Anda di halaman 1dari 6

PROJECT BASED LEARNING

ILMU KEALAMAN DASAR


PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA

Dosen Pengampu:

ABD. Rauf, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1. SRI SUSILAWATI C10122031


2. TRIA ULANDARI C10122048
3. SINAR WAHYUDIN C10122068
4. ANANG REIFAN C10122069

PRODI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2024
A. Identifikasi Masalah
Beberapa masalah dalam perkembangan dan pengembangan IPA
meliputi:
1. Aksesibilitas: Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap
pendidikan IPA, terutama di daerah-daerah terpencil atau negara-
negara berkembang.
2. Kurangnya minat: Banyak siswa yang kehilangan minat dalam mata
pelajaran IPA karena kurangnya pengalaman praktis atau pendekatan
yang kurang menarik dalam pembelajaran.
3. Kurangnya investasi: Banyak negara yang tidak mengalokasikan
cukup dana untuk riset dan pengembangan di bidang IPA,
menghambat kemajuan dalam penemuan dan inovasi.
4. Gender gap: Ada kesenjangan gender dalam keterlibatan dan
representasi perempuan dalam bidang IPA, terutama dalam disiplin
seperti teknik dan fisika.
5. Kurangnya infrastruktur: Di beberapa tempat, infrastruktur penelitian
dan pengembangan IPA tidak memadai, menyulitkan para ilmuwan
untuk melakukan penelitian yang efektif.
6. Kurangnya kolaborasi: Kerja sama antar lembaga riset, universitas,
dan industri sering kali kurang, menghambat pertukaran pengetahuan
dan inovasi yang efektif.

B. Analisis Masalah
1. Aksesibilitas: Ketika tidak semua orang memiliki akses yang sama
terhadap pendidikan IPA, itu menciptakan kesenjangan pengetahuan
dan peluang. Hal ini dapat menghambat kemajuan sosial dan ekonomi
di masyarakat karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam
bidang tersebut.
2. Kurangnya minat: Minat yang rendah dalam IPA bisa mengurangi
jumlah individu yang memilih karier di bidang tersebut. Ini
berdampak pada kemampuan suatu negara untuk bersaing dalam
ekonomi global yang semakin didorong oleh inovasi dan teknologi.
3. Kurangnya investasi: Ketika negara tidak mengalokasikan dana yang
cukup untuk riset dan pengembangan IPA, itu dapat menghambat
kemajuan dalam penemuan dan inovasi. Negara-negara yang tidak
menginvestasikan sumber daya yang cukup dalam bidang IPA
mungkin tertinggal dalam persaingan global dan kemajuan teknologi.
4. Gender gap: Kesenjangan gender dalam keterlibatan dalam bidang
IPA menghasilkan ketidakrepresentatifan dan kekurangan perspektif.
Hal ini tidak hanya tidak adil secara sosial, tetapi juga dapat
menghambat kemajuan ilmiah dan teknologi karena kehilangan
potensi kontribusi dari setengah populasi.
5. Kurangnya infrastruktur: Infrastruktur penelitian dan pengembangan
yang tidak memadai dapat menghambat kemampuan ilmuwan untuk
melakukan penelitian yang efektif. Hal ini dapat mengakibatkan
keterbatasan dalam penemuan dan inovasi yang dapat dicapai oleh
suatu negara.
6. Kurangnya kolaborasi: Kurangnya kerja sama antar lembaga riset,
universitas, dan industri dapat menghambat pertukaran pengetahuan
dan inovasi yang efektif. Kolaborasi yang kuat dapat mempercepat
perkembangan ilmiah dan teknologi dengan memungkinkan berbagi
sumber daya, pengetahuan, dan keahlian.

C. Studi Lapangan dan Penyelidikan


Studi lapangan dan penyelidikan lapangan langkah penting dalam
memahami masalah-masalah yang dihadapi dalam perkembangan dan
pengembangan IPA. Berikut adalah beberapa studi dan investigasi lapangan
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang masalah-masalah tersebut:
1. Survei tentang Aksesibilitas: Melakukan survei di berbagai daerah
untuk mengevaluasi aksesibilitas pendidikan IPA. Ini melibatkan
mengumpulkan data tentang ketersediaan sekolah, fasilitas, dan
sumber daya pendidikan, serta kendala-kendala yang dihadapi oleh
komunitas tertentu dalam mengakses pendidikan IPA.
2. Studi Minat Siswa: Melakukan wawancara dan kuesioner dengan
siswa untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi minat
mereka dalam mata pelajaran IPA. Ini bisa melibatkan penelitian
tentang persepsi mereka tentang relevansi, kepraktisan, dan daya tarik
subjek-subjek IPA.
3. Analisis Investasi Riset: Melakukan analisis data anggaran untuk
mengevaluasi investasi riset dan pengembangan IPA oleh pemerintah
dan lembaga swasta. Ini akan memberikan pemahaman tentang
tingkat pendanaan yang dialokasikan untuk berbagai bidang ilmiah
dan teknologi, serta tren investasi dari waktu ke waktu.
4. Studi Kesenjangan Gender: Melakukan studi komprehensif tentang
kesenjangan gender dalam keterlibatan dan representasi dalam
bidang-bidang IPA. Ini melibatkan pengumpulan dan analisis data
tentang partisipasi perempuan dalam pendidikan, penelitian, dan
industri IPA, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan
tersebut.
5. Evaluasi Infrastruktur: Melakukan penilaian terhadap infrastruktur
penelitian dan pengembangan IPA, termasuk laboratorium,
perpustakaan, dan fasilitas pendukung lainnya. Ini akan membantu
mengidentifikasi kekurangan infrastruktur yang perlu diperbaiki atau
ditingkatkan.
6. Studi Kasus Kolaborasi: Melakukan studi kasus tentang proyek
kolaborasi yang berhasil antara lembaga riset, universitas, dan industri
dalam bidang IPA. Ini akan memberikan wawasan tentang faktor-
faktor yang mendukung kolaborasi yang efektif dan dampak
positifnya terhadap kemajuan ilmiah dan teknologi.

D. Identifikasi Sumber Daya dan Penelitian


Berikut adalah beberapa contoh lebih spesifik tentang sumber daya
dan penelitian yang dapat digunakan dalam konteks perkembangan dan
pengembangan IPA:
1. Jurnal Ilmiah: Jurnal ilmiah adalah sumber daya utama untuk
memperoleh informasi tentang penelitian terbaru dalam berbagai
bidang IPA. Contohnya adalah jurnal seperti "Nature", "Science",
"Journal of the American Chemical Society", dan banyak lagi yang
menampilkan penelitian dan temuan terkini dalam ilmu pengetahuan.
2. Pusat Riset Pemerintah: Banyak negara memiliki pusat riset yang
didanai oleh pemerintah untuk mendukung penelitian dalam berbagai
bidang IPA, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di
Indonesia, National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat, dan
European Space Agency (ESA) di Eropa.
3. Sumber Daya Online: Situs web seperti PubMed untuk ilmu biomedis,
arXiv untuk ilmu fisika dan matematika, dan IEEE Xplore untuk ilmu
teknik menyediakan akses ke ribuan publikasi ilmiah dan artikel
penelitian.
4. Perpustakaan Universitas: Perpustakaan universitas memiliki koleksi
besar buku, jurnal, dan publikasi ilmiah yang dapat diakses oleh
mahasiswa, peneliti, dan staf akademik untuk mendukung penelitian
dan pembelajaran dalam berbagai disiplin IPA.
5. Laboratorium Riset: Laboratorium riset di universitas, lembaga riset,
dan industri menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan
untuk melakukan eksperimen dan penelitian dalam berbagai bidang
ilmu, mulai dari biologi molekuler hingga rekayasa material.
6. Program Beasiswa dan Hibah: Program beasiswa dan hibah dari
pemerintah, yayasan swasta, dan organisasi internasional dapat
memberikan dukungan keuangan bagi mahasiswa dan peneliti untuk
mengejar studi dan penelitian dalam bidang IPA yang relevan.

E. Solusi Tes
Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diimplementasikan untuk
mengatasi masalah-masalah dalam perkembangan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPA):
1. Meningkatkan Aksesibilitas Pendidikan: Melakukan investasi dalam
infrastruktur pendidikan dan teknologi di daerah terpencil atau
masyarakat yang kurang mampu, serta menyediakan beasiswa dan
program bantuan keuangan untuk memastikan bahwa semua orang
memiliki akses yang sama terhadap pendidikan IPA.
2. Mengembangkan Program Pembelajaran Menarik: Merancang
kurikulum yang menarik dan relevan, serta memanfaatkan teknologi
digital dan pendekatan pembelajaran berbasis proyek untuk
meningkatkan minat siswa dalam mata pelajaran IPA.
3. Meningkatkan Investasi Riset dan Pengembangan: Mendorong
pemerintah dan sektor swasta untuk meningkatkan investasi dalam
riset dan pengembangan IPA, serta memperkuat kerja sama antara
lembaga riset, universitas, dan industri untuk mempercepat inovasi
dan penemuan.
4. Mengatasi Kesenjangan Gender: Menerapkan kebijakan inklusif dan
program-program yang mendukung partisipasi perempuan dalam
bidang IPA, seperti mentoring, pelatihan keterampilan, dan jaringan
profesional, serta mempromosikan peran model perempuan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Meningkatkan Infrastruktur Penelitian: Melakukan investasi dalam
pembangunan dan peningkatan infrastruktur penelitian, termasuk
laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas pendukung lainnya, serta
memastikan akses yang adil bagi semua peneliti, termasuk yang
berasal dari daerah terpencil.
6. Mendorong Kolaborasi: Membangun kemitraan strategis antara
lembaga riset, universitas, dan industri untuk meningkatkan
kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan IPA, serta
memfasilitasi pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai