No. Komponen Jumlah Slide Teknis Penyampaian 1. Judul tesis 1 Dibacakan utuh GAMBARAN STRUKTUR 2. Pendahuluan 2-3 Dijelaskan sesuai pointers POWERPOINT 3. Rumusan Masalah 1 Dijelaskan sesuai pointers, meskipun rumusan UNTUK SEMHAS masalah diketik lengkap. 4. Pertanyaan Penelitian 1 Ditunjukkan saja (beri audiens waktu untuk membaca slidenya kira2 20 detik) →diketik lengkap 5. Tujuan Penelitian (Umum & Khusus) 1 Ditunjukkan saja (beri audiens waktu untuk membaca slidenya kira2 20 detik) → diketik lengkap 6. Manfaat Penelitian 1 Ditunjukkan saja (beri audiens waktu untuk membaca slidenya kira2 20 detik) → diketik lengkap 7. Lingkup Penelitian 1 Dijelaskan sesuai pointers 8. Kerangka Teori 1 Ditunjukkan saja (beri audiens waktu untuk membaca slidenya kira2 20 detik) →diketik lengkap 9. Kerangka Konsep 1 Dijelaskan secara singkat. → diketik lengkap
10. Definisi Operasional 1 Ditunjukkan saja (beri audiens waktu untuk
membaca slidenya kira2 20 detik) →diketik lengkap 11. Metodologi Penelitian 2-3 Dijelaskan sesuai pointers (pengumpulan, pengolahan, analisis) berlanjut… TOTAL no. 1-11 = 13-15 lanjutannya… No. Komponen Jumlah Slide Teknis Penyampaian 12. Hasil Penelitian 1 12a. Analisis Univariat Mengikuti jumlah variabel yang Biasanya bagian analisis univariat dibaca sekilas diteliti (tidak ada ketentuan harus saja, misal trend datanya (kalau datanya numerik) berapa slide) atau proporsi datanya (kalau datanya kategorik). Semuanya disampaikan secara sekilas, namun biasanya pembimbing akan meminta kita skip ini supaya bisa ada lebih banyak waktu untuk menjelaskan hasil analisis bivariat penelitian. 12b. Analisis Bivariat Mengikuti jumlah variabel yang Penjelasan di bagian analisis bivariat dilakukan diteliti (tidak ada ketentuan harus secara lengkap untuk seluruh variabel yang diuji berapa slide) secara bivariat. 13. Analsis Multivariat 1 Penjelasan di bagian analisis bivariat dilakukan secara lengkap untuk seluruh variabel yang diuji secara multivariat, termasuk persamaan garisnya. 14 Pembahasan Mengikuti jumlah variabel yang Seluruh poin di pembahasan dijelaskan secara dibahas. lengkap. 15 Kesimpulan dan Saran Mengikuti sebanyak apa Dibacakan secara sekilas saja. kesimpulan dan saran yang dihasilkan dari penelitian ini. TOTAL dari nomor 12-15 = Tergantung kebutuhan KESIMPULAN = seluruh komponen tesis tersaji Contoh Analisis Univariat – Data Numerik: Suhu Udara
Max = 25,5°C (Okt ‘13 )
• Pada 2013-2014, Kota Bandung Curah hujan bulanan tertinggi
• Meningkat mulai bulan Januari umumnya terjadi di September- mengalami fenomena suhu udara sampai Mei, Oktober dan Desember. bulanan yang melebihi angka 25°C, • Menurun mulai Juni sampai • Suhu udara bulanan cenderung Agustus, menunjukkan pola meningkat. • Suhu udara tertinggi terjadi di Curah hujan bulanan terendah di September-Oktober, dan menurun umumnya terjadi di Juli-Agustus mulai November sampai Desember Contoh Analisis Bivariat – Data Numerik
Curah hujan dengan DBD:
Lag 2 bulan (nilai-p=0,0001; r=0,387)
Suhu udara dengan DBD:
Lag 4 bulan (nilai-p=0,001; r=0,222)
Kelembaban relatif dengan DBD:
Lag 2 bulan (nilai-p=0,0001; r=0,424) Pengaruh Suhu Udara terhadap DBD Suhu udara berpengaruh positif terhadap kasus Tingginya suhu udara ambien dapat mengakibatkan meningkatnya DBD di Kota Bandung (lag 4 bulan). suhu air yang terdapat di badan air dangkal (kolam, sungai) yang merupakan habitat dari larva nyamuk Aedes, memperpendek siklus gonotropik dan juga memperpendek Extrinsic Incubaton Period Jayaraj et al. (2019) di Kota Tuwan, Sabah, Malaysia: (EIP), sehingga jumlah siklus gonotropik yang terjadi meningkat di Lag 4 bulan antara suhu udara dengan kejadian DBD dalam satu siklus hidup nyamuk dengue . Cheong et al. (2013), Liao et al. (2014), Kakarla et al. (2019) Suhu udara berpengaruh positif terhadap kasus DBD di Kota Bengkulu (lag 2 bulan). Suhu udara mempengaruhi kondisi bertelur, stimulasi penetasan telur dan tumbuh-kembang larva dan pupa nyamuk Aedes, Cheong et al. (2013) di Selangor, Malaysia: sehingga populasi nyamuk Aedes meningkat, replikasi virus Lag 2 bulan antara suhu udara dengan kejadian DBD semakin cepat, risiko penularan semakin besar,. (Choi et al., 2016; Kakarla et al., 2019; Lowe et al, 2012) Suhu udara berpengaruh negatif kasus DBD di Kenaikan suhu udara lokal, sebagai dampak dari fenomena El Nino Kota Administrasi Jakarta Pusat (lag 1 bulan). membuat nyamuk A. aegypti menjadi lebih kuat sehingga mempunyai kemampuan terbang lebih jauh dan frekuensi menggigit yang lebih tinggi serta mendorong replikasi virus dengue (Jayaraj et al., 201; Liao et al. 2014) Studi yang dilakukan di Taiwan bagian selatan menemukan bahwa suhu optimum bagi penularan DBD berkisar 28°C, (Chien dan Yu (2014)