Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ALAT PERTANIAN DI PROVINSI


LAMPUNG

OLEH

Adinda Nur Pratiwi 1814131018


Vina anggraini safitri 1814131032
Nunik misrianti 1814131044
Nur Anisa mutiasari 1814131056
Ayu Aulia Fitri 1814131058
Beta Sania 1854131008

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai


penopang perekonomian negara. Sektor pertanian merupakan penyumbang devisa
yang cukup besar bagi negara. Namun perkemabangan dan modernisasi sektor
pertanian di Indonesia belum mengalami peningkatan. Salah satu penyebabnya
adalah penerapan teknologi disektor pertanian yang masih rendah. Hal tersebut
menyebabkan produktivitas pertanian cenderung menurun dan petani yang
menjadi ujung tombaknya sebagian besar hidup dibawah garis kemiskinan.

Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan


pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian
tanpa teknologi dan peralatan pertanian ialah hal yang mustahil. Keduanya
berjalan secara beriringan saling mengikat. Dalam pembangunan pertanian tentu
akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil tani apabila petani
tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan memakai cara tradisional(Ali, 2015).

Nenek moyang masyarakat Lampung memiliki pengetahuan cara bercocok tanam


di lahan pertanian dan berbagai macam peralatan pertanian tradisional yang
diwariskan kepada generasinya. Peralatan tradisional yang dimaksud adalah
seperangkat alat yang masih sederhana sifatnya, yang digunakan oleh sekelompok
masyarakat secara turun temurun dan merupakan bagian dari sistem teknologi
yang mereka miliki menurut konsepsi kebudayaannya.
Dalam penggunaan peralatan tersebut, manusia memegang peranan penting dalam
menggerakkan atau sebagai tenaga utama.Peralatan pertanian padi tradisional
yang digunakan oleh masyarakat Lampung pada umumnya sama. Namun tentu
ada perbedaan, perbedaan tersebut biasanya terletak pada nama-nama dari
peralatan pertanian antara daerah satu dan lainnya. Misalnya nama peralatan yang
digunakan untuk menyiangi rumput dan menggemburkan tanah. Masyarakat
Lampung ada yang menyebutnya gosrok, dan ada pula yang menyebutnya garuk.
Selain itu, perbedaan dapat terlihat pada bahan baku pembuatan, bentuk dan
ukuran peralatan yang tidak mungkin sama persis antara daerah satu dan lainnya.
Namun pada intinya, fungsi dari peralatan tersebut sama.

Akan tetapi, pola kehidupan masyarakat akan selalu berkembang seiring dengan
pola pembangunan yang terus menerus dilaksanakan. Teknologi modern sedikit
demi sedikit akan menggeser peranan teknologi tradisional. Seiring berjalannya
waktu, peralatan pertanian tradisional warisan nenek moyang mulai ditinggalkan
oleh masyarakat Lampung karena dianggap kurang efektif dan efisien. Peralatan-
peralatan pertanian tradisional tersebut digantikan dengan peralatan-peralatan
yang lebih modern dan canggih yang dianggap memiliki daya guna yang lebih
tinggi. Penggunaan peralatan modern secara tidak langsung berpengaruh pada
pertanian yang ada di Lampung.

Pertanian yang ada di Lampung saat ini sudah terbilang cukup maju, dan telah
menggunakan metode serta peralatan pertanian padi modern, yang menggeser
penggunaan peralatan pertanian padi tradisional. Oleh karena itu, makalah ini
dibuat untuk mengetahui peralatan yang digunakan di dalam proses pertanian
baik tradisional maupun modern di sawah mulai dari prapenanaman, penanaman,
pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan pengolahan hasil panen yang ada di
Lampung.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian peralatan dan mesin pertanian
2. Mengetahui peralatan pertanian tradisional yang terdapat di Lampung
3. Mengetahui peralatan pertanian modern yang terdapat di Lampung
4. Kawasan Pertanian dan Perindustrian di Provinsi Lampung
5.
BAB II
URAIAN KASUS

2.1 Pengertian Peralatan dan Mesin Pertanian

Alat dan mesin pertanian atau yang biasanya disingkat dengan (Alsintan)
merupakan alat-alat yang digunakan dalam bidang pertanian untuk melancarkan
dan mempermudah petani dalam mengolah lahan dan hasil-hasil pertanian Alat
dan mesin pertanian sangatlah berperan penting dalam berbagai kegiatan pertanian
diantaranya adalah menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga
kerja Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun,
meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat
meningkat, meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman prosesdan
hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin, meningkatkan kenyamanan dan
keamanan sehingga menambah produktivitas kerja, mengerjakan tugas khususatau
sulit dikerjakan oleh manusia dan memberikan peran dalam pertumbuhan disektor
non pertanian.

Alat dan mesin pertanian digolongkan menjadi dua yakni alat dan mesin budidaya
pertanian serta alat dan mesin pengolahan hasil pertanian. Alat dan mesin
budidaya pertanian digunakan pada saat pra panen yakni pada saatpengolahan
tanah, penanaman bibit jagung dan pemberantasan hama dan penyakit tananaman.
Alat yang dapat digunkan misalnya traktor, alat penananam biji-bijian, alat
penyemprot hama, dan lain sebagainya.sedangkan alat pengolahan hasil pertanian
digunakan pada musim pasca panen yakni pada saat hasil-hasil pertanian yang
sudah matang perlu untuk diolah lagi apakah proses penyimpanannya,
pengeringannya atau proses peningkatan cita rasanya.
Alat-alat yang dapat digunakan misalnya alat pengering, alat pencacah, dan lain
sebagainya.Untuk merawat dan memelihara alat dan mesin pertanian ini dengan
biasanya dibangunkan bengkel pertanian yang khusus untuk merawat dan
memelihara alat dan mesin pertanian agar dapat digunakan dengan baik dan dalam
jangka waktu yang cukup lama. Alat dan mesin pertanian sangat perlu perawatan
dan pemeliharaan khususnya dalam penggunaannya perlu diefisienkan agar alat
dan mesin tersebut tidak mengalami kerusakan dan kendala pada saat akan
digunakan dilapangan (Anne, 2012).

2.2 Peralatan Pertanian Tradisional Yang Terdapat di Lampung

1. Peralatan membajak

Dalam membajak sawah mereka, peralatan tradisional yang Mayarakat Lampung


pakai terdiri dari "Uga" ditaruh pada leher kedua ekor sapi yang kemudian di ikat
pada "Tengala" dan "Lampit" yang berfungsi untuk membajak sawah.

2. Tambah/Cangkul/Pacul
"Tambah" dalam istilah bali atau Cangkul atau pacul adalah satu jenis alat
tradisional yang digunakan dalam pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali,
membersihkan tanah dari rumput atau pun untuk meratakan tanah. Cangkul masih
digunakan hingga kini. Pekerjaan yang lebih berat biasanya menggunakan bajak.
Cangkul biasanya terbuat dari kayu dan besi.

3. Petakut / Orang-Orangan Sawah

Petakut / orang orangan disawah biasanya dibuat dari batang bambu yang di
bungkus dengan jerami hingga dibuat mirip seperti orang yang berada di tengah
sawah, dengan tujuan untuk menghalau burung agar takut memakan biji padi yang
sedang menguning.

4. Ranggon

Ranggon merupakan gubuk yang berada di tengah lahan persawahan, biasanya


digunakan sebagai tempat berteduh, tempat peristirahatan sejenak para petani
selepas kesibukan di pematang sawah, ranggon juga biasanya digunakan sebagai
tempat menyimpan peralatan pertanian oleh para petani.
PERALATAN PANEN

1. Ani-Ani / Ketam

Ani-ani atau ketam adalah sebuah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi.
Dengan ani-ani tangkai bulir padi dipotong satu-satu, sehingga proses ini
memakan banyak pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda
dengan penggunaan sebuah arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan
demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong.

2. Arit / Sabit

Arit adalah alat pertanian untuk memotong padi di sawah dan merupakan alat
pertanian yang penting bagi petani. Terbuat dari besi bertangkai, dibuat
sedemikian rupa agar mudah dipakai. Matanya membentuk bulan sabit, karena itu
disebut sabit. Dahulu sebagian besar arit merupakan hasil industri rumah tangga.
Arit dibuat dan besi atau baja bekas yang ditempa secara tradisional menjadi
berbentuk bulan sabit, lalu diberi gagang dari kayu. Arit bagi petani merupakan
alat serbaguna, untuk memotong rumput makanan ternak dan membersihkan
ladang, digunakan untuk mengiris manggar kelapa atau enau yang akan disadap
niranya. Juga banyak digunakan untuk menuai padi karena dianggap lebih efektif
dari pada ani-ani.
Jenis dan ragam arit juga banyak, tergantung kebutuhan dalam menggunakannya,
mulai dari yang kecil hingga yang besar, Seperti Arit Pengaritan rumput,
pengaritan padi yang matanya bergerigi, hingga arit penyalah dan caluk yang
ukurannya lebih besar yang digunakan untuk memotong dahan yang keras dan
lebih besar.

3. Gerejag/Gebotan

Gerejag/Gebotan merupakan alat yang dipakai petani dalam proses panen di


sawah, dimana alat ini berfungsi melepas biji padi dari tangkainya, dengan cara
tangkai padi di ayunkan di gebotan sehingga biji padi bisa terlepas dari
tanggkainya.

4. Keranjang

Keranjang Merupakan alat untuk menampung hasil pertanian seperti buah,


sayuran dan bisa juga digunakan untuk menampung rumput untuk ternak sapi para
petani.
PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN HASIL PANEN

1. Gelebek

Gelebeg / Lumbung Padi merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat


menyimpan hasil panen, dahulu kala petani tidak pernah menjual seluruh beras
produksi mereka kepada tengkulak, melainkan menyimpan padi hasil panen
mereka di sebuah tempat yang disebut Gelebeg/jineng atau lumbung padi.

2. Lesung dan Alu

Alu merupakan alat pendamping lesung atau Ketungan dalam proses pemisahan
sekam dari beras. Biasanya alu dibuat dari kayu. Bentuk alu memanjang seperti
tabung dengan diameter sekitar 7 cm (tergantung besarnya lesung). Alu digunakan
sebagai penumbuk gabah, sehingga beras terpisah dari sekam secara mekanik.
3. Nyiu / Tampi

Nyiu / Tampi merupakan alat tradisional dari anyaman bambu yang berbentuk
bundar, biasa digunakan untuk menampi padi atau beras dalam memisahkan
latah/antah/amapas kulit padi dengan bantuan angin diayunkan dan ditiup
sehingga antah bisa dipisahkan dari beras, juga bisa dipakai untuk menjemur.

2.3 Peralatan Pertanian Modern yang Terdapat di Lampung

Teknologi pada awalnya dibuat untuk mempermudah aktivitas dan pekerjaan


manusia. Teknologi juga dibedakan menjadi beberapa macam. Mulai dari
teknologi pangan yang pastinya berkaitan dengan pengolahan bahan pangan,
maupun teknologi pertanian yang juga berkatan dengan aktivitas atau kegiatan
pertanian. Teknologi pertanian itu sendiri kini mulai gencar dikembangkan tidak
hanya dari kalangan akademisi saja, tetapi juga merambah pada pemerintah atau
badan-badan terkait lainnya. Kebutuhan pangan yang semakin meningkatserta
notabene nya negara Indonesia adalah negara agraris membuat wilayah ini
menjadi pangsa pasar teknologi yang menarik dan patut untuk serius
dikembangkan. Sebenarnya teknologi di dunia pertanian sudah mulai berkembang
sejak ditemukannya cangkul, sabit, garu, dan beberapa alat pertanian sederhana
lainnya. Karena memang sebelumnya petani masih menggunakan anggota tubuh
atau alat remanen untuk mengolah pertanian. Seiring berjalannya waktu alat-alat
pertanian atau teknologi pertanian tersebut mulai dirasa kurang efektif dan
membutuhkan tenaga yang besar serta waktu yang lama jika digunakna untuk
mengolah sawah dan pertanian. Maka dari itu ilmu pengetahuan kembali
dikembangkan sedemikian rupa sehingga lahirlah teknologi pertanian baru yang
hingga kini masih dipakai yaitu traktor dan alat penggilingan padi.tanam 3,5
bulan.

