Anda di halaman 1dari 17

KERAJINAN JANUR PENJOR DENGAN BAHAN ENTAL DI DESA

KEROBOKAN, KABUPATEN BADUNG,BALI

OLEH
I GUSTI NGURAH ALIT SUDIARSANA
1912031015

PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA


JURUSAN SENI DAN DESAIN
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang telah


diakui keindahannya oleh dunia. Keindahan pulaunya juga
menjadikan Bali sebagai objek pariwisata primadona di Indonesia.
Luas wilayah Bali adalah 5.636,66 km2 dengan total penduduk
4,32 juta jiwa (Bappeda Prov Bali, 2020). Penduduk mayoritas di
Bali menganut agama hindu, dimana kepercayaan agama hindu di
Bali sangat kental dengan budaya, tradisi dan adat istiadatnya.
Kebudayaan, tradisi dan adat istiadat ini dapat dilihat dengan
banyaknya hari Raya Keagamaan yang dimiliki umat Hindu di
Bali. Adapun hari raya yang dianut umat Hindu di Bali adalah Hari
Raya Nyepi, Hari Raya Galungan, Hari Raya Kuningan, Hari Raya
Pagerwesi, Hari Raya Saraswati dan Hari Raya Siwalatri.

Kepercayaan masyarakat Hindu Bali dalam merayakan


setiap hari raya dilakukan dengan membuat persembahan sesuai
dengan makna dari hari raya tersebut. Salah satunya Hari Raya
Galungan dimana makna dari hari raya ini adalah kemenangan
“Dharma melawan Adharma”, dimana simbol dari makna Hari
Raya Galungan ini adalah dengan menancapkan penjor di lebuh
(didepan pintu masuk rumah) sebagai wujud serta umat Hindu
dalam menegakkan kebenaran sejati, dimana kebenaran yang
unggul (Subagiasta, 2010).

Ada 2 jenis penjor yang sering digunakan masyarakat di


Bali, yaitu penjor upacara dan penjor hiasan (Balitripon, 2021).
Penjor upacara ini dibuat selengkap mungkin dengan mengikuti
tata aturan keagaman umat hindu. Seperti ditemukannya kain putih,
bambu, kelapa, janur, buah buahan, daun daunan, pala bungkah,
dan tebu. Semua unsur ini memiliki makna masing masing yang
terhubung langsung dengan sang hyang widi pencipta beserta
ciptaanya. Sedangkan penjor hiasan dilihat dari segi kelengkapan
penjor hiasan biasanya dibuat seindah mungkin untuk mewarnai
sebuah acara, namun tidak dilengkapi dengan unsur unsur yang
ada di penjor upacara. Upacara hiasan biasanya dipasang saat
ada acara pesta, perlombaan desa, ataupun pesta seni. Yang
dimunculkan dalam penjor perhiasan ini adalah unsur
kemeriahan, sebab penjor memang sarat akan acara besar
(Balitripon, 2021)

peruntukan penjor yang ditancapkan di depan rumah bagi


umat Hindu yang merayakan Galungan selama 1 bulan penuh
menyebabkan penjor terpapar sinar matahari sehingga hiasan janur
pada penjor menjadi layu. Faktor-faktor ini yang menjadikan
beberapa alasan dari peralihan penggunaan busung menjadi ental.
Peralihan hiasan janur pada penjor dari busung menjadi daun
ental dikarenakan daun ental memiliki daya tahan yang lebih lama
dari pada hiasan dari busung, selain itu hiasan dari ental ini juga
dapat dibentuk menjadi beraneka ragam serta memiliki seni yang
menarik karena dapat ditambahkan variasi yang berisi dengan
bunga-bunga dan bentuk-bentuk naga ataupun burung, yang
menyebabkan bentuknya menjadi semarak. Dalam pembuatan
penjor identik dengan yang namanya janur penjor yang merupakan
simbol dari dewa Mahadewa yang identik berbentuk melingkar
bulat dan menjadi point atau central dari sebuah penjor yang umum
dilihat dimana mana. Dalam pembuatan janur perlu yang namanya
kreatifitas dan unsur seni dalam pembuatannya tidak semua orang
bisa membuatnya perlu keahlian khusu dan pemahaman agar
bentuknya sesuai dengan apa yang diharapkan. Utamanya janur
dibuat dari bahan daun kelapa dan ental yang memiliki tingkat
keawetan yang cukup lama sehingga bisa digunakan dalam waktu
yang lama.

Pembuatan janur penjor dari ental ini merupakan kerajinan


handmade yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan ketekunan
sehingga tidak banyak orang yang dapat membuat janur penjor
tersebut. Kerajinan ini merupakan karya yang bernilai tinggi, oleh
sebab itu perlu dipelihara, dikembangkan serta dijaga
kelestariannya

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti


bagaimana proses dan karakteristik janur penjor yang dibuat
dengan cara tradisional, untuk meningkatkan kreatifitas
masyarakat. Penelitian ini dimaksud untuk memperkenalkan
kepada masyarakat tentang pembuatan janur penjor agar menjadi
kebudayaan yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka


yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana proses pembuatan janur penjor dengan nilai kreatif tinggi


dengan menggunakan bahan daun ental?

2. Bagaimana karakteristik ciri khas kerajinan janur dari bahan ental di desa
Kerobokan, Badung

3. Bagaimana nilai eksistensi janur penjor dari bahan daun ental di desa
kerobokan Badung Bali

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin


dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Dalam penelitian ini diharapkan bisa mendeskripsikan proses pembuatan
janur penjor dengan nilai kreatif yang tinggi didesa
Kerobokan,Badung,Bali
2. Untuk mengetahui Bagaimana karakteristik ciri khas kerajinan janur dari
bahan ental di desa Kerobokan, Badung
3. Untuk mengetahui nilai nilai eksistensi dari pembuatan janur penjor
dengan bahan daun ental

1.4 Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini agar mengetahui proses pembuatan janur
penjor yang memiliki nilai eksistensi tersendiri disetiap pembuatannya
dan memahami cost yang dikeluarkan dalam setiap pembuatannya.

2. Manfaat Praktis

Penulis memiliki alasan memilih penelitian ini karena dalam


pembuatan kerajinan janur penjor dari daun ental ini merupakan
kegiatan seni kreatif yang menggunakan daun ental. Kegiatan
pembuatan janur penjor ini merupakan aktifitas yang turun
temurun nenek moyang yang masih dipertahankan sebagai salah
satu warisan tradisi dari satu generasi ke generasi selanjutnya
dalam suatu masyarakat, sehingga tradisi ini masih berlangsung
sampai saat ini. Jadi, dalam pembuatan janur penjor ini harus
dijaga karena merupakan aset daerah yang perlu dikembangkan.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.

1. Bagi peneliti atau penulis, penelitian ini diharapkan dapat


memberikan manfaat dan menambah wawasan terutama
berhubungan dengan janur penjor serta untuk mengetahui
proses pembuatan kerajinan janur penjor dengan bahan
ental

2. Bagi lembaga Pendidikan Seni Rupa, Universitas


Pendidikan Ganesha sebagai dokumen atau menambah
referensi untuk bahan penelitian seni.

3. Bagi orang yang diteliti, sebagai bahan masukan dan


saran untuk mengembangkan kreativitas dalam upaya
meningkatkan dan melestrarikan salah satu karya seni
tradisional yang masih ada di desa Kerobokan Kabupaten
Badung

4. Bagi masyarakat umum, sebagai ilmu pengetahuan yang


bermanfaat untuk meningkatkan dan melestarikan karya
seni ini, sehingga tidak punah dan tetap terproduksi.

BAB II

KAJIAN PUSAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan kenyataan yang ada di


lapangan dengan teori yang relevan, pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu sebagai berikut:
Pradnyanitasari, Priliandani, dkk (2019) dalam penelitan pradnyansari,
priliandari, dkk yang berjudul eksistensi pengerajin hiasan janur dengan stategi
cost reduction. Berdasarkan Analisis data yang digunakan adalah analisis data
model interaktif dengan tiga alur analisis, yaitu kondensasi data (data
condensation), penyajian data (display data), serta pengambilan kesimpulan atau
verifikasi (conclusion drawing/verification). . dan hasil dai penelitian diatas maka
dapat disimpulkan yang pertama Harga jual hiasan janur oleh para pengerajin
bisa berbeda-beda tergantung dari hasil atau model masing-masing hiasan janur,
dimana harga jual hiasan janur bisa bervariasi dari Rp250.000,-hingga
Rp350.000,-, kedua pengerajin hiasan janur dapat melakukan strategi cost
reduction dengan cara meminimalisasi harga biaya bahan baku, yang dalam hal
ini dengan membuat sendiri hiasan bunga ratna dari benang wol, ketiga untuk
mempertahankan eksistensinya para pengerajin hiasan janur diharapkan mampu
melakukan inovasi baik dari sisi hasil kerajinan maupun mampu
mengembangkan bidang usahanya.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Metode Analisis Hasil Penelitian


Peneliti

Pradnya eksistensi analisis data model Hasil dari penelitian ini


nitasari, pengerajin interaktif dengan tiga adalah
Prilianda hiasan janur alur analisis, yaitu
(1) harga jual hiasan
ni, dkk dengan kondensasi data (data
janur oleh para
(2019) stategi cost condensation),
pengerajin bisa
reduction Di penyajian data
berbeda-beda
desa Kapal, (display data), serta
tergantung dari hasil
Kabupaten pengambilan
atau model masing-
Badung kesimpulan atau
masing hiasan janur,
verifikasi (conclusion
dimana harga jual
drawing/verification).
hiasan janur bisa
bervariasi dari
Rp250.000,- hingga
Rp350.000,-,

(2) pengerajin hiasan


janur dapat
melakukan strategi
cost reduction dengan
cara meminimalisasi
harga biaya bahan
baku, yang dalam hal
ini dengan membuat
sendiri hiasan bunga
ratna dari benang wol,

(3) untuk
mempertahankan
eksistensinya para
pengerajin hiasan
janur diharapkan
mampu melakukan
inovasi baik dari sisi
hasil kerajinan
maupun mampu
mengembangkan
bidang usahanya

2.2 Kajian teori

2.2.1 Pengertian Janur Penjor

Secara simbolik, penjor merupakan lambang gunung, terkait dengan


keyakinan bahwa gunung tempat bersemayam dewa-dewa Hindu. Dalam hal
ini gunung yang diacu adalah Gunung Agung, gunung yang dinilai paling
sakral (Atmaja, 2010; Nala, 2011; Atmadja, 2016). Lebih jauh Atmaja (2016)
menjelaskan bentuk penjor yang melengkung merupakan simbolisasi dari
mitologi binatang Naga Anantabhoga. Bentuk naga sangat cocok dengan
bentuk penjor, dan naga merupakan simbol air yang mengalir pada sungai,
berkelokkelok lalu bermuara ke laut. Ditinjau dari teknik pembuatannya,
penjor merupakan produk kriya, karena memerlukan keterampilan tangan
(craftmanship).
Kerajinan adalah suatu karya seni yang proses pembuatannya
menggunakan keterampilan tangan manusia. Biasanya hasil dari sebuah
kerajinan dapat menghasilkan suatu hiasan cantik, benda dengan sentuhan
seni tingkat tinggi dan benda siap pakai. Menurut Kadjim (2011:10),
kerajinan adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus dengan
penuh semangat ketekunan kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan
berdaya maju yang luas dalam melakukan suatu karya. Setelah kita melihat
beberapa pengertian kerjinanan, bisa mengetahui bahwa bahan produk
kerajinan yang dihasilkan itu sangat unik.Kerajinan yang unik karena hasil
dari proses pembuatan yang masih manual, yaitu masih menggunakan tangan
manusia. Selain itu, produk kerajinan tangan juga pasti mempunyai harga
tinggi, maka dari itu sudah seapututnya sebagai warga negara mampu
menciptakan sebuah kerajinan, atau paling setidaknya produk kerajian asli
Indonesia.

2.2.2 karakteristik ciri khas kerajinan janur dari bahan ental di desa Kerobokan,
Badung

2.2.3 nilai nilai eksistensi dari pembuatan janur penjor dengan bahan daun ental

Dengan adanya banyak pengerajin hiasan janur di desa Kerobokan,


Badung, Bali, maka tentu saja eksistensi para pengerajin hiasan janur
harus bisa dipertahankan agar pada setiap pengerajin memiliki ciri khas
nya masing masing, sehingga para pengerajin hiasan janur juga akan
secara langsung harus memiliki cara-cara yang dapat mempertahankan
eksistensinya dalam berkarya. Untuk mempertahankan eksistensinya para
pengerajin hiasan janur diharapkan terus dapat mengembangkan
kemampuannya dalam menciptakan hasil hiasan janur yang lebih menarik.

Dalam pengerjaan janur penjor biasanya memakan waktu cukup lama


apabila tidak mengetahui proses dan tahapannya dalam hal ini ada bebrapa
tahapan pembuatan janur penjor yaitu : Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pembiatan janur penjor dari bahan ental seperti cutter,
pisau, strofoam, kertas metalik, lem, stapler, daun lontar atau ental. Mulai
membuat sketsa yang diinginkan nantinya usahan membuat sketsa yang
jelas agar mudah dalam proses pengerjaannya. Selanjutnya pilah beberapa
daun lontar atau ental sesuaikan warna dan ukuran yang akan digunakan
lalu rapikan serta ukur cetakan yang akan dibuat menggunakan penggaris
agar terlihat lebih rapi dan presisi .Kemudian buat mall atau cetakan daun
lontar menggunakan motif yang diinginkan menggunakan cutter atau
pisau dibuat sebanyak 6 motif. Lalu perbanyak cetakan sesuai dengan
cetakan dan ukuran yang telah dibuat kurang lebih 40 cetakan setiap
motif, berikan ruang pada daun lontar untuk menancapkan daun lontar ke
styrofoam.

Kemudian setelah membuat cetakan siapkan styrofoam dan pastikan


ukuran yang digunakan agar sesuai dengan apa yang diinginkan, lapisi
styrofoam dengan kertas metalik agar lebih menarik. Kemudian pasang
cetakan yang sudah disiapkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan atur
jarak agar telihat lebih rapi dan langsung di stepler agar tidak lepas.
Pasang melingkar satu persatu sampai menemukan bentuk melingkar lalu
lanjutkan cetakan dengan memasang cetakan dibagian atasnya sampai
ujung styrofoam sesuaikan style dan motif yang sudah disediakan. Lalu
gunting beberapa bagian yang lebih sehingga terlihat rapi. Tambahan
beberapa motif tempelan dengan perbedaan warna untuk mempertegas
keindahan janur penjor. Dalam proses pembuatan ini perlu adanya
keterampilan dalam membuat cetakan agar sama satu sama lain dan
ketelitian dalam proses pemasangan agar terlihat rapi. Proses pembuatan
penjor tentu berbeda pada setiap senimannya tergantung pada
keterampilan yang dimiliki.

2.3 Kerangka Berpikir

Kadjim (2011:10) Pada dasarnya Kerajinan adalah suatu karya seni yang
proses pembuatannya menggunakan keterampilan tangan manusia. Biasanya
hasil dari sebuah kerajinan dapat menghasilkan suatu hiasan cantik, benda
dengan sentuhan seni tingkat tinggi dan benda siap pakai. Kerajinan yang unik
karena hasil dari proses pembuatan yang masih manual, yaitu masih
menggunakan tangan manusia. Selain itu, produk kerajinan tangan juga pasti
mempunyai harga tinggi, maka dari itu sudah seapututnya sebagai warga negara
mampu menciptakan sebuah kerajinan, atau paling setidaknya produk kerajian
asli Indonesia.
Adapun kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Gambar 2.3

Skema Kerangka Pikir

Kerajinan Janur Penjor Dengan Bahan Ental di Desa Kerobokan,


Kabupaten Badung,Bali

Kajian Peneliti
1. proses pembuatan janur penjor dengan nilai kreatif tinggi Sebelumnya
dengan menggunakan bahan daun ental? 1. Pradnyanit
asari,
2. karakteristik ciri khas kerajinan janur dari bahan ental di desa
Priliandani
Kerobokan, Badung , dkk
(2019)
3. nilai eksistensi janur penjor dari bahan daun ental di desa
kerobokan Badung Bali

Teknik Pengumpulan Data Observasi dan Dokumentasi

Pembahasan

Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dijelaskan bahwa


setiap komponen di atas saling berkaitan. Dalam proses pembuatan janur
penjor tersebut perlu diperhatikan yaitu mulai dari perolehan bahan baku
beserta alat dan bahan yang digunakan, sampai pada faktor-faktor dan
penghambat untuk mengahsilkan suatu kerajinan yang baik dan bernilai
tinggi.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Alasan peneliti ini melakukan pendekatan kualitatif adalah
untuk menganalisis terkait pengelolaan kerajinan janur penjor dengan
daun ental di Desa Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali. Jenis penelitian
yang dipakai oleh peneliti adalah jenis deskriptif kualitatif yang
mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja yang berlaku.
Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk memperoleh informasi-
informasi mengenai keadaan yang ada. Jadi, peneliti akan mengumpulkan
data dari para informan (pengerajin kerajinan janur penjor dengan bahan
daun ental di desa Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali) tentang
bagaimana pengelolaan kerajinan janur penjor dengan daun ental
3.2 Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di desa Kerobokan Kabupaten
Badung, Bali. Pengambilan lokasi penelitian ini dengan alasan ingin
mengetahui perkembangan kerajinan janur penjor di desa kerobokan
sebagai salah satu kerajinan yang dibuat pada saat menjelang hari raya
galungan atau sebelum upacara agama yang akan berlangsung. Desa
Kerobokan sangat memiliki kontribusi yang sangat besar sebagai daerah
pariwisata untuk meningkatkan perekonomian desa. pemilihan lokasi
penelitian dirasa tepat oleh peneliti karena fokus penelitian untuk
memperoleh penjelasan secara menyeluruh mengenai cara pembuatan
hiasan janur penjor Galungan dan sejauh mana pengerajin hiasan janur
dapat memahami proses produksi
3.3 Sumber Data
Menurut Arikunto (1998:144), sumber data adalah subjek dari mana
suatu data dapat diperoleh. Menurut Sutopo (2006:56-57), Sumber data
adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik
berupa manusia, artefak, ataupun dokumen-dokumen. Menurut Moleong
(2001:112), pencatatan sumber data melalui wawancara atau pengamatan
merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan
bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan kegiatan ini dilakukan secara
sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang
diperlukan. Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
hasil dari jawaban dari responden yang diperoleh melalui wawancara
dan observasi
2) Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
bukan secara langsung dari sumbernya. Penelitian ini sumber data
sekunder yang dipakai adalah sumber tertulis seperti sumber buku,
majalah ilmiah, dan dokumen-dokumen dari pihak yang terkait
mengenai proses pembuatan janur penjor.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sebagai suatu metode yang independen
terhadap metode analisis dan atau bahkan menjadi alat utama metode dan
teknik analisis data. Untuk mendukung penulisan penelitian ini, ada
beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan, yakni:
1. Observasi
Menurut Nawawi dan Martini (1992:74), “Observsi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur
yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek
penelitian. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran rill
dari suatu peristiwa. Observasi dalam penelitian ini adalah
pengamatan secara mendalam terhadap kegiatan pembuatan kerajinan
janur penjor. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi partisipan. Yaitu observasi yang melibatkan peneliti
atau pengamat untuk mengambil bagian dalam penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukam apa yang dikerjakan
oleh sumber data, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap
2. Dokumentasi
Menurut Hamidi (2004:72), Metode dokumentasi adalah
informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau
organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini
merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil
penelitian. Menurut Sugiyono (2013:240), dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari
seseorang. Dokumentasi merupakan pengumpulan data oleh peneliti
dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dari sumber
terpercaya yang mengetahui tentang narasumber. Metode
dokumentasi menurut Arikunto (2006:231) yaitu mencari data
mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Berdasarkan
kedua pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengumpulan data dengan cara dokumentasi merupakan suatu hal
dilakukan oleh peneliti guna mengumpulkan data dari berbagai hal
media cetak membahas mengenai narasumber yang akan diteleti.
3. Wawancara
Pengertian wawancara menurut P. Joko Subagyo
(2011:39) adalah Suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan
pertanyaan pada para responden. wawancara bermakna berhadapan
langsung antara interview dengan responden, dan kegiatannya
dilakukan secara lisan. Peneliti dapat bertanya untuk menggali
persoalan dalam objek yang sedang diteliti

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data


3.5.1 Pengolahan Data
Menurut sutabri (2013:21) pengolahan data adalah manifulasi dari
data kedalam bentuk yang berguna dan lebih berarti, berupa suatu
informasi yang dapat digunakan oleh orang-orang yang membutuhkan.
Data yang diperoleh dari hasil observasi proses pembuatan kerajinan janur
penjor dari daun ental diolah menggunakan teknik-teknik sebagai berikut.
3.5.2 Editing
Pada tahap pengolahan data secara editing, peneliti menyeleksi data
yang telah didapatkan, jika ada kekurangan dalam data maka dapat
diperbaiki dan disempunakan sehingga diperoleh data yang baik dan
valid.
3.5.2.1 Interpretasi
Peneliti berupaya untuk memperoleh pemahaman yang lebih
intens dan global terhadap hasil penelitian. Dalam kasus ini, peneliti
meneliti secara mendalam bagaimana proses pembuatan songkok dari
serat pelepah pohon kelapa, sampai pada nilai keestetikannya.
3.5.3 Analisis Data
menurut Moleong (2017:280-281) analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Ketepatan
dan keakuratan data yang terkumpul sangat diperlukan, namun tidak
dapat pula dipungkiri bahwa sumber informasi yang berbeda akan
memberikan informasi yang berbeda pula. Pekerjaan menganalisis data
memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik
dan pikiran sendiri. Selain menganalisis data, peneliti juga perlu
mendalami kepustakaan guna mengonfirmasikan teori.

Pada tahap ini penulis melakukan penelitian lapangan dengan


wawancara langsung kepada pengrajin, responden, serta informan,
sehingga diperoleh data- data informasi terkait dengan bahan penelitian
yang akan diteliti penulis.
3.5.4 Tahapan Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, kemudian penulis
melakukan olah data dengan menggunakan teknik editing dan
interpretasi yang kesemuanya dituangkan ke dalam lembar penelitan
pada bab 4. Kemudian, data-data tersebut dianalasisi secara kualitatif.
3.5.5 Tahapan Penyusunan Laporan
Pada tahap terakhir, peneliti atau enulis menyusun secara
sistematis terhadap data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan
sistematika penulisan laporan penelitian. Kemudian, laporan laporan ini
dikonsultasikan kepada dosen mata kuliah metodologi penelitian untuk
diberikan arahan dan masukan apakah penelitian ini sudah baik dan dapat
dikumpulkan kepada dosen untuk dijadikan karya tulis ilmiah yang dapat
berguna bagi peneliti, dosen, dan juga pembaca lainnya

3.6 Tahapan Penelitian

3.6.1 Tahapan Pendahuluan


Pada tahap ini peneliti melakukan olah tkp secara seksama mempelajari
permasalahan yag akan diteliti dengan cara terjun langsung ke lapangan agar
mendapatkan gambaran umum. Yang kemudian hasilnya akan dituangkan dalam
bentuk proposal penelitian yang berjudul “PROSES PEMBUATAN
KERAJINAN JANUR PENJOR DENGAN BAHAN DAUN LONTAR DI
DESA KEROBOKAN, BADUNG, BALI. Selanjutnya proposal ini
dikonsultasikan kepada dosen agar mendapat masukan dan saran terciptanya
kesempurnaan penelitian.

3.6.2 Tahapan Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis melakukan penelitian lapangan dengan wawancara


langsung kepada pengrajin, responden, serta informan, sehingga diperoleh data-
data informasi terkait dengan bahan penelitian yang akan diteliti penulis.
1.1.1 Tahapan Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, kemudian penulis melakukan olah
data dengan menggunakan teknik editing dan interpretasi yang kesemuanya
dituangkan ke dalam lembar penelitan pada bab 4. Kemudian, data-data tersebut
dianalasisi secara kualitatif.
1.1.2 Tahapan Penyusunan Laporan
Pada tahap terakhir, peneliti atau enulis menyusun secara sistematis terhadap
data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan sistematika penulisan laporan
penelitian. Kemudian, laporan laporan ini dikonsultasikan kepada dosen mata kuliah
metodologi penelitian untuk diberikan arahan dan masukan apakah penelitian ini
sudah baik dan dapat dikumpulkan kepada dosen untuk dijadikan karya tulis ilmiah
yang dapat berguna bagi peneliti, dosen, dan juga pembaca lainnya
DAFTAR PUSAKA

Atmaja, I Made Nada, dkk. 2008. Nilai Filosofis Penjor Galungan dan Kuningan.

Surabaya: Paramita.

A Haviland, Wiliam. Antropologi. Jakarta: Erlangga, 1993

Putu Dian Pradnyanitasaria, Ni Made Intan Priliandanib, Ni Made Rai Juniarianic, I

Nyoman Endra. 2019. eksistensi pengerajin hiasan janur dengan stategi cost

reduction Di desa Kapal, Kabupaten Badung

Anda mungkin juga menyukai