Anda di halaman 1dari 11

Vol. 1, No.

2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft

KERAJINAN KERAWANG GAYO


KECAMATAN BEBESEN
KABUPATEN ACEH TENGAH
Jusnimalita1
(Program Studi Kriya Seni, ISI Padangpanjang, jusnimalitaO4@gmail.com, 082174011494)
Ferawati2
(Program Studi Kriya Seni, ISI Padangpanjang, ferawatirz@gmail.com, 082284662256)
Ahmad Bahrudin3
(Program Studi Kriya Seni, ISI Padangpanjang, ahmadbahrudin@isi-padangpanjang.ac.id)

ABSTRACT

The point of the study is to determine kerawang Gayo crafts in the openwork hamlet of
Bebesen, Bebesen District, Central Aceh, Aceh Province, including its form, function, and
marketing. Bebesen village has the most openwork artisans in Aceh. This study use qualitative
approaches to collect descriptive data from craftsmen and company owners, community
leaders, and municipal governments. The discussion and solving of research data is carried out
with the support of applicable theories, such as form theory and function theory. Data
collection is carried out through observation, literature review, interviews, and documentation.
The kerawang Gayo craftsmen in Bebesen village produce products for daily needs such as
openwork clothes, bags, skirts, headscarves, upuh ulen-ulen, pawak, chair pillowcases, as well
as for the needs of traditional occasions, didong pillows used in Didong art, umbrellas, and
variety of souvenirs. The ornamental motifs that are commonly stitched in handicraft products
here are the emun berangkat, emun beriring, emun mutumpuk, emun mupesir, tapak seleman,
bunge ni kapas, puter tali, and pucuk ni tuis.

Keywords: ornament, craft, kerawang Gayo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerajinan kerawang Gayo di kampung kerawang
Bebesen, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah, Propinsi Aceh, meliputi bentuk, fungsi, dan
pemasarannya. Kampung Bebesen memiliki perajin kerawang terbanyak di Aceh. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan data deskriptif yang bersumber dari perajin dan
pemilik usaha, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah setempat. Pembahasan dan
pemecahan data penelitian dilakukan dengan dukungan teori yang relevan yaitu teori bentuk,
dan fungsi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tinjauan pustaka, wawancara, dan
dokumentasi. Perajin kerawang Gayo di kampung Bebesen menghasilkan produk untuk
kebutuhan sehari-hari seperti baju kerawang, tas, rok, jilbab, upuh ulen-ulen, pawak, sarung
bantal kursi, serta untuk kebutuhan acara-acara adat, bantal didong yang digunakan dalam
kesenian didong, payung, dan beragam bentuk cinderamata. Adapun motif hias yang banyak
dijahitkan dalam produk kerajinan di sini yaitu motif emun berangkat, emun beriring, emun
mutumpuk, emun mupesir, tapak seleman, bunge ni kapas, puter tali, dan pucuk rebung.

