Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mata Kuliah Bordir

MOTIF KERAWANG GAYO PADA MUKENA

Disusun Oleh :

Nama : Rahmaiza Nassaf


NPM : 2006104010059
Kelas : 03
Dosen : Dra. Fadhillah Razali. Sp.d

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Motif
Kerawang Gayo pada Mukena” tepat pada waktunya. Makalah ini bermaksud untuk
memberikan pengetahuan mengenai bentuk dan makna dari motif kerawang Gayo serta
bagaimana motif tersebut dapat diaplikasikan pada mukena.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan


kelemahannya baik dalam isi maupun sistematiknya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca.

Banda Aceh, 5 Februari 2022

Rahmaiza Nassaf

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB 1 ............................................................................................................................... 16
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 16
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 16
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 16
1.3. Tujuan ............................................................................................................... 17
BAB 2 ............................................................................................................................... 18
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 18
2.1 Motif Kerawang Gayo ...................................................................................... 18
2.2 Makna Motif Kerawang Gayo .......................................................................... 19
2.3 Pengaplikasian Motif Kerawang Gayo pada Mukena ....................................... 23
2.4 Merawat Bordir Kerawang Gayo ...................................................................... 26
BAB 3 ............................................................................................................................... 27
PENUTUP ........................................................................................................................ 27
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 27
3.2 Saran ................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 28

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kerawang merupakan hiasan dalam bentuk motif atau ragam hias yang
terletak pada suatu benda seperti bangunan, pakaian dan gerabah. Kerawang atau
sering disebut kerawang Gayo adalah salah satu karya seni rupa tradisi
masyarakat Gayo di kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh. Produk budaya ini
adalah salah satu identitas masyarakat Gayo yang masih dipelihara sampai saat
ini.

Kerawang berasal dari kata “ker” dan “rawang”. “Ker” dalam bahasa
Gayo bermakna daya fikir dan rancangan yang abstrak terjadi spontan. Kemudian
“rawang” yang berarti ramal atau bayangan bisa dari fenomena alam, proses
terjadinya sudah berdasarkan pikiran. Jadi, kerawang merupakan wujud dari
imajinasi spontanitas individu manusianya (Joni, 2017: 37).

Pemahaman secara umum kerawang diartikan ukiran atau bordiran yang


berlubang. Pengertian ini tidak asing lagi di kalangan masyarakat di Indonesia.
Sementara pengertian kerawang dalam masyarakat Gayo bukan ukiran tembus
atau bordiran tembus, melainkan nama motif ukir atau ragam hias yang
diterapkan pada suatu benda atau media.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja nama serta bentuk motif kerawang Gayo?

2. Apa saja makna dibalik motif kerawang Gayo tersebut?

3. Bagaimana cara mengaplikasikan motif krawang Gayo pada mukena ?

4. Bagaimana cara merawat bordir kerawang Gayo ?

16
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui nama serta berbagai bentuk motif kerawang Gayo.

2. Untuk mengetahui bermacam makna dibalik motif kerawang Gayo.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan motif kerawang Gayo


pada mukena.

4. Untuk mengetahui bagaimana cara merawat bordir kerrawang Gayo.

17
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Motif Kerawang Gayo


Sebagai produk budaya kerawang Gayo merupakan penghias dalam mengisi
bidang-bidang pada lembaran kain, seperti pakaian adat, pakaian pengantin adat
dengan kelengkapannya, upuh ulen-ulen (selimut bulan-bulan), dan pelaminan.
Penerapan dan aplikasi tersebut kemudian berkembang lebih luas pada produk
fungsional praktis seperti pada payung, tas, kopiah, dan sebagainya yang tetap
mencirikan produk budaya masyarakat Gayo.

Berikut merupakan motif dasar dari kerawang Gayo :

1) Motif Mata Pune

2) Motif Emun Berangkat/Awan Beriring

Motif Emun Berangkat yang dimodifikasi

3) Motif Tapak Sleman

18
4) Motif Pucuk Rebung

Motif kombinasi Pucuk Rebung

5) Motif Sarak Opat

6) Motif pager

7) Motif Puter Tali

Motif puter tali yang dimodifikasi

2.2 Makna Motif Kerawang Gayo


Karya seni rupa umumnya terbentuk dari susunan elemen berupa garis, nada,
warna, dan bentuk. Kekuatan makna bentuk motif ini di dukung oleh elemen seni
rupa lain berupa warna dan nada. Secara umum, di masyarakat Gayo terdapat tiga
warna yang menonjol yaitu kuning, hijau, putih dan merah yang berpadu dengan
warna hitam.

19
1) Warna kuning bermakna sebagai sifat musuket sipet (penuh pertimbangan),
mengsimbolkan kerajaan. Dalam hal ini, raja diasosiasikan dengan pimpinan
pemerintahan yang mempunyai kewenangan melindungi rakyatnya.

2) Warna ilang (merah) melambangkan sifat musidik sasat yaitu penuh keberanian
dalam menegakkan kebenaran.

3) Warna putih melambangkan perlu sunet yaitu kemampuan dalam membedakan


hal yang baik dan buruk, dan kesucian.

4) Warna ijo (hijau) bermakna sebagai genap mupakat (musyawarah).

5) Warna dasar yang biasa digunakan yaitu kain warna hitam yang melambangkan
bumi.

Pengaruh alam dalam motif kerawang Gayo mempunyai arti yang sangat penting,
sebab corak tradisi dan makna simbolik ragam hiasnya berasal dari sikap masyarakat
Gayo khususnya. Sikap tersebut kemudian dilahirkan melalui simbol-simbol yang
mengandung makna. Makna dan pesan yang tersimpan dari motif kerawang Gayo
disampaikan dalam bentuk kiasan atau perumpamaan melalui petatah petitih yang
dikenal dengan hikmah Gayo.

Berikut makna dari motif dasar kerawang Gayo :

1) Motif Mata Pune (mata burung punai)

Motif ini memiliki makna waspada terhadap suatu keadaan dengan


semata-mata bahaya sesuatu yang mengancam dengan cepat diketahui.

2) Motif Emun Berangkat/Awan Beriring (awan berarak)

Motif emun berangkat merupakan representasi dari awan, yang


senantiasa hadir silih berganti dalam bentuk gumpalan dinamis, selalu bergerak
dan berubah bentuk. Masyarakat Gayo menginterpretasikan gumpalan awan ke
dalam rangkaian pengulangan garis lengkung dengan stilisasi. Motif ini
merupakan simbol kesatuan, kerukunan dan kesepakatan. Makna motif ini
selaras dengan falsafah hidup masyarakat beloh sara lolotan, mewen sara
temunen.

20
3) Motif Tapak Sleman (tapak nabi Sulaiman)

Motif tapak seleman diilhami dari Rasul Allah SWT Nabi Sulaiman a.s.
Keagungan dan mukjizatnya adalah dapat berbicara dengan segala makhluk
yang hidup dan yang mati, serta mampu mendengar berbagai bisikan jarak dekat
maupun yang jauh. Masyarakat Gayo memberi makna motif tapak seleman
sebagai simbol alam gaib, kemegahan, kekuasaan, keadilan dan pengayoman.

4) Motif Pucuk Rebung

Pola bentuk motif ini menyerupai piramida atau segitiga. Dalam falsafah
masyarakat Gayo, pucuk rebung memiliki hakikat nilai-nilai berupa harapan agar
masyarakat Gayo harus teguh berpendirian, kuat beriman dan bertaqwa, rendah
hati, serta berakhlak baik. Motif ini melambangkan generasi muda,
pertumbuhan, atau regenerasi, sejalan dengan sifat rebung yang terus tumbuh
dan selalu berganti dengan tumbuhnya cikal rebung yang baru. Seiring dengan
itu dapat diambil makna bahwa dalam kehidupan masyarakat Gayo akan selalu
tumbuh atau lahir generasi muda yang beriman, bertaqwa, berakhlak baik, dan
berguna bagi masyarakat serta bermakna dalam hidupnya.

5) Motif Sarak Opat

Sarak opat merupakan gabungan unsur jabatan raja, dalam falsafah Gayo
menyebutkan “reje musuket sifet, imem muperlu sunet, petue musisdik sasat,
rakyat genap mupakat” artinya raja memiliki sifat suket yaitu adil dan bijaksana,
iman melaksanakan syariat, petue/tokoh mempunyai sifat sidik dan siasat, rakyat
berkumpul dan bermusyawarah. Inilah sistem kepemimpinan dan musyawarah
dalam masyarakat Gayo.

Sarak adalah unsur pimpinan di Gayo, sementara opat adalah angka


empat, jadi sarak opat adalah perkumpulan unsur empat pimpinan yaitu reje
(raja) imem (iman), petue (tokoh masyarakat) dan rakyat (perwakilan
masyarakat). Empat unsur pimpinan dalam memutusakan suatu permasalahan
dalam musyawarah yang terdiri raja harus bersifat adil dalam mengambil
keputusan, tokoh masyarakat harus memiliki sifat menyelidiki dan mensiasati
tentang kehidupan masyarakat, imam memperhatikan dan melaksanakan syariat
dalam musyawarah, rakyat sepakat berkumpul untuk menyetujui hasil
musyawarah. Pesan ajaran yang dapat diambil dari motif sarak opat ini adalah

21
adanya kolaborasi empat unsur pimpinan dengan latar keahlian dan pandangan
yang berbeda untuk memutuskan suatu permasalahan dalam bermusyawarah.

6) Motif pager (pagar).

Sesuai dengan namanya, penempatan motif peger adalah sebagai batas antara satu
motif dengan motif lainnya. Bagi masyarakat Gayo motif peger merupakan simbol
pertahanan dan ketertiban sosial masyarakat.

7) Motif Puter Tali

Puter tali bermakna tali berpilin. Bagi masyarakat Gayo tali memiliki
filosofi dan makna sebagai berikut:

a. Dalam masyarakat Gayo biasa disebut tali puter tige (tali berpilin tiga).
Dalam kalimat tersebut terkandung makna dikelola atau diselesaikan
lebih dahulu tiga buah tali, selanjutnya ke tiga tali ini dijalin menjadi
satu.

b. Sebuah tali terdiri dari pangkal dan sebuah ujung, dalam masyarakat
Gayo disebut dengan idung bertetunung tali puter tege, awal berpemulon,
maksudnya setiap perbuatan atau pekerjaan dimulai dengan awal dan
disudahi dengan akhir.

c. Tali terbentuk dari bahan pembentuknya yang menjadi satu dan


menjelma menjadi kekuatan. Penjelasan tersebut menunjukkan sifat
tolong menolong antara sesama, kekokohan, kesatuan dan persatuan
dalam masyarakat.

d. Sebuah tali berbentuk dasar memanjang dan lurus. Dalam


perumpamaannya diharapkan setiap insan untuk bertindak lurus, jujur,
benar, dan ikhlas dalam berbagai kegiatan, sebagai makna dari hikmah
Gayo gere nguk i deret limus, was mukerebe

22
2.3 Pengaplikasian Motif Kerawang Gayo pada Mukena
Sebagai salah satu kerajinan yang bernilai tinggi, kerawang Gayo saat ini telah
menjelma menjadi ukiran yang paling diminati oleh masyarakat lokal, bahkan hingga
ke luar daerah Gayo. Proses pembuatan kerawang sendiri bisa dibilang cukup unik
dan berbeda dari yang lain karena masih dibuat dengan mesin bordir manual.

Ketika ingin membuat bordir kerawang biasanya pengrajin akan membuatnya


langsung di atas kain hitam tanpa mengambar polanya terlebih dahulu alias
menerawang. Meski demikian kerumitan hubungan antar benang yang terjalin di atas
kain akan menghasilkan gambar yang presisi dan menyiratkan keindahan.

Berikut tahapannya :

1. Menyiapkan Alat dan Bahan

Untuk membuat bordir kerawang Gayo pada mukena perlu disiapkan alat
dan bahan yang terdiri dari bahan kain polos (warna dapat disesuaikan
keinginan) sebagai bahan utamanya, benang warna warni sesuai kebutuhan,
mesin bordir serta perlengkapan pendukung lainnya.

Dalam hal ini mesin yang dipakai bisa berupa mesin jahit biasa yang
dimodifikasi untuk bordir maupun mesin bordir listrik.

 Mesin jahit biasa merupakan jenis mesin jahit yang memiliki fungsi untuk
menjahit bahan kain atau bahan lain yang bisa dilewati jarum dan benang.
Namun dengan sedikit modifikasi mesin ini bisa dipakai untuk membordir
secara manual.

 Mesin bordir listrik merupakan mesin bordir yang dijalankan tanpa program
komputer. Mesin ini umumnya lebih digemari karena praktis dalam
pemakaian dan harganya juga relatif terjangkau.

2. Membuat Rancangan Desain

Proses rancangan desian menjadi salah satu proses yang sangat penting
dalam membuat bordir kerawang Gayo. Dalam hal ini pengrajin bisa mencontek
desain motif bordir yang sudah ada atau menciptakan kreasi motif baru yang
sesuai dengan filosofi kerajinan kerawang Gayo.

23
Motif-motif kerawang gayo yang akan diaplikasikan pada mukena ini
diantaranya motif pucuk rebung, motif tapak sleman, motif mata pune, motif
emun berangkat yang dimodifikasi, serta pinggiran yang berbentuk gelombang.

24
3. Proses Bordir Manual

Selesai melakukan persiapan desain selanjutnya pengrajin tinggal


memulai proses bordir pada kain polos dengan menggunakan benang warna
warni hingga membentuk motif tertentu sesuai rancangan desain. Keterampilan
pengrajin sangat menentukan hasil akhir dari hiasan yang dibuat.

Dalam proses pembuatan bordir kerawang Gayo, bagus atau tidaknya


motif yang dihasilkan akan sangat bergantung pada keahlian pengrajin yang
membuat bordiran di atas kain tradisional. Biasanya semakin mahir orang yang
mengerjakannya maka hasilnya juga akan semakin rapih. halus, detail dan
memuaskan.

Sekalipun dari segi proses tampak sedikit rumit, bordir manual pada
prinsipnya tetap memiliki sejumlah keunggulan bila dibandingkan dengan bordir
modern yang berkembang saat ini lho. Beberapa keungulan yang ditawarkan
bordir manual diantaranya:

 Untuk membuat bordir kerawang Gayo dengan teknik bordir manual,


pengrajin tidak perlu melalukan banyak settingan dan desain pada mesin
bordir.

 Kualitas jahitan yang dihasilkan dari bordir manual terkenal lebih kuat dan
halus.

 Bordir manual lebih memiliki nilai seni yang tinggi dibandingkan dengan
bordir modern yang diproduksi secara masal.

Dibalik sejumlah keunggulan yang dimilikinya bordir manual juga tidak luput
dari kekurangan.. Kelemahan dari bordir manual khususnya yang diterapkan pada
proses pembuatan kerajinan kerawang Gayo diantaranya:

 Kadang terdapat kemungkinan kesalahan dalam melakukan pembordiran


apalagi bordir kerawang gayo dibuat tanpa pola lebih dulu.

 Waktu pengerjaan untuk satu produk bordir membutuhkan waktu yang


sangat lama tergantung tingkat kerumitan desain motifnya.

25
 Lamanya proses pembuatan bordir manual menyebabkan bordir kerawang
gayo tidak bisa diproduksi secara masal dalam kurun waktu yang relatif
singkat.

2.4 Merawat Bordir Kerawang Gayo


Supaya bordir kerawang Gayo tetap awet dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya pastikan cara perawatan yang dilakukan juga sudah tepat. Salah satu teknik
perawatan yang paling mudah yaitu biasakan mencuci bahan yang di bordir dengan
tangan.

1) Supaya kualitas bordiran tetap bagus, sebaiknya selalu cuci bahan yang
dibordir tersebut dengan menggunakan tangan.

2) Untuk membersihkan kotoran yang mungkin sulit untuk dihilangkan dapat


dilakukan dengan cara merendamnya di air hangat dan detergen selama 10
menit untuk menjaga kelembutan serat bahan kain.

3) Terdapat pula alternative lain yaitu dengan menggunakan shampoo atau sabun
yang dikucekkan lebih dulu pada bahan kain yang terkena noda.

4) Setelah selesai dicuci, jemurlah dengan cara menyembunyikan bagian yang


berbordir agar tidak mudah kusam dan menjadi pudar.

5) Usai dikeringkan setrika dengan suhu sedang lalu simpan ditempat yang tidak
lembab dan bersih.

6) Untuk menjaga kesegarannya dapat menyemprotkan wewangian yang


beraroma harum.

26
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Motif kerawang Gayo memiliki nilai-nilai dan ajaran tentang agama, adat dan
kehidupan. Nama dan bentuk ragam hias kerawang Gayo yang berorientasi dari alam
seperti dari flora, fauna, dan dari alam benda lainnya tidak lepas dari falsafah i langit
bintang tujuh, i bumi kal pitu mata. Penjabaran dari makna yang disimbolkan
melalui motif ragam hias diuraikan melalui petatah petitih seperti halnya dalam
masyarakat tradisi, di dalamnya berisi nilai-nilai kebaikan dan tatacara kehidupan
yang sesuai dengan ajaran adat.

Motif dasar kerawang Gayo diantaranya mata pune (mata burung punai), emun
berangkat/awan beriring (awan berarak), tapak sleman (tapak nabi sulaiman), pucuk
rebung, sarak opat, pager (pagar), dan puter tali.

3.2 Saran
Agar budaya ini tidak hilang maka sudah seharusnya perlu dilestarikan pada
kalangan anak muda. Kini kerawang Gayo sendiri sudah terlihat seakan dilupakan
karena tidak sedikit orang yang tidak mengetahui “Kerawang Gayo” ini sendiri
bahkan orang yang termasuk bagian dari masyarakat gayo sendiri juga tidak sedikit
yang sudah mulai melupakan budayanya yang satu ini. Maka dari itu diharapkan
agar budaya ini terus dilestarikan serta perlu dikembangkan lagi agar kedepannya
kita dapat menjumpai motif kerrawang gayo yang lebih kreatif dan berinovasi
namun tidak menghilangkan ciri khasnya, sehingga salah satu budaya kita ini dapat
menarik peminat yang tidak hanya dari dalam daerah tetapi juga diluar daerah.

27
DAFTAR PUSTAKA

178013-ID-motif-kerawang-gayo-pada-busana-adat-pen.pdf

12797-27699-1-SM.pdf

https://fitinline.com/article/read/keistimewaan-kain-kerawang-gayo-khas-aceh-tengah-
dan-filosofi-yang-tersimpan-di-dalamnya/

28

Anda mungkin juga menyukai