidana yang lebih adil dan seimbang mengutamakan penyelesaian secara
untuk pihak korban dan pelaku. restorative justice. Adapun
Sehingga penyelesaiannya mekanisme penanganan laporan
mengedepankan kepada pemulihan tindak pidana pada Polres Kabupaten
kembali terhadap kondisi semula serta Madiun sebagai berikut:
bukan pada pembalasan dengan cara 1. Adanya laporan polisi/pengaduan
sepakat untuk dilaksanakan di SPKT, Ada 2 Model Laporan
perdamaian bagi pihak pelaku dan polisi/pengaduan, yaitu Model A
korban.
11
Ibid.
9

dan Model B. Model A adalah 4. Surat perintah penyidikan


yang dibuat oleh anggota Polri Penyidik/penyidik pembantu
yang mengalami,mengetahui atau menindaklanjuti dengan
menemukan langsung peristiwa melakukan tugas dan
yang terjadi. Sedangkan, Model wewenangnya seperti
B dibuat oleh anggota Polri atas pemeriksaan terhadap pelapor
laporan/pengaduan yang diterima dalam bentuk berita acara
dari masyarakat. pemeriksaan. Membuat rencana
2. Surat Perintah penyidikan dan melaporkan
Tugas Adanya laporan yang perkembangan penyidikan
masuk langsung diterima oleh kepada Polres Kabupaten
bagian SPKT dilampiri lembaran Madiun. Untuk pelapor dapat
disposisi dan dibawa langsung ke dibuatkan SP2HP ditandatangani
Polres penyidikan. Pihak oleh Penyidik.
Kepolisian mengambil beberapa 5. Surat Pemberitahuan Dimulainya
tindakan, yaitu mendatangi TKP Penyidikan (SPDP), ketentuan
dan menemukan bukti Pasal 109 ayat (1) KUHAP,
permulaan. penyidik dalam hal telah
3. Laporan hasil penyelidikan memulai penyidikan harus
(LHP) memberitahukan kepada penuntut
Jika ditemukan bukti permulaan, umum. Kemudian diubah
SPKT membuat laporan polisi berdasarkan Putusan MK atas
dan dibawa ke Polres untuk permohonan uji materi No.
menerbitkan surat perintah Perkara 130/PUU-XII/2015,
penyidikan ke bagian reskrim. bahwa Penyidik wajib
Untuk transparansi kegiatan memberitahukan dan
penyelidikan terhadap pelapor menyerahkan SPDP kepada
dapat dibuatkan Surat penuntut umum, terlapor, dan
Pemberitahuan Perkembangan korban/pelapor dalam waktu
Hasil Penyidikan (SP2HP) paling lama tujuh hari setelah
ditandatangani oleh Penyidik. dikeluarkannya surat perintah
penyidikan. untuk menerbitkan
10

surat perintah tugas untuk pertemanan, dan hanya faktor


penyelidikan dan atau Perlunya kelalaian saja.
mekanisme diatas agar tercipta 2. Perkara yang kerugiannya
suatu ketertiban dalam menerima dibawah Rp. 2.500.000,- (dua
dan menindaklanjuti laporan juta lima ratus ribu rupiah),
tindak pidana. seperti Pasal 364 KUHP
Beberapa perkara yang (pencurian ringan).
diselesaikan di luar criminal justice 3. Perkara lalu lintas karena
system melalui pendekatan restorative kelalaiannya berkendara korban
justice, seperti perkara pencurian dan meninggal dunia namun
penganiayaan. Semenjak tersangka masih ada hubungan
diberlakukannya Surat Edaran keluarga dan kecelakaan yang
Kapolri Nomor SE/08/VII/2018, melibatkan massa.
penyidik berhasil menyelesaikan 4. Perkara atas pertimbangan
sebanyak 3 perkara tindak pidana kemanusiaan dan
penganiayaan secara restorative mengedepankan pembinaan,
justice. Menurut penyidik, perkara seperti pencurian, penadahan, dan
yang dapat diselesaikan secara penganiayaan.
restorative justice biasanya atas 5. Perkara yang rentan melibatkan
beberapa pertimbangan hukum kekuatan massa dan terjadi
sebagai berikut:12 konflik, seperti sengketa tanah
1. Perkara-perkara yang menjadikan dan SARA.
perhatian secara manusiawi dan Pada Surat Edaran Kapolri No.
sosial, seperti tersangka sudah SE/08/VII/2018 tentang Penerapan
lanjut usia, tersangka masih Keadilan Restoratif (Restorative
dibawah umur, dan tersangka Justice) Dalam Penyelesaian Perkara
dengan korban ada hubungan Pidana memberikan tambahan prinsip
keluarga, bertetangga, pembatas pada pelaku yaitu tingkat
kesalahan pelaku relatif tidak berat,
yakni kesalahan dalam bentuk
12
Berdasarkan hasil wawancara kesengajaan terutama kesengajaan
dengan Ipda Mochammad Karim selaku
Kepala Unit Pengendalian Massa pada 7
November 2023
11

sebagai maksud (opzet als oogmerk) sehingga Korban menanyakan


dan pelaku bukan residivis. kepada 2 (dua) orang yang
Pada waktu Penulis menjadi Pelaku pemukulan
melaksanakan penelitian terdapat ada tersebut yang berinisial AP (16
2 (dua) perkara yang diselesaikan tahun) dan SP (20 tahun) dengan
secara restorative justice, yang berkata kepada Pelaku (Mas,
kesemuanya sesuai register pelaporan kenapa mas, tidak apa-apa?)
atau aduan terjadi yaitu perkara kemudian dari AP malah
dengan nomor penyelesaian mengepalkan tangan ke arah
Rekom/29/XI/2023/Reskrim untuk Korban, selanjutnya kedua
perkara sesuai Pasal 170 KUHP Pelaku tersebut pergi menuju ke
dan/atau 351 KUHP dan arah Terminal Caruban, setelah
Rekom/31/XI/2023/Reskrim, Pasal Korban selesai membuang
362 KUHP. sampah selanjutnya korban pergi
1. Kasus Penganiayaan Ringan menuju ke Terminal Caruban,
Awal mulanya pada hari dan kemudian kebetulan Korban
Minggu tanggal 03 November bertemu dengan kedua Pelaku
2023 sekira pukul 00.05 WIB, tersebut di Parkiran depan
Korban yang bernama Sdr. Terminal Caruban untuk
Ananda Dwi Cahyo bin Suparno menanyakan perihal perilaku AP
sedang menyapu halaman rumah yang mengepalkan tangan kearah
yang terletak di Desa Bangunsari, Korban, setelah Korban sampai
Kecamatan Mejayan, Kabupaten ke parkiran Terminal Caruban
Madiun. Kemudian setelah saat itu Korban melihat dari
selesai menyapu di halaman kedua Pelaku tersebut sedang
rumah dan saat hendak mengobrol dengan salah satu
membuang sampah Korban petugas keamanan di Terminal
melihat ada 2 (dua) orang yang Caruban yang bernama Sdr. Moh
tidak dikenal dengan Yamin.13
mengendarai sepeda motor
Honda PCX warna merah hendak
13
Perkara
terjatuh di depan rumah Korban Rekom/29/XI/2023/Reskrim tanggal 03
November 2023
12

Selanjutnya Korban Korban tersebut dari kedua


menanyakan kepada kedua pelaku langsung pergi
Pelaku tersebut dengan meninggalkan lokasi, setelah itu
mengatakan (kenapa kok tadi Korban baru menyadari bahwa
mengepalkan tangan ke arah kepala Korban mengalami luka
saya?) tanya si Korban, kemudian robek sampai dengan
dijawab oleh AP dengan mengeluarkan darah. Kemudian
mengatakan (Gimana Mas, Pelapor menanyakan kepada Sdr.
kenapa, aku tidak ngapa-ngapain) Moh Yamin (Petugas Keamanan
jawab AP, setelah itu Korban Terminal Caruban) perihal kedua
jawab dengan berkata (Lhah, pelaku tersebut dan dijawab jika
kenapa tadi kok mengepalkan keduanya adalah temannya orang
tangan ke arah saya, dan dijawab ada di Caruban. Setelah
(Tidak kok Mas) jawab AP. mengetahui tentang kedua pelaku
Selanjutnya Korban jawab (Ya tersebut kemudian Korban
sudah Mas kalau tidak ada apa- memeriksakan diri di Rumah
apa), namun setelah itu AP Sakit Umum Daerah Soedono,
melakukan pemukulan terhadap selanjutnya melaporkan peristiwa
Korban ketika Korban berbalik yang menimpa Kroban tersebut
14
membelakangi orang tersebut. ke Polres Kabupaten Madiun
Kemudian dari pelaku SP untuk proses lebih lanjut.15
juga ikut melakukan pemukulan 2. Kasus Pencurian Ringan
juga sampai dengan Korban Pada tanggal 12 November
terjatuh, dan setelah Korban 2023, Polres Kabupaten Madiun
berdiri kemudian SP memegang menerima aduan yang terregister
kerah kaos Pelapor dan AP dengan nomor
melakukan pemukulan lagi ke Rekom/31/XI/2023/Reskrim,
bagian kepala dan badan berkali- Tanggal 12 November 2023
kali, dan setelah dirasa puas dengan kronologi Korban yang
melakukan pemukulan terhadap bernama Sdr. Lutfi Ega Arnanda

14 15
Perkara Perkara
Rekom/29/XI/2023/Reskrim tanggal 03 Rekom/29/XI/2023/Reskrim tanggal 03
November 2023 November 2023
13

binti Suwarno datang penyelidikan dan penyidikan oleh


melaporkan/mengadukan tindak Satreskrim Polres Kabupaten
pencurian HP yang Korban alami Madiun dengan berdasarkan oleh
yang dimulai pada saat sebelum tempat kejadian perkara (TKP),
diketahui hilangnya barang berdasarkan keterangan saksi
berupa handphone milik Korban Sukono (50 tahun, Satpam BRI
tersebut saat itu Korban hendak Unit Mejayan) dan bukti rekaman
tarik tunai uang di mesin ATM CCTV maka diketahui Pelaku
BRI Unit Mejayan, selanjutnya adalah seorang lelaki berinisial D
handphone milik Korban tersebut (usia 24 tahun).17
diletakkan atau ditaruh diatas .
mesin ATM kemudian setelah 2. Hambatan dalam Penerapan
tarik tunai uang di ATM tersebut Konsep Restorative Justice
Korban langsung pergi terhadap Penyelesaian Kasus
meninggalkan ruang ATM BRI Tindak Pidana Ringan di Polres
Unit Mejayan tersebut.16 Kabupaten Madiun
Pada saat Korban di Pada waktu Penulis
perjalanan tepatnya saat sampai melaksanakan penelitian terdapat 2
di perempatan lampu merah (dua) perkara yang diselesaikan
Saradan, Korban baru ingat secara restorative justice seperti yang
bahwa handphone milik Korban telah Penulis paparkan diatas, yang
yang sebelumnya diletakkan atau kesemuanya sesuai register pelaporan
ditaruh diatas mesin ATM BRI atau aduan terjadi pada bulan
Unit Mejayan tersebut November yaitu perkara dengan
ketinggalan, sehingga Korban nomor penyelesaian
kembali lagi ke BRI Unit Rekom/29/XI/2023/Reskrim, Tanggal
Mejayan namun setelah Korban 03 November 2023 untuk perkara
mencari di ruang ATM tersebut sesuai Pasal 170 KUHP dan/atau 351
ternyata handphone milik Korban KUHP dan
sudah tidak ada. Setelah diadakan Rekom/31/XI/2023/Reskrim, Tanggal

16 17
Perkara Perkara
Rekom/31/XI/2023/Reskrim tanggal 12 Rekom/31/XI/2023/Reskrim tanggal 12
November 2023 November 2023
14

12 November 2023 Pasal 362 KUHP. penamaan penyelesaiannya sesuai


Sebelum membahas analisis hukum mekanisme atau tata cara
terhadap penerapan restorative justice penyelesaian yang digunakan.
terhadap pidana ringan di Polres Meskipun memiliki berbagai
Kabupaten Madiun maka perlu model, penerapan restorative justice
dipahami dulu konsepnya, khususnya setidaknya harus memenuhi 3 (tiga)
restorative justice terhadap hal berikut ini: pertama,
penganiayaan ringan dan pencurian mengidentifikasi dan mengambil
ringan.18 langkah-langkah untuk memperbaiki
Restorative justice merupakan kerugian/kerusankan (identifying and
konsep penyelesaian perkara yang taking steps to repair harm); kedua,
harus dterapkan melalui proses yang melibatkan semua pihak yang
nyata. Penerapan prinsip-prinsip dan berkepentingan (involving all
nilai-nilai yang terkandung dalam stakeholders); ketiga, transformasi
pendekatan restorative justice dapat dari pola dimana negara dan
dilihat dalam berbagai model dan masyarakat menghadapi pelaku
bentuk penyelesaian pidana di luar dengan pengenaan sanksi pidana
pengadilan yang selama ini menjadi pola hubungan kooperatif
dijalanakan masyarakat. Proses antara pelaku di satu sisi dengan
restorative justice dapat dilakukan masyarakat/korban dalam
dalam beberapa mekasime, menyelesaikan masalah akibat
tergantung situasi dan kondisi yang kejahatan (transforming the
ada serta kebiasaan masyarakat traditional relationship between
setempat. Bahkan ada yang communities and theirs government in
menggabungkan beberapa mekanisme the responding to crime).19
yang ada, hal ini menunjukkan bahwa Kewenangan kepolisian untuk
model penyelesaian perkara pidana bertindak atas penilaian sendiri sulit
melalui pendekatan restorative justice sekali mengukur batasan-batasannya.
memiliki berbagai macam model dan Namun, dalam kasus ini penyidik