Kata kunci: ragam hias, kriya, kerawang Gayo

13
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft

PENDAHULUAN Tengah. Kampung Bebesen memiliki


Aceh Tengah merupakan salah satu julukan sebagai ―kampung kerawang
kabupaten di Provinsi Aceh dengan ibu Gayo‖. Penamaan ini diberikan masyarakat
kota Takengon. Wilayahnya terletak di karena kerajinan kerawang Gayo
dataran tinggi Gayo yang membentang di diperkenalkan dan dirintis pertama kali di
punggung Pegunungan Bukit Barisan daerah ini, baru kemudian menyebar ke
dengan ketinggian lebih kurang 1200 meter daerah-daerah lain. Saat ini kampung
di atas permukaan laut. Kondisi ini Bebesen dikenal sebagai sentra produksi
membuat hawanya sangat sejuk bahkan kerajinan dan penjualan kerawang Gayo di
cenderung dingin dan tanahnya subur Aceh Tengah dan menjadi salah satu objek
ditambah dengan anugerah berupa sebuah wisata yang banyak dikunjungi oleh
danau yang cukup luas yang dikenal dengan wisatawan lokal, nasional, maupun
Danau Laut Tawar di pinggir kota internasional.
Takengon. Letak dan kondisi geografis Banyaknya perajin kerawang di sini
yang mendukung, alam yang masih asri, terlihat jelas ketika memasuki kampung
serta akses jalan yang cukup baik menarik Bebesen, toko dan rumah produksi berjejer
minat orang untuk berkunjung terutama bahkan saling bersebelahan. Jenis dan
pada akhir pekan dan hari libur. Masa bentuk desain barang yang dibuat juga
tersebut membuat Kota Takengon ramai semakin banyak dan beragam. Hal ini
dikunjungi, dan keadaan ini dilihat sebagai menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam
peluang bagi masyarakat terutama perajin mengunjungi daerah ini untuk membeli
kerawang Gayo. produk kerawang Gayo, atau sekedar
Seni kerajinan kerawang Gayo menikmati riuhnya suara mesin jahit dan
merupakan produk budaya tradisional tangan-tangan yang cekatan dan terampil
masyarakat Gayo Aceh Tengah yang penyulam menggerakkan lingkaran
diperkirakan sudah ada sejak adanya pemidang kain di atas mesin jahit.
kerajaan Linge (Ferawati 2010). Kerawang Hasilnya berupa ragam produk sulaman
Gayo merupakan motif atau ragam hias kerawang Gayo yang hadir dalam berbagai
yang diukirkan pada bangunan rumah adat bentuk dan fungsi dengan hiasan berupa
Gayo yaitu Umah Pitu Ruang atau rumah motif hias tradisional Gayo dengan
tujuh ruang yang berbentuk rumah kombinasi warna-warna cerah dan hangat
panggung. Bangunan tradisional ini yang merupakan pengejawantahan dari
berfungsi sebagai hunian tradisional iklimnya yang dingin.
masyarakat Gayo dan tempat pelaksanaan Melalui tulisan ini dipaparkan hasil
upacara atau kegiatan adat dan budaya penelitian terhadap kerajinan kerawang
Gayo. Saat ini Kerawang Gayo memiliki Gayo di kecamatan Bebesen Aceh Tengah
dua pengertian dan pemahaman yaitu, dan mengkaji tentang latar belakang
pertama yaitu sebagai penamaan motif hias kampung kerawang, bentuk, fungsi, serta
tradisional Gayo, dan kedua untuk pemasaran kerajinan kerawang Gayo di
menamakan pakaian adat suku Gayo Aceh kampung Bebesen. Penelitian ini menjadi
Tengah (Ferawati 2013). Pada masa dokumentasi dan referensi mengenai
selanjutnya kata kerawang Gayo juga kerawang Gayo. Di samping itu juga bisa
digunakan sebagai bentuk kerajinan yang memberikan informasi dan pengetahuan
digeluti masyarakat dan berkembang di tentang produk kerajinan ini agar lebih
daerah Gayo Aceh Tengah. dikenal dan dikembangkan, serta
Salah satu daerah yang memproduksi memperluas wawasan dan pengetahuan
kerajinan kerawang Gayo di Aceh Tengah tentang kerawang Gayo.
adalah kampung Bebesen, yang merupakan
salah satu wilayah yang terdapat di
kecamatan Bebesen, kabupaten Aceh
14
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft
METODE cakupan wilayah dan bagian yang luas.
Metode adalah cara yang digunakan Sementara itu sampel adalah bagian dari
dalam melakukan setiap tindakan termasuk jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
dalam hal penelitian untuk mencari jawaban populasi. Penentuan sampel dapat
atas rumusan masalah dan tujuan dilakukan dengan cara random atau dengan
dilakukannya penelitian. Di samping itu penetapan berdasarkan karakteristik tertentu
metode juga digunakan untuk menguji (Sugiyono 2008).
kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Dalam Seluruh kerajinan kerawang Gayo
melakukan penelitian terdapat beberpa yang terdapat di wilayah kecamatan
instrument yang disiapkan meliputi Bebesen kabupaten Aceh Tengah dijadikan
pendekatan, landasan teoretis, dan langkah- sebagai populasi penelitian. Sementara itu
langkah penelitian. sampelnya adalah kerajinan kerawang Gayo
Penelitian budaya ini menggunakan yang terdapat di kampung Bebesen.
pendekatan kualitatif yaitu metode Penetapan kampung Bebesen sebagai
penelitian yang berbicara mengenai fakta- sampel penelitian mengingat banyaknya
fakta dan data-data yang ditemui di usaha dan perajin yang menggeluti
lapangan. Sebagaimana Bogdan dan Taylor kerajinan kerawang di bandingkan dengan
dalam Moleong, bahwa pendekatan kampung-kampung lain di kecamatan ini.
kualitatif adalah prosedur penelitian yang Demi efektifitas kerja penelitian dipilih dua
menghasilkan data deskriptif dalam bentuk tempat usaha yang menghasilkan produk
narasi verbal berupa ungkapan kata-kata kerawang Gayo, yaitu Ida Kerawang Gayo,
tertulis atau lisan dari orang-orang dan dan M. Justin Souvenir. Kedua usaha ini
prilaku yang dapat dipahami. Pendekataan dipilih dengan mempertimbangkan
ini diarahkan pada latar belakang dan ketersedian data penelitian dan juga
individu tersebut secara holistik atau utuh keduanya merupakan usaha kerajinan
(Moleong, Lexy 2000). Sementara itu teori kerawang Gayo yang sudah lama berdiri di
bentuk dan teori fungsi ditetapkan dan kampung Bebesen.
digunakan sebagai dasar dan pedoman
untuk mengupas permasalahan yang diteliti, b. Pengumpulan Data
dalam hal ini mengupas tentang bentuk dan Pengumpulan data merupakan proses
fungsi kerajinan kerawang Gayo yang ada memperoleh data yang dibutuhkan sesuai
di kampung Bebesen. dengan rumusan dan tujuan penelitian.
Beberapa metode dan cara digunakan dalam
A. Objek dan Lokasi Penelitian penelitian ini. Pertama, studi pustaka
Sebagai daerah yang banyak memiliki berupa kegiatan untuk mendapatkan data
unit usaha dan perajin yang memproduksi dan informasi berhubungan dengan
kerajinan kerawang Gayo, maka penelitian penelitian berupa tulisan maupun gambar.
dilakukan di daerah Bebesen Aceh Tengah. Sumber data berupa buku-buku, laporan
Berkaitan dengan produk, dan usaha penelitian, skripsi, tesis, dan artikel ilmiah.
kerajinan yang dihasilkan menjadi pokok Data ini bisa menjadi data dasar dan juga
dalam penelitian dan semua unsur terkait mendukung hasil temuan di lapangan.
dengan kerajinan dijadikan sebagai objek Kedua, observasi yaitu proses yang
dan sumber data dalam penelitian ini. tersusun secara sistematis dengan
melakukan pengamatan langsung ke objek
a. Populasi dan Sampel penelitian untuk mendapatkan data-data
Populasi merupakan wilayah yang berhubungan dengan segala aktivitas
generalisasi yang terdiri dari obyek atau kerawang Gayo di Bebesen Aceh Tengah.
subyek yang mempunyai kualitas dan Ketiga, wawancara yang dilakukan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh langsung dengan perajin dan pemilik usaha
peneliti untuk dipelajari dan kemudian kerawang Gayo, tokoh masyarakat, serta
menarik kesimpulan. Populasi memiliki pihak-pihak yang dianggap memiliki

15
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft
pengetahuan tentang kerawang Gayo, serta Peningkatan Wanita Industri Kecil di
unsur pemerintah sebagai pembuat regulasi. Jakarta. Selama satu bulan mengikuti
Keempat yaitu dokumentasi, bagian ini pelatihan beliau memperdalam
dipahami sebagai kegiatan pengumpulan keterampilannya dalam bidang jahit-
data penelitian melalui perekaman gambar menjahit.
atau visual dari objek penelitian. Hasil foto Selama mengikuti pelatihan tersebut
yang berhubungan dengan keseluruhan ibu Maimunah juga memperkenalkan
objek penelitian dapat dijadikan sebagai kerawang Gayo yang sudah ditekuninya
sumber data. Semua metode dan cara yang jauh sebelum mengikuti pelatihan. Dengan
dilakukan dalam upaya memperoleh data pertimbangan tersebut kemudian beliau
dilakukan dengan dukungan peralatan dan ditunjuk menjadi motivator P2WIK
instrumen yang sesuai. (Pelatihan peningkatan Wanita Industri
Kecil) bagi rekan-rekannya. Selanjutnya
B. Analisis Data dalam upaya mengembangkan potensi
Tahapan selanjutnya adalah daerah ini beliau dikontrak oleh pemerintah
menyusun dan mengelompokkan data daerah selama tiga tahun sebagai instruktur
lapangan dari hasil wawancara, observasi dan melatih kaum perempuan Aceh
dan catatan lapangan, serta hasil keterampilan cara menjahit kerawang Gayo.
dokumentasi secara sistematis dan Berbeda dengan sekarang, pada masa
terstruktur. Pengelompokan dilakukan awal kerajinan ini hanya ada beberapa
sesuai permasalahan penelitian sehingga produk yang dihasilkan seperti Sab Batil
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun dan Bebalun (tempat penyimpanan cerana)
orang lain (Sugiyono 2008). Analisis data yang masih dipakai sampai saat ini sebagai
berupa proses inspeksi, pembersihan dan barang yang berhubungan dengan adat dan
pemodelan data yang terkumpul untuk budaya masyarakat Gayo serta beberapa
melihat keterkaitan, membuat perbandingan jenis baju. Untuk lebih mengembangkan
antara persamaan dan perbedaan data potensi dan wawasan pribadinya, beliau
dengan tujuan menemukan informasi yang kemudian mencari dan bekerjasama dengan
berguna dan mendukung pengambilan Abdullah yang berasal dari Bali.
keputusan. Hasil analisis data tentang Kerjasama ini untuk meningkatkan potensi
kerajinan kerawang Gayo baik berupa data dan wawasan beliau, yang kemudian
tertulis maupun gambar serta hasil keduanya menjalin kerja sama untuk lebih
wawancara selanjutnya menjadi bahan mengembangkan kerawang Gayo dalam
kajian yang dipaparkan dalam bentuk narasi bentuk dan fungsi yang lebih luas dan
tulisan. berbeda dari sebelumnya. Hasilnya
sekarang produk-produk kerajinan
HASIL DAN PEMBAHASAN kerawang Gayo dapat dinikmati oleh
A. Keberadaan Kerajinan Kerawang penduduk lokal dan juga nasional bahkan
Gayo di Bebesen internasional. Melihat perkembangan
Kerajinan kerawang Gayo di kerajinan ini, maka Idawati putri ibu
kampung Bebesan pertama kali Maimunah pada tahun 1990 mulai
diperkenalkan sekitar tahun 1982 oleh ibu menggeluti dan mencoba melanjutkan
Maimunah. Beliau seorang ibu rumah usaha orang tuanya yang sudah
tangga yang memiliki keterampilan dan dipelajarinya dari masa bangku sekolah
pengalaman jahit menjahit. Langkah ini dasar sampai sekolah menengah atas.
mendapat respon yang baik oleh pemerintah Kerajinan kerawang Gayo di Bebesen
daerah dan masyarakat sekitarnya. Sebagai ini sempat mengalami pasang surut dan
bentuk dukungan pemerintah terhadap bahkan sempat terhenti. Keadaan ini
usahanya, maka tahun 1983 untuk pertama berlangsung pada saat terjadinya krisis
kali beliau diberi kesempatan mengikuti moneter pada tahun 1998 dan dalam masa
pelatihan P2WIK yaitu Pelatihan konflik terbuka RI dan GAM pada tahun

16
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft
2000 silam. Saat itu banyak masyarakat merangsang peminatnya untuk memberikan
termasuk perajin kerawang Gayo yang nilai pada benda tersebut.
memilih meninggalkan rumah dan Bentuk adalah totalitas dari sebuah
kampung halamannya guna menyelamatkan karya seni, dan merupakan organisasi atau
diri dengan pindah ke daerah-daerah di luar satu kesatuan atau komposisi dari unsur-
Aceh. Sehingga sebagian besar generasi unsur pendukung karya (Dharsono 2017).
perajin kerawang Gayo pada masa itu Kerajinan kerawang Gayo merupakan
hilang. produk yang telah lama berkembang dan
Setelah mengalami pasang surut, pada telah menghasilkan beragam bentuk dengan
tahun 2011 Idawati kembali ke jenis dan warna yang berbeda-beda pula.
kampungnya dan berisiatif melanjutkan Produk tersebut diciptakan tidak hanya
aktifitas membuat dan mengadakan kembali untuk dinikmati oleh perajin sendiri, namun
pelatihan kerawang Gayo. Beliau merekrut juga dijual untuk menambah perekonomian
kembali kaum perempuan yang pernah keluarga. Kerawang Gayo umumnya
belajar bersama ibunya, dan juga mengajak dibuat dalam bentuk produk-produk yang
para wanita dan ibu rumah tangga yang menggunakan bahan dasar berupa kain
tidak memiliki pekerjaan untuk dilatih cara berwarna gelap yaitu hitam. Benang-
membuat kerawang Gayo. Berkat pelatihan benang berwarna cerah yang kontras
yang diberikan Idawati, ibu-ibu rumah dengan dasar kain dijahitkan melalui mesin
tangga tersebut sudah dapat menjadikan jahit. Warna tersebut yaitu merah, kuning,
kerawang Gayo sebagai mata pencaharian putih, dan hijau, kadang sekarang juga
sehari-hari. memakai warna biru. Dalam masyarakat
Berkat kemauan dan kerja keras Gayo pilihan warna tersebut tidak hanya
dalam kondisi yang semakin membaik, persoalan keindahan semata, tetapi
lambat laun aktifitas ini makin berkembang. memiliki filosofi yang dalam. Warna
Jumlah perajin, pengusaha, dan sentra- kuning bermakna musuket sipet merupakan
sentra kerajinan kerawang mulai sifat yang penuh pertimbangan
bermunculan dan semakin banyak. Karena menyimbolkan pemimpin pemerintah,
memiliki sentra kerajinan dan jumlah merah bermakna musidik sasat yaitu sifat
perajin kerawang Gayo terbanyak di Aceh, yang penuh keberanian menegakkan
masyarakat setempat sepakat memberikan kebenaran, warna putih mengandung makna
julukan sebagai ―Kampung Kerawang perlu sunet yaitu kemampuan membedakan
Gayo‖ bagi kampung Bebesen. Kreatifitas yang baik dan buruk juga kesucian, warna
masyarakat ini mendapat respon dan ijo atau hijau sebagai genap mupakat yaitu
dukungan pemerintah ditandai dengan sifat musyawarah. Warna dasar hitam
peresmian nama tersebut secara langsung adalah melambangkan bumi (Ferawati
oleh Bupati Aceh Tengah bapak Shabela 2013). Warna kain maupun benang
Abubakar pada tahun 2018 (wawancara tersebut senantiasa hadir dalam setiap
dengan Idawati, 22 Juni 2020). produk kerajinan kerawang Gayo.

B. Produk Kerawang Gayo Kampung 1. Produk kerawang Gayo yang


Bebesen dihasilkan di kampung Bebesen
Semakin berkembangnya zaman, ide Kerajinan kerawang Gayo yang
kreatif juga sangat dibutuhkan untuk dibuat oleh perajin di kampung Bebesen
memenuhi beragam kebutuhan. Perajin saat ini sudah mengalami perkembangan
dituntut untuk melakukan berbagai inovasi variasi bentuk dan fungsinya yaitu.
dalam mengembangkan desain kerawang
Gayo sehingga dapat menghasilkan bentuk a. Baju Adat Baju Pengantin Kerawang
yang dapat diterima dan dibutuhkan oleh Gayo.
orang banyak. Wujud sebuah benda dapat Baju pengantin adat Gayo
dikatakan bernilai seni apabila mampu merupakan salah satu pakaian adat yang

17
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft
memakai kerajinan Kerawang Gayo. Pada c. Jilbab
mempelai pria Kerawang Gayo selain pada
baju juga terdapat pada penutup kepala. Jilbab atau kain kerudung wanita
merupakan salah satu inovasi produk fesyen
yang dihadirkan. Motif-motif Kerawang
Gayo ditempatkan pada bagian pinggir
kain. Hal ini sebagai salah satu diversifikasi
produk untuk menambah nilai keindahan
produk tersebut.

Gambar 1
Motif Aka Cino Sagagang
Gambar 3
(Sumber: Jusnimalita, 2020)
Kerudung/Jilbab dengan motif Kerawang Gayo
(Sumber: Jusnimalita, 2020)
b. Pawak atau upuh kerung bekasab
Pakaian ini adalah semacam rok d. Tas dan Dompet
yang dipakai kaum perempuan mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa. Dahulu
hanya dikenakan oleh pengantin perempuan
dan sekarang juga untuk menghadiri acara
formal dan non formal. Ornamen Kerawang
gayo tampak pada motif yang memanjang
dari atas hingga bawah bagian rok.

Gambar 4
Tas dengan motif Kerawang Gayo
(Sumber: Jusnimalita, 2020)

Gambar 2
Motif Aka Cino Sagagang
(Sumber: Jusnimalita, 2020)
Gambar 5
Dompet dengan motif Kerawang Gayo
(Sumber: Jusnimalita, 2020)

18
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft
e. Bantal

Gambar 6 Gambar 8
Bantal kursi dengan motif Kerawang Gayo Sab batil
(Sumber: Jusnimalita, 2020) (Sumber: Jusnimalita, 2020)

g. Bebalun

Gambar 7
Bantal Didong dengan motif Kerawang Gayo
(Sumber: Jusnimalita, 2020) Gambar 9
Bebalun
Bantal didong pada gambar 7 (Sumber: Jusnimalita, 2020)
merupakan salah satu perlengkapan upacara
kesenian adat Gayo. Bantal ini berbentuk Bebalun, merupakan sebuah tas segi
persegi berukuran ± 15-20 cm, Bantal empat bagian terluar digunakan untuk
diletakkan pada salah satu tangan dan menyimpan sab batil agar mudah dibawa
ditepuk-tepuk oleh tangan sehingga saat bepergian.
mengeluarkan suara.
h. Upuh Ulen-Ulen
f. Sab Batil
Upuh ulen-ulen (kain bulan-bulan)
Sab batil, salah salah satu bagian adalah salah satu kain kebesaran
terpenting dalam setiap acara adat Gayo masyarakat Gayo berukuran 100 x 200 cm.
berupa selembar kain berwarna hitam Menggunakan kain pradahitam yang
sebagai pembungkus cerana yang sudah dipenuhi dengan motif, Benang yang
diisi dengan daun sirih, kapur sirih, pinang, digunakan juga merupakan warna daerah
dan gambir. yang terdiri dari warna hitam, putih, merah,
kuning, dan hijau. Kain ini dipakai oleh
pengantin pria dan wanita pada saat proses
adat berlangsung, anak lelaki yang akan
dikhitan, tamu pemerintahan dan acara
kesenian seperti tari guel.
19
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft

Motif yang diterapkan pada produk


kerajinan kerawang Gayo di Bebesen dibuat
secara berulang-ulang pada setiap
produknya. Adapun motif-motif kerawang
Gayo yang selalu digunakan adalah.

a. Motif Tapak Seleman

Gambar 11
Gambar 9 Motif Tapak Seleman
Upuh Ulen-Ulen (Sumber: Jusnimalita, 2020)
(Sumber: Jusnimalita, 2020)
Motif Tapak Seleman berbentuk
i. Pelaminan Adat Gayo empat lingkaran kecil yang simetris dibatasi
dengan garis lurus pertikal dan horizontal.
Motif ini melambangkan kemegahan dan
kepercayaan pada hal-hal gaib di
masyarakat Gayo. Makna dari motif ini
yaitu adil, bijaksana, amanah, dan
mupakat.

b. Motif Puter Tali

Gambar 10
Pelaminan Adat Gayo Gambar 12
(Sumber: Jusnimalita, 2020) Motif Puter Tali
(Sumber: Jusnimalita, 2020)
2. Motif hias yang diterapkan dalam
kerajinan kerawang Gayo Motif Puter tali bersumber dari tali
yang dipilin ganda, biasa digunakan untuk
Berdasarkan bentuk produk yang mengikat suatu benda. Filsafah Gayo
dihasilkan di kampung Bebesen dapat menyatakan “keramat mupakat, behu
dilihat bahwa terdapat beragam motif berdedele” artinya bersama dalam
Kerawang Gayo pada setiap produknya. musyawarah, berkumpul ramai-ramai.
Menurut Suhersono motif adalah desain Makna dari motif ini ialah persatuan,
yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, kesatuan dan saling peduli satu sama lain.
berbagai macam garis atau elemen-elemen berkumpul dan bermusyawarah adalah
dan terkadang sangat dipengaruhi oleh pilihan yang tepat untuk memutuskan suatu
bentuk-bentuk stilisasi alam, dan benda masalah (Abidin 2002).
dengan gaya dan ciri khas sendiri
(Suhersono 2007).

20
berangkat ini ntertuang dalam peri mistike (filsafah/ pepatah Gayo)

“beluh sara loloten, mewen sara tamunen” yang artinya pergi satu

iringan, tinggal satu kumpulan (Joni, 2017:43). Ini merupakan


Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft
gambaran kehidupan Masyarakat dalam satu lingkungan sudah
c. Motif emun berangkat
seperti saudara satu sama lain.
kerajinan kerawang Gayo banyak
digunakan dan dibeli oleh masyarakat lokal.
Aktifitas masyarakat lokal yaitu daerah
Aceh Tengah dan Bener Meriah yang
umumnya bekerja sebagai petani kopi
Gambar 22
mempengaruhi pendapatan perajin. Pada
BentukGambar
motif Emun13 Berangkat musim panen kopi pendapatan perajin bisa
Gambar 23
(Foto: Jusnimalita,2020)
Motif Emun Berangkat
Pola dasar Emun Berangkat
(Gambar : Ansar Salihin, 2019)
mencapai antara Rp. 10.000.000 sampai Rp.
(Sumber: Jusnimalita, 2020) 25.000.000 dalam sebulan, sedangkan pada
a. Motif Emun Beriring hari-hari biasa hanya sekitar Rp. 5.000.000
Motif emun berangkat
Emun Beriring bersumber
(awan berbaris) dari
menyerupai bayangan saja. Sedangkan untuk konsumen yang
gerak kumpulan awan yang berarak ditiup
awan yang bentuknya seperti awan berbaris. Motif Emun Beriring berada diluar daerah dan manca negara
angin, menggambarkan
melambangkan kesetiaan dalam
keharmonisan dalam kehidupan masyarakat hanya memesan untuk keperluan acara-
hidup bermasyarakat. Beluh sara loloken,
yaitu, harus saling menjaga persatuan, kekompakan, kesetaraan, acara tertentu saja dan jika stok barang
mewen sara tamunen, yang bermakna pergi
saling menghormati dan menghargai satu sama lain. dalam dagangan mereka sudah menipis.
satu tujuan, tinggal satu kumpulan, sejalan
pepatah gayo “mususun lagu belo, rempak lagu re” maknanya Kelebihan dan potensi kekayaan alam
kemanapun pergi dan tetap dalam kesatuan.
bersusun seperti daun sirih. Sejajar seperti sisir (wawancara: yang dimiliki dengan beragam obyek wisata
Sakdiak, 27 Agustus 2020). Dapat dikatakan dalam kehidupan seperti danau dengan hasil ikannya yang
d. Motif emun beriring spesifik, goa, dan air terjun yang terletak
masyarakat harus menempatkan diri pada saat dimana kita berada.

tidak jauh dari kampung Bebesen, didukung


oleh cuaca dan udara yang sejuk
menjadikan Aceh Tengah khususnya kota
Takengon sebagai salah satu daerah tujuan
Gambar 24
Bentuk motif Emun Beriring wisata yang banyak dikunjungi terutama
Emun beriring atau awan beriring
(Foto: Jusnimalita,2020)
pada akhir pekan dan hari libur. Potensi ini
menggambarkan keharmonisan kehidupan memberi peluang yang cukup besar bagi
dalam masyarakat. Dalam pepatah perajin kerawang untuk memasarkan
masyarakat Gayo berbunyi mususun lagu produknya.
belo, rampak lagu re yang mengandung Produk-produk kerajinan kerawang
makna sebagaimana filosofi bersusun Gayo yang dibuat saat ini tidak terbatas
seperti daun sirih, sejajar seperti sisir. pada suatu kalangan, tetapi sasaran
penggunanya meliputi semua kalangan baik
C. Pemasaran Produk Kerawang Gayo berdasarkan jenis kelamin maupun usia.
Pemasaran adalah suatu proses sosial Dengan demikian sangat terbuka peluang
yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting dan minat orang untuk memiliki dan
yang dibutuhkan dan diinginkan melalui menikmati produk kerajinan ini, baik untuk
pertukaran dengan pihak lain dan untuk sendiri, maupun sebagai cinderamata atas
mengembangkan hubungan pertukaran kunjungan mereka ke Tanah Gayo. Dalam
(Boyd, Walker 2000). Hasil yang pemasarannya perajin dan pemilik usaha
diharapkan adalah mendapatkan imbalan melakukan usaha-usaha penjualan melalui
dari usaha yang dilakukan. dua cara yaitu pemasaran langsung sendiri
Banyaknya perajin yang menggeluti dan pemasaran yang melibatkan pihak lain
dan usaha yang memproduksi kerajinan seperti pedagang pakaian, dapedagang
kerawang Gayo di Aceh Tengah umumnya aksesories perlengkapan.
sudah barang tentu menghasilkan produk Produk kerawang Gayo Bebesen,
kerajinan yang cukup banyak. Tentu saja Aceh Tengah diminati dan sudah
produk-produk ini membutuhkan cara dipasarkan keberbagai daerah di Indonesia
pemasaran yang baik sehingga dapat bahkan ke luar negeri. Pemasaran yang
menjadi penghasilan bagi perajin dan dilakukan adalah melalui penjualan sendiri
pengusaha, dengan demikian akan terjadi dan penjualan melalui pihak lain.
perputaran perekonomian di Aceh Tengah. Penjualan yang dilakukan sendiri oleh
Sebagai kekayaan lokal produk-produk
21
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft
perajin yaitu dengan memasarkan dan Persoalan pemasaran produk-produk
menjual produk-produk kerawang Gayo kerajinan kerawang Gayo masyarakat Aceh
langsung di tempat usahanya. Dalam hal Tengah termasuk didalamnya yang
ini perajin langsung bekerja dan membuat dihasilkan oleh perajin di sentra kerajinan
kerawang Gayo di tempat yang sekaligus Bebesen menjadi perhatian Pemerintah
merupakan tempat memasarkan hasil Daerah melalui Dinas Perdagangan,
produksinya. Di tempat ini konsumen dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Aceh
pengunjung bisa menemukan berbagai Tengah yang membawahi Dewan Kerajinan
macam bentuk produk, desain, dan ukuran Nasional Daerah (Deskranasda) Aceh
yang siap pakai. Dalam hal ini konsumen Tengah. Lembaga ini bertanggungjawab
juga bisa melihat proses kerja dan dalam promosi terhadap produk-produk
berintraksi secara langsung dengan perajin, kerajinan kerawang Gayo. Bertempat di
bahkan bisa memesan produk sesuai dengan ruang pamer Dekranasda Aceh Tengah di
keinginan mereka. Rata-rata hasil kerajinan Jalan Lebe Kader kota Tekengon, dipajang
kerawang Gayo di kampung Bebesen berbagai produk kerajinan kerawang Gayo
dilakukan dengan cara pemasaran langsung termasuk hasil kerajinan lainnya dari
ini. Pemasaran lain yang dilakukan perajin masyarakat Aceh Tengah. Namun
terhadap produk kerajinan kerawang Gayo disayangkan promosi oleh Dekranasda saat
adalah pemasaran di tempat lain di luar ini tidak berjalan dengan baik karena
tempat usaha mereka. Dalam hal ini hasil lembaga ini menjadi unit dari instansi
produksi dikirim dan dititipkan di toko-toko pemerintah yang tentu saja tidak leluasa
yang berada di sekitar kota Takengon. Di dalam mengelola serta kekurangan sumber
samping itu produk kerajinan ini juga daya untuk mengelolanya.
dipasarkan melalui toko-toko langganan
perajin yang berada di luar daerah Aceh SIMPULAN
Tengah, Aceh Tengah merupakan salah satu
Pandemi COVID-19, membuat kabupaten di Provinsi Aceh yang memiliki
berkurangnya kunjungan ke daerah Aceh seni kerajinan kerawang Gayo sebagai
tengah, yang tentu saja berimbas pada produk budaya masyarakat Gayo. Salah
kunjungan ke sentra-sentra kerajinan satu daerah yang memproduksi kerajinan
kerawang Gayo. Menghadapi kondisi kerawang Gayo adalah kampung Bebesen
tersebut pemilik usaha membatasi yang terdapat di kecamatan Bebesen.
konsumen berkunjung ke tempat usaha Karena banyaknya perajin dan usaha
sementara karyawan bekerja di rumah kerajinan kerawang Gayo di daerah ini
masing-masing Mensiasati hal tersebut maka masyarakat setempat memmberi
perajin dan pemilik usaha lebih banyak julukan sebagai Kampung Kerawang Gayo.
menerapkan sistem pemasaran dengan Kerajinan kerawang Gayo di
menjual di tempat lain dan mengirim ke kampung Bebesen dirintis dan
luar daerah, walaupun volumenya diperkenalkan oleh ibu Maimunah yang
berkurang dan tidak sebanyak hari-hari sudah ditekuninya sejak lama. Untuk
biasa. Di samping itu para perajin juga mengembangkan potensi dan wawasan
kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan pribadinya, ibu Maimunah bekerjasama
teknologi media untuk mempromosikan dan dengan Abdullah yang berasal dari Bali
melakukan pemasaran produk kerajinan mengembangkan produk-produk kerajinan
kerawang Gayo. Mereka menggunakan kerawang Gayo. Krisis ekonomi tahun
sosial media seperti SMS, WhatsApp, 1998 dan konflik terbuka RI dan GAM
Twitter, Instagram, dan telepon dengan pada tahun 2000 silam membuat kerajinan
mengunggah foto-foto produk kerajinan ini sempat menghilang, dan kembali
sebagai cara mempromosikan produk, serta bergairah ketika diaktifkan oleh anaknya
cara dalam memasarkan dan melakukan Idawati dengan merekrut kembali kaum
transaksi penjualan produk-produknya. perempuan yang pernah belajar bersama

22
Vol. 1, No. 2, Mei 2022 Relief: Journal of Craft
ibunya, dan mengajak para wanita dan ibu Busana Adat Pengantin Di
rumah tangga yang tidak memiliki Aceh Tengah.‖ Ekspresi: Seni
pekerjaan untuk dilatih cara membuat Jurnal Institut Seni Indonesia
kerawang Gayo. Padangpanjang 15 (1): 29–39.
Produk-produk kerajinan ini https://doi.org/10.26887/ekse.v
diantaranya pakaian adat Gayo, baju dan 15i1.167.
perlengkapan pakaian wanita, tas, dompet,
bantal untuk keperluan rumah tangga, dan Moleong, Lexy, J. 2000. Metodologi
adat, serta kesenian, dan berbagai macam Penelitian Kualitatif. Bandung:
produk cenderamata. Motif yang Remaja Rosdakarya.
diterapkan pada produk kerajinan kerawang
Gayo di Bebesen dibuat secara berulang- Sugiyono. 2008. Metedeologi Penelitian
ulang pada setiap produknya dengan Kuantitatif Kualitatif Dan
mensulamkan motif Pucuk ni Tuis atau R&D. Bandung: Alfabeta.
pucuk rebung, motif Tapak Seleman, motif
Putar Tali, motif Emun Berangkat, dan Suhersono, Hery. 2007. Desain Bordir
motif Emun Beriring atau awan beriring. Motif Geometris. Jakarta:
Pemasaran produk dilakukan perajin Gramedia Pustaka Utama.
dan pemilik melalui dua cara yaitu
pemasaran langsung sendiri dan pemasaran
yang melibatkan pihak lain, yang bahkan ke
luar negeri. Pandemi COVID-19, membuat
berkurangnya kunjungan ke daerah Aceh
Tengah, yang berimbas pada kunjungan ke
sentra-sentra kerajinan kerawang Gayo.
Sehubungan dengan itu perajin secara
kreatif dan inovatif memanfaatkan
teknologi media untuk mempromosikan dan
melakukan pemasaran produk kerajinan
kerawang Gayo.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2002. ―Makna Simbolik


Warna dan Motif Kerawang
Gayo pada Pakaian Adat
Masyarakat Gayo.‖ Universitas
Negeri Yogyakarta.

Boyd, Walker, Larreche. 2000. Manajemen


Pemasaran. Kedua jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Dharsono. 2017. Seni Rupa Modern.


Bandung: Rekayasa Sains.

Ferawati. 2010. ―Motif Kerawang Gayo,


Busana Adat Pengantin Gayo
Aceh Tegah.‖ Institut Seni
Indonesia Padangpanjang.

———. 2013. ―Motif Kerawang Gayo Pada


23

Anda mungkin juga menyukai