Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme pada Lumba-lumba

1. Mekanisme Sistem Sonar pada Lumba-lumba


Ada beberapa hewan yang menggunakan sistem sonar, salah satunya adalah lumba-
lumba. Lumba-lumba adalah mamalia air yang menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi berupa sonar untuk melihat apa yang ada di sekelilingnya. Kemampuan tersebut
disebut sebagai ekolokasi. Dahi lumba-lumba luas, menonjol, dan berada di depan
lumbang sembur mereka. Dahi lumba-lumba kerap disebut sebagai melon. Dilansir dari
Dolphin Plus, melon lumba-lumba terdiri dari jaringan lemak dan cairan yang berfungsi
sebagai lensa yang dapat menentukan bagaimana gelombang suara difokuskan selama
ekolokasi.
Cara kerja sistem sonar pada lumba-lumba dimulai dengan dibuatnya gelombang
suara berfrekuensi tinggi (gelombang ultrasonik) dalam kantong hidungnya. Gelombang
suara tersebut kemudian akan difokuskan melalui melon lumba-lumba pada berbagai
arah dan frekuensi. Gelombang suara kemudian akan terpancar dari melon lumba-lumba.
Gelombang suara yang menemukan suatu objek akan merambat kembali ke melon
lumba-lumba dalam rentang waktu tertentu. Gelombang suara yang memantul kembali
seperti gema akan diterima oleh rahang bawah lumba-lumba untuk kemudian dikirim
telinga mereka. Dari telinga, gelombang suara tersebut akan dikirim ke otak melalui
sistem saraf. Sehingga, lumba-lumba dapat menerjemahkan sinyal suara tersebut menjadi
suatu gambaran visual. Dengan cara tersebutlah, lumba-lumba dapat memetakan apa
yang ada disekitarnya dalam rentang jarak ratusan meter.
Cara kerja sonar lumba-lumba hampir sama dengan cara kerja sistem sonar pada
kapal laut dan kapal selam manusia. Dilansir dari Public Broadcasting Service (PBS),
gelombang suara bergerak 4,5 kali lebih cepat di dalam air daripada di udara. Hal
tersebut membuat lumba-lumba dapat secara efektif “melihat” segala sesuatu yang
berada di sekitar mereka dengan sangat cepat. Dilansir dari American Association for the
Advancement of Science, banyak lumba-lumba tidak dapat menggerakkan lehernya.
Sehingga sistem sonar lumba-lumba membantu mereka untuk “melihat” sekeliling tanpa
perlu mengubah arah tubuh mereka.

2. Mekanisme Pernapasan pada Lumba-lumba


Lumba-lumba adalah mamalia sehingga lumba-lumba bernapas dengan paru-paru,
sama seperti manusia. Lumba-lumba tidak bisa bernapas di bawah air seperti ikan karena
mereka tidak memiliki insang. Tidak hanya lumba-lumba, mamalia air lainnya, seperti
paus, juga bernapas dengan paru-paru.
Dilansir dari Whale and Dolphin Conservation (WDC), lumba-lumba bernapas
melalui lubang hidung, yang disebut lubang sembur, yang terletak tepat di atas kepala
mereka. Hal ini memungkinkan mamalia air, termasuk lumba-lumba dan paus, untuk
mengambil napas dengan hanya mengekspos bagian atas kepala mereka ke udara saat
mereka berenang atau beristirahat di bawah air. Setelah bernapas, lubang sembur ditutup
rapat oleh otot-otot kuat yang mengelilinginya sehingga air tidak bisa masuk ke paru-
paru paus atau lumba-lumba. Paus besar memiliki dua lubang sembur (dengan
pengecualian paus sperma ), sedangkan lumba-lumba hanya memiliki satu. Ketika
lumba- lumba muncul ke permukaan untuk mencari udara, mereka menghembuskan
napas terlebih dahulu dan kemudian menghirup udara segar. Hanya butuh sepersekian
detik bagi lumba-lumba untuk melakukan proses pernapasan. Saat lumba-lumba
bernafas, air yang menyembur tidak berasal dari paru-paru lumba-lumba. Air tersebut
hanya air yang berada di atas kepalanya, di sekitar lubang sembur yang dihembuskan
sebelum lumba-lumba menghirup napas.
Sebelumnya, lumba-lumba dianggap tidak dapat bernapas melalui mulut seperti
halnya manusia, hanya melalui lubang semburnya. Namun, pada tahun 2016, para
ilmuwan menemukan lumba- lumba Selandia Baru dengan lubang sembur yang rusak
dan telah belajar bernapas melalui mulutnya. Lumba-lumba pun mampu menahan napas
selama beberapa menit, tetapi biasanya mereka bernapas sekitar 4 atau 5 kali setiap
menit.

3. Mekanisme Pendengaran pada Lumba-lumba


Di sekolah kita pernah belajar tentang suara ultrasonik yaitu suara atau getaran
dengan frekuensi di atas 20 KHz. Lumba-lumba adalah salah satu hewan yang
menggunakan getaran ini untuk berkomunikasi.
Tapi kalian pernah kepikiran nggak, gimana cara lumba-lumba mendengarkan suara
berfrekuensi tinggi padahal tidak punya telinga? Lumba-lumba sebenarnya punya indra
pendengaran tapi bentuknya bukan seperti daun telinga. Mereka bisa mendengar melalui
bukaan telinga kecil di kedua sisi kepalanya.
Saat di dalam air, diyakini lumba-lumba bisa mendengar melalui tulang rahang
bawah yang mengirimkan suara ke telinga tengah. Oleh karena itu, manusia tidak bisa
mendengar sejumlah besar suara yang dibuat oleh lumba-lumba.

Anda mungkin juga menyukai