19
Erma Sirande, Hijrah Adhiyanti
18
Berdasarkan hasil wawancara Mirzana, dan Audyna Mayasari Muin,
dengan Ipda Mochammad Karim selaku "Mewujudkan Penegakan Hukum Melalui
Kepala Unit Pengendalian Massa pada 7 Restorative Justice," Jurnal Konstruksi
November 2023 Hukum, Vol. 3, No. 3, Tahun 2022, hal. 579
15

menilai sudah tepat dilakukan untuk Family and Community Group


melakukan upaya restorative justice. Conferences.21
Upaya restorative justice yang biasa Model Victim-Offenders
ditempuh oleh penyidik Polres Mediation menggunakan model
Kabupaten Madiun menggunakan dua Family and Community Group
model, yakni model Victim-Offenders Conferences (FCGC). Model
Mediation dan Family and penyelesaian ini melibatkan
20
Community Group Conferences. korban, pelaku, dan keluarganya
1. Model Victim-Offenders serta tokoh masyarakat yang
Mediation dipandang mempunyai andil
Model Victim-Offenders penting dalam meredam gejolak
Mediation adalah model sosial yang timbul di
penyelesaian yang melibatkan masyarakat.22
beberapa pihak yang bertemu 2. Model Family and Community
pada proses pelaksanaan Group Conferences
restorative justice yaitu korban, Pada kedua kasus ini,
pelaku tindak pidana, dan penyidik Polres Kabupaten
keluarga kedua belah pihak yang Madiun menggunakan model
berperkara dan penyidik sebagai Family and Community Group
mediator. Walaupun locus Conferences sebagai
kejadian perkara di wilayah penyelesaian restorative justice.
Polres Kabupaten Madiun, model Peran keluarga dan tokoh
ini diterapkan apabila korban dan masyarakat mempunyai peran
pelaku yang berperkara bukan yang penting. Dihadirkannya
merupakan warga Kabupaten mereka semua dalam
Madiun. Apabila korban dan bernegoisasi diharapkan
pelaku merupakan warga menghasilkan kesepakatan yang
Kabupaten Madiun yakni model komprehensif dan tidak hanya
Victim-Offenders Mediation dan
21
Berdasarkan hasil wawancara
dengan Iptu Puguh Wiyono selaku Kepala
Unit Patroli pada 7 November 2023
20 22
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara
dengan Iptu Puguh Wiyono selaku Kepala dengan Iptu Puguh Wiyono selaku Kepala
Unit Patroli pada 7 November 2023 Unit Patroli pada 7 November 2023
16

memuaskan kedua belah pihak kepada tersangka yang diwakili


yang berperkara, melainkan juga ayahnya dan kakak kandungnya
keluarga kedua belah pihak dan dengan didampingi oleh Kepala
tokoh masyarakat sebagai wakil Desa tempat pelaku tercatat
dari masyarakat. Penerapan sebagai warganya sebagai Pihak
penawaran restorative justice ke-II dan korban sebagai Pihak
oleh penyidik Polres Kabupaten ke-I untuk membuat Surat
Madiun diterima oleh kedua Kesepakatan Bersama pada
belah pihak.23 tanggal 03 November 2023 di
Proses restorative justice depan petugas kepolisian yang
yang diterapkan oleh penyidik isinya sebagai berikut:
Polres Kabupaten Madiun a. Menyelesaikan permasalahan
terhadap kasus tersebut secara kekeluargaan
Rekom/29/XI/2023/Reskrim, dan tidak menuntut secara
penyidik dari Polres Kabupaten hukum yang berlaku;
Madiun terdapat beberapa b. Pihak II (dua) meminta maaf
langkah; Pertama, penyidik kepada Pihak I (satu), dan
mengarahkan kepada kedua belah Pihak II (dua) berjanji tidak
pihak untuk membuat Surat akan mengulangi
Permohonan Pencabutan perbuatannya serta tidak
Kebijakan Pencabutan Laporan; akan melakukan perbuatan
Surat Kesepakatan Perdamaian; lainnya yang melanggar
Kedua, penyidik memberikan hukum baik terhadap Pihak I
pengertian tentang manfaat (satu) maupun terhadap
penting restorative justice, yaitu orang lain;
terpeliharanya hubungan yang c. Pihak I (satu) telah
baik apalagi mereka ternyata menerimakan dan memberi
masih terhubung sebagai teman; maaf pada Pihak II (dua)
Ketiga, penyidik mengarahkan selanjutnya kedua belah
pihak bersedia untuk hidup
23
Berdasarkan hasil wawancara rukun;
dengan Iptu Lendra Wijaya selaku Anggota
Kepolisian Resort Kabupaten Madiun pada 8
November 2023
17

d. Dan Pihak I (satu) tidak akan II (dua) berjanji tidak akan


menuntut secara hukum mengulangi perbuatannya serta
terhadap Pihak II (dua) serta tidak akan melakukan perbuatan
menganggap permasalahan lainnya yang melanggar hukum
tersebut selesai; baik terhadap Pihak I (satu)
e. Apabila setelah pernyataan maupun terhadap orang lain;
ini dibuat, ada pihak lain c. Pihak II (dua) telah menyerahkan
(pihak III) yang tidak 1 (satu) unit handphone merk
setuju/merasa keberatan VIVO Y19 warna spring white
dengan kesepakatan ini maaf kepada pemiliknya yaitu pihak I
pihak III (tiga) tersebut (satu) dan selanjutnya dari pihak
dinyatakan tidak sah dan I (satu) telah menerimakan dan
tidak berlaku.24 memberi maaf kepada pihak II
Penerapan restorative justice (dua);
untuk menyelesaikan d. Dan Pihak I (satu) tidak akan
laporan/pengaduan menuntut secara hukum terhadap
Rekom/31/XI/2023/Reskrim masih Pihak II (dua) serta menganggap
menggunakan metode yang sama permasalahan tersebut selesai;
seperti Rekom/29/XI/2023/Reskrim e. Apabila setelah pernyataan ini
yaitu dengan melakukan musyawarah dibuat, ada pihak lain (pihak III)
antara kedua belah pihak yaitu yang tidak setuju/merasa
Pelapor dan Pelaku dengan langkah- keberatan dengan kesepakatan ini
langkah sebagai berikut: maa pihak III (tiga) tersebut
a. Menyelesaikan permasalahan dinyatakan tidak sah dan tidak
tersebut secara kekeluargaan dan berlaku.25
tidak menuntut secara hukum Dalam KUHAP, penyidik
yang berlaku; mempunyai wewenang untuk
b. Pihak II (dua) meminta maaf menghentikan proses penyidikan
kepada Pihak I (satu), dan Pihak suatu tindak pidana bilamana

24 25
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara
dengan Iptu Lendra Wijaya selaku Anggota dengan Iptu Lendra Wijaya selaku Anggota
Kepolisian Resort Kabupaten Madiun pada 8 Kepolisian Resort Kabupaten Madiun pada 8
November 2023 November 2023
18

memenuhi syarat yuridis yang diatur macam keadaan sesuai dengan


dalam Pasal 109 ayat (2) KUHAP masalah yang dihadapi, diskresi lebih
yakni: memfokuskan kepada penindakan
1. Tidak memperoleh bukti yang selektif yakni berkaitan dengan
cukup; faktor-faktor yang mempengaruhi
2. Peristiwa yang disangkakan apakah seorang pelanggar hukum
bukan merupakan tindak pidana; akan ditindak atau tidak.
3. Penghentian penyidikan demi Penerapan restorative justice
hukum. Alasan ini dapat yang dilakukan dengan menerapkan
digunakan bilamana terdapat diskresi kepolisian sudah mempunyai
alasan-alasan hapusnya hak dasar hukum yang jelas, dan dalam
menuntut dan hilangnya hal melakukan upaya tersebut polisi tidak
menjalankan pidana, yakni antara dapat memaksakan bahwa perkara
lain karena nebis in idem, tersebut harus berhasil mencapai titik
tersangka meninggal atau perkara temu atau kesepakatan antara para
telah melewati masa daluwarsa. pihak. Ada kalanya pihak korban
Meski syarat melakukan tidak mau berdamai dengan pelaku
penghentian penyidikan sudah diatur karena berbagai alasan. Tugas dari
dalam Pasal 109 ayat (2) KUHAP kepolisan hanyalah mengupayakan
namun ada ruang bagi penyidik untuk bukan memaksakan.
melakukan tindakan hukum lain yaitu Berdasarkan ketentuan hukum
dengan menggunakan Diskresi yang telah dijabarkan sebelumnya,
Kepolisian, yang berarti dapat dapat dikatakan bahwa kesepakatan
bertindak menurut penialaiannya bersama yang terjadi dalam
sendiri atau suatu tindakan yang dapat pertemuan restorative menimbulkan
dilakukan oleh anggota Kepolisian akibat hukum berupa penghentian
yang mempertimbangkan manfaat penyidikan terhadap pelaku tindak
serta risiko dari tindakannya dan pidana penganiayaan ringan dan
sunguh-sungguh untuk kepentingan pencurian ringan. Untuk menentukan
umum. penerapan restorative justice, harus
Seorang pejabat Polri dapat terpenuhinya syarat materiil dan
menerapkan diskresi dalam berbagai syarat formiil yang tertera dalam
19

PERKAP Nomor 9 Tahun 2018 Pasal hal yang mempersulit untuk


12 jo. PERPOL Nomor 8 Tahun 2021 diterapkan, karena hal-hal sebagai
Pasal 5. Jika syarat terpenuhi, maka berikut:26
proses upaya perdamaian bisa 1. Minimnya pengetahuan
dilakukan dan hasilnya bisa dilakukan masyarakat terkait penyelesaian
Surat Perintah Penghentian kasus pidana melalui jalur
Penyidikan (SP3). restorative justice;
Analisis hukum terkait 2. Minimnya kesadaran masyarakt
Penerapan restorative justice terhadap untuk melakukan perdamaian
tindak pidana ringan yang dilakukan melalui penyelesaian penerapan
oleh Polres Kabupaten Madiun sudah restorative justice baik dalam
sesuai dengan regulasi yang ada yaitu kasus penganiayaan ringan dan
Pasal 16 ayat (1) huruf L jo. Pasal 18 pencurian ringan dikarenakan
UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang berbagai alasan;
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) 3. Belum adanya peraturan
jo. Pasal 69 huruf b Perkap Nomor 14 penerapan restorative justice
Tahun 2012 tentang manajemen terhadap tindak pidana ringan
Penyidikan jo. Surat Edaran Kapolri baik penganiayaan ringan
Nomor SE/8/VIII/2018 tentang maupun pencurian ringan secara
Penerapan Keadilan Restoratof lengkap, komprehensif dan
(Restorative Justice). Dalam khusus dalam tataran di tingkat
Penyelesaian Perkara Pidana jo. pusat dan di daerah baik lembaga
Perkap Nomor 6 Tahun 2019 Tentang legislatif maupun yudikatif
Penyidikan Tindak Pidana jo.
Peraturan Kepolisian Republik D. Penutup
Indonesia (PERPOL) Nomor 8 Tahun 1. Simpulan
2021 tentang Penanganan Tindak Penerapan restorative justice
Pidana Berdasarkan Keadilan dan analisis hukum tindak pidana
Restoratif. ringan penganiayaan Perkara
Meskipun begitu pelaksanaan
penerapan restorative justice ini juga 26
Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ipda Mochammad Karim selaku
masih ditemukan hambatan dan hal- Kepala Unit Pengendalian Massa pada 1
Desember 2023
20

Rekom/29/XI/2023 dan pencurian baik lembaga legislatif maupun


perkara Rekom/31/XI/2023 oleh yudikatif.
Polres Kabupaten Madiun 2. Saran
menggunakan model Family and Lembaga Polri sebaiknya
Community Group Conference yaitu memberikan pelatihan terkait
restorative justice yang melibatkan kewenangan diskresi melalui
keluarga dan tokoh masyarakat untuk restorative justice bagi anggota
menghasilkan kesepakatan yang kepolisian khususnya pejabat yang
komprehensif. mempunyai kewenangan sebagai
Hambatan yang sering kali penyidik agar meningkatkan
terjadi pada upaya penerapan konsep kompetensi dan profesionalitas
restorative justice terhadap sehingga prosesnya lebih efektif.
penyelesaian kasus tindak pidana Penelitian ini diharapkan dapat
ringan di wilayah Polres Kabupaten memberikan konstribusi pemikiran
Madiun seringkali terjadi dikarenakan bagi perkembangan ilmu hukum, baik
minimnya pengetahuan masyarakat secara teoritik maupun praktik serta
terkait penyelsaian kasus pidana memberikan pemahaman kepada
melalui jalur restorative justice; masyarakat bahwa restorative justice
minimnya kesadaran masyarakat dapat menyelesaikan perkara tindak
untuk melakukan perdamaian melalui pidana khususnya perkara tindak
penyelesaian penerapan restorative pidana ringan di tingkat penyidikan.
justice baik dalam kasus
penganiayaan ringan dan pencurian DAFTAR PUSTAKA
ringan dikarenakan berbagai alasan;
Buku
dan belum adanya peraturan Fathani Ali Hamdan, 2022, Tinjauan
Yuridis Terhadap Tindak
penerapan restorative justice terhadap
Pidana Penyalahgunaan
tindak pidana ringan baik Narkotika Oleh Oknum Polisi
(Studi Kasus Perkara Putusan
penganiayaan ringan maupun
Pengadilan Negeri Sampang
pencurian ringan secara lengkap, Nomor
135/Pid.Sus/2017/PN.Spg,
komprehensif dan khusus dalam
tanggal 18 Oktober 2017),
tataran di tingkat pusat dan di daerah Tesis, Program Pascasarjana
Universitas Islam Malang.
21

Hardi Fardiansyah, et.all, 2023, Rudy Gunawan Bastari, Femmy


Pengantar Ilmu Hukum, CV. Silaswaty Faried, dan Amir
Intelektual Manifes Media, Djunaidi. "Restoratif Justice
Bali. Sebagai Wujud Pelaksanaan
Jonathan. R. Raco, 2010, Metode Azas Ultimum Remidium Di
Penelltlan Kualltatlf:Jenis, Dalam Tindak Pidana
Karakteristik, Dan Perpajakan." Prosiding Seminar
Keunggulannya, PT Gramedia Nasional UNIBA Surakarta
Widiasarana Indonesia, Jakarta. Tahun 2022.
Mahrus Ali, 2015, Dasar-Dasar Peraturan Perundang-undangan
Hukum Pidana, Sinar Grafika, Undang-Undang Dasar Negara
Jakarta. Republik Indonesia Tahun
Jurnal 1945.
Abdul Latif Mahfuz, “Faktor yang Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Mempengaruhi Politik Hukum 2023 Tentang Kitab Undang-
dalam Suatu Pembentukan Undang Hukum Pidana.
Undang-Undang”, Jurnal Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Kepastian Hukum dan 1981 tentang Kitab Undang-
Keadilan, Vol. 1, No.1, Tahun Undang Hukum Acara Pidana.
2019. Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Erma Sirande, Hijrah Adhiyanti 2002 tentang Kepolisian Negara
Mirzana, dan Audyna Mayasari Republik Indonesia.
Muin, "Mewujudkan Penegakan Peraturan Kepala Kepolisian
Hukum Melalui Restorative Republik Indonesia Nomor 6
Justice," Jurnal Konstruksi Tahun 2019 tentang Penyidikan
Hukum, Vol. 3, No. 3, Tahun Tindak Pidana.
2022. Peraturan Kepolisian Negara
Fetri A. R. Tarigan, "Upaya Diversi Republik Indonesia Nomor 8
Bagi Anak Dalam Proses Tahun 2021 tentang
Peradilan." Lex Crimen, Vol. 4, Penanganan Tindak Pidana
No.5, Tahun 2015. Berdasarkan Keadilan
Indah Sari, "Perbuatan Melawan Restoratif.
Hukum (PMH) Dalam Hukum Perkara Rekom/29/XI/2023/Reskrim
Pidana Dan Hukum Perdata." tanggal 03 November 2023.
Jurnal Ilmiah Hukum Perkara Rekom/31/XI/2023/Reskrim
Dirgantara, Vol. 11, No.1, tanggal 12 November 2023.
Tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai