Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN ANTROPOLOGI

TRADISI SYUKURAN MALAM 17 AGUSTUS


di DESA MIRU, KECAMATAN SEKARAN,
KABUPATEN LAMONGAN

Disusun oleh :

Nama : Noor Nailla Camalia

Kelas : XI IBB (25)

MAN 1 LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian yang berjudul “Tradisi Syukuran Malam 17


Agustus di desa Miru, kecamatan Sekaran, kabupaten Lamongan” telah disahkan
oleh Vita Amalia pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 05 Agustus 2022

Lamongan, 05 Agustus 2022

Pembina Mapel Antropologi

Vita Amalia

NIP.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................
1.4 Kerangka Teori..........................................................................................................

BAB II METODE PENELITIAN....................................................................................

2.1. Teknik Penentuan Informan.....................................................................................


..................................................................................................................................
2.2. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................
2.3. Penentuan Lokasi Penelitian.....................................................................................
2.4. Teknik Analisa Data.................................................................................................

BAB III DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN.................................................

3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.........................................................................


3.2. Sejarah Lokasi Penelitian.........................................................................................
3.3. Temuan Data.............................................................................................................

BAB IV............................................................................................................................
................................................................................................................................................
Kata Pengantar

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada peneliti sehingga peneliti berhasil menyelesaikan
laporan penelitian etnografi ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Tradisi Tasyakuran Malam 17 Agustus di Desa Miru, Kecamatan Sekaran, Kabupaten
Lamongan”

Laporan ini berisikan tentang latar belakang tradi tasyakuran malam 17 Agustus
di desa Miru, kecamatan Sekaran, kabupaten Lamongan. Harapan peneliti semoga
laporan ini dapat membantu dan menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. peneliti menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu peneliti
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Sehingga peneliti dapat memperbaiki bentuk
maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Akhir kata, peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Lamongan, 07 Oktober 2022

Noor Nailla Camalia


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ingin mengetahui hal apa yang mendorong warga desa mengadakan acara
syukuran malam 17 Agustus.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana latar belakang munculnya tradisi syukuran malam 17 Agustus


di desa Miru, kecamatan Sekaran, kabupaten Lamongan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka peneliti dapat
memberitahukan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk menginformasikan kepada pembaca tentang adanya acara
tasyakuran malam 17 agustus di desa Miru, kecamatan Sekaran,
kabupaten Lamongan.
2. Untuk menginformasikan kepada pembaca tentang sejarah adanya
acara tasyakuran malam 17 agustus di desa Miru, kecamatan
Sekaran, kabupaten Lamongan.

1.4 KERANGKA TEORI


1. Hari kemerdekaan adalah suatu hari dimana suatu daerah, bangsa atau negara
yang menyatakan kemerdekaan atas daerah, bangsa maupun negaranya. 1
2. Tradisi adalah kebijakan turun temurun. Tempatnya di dalam kesadaran,
keyakinan, norma, dan nilai yang kita anut kini serta di dalam benda yang
diciptakan di masa lalu.2
3. Secara istilah tasyakur merupakan sebuah kegiatan bersyukur dan berterimakasih
kepada Allah swt yang biasanya dilakukan dengan diisi pengajian, yasinan, doa
bersama atau makan bersama-sama keluarga dan tetangga.3

1
https://pramuka.ulm.ac.id/sekilas-pengertian-hari-kemerdekaan-indonesia/
2
http://e-journal.uajy.ac.id/17653/4/MTA022223.pdf
3
https://sumsel.tribunnews.com/2021/08/18/perbedaan-arti-tasyakur-dan-tafakur-istilah-
dalam-islam-dan-penjelasan-contoh-penggunaan-katanya
4. Nasi tumpeng memiliki makna pengharapan untuk diberikan umur yang panjang.
Sementara itu, warna merah dan putih pada nasi tumpeng merepresentasikan
bendera Indonesia.4

