1
TUGAS EVALUASI
Kepada Yth,
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
di_ tempat
Dalam rangka kegiatan evaluasi kapasitas pipa pada Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan dalam rangka
peningkatan pelayanan di Nusa Penida. Harapan kami laporan ini dapat digunakan sebagai dukungan dalam
melakukan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan di Nusa Penida..
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.
2
BAB I
PENDAHULUAN
2. Menyusun suatu pola pengelolaan Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan di Nusa Penida.
3
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Untuk mengevaluasi kapasitas pipa pada Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan.
2. Memperoleh data teknis perhitungan kapasitas pipa pada Sistem Penyediaan Air Baku
Guyangan
3. Hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu sebagai dasar untuk pengelolaan
Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan di Nusa Penida.
Lokasi Pekerjaan
Gambar 1. 1 Lokasi Pekerjaan
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
DAERAH STUDI
5
Adapun batas-batas wilayah Nusa Penida adalah :
sebelah Utara : Selat Badung
sebelah Timur : Selat Lombok
sebelah Selatan : Samudera Indonesia
sebelah Barat : Samudera Indonesia
Penduduk Kecamatan Nusa Penida secara garis besar bermata pencaharian dengan cara
berladang, nelayan, pedagang dan dalam jumlah tertentu ada pula yang bekerja di luar pulau sebagai
tenaga kerja kasar. Jika dilihat dari pemandangan pantai dan keindahan alam yang dimilikinya, Pulau Nusa
Penida mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata bahari.
6
Gambar 2. 1 Peta Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung
7
2.3. KONDISI GEOLOGI
2.3.1. Morfologi
Morfologi wilayah Nusa Penida secara umum terdiri dari 2 bagian yaitu karst positif dan negatif sebagai
berikut :
a. Karst Positif
Karst Positif dicirikan dengan pola perbukitan yang menonjol berupa bukit-bukit yang relatif rendah sampai tinggi,
kemiringan lereng berkisar antara 27 – 60% dan pada beberapa tempat terdapat kemiringan 10 – 20% dan
mendekati gari pantai (Samudera Indonesia) umumnya merupakan tebing terjal dengan kemiringan hampir 90 0.
Bukit – bukit menonjol tersebut mempunyai ketinggian antara 200 – 422 meter. Jarak antara bukit-bukit
tersebut relatif berdekatan, yang dihubungkan oleh satuan morfologi karst negatif berupa lembah,
b. Karst Negatif
Karst Negatif merupakan morfologi rendah (lembah antara tonjolan bukit-bukit), umumnya saling
berhubungan membentuk pola pengaliran sungai dimana satu sama lain memperlihatkan kesejajaran
(pararel) yang mengarah dari barat daya sampai timur laut dengan arah aliran langsung ke laut lepas.
Semua sungai yang ada di Nusa Penida adalah intermitten (musiman) dengan lembah berbentuk “V”
dengan percabangan “berorde 3” yang menunjukkan bahwa pembentukan karstnya masih relatif muda.
2.3.2. Stratigrafi
Wilayah Nusa Penida secara umum dapat dibagi menjadi 2 satuan batu gamping dan satuan aluvium.
Didasarkan pada hasil pengamatan dari peta geologi regional didapatkan gambaran bahwa secara umum
daerah studi merupakan susunan batuan dengan kondisi fisik yang bervariasi berupa batu gamping lunak,
sedang sampai keras (kompak), berongga. Untuk batu gamping yang berongga diperkirakan mengandung
air namun pada kedalaman lebih dari 100 m dari permukaan tanah. Disamping itu karena susunan batu
gamping tersebut mempunyai permeabilitas tinggi sehingga air tanah mengalir dengan cepat, terutama
keluar berupa mata air didasar laut atau pantai yang terjal.
a. Satuan Batu Gamping.
Satuan ini umumnya menutupi hampir semua daerah Pulau Nusa Penida yang terdiri atas batu
gamping keras (kompak) yang sangat keras berwarna putih keabu-abuan, warna lapuk hitam, banyak
terdapat lubang-lubang, terdapat pecahan koral, matrik butiran halus kasar, kadang kristalin, komposisi
cangkang berkisar antara 10-50%. Batu gamping ini umumnya bersifat masif dan kadang-kadang
memperlihatkan perlapisan semu (slighly badded) dengan kemiringan antara 6 - 12%.
Batu gamping lunak berwarna putih kuning sampai coklat, warna lapuk hitam-putih, rapuh agak
keras, sedikit lembab, banyak terdapat pecahan koral, matrik berbutir halus sedang. Umumnya batu
8
gamping ini terletak dibawah batu gamping keras.
b. Satuan Aluvium.
Satuan ini merupakan campuran hasil rombakan dan lapukan batu gamping (terarrosa) yang
berukuran dari lempung, lanau, pasir, kerikil sampai bongkah, umumnya hanya menempati satuan
morfologi karst negatif (lembah) dengan ketebalan 0,50 sampai 1,50 meter.
Dari data curah hujan rata-rata di atas menunjukan bahwa curah hujan rata-rata tertinggi (303,88
mm) terjadi pada bulan Januari dan angka curah hujan terendah (0,170 mm) terjadi pada bulan Desember.
Kondisi iklim di wilayah studi adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Hujan
Statiun hujan Sampalan
Hujan rata-rata bulanan 97,73 mm/bulan
Hujan rata-rata tahunan 1032,01 mm/tahun
b. Kondisi Iklim
Kecepatan rata-rata 2,48 m/dt
9
Kelembaban relatif rata-rata 81,33%
Penyinaran matahari rata-rata 78,75%
Suhu udara rata-rata 31,860C
Berdasarkan perhitungan proyeksi jumlah penduduk Nusa Penida Kabupaten Klungkung yang diperkirakan
tumbuh selama kurun waktu perencanaan, yaitu 25 tahun, maka diperoleh perhitungan jumlah penduduk
Nusa Penida Kabupaten Klungkung pada akhir tahun 2043 sebanyak 55.874 jiwa. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan formula yang sama diperoleh angka jumlah penduduk pada lima tahun pertama (tahun
2018) sebanyak 45.4603 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada lima tahun kedua (tahun 2023) sebanyak
48.037 jiwa. Jumlah penduduk pada lima tahun ketiga (tahun 2028) sebanyak 49.798 jiwa. Jumlah penduduk
pada lima tahun keempat (tahun 2038) sebanyak 53.706 jiwa. Jumlah penduduk pada lima tahun keempat
(tahun 2043) sebanyak 55.874jiwa (Tabel 2.3). Berdasarkan perhitungan proyeksi yang sama diperoleh
angka yang menunjukkan besarnya jumlah pertambahan penduduk per empat tahunan. Pada lima tahun
pertama (tahun 2023) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 2.434 jiwa. Sedangkan pada lima
tahun kedua (tahun 2028) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 1.761 jiwa. Pada lima tahun ketiga
(tahun 2033) terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 1.887 jiwa. Lima tahun keempat (tahun 2038)
terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 2.021 jiwa. Sedangkan pada lima tahun kelima (tahun 2043)
terdapat tambahan jumlah penduduk sebanyak 2.168 jiwa. Sehingga total pertambahan jumlah penduduk
Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung selama kurun waktu perencanaan, yaitu 20 tahun, sebanyak
1.664 jiwa. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh gambaran bahwa jumlah pertambahan penduduk
Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung yang terbanyak terjadi pada empat tahun pertama (tahun
2008-2014), yaitu sebanyak 450 jiwa.
10
Tabel 2. 3 Proyeksi Jumlah Penduduk Nusa Penida Tahun 2015 – 2043
Skenario Moderat
No Desa Tahun
2015 2018 2023 2028 2033 2038 2043
1 Sakti 3,293 3,303 3,321 3,338 3,356 3,373 3,391
2 Bunga Mekar 2,622 2,630 2,644 2,658 2,672 2,686 2,700
3 Batumadeg 2,084 2,091 2,102 2,113 2,124 2,135 2,146
4 Klumpu 3,475 3,486 3,504 3,523 3,541 3,560 3,578
5 Batukandik 3,692 3,704 3,723 3,743 3,762 3,782 3,802
6 Sekartaji 1,274 1,278 1,285 1,291 1,298 1,305 1,312
7 Tanglad 1,958 1,964 1,974 1,985 1,995 2,006 2,016
8 Pejukutan 2,692 2,700 2,715 2,729 2,743 2,758 2,772
9 Suana 2,994 3,003 3,373 3,633 3,914 4,217 4,543
10 Batununggul 3,960 3,972 4,461 4,806 5,177 5,577 6,008
11 Kutampi 2,920 2,929 2,945 2,960 2,976 2,991 3,007
12 Kutampi Kaler 2,861 2,870 2,885 2,900 2,915 2,931 2,946
13 Ped 3,989 4,002 4,494 4,841 5,215 5,618 6,052
14 Toyapakeh 515 517 580 625 673 725 781
15 Lembongan 3,958 3,970 4,459 4,803 5,174 5,574 6,005
16 Jungutbatu 3,173 3,183 3,574 3,851 4,148 4,469 4,814
Jumlah 45,460 45,603 48,037 49,798 51,685 53,706 55,874
Keterangan :
SPAM PENIDA + GUYANGAN
SPAM GUYANGAN
SPAM PENIDA
BELUM T ERLAYANI
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
KEGIATAN
Kegiatan ini meliputi pengumpulan data-data Teknis seperti pengumpulan hasil perhitungan debit aktual,
pendataan jaringan pipa dilapangan seperti panjang pipa, dimensi pipa, aksesoris yang terpasang, elevasi
dan kapasitas pompa yang beroprasi serta data pendukung lainnya yang diperlukan dalam proses
perhitungan.
b. Orientasi Lapangan
Dalam kegiatan persiapan ini juga dilakukan kunjungan ke lokasi pekerjaan bersama tim pelaksana
teknik di PPK OPSDA II untuk memperoleh gambaran awal mengenai kondisi di lokasi pekerjaan.
12
3.3. ANALISIS DATA
a. Analisa dan Evaluasi
Evaluasi kinerja/ kondisi Jaringan air baku dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja dan kondisi
Jaringan air baku dengan memperhatikan komponen yang meliputi :
1) Jaringan fisik (bangunan utama, pintu air, pompa, saluran, tanggul, dll)
2) Kemampuan pengaliran
3) Sarana penunjang (alat ukur debit, bangunan perlindungan, system informasi)
4) Kondisi pengelolaan
2) Data teknis berupa pengumpulan data teknis seperti panjang pipa, dimensi pipa, aksesoris
yang terpasang, elevasi dan kapasitas pompa yang beroprasi serta data pendukung lainnya
13
BAB IV
PERHITUNGAN KAPASITAS PEMOMPAAN DAN
PERPIPAAN SPAB GUYANGAN
14
4.1.2. PERHITUNGAN WAKTU PEMOMPAAN
R4
R5
400 m3 50 m3
Pompa R1 ke R4
P1 = 20 lps
BAK 1 P2 = 25 lps
(Broncaptering) BAK 2 R1
R3
Pipa GIP Ø 8 inch Pipa GIP & PVC Ø 8 inch
Q = 63 lps Q = 63 lps
80 m3 195 m3 346 m3 Pompa R3 ke R5
200 m3 P1 = 1,5 lps
Pompa BAK 1 ke BAK 2
P1 = 22,5 lps Pompa BAK 2 ke BAK R1 Pompa R1 ke R2 Waktu Pemompaan R3 ke R5
P2 = 22,5 lps P1 = 20 lps P3 = 20 lps R2 P1 + P3
P3 = 22,5 lps P2 = 20 lps P4 = 25 lps 1,5 lps untuk >> 50 m3
P4 = 22,5 lps P3 = 25 lps 240 m3 / 50.000 ltr
UPT
dibutuhkan >> 9,3 Jam
Waktu Pemompaan BAK 1 ke BAK 2 Waktu Pemompaan R1 ke R2
P1 + P2 P3 + P4 Pompa R2 ke R3 interkoneksi R6
45 lps untuk >> 195 m3 25 lps untuk >> 240 m3 P1 = 10 lps R6
/ 195.000 ltr / 240.000 ltr P2 = 20 lps
dibutuhkan >> 1,2 Jam dibutuhkan >> 2,7 Jam P3 = 20 lps
200 m3
Q = ? Q = ?
A = π . r2 Q = A.V A = π . r2 Q = A.V
2 2
= 3,14 . 10^2 = 0,0314 m x 2 m/s = 3,14 . 7,5^2 = 0,02 m x 2 m/s
3/ 3/
= 3,14 . 100 = 0,0628 m s = 3,14 . 56,25 = 0,04 m s
2 3/ 2 3/
= 314 cm = 226,08 m jam = 177 cm = 127 m jam
2 2
= 0,0314 cm = 62,8 l/dt = 0,02 cm = 35,3 l/dt
Q = ? Q = ?
A = π . r2 Q = A.V A = π . r2 Q = A.V
2 2
= 3,14 . 5^2 = 0,00785 m x 2 m/s = 3,14 . 2,5^2 = 0,00 m x 2 m/s
3/ 3/
= 3,14 . 25 = 0,0157 m s = 3,14 . 6,25 = 0,00 m s
2 3/ 2 3/
= 78,5 cm = 56,52 m jam = 19,6 cm = 14,1 m jam
2 2
= 0,0079 cm = 15,7 l/dt = 0,00 cm = 3,93 l/dt
15
BAB V
EVALUASI KAPASITAS PEMOMPAAN DAN PERPIPAAN
SPAB GUYANGAN
16
4.2. TAHAP PENGUJIAN JARINGAN PIPA EKSISTING
17
18
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan yang telah dijabarkan dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi kapasitas pipa
pada Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan dalam rangka peningkatan pelayanan di Nusa Penida
telah berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan dimana kapasitas pemompaan
dan system perpipaan dalam kondisi seimbang, dimana kapasitas perpipaan dari sumber sampai
reservoir sudah sesuai dengan debit sistem pemompaan..
4.2 Saran
Saran yang bisa kami berikan untuk pelayanan Sistem Penyediaan Air Baku Guyangan agar
optimal adalah dengan melakukan pengaturan waktu sistem pemompaan sehingga berjalan sesuai
debit rencana dan dilakukan penyempurnaan pipa beserta aksesoris yang fungsinya belum optimal.
19