Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI KAPASITAS PIPA PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU GUYANGAN

DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN DI NUSA PENIDA

I GUSTI AYU PUTU WAHYUNDARI


NIP. 19880512 201012 2 005

PEJABAT FUNGSIONAL/ PPK OP SDA II

TAHUN ANGGARAN 2022


BALAI WILAYAH SUNGAI BALI-PENIDA

1
TUGAS EVALUASI

Peningkatan Pelayanan pada SPAB Mata Air Guyangan di Kab. Klungkung

Kepada Yth,
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida

di_ tempat

Dalam rangka kegiatan evaluasi kapasitas pipa pada Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan dalam rangka
peningkatan pelayanan di Nusa Penida. Harapan kami laporan ini dapat digunakan sebagai dukungan dalam
melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan di Nusa Penida..
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.

Denpasar, Desember 2022

I Gusti Ayu Putu Wahyundari, ST, MT


NIP. 19880512 201012 2 005

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian
Pekerjaan Umum berupaya memenuhi kebutuhan air masyarakat diwilayah Kabupaten yang mengalami
kekurangan air melalui pembangunan suatu sistem dengan memanfaatkan mata air yang tersedia untuk
ditampung dalam suatu bak penampungan kemudian dialirkan dengan pemompaan dan gravitasi.
Kabupaten Klungkung merupakan salah satu kabupaten yang mengalami kekurangan air terutama di
wilayah kecamatan Nusa Penida yang merupakan daerah kering dengan topografi sebagian besar
berbukit-bukit. Untuk memenuhi kebutuhan air baku, masyarakat Nusa Penida menggunakan air hujan
dengan cara ditampung melalui cubang pada musim hujan, tetapi tidak mencukupi sampai pada musim
kemarau. Air tanah yang ada di Nusa Penida rata-rata sumbernya terlalu jauh dibawah permukaan tanah,
sehingga memerlukan biaya yang sangat mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat. Dalam rangka
mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut diperlukan infrastruktur
yang memadai termasuk penyediaan sarana dan prasarana air baku, yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Proyek Penyediaan Air Baku berupaya
mengatasi permasalahan kebutuhan air masyarakat Nusa Penida dengan menaikkan air sungai dibawah
tanah yang mengalir kelaut lepas terbuang percuma. Mata air ini disebut dengan nama mata air
Guyangan Nusa Penida yang berlokasi 2 Km dari Desa Batu kandik, terletak dibawah suatu tebing terjal
ditepi pantai selatan setinggi 250 meter dengan potensi debit mata air 178 liter/detik dari data yang
diberikan oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, sedangkan untuk pengukuran terbarru yang dilakukan
diperoleh sebesar 70 liter/detik.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud Kegiatan :
1. Mendapatkan gambaran tentang kapasitas pipa pada Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan;

2. Menyusun suatu pola pengelolaan Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan di Nusa Penida.

3
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Untuk mengevaluasi kapasitas pipa pada Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan.
2. Memperoleh data teknis perhitungan kapasitas pipa pada Sistem Penyediaan Air Baku
Guyangan
3. Hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu sebagai dasar untuk pengelolaan
Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan di Nusa Penida.

1.3. LOKASI PEKERJAAN


Kegiatan evaluasi kapasitas pipa pada Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan dalam rangka peningkatan
pelayanan di Nusa Penida dilaksanakan di Dusun Guyangan, Desa Batu Kandik, Kecamatan Nusa Penida
Kabupaten Klungkung.

Lokasi Pekerjaan
Gambar 1. 1 Lokasi Pekerjaan

4
BAB II
GAMBARAN UMUM
DAERAH STUDI

2.1. KONDISI GEOGRAFIS


Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9 (sembilan) Kabupaten dan Kodya di
Bali, terletak diantara 115 ° 27 ' - 37 '' 8 ° 49 ' 00 ''. Lintang Selatan dengan batas-batas disebelah utara
Kabupaten Bangli. Sebelah Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kabupaten Gianyar, dan sebelah
Selatan Samudra India, dengan luas 315 km².
Wilayah Kabupaten Klungkung sepertiganya (112,16 km²) terletak diantara pulau Bali dan dua
pertiganya (202,84 km²) merupakan kepulauan yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
Menurut penggunaan lahan di Kabupaten Klungkung terdiri dari lahan sawah 4.013 hektar, lahan kering
9.631 hektar, hutan negara 202 hektar, perkebunan 10.060 hektar dan lain-lain 7.594 hektar.
Kabupaten Klungkung merupakan dataran pantai sehingga potensi perikanan laut.Panjang pantainya sekitar
90 km yang terdapat di Klungkung daratan 20 km dan Kepulauan Nusa Penida 70 km. Bukit dan gunung
tertinggi bernama Gunung Mundi yang terletak di Kecamatan Nusa Penida. Sumber air adalah mata air dan
sungai hanya terdapat di wilayah daratan Kabupaten Klungkung yang mengalir sepanjang tahun. Sedangkan
di Kecamatan Nusa Penida sama sekali tidak ada sungai. Sumber air di Kecamatan Nusa Penida adalah
mata air dan air hujan yang ditampung dalam cubang oleh penduduk setempat. Kabupaten Klungkung
termasuk beriklim tropis. Bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering antara Kecamatan Nusa Penida dan
Kabupaten Klungkung daratan sangat berbeda.

2.1.1. Kecamatan Nusa Penida


Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga kepulauan yaitu pulau Nusa Penida, Pulau Lembongan dan
Pulau Ceningan, terdiri dari 16 Desa Dinas, Dengan Jumlah Penduduk 46,749 Jiwa (8.543 KK). Pulau Nusa
Penida bisa ditempuh dari empat tempat yaitu lewat Benoa dengan menumpang Quiksilver/Balihai ditempuh
+1 jam perjalanan, lewat Sanur dengan menumpang perahu jarak tempuh + 1,5 Jam perjalanan. Lewat
Kusamba dengan menumpang Jukung jerak tempuh +1,5 jam perjalanan. sedangkan kalau lewat Padangbai
dengan menumpang Kapal Boat yang jarak tempuh + 1 jam perjalanan. Secara geografis, Mata Air
Guyangan terletak pada posisi 08027’37” - 08049’00” Lintang Selatan dan 115021’28” - 115037’43” Bujur
Timur.

5
Adapun batas-batas wilayah Nusa Penida adalah :
 sebelah Utara : Selat Badung
 sebelah Timur : Selat Lombok
 sebelah Selatan : Samudera Indonesia
 sebelah Barat : Samudera Indonesia

Tabel 2.1Nama Desa dan Luasnya di Kecamatan Nusa Penida


Luas Desa di Kecamatan Nusa Penida
Desa/Kelurahan Luas Wilayah (km2)
1. Sakti 13,16
2. Bunga Mekar 19,73
3. Batu Madeg 13,56
4. Klumpu 13,58
5. Batukandik 21,66
6. Sekartaji 15,39
7. Taglad 15,24
8. Pejukutan 10,84
9. Suana 10,42
10. Batununggul 13,45
11. Kutampi 13,14
12. Kutampi Kaler 10,75
13. Ped 21,15
14. Toyapakeh 0,65
15. Lembongan 6,15
16. Jungutbatu 3,97
Jumlah/Total 202,84

Sumber: Kecamatan Nusa Penida Dalam Angka, 2020

Penduduk Kecamatan Nusa Penida secara garis besar bermata pencaharian dengan cara
berladang, nelayan, pedagang dan dalam jumlah tertentu ada pula yang bekerja di luar pulau sebagai
tenaga kerja kasar. Jika dilihat dari pemandangan pantai dan keindahan alam yang dimilikinya, Pulau Nusa
Penida mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata bahari.

6
Gambar 2. 1 Peta Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

2.2. KONDISI TOPOGRAFI


Secara umum kondisi Topografi Nusa Penida tergolong landai sampai berbukit. Desa - desa pesisir
di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan kemiringan 0 - 3 % dari ketinggian lahan 0 -
268 m dpl. Semakin ke selatan kemiringan lerengnya semakin bergelombang. Demikian juga pulau
Lembongan bagian Utara merupakan lahan datar dengan kemiringan 0- 3% dan dibagian Selatan
kemiringannya 3-8 %. Sedangkan Pulau Ceningan mempunyai kemiringan lereng bervariasi antara 8-15%
dan 15-30% dengan kondisi tanah bergelombang dan berbukit.
Mata pencaharian penduduk adalah pertanian dan sektor perikanan merupakan mata pencaharian
utama oleh 6,68% tersebar pada desa-desa pesisir yaitu Suana, Batununggul, Kutampi Kaler, Ped dan Desa
Toyapakeh. Di Pulau Lembongan 16,80% penduduk bergerak dibidang perikanan, dan Ceningan 12,88%
mengingat kondisi dan topografi daerah maka yang cocok dikembangkan adalah Sektor Pertanian, dan
Sektor Pariwisata.

7
2.3. KONDISI GEOLOGI

2.3.1. Morfologi
Morfologi wilayah Nusa Penida secara umum terdiri dari 2 bagian yaitu karst positif dan negatif sebagai
berikut :

a. Karst Positif

Karst Positif dicirikan dengan pola perbukitan yang menonjol berupa bukit-bukit yang relatif rendah sampai tinggi,
kemiringan lereng berkisar antara 27 – 60% dan pada beberapa tempat terdapat kemiringan 10 – 20% dan
mendekati gari pantai (Samudera Indonesia) umumnya merupakan tebing terjal dengan kemiringan hampir 90 0.
Bukit – bukit menonjol tersebut mempunyai ketinggian antara 200 – 422 meter. Jarak antara bukit-bukit
tersebut relatif berdekatan, yang dihubungkan oleh satuan morfologi karst negatif berupa lembah,

b. Karst Negatif

Karst Negatif merupakan morfologi rendah (lembah antara tonjolan bukit-bukit), umumnya saling
berhubungan membentuk pola pengaliran sungai dimana satu sama lain memperlihatkan kesejajaran
(pararel) yang mengarah dari barat daya sampai timur laut dengan arah aliran langsung ke laut lepas.
Semua sungai yang ada di Nusa Penida adalah intermitten (musiman) dengan lembah berbentuk “V”
dengan percabangan “berorde 3” yang menunjukkan bahwa pembentukan karstnya masih relatif muda.

2.3.2. Stratigrafi
Wilayah Nusa Penida secara umum dapat dibagi menjadi 2 satuan batu gamping dan satuan aluvium.
Didasarkan pada hasil pengamatan dari peta geologi regional didapatkan gambaran bahwa secara umum
daerah studi merupakan susunan batuan dengan kondisi fisik yang bervariasi berupa batu gamping lunak,
sedang sampai keras (kompak), berongga. Untuk batu gamping yang berongga diperkirakan mengandung
air namun pada kedalaman lebih dari 100 m dari permukaan tanah. Disamping itu karena susunan batu
gamping tersebut mempunyai permeabilitas tinggi sehingga air tanah mengalir dengan cepat, terutama
keluar berupa mata air didasar laut atau pantai yang terjal.
a. Satuan Batu Gamping.
Satuan ini umumnya menutupi hampir semua daerah Pulau Nusa Penida yang terdiri atas batu
gamping keras (kompak) yang sangat keras berwarna putih keabu-abuan, warna lapuk hitam, banyak
terdapat lubang-lubang, terdapat pecahan koral, matrik butiran halus kasar, kadang kristalin, komposisi
cangkang berkisar antara 10-50%. Batu gamping ini umumnya bersifat masif dan kadang-kadang
memperlihatkan perlapisan semu (slighly badded) dengan kemiringan antara 6 - 12%.
Batu gamping lunak berwarna putih kuning sampai coklat, warna lapuk hitam-putih, rapuh agak
keras, sedikit lembab, banyak terdapat pecahan koral, matrik berbutir halus sedang. Umumnya batu

8
gamping ini terletak dibawah batu gamping keras.
b. Satuan Aluvium.
Satuan ini merupakan campuran hasil rombakan dan lapukan batu gamping (terarrosa) yang
berukuran dari lempung, lanau, pasir, kerikil sampai bongkah, umumnya hanya menempati satuan
morfologi karst negatif (lembah) dengan ketebalan 0,50 sampai 1,50 meter.

2.4. KONDISI KLIMATOLOGI


Secara umum daerah perencanaan seperti kebanyakan daerah lain di Indonesia yaitu beriklim tropis,
dengan temperatur rata-rata 270C – 30,90C, dengan tingkat kelembaban yang sangat dipengaruhi oleh variasi musim
dan mengikuti putaran musim yaitu penghujan dan kemarau. Curah hujan rata-rata daerah ini seperti ditunjukkan oleh
Tabel 2. 2Curah Hujan Rata- Rata di Pulau Nusa Penida
No. Bulan Curah Hujan Rata-rata Tahunan
(mm)
1 Januari 332,75
2 Pebruari 208
3 Maret 104,25
4 April 94,75
5 Mei 43
6 Juni 35,75
7 Juli 31,75
8 Agustus 1,75
9 September -
10 Oktober 1
11 Nopember 48
12 Desember 271,75

Sumber: Kecamatan Nusa Penida Dalam Angka, 2020

Dari data curah hujan rata-rata di atas menunjukan bahwa curah hujan rata-rata tertinggi (303,88
mm) terjadi pada bulan Januari dan angka curah hujan terendah (0,170 mm) terjadi pada bulan Desember.
Kondisi iklim di wilayah studi adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Hujan
 Statiun hujan Sampalan
 Hujan rata-rata bulanan 97,73 mm/bulan
 Hujan rata-rata tahunan 1032,01 mm/tahun
b. Kondisi Iklim
 Kecepatan rata-rata 2,48 m/dt

9
 Kelembaban relatif rata-rata 81,33%
 Penyinaran matahari rata-rata 78,75%
 Suhu udara rata-rata 31,860C

2.5. KONDISI DEMOGRAFI

Berdasarkan perhitungan proyeksi jumlah penduduk Nusa Penida Kabupaten Klungkung yang diperkirakan
tumbuh selama kurun waktu perencanaan, yaitu 25 tahun, maka diperoleh perhitungan jumlah penduduk
Nusa Penida Kabupaten Klungkung pada akhir tahun 2043 sebanyak 55.874 jiwa. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan formula yang sama diperoleh angka jumlah penduduk pada lima tahun pertama (tahun
2018) sebanyak 45.4603 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada lima tahun kedua (tahun 2023) sebanyak
48.037 jiwa. Jumlah penduduk pada lima tahun ketiga (tahun 2028) sebanyak 49.798 jiwa. Jumlah penduduk
pada lima tahun keempat (tahun 2038) sebanyak 53.706 jiwa. Jumlah penduduk pada lima tahun keempat
(tahun 2043) sebanyak 55.874jiwa (Tabel 2.3). Berdasarkan perhitungan proyeksi yang sama diperoleh
angka yang menunjukkan besarnya jumlah pertambahan penduduk per empat tahunan. Pada lima tahun
pertama (tahun 2023) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 2.434 jiwa. Sedangkan pada lima
tahun kedua (tahun 2028) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 1.761 jiwa. Pada lima tahun ketiga
(tahun 2033) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 1.887 jiwa. Lima tahun keempat (tahun 2038)
terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 2.021 jiwa. Sedangkan pada lima tahun kelima (tahun 2043)
terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 2.168 jiwa. Sehingga total pertambahan jumlah penduduk
Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung selama kurun waktu perencanaan, yaitu 20 tahun, sebanyak
1.664 jiwa. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh gambaran bahwa jumlah pertambahan penduduk
Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung yang terbanyak terjadi pada empat tahun pertama (tahun
2008-2014), yaitu sebanyak 450 jiwa.

10
Tabel 2. 3 Proyeksi Jumlah Penduduk Nusa Penida Tahun 2015 – 2043
Skenario Moderat
No Desa Tahun
2015 2018 2023 2028 2033 2038 2043
1 Sakti 3,293 3,303 3,321 3,338 3,356 3,373 3,391
2 Bunga Mekar 2,622 2,630 2,644 2,658 2,672 2,686 2,700
3 Batumadeg 2,084 2,091 2,102 2,113 2,124 2,135 2,146
4 Klumpu 3,475 3,486 3,504 3,523 3,541 3,560 3,578
5 Batukandik 3,692 3,704 3,723 3,743 3,762 3,782 3,802
6 Sekartaji 1,274 1,278 1,285 1,291 1,298 1,305 1,312
7 Tanglad 1,958 1,964 1,974 1,985 1,995 2,006 2,016
8 Pejukutan 2,692 2,700 2,715 2,729 2,743 2,758 2,772
9 Suana 2,994 3,003 3,373 3,633 3,914 4,217 4,543
10 Batununggul 3,960 3,972 4,461 4,806 5,177 5,577 6,008
11 Kutampi 2,920 2,929 2,945 2,960 2,976 2,991 3,007
12 Kutampi Kaler 2,861 2,870 2,885 2,900 2,915 2,931 2,946
13 Ped 3,989 4,002 4,494 4,841 5,215 5,618 6,052
14 Toyapakeh 515 517 580 625 673 725 781
15 Lembongan 3,958 3,970 4,459 4,803 5,174 5,574 6,005
16 Jungutbatu 3,173 3,183 3,574 3,851 4,148 4,469 4,814
Jumlah 45,460 45,603 48,037 49,798 51,685 53,706 55,874

Keterangan :
SPAM PENIDA + GUYANGAN
SPAM GUYANGAN
SPAM PENIDA
BELUM T ERLAYANI

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
KEGIATAN

3.1. KEGIATAN PERSIAPAN


a. Pengumpulan Data Teknis

Kegiatan ini meliputi pengumpulan data-data Teknis seperti pengumpulan hasil perhitungan debit aktual,
pendataan jaringan pipa dilapangan seperti panjang pipa, dimensi pipa, aksesoris yang terpasang, elevasi
dan kapasitas pompa yang beroprasi serta data pendukung lainnya yang diperlukan dalam proses
perhitungan.

b. Orientasi Lapangan
Dalam kegiatan persiapan ini juga dilakukan kunjungan ke lokasi pekerjaan bersama tim pelaksana
teknik di PPK OPSDA II untuk memperoleh gambaran awal mengenai kondisi di lokasi pekerjaan.

3.2. KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA


a. Inventarisasi data
Dilaksanakan oleh tim pelaksana teknik di PPK OPSDA II dan petugas lapangan dan hasilnya
dikumpulkan.
b. Walktrough
Dilaksanakan oleh tim pelaksana teknik di PPK OPSDA II dan petugas lapangan untuk mendapatkan
data-data yang sesuai dengan kondisi lapangan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan oleh tim pelaksana teknik di PPK OPSDA II dan petugas lapangan untuk
mendapatkan gambaran visual infrastruktur Sumber Daya Air dilapangan.
d. Pengecekan Kondisi Fisik
Dilaksanakan pengaliran dan penghitungan debit actual oleh tim pelaksana teknik di PPK OPSDA II dan
petugas lapangan (Sumber Mata Air).

12
3.3. ANALISIS DATA
a. Analisa dan Evaluasi
Evaluasi kinerja/ kondisi Jaringan air baku dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja dan kondisi
Jaringan air baku dengan memperhatikan komponen yang meliputi :
1) Jaringan fisik (bangunan utama, pintu air, pompa, saluran, tanggul, dll)
2) Kemampuan pengaliran
3) Sarana penunjang (alat ukur debit, bangunan perlindungan, system informasi)
4) Kondisi pengelolaan

3.4. JENIS DAN SUMBER DATA


Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi ini terdiri atas data teknis di lapangan.

1) Data teknis berupa penghitungan aktual debit di lapangan

2) Data teknis berupa pengumpulan data teknis seperti panjang pipa, dimensi pipa, aksesoris
yang terpasang, elevasi dan kapasitas pompa yang beroprasi serta data pendukung lainnya

13
BAB IV
PERHITUNGAN KAPASITAS PEMOMPAAN DAN
PERPIPAAN SPAB GUYANGAN

4.1.1. SKEMA SPAB GUYANGAN


Skema Sistem Penyediaan Air Baku Mata Air Guyangan di Nusa Penida

14
4.1.2. PERHITUNGAN WAKTU PEMOMPAAN

R4
R5

400 m3 50 m3
Pompa R1 ke R4
P1 = 20 lps
BAK 1 P2 = 25 lps
(Broncaptering) BAK 2 R1
R3
Pipa GIP Ø 8 inch Pipa GIP & PVC Ø 8 inch
Q = 63 lps Q = 63 lps
80 m3 195 m3 346 m3 Pompa R3 ke R5
200 m3 P1 = 1,5 lps
Pompa BAK 1 ke BAK 2
P1 = 22,5 lps Pompa BAK 2 ke BAK R1 Pompa R1 ke R2 Waktu Pemompaan R3 ke R5
P2 = 22,5 lps P1 = 20 lps P3 = 20 lps R2 P1 + P3
P3 = 22,5 lps P2 = 20 lps P4 = 25 lps 1,5 lps untuk >> 50 m3
P4 = 22,5 lps P3 = 25 lps 240 m3 / 50.000 ltr
UPT
dibutuhkan >> 9,3 Jam
Waktu Pemompaan BAK 1 ke BAK 2 Waktu Pemompaan R1 ke R2
P1 + P2 P3 + P4 Pompa R2 ke R3 interkoneksi R6
45 lps untuk >> 195 m3 25 lps untuk >> 240 m3 P1 = 10 lps R6
/ 195.000 ltr / 240.000 ltr P2 = 20 lps
dibutuhkan >> 1,2 Jam dibutuhkan >> 2,7 Jam P3 = 20 lps
200 m3

Waktu Pemompaan BAK 2 ke R1 Waktu Pemompaan R1 ke R4 Waktu Pemompaan R2 ke R3 interkoneksi R6


P1 + P3 P1 + P2 P1 + P2
45 lps untuk >> 346 m3 25 lps untuk >> 400 m3 20 lps u/ >> 200 m3
/ 346.000 ltr / 400.000 ltr / 200.000 ltr
dibutuhkan >> 2,1 Jam dibutuhkan >> 4,4 Jam dibutuhkan >> 5,6 Jam

4.1.3. PERHITUNGAN WAKTU PEMOMPAAN


Pipa 20 cm >> 8 inch Pipa 15 cm >> 6 inch
v air bersih 2 m/s v air bersih 2 m/s

Q = ? Q = ?

A = π . r2 Q = A.V A = π . r2 Q = A.V
2 2
= 3,14 . 10^2 = 0,0314 m x 2 m/s = 3,14 . 7,5^2 = 0,02 m x 2 m/s
3/ 3/
= 3,14 . 100 = 0,0628 m s = 3,14 . 56,25 = 0,04 m s
2 3/ 2 3/
= 314 cm = 226,08 m jam = 177 cm = 127 m jam
2 2
= 0,0314 cm = 62,8 l/dt = 0,02 cm = 35,3 l/dt

Pipa 10 cm >> 4 inch Pipa 5 cm >> 2 inch


v air bersih 2 m/s v air bersih 2 m/s

Q = ? Q = ?

A = π . r2 Q = A.V A = π . r2 Q = A.V
2 2
= 3,14 . 5^2 = 0,00785 m x 2 m/s = 3,14 . 2,5^2 = 0,00 m x 2 m/s
3/ 3/
= 3,14 . 25 = 0,0157 m s = 3,14 . 6,25 = 0,00 m s
2 3/ 2 3/
= 78,5 cm = 56,52 m jam = 19,6 cm = 14,1 m jam
2 2
= 0,0079 cm = 15,7 l/dt = 0,00 cm = 3,93 l/dt

15
BAB V
EVALUASI KAPASITAS PEMOMPAAN DAN PERPIPAAN
SPAB GUYANGAN

4.1. TAHAP PENGHITUNGAN KAPASITAS POMPA

16
4.2. TAHAP PENGUJIAN JARINGAN PIPA EKSISTING

17
18
BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan yang telah dijabarkan dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi kapasitas pipa
pada Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan dalam rangka peningkatan pelayanan di Nusa Penida
telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan dimana kapasitas pemompaan
dan system perpipaan dalam kondisi seimbang, dimana kapasitas perpipaan dari sumber sampai
reservoir sudah sesuai dengan debit sistem pemompaan..

4.2 Saran
Saran yang bisa kami berikan untuk pelayanan Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan agar
optimal adalah dengan melakukan pengaturan waktu sistem pemompaan sehingga berjalan sesuai
debit rencana dan dilakukan penyempurnaan pipa beserta aksesoris yang fungsinya belum optimal.

19

Anda mungkin juga menyukai