5. Manfaat dari tradisi tasyakuran adalah untuk mengenang jasa para pahlawan yang
telah berjuang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Untuk
mendoakan para pahlawan agar mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah
SWT. Untuk mencontoh semangat juang dan cinta tanah air dengan mengisi
kemerdekaan supaya Indonesia menjadi negara yang maju, aman, damai dan
sejahtera. Membiasakan memperingati kemerdekaan dengan ekspresi umgkapan
syukur kepada Allah tuhan yang Maha Esa dengan doa-doa yang dipanjatkan
kepada Allah dan menghindari ekspresi-ekspresi yang tidak baik.yang melanggar
aturan agama dan negara. Sebagai media warga desa untuk berkumpul,
bersilaturrahmi dan bergotong-royong untuk mrngadakan kegiatan malam
tasyakuran.(M. Suhari, 2022)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 TEKNIK PENENTUAN INFORMAN


2.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh data dan keterangan dalam penelitian maka Peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi Partisipan
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi
partisipan, yaitu pengumpulan data, melalui observasi terhadap objek
pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam
aktivitas objek pengamatan.5
Observasi partisipan, merupakan bagian dari kerja lapangan penelitian
budaya. Sepenuhnya kegiatan ini dilakukan di lapangan objek peneliti, disertai
dengan perangkat yang telah dipersiapkan. Observasi partisipan melibatkan
keikutsertaan peneliti dengan individu yang diobservasi atau komunitas.6
b. Wawancara
4
https://sweetrip.id/kuliner/makna-nasi-tumpeng-merah-putih/
5
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2007) h. 115
6
Engkus Kuswarno, Metode Penelitian Komunikasi: Etnografi Komunikasi, h. 52
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan maksud
tertentu, yaitu antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban pertanyaan itu7. Ada beberapa
macam wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Wawancara Semi-Terstruktur
Menurut Arikunto (2010:270) mengemukakan bahwa
wawancara semi terstruktur merupakan bentuk wawancara yang mula-
mula peneliti menanyakan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu persatu diperdalam mengorek keterangan lebih lanjut.
Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua
variabel dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
2) Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah, wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.8
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi
terstruktur, peneliti dapat mengetahi hal-hal yang lebih mendalam
tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena
yang terjadi.

2.3 PENENTUAN LOKASI PENELITIAN

Peneliti memilih tempat desa Miru, kecamatan Sekaran, kabupaten Lamongan dengan
alasan:

1. Di desa Miru terdapat kebiasaan atau tradisi memperingati hari ulang tahun RI dengan
mengadakan malam tasyakuran di setiap RT yang diikuti oleh seluruh warga secara
rutin dan meriah sehingga menarik untuk diteliti.
2. Desa tersebut tidak jauh dari domisili peneliti atau desa peneliti sendiri sehingga
memudahkan dalam mengadakan penelitian baik dari segi lokasi yang tidak jauh dan
tidak menghabiskan banyak biaya, menentukan dan komunikasi dengan narasumber.

2.4 TEKNIK ANALISA DATA

BAB III

7
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40244/1/SYIFA%20FAUZIAH-
FDK.pdf
8
http://eprints.peradaban.ac.id/446/4/40214125_BAB%20III.pdf
DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


1. Gambaran Umum Wilayah
Desa Miru adalah salah satu desa yang memasuki wilayah Kecamatan Sekaran,
Kabupaten Lamongan. Desa Miru memiliki batas bilayah sebagai berikut:
a. Sebelah barat berbatasan dengan desa Latek.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pucuk.
c. Sebelah timur berbatasan dengan desa Bulutengger.
d. Sebelah utara berbatasan dengan desa Siman. +_ 500 m, 16 km

Jarak Desa Miru dari pusat pemerintahan kecamatan ±500 m, sedangkan jarak
dari ibu kota Kabupaten berjarak 16 km. Secara administrasi, Desa Miru terbagi dalam 13
(tiga belas) RT dan 4 (empat) RW yang masing-masing RW terdapat 4 RT.

Kondisi Demografi

Jumlah penduduk di Desa Miru pada tahun 2018 adalah 3.042 jiwa, terdiri dari
1509 laki-laki dan 1533 perempuan. Secara umum penduduk Desa Miru bermata
pencaharian sebagai petani, wirausahawan, pegawai negeri, dan karyawan perusahaan
swasta.

3.2 SEJARAH LOKASI TEMPAT PENELITIAN


Sesepuh Desa Miru adalah Mbah Wirojoyo atau Abu Huroiroh. Beliau adalah murid
dari Sunan Giri. Suatu ketika Mbah Wirojoyo mengadakan suatu perjalanan dan sampailah
pada suatu tempat yang sekarang disebut Made Gondo. Beliau kemudian menetap bersama
pengikutnya. Lama-kelamaan tempat tersebut menjadi sebuah perkampungan.
Namun, tempat tersebut selalu mendapatkan gangguan. Baik gangguan dari makhluk
halus--karena tempat tersebut sangat angker, juga sering mendapatkan gangguan dari para
perampok. Maka untuk menghindari gangguan-gangguan tersebut, maka Abu Hurairah dan
para pengikutnya berpindah (miret) sedikit ke arah Barat Laut yang terdapat pohon Kemiri.
Yang sekarang menjadi bagian dari desa Miru dengan sebutan Pojok Kemiri.
Setelah bergeser (miret) ke tempat tersebut, gangguan-gangguan tersebut sudah
berkurang. Akhirnya menjadi perkampungan yang diberi nama desa Miru. Asal kata desa
Miru diambil dari kata ‘miret’ yang berarti ‘bergeser’ atau ‘pindah’.

3.3 TEMUAN DATA

INFORMASI
Sejarah Tempat Penelitian

Sesepuh Desa Miru adalah Mbah Wirojoyo atau Abu Huroiroh. Beliau adalah murid dari Sunan
Giri. Suatu ketika Mbah Wirojoyo mengadakan suatu perjalanan dan sampailah pada suatu
tempat yang sekarang disebut Made Gondo. Beliau kemudian menetap bersama pengikutnya.
Lama-kelamaan tempat tersebut menjadi sebuah perkampungan.

Namun, tempat tersebut selalu mendapatkan gangguan. Baik gangguan dari makhluk
halus--karena tempat tersebut sangat angker, juga sering mendapatkan gangguan dari
para perampok. Maka untuk menghindari gangguan-gangguan tersebut, maka Abu
Hurairah dan para pengikutnya berpindah (miret) sedikit ke arah Barat Laut yang terdapat
pohon Kemiri. Yang sekarang menjadi bagian dari desa Miru dengan sebutan Pojok
Kemiri.

Setelah bergeser (miret) ke tempat tersebut, gangguan-gangguan tersebut sudah


berkurang. Akhirnya menjadi perkampungan yang diberi nama desa Miru. Asal kata desa
Miru diambil dari kata ‘miret’ yang berarti ‘bergeser’ atau ‘pindah’.

GAMBARAN UMUM

Letak desa Miru terletak di kecamatan Sekaran, kabupaten Lamongan, provinsi


Jawa Timur dengan batas-batas sebagai berikut:

2. Sebelah barat berbatasan dengan desa Latek.


3. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Pucuk.
4. Sebelah timur berbatasan dengan desa Bulutengger.
5. Sebelah utara berbatasan dengan desa Siman

PENENTUAN LOKASI PENELITIAN

Peneliti memilih tempat desa Miru, kecamatan Sekaran, kabupaten Lamongan dengan
alasan:

3. Di desa Miru terdapat kebiasaan atau tradisi memperingati hari ulang tahun RI dengan
mengadakan malam tasyakuran di setiap RT yang diikuti oleh seluruh warga secara
rutin dan meriah sehingga menarik untuk diteliti.
4. Desa tersebut tidak jauh dari domisili peneliti atau desa peneliti sendiri sehingga
memudahkan dalam mengadakan penelitian baik dari segi lokasi yang tidak jauh dan
tidak menghabiskan banyak biaya, menentukan dan komunikasi dengan narasumber.
1. Jl. P. Diponegoro
2. Yos sudharso
3.

Anda mungkin juga menyukai