1. Traktor

Wah untuk jenis alat pertanian ini pasti sudah tidak asing lagi dengan yang satu
ini. Kini traktor juga sudah hampir tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
Apalagi dengan beberapa tahun silam, presiden Joko Widodo yang sempat
memberikan bantuan puluhan traktor bagi petani di salah satu daerah di Indonesia.
Pada zaman dahulu, untuk mengolah tanah di persawahan memang masih
menggunakan tenaga dari hewan seperti kerbau maupun sapi, walaupun saat ini
masih ada juga petani tradisional kita yang mempertahankan sistem bertani seprti
ini, namun jumlahnya kian sedikit, mengingat kepraktisan dan caranya yang
terlalu rumit. Kini peran pembajak sawah lebih banyak beralih menggunakan
traktor karena harganya juga yang tidak terlalu mahal serta lebih praktis.

2. Rotavator

Rotavator ini cara kerjanya masih mirip dengan cara kerja menggunakan
pembajak tradisional. Rotavator digunakan dalam mengolah tanah. Pengolahan
tanah yang diolah menggunakan rotavator yaitu pertama dan kedua. Antara
pengolahan tanah pertama dan kedua ini mengalami perbedaan. Jika pengolahan
tanah pertama fungsinya memotong, mencacah, lalu membolak-balikkan tanah.
Nah ntuk mengolah tanah yang kedua yaitu lebih cenderung untuk merapikan
kembali tanah, menghilangkan gulma, serta yang terakhir memperbaiki sistem
masuknya air.

3. Bajak singkal

Bajak singkal fungsinya hampir sama dengan rotavator, yaitu digunakan untuk
membolak-balikan lapisan tanah. Untuk jenisnya, bajak singkal juga punya 2
jenis,yaitu bajak singkal yang memiiki 1 arah dan bajak singkal dua arah.

4. Garu sisir
Nah kalau jenis alat yang satu ini merupakan rangkaian pengolahan lanjutan dari
bajak singkal. Gunanya yaitu agar tanah yang masih berbentuk bongkahan bisa
hancur dan gembur sehingga siap ditanami.

5. Garu piring

Bedanya dengan garu sisir yaitu , jika garu sisir untuk menghancurkan bongkahan
tanah, kalau garu piring digunakan untuk membersihkan gulma serta pada tahap
selanjutnya digunakan untuk menutup kembali benih yang telah ditanam
menggunakan tanah.

Selain itu, ada juga alat penanam modern saat ini. Aat penanam modern bisa
untuk menanam jagung, padi, maupun kentang. Yaitu cukup dengan meletakkan
benih di bagian alat tersebut, lalu dijalankan seperti menjalankan traktor. Dengan
perkembangan alat yang semakin modern, diharapkan produktivitas pertanian
kian meningkat sehingga hasilnya lebih maksimal.

6. Pompa irigasi

Pompa irigasi merupakan salah satu alat pertanian modern. Pompa irigasi
digunakan untuk mengalirkan air irigasi yang tidak dapat mengalir secara alami.
Pompa air irigasi modern sudah banyak digunakan oleh petani untuk memenuhi
kebutuhan air pada budidaya padi. Popmpa air juga sudah banyak model dan
jenisnya, ada pompa tenaga surya, pompa listrik, pompa disel, pompa angin dll.
7. Transplanter

Transplanter khusus untuk menanam padi sudah dikembangkan di Indonesia.


Pertama kali mengadopsi teknologi dari luar negeri, mesin transplanter berukuran
besar untuk luasan yang besar. Sekarang, mesin pertanian modern transplanter
sudah dikembangakan dengan ukuran kecil dan jarak tanam yang sudah
disesuaikan dengan sistem tanam di Indonesia.

8. Power weeder

Power weeder merupakan alat pertanian modern untuk membersihkan gulma dari
pertanaman padi. dahulu, penyiangan atau pengendalian gulma tanaman padi
dilakukan manual dengan tangan atau menggunakan alat gasrok. Power weeder
memberikan pilihan alat modern untuk menggendalikan gulma.
9. Threser

Threser merupakan salah satu mesin pertanian modern yang digunakan untuk
merontokkan padi stelah panen. Alat ini dilengkapo dengan blower untuk
membersihakan gabah dari gabah hampa, campuran atau kotoran. Threser sudah
lama digunakan petani Indonesia menggantikan sistem panen di gebot.

10. Harvester

Harvester alat pemanen padi ini merupakan pengembangan dari alat threser.
Kombinasi threser dengan alat pemotong. Jadi dengan mesin pertanian modern
harvester, padi dipotong kemudian lansung dirontokkan untuk menghasilkan
gabah padi. harvertser padi untuk Indonesia sudah dikembangkan sesuai untuk
sawah Indonesia yang luas maupun sempit, ada mesin yang berukuran besar ada
juga yang mini.

11. Mesin pengering padi

Mesin pengerin adi atau bad drier sudah banyak digunakan oleh kelompok tani di
Indonesia. Mesin ini memungkinkan mengeringkan padi pada musim hujan
karena tidak menggunakan panas matahari sebagai sumber panas. Sumber panas
dihasilkan dari pembakaran bisa dari kayu, arang, batu bara dll yang dialirkan
menggunakan blower kipas dibawah tumpukan gabah. Sistem pemanasan pun
sekarang sudah berkembang dengan beberapa modifikasi agar gabah tidak
terbakar.

12. RMU

Rice Milling Unit (RMU) merupakan mesin pertanian modern untuk menjadikan
gabah menjadi beras. Mesin pertanian modern yang sudah banyak dikembangkan
ini bisa menghasilkan beras berto-ton dalam satu jam. RMU banyak digunakan
oleh pabrik-pabrik beras atau kelompok tani.

2.4 Kawasan Pertanian dan Perindustrian di Provinsi Lampung

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam pertanian terbagi dalam beberapa beberapa
sektor diantaranya pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan, maka pertanian di provinsi Lampung pun membagi masing masing
sektor pertanian tersebut.

Provinsi ini memiliki lahan sawah irigasi teknis seluas 103.245 ha, sawah, irigasi
setengah teknis 24.164 ha, dan lahan sawah irigasi non teknis seluas 244.008 ha.
Total saluran irigasi mencapai 371.417 km. Sawah-sawah inilah yang pada 2006
menghasilkan 2.129.914 ton padi (gabah kering giling), terdiri atas 1.959.426 ton
padi sawah dan 170.488 ton padi ladang. Dibanding dua tahun terakhir,
produktivitas padi yang dicapai meningkat, Pada 2004, produksi padi mencapai
2.091.996 ton sementara pada 2005 mencapai 2.124.144 ton, Semua itu belum
termasuk produksi ubi kayu rotan 2006 mencapai lebih dari 5.473.283 ton, dan
produksi jagung 1.183.982 ton. Dengan demikian ketahanan pangan di provinsi
ini cukup kuat.

Kawasan hutan mencapai 1.004.735 ha atau sekitar 30,43 % dari luas wilayah
provinsi, terdiri atas hutan lindung 317.615 ha, hutan suaka alam dan hutan
wisatataman nasional 462.030 ha hutan produksi terbatas 33.358 ha dan hutan
produksi tetap 91.732 ha. Dalam rangka mendukung pembangunan berwawasan
lingkungan yang berkesinambungan, produksi kehutanan kini lebih diarahkan
kepada hasil hutan non kayu dan potensi ekowisatanya. Hasil hutan pada 2006
berupa kayu bulat sebanyak 3.4121.171 m³, kayu gergajian 145.732,25 m³ dan
kayu lapis 82.714.45 m³, Sedangkan produksi basil hutan non kayu berupa damar
mata kucing sebanyak 5.454,17 ribu ton, damar batu 1.351,30 ton, arang 30.347
rotan manau 3.000 batang, dan rotan lilin 1.293,24 ton.

Dari laut dan sungai sungainya yang besar pada 2006 Lampung menikmati hasil
tangkapan laut hingga 133.503,4 ton, sedangkan tangkapan perairan umum
mencapai 10.345,4 ton. Produksi budidaya tambaknya mencapai 164.264,8 ton,
budidaya air tawar mencapai 17.448,9 ton dan hasil budidaya laut sebanyak
1.569,7 ton.

Daerah berlahan kering yang mencapai 89,88% dari total luas provinsi adalah
tempat yang sangat cocok untuk mengembangkan sapi potong. Dengan potensi
ini, Lampung memiliki perusahaan penggemukan sapi potong (feedlotters)
terbesar di Indonesia dengan total populasi sapi potong mencapai 428 ribu ekor
atau sama dengan 60% dari total populasi sapi potong nasional di feedlotter.
Provinsi ini juga dikenal sebagai penghasil jagung, ubi kayu, dan dedak halus
sebagai bahan baku pembuat konsentrat yang sangat dibutuhkan oleh ternak.
Dengan dukungan potensi bahan baku ini, Lampung mampu menghasilkan
produksi 23 juta ekor ayam potong pada 2006, meningkat dibandingkan dengan
produksi 2005 yang mencapai 21 juta ekor ayam potong.

Perekonomian di Provinsi Lampung juga sangat didukung oleh produksi


perkebunan seperti kopi, lada, karet, kelapa, dan tebu. Produksi kopi pada tahun
2006 mencapai 143.050 ton, produksi kakao 22.976 ton, lalu diikuti produksi
kelapa dalam lebih dari 112.631 ton, lada 24.011 ton, karet 54.461 ton, kelapa
sawit 367.840 ton, dan tebu 693.613 ton. Dari hasil produksi tebu itu Lampung
memberi kontribusi 35% dari total produksi gula nasional, meningkat dibanding
kontribusi 2005 yang mencapai 20%.

Keanekaragaman sumberdaya mineral di provinsi itu meliputi mineral logam,


bahan galian industri, bahan galian energi, dan bahan galian konstruksi. Pada
2006, dari galian industrinya berhasil diproduksi 1.980.000.000 m³ andesit,
389.000.000 m³ felspar dan 590.000.000 m³ granit dengan mutu terjamin. Untuk
cadangan zeolit sebesar 2.145.000 m3 dengan cadangan yang diprediksi sebesar
8.000.000 m³, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor, Bahan galian
logam yang ada di provinsi ini meliputi emas, mangaan, bijih besi dan pasir besi,
namun baru sebagian saja dari potensi ini yang telah dikelola. Saat ini Provinsi
Lampung memiliki pabrik etanol berbahan tebu terbesar di Indonesia.
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pemaparan makalah ini, yaitu :

1. Alat dan mesin pertanian merupakan alat-alat yang digunakan dalam bidang
pertanian untuk melancarkan dan mempermudah petani dalam mengolah
lahan dan hasil-hasil pertanian.

2. Peralatan pertanian tradisional yang terdapat di provinsi Lampung yaitu :


Bajak sawah, Cangkul, Orang-orangan sawah, Ranggon, Ani-ani, Sabit,
Gebotan, Keranjang, Lumbung padi, Lesung, Alu, Nyiu dan sebagainya.

3. Peralatan pertanian modern yang terdapat di provinsi Lampung yaitu


:Traktor, Rotavator, Bajak singkal, Garu sisir, Garu piring, Pompa irigasi,
Transplanter, Power weeder, Threser, Harvester, Mesin pengering padi,
RMU, dan sebagainya.

4. Kawasan Pertanian dan Perindustrian di Provinsi Lampung meliputi


perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
DAFTAR PUSTAKA

Bidang Infokom Imatetani Unibraw, 2010. Mekanisasi pertanian: Kini dan nanti
di Indonesia. Traksi: Nafas pergerakan Imatetani. E-magazine Ikatan
Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia. Edisi 1/Tahun I/Juli 2010.
Universitas Brawijaya. Malang, Jawa Timur.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005. Prospek dan arah


pengembangan agribisnis: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian.
Departemen Pertanian. Jakarta.

Handaka dan Joyowinoto, 2002. Proses inovasi teknologi mekanisasi pertanian di


Indonesia. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Badan
Litbang Pertanian. Bogor, Jawa Barat.

Hermawan, W., 2010. Kinerja mesin-mesin pengolahan tanah untuk penyiapan


penanaman di lahan kering. Prosiding Seminar Nasional Perteta 2010,
Purwokerto, 10 Juli 2010: Revitalisasi Mekanisasi Pertanian dalam
Mendukung Ketahanan Pangan dan Energi. Purwokerto, Jawa Tengah.

Nawawi, Gunawan. 2001. Pengenalan Alat dan Mesin Pertanian. SMK


Pertanian.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai